• Tidak ada hasil yang ditemukan

DAFTAR PUSTAKA. Black, J.A. (1981), Urban Transport Planning: Theory and Practice, London, Cromm Helm.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "DAFTAR PUSTAKA. Black, J.A. (1981), Urban Transport Planning: Theory and Practice, London, Cromm Helm."

Copied!
108
0
0

Teks penuh

(1)

DAFTAR PUSTAKA

Black, J.A. (1981),

Urban Transport Planning: Theory and Practice

, London,

Cromm Helm.

Bryson, J.M., (2005),

Perencanaan Strategis Bagi Organisasi Sosial,

Pustaka

Pelajar, Yogyakarta.

Burke, E.M., (2004),

Pendekatan Partisipatif dalam Perencanaan Kota

, Yayasan

Sugijanto Sugijoko Indonesia, Bandung.

Catanese J.A. dan J.C. Snyder, (1996),

Perencanaan Kota

, Erlangga, Jakarta.

Darminto, F. (2003),

Discourse on Public Participation in Planning

, Jurnal

Perencanaan Wilayah dan Kota, Vol. 14 No. 1 April 2003, Institut

Teknologi Bandung.

Deni, R. dan M. Djumantri, (2002),

Pergeseran Pendekatan Dalam Perencanaan

Pengembangan Wilayah/Kawasan Di Indonesia, dalam buku Pemikiran dan

Praktek Perencanaan dalamEra Transformasi di Indonesia

, Departemen

Teknik Planologi ITB, Bandung.

Departemen PU. (2007),

Panduan Analisa Harga Satuan Pekerjaan Jalan

, Ditjen

Bina Marga Departemen Pekerjaan Umum, Jakarta.

Hadihardjono, G.S., (2005),

Proses Pengambilan Keputusan Dalam Perencanaan

Transportasi Pada Tataran Nasional di Indonesia

, Disertasi, Institut

Teknologi Bandung.

Hudson, B.M., (1981),

Comparison of Current Planning Theories: Counterparts

and Contradiction

, Jurnal of the American Planning Association, 45.

IRMS (2001),

IRMSs Training Course

, Departemen Kimpraswil, Jakarta.

Isya, M., Tamin, O.Z., Tamin, R.Z., dan Purboyo, H., (2006),

Analisis Fungsi

Hambatan Perjalanan dalam Penentuan Matriks Asal-Tujuan (MAT)

.

Prosiding Seminar FSTPT-IX, Unibraw, Malang.

Joesoef, S., (2002),

Metode GPAP – Gabungan Prinsip AHP dan Promethee,

Suatu Alternatif untuk Pengambilan Keputusan Berkriteria Majemuk

,

Disertasi, Institut Teknologi Bandung.

Kanafani, A. dan D. Sperling, (1982),

National Transportation Planning

,

Martinus Nijhoff, The Hague/Boston/London.

Karsaman, R.H., (1998),

Prospek Penerapan Analisis Multi Kriteria dalam

Evaluasi Proyek Transportasi

, Jurnal Teknik Sipil Vol 5 no. 4, Institut

Teknologi Bandung.

(2)

184

LPM-ITB (1997),

Manual Pelatihan Perencanaan dan Pemodelan Transportasi,

Lembaga Pengabdian Kepada Masyarakat, ITB

LPM-ITB (2002),

Studi Pengembangan Sistem Jaringan Jalan Nasional dan

Propinsi di Propinsi Nusa Tenggara Timur

. Lembaga Pengabdian Kepada

Masyarakat, ITB.

Manheim, M.L., (1979),

Fundamentals of Transportation System Analysis

, Vol I,

Basic Concept, MIT Press, Cambridge, Mass.

Manual Kapasitas Jalan Indonesia (1997), Departemen Pekerjaan Umum Republik

Indonesia.

Morlok, E. K., (1978),

Introduction To Transportation Engineering and Planning

,

McGraw-Hill, Inc.

Ortuzar, J.D. dan Willumsen, L.G. (1994),

Modelling Transport

, Second Edition,

John Wiley and Sons Ltd.

Rangkuti, F., (2006),

Analisis SWOT, Teknik Membedah Kasus Bisnis

, Gramedia

Pustaka Utama.

Riyadi dan D.S. Bratakusumah, (2005),

Perencanaan Pembangunan Daerah,

Gramedia Pustaka Utama, Jakarta.

Saaty, T.L., (1988),

Multicriteria Decision Making, The Analytic Hierarchy

Process,

University of Pittsburgh.

Salim, W., (2003),

Revisiting Community Participation In Planning

, Jurnal

Perencanaan Wilayah dan Kota, Vol. 14 No. 1 April 2003, Institut

Teknologi Bandung.

Sumarto, H.S, (2004),

Inovasi, Partisipasi dan Good Governance

, Yayasan Obor

Indonesia, Jakarta.

Sujarto, D., (1985),

Beberapa pengertian Tentang Perencanaan Fisik

, Bhratara

Karya Aksara, Jakarta.

Suryadi, K. dan M.A. Ramdhani, (2002),

Sistem Pendukung Keputusan

, Remaja

Rosdakarya, Bandung.

Suyuti, R., (2006a),

Estimasi Model Kebutuhan Transportasi Berdasarkan

Informasi Data Arus Lalu Lintas Pada Kondisi Pemilihan Rute

Kesetimbangan,

Disertasi, ITB.

Suyuti, R., (2006b),

Pengembangan Sistem Informasi Arus lalu Lintas Dinamis

dan Real Time Bagi Pengguna Jalan

, Jurnal Teknik Sipil Fakultas Teknik

Universitas Syiah Kuala, Vol. 5 Tahun V, Unsyiah, Banda Aceh.

(3)

Tamin, O.Z., (1994),

Aplikasi Model Perencanaan Transportasi 4 Tahap Dalam

Pemecahan Masalah Transportasi di Negara Sedang Berkembang.

Jurnal

Teknik Sipil Tahun 3 no. 008, Institut Teknologi Bandung.

Tamin, O.Z., (1996),

Peran Sistem transportasi Antar Moda dalam menunjang

IMS-GT dan IMT-GT di Propinsi Sumatra Barat,

Prosiding Seminar Sehari

Transportasi, Jurusan Sipil, Unand, Padang.

Tamin, O.Z. (2000),

Perencanaan dan Pemodelan Transportasi, Edisi II

, Penerbit

ITB, Bandung.

Tamin, O.Z., (2001),

Peran Prasarana Transportasi Jalan dalam Menunjang

Otonomi Daerah,

Seminar Sehari Teknik Sipil, Untar, Jakarta

.

Tamin, O.Z., (2002),

Konsep Pengembangan Sistem Transportasi Wilayah

Propinsi/Kabupaten di Era Otonomi Daerah,

Makalah disampaikan pada

Orientasi Pengelolaan Sektor Perhubungan Angkatan I, STPDN Bandung.

Tamin, O.Z. (2003),

Perencanaan dan Pemodelan Transportasi: Contoh Soal dan

Aplikasi

, Penerbit ITB, Bandung.

Tamin, O.Z., dan Soegondo, S (1997),

Penerapan Konsep Interaksi Tata Guna

Tanah – Sistem Transportasi Dalam Perencanaan Sistem Jaringan

Transportasi di Propinsi Jawa Barat.

Laporan Akhir Penelitian STJR,

Institut Teknologi Bandung.

Tamin, O.Z., dan R.B. Frazilla (1997),

Penerapan Konsep Interaksi Tata Guna

Lahan – Sistem Transportasi Dalam Perencanaan Sistem Jaringan

Transportasi.

Jurnal Perencanaan Wilayah dan Kota Vol 8 no. 3, Institut

Teknologi Bandung.

Tamin, O.Z., Suyuti, R. dan Isya, M. (2005),

Pengembangan Sistem Informasi

Arus Lalu Lintas Sebagai Upaya Pemecahan Masalah Transportasi di Kota

Bandung

, Laporan Akhir, Program Riset ITB 2005, Institut Teknologi

Bandung.

Tanan, N., (2005),

Kajian Lanjut Penanganan Jalan Provinsi dalam Kondisi

Constrained Budget

, Tesis, Institut Teknologi Bandung.

Tarigan, R., (2005),

Perencanaan Pembangunan Wilayah

, Bumi Aksara, Jakarta.

Vliet, D.V., (1995),

SATURN User’s Manual,

ITS, The University of Leeds.

Winarso, H., Oetomo, A., Priyani, R., (2003),

Pendekatan Tourism Business

District dan Partisipatif dalam Pengembangan Jalur Wisata Perkotaan.

Kasus: Jalur Wisata Kota Jakarta

, Jurnal Perencanaan Wilayah dan Kota

ITB, Vol. 14 No.2 Juli 2003.

(4)

186

DAFTAR PUSTAKA LAIN-LAIN

Badan Litbang Perhubungan (2001)

Konsepsi Penyusunan Tatrawil Provinsi

,

Departemen Perhubungan RI.

Peraturan Pemerintah Nomor 3 Tahun 2001

Tentang Keamanan dan Keselamatan

Penerbangan

.

Peraturan Menteri Perhubungan Nomor: KM 49 Tahun 2005

Tentang Sistem

Transportasi Nasional (Sistranas)

.

Peraturan Pemerintah no. 47 tahun 1997 mengenai

Rencana Tata Ruang Wilayah

Nasional.

Peraturan Pemerintah No. 43 Tahun 1993 tentang

Prasarana dan Lalulintas

Jalan

.

Peraturan Pemerintah No.45/1992 tentang

Penyelengaraan Otonomi Daerah.

Peraturan Pemerintah No. 69/1996 tentang

Pelaksanaan Hak dan Kewajiban,

serta Bentuk dan Tata Cara Peran Serta Masyarakat dalam Penataan Ruang

.

Undang-Undang Dasar 1945

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 15 Tahun 1992 Tentang

Penerbangan

.

