• Tidak ada hasil yang ditemukan

SISTEM PENGUKUR MOLARITAS LARUTAN DENGAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "SISTEM PENGUKUR MOLARITAS LARUTAN DENGAN"

Copied!
15
0
0

Teks penuh

(1)

SISTEM PENGUKUR MOLARITAS LARUTAN DENGAN METODE TITRASI ASAM BASA

BERBASIS KOMPUTER

Oleh : Sujono

Program Studi Teknik Elektro Universitas Budi Luhur e-mail : soejon@yahoo.com

Abstract

Titration is one of the most popular methode to find molarity of the unknown liquid. This methode was done by adding titran to the unknown liquid that was mixed with the indicator liquid step by step. This step must be stop when the colour of unknown liquid was cange. Molarity of the unknown liquid is linear by proprtion of titran and unknown liquid. How many titran was added is identically with the molarity of the unknown liquid. In this paper will discus how to do titration methode automatically with the system that was conntrolled by computer. LDR is used to sense the colour cange of unknown liquid. LDR will provide the analog signal. This signal will covert to digital signal by ADC 0804. PPI8225 is used as interface of the system . Software Borland Delphi 6 is used to program of the computer so the system can be controlled correctly.

Key word: Titration, Molarit, ADC

1. Pendahuluan

Dalam metode titrasi asam-basa, larutan uji (larutan standar)

ditambahkan sedikit demi sedikit ( secara eksternal ), biasanya dari dalam

buret, dalam bentuk larutan yang konsentrasinya diketahui. Penambahan

larutan standar ini diteruskan sampai telah dicapai kesetaraan secara kimia

dengan larutan yang diuji. Untuk mengetahui kapan penambahan larutan

standar itu harus dihentikan, digunakan suatu zat yang biasanya berupa

larutan, yang disebut larutan indikator yang ditambahkan dalam larutan yang

diuji sebelum penetesan larutan uji dilakukan. Larutan indikator ini menanggapi

(2)

titrasi asam-basa pada saat indikator berubah warna disebut titik akhir. Tentu

saja diinginkan agar titik akhir ini sedekat mungkin ke titik kesetaraan. Dengan

memilih indikator untuk menghimpitkan kedua titik itu (atau mengkoreksi selisih

diantara keduanya) merupakan salah satu aspek penting dari analisis titrasi

asam-basa. Umumnya larutan uji adalah larutan standar elektrolit kuat, seperti

natrium hidroksida dan asam klorida [1]. Jadi apabila larutan yang diuji bersifat

basa maka digunakan larutan uji ( larutan standar ) asam, dalam hal ini asam

klorida, begitu pula sebaliknya.

2. Penentuan Molaritas Dengan Titrasi Asam-Basa

Analisa perhitungan molaritas larutan dilakukan pada saat sudah terjadi

kesetaraan dan proses penetesan larutan penguji dihentikan. Secara

sederhana perhitungan tersebut dapat dilakukan dengan menggunakan

persamaan kimia sebagai berikut :

1 1 1

Mr gram

n = ...(1)

dimana :

n1 = mol zat uji ( mol )

gram1 = massa senyawa zat uji ( gram )

Mr1 = massa molekul relatif zat uji

1 1 1

V n

M = ...(2)

dimana :

M1 = molaritas zat uji ( mol / ml )

n1 = mol zat uji ( mol )

(3)

2

Atau dicari dengan rumus :

1

3. Diagram Kotak Sistem Pengukur Molaritas Berbasis Komputer

Blok diagram sistem yang dirancang adalah seperti pada gambar 1.

Rangkaian sensor perubahan warna yang tersusun dari LDR akan

menghasilkan sinyal analog yang selanjutnya akan dikonversi menjadi digital

(4)

ke komputer melalui kartu antar muka PPI8255. Data tersebut selanjutnya

akan dioleh oleh komputer untuk menentukan perhitungan nilai konsentrasi.

