• Tidak ada hasil yang ditemukan

LAPORAN HARIAN PUSDALOPS BNPB Sabtu, 03 Oktober 2009

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "LAPORAN HARIAN PUSDALOPS BNPB Sabtu, 03 Oktober 2009"

Copied!
9
0
0

Teks penuh

(1)

.

BADAN NASIONAL PENANGGULANGAN BENCANA ( B N P B )

JI. Ir. H. Juanda 36, Jakarta 10120 Indonesia Telepon : (021) 345 8400 Fax : (021) 345 8500

Email : posko@bnpb.go.id Website : http://www.bnpb.go.id

LAPORAN HARIAN PUSDALOPS BNPB

Sabtu, 03 Oktober 2009

Hari Jumat, 02 Oktober 2009 pukul 08.00 WIB hingga hari Sabtu, 03 Oktober 2009 pukul 08.00 WIB, dilaporkan informasi kejadian alam dan bencana di wilayah Indonesia yang diperoleh Pusdalops BNPB sebagai berikut :

I. Gempa Bumi di Sumatera A. Kejadian

1. Jenis Kejadian : Gempa Bumi Tektonik

2. Waktu Kejadian : Rabu, 30 September 2009 pukul 17:16:09 WIB

3. Lokasi Kejadian : Provinsi Sumatera Barat

4. Pusat Gempa : Gempa berkekuatan 7,6 SR dengan pusat gempa dikedalaman 71 Km pada koordinat 0,84 LS–99.65 BT (57 km barat daya Pariaman - SUMBAR). Gempa tersebut tidak berpotensi tsunami.

5. Gempa dirasakan : Jakarta II MMI, Pekan Baru II-III MMI, Bukit Tinggi III-IV MMI, Bengkulu III-IV MMI, Tapanuli Selatan III-IV MMI, Muko-Muko III-IV MMI, Sibolga IV MMI, Gunung Sitoli IV MMI, Padang VI-VII MMI, Liwa III-IV MMI, Duri - Riau II-III MMI, Singapura II-III MMI dan Malaysia II-III MMI.

(2)

6. Gempa Susulan : Pukul 17.38.52 WIB, kekuatan 6,2 SR, kedalaman 110 km, pada koordiinat 0.72 LS - 99,94 BT (22 km barat daya Pariaman – SUMBAR).

B. Dampak Bencana

1. Guncangan gempa dirasakan hampir diseluruh Kabupaten/Kota di Sumatera Barat dengan

wilayah yang terkena dampak parah adalah : Kota Padang, Kota Pariaman, Kab. Padang Pariaman, Kab. Pesisir Selatan, Kab. Pasaman Barat, Kab. Agam, Kab. Solok dan Kota Solok.

2. Kondisi jalan terbelah di sejumlah lokasi : (a). Kota Padang (diantaranya Bungus Teluk

Kabung), (b) Beberapa ruas jalan di Kab. Solok rusak, (c). Jalan Padang Bukit Tinggi

tertutup longsor di 3 lokasi di daerah Singgalang Kariang.

3. Terjadi kebakaran akibat gempa di sejumlah titik di Kota Padang, diantaranya di arah Pasar

Raya Padang.

4. Jumlah Penduduk yang terancam diperkirakan :

¾ Kota Padang : 777.893 Jiwa

¾ Kabupaten Padang Pariaman : 338.098 Jiwa

¾ Kota Pariaman : 78.920 Jiwa

5. Perkiraan Pengungsi ± 50.000 orang.

C. Kondisi Mutakhir

1. Korban Jiwa

Meninggal Luka Berat Luka Ringan Mengungsi

1 Kota Padang 197 50 1590 306

2 Kota Pariaman 49

3 Kota Solok 4 2

4 Kota Bukit Tinggi 7 4

5 Kab Padang Pariaman 184 175 500

6 Kab Pesisir Selatan 7 8 5

7 Kab Pasaman 23

8 Kab Pasaman Barat 3 3 410 23

451 240 2530 329

Total

Korban Jiwa Lokasi

No

(3)

