• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I PENDAHULUAN. perubahan di hampir semua aspek kehidupan manusia, salah satu dampak

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB I PENDAHULUAN. perubahan di hampir semua aspek kehidupan manusia, salah satu dampak"

Copied!
7
0
0

Teks penuh

(1)

BAB I PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi telah membawa perubahan di hampir semua aspek kehidupan manusia, salah satu dampak yang ditimbulkan dari perubahan tersebut adalah persaingan global yang semakin ketat yang juga telah mengantarkan kehidupan manusia kepada kemajuan di berbagai sektor baik sektor ekonomi, industri, sosial budaya dan lain sebagainya, termasuk hal yang berkaitan dengan peran wanita.

Sumbangan wanita dalam pembangunan ekonomi terlihat dari kecenderungan partisipasi wanita dalam angkatan kerja. Sebagai salah satu indikator, partisipasi dalam bidang ekonomi ditunjukkan dari laju peningkatan partisipasi wanita dalam angkatan kerja antara tahun 1975-2000 lebih cepat dari peningkatan laju partisipasi pria. Di Indonesia, jumlah angkatan kerja wanita yang aktif meningkat dari 6.869.357 pada tahun 1990 menjadi 36.871.239 pada tahun 2000 (BPS, Data komposisi angkatan kerja, 1990 & 2000). Sedangkan jumlah wanita yang bekerja yang terdaftar pada tahun 2008 di Indonesia mencapai 1.200.241 jiwa (Statistik Indonesia, 2009). Data wanita bekerja tersebut meliputi 33% wiraswasta, 31% buruh/pegawai dan 36% membantu usaha rumah tangga (BPS, 2000).

(2)

Partisipasi wanita saat ini bukan sekedar menuntut persamaan hak tetapi juga menyatakan fungsinya mempunyai arti bagi pembangunan dalam masyarakat Indonesia. Partisipasi wanita menyangkut peran tradisi dan transisi. Peran tradisi atau domestik mencakup peran wanita sebagai istri, ibu dan pengelola rumah tangga. Sementara peran transisi meliputi pengertian wanita sebagai tenaga kerja, anggota masyarakat dan manusia pembangunan. Peran transisi wanita sebagai tenaga kerja turut aktif dalam kegiatan ekonomis (mencari nafkah) di berbagai kegiatan sesuai dengan keterampilan dan pendidikan yang dimiliki serta lapangan pekerjaan yang tersedia (Indriyani, 2009).

Pendidikan memegang peran yang sangat penting dalam proses peningkatan kualitas sumber daya manusia. Melalui proses pendidikan, faktor tenaga kependidikan yaitu guru memegang peranan dalam menjalankan fungsi dan pelaksanaan pendidikan (the people behind the students), jika para guru dapat melaksanakan tugas dengan baik maka akan terpancar profil seorang guru yang berkompeten (Murtiningrum, 2005)

Data UNESCO (2011) menunjukkan bahwa ada sekitar 3,5 juta jumlah guru di Indonesia, sedang data berdasarkan NUPTK (2010) menunjukkan guru di Indonesia berjumlah 2.791.204 orang. Data yang diterbitkan Dirjen PMPTK (2009) menunjukkan jumlah guru secara nasional sebanyak 2.607.311 yang terdiri atas guru PNS 1.579.381 dan non PNS 1.027.930 dengan rincian yang memuat beberapa daerah seperti Jakarta Timur berkisar 30.330 orang, Surabaya 29.280 orang, Bandung 25.995

(3)

Guru, dalam kaitannya sebagai subyek yang berperan dalam dunia pendidikan mengemban tugas dan peranan yang sangat luas dan berat. Guru tidak saja mengemban tugas di sekolah, namun juga tugas sosial kemasyarakatan dilingkungan tempat tinggalnya. Guru mempunyai citra baik di masyarakat, apabila dapat menunjukkan kepada masyarakat bahwa ia layak menjadi panutan (Dewi, 2002).