Motor DC posisi Rangkaian Kemudi

valve tabung titrasi Motor DC pembuka

Motor DC Pengaduk Larutan

Sensor LDR Rangkaian ADC

Rangkaian Relay Lampu TL

PPI 8255 PC

Gambar 1. Blok Diagram Sistem Pengukur Molaritas Berbasis Komputer

4. Perangkat Keras (Hardware)

Perancangan perangkat keras meliputi rangkaian elektronika dari sistem

yang ditempatkan di luar personal computer (PC). Perancangan ini terdiri atas

perancangan rangkaian elektronika dan perancangan rangka alat secara

keseluruhan.

4.1. Kartu Antarmuka PPI 8255

Untuk dapat melakukan komunikasi data dari komputer ke sistem alat

yang dikendalikan atau sebaliknya dari alat yang dikendalikan menuju

komputer, diperlukan interface sebagai penghubung antara komputer dengan

alat yang dikendalikan, dalam hal ini adalah IC PPI 8255. Untuk dapat aktif

beroperasi pada lokasi alamat yang diinginkan diperlukan suatu sistem

pengalamatan pada IC PPI dengan mengirimkan alamat yang sesuai, maka

masing-masing port pada IC PPI ini dapat diakses baik sebagai input-output.

Antar muka PPI 8255 mempunyai 4 lokasi alamat. Lokasi alamat tersebut

(5)

dan 1 untuk register kata kendali (CWR=Control Word Regyster). Penentuan

alamat ini didasarkan pada kombinasi pin pemilih alamat yang digunakan yaitu

pin A0 – A9 seperti yang ditunjukkan dalam tabel 1.

Tabel 1. Kombinasi Pin Pemilih Alamat

Address Port

( HEX) EQU Ket.

200 PORT A I/O Port

201 PORT B I/O Port

202 PORT C I/O Port

203 CWR Register Kata Kendali

Selanjutnya akan dipilih mode operasi PPI 8255 untuk menentukan

masing-masing port yang digunakan agar beroperasi sesuai dengan

keperluan. Cara yang dilakukan adalah dengan mengisi register kata kendali

dari PPI dengan kata kendali yang diinginkan. Kata kendali yang diisikan

adalah bilangan dalam bentuk heksadesimal atau kombinasi bilangan biner

yang disisipkan dalam struktur program yang ditulis. Kata kendali yang

digunakan pada PPI 8255 adalah 98H atau 1001 1000 biner. Hal ini berarti

PPI 8255 diprogram untuk menggunakan mode 0 yang merupakan mode

input-output, sehingga port-port yang digunakan berfungsi sebagai masukan

dan keluaran biasa. Berdasarkan format tersebut, maka port A dan port C

upper digunakan sebagai masukan (input) sedangkan port B dan port C lower

digunakan sebagai output.

4.2. Rangkaian Kendali Motor Listrik Arus Searah

Rangkaian kendali yang digunakan adalah rangkaian DC chopper 4

(6)

Q4

Gambar 2. Rangkaian kendali motor dua arah putaran

Rangkaian kendali ini dapat digunakan untuk mengendalikan motor arus

searah dengan dua arah putaran. Rangkaian kendali motor arus searah yang

digunakan ada tiga buah, yang masing-masing digunakan sebagai rangkaian

kendali pada motor penurun pengaduk, motor pengaduk dan motor pembuka

valve titrasi yang masing-masing menggunakan rangkaian kendali yang sama

satu dengan lainnya.

Ketika rangkaian kendali motor ini mendapatkan masukan dari port b

diberikan logika 1 (high) dan port b1 diberikan logika 0 (low) maka Q2, Q3,

Q6 dan Q7 akan bekerja sehingga terminal 1 yang terhubung ke motor akan

menjadi ground dan terminal 2 yang juga terhubung ke motor akan menjadi VS

(12 volt). Dengan demikian maka motor akan berputar. Selanjutnya ketika

rangkaian kendali ini mendapatkan masukan dari pengendali mikro, yaitu port

bo diberikan logika 1 (high) dan port b1 diberikan logika 1 (high) maka Q1, Q4,

Q5, Q7 dan Q8 akan bekerja sehingga terminal 1 yang terhubung ke motor

akan menjadi VS (12 volt) ground dan terminal 2 yang juga terhubung ke motor

akan menjadi ground. Dengan demikian maka motor akan berputar berbalik

(7)