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 14 Tahun 1992 Tentang

Prasarana

dan Angkutan Jalan

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 25 Tahun 2004 Tentang

Sistem

Perencanaan Pembangunan Nasional

.

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 38 Tahun 2004 Tentang

Jalan

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 11 Tahun 2006 Tentang

Pemerintahan Aceh

.

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 17 Tahun 2007 Tentang

Rencana

Pembangunan Jangka Panjang Nasional 2005-2025

.

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 26 Tahun 2007 T

entang Penataan

Ruang

http://www.askgov@worldbank.org (Juni 2005)

http://en.wikipedia.org (Januari 2007)

(5)

http://www.metro-region.org (Juni 2007)

http://www.unescap.org (Januari 2007)

(6)

LAMPIRAN A

(7)

188

PENGANTAR

Lembar kusioner ini merupakan bagian dari penelitian DISERTASI mahasiswa:

Nama

: Muhammad Isya

NIM

: 35003001

Program

:

Doktor (S3) Teknik Sipil

Perguruan Tinggi

:

Institut Teknologi Bandung (ITB)

Judul Disertasi

:

Pengembangan Metode Perencanaan Pemrograman Penanganan

Sistem Jaringan Jalan Nasional dan Provinsi di Era Otonomi Daerah)

(Studi Kasus Jaringan Jalan Nasional dan Provinsi di Wilayah

Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam)

Pekerjaan Tetap

:

Staf Pengajar Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Unsyiah.

Alamat

:

1. Jl. Tgk Syech Abdurrauf no. 7 Darussalam, Banda Aceh.23111

2. Lab Jalan Raya ITB, Jl. Ganesha No. 10.40134.

Telp: 022-2502350

3.

HP :

081320527286

PENDAHULUAN

Transportasi merupakan salah satu

basic infrastructure

(infrastruktur dasar) dalam peningkatan

kegiatan ekonomi dan taraf hidup, yang bersifat multi kriteria dan multi

stake holders

. Sejalan

dengan otonomi daerah, maka daerah juga perlu dilibatkan dalam perencanaan pemrograman

sistem jaringan jalan

Nasional dan Provinsi

.

TUJUAN KUESIONER

Tujuan kuesioner ini adalah untuk menentukan

pihak yang terkait

(

stake holders

) dalam

perencanaan dan

kriteria perencanaan

yang digunakan dalam perencanaan pemrograman

sistem jaringan jalan

Nasional

dan

Provinsi

.

JENIS KUESIONER

Kuesiner ini terdiri dari 4 (empat) jenis yaitu:

A.

Kuesioner Penilaian Tingkat Kepentingan

Stake Holders

B.

Kuesioner Penilaian Tingkat Kepentingan Jenis Program Penanganan Jalan

C.

Kuesioner Penilaian Tingkat Kepentingan Kriteria

D.

Kuesioner Penilaian Tingkat Kepentingan Sub Kriteria

DATA RESPONDEN

Mohon kepada Bapak/Ibu untuk mengisi data responden berikut untuk memudahkan kami

menghubungi kembali apabila klarifikasi data diperlukan.

N a m a R e s p o n d e n :

I n s t a n s i :

A

l

a

m

a

t

:

Tanggal pengisian Kuesioner

:

TERIMA KASIH ATAS PARISIPASI YANG BAPAK/IBU BERIKAN

(8)

189

A. KUESIO PENILAIAN TINGKAT KEPENTINGAN STAKE HOLDER

Berdasarkan pertimbangan Bapak/Ibu, mohon berikan penilaian besarnya tingkat kepentingan

dari keterlibatan pihak terkait (

stake holders

) dalam melakukan perencanaan program

penanganan jaringan jalan

Nasional dan Provinsi

di Provinsi NAD.

(mohon beri tanda “

X

” pada kotak sesuai pilihan)

a. BAPPENAS

TP Sd P

SP

ASP

b. Departemen

Kimpraswil

TP Sd P

SP

ASP

c. Departemen

Perhubungan

TP Sd P

SP

ASP

d. BAPPEDA

Tingkat

Propinsi

TP Sd P

SP

ASP

e. Dinas PU/Kimpraswil Tingkat Propinsi

TP Sd P

SP

ASP

f. Dinas Perhubungan Tingkat Propinsi

TP Sd P

SP

ASP

g. BAPPEDA

Tingkat

Kab./Kota

TP Sd P

SP

ASP

h. DPRD

Tingkat

Provinsi

TP Sd P

SP

ASP

i.

Dinas PU/Kimpraswil Tingkat Kab./Kota

TP Sd P

SP

ASP

j.

Dinas Perhubungan Tingkat Kab./Kota

TP Sd P

SP

ASP

k. Pakar Perguruan Tinggi

TP Sd P

SP

ASP

l.

DPRD Tingkat Kabupaten/Kota

TP Sd P

SP

ASP

m. LSM/Tokoh

Masyarakat

TP Sd P

SP

ASP

n. Organisasi

Profesi

TP Sd P

SP

ASP

o. Tokoh

Masyarakat

TP Sd P

SP

ASP

p. ………

TP Sd P

SP

ASP

q. ………

TP Sd P

SP

ASP

r. ………

TP Sd P

SP

ASP

Keterangan: 1. Isilah titik-titik jika menurut bapak/ibu masih diperlukan

(9)

190

PETUNJUK PENGISIAN KUESIONER PENENTUAN NILAI BOBOT

Pada

Tabel A

berikut merupakan skala nilai dari perbandingan berpasangan. Mohon kepada

Bapak/Ibu untuk memberikan penilaian (

judgement

) terhadap setiap penilaian berpasangan

berdasarkan pengalaman, pengetahuan dan intuisi yang Bapak/Ibu miliki.

Tabel A: Skala nilai perbandingan berpasangan

TINGKAT

KEPENTINGAN

DEFINISI PENJELASAN

1

Sama pentingnya Kedua kriteria memiliki pengaruh yang sama

3

Sedikit lebih penting yang satu atas lainnya

Penilaian sedikit lebih memihak pada salah satu kriteria dibandingkan pasangannya

5

Lebih penting yang satu atas lainnya

Penilaian sangat memihak pada salah satu kriteria dibandingkan pasangannya

7

Sangat penting yang satu atas lainnya Salah satu kriteria sangat berpengaruh dan dominasinya tampak secara nyata

9

Mutlak lebih penting yang satu atas lainnya

Bukti bahwa salah satu kriteria lebih penting dari pada pasangannya adalah sangat jelas

2,4,6,8

Nilai tengah diantara dua pertimbangan yang berdekatan

Nilai ini diberikan jika terdapat keraguan diantara kedua penilaian yang berdekatan

Berbalikan

Jika kriteria I mempunyai nilai lebih tinggi pada saat dibandingkan dengan kriteria J, maka kriteria J mempunyai nilai kebalikan bila dibandingkan dengan kriteria I

aij=1/aji

Penilaian dilakukan dengan memakai bentuk sebagai berikut:

Kriteria I

9 8 7 6 5 4

3 2

1

2

3

4

5 6

7

8 9

Kriteria J

Nilai 1 menunjukkan bahwa kedua kriteria sama pentingnya.

Bagian kiri skala (9 s/d 2) menunjukkan bahwa kriteria I memiliki tingkat kepentingan

yang lebih dari pada kriteria J.

Bagian kanan skala (2 s/d 9) menunjukan bahwa kriteria J memiliki tingkat kepentingan

yang lebih daripada kriteria I.

(10)

191

B. KUESIONER PENILAIAN RANGKING POLA PENANGANAN JALAN

PERANGKINGAN KRITERIA

Bapak/Ibu dimohon untuk memberikan rangking penilaian terhadap tingkat kepentingan Jenis Program Penanganan Jalan

Nasional

dan

Provinsi

, seperti pada

Tabel B

berikut:

Tabel B Jenis Program Penanganan Jalan

JENIS PENANGANAN JALAN

RANGKING

Pemeliharaan Jalan Rutin Pemeliharaan Jalan Berkala Peningkatan Jalan

Pembangunan Jalan Baru

1= rangking tertinggi s/d 4= rangking terendah

PENILAIAN BOBOT KRITERIA

(mohon beri tanda “

X

” pada kotak sesuai pilihan)

Sejalan dengan rangking yang Bapak/Ibu berikan pada

Tabel B

dan Skala nilai berpasangan pada

Tabel A

, dimohon untuk

memberikan rangking penilaian berpasangan terhadap tingkat kepentingan

Jenis Penanganan Jalan

pada

Tabel

berikut:

NO. JNS. PENANGANAN JALAN I < < < < < < < < PENILAIAN > > > > > > > > JNS. PENANGANAN JALAN J

1.

Pemeliharaan Jalan Rutin

9

8

7

6

5

4

3

2

1

2

3 4 5

6

7

8

9

Pemeliharaan Jalan Berkala

Pemeliharaan Jalan Rutin

9

8

7

6

5

4

3

2

1

2

3 4 5

6

7

8

9

Peningkatan Jalan

Pemeliharaan Jalan Rutin

9

8

7

6

5

4

3

2

1

2

3 4 5

6

7

8

9

Pembangunan Jalan Baru

2. Pemeliharaan

Jalan

Berkala

9

8

7

6

5

4

3

2

1

2

3 4 5

6

7

8

9

Peningkatan Jalan

Pemeliharaan

Jalan

Berkala

9

8

7

6

5

4

3

2

1

2

3 4 5

6

7

8

9

Pembangunan Jalan Baru

(11)

PETUNJUK: selanjutnya cara yang sama digunakan untuk penilaian perbandingan berpasangan kriteria dan sub kriteria untuk

perencanaan program penanganan sistem jaringan jalan nasional dan provinsi berikut.