2. Kerusakan

RB RS RR RB RS RR RB RS RR RB RS RR

1 Kota Padang 150 200 1.500

2 Kota Pariaman

3 Kab. Solok 89 105 141 4 4 15 3 20

4 Kota Padang Panjang 160 50

5 Kota Bukit Tinggi 180 50

6 Kab Padang Pariaman 10.017 60 54 51

7 Kab Pesisir Selatan 1327 2846 3715 1 16 3 24 11

8 Kab. Pasaman 111 93 1 2

9 Kab. Pasaman Barat 1006 679 1128 3

Total 13.040 3.830 6.737 59 1823 - - - 55 3324

Tmpt Ibadah

Rumah Bangunan/Gedung

Provinsi Sumatera Barat

Sekolah Lokasi

No

Sumber : Satkorlak PB Prov. Sumatera Barat tanggal 2 Oktober 2009 pukul 17.00 WIB.

3. Bandara Internasional Minangkabau dan Bandar Udara Tabing Padang yang kemarin

sempat ditutup, hari ini sudah dapat beroperasi.

D. Upaya Penanganan

¾ Pemerintah Pusat

1. Pada tanggal 30 September 2009 jam 20.00 WIB telah diadakan rapat koordinasi di tingkat Menteri di kediaman Wakil Presiden RI bersama instansi terkait dengan hasil : (a). Menugaskan 6 menteri untuk peninjauan lapangan untuk penanganan bencana gempa di Prov. Sumatera Barat. (b). Pengerahan sumberdaya dari setiap instansi yang dikomandoi oleh Kepala BNPB. (c). Tanggap darurat penanganan gempa bumi di Prov. Sumatera Barat direncanakan selama 2 bulan.

2. Pada tanggal 1 Oktober 2009, Presiden memberikan arahan agar : (a). mengerahkan sumberdaya nasional semaksimal mungkin, (b). memperbolehkan bantuan dari luar negeri di bawah kendali dan koordinasi pemerintah, serta (c). mengoptimalkan peralatan dan personil TNI.

3. Upaya yang telah dilakukan Departemen/Lembaga antara lain :

a. BNPB memberikan bantuan berupa : Dana sebesar Rp. 5 milyar kepada Pemerintah Daerah, sedangkan dana on call ditambah sebesar Rp. 100 milyar untuk penanganan tahap tanggap darurat, mendirikan Posko Aju di Kota Padang, mengirimkan Tim Reaksi Cepat, Tenda Pleton 20 unit, Tenda Keluarga 30 unit, Tenda Gulung 1000 unit, Genset 10 unit, Kelambu 4600 lembar, Selimut 5000 lembar, Tikar 5000 lembar, Kids Ware 100 paket, peralatan dapur 100 paket sandang 100 paket, BNPB telah berkoordinasi dengan TNI, POLRI, PMI, relawan (global rescue, RR) dan lain-lain.

b. Departemen Sosial mengirimkan bantuan berupa permakanan sebanyak 3 ton. c. Departemen Kesehatan : telah mengirimkan bantuan berupa:

1. Biaya operasional sebesar Rp. 200 juta, 1,5 ton obat-obatan, 200 buah kantong mayat, 5 ton MP-ASI dan 196 personil terdiri dari 3 tenaga RHA, 75 tenaga medis, 60 tenaga paramedis, 5 tenaga kesehatan dan 53 tenaga lainnya.

2. PPK Sub Regional Sumatera Barat akan mendirikan Rumah Sakit Lapangan. 3. PPK Regional Sumatera Utara mengirimkan 1 paket obat, 100 buah kantong

mayat, 30 dus MP-ASI, 10 kotak masker, 3 buah oksigen, 10 buah spanduk dengan menggunakan 3 unit ambulans dan 1 unit mobil operasional.

