• Tidak ada hasil yang ditemukan

Contoh Proposal PKM Sri Andini Widya Nin

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Contoh Proposal PKM Sri Andini Widya Nin"

Copied!
24
0
0

Teks penuh

(1)

PROPOSAL PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA JUDUL PROGRAM

SEGO BAWAL (SENAM ERGONOMIS BERBASIS SPIRITUAL) DALAM RANGKA PENCEGAHAN DAN PEMULIHAN PENYAKIT FISIK DAN

EMOSI PADA LANSIA DI GODEGAN RT 10 DK VII BRAJAN, TAMANTIRTO, KASIHAN, BANTUL

BIDANG KEGIATAN :

PKM PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT

DIUSULKAN OLEH :

Ketua : Sri Andini Widya Ningrum NIM. 20130320116, Angkatan 2013 Anggota 1 : Aneta Putri Arlindasari NIM. 20130320126, Angkatan 2013 Anggota 2 : Gunadiah Annisa Septiningrum NIM. 20130320114, Angkatan 2013 Anggota 3 : Firdasani Desma Rosmala NIM. 20140320022, Angkatan 2014 Anggota 4 : Sutan Kumala Pontas N NIM 20130710035, Angkatan 2013

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA YOGYAKARTA

2015

(2)

(3)

DAFTAR ISI

HALAMAN SAMPUL ... i

HALAMAN PENGESAHAN ... ii

DAFTAR ISI ... iii

RINGKASAN ... iv

BAB I PENDAHULUAN ... 1.1 Latar Belakang ...1

1.2 Perumusan Masalah ...2

1.3 Tujuan ...2

1.4 Luaran yang Diharapkan ...2

1.5 Kegunaan ...3

BAB II GAMBARAN UMUM MASYARAKAT SASARAN ...3

BAB III METODE PELAKSANAAN ... 3.1 Diagram Alir Kegiatan ...4

3.2 Prosedur Kegiatan ...4

BAB IV BIAYA DAN JADWAL KEGIATAN ... 4.1 Anggaran Biaya ...6

4.2 Jadwal Kegiatan ...6

DAFTAR PUSTAKA ...7

Lampiran 1 Biodata Ketua, Anggota, dan Dosen Pembimbing ...8

Lampiran 2 Justifikasi Anggaran Dana...14

Lampiran 3 Susunan Organisasi Tim dan Pembagian Tugas ...17

Lampiran 4 Surat Pernyataan Ketua Pelaksana ...18

Lampiran 5 Surat Pernyataan Kesediaan Mitra ...19

Lampiran 6 Denah Detail Lokasi Mitra Kerja ...20

(4)

RINGKASAN

Latar Belakang : Lanjut usia sebagai tahap akhir siklus kehidupan merupakan tahap perkembangan normal yang akan dialami oleh setiap individu yang mencapai usia lanjut dan merupakan kenyataan yang tidak dapat dihindari. Indonesia merupakan salah satu negara dengan struktur tua karena populasi lansia yang tinggi. Tahun 2040 baik global/dunia, Asia dan Indonesia diprediksikan jumlah penduduk lansianya sudah lebih besar dari jumlah penduduk <15 tahun. Berdasarkan Susenas tahun 2012, BPS RI, persentase penduduk lansia paling tinggi ada di Provinsi DI Yogyakarta (13,04%). Tingginya angka lansia tersebut berpengaruh terhadap tingginya angka penyakit degeneratif khususnya di Yogyakarta yang memiliki populasi lansia tinggi. Menanggapi berbagai permasalahan pada lansia, pemerintah telah membuat kebijakan maupun program yang mendukung untuk terciptanya lansia dengan derajat kesehatan tinggi namun hal tersebut masih belum efektif karena belum dapat menangani angka sakit lansia secara keseluruhan hingga ke desa sehingga dibutuhkan suatu program yang dapat mengurangi masalah tersebut.

Masalah: Bagaimana upaya untuk meningkatkan pengetahuan dan memberdayakan kemampuan lansia dalam mencegah dan memulihkan penyakit fisik dan emosi melalui program SEGO BAWAL (Senam Ergonomis Berbasis Spiritual)

Tujuan: untuk meningkatkan pengetahuan dan kemampuan lansia dalam mencegah dan mengatasi masalah kesehatan terkait penyakit degenaratif baik secara fisik maupun emosi.