C. KUESIONER PENILAIAN TINGKAT KEPENTINGAN KRITERIA

PENILAIAN BOBOT KRITERIA

(mohon beri tanda “

X

” pada kotak sesuai pilihan)

NO. KRITERIA I < < < < < < < < PENILAIAN > > > > > > > > KRITERIA J

1. Pengembangan

Wilayah

9

8

7

6

5

4

3

2

1

2

3 4

5

6

7

8

9

Efisiensi Ekonomi

Pengembangan

Wilayah

9

8

7

6

5

4

3

2

1

2

3 4

5

6

7

8

9

Peningkatan Layanan Transportasi

Pengembangan

Wilayah

9

8

7

6

5

4

3

2

1

2

3 4

5

6

7

8

9

Lingk. dan Sosial Berkelanjutan

2. Efisiensi

Ekonomi

9

8

7

6

5

4

3

2

1

2

3 4

5

6

7

8

9

Peningkatan Layanan Transportasi

Efisiensi

Ekonomi

9

8

7

6

5

4

3

2

1

2

3 4

5

6

7

8

9

Lingk. dan Sosial Berkelanjutan

3.

Peningkatan Layanan Transportasi

9

8

7

6

5

4

3

2

1

2

3 4

5

6

7

8

9

Lingk. dan Sosial Berkelanjutan

KRITERIA RANGKING

Pengembangan Wilayah

Efisiensi Ekonomi

Peningkatan Layanan Transportasi

Lingkungan dan Sosial Berkelanjutan

(12)

193

D. KUESIONER PENILAIAN TINGKAT KEPENTINGAN SUB KRITERIA

D.1 KRITERIA PENGEMBANGAN WILAYAH

PERANGKINGAN KRITERIA

SUB KRITERIA

RANGKING

Kesepadanan dengan hirarki Jaringan Jalan

Keterkaitan antar PKN, PKW, PKL

Peningkatan kawasan tertinggal

Pengembangan kawasan khusus

Keterpaduan antar moda transportasi

1=rangking tertinggi s/d 5=rangking terendah

PENILAIAN BOBOT SUB KRITERIA

(mohon beri tanda “

X

” pada kotak sesuai pilihan)

NO. KRITERIA I < < < < < < < < PENILAIAN > > > > > > > > KRITERIA J

1.

Kesepadanan dengan hirarki

jaringan Jalan

9

8

7

6

5

4

3

2

1

2

3 4

5

6

7

8

9

Keterkaitan atar PKN, PKW, PKL

Kesepadanan dengan hirarki

jaringan Jalan

9

8

7

6

5

4

3

2

1

2

3 4

5

6

7

8

9

Peningkatan Kawasan tertinggal

Kesepadanan dengan hirarki

jaringan Jalan

9

8

7

6

5

4

3

2

1

2

3 4

5

6

7

8

9

Pengembangan kawasan khusus

Kesepadanan dengan hirarki

jaringan Jalan

9

8

7

6

5

4

3

2

1

2

3 4

5

6

7

8

9

Keterpaduan antar moda transportasi

2.

Keterkaitan atar PKN, PKW, PKL

9

8

7

6

5

4

3

2

1

2

3 4

5

6

7

8

9

Peningkatan kawasan tertinggal

(13)

Keterkaitan atar PKN, PKW, PKL

9

8

7

6

5

4

3

2

1

2

3 4

5

6

7

8

9

Keterpaduan antar moda transportasi

3.

Peningkatan kawasan tertinggal

9

8

7

6

5

4

3

2

1

2

3 4

5

6

7

8

9

Pengembangan kawasan khusus

Peningkatan kawasan kertinggal

9

8

7

6

5

4

3

2

1

2

3 4

5

6

7

8

9

Keterpaduan antar moda

transportasi

4.

Pengembangan kawasan khusus

9

8

7

6

5

4

3

2

1

2

3 4

5

6

7

8

9

Keterpaduan antar moda

(14)

195

D.2 KRITERIA EFISIENSI EKONOMI

PERANGKINGAN KRITERIA

SUB KRITERIA

RANGKING

Total biaya yang dibutuhkan

Kelayakan ekonomi

Penghematan Biaya Operasi Kendaraan (BOK)

1=rangking tertinggi s/d 3=rangking terendah

PENILAIAN BOBOT SUB KRITERIA

(mohon beri tanda “

X

” pada kotak sesuai pilihan)

NO. KRITERIA I < < < < < < < < <PENILAIAN> > > > > > > > > KRITERIA J

1.

Total biaya yang dibutuhkan

9

8

7

6

5

4

3

2

1

2

3 4

5

6

7

8

9

Kelayakan ekonomi

Total biaya yang dibutuhkan

9

8

7

6

5

4

3

2

1

2

3 4

5

6

7

8

9

Penghematan Biaya Operasi

Kendaraan (BOK)

2.

Kelayakan ekonomi

9

8

7

6

5

4

3

2

1

2

3 4

5

6

7

8

9

Penghematan Biaya Operasi

(15)

D.3 KRITERIA PENINGKATAN LAYANAN TRANSPORTASI (LALU LINTAS)

PERANGKINGAN KRITERIA

SUB KRITERIA PENINGKATAN LAYANAN TRANSPORTASI RANGKING

Indeks Aksesibilitas (km panjang jalan per km2 luas wilayah)

Indeks Mobilitas (km panjang jalan per 1000 penduduk)

Tingkat kinerja lalu lintas (volume/kapasitas)

Kondisi kerusakan jalan

1=rangking tertinggi s/d 4=rangking terendah

PENILAIAN BOBOT KRITERIA

(mohon beri tanda “

X

” pada kotak sesuai pilihan)

NO.

KRITERIA I

< < < < < < < PENILAIAN> > > > > > > >

KRITERIA J

1. Indeks

Aksesibilitas

9

8

7

6

5

4

3

2

1

2

3 4

5

6

7

8

9

Indeks Mobilitas

Indeks

Aksesibilitas

9

8

7

6

5

4

3

2

1

2

3 4

5

6

7

8

9

Tingkat kinerja lalu lintas

Indeks

Aksesibilitas

9

8

7

6

5

4

3

2

1

2

3 4

5

6

7

8

9

Kondisi kerusakan jalan

2. Indeks

Mobilitas

9

8

7

6

5

4

3

2

1

2

3 4

5

6

7

8

9

Tingkat kinerja lalu lintas

Indeks Mobilitas

9

8

7

6

5

4

3

2

1

2

3 4

5

6

7

8

9

Kondisi kerusakan jalan

(16)

197

D.4 LINGKUNGAN DAN SOSIAL BERKELANJUTAN

PERANGKINGAN KRITERIA

PENILAIAN BOBOT KRITERIA

(mohon beri tanda “

X

” pada kotak sesuai pilihan)

NO. KRITERIA I < < < < < < < < <PENILAIAN> > > > > > > > > KRITERIA J

1. Dampak

terhadap

kelestarian

kawasan

9

8

7

6

5

4

3

2

1

2

3 4 5

6

7

8

9

Dampak terhadap ganti rugi

lahan

Dampak

terhadap

kelestarian

kawasan

9

8

7

6

5

4

3

2

1

2

3 4 5

6

7

8

9

Penciptaan lapangan

pekerjaan

2.

Dampak terhadap ganti rugi

lahan

9

8

7

6

5

4

3

2

1

2

3 4 5

6

7

8

9

Penciptaan lapangan

pekerjaan

SUB KRITERIA LINGKUNGAN DAN

SOSIAL BERKELANJUTAN

RANGKING

Dampak terhadap kelestarian kawasan

Dampak terhadap ganti rugi lahan

Penciptaan lapangan pekerjaan

(17)

LAMPIRAN B

(18)

198

LAMPIRAN B:

Lampiran ini berisikan analisis bobot program penanganan, bobot kriteria, dan sub-kriteria.

Beberapa hasil analisis bobot pihak pengambil keputusan dimasukkan sebagai contoh, antara

lain:

Bobot program penanganan,

Bobot kriteria,

Bobot sub-kriteria pengembangan wilayah

Tabel B.1 Bobot Program Penanganan

Program Program eigen bobot eigen

No. INSTANSI

1 2 3 4 1 2 3 4 vector kriteria value

1 Dishub Prov. NAD 1 3 1 2 4 1 1 0.33 0.67 1.33 0.74 0.160 4.00

2 2 3 1 2 4 2.21 0.480 4.00 3 3 1.5 0.5 1 2 1.11 0.240 4.00 4 4 0.75 0.25 0.5 1 0.55 0.120 4.00 4.61 1.00 4.00 CI = 0.00 CR = 0.00

Program Program eigen bobot eigen

No. INSTANSI

1 2 3 4 1 2 3 4 vector kriteria value

2 Dishub Prov. NAD 1 1 2 3 4 1 1 2 3 4 2.21 0.480 4.00

2 2 0.5 1 1.5 2 1.11 0.240 4.00 3 3 0.33 0.67 1 1.33 0.74 0.160 4.00 4 4 0.25 0.5 0.75 1 0.55 0.120 4.00 4.61 1.00 4.00 CI = 0.00 CR = 0.00

Program Program eigen bobot eigen

No. INSTANSI

1 2 3 4 1 2 3 4 vector kriteria value

3 Dishub Prov. NAD 1 1 1 3 4 1 1 1 3 4 1.86 0.387 4.00

2 2 1 1 3 4 1.86 0.387 4.00 3 3 0.33 0.33 1 1.33 0.62 0.129 4.00 4 4 0.25 0.25 0.75 1 0.47 0.097 4.00 4.81 1.00 4.00 CI = 0.00 CR = 0.00

Program Program eigen bobot eigen

No. INSTANSI

1 2 3 4 1 2 3 4 vector kriteria value

4 Bappeda Prov. NAD 1 1 2 3 4 1 1 2 3 4 2.21 0.480 4.00

2 2 0.5 1 1.5 2 1.11 0.240 4.00 3 3 0.33 0.67 1 1.33 0.74 0.160 4.00 4 4 0.25 0.5 0.75 1 0.55 0.120 4.00 4.61 1.00 4.00 CI = 0.00 CR = 0.00

(19)