Profesi pelayanan seperti guru khususnya bagi guru wanita yang telah berkeluarga merupakan suatu pekerjaan yang menghadapi resiko tinggi untuk mengalami stres kerja. Farber (1991) mengemukakan bahwa keacuhan siswa, ketidakpekaan penilik sekolah/pengawas, orang tua siswa yang tidak peduli, kurangnya apresiasi masyarakat dengan pekerjaan guru, kritik masyarakat, kelas yang terlalu padat, kertas kerja yang berlebihan, bangunan fisik sekolah yang tidak baik, hilangnya otonomi, dan gaji yang tidak memadai merupakan beberapa faktor lingkungan sosial yang turut berperan menimbulkan stres kerja.

Wanita yang berkeluarga dan bekerja cenderung kesulitan menyeimbangkan antara pekerjaan dan keluarga sehingga akan menimbulkan suatu tekanan yang mengakibatkan ketidakseimbangan perilaku berupa sering marah-marah dan kurang memperhatikan anak-anak dan suami, cepat lelah, dan lain-lain. Hal tersebut sering disebut dengan istilah stres kerja, yaitu respon yang adaptif terhadap situasi eksternal yang menyebabkan penyimpangan secara fisik, psikologis dan perilaku. (Wirakristama, 2011).

(4)

Filosofi sosial budaya dalam pendidikan di Indonesia, telah menempatkan fungsi dan peran guru pada berbagai hal. Di sekolah guru wanita di tuntut tidak hanya sebagai pendidik yang harus mampu mentransformasikan nilai-nilai ilmu pengetahuan, tetapi sekaligus sebagai penjaga moral bagi anak didik. Bahkan tidak jarang para guru dianggap sebagai orang tua kedua, setelah orang tua anak didik dalam proses pendidikan secara global. Selain itu, dalam rumah tangga guru wanita juga senantiasa dituntut untuk bisa berperan sebagai istri dan ibu yang baik bagi suami dan anak-anaknya. Sehingga para guru di Indonesia terutama guru wanita yang telah menikah tidak jarang telah diposisikan mempunyai peran ganda bahkan multi fungsi (Churiyah, 2011).

Tuntutan hidup yang dihadapi guru wanita berkeluarga demikian besar pada satu sisi, sementara pada sisi lain tanggung jawab dan beban moral yang dipikul sebagai seorang pengajar dan pendidik yang sangat besar sering mengakibatkan stres atau tekanan mental pada guru. Belum lagi jika ia menjadi sasaran kritik atas gagalnya suatu proses pendidikan yang dialami oleh anak didiknya (Toni, 2003).

Guru wanita berkeluarga harus bisa menyeimbangkan antara pekerjaannya yaitu sebagai guru dan ibu rumah tangga supaya tidak mengalami stres dalam pekerjaannya yang akan berdampak pada keluarga. Sedangkan berbagai tekanan yang dialami guru, misalkan ada tugas-tugas dari sekolah yang belum selesai atau tugas dari kepala sekolah yang harus segera dikumpulkan perlu dikerjakan di rumah dan lembur, hal itu akan

(5)

dihadapkan pada pengalaman negatif dengan siswa terutama guru yang mendidik anak pada rentang usia sekolah/masa kanak-kanak akhir (Murtiningrum, 2005).

Perilaku anak pada usia ini sering dikaitkan sebagai usia yang menyulitkan, usia tidak rapi dan usia dimana anak sering sekali bertengkar terutama anak laki-laki. Disamping disebut sebagai usia dasar untuk menanamkan pengetahuan dan keterampilan yang penting untuk kehidupan dewasa serta merupakan periode kritis dalam dorongan berprestasi yang akan berpengaruh terhadap perilaku berprestasi dimasa dewasa. Sehingga butuh ketelatenan dan kesabaran ekstra bagi guru dalam mendidik anak pada usia ini, agar dapat melaksanakan tugasnya dengan baik dan mampu membantu menyelesaikan masalah-masalah perkembangan psikis anak didiknya, dan tentunya tidak salah jika kita menganggap bahwa kerentanan menghadapi stres yang lebih berat terjadi pada guru sekolah dasar/masa kanak-kanak akhir (Pieter & Lubis, 2010).

