• Tidak ada hasil yang ditemukan

IX. Pembentukan Sub Jaringan (Subnetting)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "IX. Pembentukan Sub Jaringan (Subnetting)"

Copied!
9
0
0

Teks penuh

(1)

IX. Pembentukan Sub Jaringan (

Subnetting

)

Kenyataan menunjukkan bahwa pengembangan jaringan komputer cenderung membentuk gabungan dari beberapa topologi yang berbeda, contohnya :

Gb.IX-1. : Gabungan Topologi Ethernet dengan Token Bus.

Untuk mengatasi masalah perbedaan hardware dan topologi fisik jaringan, maka perlu dilakukan pembentukan sub jaringan (subnet), dengan melakukan

pembagian satu kelas network menjadi beberapa subnetwork. Adapun tujuan dari Subnetting tersebut adalah untuk :

- Efisiensi penggunaan IP Address.

- Pendelegasian kekuasaan untuk pengaturan IP Address

- Memadukan teknologi dari topologi jaringan yang berbeda. - Membatasi jumlah node dalam satu segmen jaringan.

- Mereduksi lintasan transmisi yang ditimbulkan oleh broadcast

maupun tabrakan (collision) pada saat transmisi data.

Subnetting dilakukan dengan mengambil beberapa bit HOST untuk dijadikan bit NETWORK, sehingga terjadi pemindahan “garis pemisah”

(2)

antara bit network dengan bitt host, dengan memperhatikan kebutuhan jumlah Nomor Host untuk setiap Subnet.

Misalkan pola IP Address semula untuk

kelas C

adalah :

110NNNNN. NNNNNNNN. NNNNNNNN.hhhhhhhh

Setelah dilakukan Subnetting menjadi :

110NNNNN. NNNNNNNN. NNNNNNNN.NNNhhhhh

Dari 3 bit tambahan (NNN pada kelompok bit ke-4) untuk subnetting ini diperoleh kombinasi untuk nomor Subnet :

000 001 010 011 100 101 110 111

Tiga bit 000 disebut Subnet-zeroes dan tiga bit 111 disebut Subnet-ones. Kedua Subnet tersebut dalam kondisi normal tidak dapat digunakan (tidak dikenali oleh Router).

Contohnya :

Network 192.168.1.0 akan dibagi menjadi 6 sub-network. Hasil subnetting diperoleh :

Subnet ke-1 : 001 00000 = 32 Broadcast Addr. 192.168.1.63

 IP Address dari 192.168.1.33 s.d. 192.168.1.62 Subnet ke-2 : 010 00000 = 64 Broadcast Addr. 192.168.1.95

 IP Address dari 192.168.1.65 s.d. 192.168.1.94 Subnet ke-3 : 011 00000 = 96 Broadcast Addr. 192.168.1.127

 IP Address dari 192.168.1.97 s.d. 192.168.1.126 Subnet ke-4 : 100 00000 = 128 Broadcast Addr. 192.168.1.159

 IP Address dari 192.168.1.129 s.d. 192.168.1.158 Subnet ke-5 : 101 00000 = 160 Broadcast Addr. 192.168.1.191

 IP Address dari 192.168.1.161 s.d. 192.168.1.190 Subnet ke-6 : 110 00000 = 192 Broadcast Addr. 192.168.1.223

(3)

Jumlah Subnet dan Host-nya pada proses subnetting untuk Jaringan dari Kelas-C dapat dilihat pada tabel sbb. :

Tabel IX.1. : Jumlah Host untuk Subnet Jumlah bit yang

dipinjam dari Host. (n)

Jumlah Subnet yang bisa

diben-tuk. (2^n)-2

Jumlah Host tiap Subnet (2^(8-n))-2 Subnet Mask Baru 0 0 invalid 255.255.255.0 1 0 invalid 255.255.255.0 2 2 62 255.255.255.192 3 6 30 255.255.255.224 4 14 14 255.255.255.240 5 30 6 255.255.255.248 6 62 2 255.255.255.252 7 invalid 0 255.255.255.0 8 invalid 0 255.255.255.0

Catatan : invalid = tidak terbentuk subnet

Pengaturan IP-Address pada proses subnetting untuk Jaringan dari Kelas-A dan B ada prosedurnya tersendiri, yaitu sebagai berikut :

Prosedur Subnetting secara umum :

1. Kenali kelas dari IP-Address, yaitu dengan melihat angka desimal dari kelompok 8 bit pertama untuk IP-Address ybs., yaitu sbb. :

Tabel IX.2. : Mengenali kelas Jaringan dari bilangan desimal pertama.