Program Program eigen bobot eigen

No. INSTANSI

1 2 3 4 1 2 3 4 vector kriteria value

5 Bappeda Prov. NAD 1 3 2 1 4 1 1 0.67 0.33 1.33 0.74 0.160 4.00

2 2 1.5 1 0.5 2 1.11 0.240 4.00 3 3 3 2 1 4 2.21 0.480 4.00 4 4 0.75 0.5 0.25 1 0.55 0.120 4.00 4.61 1.00 4.00 CI = 0.00 CR = 0.00

Kriteria Kriteria eigen bobot eigen

No. INSTANSI

1 2 3 4 1 2 3 4 vector kriteria value

6 Dinas Praswil Prov. NAD 1 3 2 1 4 1 1 0.67 0.33 1.33 0.74 0.160 4.00

2 2 1.5 1 0.5 2 1.11 0.240 4.00 3 3 3 2 1 4 2.21 0.480 4.00 4 4 0.75 0.5 0.25 1 0.55 0.120 4.00 4.61 1.00 4.00 CI = 0.00 CR = 0.00

Kriteria Kriteria eigen bobot eigen

No. INSTANSI

1 2 3 4 1 2 3 4 vector kriteria value

7 Dinas Praswil Prov. NAD 1 3 2 1 4 1 1 0.67 0.33 1.33 0.74 0.160 4.00

2 2 1.5 1 0.5 2 1.11 0.240 4.00 3 3 3 2 1 4 2.21 0.480 4.00 4 4 0.75 0.5 0.25 1 0.55 0.120 4.00 4.61 1.00 4.00 CI = 0.00 CR = 0.00

Kriteria Kriteria eigen bobot eigen

No. INSTANSI

1 2 3 4 1 2 3 4 vector kriteria value

8 Dinas Praswil Prov. NAD 1 2 3 1 4 1 1 1.5 0.5 2 1.11 0.240 4.00

2 2 0.67 1 0.33 1.33 0.74 0.160 4.00 3 3 2 3 1 4 2.21 0.480 4.00 4 4 0.5 0.75 0.25 1 0.55 0.120 4.00 4.61 1.00 4.00 CI = 0.00 CR = 0.00

Kriteria Kriteria eigen bobot eigen

No. INSTANSI

1 2 3 4 1 2 3 4 vector kriteria value

9 Dishub Prov. NAD 1 1 2 3 4 1 1 2 3 4 2.21 0.480 4.00

2 2 0.5 1 1.5 2 1.11 0.240 4.00 3 3 0.33 0.67 1 1.33 0.74 0.160 4.00 4 4 0.25 0.5 0.75 1 0.55 0.120 4.00 4.61 1.00 4.00 CI = 0.00 CR = 0.00

(20)

200

Tabel B.2 Bobot Kriteria

Kriteria Kriteria eigen bobot eigen

No. INSTANSI

1 2 3 4 1 2 3 4 vector kriteria value

1 Dishub Prov. NAD 1 3 2 1 4 1 1 0.67 0.33 1.33 0.74 0.160 4.00

2 2 1.5 1 0.5 2 1.11 0.240 4.00 3 3 3 2 1 4 2.21 0.480 4.00 4 4 0.75 0.5 0.25 1 0.55 0.120 4.00 4.61 1.00 4.00 CI = 0.00 CR = 0.00

Kriteria Kriteria eigen bobot eigen

No. INSTANSI

1 2 3 4 1 2 3 4 vector kriteria value

2 Dishub Prov. NAD 1 1 3 2 4 1 1 3 2 4 2.21 0.480 4.00

2 2 0.33 1 0.67 1.33 0.74 0.160 4.00 3 3 0.5 1.5 1 2 1.11 0.240 4.00 4 4 0.25 0.75 0.5 1 0.55 0.120 4.00 4.61 1.00 4.00 CI = 0.00 CR = 0.00

Kriteria Kriteria eigen bobot eigen

No. INSTANSI

1 2 3 4 1 2 3 4 vector kriteria value

3 Dishub Prov. NAD 1 2 1 1 2 1 1 0.5 0.5 1 0.71 0.167 4.00

2 2 2 1 1 2 1.41 0.333 4.00 3 3 2 1 1 2 1.41 0.333 4.00 4 4 1 0.5 0.5 1 0.71 0.167 4.00 4.24 1.00 4.00 CI = 0.00 CR = 0.00

Kriteria Kriteria eigen bobot eigen

No. INSTANSI

1 2 3 4 1 2 3 4 vector kriteria value

4 Bappeda Prov. NAD 1 1 3 2 4 1 1 3 2 4 2.21 0.480 4.00

2 2 0.33 1 0.67 1.33 0.74 0.160 4.00 3 3 0.5 1.5 1 2 1.11 0.240 4.00 4 4 0.25 0.75 0.5 1 0.55 0.120 4.00 4.61 1.00 4.00 CI = 0.00 CR = 0.00

Kriteria Kriteria eigen bobot eigen

No. INSTANSI

1 2 3 4 1 2 3 4 vector kriteria value

5 Bappeda Prov. NAD 1 2 4 1 3 1 1 2 0.5 1.5 1.11 0.240 4.00

2 2 0.5 1 0.25 0.75 0.55 0.120 4.00 3 3 2 4 1 3 2.21 0.480 4.00 4 4 0.67 1.33 0.33 1 0.74 0.160 4.00 4.61 1.00 4.00 CI = 0.00 CR = 0.00

Kriteria Kriteria eigen bobot eigen

No. INSTANSI

1 2 3 4 1 2 3 4 vector kriteria value

6 Dinas Praswil Prov. NAD 1 2 3 1 4 1 1 1.5 0.5 2 1.11 0.240 4.00

2 2 0.67 1 0.33 1.33 0.74 0.160 4.00 3 3 2 3 1 4 2.21 0.480 4.00 4 4 0.5 0.75 0.25 1 0.55 0.120 4.00 4.61 1.00 4.00 CI = 0.00 CR = 0.00

(21)

Kriteria Kriteria eigen bobot eigen

No. INSTANSI

1 2 3 4 1 2 3 4 vector kriteria value

7 Dinas Praswil Prov. NAD 1 3 2 1 4 1 1 0.67 0.33 1.33 0.74 0.160 4.00

2 2 1.5 1 0.5 2 1.11 0.240 4.00 3 3 3 2 1 4 2.21 0.480 4.00 4 4 0.75 0.5 0.25 1 0.55 0.120 4.00 4.61 1.00 4.00 CI = 0.00 CR = 0.00

Kriteria Kriteria eigen bobot eigen

No. INSTANSI

1 2 3 4 1 2 3 4 vector kriteria value

8 Dinas Praswil Prov. NAD 1 4 2 1 3 1 1 0.5 0.25 0.75 0.55 0.120 4.00

2 2 2 1 0.5 1.5 1.11 0.240 4.00 3 3 4 2 1 3 2.21 0.480 4.00 4 4 1.33 0.67 0.33 1 0.74 0.160 4.00 4.61 1.00 4.00 CI = 0.00 CR = 0.00

Kriteria Kriteria eigen bobot eigen

No. INSTANSI

1 2 3 4 1 2 3 4 vector kriteria value

9 Dishub Prov. NAD 1 4 3 1 2 1 1 0.75 0.25 0.5 0.55 0.120 4.00

2 2 1.33 1 0.33 0.67 0.74 0.160 4.00 3 3 4 3 1 2 2.21 0.480 4.00 4 4 2 1.5 0.5 1 1.11 0.240 4.00 4.61 1.00 4.00 CI = 0.00 CR = 0.00 Keterangan Kriteria:

Kriteria 1 : Pengembangan wilayah

Kriteria 2 : Efisiensi Ekonomi

Kriteria 3: Peningkatan Layanan Transportasi

Kriteria 4: Lingkungan dan Sosial Berkelanjutan

Tabel B.3 Bobot Sub-kriteria Pengembangan Wilayah

Kriteria Kriteria eigen bobot eigen

No. INSTANSI 1 2 3 4 5 1 2 3 4 5 vector kriteria value

1 Dishub Prov. NAD 1 1 3 4 5 2 1 1 3 4 5 2 2.61 0.438 5.00

2 2 0.33 1 1.33 1.67 0.67 0.87 0.146 5.00 3 3 0.25 0.75 1 1.25 0.5 0.65 0.109 5.00 4 4 0.2 0.6 0.8 1 0.4 0.52 0.088 5.00 5 5 0.5 1.5 2 2.5 1 1.30 0.219 5.00 5.95 1.00 5.00 CI = 0.00 CR = 0.00

(22)

202

Kriteria Kriteria eigen bobot eigen

No. INSTANSI 1 2 3 4 5 1 2 3 4 5 vector kriteria value

2 Dishub Prov. NAD 1 3 2 1 5 4 1 1 0.67 0.33 1.67 1.33 0.87 0.146 5.00

2 2 1.5 1 0.5 2.5 2 1.30 0.219 5.00 3 3 3 2 1 5 4 2.61 0.438 5.00 4 4 0.6 0.4 0.2 1 0.8 0.52 0.088 5.00 5 5 0.75 0.5 0.25 1.25 1 0.65 0.109 5.00 5.95 1.00 5.00 CI = 0.00 CR = 0.00

Kriteria Kriteria eigen bobot eigen

No. INSTANSI 1 2 3 4 5 1 2 3 4 5 vector kriteria value

3 Dishub Prov. NAD 1 1 2 1 3 2 1 1 2 1 3 2 1.64 0.300 5.00

2 2 0.5 1 0.5 1.5 1 0.82 0.150 5.00 3 3 1 2 1 3 2 1.64 0.300 5.00 4 4 0.33 0.67 0.33 1 0.67 0.55 0.100 5.00 5 5 0.5 1 0.5 1.5 1 0.82 0.150 5.00 5.48 1.00 5.00 CI = 0.00 CR = 0.00