(4)

4. PPK Regional Sumatera Selatan mengirimkan obat-obatan, 60 dus MP-ASI, 20 buah kantong mayat dengan menggunakan 1 unit ambulans, 1 unit mobil klinik dan 2 unit mobil operasional.

5. Dinkes Prov. Bengkulu membawa bantuan obat-obatan dengan menggunakan ambulans.

d. Departemen PU telah mengirimkan bantuan :

6. Melalui jalur laut : 5 unit Mobil Tanki Air (MTA), 2 unit Mobil Penjernih Air (MPA), 3 unit Instalasi Penjernih Air (IPA), 6 buah jerigen air, 100 unit tenda Keluarga, 100 kendaraan MCK, 40 unit hidran umum, dan 10 unit pompa tangan.

7. Melalui jalur darat: 10 unit hidran umum, 1 unit IPA, 24 unit WC darurat, 100 unit jerigen air, 200 meter pipa plastik ukuran 2 inchi dan 5 unit pompa alkon.

e. TNI memberikan bantuan berupa :

a. TNI AD mengerahkan jajaran Kodam I Bukit Barisan untuk evakuasi korban, mengaktifkan posko di 4 titik (Mabes TNI, Korem 132, Kolinlamil Tanjung Priuk dan Lanud Halim), 2 unit Helikopter, 1 tim Puskes TNI, 1 Batalyon Kesehatan Kostrad (187 orang), obat-obatan, makanan, tenda, velbet, kompor lapangan, bahan bakar padat, Genset dan 1 unit ambulance. Selin itu juga menyiapkan 2 unit Kompi Zikon 13, 4 exvator, 10 unit dump truk, 1 unit loader, 1 unit dreader dan 6 unit dozer.

b. TNI AL menyiapkan 4 KRI jenis LST, 1 KRI jenis LPD, 1 KRI jenis Kargo dan 1 KRI jenis RS (KRI Dr. Suharso) dan Heli onboard.

c. TNI AU menyiapkan 3 hercules C-130, 1 C-130 VIP, 1 F-28 dan Helikopter. f. POLRI mengirimkan bantuan berupa 2 unit pesawat F-50, 1 unit helikopter dan

personil.

g. BASARNAS Medan telah mengirimkan personil sebanyak 12 orang menuju Padang Pariaman dan SAR Pekanbaru mengirimkan personil sebanyak 13 orang serta Rescue Truck dan 2 Rescue Car.

¾ Pemerintah Provinsi Sumatera Barat

1. Satkorlak PB Prov. Sumatera Barat telah mendirikan tenda untuk posko darurat di Kantor Gubernur Sumatera Barat dan 2 unit tenda di kantor Badan Kesbangpol & Linmas serta menyiagakan personil untuk menerima informasi pasca gempa dan menindaklanjutinya

2. Sejumlah rumah sakit di Kota Padang telah mendirikan tenda darurat untuk rumah sakit lapangan.

3. Mengirimkan alat berat ke sejumlah titik reruntuhan untuk mengevakuasi korban yang terhimpit reruntuhan bangunan.

4. Menyalurkan bantuan bantuan berupa 1 ton beras ke Kab. Pesisir Selatan.

E. Bantuan Luar Negeri:

1. Pemerintah Singapura memberikan bantuan berupa tenda, selimut dan obat-obatan serta mengerahkan 55 orang tim rescue.

2. Pemerintah Jepang mengerahkan 64 personil rescue dan 13 orang tenaga medis serta memberikan 5 ton medical equipment, 10 ton USAR equipment dan 3 ekor anjing pelacak. 3. Pemerintah Turki mengerahkan 8 orang tim rescue dan 500 kg peralatan

4. Pemerintah Swiss mengerahkan 120 orang tim rescue, 18 anjing pelacak, 3.000 kg personal equipment, 16.000 kg technical equipment dan 8.000 kg relief goods.