Hasil studi yang diperoleh dari Safaria dan Nubli (2011) tentang stres kerja pada staf akademik menunjukkan bahwa dari 326 responden guru ditemukan 168 (51,5%) guru yang benar-benar merasa stres dan 60% guru mengatakan bahwa mereka mengalami stres kerja. Studi lain dari Arismunandar (2008) menyimpulkan bahwa 30,27% dari 80.000 guru mengalami stres kerja berat yang berarti bahwa jumlah guru mengalami stres kerja adalah 24.000 individu.

(6)

Survey pendahuluan yang dilakukan peneliti pada tanggal 28 April sampai dengan 4 Mei 2012 di SD 1 & SD 2 Yayasan Perguruan Al-Azhar Medan, di peroleh data bahwa dari 6 guru wanita yang telah menikah yang berhasil di wawancarai, seluruhnya mengaku mengalami stres kerja akibat berbagai tekanan yang mereka hadapi baik yang berasal dari pekerjaan maupun keluarga, namun masing-masing menambahkan bahwa tingkat stres dan frekuensi stres mereka berbeda-beda tergantung dari lamanya pengalaman kerja serta bagaimana koping masing-masing individu tersebut.

Berdasarkan uraian diatas, peneliti merasa tertarik untuk meneliti lebih lanjut bagaimana Gambaran Stres Kerja Guru Wanita Berkeluarga di SD Yayasan Perguruan Al-Azhar Medan Tahun 2012.

1.2. Pertanyaan Penelitian

Bagaimana gambaran stres kerja guru wanita berkeluarga di SD Yayasan Perguruan Al-Azhar Medan Tahun 2012.

1.3. Tujuan Penelitian

Mengetahui gambaran stres kerja guru wanita berkeluarga di SD Yayasan Perguruan Al-Azhar Medan Tahun 2012.

(7)

1.4. Manfaat Penelitian

Adapun manfaat yang bisa diperoleh dalam penelitian ini antara lain adalah: 1.4.1. Bagi Pendidikan Keperawatan

Penelitian ini diharapkan dapat menambah pengetahuan dan wawasan bagi Mahasiswa untuk mengaplikasikan Asuhan Keperawatan Jiwa pada keluarga.

1.4.2. Bagi Pelayanan Keperawatan

Penelitian ini diharapkan dapat memberi masukan dan informasi tentang upaya untuk mengurangi stres kerja dalam upaya meningkatkan kinerja dan mutu pelayanan keperawatan.

1.4.3. Bagi Penelitian Selanjutnya

Diharapkan dapat menjadi bahan masukan untuk peneliti selanjutnya terutama dalam meneliti faktor-faktor penyebab stres kerja lainnya pada wanita berkeluarga.

Referensi

Dokumen terkait

Beberapa faktor yang memperkuat dugaan adanya evolusi makhluk hidup, antara lain rekaman fosil, homologi, organ vestigial, embriologi perbandingan, dan variasi individu

Selain itu Tuhan akan memberi karunia dan anugerahNya kepada orang yang selalu berusaha untuk menciptakan dan memelihara hubungan yang selaras diantara sesama manusia, baik

Pegaruh motivasi kerja terhadap kinerja pegawai Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kabupaten Rokan Hulu sebesar 0,764 ini artinya apabila ditingkatkan 100% dan variabel

4) Kenaikan Pangkat Pilihan bagi Pegawai Negeri Sipil yang Diangkat Menjadi Pejabat Negara dan Diberhentikan dari Jabatan Organiknya a) Persyaratan teknis pengguna layanan:.

Dengan debit masuk 0,1275 liter/detik didapatkan debit keluar sebanyak 0,0279 liter/detik atau terjadi reduksi sebesar 78,10% pada 2 lubang biopori. Dengan debit masuk

[r]

Jika auditor memperoleh bukti audit bahwa saldo awal mengandung kesalahan penyajian yang dapat secara material berdampak terhadap laporan keuangan periode

Analisis deskriptif menunjukkan bahwa keberhasilan usaha yang diukur melalui 3 indikator yaitu SHU, volume usaha, dan net asset secara umum termasuk dalam