Tabel 2. Tabel kebenaran rangkaian kendali motor arus searah

INPUT OUTPUT

1 2 1 2 Motor

0 0 0 0 tidak berputar

0 1 0 0 tidak berputar

1 0 0 12 V berputar

1 1 12 V 0 berbalik arah

4.3. Sensor Pembatas

Sensor pembatas yang digunakan berupa saklar batas (limit switch).

Sensor pembatas ini digunakan untuk membatasi pergerakan dari motor

pengaduk pada saat naik turun dan motor pembuka valve titrasi pada saat

posisi buka dan posisi off. Ketika saat saklar batas belum diaktifkan atau

ditekan maka tegangan keluaran VOUT

VCC

5 volt. Akan tetapi pada saat

saklar batas tersebut diaktifkan atau ditekan maka VOUT

0 volt.

NO R 1 K VCC

Vout

Gambar 3. Rangkaian saklar batas

4.4. Sensor LDR

Sensor Light Dependent Resistor (LDR) sebagai pengkonversi besaran

intensitas cahaya yang sampai setelah melewati larutan yang diuji yang

kemudian diinputkan ke rangkaian ADC. Sebagai sumber cahaya digunakan

lampu TL( tube lamp ) yang relatif cukup terang. Komputer memegang

(8)

konsentrasi larutan uji (dalam molaritas), banyaknya volume per tetesan

larutan uji dan volume larutan yang diuji yang ditetapkan. Untuk rangkaian

elektronik dari rangkaian sensor Light Dependent Resistor dapat dilihat pada

gambar 4.

+5V

0V

Rvar = 10KOhm

LDR V

Tetesan Larutan Penguji

Larutan Yang Diuji

Gambar 4. Rangkaian Pembaca Perubahan Warna Larutan

4.5. Analog To Digital Converter ( ADC )

Analog To Digital Converter ( ADC ) berfungsi untuk mengkonversikan

data analog menjadi data digital, hal ini diperlukan karena alat ini memproses

sinyal analog dari sensor yang kontinyu supaya bisa diproses dan diolah oleh

komputer sebagai pengendali utama. Rangkaian ini menggunakan IC ADC

0804.

(9)

4.6. Rancangan Konstruksi Mekanik

Dalam pembuatan alat pengukur konsentrasi metode asam basa

dibutuhkan unit pendukung yang membuat alat ini dapat berfungsi

sebagaimana mestinya. Unit pendukung ini terdiri dari : rangka alat, tiang

penyangga pengaduk, tiang penyangga gelas pencampur, lampu TL, tiang

penyangga tabung larutan titrasi asam basa

Gambar 6. Alat Pengukur Konsentrasi Larutan Metode Titrasi Asam Basa

4.7. Perangkat Lunak (Software)

Dalam pembuatan alat pengukur konsentrasi larutan metode titrasi asam

basa ini digunakan perangkat lunak Delphi 6.0. Dalam proses mendesign

program tampilan Delphi 6.0 ini, dibagi dalam beberapa form yaitu: Form

Utama, Form Program, Form Test Port PPI 8255. Secara garis besar diagram

(10)

Gambar 7. Diagram Alir Perangkat Lunak

5. Pengujian dan Analisa

Pengujian dilakukan dengan melakukan test terhadap kinerja

rangkaian-rangkaian perangkat keras pendukung sistem. Hal ini dilakukan untuk

mengetahui kesiapan perangkat pendukung sistem tersebut sebelum

diaplikasikan pada pengujian sistem secara keseluruhan agar sesuai dengan

yang diharapkan.

5.1. Pengujian Rangkaian ADC 0804

Pada pengujian ini, masukan sinyal analog yang diberikan berasal dari

keluaran rangkaian sensor LDR berupa tegangan, yang diumpankan

(11)

analog 0-5 volt menjadi keluaran digital dari 00000000 (00H) sampai dengan

11111111(FFH). Data hasil pengujian rangkaian ADC 0804 disajikan dalam

bentuk grafik seperti pada gambar 8.