Manfaat: bagi sasaran program ini dapat meningkatkan pengetahuan dan kemampuan lansia agar mampu mencegah dan mengatasi masalah kesehatan yang berkaitan dengan proses penuaan secara mandiri dan bagi Desa Brajan program ini dapat menjadi salah satu wadah yang mendukung terciptanya komunitas lansia dengan derajat kesahatan yang tinggi serta menjadikan Desa Brajan sebagai desa pertama di Indonesia yang memiliki komunitas Senam Ergonomis Berbasis Spiritual. Metode: dilakukan pembentukan kelompok lansia berdasarkan jenis kelamin. Alokasi waktu 90 menit setiap pertemuan. Program ini memiliki beberapa kegiatan yaitu Senam Ergonomis (senam derivasi gerakan shalat) dengan diiringi lantunan Asmaul Husna, pemeriksaan kesehatan gratis yang meliputi pemeriksaan gula darah, kolesterol, asam urat, tekanan darah, tinggi badan, dan berat badan, serta konsultasi kesehatan dan spiritual. Kegiatan akan dilakukan seminggu sekali dengan fasilitator yang ahli dibidangnya. Pengevaluasian akan dilakukan pre test post test untuk mengetahui peningkatan pengetahuan lansia serta dilakukan survey dengan menggunakan kuisioner untuk mengetahui efektifitas kegiatan.

Ringkasan Kegiatan: kegiatan diawali dengan pemeriksaan tanda vital (tekanan darah, nadi, dan laju pernafasan) kemudian dilaksanakan Senam Ergonomis diiringi lantunan Asmaul Husna, selanjutnya dilakukan pemeriksaan gratis dan konsultasi serta diakhiri dengan edukasi kesehatan dan spiritual yang berbasis keislaman oleh fasilitator yang ahli dibidangnya.

Peluang Keberhasilan: program ini mendapat sambutan yang baik dari masyarakat sasaran, tersedia banyak individu yang memungkinkan menjadi kader untuk melanjutkan program serta adanya masalah-masalah yang menjadikan program ini penting untuk dilaksanakan.

Anggaran Total: Rp.12.500.000

(5)

BAB 1 PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Lanjut usia (lansia) sebagai tahap akhir siklus kehidupan merupakan tahap perkembangan normal yang akan dialami oleh setiap individu yang mencapai usia lanjut dan merupakan kenyataan yang tidak dapat dihindari. Berdasarkan pengelompokan usianya lansia dibagi menjadi : pralansia (usia 45-59 tahun), lansia (usia 60 tahun atau lebih), dan lansia risiko tinggi (usia 70 tahun atau lebih) (Depkes RI, 2003). Menurut Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 13 tahun 1998 tentang Kesejahteraan Lanjut Usia, yang dimaksud dengan Lanjut Usia (Lansia) adalah seseorang yang telah mencapai usia 60 tahun ke atas, sedangkan menurut World Health Organisation (WHO) lanjut usia meliputi : usia pertengahan (middle age) yaitu kelompok usia 45 – 59 tahun, usia lanjut (elderly), kelompok usia 60 – 70 tahun, dan usia tua (old) yaitu kelompok usia antara 75 – 90 tahun, serta usia sangat tua (very old), kelompok usia diatas 90 tahun (Sutikno, 2011).

Indonesia merupakan salah satu negara dengan struktur tua karena populasi lansia yang tinggi, walaupun jumlah penduduk <15 tahun lebih besar dari penduduk lansia (60+ tahun), tetapi pada tahun 2040 baik global/dunia, Asia dan Indonesia diprediksikan jumlah penduduk lansianya sudah lebih besar dari jumlah penduduk <15 tahun. Hal ini sejalan dengan meningkatnya derajat kesehatan dan kesejahteraan penduduk yang akan berpengaruh pada peningkatan Usia Harapan Hidup (UHH) di Indonesia. Laporan Badan Pusat Statistik (BPS), pada tahun 2000 UHH di Indonesia adalah 64,5 tahun (dengan persentase populasi lansia 7,18%). Angka ini meningkat menjadi 69,43 tahun pada tahun 2010 (dengan persentase populasi lansia 7,56%) dan pada tahun 2011 menjadi 69,65 tahun (dengan persentase populasi lansia 7,58%). Kemudian berdasarkan Susenas tahun 2012, BPS RI, jika dilihat sebaran penduduk lansia menurut provinsi, persentase penduduk lansia paling tinggi ada di Provinsi DI Yogyakarta (13,04%). Meskipun secara umum hal tersebut terjadi karena peningkatan derajat kesehatan, namun tingginya angka lansia tetap berpengaruh terhadap tingginya angka penyakit degeneratif khususnya di Daerah Istimewa Yogyakarta yang memiliki populasi lansia tinggi.

(6)

peningkatan biaya kesehatan, serta kemunculan beragam masalah sosial kemasyarakatan.