(5)

5. Pemerintah Rusia

a. Gelombang I : mengerahkan 38 orang tim rescue, 6 anjing pelacak, medical personal dan psikiater 3 orang

b. Gelombang II : membuat rumah sakit lapangan beserta peralatan dan obat-obatan serta 34 orang tenaga medis.

6. Pemerintah Korea mengerahkan 48 tim rescue

7. Pemerintah Perancis mengerahkan 7 orang tim rescue, 2 dokter, 3 perawat dan peralatan untuk evakuasi.

8. Pemerintah German mengerahkan 27 tim rescue, 4 anjing pelacak dan 7 ton peralatan 9. Pemerintah Hungaria mengerahkan 12 tim rescue, 2 dokter, 2 ekor anjing pelacak, 6 USAR

technical rescue.

10. Pemerintah Inggris mengerahkan 65 tenaga SAR dan 3 orang ahli.

F. Kebutuhan Mendesak

1. Tim Rescue untuk evakuasi korban

2. Tim medis (Ortopedi, bedah tulang dan Anastesi)

3. Peralatan untuk evakuasi dan alat berat untuk membersihkan tanah longsor dan

puing-puing bangunan.

4. Tenda lapangan dan dapur lapangan

5. Makanan cepat saji, air bersih dan obat-obatan

II. Gempa Bumi di Prov. Jambi A. Kejadian

1. Jenis Kejadian : Gempa Bumi

2. Waktu Kejadian : Kamis, 1 Oktober 2009 pukul 08:52:29 WIB

3. Lokasi : Provinsi Jambi

4. Detail : Gempa berkekuatan 7,0 SR kedalaman 10 Km pada

koordinat 2.44 LS – 101.59 BT (46 KM Tenggara Sungai Penuh - jambi). Gempa tersebut tidak berpotensi tsunami.

B. Kondisi Mutakhir

Korban dan kerusakan akibat gempa terjadi di dua kecamatan (Gunung Raya dan Batang Berangin) di Kabupaten Kerinci.

1. Korban jiwa

• Meninggal : 1 orang

• Luka-luka : 7 orang

• Depresi : 3 orang

2. Kerusakan

• Rumah : 1.110 unit (297 unit rusak berat dan 813 unit rusak ringan)

• Sekolah : 12 unit (1 unit rusak berat dan 11 unit rusak ringan)

• Tempat Ibadah : 19 unit (6 unit rusak berat dan 13 unit rusak ringan)

• Kantor Desa : 1 unit rusak ringan

C. Upaya yang dilakukan

¾Pemerintah Provinsi jambi telah memberikan bantuan logistik berupa makanan dan

selimut.

¾Mendirikan tenda pengungsian, dapur umum dan pelayanan kesehatan

¾Dinas PU telah menurunkan alat berat ke lokasi bencana .

(6)

III. Antisipasi Kebakaran Hutan dan Lahan A. Kondisi Terkini

1. Hari Jum’at, 02 Oktober 2009 posko BNPB menerima data informasi adanya titik panas/hotspot yang ada di wilayah Sumatera dan Kalimantan sebagaimana tercatat dalam tabel. Berikut adalah data hotspot / titik panas dan kondisi cuaca secara umum :

Daerah Jumlah Hot

Spot*)

Kondisi Cuaca**) SUMATERA

Sumatera Utara - Hujan Sedang

Riau 1 Hujan Sedang

Jambi - Hujan Ringan

Sumatera Selatan 1 Hujan Ringan

KALIMANTAN

Kalimantan Barat 5 Hujan Ringan

Kalimantan Selatan - Cerah berawan

Kalimantan Tengah 8 Hujan Ringan

Kalimantan Timur - Hujan Ringan

*) Sumber: Dep. Kehutanan (Satelit NOAA-18)