Grafik Hubungan Input Analog & Output Digital ADC 0804

0.00

00H 01H 02H 03H 04H 05H 06H 07H 08H 09H 0AH 0BH 0CH 0DH 0EH 0FH 10H

Digital ( Heksadesimal )

A

Gambar 8. Grafik Hubungan Masukan Analog Dan Keluaran Digital Hasil Pengujian ADC 0804

Berdasarkan data hasil pengujian dalam bentuk grafik dapat disimpulkan

bahwa pada ADC 0804, masukan analog yang diberikan berbanding lurus

dengan keluaran digital yang dihasilkan. Untuk setiap kenaikan tegangan

masukan analog sebesar ± 0,02 volt terjadi kenaikan satu bit pada keluaran

digital yang dihasilkan.

5.2. Pengujian Rangkaian sensor cahaya

Rangkaian sensor ini memanfaatkan LDR sebagai sensor cahaya.

Pengujian menggunakan lampu TL 25 Watt dengan ketinggian 29 Cm dan

jarak LDR dengan lampu TL yaitu 46 Cm. Multitester dihubungkan ke

(12)

Gambar 9. Pengujian Pada Rangkaian Sensor Perubahan Warna

Tabel 3. Hasil Pengujian Sensor LDR

Tegangan Keluaran (Volt) Sensor LDR Diberi Inputan

5 Volt-DC Tidak Terkena

Cahaya

Terkena Cahaya

Hasil Pengujian 0,20 4,25

5.3. Pengujian Konsentrasi Larutan Asam-Basa

Pengujian terhadap selang waktu dilakukan untuk mendapatkan selang

waktu rata-rata yang dibutuhkan oleh sistem untuk melakukan proses

pengukuran konsentrasi larutan.

Tabel 4. Hasil Pengujian Konsentrasi Larutan Asam-Basa

Larutan Yang Diuji Indi-kator Titrasi Warna M2 (Mol)

V1

(mL)

HCL PP/TB NaOH Merah 0.102 51

HCL PP/TB NaOH Merah 0.096 48

HCL PP/TB NaOH Merah 0.106 53

NaOH PP/M HCL - 0.104 52

NaOH PP/M HCL - 0.102 51

NaOH PP/M HCL - 0.108 54

Keterangan :

V1 = Volume Larutan Penguji

M1 = 0.1 Mol (Molaritas Larutan Penguji)

(13)

M2 = Molaritas Larutan yang diuji

PP/M = Fenolftalein / Berwarna merah dalam larutan yang diuji

PP/TB = Fenolftalein / tak berwarna (bening ) dalam larutan yang diuji V1 = I x T

I = Banyaknya proses penetesan T = 3 mL (Volume/tetes)

Larutan yang dilakukan uji coba yaitu HCl 0.1 M dan NaOH 0.1 M Indikator warna yang digunakan : Fenolftalein

5.5. Analisa Pengujian

Dari tabel diatas hasil pengujian sistem secara keseluruhan didapat tabel

prosentase kesalahan pengukuran sebagai berikut :

M2P = Molaritas Hasil Pengukuran Larutan Yang Diuji

Tabel 5. Tabel Prosentase Kesalahan Hasil Pengukuran Molaritas

No M2 (Molar)

Dari tabel 5 dapat ditentukan besarnya rata-rata % kesalahan dari

pengukuran molaritas dengan menggunakan alat yang dibuat adalah sebesar

4.3 %. Timbulnya Kesalahan pengukuran hingga mencapai 4.3 % dikarenakan

(14)

Pembuka Valve larutan penguji yang tidak stabil mengakibatkan volume

larutan penguji ( V1 ) yang diteteskan berubah-ubah.