Kelas Angka desimal (kelompok bit ke-1) Keterangan

A 1 sampai dengan 127 B 128 sampai dengan 191 C 192 sampai dengan 223 D 224 sampai dengan 239 E 240 sampai dengan 254 Tidak digunakan untuk Subnetting

(4)

2. Tidak seluruh bit Host bisa dipinjam untuk dijadikan bit Network, tetapi harus disisakan minimal 2 bit untuk dijadikan Host Address (minimum jumlah host 4).

Tabel IX.3. : Jumlah Bit Host maksimum yang bisa dipinjam.

Kelas Jumlah Bit Host Bit Host yang bisa dipinjam

A 24 22

B 16 14

C 8 6

3. Bit Host yang dijadikan bit Network yang bernilai bit nol semua (Subnet-zeroes) dan bernilai bit satu semua (Subnet-ones) tidak diguna-kan untuk Subnetwork Address. Dengan demikian jumlah Subnetwork maksimum yang dapat dibentuk adalah :

2

n

- 2

4. Untuk setiap Subnetwork Bit Host yang bernilai bit nol semua berfungsi sebagai Subnet ID (Subnetwork Address), Bit Host yang bernilai bit satu semua berfungsi sebagai Broadcast Address. Dengan demikian pada kelas C, jumlah Host maksimum untuk setiap Subnetwork adalah :

2

(8-n)

-2

, untuk kelas B jumlah Host maksimum untuk setiap

Subnet-work adalah :

2

(16-n)

-2

dan untuk kelas A jumlah Host maksimum untuk setiap Subnetwork adalah :

2

(24-n)

-2

.

5. Pada proses netmasking, IP-Address untuk Subnet-mask ditentukan dengan mengganti semua bit Network (termasuk Subnet bit yang dipinjam dari bit Host) dengan bit 1, dan mengganti semua bit Host (sisa dipinjam) dengan bit 0.

Contohnya pembentukan subnet pada jaringan kelas B dengan meminjam 5 bit Host untuk Subnet bit, maka komposisi bit 1 dan bit 0 pada proses netmasking :

Sebelum Subnetting : 10nnnnnn.nnnnnnnn.hhhhhhhh.hhhhhhhh Proses netmasking : 11111111 . 11111111 . 00000000 . 00000000 Subnet-mask Kls-B : 255 . 255 . 0 . 0

Setelah Subnetting : 10nnnnnn.nnnnnnnn.NNNNNhhh.hhhhhhhh Proses netmasking : 11111111.11111111.11111000.00000000

(5)

Subnet-mask : 255 . 255 . 248 . 0

Untuk menghitung nilai desimal dari Subnet pada proses netmasking di atas, gunakan tabel berikut ini :

Tabel IX.3. : Konversi Biner ke Desimal. D i g i t B i n e r ( b i t ) Nilai Desimal 1 0 0 0 0 0 0 0 128 1 1 0 0 0 0 0 0 192 1 1 1 0 0 0 0 0 224 1 1 1 1 0 0 0 0 240 1 1 1 1 1 0 0 0 248 1 1 1 1 1 1 0 0 252 1 1 1 1 1 1 1 0 254 1 1 1 1 1 1 1 1 255

Jika bit Host yang dipinjam (dijadikan bit network) melebihi 8 bit, maka Netmasking berlanjut pada kelompok bit berikutnya :

Jumlah bit yang dipinjam untuk subnetting : 9 bit  255.128 10 bit  255.192 11 bit  255.224 12 bit  255.240 13 bit  255.248 …….. dst.

Contoh soal :

Pada jaringan Kelas-B dengan Nomor Network 172.16, akan dibangun 50 sub jaringan yang masing-masing dapat menampung 30 Host.

a. Tentukan jumlah Subnet bit yang dibutuhkan, dan Subnet Mask untuk semua sub jaringan !

b. Tentukan jumlah Subnet maksimum yang dapat dibentuk, dan jumlah Host maksimum untuk masing-masing subnet !

c. Tentukan Subnet ID (Address), Host Range dan Subnet Broadcast untuk masing-masing sub jaringan tersebut !

Jawab :

(6)

- untuk 5 bit dapat dibentuk maksimum 30 subnet ( 25 – 2 = 30 ).