** Sumber: Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG)

2. Jarak pandang (visibility) pada hari Jum’at, 02 Oktober 2009 di beberapa kota di

Sumatera dan Kalimantan dilaporkan sebagai berikut:

Nama Kota 07:00 10:00 13:00 16.00

SUMATERA

Medan 12.000 m 10.000 m 10.000 m 8.000 m

Pekanbaru 7.000 m 10.000 m 10.000 m 10.000 m

Jambi tad 12.000 m tad 9.000 m

Palembang 10.000 m 10.000 m 8.000 m tad KALIMANTAN Pontianak 5.000 m 8.000 m 8.000 m 8.000 m Banjarmasin 7.000 m 6.000 m 8.000 m 8.000 m Palangkaraya 700 m 8.000 m 3.000 m 2.000 m Samarinda 8.000 m 8.000 m 8.000 m 7.000 m

Sumber : Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika

3. Ditinjau dari aspek meteorologi pada tanggal 02 – 04 Oktober 2009, wilayah Sumatera dan Kalimantan diperkirakan mempunyai :

a. Potensi kebakaran Tinggi Wilayah NAD, Sumut, Riau, Sumbar, Jambi, Lampung,

Sumsel, Bengkulu, Kalteng, Kalbar, Kaltim dan Kalsel.

b. Potensi kebakaran Sangat Tinggi di Wilayah Sumatera terdapat di Sumut, Riau,

Sumbar, Sumsel, dan Lampung sedangkan di wilayah Kalimantan terdapat di Kalbar, Kalteng dan Kalsel.

4. Prakiraan penjalaran asap pada level ketinggian 50 meter sampai dengan tanggal 04 Oktober 2009 pukul 07.00 WIB, di wilayah Kalbar arahnya menuju Barat sampai ke Serawak dan di wilayah Kalteng arahnya menuju Barat-Barat Laut sampai Kalbar, Babel dan Selat Karimata.

(7)

B. Kesiapsiagaan Kebakaran Hutan dan Lahan

1. Sampai saat ini Tim BNPB tetap berkoordinasi dengan Dep. Kehutanan, LAPAN dan BMKG, BKSDA, Kepala Bandara, TNI AU, BLHD, dan BPPT untuk memantau

perkembangan titik panas (hotspot) serta jarak pandang (visibility) setiap hari serta

evaluasi rutin terhadap upaya perkembangan TMC yang dilaksanakan sejak tanggal 15 Agustus 2009.

2. Secara umum, Satlak PB, Satkorlak PB, Manggala Agni Dinas Kehutanan, TNI, Kepolisian dan instansi/sektor terkait tetap menyiagakan petugas untuk memantau perkembangan kondisi titik panas yang dapat menyebabkan terjadinya kebakaran hutan dan lahan di wilayah Sumatera dan Kalimantan.

3. Masing-masing dinas dan instansi terkait di wilayah Sumatera dan Kalimantan berupaya untuk menyiagakan sumberdaya yang cukup untuk melakukan tindakan pemadaman dini dan pemadaman terpadu apabila terjadi kebakaran hutan dan lahan.

4. Dinas Kehutanan Prov. Riau menyiagakan 60 personil kuntuk melakukan pemadaman api.

5. Kodam V Tanjungpura menyiagakan pasukannya guna membantu upaya Pemerintah Daerah memadamkan kebakaran lahan gambut dan pekarangan yang terjadi di Propinsi

Kalimantan Tengah.6 Kodim yang berada di Kabupaten Waringin Timur, Waringin Barat,

Kabupaten Kapuas, Kabupaten Barito selatan, Barito Utara dan Palangkaraya disiagakan sebanyak 1 pleton yang terdiri dari 30 prajurit TNI. Sebagai Komandan Penanganan Darurat adalah Komandan Korem, dengan posko Bandara Cilik Riwut. 6. Dinas Kehutanan, TNI, POLRI dan Kantor SARNAS Prov. Kalimantan Barat telah

melakukan upaya antara lain :

- Meningkatkan kegiatan deteksi dini dan menyebarluaskan informasi dari hasil

deteksi dini berupa hotspot (titik panas) ke Kabupaten agar dapat di ambil tindakan yang cepat dalam upaya pengendalian, yakni berupa pemadaman dini (anitial atack).