6. Kesimpulan

Setelah melakukan pengamatan dan pengujian terhadap rancangan

yang dibuat, baik rancangan hardware maupun rancangan software, ditarik

beberapa kesimpulan antara lain :

1. Pada sistem ini menggunakan PPI 8255 sebagai antar muka, yang

mempunyai port A, port B dan port C, dimana ketiga port tersebut dapat

diatur sebagai port masukan atau keluaran.

2. LDR ( Light Dependent Resistor ) sangat peka terhadap perubahan

intensitas cahaya sehingga besar kecilnya intensitas cahaya yang

dihasilkan dari lampu TL(Tube Lamp) dapat mempengaruhi besar kecilnya

tegangan yang dihasilkan oleh sensor LDR.

3. Pada pengujian terhadap selang waktu dilakukan 3 kali pengukuran

didapatkan selang waktu rata-rata 269 detik untuk menyelesaikan titrasi.

4. Pada pengujian terhadap pengukuran dilakukan 3 kali proses pengukuran

konsentrasi HCl dan NaOH dengan menggunakan cairan indikator (

fenolftalein ), didapat prosentase kesalahan rata-rata 4.39 %.

5. Untuk setiap kenaikkan tegangan masukan analog yang dihasilkan dari

Sensor LDR sebesar ±0.02 Volt terjadi kenaikan satu bit pada keluaran

digital yang dihasilkan dari rangkaian ADC ( Analog To Digital Converter )

0804.

Referensi :

[1]. Drs. Michael Purba, KIMIA 2000 untuk SMU Kelas 2 Jilid 2A, Erlangga tahun 1995.

[2]. Frank D. Petruzella, Elektronika Industri, Penerbit Andi tahun 2000.

[3]. Widodo Budiharto, S.Si ,M.Kom, & Sigit Firmansyah, Elektronika Digital

(15)

[4]. Muhammad Supriadi, Pemrograman IC PPI 8255 Menggunakan DELPHI, Andi tahun 2004.

[5]. Ir. Inge Martina, 36 Jam Belajar Komputer Delphi 5.0, Elek Media Komputindo tahun 1998.

Gambar

Tabel 1. Kombinasi Pin Pemilih Alamat
Gambar 2. Rangkaian kendali motor dua arah putaran
Tabel 2. Tabel kebenaran rangkaian kendali
Gambar 4.  Rangkaian Pembaca Perubahan Warna Larutan
+6

Referensi

Dokumen terkait

4) Melampirkan Contoh Brosur dan Gambar Barang yang ditandatangani dan di cap.. Persyaratan Untuk Penyedia Bukan sebagai Distributor Resmi/ Pabrikan : 1) Melampirkan Scan

Puji dan Syukur penulis panjatkan kehadirat Allah Subhanahu Wa Ta’ala yang telah melimpahkan kasih dan sayang-Nya untuk kami, sehingga penulis bisa menyelesaikan skripsi dengan

Kecuali asam amino yg mengandung sulfur, perkiraan kebutuhan minimal asam-asam amino essensiel harian bagi orang dewasa dapat terpenuhi dengan mengkonsumsi susu 1 pint ( =

Beberapa ketentuan dalam Peraturan Daerah Provinsi Lampung Nomor 14 Tahun 2009 tentang Organisasi dan Tatakerja Lembaga Lain Sebagai Bagian Dari Perangkat Daerah

Tanaman jambu biji ‘Kristal’ tanpa strangulasi memiliki pola pembungaan dan panen buah yang berdekatan dengan strangulasi bulan April, meskipun berbeda signifikan jumlah bunga dan

Kepala Bagian Iklan: Ali Usodo Kepala Bagian Pemasaran: Monang Sitorus Wakil Kepala Bagian Iklan: Nenny Indriasari.. Telepon Pengaduan

Jadi, sifatnya harus lebih netral, pertanyaan usahakan memang yang bukan monoquestion aja, tapi pertanyaan yang terbuka open mindid question, kalo disini sih pertanyaanya

Prostesis cochlear implant dirancang untuk menciptakan rangsangan pendengaran dengan langsung memberikan stimulasi elektrik pada syaraf pendengaran (Laughton, 1997). Akan