- untuk 6 bit dapat dibentuk maksimum 62 subnet ( 26 – 2 = 62 ).

Jadi jumlah subnet bit yang diperlukan adalah 6 bit.

Sebelum Subnetting : 10nnnnnn.nnnnnnnn.hhhhhhhh.hhhhhhhh Setelah Subnetting : 10nnnnnn.nnnnnnnn.NNNNNNhh.hhhhhhhh Proses netmasking : 11111111 . 11111111 . 11111100 . 00000000 Subnet-mask : 255 . 255 . 252 . 0 b. Untuk jumlah subnet bit sebanyak 6 bit pada kelas-B, maka :

- Jumlah Subnet maksimum yang dapat dibentuk adalah :

2

n

- 2 = 2

6

- 2 = 62

subnet

- Jumlah Host maksimum untuk masing-masing subnet adalah :

2

(16-n)

– 2 = 2

(16-6)

- 2 =

1024 - 2

= 1022

Host

c. Subnet ID (Address), Host Range dan Subnet Broadcast untuk masing-masing sub jaringan dari Network kelas-B tersebut, adalah :

Rincian 6 bit Host yang dipinjam untuk dijadikan Subnet Address : Tabel : Rincian Subnet Address

Subnet Bit Subnet Address Desimal Subnet Addr. Keterangan

Ke-0 0000 00 00 172.16.0.0 Invalid Ke-1 0000 01 00 172.16.4.0 Ke-2 0000 10 00 172.16.8.0 Ke-3 0000 11 00 172.16.12.0 dst. …… Ke-63 1111 11 00 172.16.252.0 Invalid

(7)

Host Range yang digunakan : 172.16.8.1 - 172.16.8.30 ( 30 Host-ID ) Subnet Broadcast : 172.16.11.255

Subnet Address ke-3

: 172 . 16 . 12 . 0 Subnetmask : 255 . 255 . 252 . 0

Host Range : 172.16.12.1 - 172.16.15.254 ( sebanyak 1022 Host-ID ) Host Range yang digunakan : 172.16.12.1 - 172.16.12.30 ( 30 Host-ID ) Subnet Broadcast : 172.16.15.255

Subnet Address ke-4

: 172 . 16 . 16 . 0 Subnetmask : 255 . 255 . 252 . 0

Host Range : 172.16.16.1 - 172.16.19.254 ( sebanyak 1022 Host-ID ) Host Range yang digunakan : 172.16.16.1 - 172.16.16.30 ( 30 Host-ID ) Subnet Broadcast : 172.16.19.255

…….. dst. Subnet Address ke-62

: 172 . 16 . 252 . 0 Subnetmask : 255 . 255 . 252 . 0

Host Range : 172.16.252.1 - 172.16.255.254 ( sebanyak 1022 Host-ID ) Host Range yang digunakan : 172.16.12.1 - 172.16.12.30 ( 30 Host-ID ) Subnet Broadcast : 172.16.255.255

---Sebagai pembanding untuk perhitungan di atas, bisa juga pengaturan

IP-Address ini ditentukan dengan menggunakan s/w IP-Calculator ! ---Hasil dari proses Subnetting ini mengubah komposisi antara bit Network dengan bit Host, dengan demikian hal ini akan mempengaruhi nilai Network Address, Broadcast Address dan

Subnetmask Jaringan.

Sebagai contoh untuk kasus di atas :

Host dengan IP-Address 172.16.18.20/22 adalah Host yang terdapat pada subnet ke-4, yang merupakan masking 22 bit untuk Kelas B. Network Address = 172.16.16. 0

(8)

Subnetmask Jaringan = 255 . 255 . 252 . 0

Contoh untuk IP-Address lainnya :

a. Masking 13 bit untuk kelas-A : 44.132.21.28/13 IP-Address 44 132 21 28 00101100 10000100 00010101 0 0011100 Subnet Mask 255 248 0 0 11111111 11111000 00000000 00000000 Network Address 44 128 0 0 00101100 10000000 00000000 00000000 Broadcast Address 44 135 255 255 00101100 10000111 11111111 11111111

b. Masking 20 bit untuk kelas-B : 148.172.45.112/20 IP-Address 148 172 45 112 10010100 10101100 00101101 0 1110000 Subnet Mask 255 255 240 0 11111111 11111111 11110000 00000000 Network Address 148 172 32 0 10010100 10101100 00100000 00000000 Broadcast Address 148 172 47 255 10010100 10101100 00101111 11111111

T u g a s :

(9)

1. Pada jaringan Kelas-A dengan Nomor Network 86, akan dibangun 130 sub jaringan yang masing-masing dapat menampung 45 Host.

a. Tentukan jumlah Subnet bit yang dibutuhkan, dan Subnet Mask untuk semua sub jaringan !

b. Tentukan jumlah Subnet maksimum yang dapat dibentuk, dan jumlah Host maksimum untuk masing-masing subnet !

c. Tentukan Subnet ID (Address), Host Range dan Subnet Broadcast untuk masing-masing sub jaringan tersebut !