- Menghimbau kepada para pemegang HPH/HPHTI, agar meningkatkan

kewaspadaan dalam menghadapi musim kemarau, berupa mengintensifkan pengawasan/patroli dalam wilayah kerja, penyuluhan serta mensiagakan sarana dan prasarana agar siap dapat dimobilisasi apabila terjadi kebakaran.

- Melakukan penyuluhan dengan memberikan himbauan dengan pemasangan

spanduk di Kecamatan Rasau Jaya, Ambawang dan Sei Raya serta mengintensifkan pengawasan/potroli.

- Kasi Ops REM 121 ABW, menyiagakan personil sebanyak 1 SSK untuk membantu

Operasi Lapangan dalam rangka pemadaman api.

- Kasi Reskrim Polda Kalimantan Barat menyiagakan 1 unit Helikopter untuk

melakukan pemantauan lokasi Kebakaran dan Hotspot / titik panas

- Kantor SARNAS Pontianak menyiagakan Tim Rescue SAR sebanyak 42 orang yang

tersebar di Pos Sintete Kab. Sambas, di Pos Kab. Ketapang, serta Shelter SAR Pontianak 30 orang ).

7. Satkorlak PB Prov. Kalteng menggunakan 1 unit pesawat CASA-200 untuk melakukan pemadaman lewat udara, dan saat ini dalam proses perbaikan di Bandara Cilik Riwut. 8. Saat ini di Kalimantan Tengah telah didirikan posko-posko Pasukan Penanggulangan

Asap antara lain ; Posko Satkorlak (Bandara Cilik Riwut), Posko Satlak (14 Kabupaten dan Kota), Posko TNI-AU (Pangkalan Bun), Posko Pemda (Palangkaraya), Adpel (Bahaur, Sampit dan Kumai), Pos AL (Sampit dan Kumai), Kodim TNI-AD (tersebar di 14 Kabupaten dan Kota), Yonif 631/Atg TNI-AD (masing-masing 1 SSK di Palangkaraya, Sampit dan Muara Teweh), Polri (tersebar di 14 Kabupaten dan Kota), Airud (masing-masing 1 tim di Bahaur, Teluk Sampit dan Kumai), Manggala Agni (6 regu di Palangkaraya, 2 regu di K. Kapuas, 1 regu di P. Pisau dan 1 regu di Sampit), Tim Serbu (2 regu di Pangkalan Bun, 2 regu di Muara Teweh, 20 regu di Palangkaraya dan 5 regu di P. Pisau).

Sumber :Gubernur Prov. Kalbar, Dep. Kehutanan, Dishut Prov. Kalbar, Badan LH Kalteng, TRC BNPB dan Meneg LH.

(8)

IV. Aktivitas Gunung Api di Wilayah Indonesia

Saat ini ada 4 (empat) gunung api yang masih dinyatakan dalam status “Siaga” (Level III)

yaitu :

A. Status Gunung Berapi

1. Gunung Api Karangetang di Kab. Sitaro, Prov. Sulawesi Utara

Berdasarkan analisis hasil pemantauan kegempaan dan visual dari 17 Agustus 2009 hingga hari Jum’at, 02 Oktober 2009, pukul 06.00 WIB status kegiatan G. Api

Karangetang masih dalam keadaan ”Siaga”(Level III).

2. Gunung Api Anak Krakatau di Kab. Lampung Selatan, Prov. Lampung

Sejak tanggal 6 Mei 2009 hingga hari Jum’at, 02 Oktober 2009, pukul 06.00 WIB status

kegiatan G. Api Krakatau masih dalam keadaan ”Siaga”(Level III).