Kriteria Kriteria eigen bobot eigen

No. INSTANSI 1 2 3 4 5 1 2 3 4 5 vector kriteria value

4 Bappeda Prov. NAD 1 3 2 4 5 1 1 1 0.67 1.33 1.67 0.33 0.87 0.146 5.00

2 2 1.5 1 2 2.5 0.5 1.30 0.219 5.00 3 3 0.75 0.5 1 1.25 0.25 0.65 0.109 5.00 4 4 0.6 0.4 0.8 1 0.2 0.52 0.088 5.00 5 5 3 2 4 5 1 2.61 0.438 5.00 5.95 1.00 5.00 CI = 0.00 CR = 0.00

Kriteria Kriteria eigen bobot eigen

No. INSTANSI 1 2 3 4 5 1 2 3 4 5 vector kriteria value

5 Bappeda Prov. NAD 1 5 2 3 4 1 1 1 0.4 0.6 0.8 0.2 0.52 0.088 5.00

2 2 2.5 1 1.5 2 0.5 1.30 0.219 5.00 3 3 1.67 0.67 1 1.33 0.33 0.87 0.146 5.00 4 4 1.25 0.5 0.75 1 0.25 0.65 0.109 5.00 5 5 5 2 3 4 1 2.61 0.438 5.00 5.95 1.00 5.00 CI = 0.00 CR = 0.00 Keterangan Sub-kriteria:

Sub-kriteria 1 : Kesepadanan dengan hirarki jaringan jalan

Sub-kriteria 2 : Keterkaitan anatar PKN, PKW dan PKL

Sub-kriteria 3: Peningkatan kawasan tertinggal

Sub-kriteria 4: Pengembangan kawasan khusus

(23)

LAMPIRAN C

(24)

203

LAMPIRAN C:

ANALISIS TINGKAT KEPENTINGAN PIHAK PIHAK PENENTU KEPUTUSAN

1. Bobot tingkat kepentingan Instansi dan pihak lainnya untuk terlibat dalam

pengambilan keputusan

Tabel C.1

Bobot yang diberikan oleh pihak pengambil keputusan

Responden No. Instansi/Badan 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 Bobot rata-rata 1 BAPPENAS 4 3 3 1 5 5 3 5 3 5 4 2 3.58 2 Departemen PU 4 3 5 1 5 5 4 5 5 5 5 4 4.25 3 Departemen Perhubungan 4 4 5 1 4 4 3 4 3 3 1 4 3.33 4 BAPPEDA Propinsi 4 5 4 5 4 4 4 5 3 4 4 5 4.25 5 Dinas Praswil Propinsi 4 5 5 5 4 4 3 5 5 3 5 3 4.25 6 Dishub Propinsi 4 5 5 3 4 4 3 4 3 2 2 4 3.58 7 BAPPEDA Kab./Kota 4 4 3 5 3 3 3 3 1 2 1 3 2.92 8 DPRD Propinsi 3 2 4 5 3 3 3 5 2 2 4 4 3.33 9 Dinas PU/Praswil Kab./Kota 4 4 4 5 3 3 3 3 2 3 3 3 3.33 10 Dishub Kab./Kota 4 4 4 3 3 3 2 2 2 2 1 3 2.75 11 Perguruan Tinggi 4 5 3 3 3 2 3 2 2 3 2 3 2.92 12 DPRD Kab./Kota 3 1 3 5 2 1 3 3 2 1 1 3 2.33 13 LSM 2 2 3 5 3 3 5 2 2 3 2 2 2.83 14 Organisasi Profesi 2 2 2 1 3 2 4 2 2 1 3 1 2.08 15 Tokoh Masyarakat 2 2 2 5 2 2 4 2 2 2 2 1 2.33 16 investor 3 0.60 17 KLH 4 0.80 18 Hankam 2 0.40

Keterangan: 5. Sangat penting 4. Penting 3. Sedang 2. Kurang 1. Tidak penting

2. Bobot Alternatif, Kriteria dan Sub-kriteria yang diberikan oleh pengambil

keputusan

Tabel C.2

Bobot Alternatif

Responden Alternatif 1 2 3 4 5 6 7 8 10 Bobot 1 0.160 0.480 0.387 0.480 0.160 0.160 0.160 0.240 0.480 0.301 2 0.480 0.240 0.387 0.240 0.240 0.240 0.240 0.160 0.240 0.274 3 0.240 0.160 0.129 0.160 0.480 0.480 0.480 0.480 0.160 0.308 4 0.120 0.120 0.097 0.120 0.120 0.120 0.120 0.120 0.120 0.117 1.000 1.000 1.000 1.000 1.000 1.000 1.000 1.000 1.000 1.000 Keterangan: Alternatif 1: pemeliharaan rutin Alternatif 2: pemeliharaan berkala

(25)

Tabel C.3

Bobot Kriteria

Responden Kriteria 1 2 3 4 5 6 7 8 9 Bobot 1 0.160 0.480 0.167 0.480 0.240 0.240 0.160 0.120 0.120 0.256 2 0.240 0.160 0.333 0.160 0.120 0.160 0.240 0.240 0.160 0.207 3 0.480 0.240 0.333 0.240 0.480 0.480 0.480 0.480 0.480 0.402 4 0.120 0.120 0.167 0.120 0.160 0.120 0.120 0.160 0.240 0.136 1.000 1.000 1.000 1.000 1.000 1.000 1.000 1.000 1.000 1.000 Keterangan: Kriteria 1 : pengembangan wilayah

Kriteria 2 : efisiensi Ekonomi Kriteria 3 : peningkatan layanan transportasi Kriteria 4 : lingkungan dan sosial berkelanjutan

Tabel C.4

Bobot sub-kriteria Pengembangan Wilayah

Responden Kriteria 1 2 3 4 5 6 7 8 9 Bobot 1 0.438 0.146 0.300 0.146 0.088 0.219 0.438 0.438 0.146 0.262 2 0.146 0.219 0.150 0.219 0.219 0.438 0.146 0.146 0.219 0.211 3 0.109 0.438 0.300 0.109 0.146 0.146 0.109 0.109 0.438 0.212 4 0.088 0.088 0.100 0.088 0.109 0.088 0.088 0.088 0.109 0.094 5 0.219 0.109 0.150 0.438 0.438 0.109 0.219 0.219 0.088 0.221 1.000 1.000 1.000 1.000 1.000 1.000 1.000 1.000 1.000 1.000 Keterangan: Sub-kriteria 1 : kesepadanan dengan hirarki jaringan jalan

Sub-kriteria 2 : keterkaitan antara PKN, PKW dan PKL Sub-kriteria 3 : peningkatan kawasan tertinggal Sub-kriteria 4 : pengembangan kawasan khusus

Sub-kriteria 5 : keterpaduan antar da transportasi

Tabel C.5 Bobot sub-kriteria Efisiensi Ekonomi

Responden Kriteria 1 2 3 4 5 6 7 8 9 Bobot 1 0.182 0.182 0.143 0.273 0.182 0.273 0.182 0.273 0.182 0.208 2 0.545 0.273 0.429 0.545 0.273 0.182 0.545 0.545 0.273 0.401 3 0.273 0.545 0.429 0.182 0.545 0.545 0.273 0.182 0.545 0.391 1.000 1.000 1.000 1.000 1.000 1.000 1.000 1.000 1.000 1.000 Keterangan: Sub-kriteria 1 : total biaya yang dibutuhkan

Sub-kriteria 2 : kelayakan ekonomi Sub-kriteria 3 : penghematan BOK

(26)

205

Tabel C.6

Bobot sub-kriteria Layanan Transportasi

Responden Kriteria 1 2 3 4 5 6 7 8 9 Bobot 1 0.160 0.160 0.200 0.160 0.160 0.160 0.120 0.091 0.522 0.193 2 0.120 0.120 0.200 0.120 0.120 0.120 0.240 0.182 0.174 0.155 3 0.480 0.240 0.200 0.480 0.480 0.240 0.480 0.364 0.130 0.344 4 0.240 0.480 0.400 0.240 0.240 0.480 0.160 0.364 0.174 0.309 1.000 1.000 1.000 1.000 1.000 1.000 1.000 1.000 1.000 1.000 Keterangan: Sub-kriteria 1 : Indeks aksessibilitas

Sub-kriteria 2 : Indeks mobilitas Sub-kriteria 3 : tingkat kinerja lalu lintas (V/C) Sub-kriteria 4 : kondisi kerusakan jalan

Tabel C.7

Bobot sub-kriteria Lingkungan dan Sosial berkelanjutan

Responden Kriteria 1 2 3 4 5 6 7 8 9 Bobot 1 0.545 0.545 0.500 0.545 0.545 0.273 0.182 0.545 0.545 0.470 2 0.273 0.273 0.250 0.273 0.182 0.182 0.273 0.273 0.182 0.240 3 0.182 0.182 0.250 0.182 0.273 0.545 0.545 0.182 0.273 0.290 1.000 1.000 1.000 1.000 1.000 1.000 1.000 1.000 1.000 1.000 Keterangan: Sub-kriteria 1 : dampak terhadap kelestarian kawasan

Sub-kriteria 2 : dampak terhadap ganti rugi lahan Sub-kriteria 3 : terciptanya lapangan kerja

(27)

3.