2. Pada jaringan Kelas-B dengan Nomor Network 148.44, akan dibangun 70 sub jaringan yang masing-masing dapat menampung 35 Host.

a. Tentukan jumlah Subnet bit yang dibutuhkan, dan Subnet Mask untuk semua sub jaringan !

b. Tentukan jumlah Subnet maksimum yang dapat dibentuk, dan jumlah Host maksimum untuk masing-masing subnet !

c. Tentukan Subnet ID (Address), Host Range dan Subnet Broadcast untuk masing-masing sub jaringan tersebut !

3. Pada jaringan Kelas-C dengan Nomor Network 192.168.28, akan dibangun 4 sub jaringan yang masing-masing dapat menampung 12 Host, 16 Host, 21 Host dan 27 Host.

a. Tentukan jumlah Subnet bit yang dibutuhkan, dan Subnet Mask untuk semua sub jaringan !

b. Tentukan jumlah Subnet maksimum yang dapat dibentuk, dan jumlah Host maksimum untuk masing-masing subnet !

c. Tentukan Subnet ID (Address), Host Range dan Subnet Broadcast untuk masing-masing sub jaringan tersebut !

4. Untuk proses Masking di bawah ini, tentukan Network Address,

Broadcast Address dan Subnetmask Jaringan untuk Host dengan IP-Address 154.78.39.27/20 ; 84.45.39.27/14 dan 172.64.82.27/21 !

Gambar

Tabel IX.1. :  Jumlah Host untuk Subnet
Tabel IX.3. :  Jumlah Bit Host maksimum yang bisa dipinjam. Kelas Jumlah Bit Host Bit Host yang bisa dipinjam
Tabel IX.3. :  Konversi Biner ke Desimal. D i g i t   B i n e r   ( b i  t ) Nilai Desimal 1   0    0    0    0    0    0    0 128 1   1    0    0    0    0    0    0 192 1   1    1    0    0    0    0    0 224 1   1    1    1    0    0    0    0 240 1   1    1    1    1    0    0    0 248 1   1    1    1    1    1    0    0 252 1   1    1    1    1    1    1    0 254 1   1    1    1    1    1    1    1 255
Tabel :  Rincian Subnet Address

Referensi

Dokumen terkait

Pada konsentrasi Ca 2+ yang lebih tinggi, Cr(VI) cenderung teradsorpsi lebih banyak, karena pada kondisi ini semakin banyak ion Ca 2+ dalam larutan dan semakin besar kemungk-

Sebaliknya, pihak gereja menyatakan telah memenuhi persyaratan yang dimaksud seperti daftar nama umat katolik setempat sebanyak 90 orang beserta Kartu Tanda Penduduk (KTP)

Pihak pertama berjanjiakan mewujudkan target kjnerja yang seharusnya sesuai lamplran perjanjian ini, dalam rangka mencapai target kinerja jangka menengah seperli yang

Sehingga memberikan kesempatan kepada peneliti dalam menyelesaikan skripsi dengan judul “Hubungan Antara Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) dengan Kecelakaan

Dari data pelaksanaan siklus I menunjukkan bahwa proses pembelajaran dengan menerapkan metode inkuiri. Pada siswa kompetensi dasar melakukan pengukuran sudut diketahui dari hasil

Dari analisa di atas dapat disimpulkan bahwa pada dasarnya kantor Kecamatan Bukit Bestari Kota Tanjungpinang sudah diberikan wewenang tentang kebijakan Elektronik Kartu

Penelitian ini dilakukan dalam beberapa tahap yang nantinya berkelanjutan yaitu preparasi sampel, ekstraksi maserasi dan fraksinasi daun benalu Nangka ( Macrosolen

Analysis of data used qualitative analysis techniques of Miles and Huberman models.The results of the study revealed that the evaluation of component context of schools