3. Gunung Api Ibu di Kab. Halmahera Barat, Prov. Maluku Utara

Sejak tanggal 5 Agustus 2009 hingga hari Jum’at, 02 Oktober 2009, pukul 06.00 WIB

status kegiatan G. Api Ibu masih dalam keadaan ”Siaga”(Level III).

4. Gunung Api Talang di Kab. Solok, Prov. Sumatera Barat

Sejak tanggal 17 Agustus 2009 hingga hari Kamis, 01 Oktober 2009, pukul 06.00 WIB

status kegiatan G. Api Talang masih dalam keadaan ”Siaga”(Level III).

B. Rekomendasi

1. Masyarakat diharapkan tidak mendaki dan mendekati pulau gunung Anak Krakatau, G ibu, G. Karangetang dan G. Talang dalam radius 2 km dari kawah Gunung

2. Masyarakat di sekitar G. Api Karangetang, G. Anak Krakatau, G Ibu dan G. Talang dihimbau agar tetap tenang tidak mempercayai isu-isu yang tidak dapat dipertanggungjawabkan, selalu mengikuti arahan dari Satlak PB dan Satkorlak PB setempat.

3. Masyarakat agar meningkatkan kewaspadaan dan mempersiapkan masker (penutup hidung) untuk mengantisipasi dampak hujan abu.

4. Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) selalu berkoordinasi dengan

BNPB, Satkorlak dan Satlak PB setempat untuk memantau perkembangan kegiatan

gunung api tersebut.

Sumber : Pusat Vulkanologi dan Miitigasi Bencana Geologi. V. Prakiraan Cuaca Wilayah JABODETABEK

Prakiraan cuaca wilayah JABODETABEK berlaku untuk hari Jumat, 02 Oktober 2009 dilaporkan sebagai berikut : NO L0KASI C U A C A Pagi (00.05 12.00) Siang (12.05 18.00) Malam (18.05 – 24.00)

1 Jakarta Pusat Berawan Berawan Berawan 2 Jakarta Utara Berawan Berawan Berawan 3 Jakarta Selatan Berawan Berawan Berawan 4 Jakarta Timur Berawan Berawan Berawan

5 Jakarta Barat Berawan Berawan Berawan 6 Kep. Seribu Berawan Berawan Berawan 7 Bogor Berawan Hujan ringan Hujan ringan

8 Tangerang Berawan Berawan Berawan 9 Depok Berawan Berawan Berawan 10 Bekasi Berawan Hujan ringan Berawan Keterangan :

- Hujan Ringan : 1.0 – 5.0 mm/jam 5 – 20 mm/hari

- Hujan Sedang : 5.0 – 10 mm/jam 20 – 50 mm/hari

(9)

- Hujan Sangat Lebat : > 20 mm/jam > 100 mm/hari

Sumber : Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika

VI. Prakiraan Gelombang Tinggi

Prakiraan gelombang tinggi untuk Hari Jum’at, 02 Oktober 2009 pukul 19.00 WIB hingga Hari Sabtu, 03 Oktober 2009 pukul 07.00 WIB, sebagai berikut :

2.0 – 3.0 m : Perairan Utara Aceh, Perairan Barat Aceh hingga Bengkulu, Selat Sunda

bagian Selatan, Perairan selatan Jawa Timur hingga NTT, Laut Sawu, Selat Bali bagian Selatan, Selat Lombok, Laut Cina Selatan dan Perairan Merauke.

3.0 – 4.0 m : Samudera Hindia Barat Bengkulu, Perairan Barat Lampung, Perairan selatan

Banten hingga Jawa Tengah dan Samudera Pasifik Timur Philipina.

4.0 – 5.0 m : Laut Andaman.