Bobot Alternatif, Kriteria dan Sub-kriteria yang diberikan oleh stakeholders

Tabel C.8

Bobot Alternatif

Responden Kriteria 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 Bobot 1 0.120 0.240 0.120 0.480 0.250 0.480 0.120 0.160 0.167 0.480 0.120 0.480 0.240 0.160 0.222 0.480 0.270 2 0.480 0.160 0.160 0.240 0.250 0.160 0.240 0.240 0.333 0.120 0.160 0.120 0.160 0.240 0.222 0.120 0.213 3 0.240 0.480 0.240 0.120 0.250 0.240 0.480 0.480 0.333 0.240 0.240 0.160 0.480 0.480 0.444 0.240 0.322 0.160 0.120 0.480 0.160 0.250 0.120 0.160 0.120 0.167 0.160 0.480 0.240 0.120 0.120 0.111 0.160 0.195 1.000 1.000 1.000 1.000 1.000 1.000 1.000 1.000 1.000 1.000 1.000 1.000 1.000 1.000 1.000 1.000 1.000

Keterangan: Alternatif 1 : pemeliharaan rutin

Alternatif 2 : pemeliharaan berkala

Alternatf 3 : peningkatan jalan

Altenatif 4 : pembangunan jalan baru

Tabel C.9

Bobot Kriteria

Responden Kriteria 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 Bobot 1 0.120 0.240 0.120 0.480 0.250 0.480 0.120 0.160 0.167 0.480 0.120 0.480 0.240 0.160 0.222 0.480 0.270 2 0.480 0.160 0.160 0.240 0.250 0.160 0.240 0.240 0.333 0.120 0.160 0.120 0.160 0.240 0.222 0.120 0.213 3 0.240 0.480 0.240 0.120 0.250 0.240 0.480 0.480 0.333 0.240 0.240 0.160 0.480 0.480 0.444 0.240 0.322 4 0.160 0.120 0.480 0.160 0.250 0.120 0.160 0.120 0.167 0.160 0.480 0.240 0.120 0.120 0.111 0.160 0.195 1.000 1.000 1.000 1.000 1.000 1.000 1.000 1.000 1.000 1.000 1.000 1.000 1.000 1.000 1.000 1.000 1.000

Keterangan: Kriteria 1 : pengembangan wilayah

Kriteria 2 : efisiensi Ekonomi

Kriteria 3 : peningkatan layanan transportasi

(28)

207

Tabel C.10

Bobot sub-kriteria Pengembangan Wilayah

Responden Kriteria 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 Bobot 1 0.146 0.088 0.146 0.109 0.200 0.088 0.438 0.109 0.250 0.088 0.146 0.493 0.088 0.438 0.438 0.109 0.211 2 0.438 0.146 0.219 0.146 0.200 0.146 0.088 0.088 0.125 0.109 0.219 0.198 0.438 0.146 0.219 0.146 0.192 3 0.109 0.219 0.438 0.438 0.200 0.438 0.219 0.438 0.250 0.438 0.438 0.099 0.219 0.109 0.109 0.438 0.287 4 0.088 0.109 0.109 0.219 0.200 0.219 0.109 0.219 0.125 0.219 0.109 0.079 0.109 0.088 0.088 0.219 0.144 5 0.219 0.438 0.088 0.088 0.200 0.109 0.146 0.146 0.250 0.146 0.088 0.132 0.146 0.219 0.146 0.088 0.165 1.000 1.000 1.000 1.000 1.000 1.000 1.000 1.000 1.000 1.000 1.000 1.000 1.000 1.000 1.000 1.000 1.000

Keterangan: Sub-kriteria 1 : kesepadanan dengan hirarki jaringan jalan

Sub-kriteria 2 : keterkaitan antara PKN, PKW dan PKL

Sub-kriteria 3 : peningkatan kawasan tertinggal

Sub-kriteria 4 : pengembangan kawasan khusus

Sub-kriteria 5 : keterpaduan antar da transportasi

Tabel C.11 Bobot sub-kriteria Efisiensi Ekonomi

Responden Kriteria 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 Bobot 1 0.182 0.273 0.182 0.182 0.333 0.273 0.273 0.182 0.333 0.545 0.182 0.273 0.182 0.182 0.182 0.273 0.252 2 0.545 0.545 0.273 0.545 0.333 0.545 0.545 0.545 0.333 0.273 0.273 0.545 0.545 0.545 0.545 0.545 0.468 3 0.273 0.182 0.545 0.273 0.333 0.182 0.182 0.273 0.333 0.182 0.545 0.182 0.273 0.273 0.273 0.182 0.280 1.000 1.000 1.000 1.000 1.000 1.000 1.000 1.000 1.000 1.000 1.000 1.000 1.000 1.000 1.000 1.000 1.000

Keterangan: Sub-kriteria 1 : total biaya yang dibutuhkan

Sub-kriteria 2 : kelayakan ekonomi

(29)

Tabel C.12

Bobot sub-kriteria Transportasi

Responden Kriteria 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 Bobot 1 0.480 0.160 0.480 0.160 0.250 0.154 0.120 0.120 0.250 0.120 0.480 0.154 0.154 0.120 0.480 0.120 0.238 2 0.120 0.240 0.160 0.120 0.250 0.154 0.160 0.160 0.250 0.160 0.160 0.154 0.154 0.160 0.240 0.160 0.175 3 0.160 0.120 0.120 0.480 0.250 0.231 0.240 0.240 0.250 0.240 0.120 0.462 0.231 0.240 0.120 0.240 0.234 4 0.240 0.480 0.240 0.240 0.250 0.462 0.480 0.480 0.250 0.480 0.240 0.231 0.462 0.480 0.160 0.480 0.353 1.000 1.000 1.000 1.000 1.000 1.000 1.000 1.000 1.000 1.000 1.000 1.000 1.000 1.000 1.000 1.000 1.000

Keterangan: Sub-kriteria 1 : Indeks aksessibilitas

Sub-kriteria 2 : Indeks mobilitas

Sub-kriteria 3 : tingkat kinerja lalu lintas (V/C)

Sub-kriteria 4 : kondisi kerusakan jalan

Tabel C.13

Bobot sub-kriteria Lingkungan

Responden Kriteria 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 Bobot 1 0.545 0.273 0.545 0.545 0.333 0.273 0.545 0.545 0.400 0.182 0.545 0.273 0.273 0.545 0.182 0.545 0.409 2 0.273 0.182 0.182 0.182 0.333 0.182 0.273 0.182 0.400 0.273 0.182 0.182 0.182 0.273 0.545 0.182 0.250 3 0.182 0.545 0.273 0.273 0.333 0.545 0.182 0.273 0.200 0.545 0.273 0.545 0.545 0.182 0.273 0.273 0.340 1.000 1.000 1.000 1.000 1.000 1.000 1.000 1.000 1.000 1.000 1.000 1.000 1.000 1.000 1.000 1.000 1.000

Keterangan: Sub-kriteria 1 : dampak terhadap kelestarian kawasan

Sub-kriteria 2 : dampak terhadap ganti rugi lahan

(30)

LAMPIRAN D

Analisis Bangkitan/ Tarikan

Pergerakan

(31)

209

LAMPIRAN D

MODEL BANGKITAN DAN TARIKAN PERGERAKAN

Data dasar yang digunakan adalah pergerakan asal zona i (Oi) dan tujuan zona d (Dd) dari

survey nasional tahun 2001, di mana basis zonanya adalah kabupaten/kota. Pegerakan ini

ditampilkan dalam bentuk matriks, hinga lebih dikenal dengan sebutan O-D Nasional 2001.

Dalam O-D Nas 2001, pergerakan dikelompokkan menjadi pergerakan barang dan

penumpang. Masing-masing kelompok dibagi lagi per moda angkutan. Sesuai dengan zona

studi Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam (NAD) maka yang dipilah dari O-D Nas tersebut

hanya pergerakan antar kota dalam Provinsi NAD. Pegerakan yang ditinjau hanya yang

menggunakan moda angkutan darat.

Besarnya pergerakan penumpang dengan menggunakan moda angkutan darat, seperti yang

dapat dlihat pada

Tabel D.1

Tabel D.1

Pergerakan penumpang moda jalan antar zona dalam provinsi NAD tahun

2001

ASAL TUJUAN Pergerakan

PROPINSI Kab./kota PROPINSI Kab./kota (pergerakan/tahun)

1 2 3 4 5

DI Aceh Aceh Selatan DI Aceh Aceh Tenggara 30,219

Aceh Selatan DI Aceh Aceh Timur 23,505

Aceh Selatan DI Aceh Aceh Tengah 22,789

Aceh Selatan DI Aceh Aceh Barat 927,754

Aceh Selatan DI Aceh Aceh Besar 55,944

Aceh Selatan DI Aceh Pidie 24,413

Aceh Selatan DI Aceh Aceh Utara 46,788

Aceh Selatan DI Aceh Banda Aceh 367,157

DI Aceh Aceh Tenggara DI Aceh Aceh Selatan 96,730

Aceh Tenggara DI Aceh Aceh Timur 69,084

Aceh Tenggara DI Aceh Aceh Tengah 15,645

(32)

210

ASAL TUJUAN Pergerakan

PROPINSI Kab./kota PROPINSI Kab./kota (pergerakan/tahun)

1 2 3 4 5

Aceh Tenggara DI Aceh Aceh Besar 5,670

Aceh Tenggara DI Aceh Pidie 42,691

Aceh Tenggara DI Aceh Aceh Utara 33,244

Aceh Tenggara DI Aceh Banda Aceh 104,701

DI Aceh Aceh Timur DI Aceh Aceh Selatan 32,483

Aceh Timur DI Aceh Aceh Tenggara 35,555

Aceh Timur DI Aceh Aceh Tengah 32,866

Aceh Timur DI Aceh Aceh Barat 23,913

Aceh Timur DI Aceh Aceh Besar 31,577

Aceh Timur DI Aceh Pidie 82,752

Aceh Timur DI Aceh Aceh Utara 1,396,687

Aceh Timur DI Aceh Banda Aceh 307,229

DI Aceh Aceh Tengah DI Aceh Aceh Selatan 43,750

Aceh Tengah DI Aceh Aceh Tenggara 46,491

Aceh Tengah DI Aceh Aceh Timur 20,898

Aceh Tengah DI Aceh Aceh Barat 12,573

Aceh Tengah DI Aceh Aceh Besar 8,804

Aceh Tengah DI Aceh Pidie 52,626

Aceh Tengah DI Aceh Aceh Utara 385,938

Aceh Tengah DI Aceh Banda Aceh 429,098

DI Aceh Aceh Barat DI Aceh Aceh Selatan 559,697

Aceh Barat DI Aceh Aceh Tenggara 15,483

Aceh Barat DI Aceh Aceh Timur 36,498

Aceh Barat DI Aceh Aceh Tengah 36,242

Aceh Barat DI Aceh Aceh Besar 58,852

Aceh Barat DI Aceh Pidie 38,272

Aceh Barat DI Aceh Aceh Utara 74,659

Aceh Barat DI Aceh Banda Aceh 340,381

DI Aceh Aceh Besar DI Aceh Aceh Selatan 20,979

Aceh Besar DI Aceh Aceh Tenggara 13,306

Aceh Besar DI Aceh Aceh Timur 52,461

(33)

211

ASAL TUJUAN Pergerakan

PROPINSI Kab./kota PROPINSI Kab./kota (pergerakan/tahun)

1 2 3 4 5

Aceh Besar DI Aceh Aceh Barat 195,221

Aceh Besar DI Aceh Pidie 113,965

Aceh Besar DI Aceh Aceh Utara 198,150

Aceh Besar DI Aceh Banda Aceh 221,801

DI Aceh Pidie DI Aceh Aceh Selatan 10,386

Pidie DI Aceh Aceh Tenggara 10,511

Pidie DI Aceh Aceh Timur 103,538

Pidie DI Aceh Aceh Tengah 40,035

Pidie DI Aceh Aceh Barat 15,113

Pidie DI Aceh Aceh Besar 48,181

Pidie DI Aceh Aceh Utara 1,584,815

Pidie DI Aceh Banda Aceh 513,403

DI Aceh Aceh Utara DI Aceh Aceh Selatan 224,852

Aceh Utara DI Aceh Aceh Tenggara 99,652

Aceh Utara DI Aceh Aceh Timur 745,170

Aceh Utara DI Aceh Aceh Tengah 235,182

Aceh Utara DI Aceh Aceh Barat 136,660

Aceh Utara DI Aceh Aceh Besar 156,880

Aceh Utara DI Aceh Pidie 165,117

Aceh Utara DI Aceh Banda Aceh 209,131

DI Aceh Banda Aceh DI Aceh Aceh Selatan 213,949

Banda Aceh DI Aceh Aceh Tenggara 39,729

Banda Aceh DI Aceh Aceh Timur 204,267

Banda Aceh DI Aceh Aceh Tengah 144,706

Banda Aceh DI Aceh Aceh Barat 1,190,098

Banda Aceh DI Aceh Aceh Besar 129,429

Banda Aceh DI Aceh Pidie 785,004

Banda Aceh DI Aceh Aceh Utara 805,303

Berdasarkan Tabel D.1 maka dibentuklah Matrik Asal Tujuan (MAT) dasar penumpang pada

tahun 2001, seperti yang dapat dilihat pada

Tabel D.2

(34)

212

Tabel D.2

MAT penumpang dalam propinsi NAD tahun 2001

ASAL\TUJUAN B Aceh A Besar Pidie A Utara A Timur A Tengah A Tenggara A Barat A Selatan

Σοι

Banda Aceh 129,429 785,004 805,303 204,267 144,706 39,729 1,190,098 213,949 3,512,485 Aceh Besar 221,801 113,965 198,150 52,461 25,429 13,306 195,221 20,979 841,312 Pidie 513,403 48,181 1,584,815 103,538 40,035 10,511 15,113 10,386 2,325,982 Aceh Utara 209,131 156,880 165,117 745,170 235,182 99,652 136,660 156,880 1,904,672 Aceh Timur 307,229 31,577 82,752 1,396,687 322,866 35,555 23,913 32,483 2,233,062 Aceh Tengah 429,098 8,804 52,626 385,938 20,898 46,491 12,573 43,750 1,000,178 Aceh Tenggara 104,701 5,670 42,691 33,244 69,084 15,645 9,547 96,730 377,312 Aceh Barat 340,381 58,852 38,272 74,659 36,498 36,242 15,483 559,697 1,160,084 Aceh Selatan 367,157 55,944 24,413 46,788 23,505 22,789 30,219 927,754 1,498,569

Σ

Dd

2,492,901 495,337 1,304,840 4,525,584 1,255,421 842,894 290,946 2,510,879 1,134,854 14,853,656

(35)

213

Sejalan dengan pergerakan penumpang, analisis yang sama dilakukan untuk pergerakan

barang, untuk memperoleh model bangkitan/ tarikan penumpang. Data dasar pergerakan

barang berdasarkan moda angkutan darat seperti yang dapat dilihat pada

Tabel D.3

.

Tabel D.3

MAT pergerakan barang moda jalan antar zona dalam Provinsi NAD tahun

2001

ASAL TUJUAN

Propinsi Kabupaten Propinsi Kabupaten

Berat Barang (Ton/Thn)

1 2 3 4 5

DI Aceh Aceh Selatan DI Aceh Aceh Tenggara 136,356

Aceh Selatan DI Aceh Aceh Timur 17,676

Aceh Selatan DI Aceh Aceh Barat 236,453

Aceh Selatan DI Aceh Aceh Utara 58,127

Aceh Selatan DI Aceh Banda Aceh 48,760

Aceh Tenggara DI Aceh Aceh Barat 53,421

Aceh Tenggara DI Aceh Banda Aceh 112,784

Aceh Timur DI Aceh Aceh Tengah 19,508

Aceh Timur DI Aceh Pidie 30,712

Aceh Timur DI Aceh Aceh Utara 344,429

Aceh Timur DI Aceh Banda Aceh 50,623

Aceh Tengah DI Aceh Pidie 50,727

Aceh Tengah DI Aceh Aceh Utara 468,024

Aceh Tengah DI Aceh Banda Aceh 53,586

Aceh Barat DI Aceh Aceh Selatan 702,064

Aceh Barat DI Aceh Aceh Timur 156,008

Aceh Barat DI Aceh Aceh Besar 624,051

Aceh Barat DI Aceh Pidie 45,827

Aceh Barat DI Aceh Aceh Utara 6,461

Aceh Barat DI Aceh Banda Aceh 28,116

Aceh Besar DI Aceh Aceh Selatan 20,907

Aceh Besar DI Aceh Aceh Tenggara 2,215

Aceh Besar DI Aceh Aceh Timur 38,998

Aceh Besar DI Aceh Aceh Tengah 12,181

(36)

214

Aceh Besar DI Aceh Pidie 84,353

Aceh Besar DI Aceh Aceh Utara 154,521

Aceh Besar DI Aceh Banda Aceh 4,774

Pidie DI Aceh Aceh Timur 61,093

Pidie DI Aceh Aceh Tengah 41,675

Pidie DI Aceh Aceh Barat 27,068

Pidie DI Aceh Aceh Besar 102,063

Pidie DI Aceh Aceh Utara 328,615

Pidie DI Aceh Banda Aceh 37,530

Aceh Utara DI Aceh Aceh Selatan 19,508

Aceh Utara DI Aceh Aceh Tenggara 47,759

Aceh Utara DI Aceh Aceh Timur 529,876

Aceh Utara DI Aceh Aceh Tengah 1,267,610

Aceh Utara DI Aceh Aceh Barat 58,075

Aceh Utara DI Aceh Aceh Besar 120,419

Aceh Utara DI Aceh Pidie 336,401

Aceh Utara DI Aceh Banda Aceh 191,269

Banda Aceh DI Aceh Aceh Selatan 16,229

Banda Aceh DI Aceh Aceh Tenggara 8,639

Banda Aceh DI Aceh Aceh Timur 150,158

Banda Aceh DI Aceh Aceh Tengah 19,508

Banda Aceh DI Aceh Aceh Barat 188,803

Banda Aceh DI Aceh Aceh Besar 780,077

Banda Aceh DI Aceh Pidie 75,040

Banda Aceh DI Aceh Aceh Utara 75,465

Berdasarkan Tabel D.3 maka dibentuklah Matrik Asal Tujuan (MAT) dasar barang pada tahun

2001, seperti yang dapat dilihat pada

Tabel D.4

Model bangkitan dibangun menggunakan metode regresi. Regresi yang digunakan adalah

Multiple Linear Regression. Untuk model bangkitan/tarikan penumpang dan barang digunakan

variabel yang sama. Ada tujuh variabel bebas yang digunakan, seperti yang dapat dilihat pada

Tabel D.5.

Koefisien korelasi antar variabel dapat dilihat pada

Tabel D.6.

Untuk pergerakan

penumpang, masing-masing pada

Tabel D.7

dan

Tabel D.8

.

(37)

Tabel D.4

MAT barang dalam propinsi NAD tahun 2001 (ton/tahun)

ASAL\TUJUAN B Aceh A Besar Pidie A Utara A Timur A Tengah A Tenggara A Barat A Selatan

Σ

oi

Banda Aceh 780,077 75,040 75,465 150,158 19,508 8,639 188,803 16,229 1,313,919 Aceh Besar 4,774 84,353 154,521 38,998 12,181 2,215 205,425 20,907 523,374 Pidie 37,530 102,063 328,615 61,093 41,675 0 27,068 0 598,044 Aceh Utara 191,269 120,419 336,401 529,876 1,267,610 47,759 58,075 19,508 2,570,917 Aceh Timur 50,623 0 30,712 344,429 19,508 0 0 0 445,272 Aceh Tengah 53,586 0 50,727 468,024 0 0 0 0 572,337 Aceh Tenggara 112,784 0 0 0 0 0 53,421 0 166,205 Aceh Barat 28,116 624,051 45,827 6,461 156,008 0 0 702,064 1,562,527 Aceh Selatan 48,760 0 0 58,127 17,676 0 136,356 236,453 497,372

Σ

Dd

527,442 1,626,610 623,060 1,435,642 953,809 1,360,482 194,969 769,245 758,708 8,249,967

(38)

216

Tabel D.5 Bangkitan/Tarikan pergerakan penumpang dalam propinsi NAD tahun 2001 dan variabel bebas

Kabupaten Bangkitan Tarikan Populasi Jlh Kendaraan Pjng Jln Aspal Angkatan kerja Jlh Industri Produksi padi

/Kota (perg/tahun) (perg/tahun) (orang) (unit) (km) (orang) (unit) (ton)