Sumber : Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika

VII. Lain-lain

Hari Jum’at, 2 Oktober 2009 telah terjadi beberapa gempa bumi tektonik di wilayah Indonesia sebagai berikut :

− Pukul 09:23:15 WIB dengan kekuatan 5.3 SR pada kedalaman 80 km. Pusat gempa

berada pada garis koordinat 6.23 LS dan 130.94 BT (197 km Barat Laut Saumlaki-Maluku, 210 km Barat Daya Tual-Maluku, 397 km Barat Daya Fakfak-Ppua Barat, 422 km Tenggara Ambon-Maluku dan 424 km Barat Daya Kaimana-Papua Barat).

− Pukul 17:24:21 WIB dengan kekuatan 5.1 SR pada kedalaman 49 km. Pusat gempa

berada pada garis koordinat 2.69 LS dan 101.52 BT (46 km Tenggara Mukomuko-Bengkulu, 70 km Tenggara Sungai Penuh-Jambi, 89 km Barat Laut Muaraaman-Mukomuko-Bengkulu, 108 km Barat Daya Bangko-Jambi dan 110 km Barat Laut Lais-Bengkulu).

− Pukul 19:26:35 WIB dengan kekuatan 5.3 SR pada kedalaman 5.3 SR pada kedalaman 10

km. Pusat gempa berada pada garis koordinat 2.02 LU dan 128.90 BT (218 km Timur Laut Ternate-Maluku Utara, 331 km Tenggara Melonguane-Sulut, 336 km Timur Laut Labuha-Maluku Utara, 417 km Barat Laut Sorong-Papua Barat dan 417 km Timur Laut Bitung-Sulut).

− Pukul 22:53:54 WIB dengan kekuatan 5.3 SR pada kedalaman 10 km. Pusat gempa

berada pada garis koordinat 0.74 LS dan 121.67 BT (125 km Timur Laut Poso-Sulteng, 201 km Timur Laut Palu-Sulteng, 210 km Barat Daya Gorontalo, 220 km Tenggara Tolitoli-Sulteng dan 299 km Timur Laut Palopo-Sulsel).

Gempa-gempa tersebut tidak berpotensi Tsunami dan sampai saat ini belum diperoleh informasi dampak gempa terhadap lingkungan ataupun korban jiwa.

Sumber : Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika

Pengawas,

Drs. Sugiharto

Jakarta, 03 Oktober 2009 Ketua Kelompok Piket,

Referensi

Dokumen terkait

Dari Tabel 4 dapat dilihat bahwa target populasi pada penanggulangan ISPA adalah penduduk kelompok umur ≤ 5 tahun.. Ini sesuai dengan kebijakan P2 ISPA bahwa

Sedangkan yang memiliki ijazah perguruan tinggi adalah yang paling sedikit, dan inipun hanya dimiliki oleh orang-orang yang berada di kalangan atas dengan tingkat

Seorang dokter kebangsaan Inggris bernama Edward Jenner banyak merawat pasien-pasien cacar, Ketika itu mereka hanya mempunyai teknik yang disebut Variolasi, dimana

Alimul Hadi, Erlina, Agus Suriadi | Kesiapan Kesatuan Aksi Mahasiswa Muslim Indonesia (KAMMI) dalam Menghadapi Era Masyarakat Ekonomi ASEAN di Kota Medan mendalam terhadap

Kondisi tersebut didasarkan pada volume tangki penyimpanan akan lebih kecil jika ammonia berfasa cair jika dibandingkan pada fasa uap untuk massa ammonia yang

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh konservatisme laba, struktur modal, ukuran perusahaan, profitabilitas, dan corporate social responsibility terhadap

Diantaranya adalah kandungan antiseptik dan antibakteri yaitu kurkumin dan minyak astiri dalam kunyit dapat membantu membunuh kuman sekaligus merangsang tumbuhnya sel kulit

Segala puji syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, yang telah memberikan berkah dan rahmad Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan judul “Studi