Y1 Y2 X1 X3 X4 X5 X6 X7 1 2 3 4 5 6 7 8 9 Banda Aceh 3,512,485 2,492,901 218,300 194,970 210.02 104,700 8 1,748.00 Aceh Besar 841,312 495,337 288,600 20,129 934.50 153,700 14 158,483.00 Pidie 2,325,982 1,304,840 504,900 28,780 1,027.90 179,055 1 156,602.00 Aceh Utara 1,904,672 4,525,584 1,026,600 79,656 1,498.75 453,766 10 176,642.00 Aceh Timur 2,233,062 1,255,421 662,600 31,658 2,089.71 242,754 22 211,083.00 Aceh Tengah 1,000,178 842,894 265,700 24,884 800.25 167,672 1 48,273.00 Aceh Tenggara 377,312 290,946 211,800 4,629 1,088.92 98,388 1 117,832.00 Aceh Barat 1,160,084 2,510,879 427,700 27,826 1,725.35 210,797 7 184,336.00 Aceh Selatan 1,498,569 1,134,854 427,000 19,301 1,497.92 127,329 8 68,417.00 Jumlah 14,853,656 14,853,656 4,033,200 431,833.00 10,873.32 1,738,161 72 1,123,416.00

(39)

Tabel D.6

Matriks korelasi antar variabel untuk pergerakan penumpang

Bangkitan Tarikan Populasi PDRB Jlh Kend. Pj. Jln Aspal Angk. kerja Jlh Industri

Jlh. Prod. padi

(pen/tahun) (pen/tahun) (orang) (ribu) (unit) (km) (orang) (unit) (ton)

Zona 1 2 3 4 5 6 7 8 9 Bangkitan 1 1.0000 Tarikan 2 0.4620 1.0000 Populasi 3 0.2214 0.7211 1.0000 PDRB 4 0.1155 0.7886 0.8679 1.0000 Jlh Kend 5 0.8156 0.5369 -0.0011 0.1715 1.0000 Pjg Jl Aspal 6 -0.2466 0.1369 0.6012 0.2772 -0.5515 1.0000 Angk. kerja 7 0.1103 0.7846 0.9439 0.9181 0.0400 0.4800 1.0000 Jlh Industri 8 0.2464 0.1362 0.3954 0.2156 0.0882 0.5075 0.3161 1.0000 Produksi padi 9 -0.2470 0.1504 0.5971 0.2923 -0.5082 0.7763 0.5578 0.4631 1.0000

(40)

218

Tabel D.7 Bangkitan/Tarikan pergerakan barang dan variabel bebas

Kabupaten Bangkitan Tarikan Populasi PDRB Jlh Kend Pjg Jl Aspal Angk. kerja Jlh Industri Produksi padi

/Kota (ton/tahun) (ton/tahun) (orang) (ribu) (unit) (km) (orang) (unit) (ton)

Y3 Y4 X1 X2 X3 X4 X5 X6 X7 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

Banda Aceh

1,313,919 527,442 218,300 3,182.77 194,970 210.02 104,700 8 1,748.00

Aceh Besar

523,374 1,626,610 288,600 4,304.77 20,129 934.50 153,700 14 158,483.00

Pidie

598,044 623,060 504,900 2,809.02 28,780 1,027.90 179,055 1 156,602.00

Aceh Utara

2,570,917 1,435,642 1,026,600 38,396.83 79,656 1,498.75 453,766 10 176,642.00

Aceh Timur

445,272 953,809 662,600 7,589.43 31,658 2,089.71 242,754 22 211,083.00

Aceh Tengah

572,337 1,360,482 265,700 4,742.70 24,884 800.25 167,672 1 48,273.00

Aceh Tenggara

166,205 194,969 211,800 2,228.01 4,629 1,088.92 98,388 1 117,832.00

Aceh Barat

1,562,527 769,245 427,700 2,938.31 27,826 1,725.35 210,797 7 184,336.00

Aceh Selatan

497,372 758,708 427,000 6,722.69 19,301 1,497.92 127,329 8 68,417.00

Jumlah

8,249,967 8,249,967 4,033,200 72,914.53 431,833.00 10,873.32 1,738,161 72 1,123,416.00

(41)

Tabel D.8

Matriks Korelasi antar variabel untuk pergerakan barang

Bangkitan Tarikan Populasi PDRB Jlh Kend. Pj. Jln Aspal Angk. kerja Jlh Industri Jlh. Prod. padi

(ton/tahun) (ton/tahun) (orang) (ribu) (unit) (km) (orang) (unit) (ton)

1 2 3 4 5 6 7 8 9 Bangkitan 1 1.0000 Tarikan 2 0.2994 1.0000 Populasi 3 0.6524 0.3671 1.0000 PDRB 4 0.7753 0.4657 0.8679 1.0000 Jlh Kendaraan 5 0.4882 -0.1217 -0.0011 0.1715 1.0000 Pjg Jl Aspal 6 0.0811 0.1014 0.6012 0.2772 -0.5515 1.0000 Angk. kerja 7 0.7729 0.5194 0.9439 0.9181 0.0400 0.4800 1.0000 Jlh Industri 8 0.0852 0.3815 0.3954 0.2156 0.0882 0.5075 0.3161 1.0000 Produksi padi 9 0.1541 0.2391 0.5971 0.2923 -0.5082 0.7763 0.5578 0.4631 1.0000

(42)

220

Dari Tabel D.6 dan Tabel D.8 selanjutnya dilakukan analisis statistik dengan

menggunakan program MS Excel, maka diperoleh model bangkitan/tarikan untuk

masing-masing pergerakan barang dan penumpang sebagai berikut.

1.

Persamaan Bangkitan Penumpang:

Oi = 652949,24+0.808 (

Jumlah Penduduk Zona

i)+

13.245(

Jumlah kendaraan zona

i

)

2.

Persamaan Tarikan Penumpang:

Dd = 531561,89 +82.7868 (

Jumlah PDRB Zona

d)+

9.34 (

Jumlah kendaraan zona

d

)

3.

Persamaan Bangkitan Barang:

Oi = 306607,54+47.201 (

Jumlah PDRB Zona

i)+

4.745(

Jumlah kendaraan zona

i

)

4.

Persamaan Tarikan Barang:

Dd = 621500,188 +0,6587 (

Jumlah Penduduk Zona

d)

Tabel D.9 Berikut disajikan parameter statistik model bangkitan tarikan

T stat Model R2

intercept Var X1 Var X2

F Bangkitan Penumpang 0,715 1,4841 1,0193 3,7414 7,515 Tarikan Penumpang 0,788 1,5532 3,7624 2,1693 11,158 Bangkitan Barang 0,7311 1,3849 3,3159 1,7035 8,157 Tarikan Barang 0,135 1,9245 1.0493 - 1,0905

(43)

LAMPIRAN E

Analisis Matriks Asal – Tujuan

(MAT)

Gambar

Tabel B.1 Bobot Program Penanganan
Tabel B.3 Bobot Sub-kriteria Pengembangan Wilayah
Tabel C.1  Bobot yang diberikan oleh pihak pengambil keputusan  Responden  No.  Instansi/Badan  1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12  Bobot  rata-rata  1  BAPPENAS  4 3 3 1 5 5 3 5 3  5  4  2  3.58  2  Departemen  PU  4 3 5 1 5 5 4 5 5  5  5  4  4.25  3  Departemen  Perhubungan  4 4 5 1 4 4 3 4 3  3  1  4  3.33  4  BAPPEDA  Propinsi  4 5 4 5 4 4 4 5 3  4  4  5  4.25
Tabel C.4  Bobot sub-kriteria Pengembangan Wilayah  Responden  Kriteria  1 2 3 4 5 6 7 8  9  Bobot  1  0.438 0.146 0.300 0.146 0.088 0.219 0.438  0.438 0.146  0.262  2  0.146 0.219 0.150 0.219 0.219 0.438 0.146  0.146 0.219  0.211  3  0.109 0.438 0.300 0.109 0.146 0.146 0.109  0.109 0.438  0.212  4  0.088 0.088 0.100 0.088 0.109 0.088 0.088  0.088 0.109  0.094  5  0.219 0.109 0.150 0.438 0.438 0.109 0.219  0.219 0.088  0.221   1.000 1.000 1.000 1.000 1.000 1.000 1.000  1.000 1.000  1.000  Keterangan:   Sub-kriteria 1  : kesepadanan dengan hirarki jaringan jalan
+7

Referensi

Dokumen terkait

Dusun Pucung desa Pucakwangi merupakan salah satu dusun yang masih kurang mengerti akan kebersihan air yang digunakan untuk mandi dan mencuci di tempat pemandian umum.. Memang

Kualitas air yang disediakan di rumah sakit harus sesuai dengan Keputusan Kualitas air yang disediakan di rumah sakit harus sesuai dengan Keputusan Menteri

Cinta Ilahi (divine love) Ibn Miskawayh banyak terinspirasi oleh teori eros Platon. Sedangkan, teori 4 penyebab cinta Aristoteles dan kesesuaian hidup manusia dengan

Kasus ini masuk dalam catatan kasus pelanggaran HAM di Indonesia, yaitu pembantaian yang dilakukan oleh militer atau anggota TNI dengan menembak warga sipil

Dilihat dari pemaparan informasi kendala yang dihadapi Yatim Mandiri Tulungagung cenderung terjadi kendala yang ada diluar lembaga diantaranya yaitu tidak ada kerjasama

Bahwa selama dalam perkawinan tersebut, Terdakwa dan Saksi-1 tinggal di daerah Rawageni Depok, semula kehidupan Terdakwa dan Saksi-1 berjalan harmonis dan mempunyai

Dalam penentuan prioritas risiko menggunakan metode AHP didapatkan variabel risiko yang memiliki prioritas atau bobot tinggi pada pelaksanaan pekerjaan

Bogor Utara 2 unit, Kec Bogor Timur 2 Unit, Kec.. Bogor Tengah 2 Unit,