Menanggapi berbagai permasalahan pada lansia, pemerintah telah membuat kebijakan maupun program yang mendukung untuk terciptanya lansia dengan derajat kesehatan tinggi, seperti program kartu menuju sehat lansia dan posyandu lansia. Namun hal tersebut masih belum efektif karena belum dapat menangani angka sakit lansia secara keseluruhan hingga ke desa. Laporan BPS (2012), angka kesakitan lansia tahun 2008 sampai 2012 di daerah perkotaan cenderung lebih rendah dibandingkan daerah pedesaan, hal ini diartikan bahwa derajat kesehatan lansia yang tinggal di daerah perkotaan relatif lebih baik di banding pedesaan.

Berdasarkan permasalahan-permasalahan diatas maka menurut pemikiran pelaksana perlu dibuat kegiatan yang dapat membantu lansia kususnya lansia yang tinggal di desa untuk dapat mencegah dan mengatasi penyakitnya secara mandiri. Program kegiatan tersebut kami namakan SEGO BAWAL (Senam Ergonomis Berbasis Spiritual) dalam Rangka Pencegahan dan Pemulihan Penyakit Fisik dan Emosi pada Lansia di Godegan Rt 10 DK VII Brajan, Tamantirto, Kasihan, Bantul.

1.2 Perumusan Masalah

Berdasarkan masalah diatas maka rumusan masalah pelaksana adalah: 1. Bagaimana upaya untuk meningkatkan pengetahuan lansia dalam

mencegah dan memulihkan penyakit fisik dan emosi melalui program SEGO BAWAL?

2. Bagaimana upaya program SEGO BAWAL memberdayakan kemampuan lansia dalam mencegah dan memulihkan penyakit fisik dan emosi?

1.3Tujuan

Tujuan diadakannya program SEGO BAWAL ini adalah :

1. Meningkatkan pengetahuan lansia mengenai cara mencegah dan memulihkan penyakit fisik maupun emosi sehingga tercapai derajat kesehatan yang baik.

2. Meningkatkan kemampuan lansia dalam mencegah dan memulihkan penyakit fisik dan emosi.

1.4 Luaran yang Diharapkan

(7)

1.4Kegunaan 1. Bagi Sasaran

a. Sebagai sarana meningkatkan pengetahuan mengenai kesehatan yang berdasar pada nilai-nilai keislaman dan cara pencegahan serta pemulihan penyakit fisik maupun emosi.

b. Sebagai alternatif penanganan non farmakologi dengan berdasar pada nilai-nilai keislaman bagi lansia yang memiliki masalah kesehatan secara fisik maupun psikis.

2. Bagi Desa Brajan

a. Dapat membentuk komunitas lansia yang mandiri dengan derajat kesehatan yang baik dan usia harapan hidup tinggi.

b. Menjadikan desa Brajan sebagai desa pertama di Indonesia yang memiliki komunitas SEGO BAWAL.

BAB 2

GAMBARAN UMUM MASYARAKAT SASARAN

Godegan RT 10 yang terletak di timur kampus terpadu Universitas Muhammadiyah Yogyakarta merupakan bagian dari Desa Brajan yang letaknya di daerah pedesaan atau pinggiran kota yogyakarta. Masyarakat Godegan terdiri dari 127 Kepala Keluarga dengan populasi lansia yang relatif banyak yaitu 62 orang dan semua penduduknya beragama islam. Sasaran dari program SEGO BAWAL adalah lansia muslim dari usia pertengahan hingga usia sangat tua yaitu dari usia 45 tahun hingga 90 tahun keatas karena pada kelompok usia tersebut sudah mulai mengalami gejala-gejala penuaan dan bahkan sudah memiliki penyakit degeneratif, sehingga membutuhkan pengetahuan bagaimana cara menjaga kesehatan mereka dengan berdasar pada nilai spiritual untuk membetuk pribadi lansia yang mandiri dalam menjaga kesehatan baik fisik maupun psikis.

Berdasarkan survey pendahuluan pada lansia dukuh Godegan RT 10 pada tanggal 8 Okober 2015 didapatkan 54,54% lansia merasa sakit dengan keluhan nyeri punggung 40,90%, nyeri sendi 40,90%, hipertensi 31,81%, kolesterol 31,81%, asam urat 18,18%, diabetes mellitus dan vertigo 9,09%, dan keluhan-keluhan lain sebanyak 27,27%. Dari segi psikis 31,81% lansia mengatakan mudah marah, dan 31,80% mengeluh mudah stress jika memiliki masalah. Kemudian 36,36% dari mereka juga sudah tidak bekerja. Hal tersebut juga memicu timbulnya stress maupun depresi karena perubahan aktifitas. Dari proses anamnesis atau wawancara yang dilakukan juga diketahui bahwa sebagian besar lansia mengalami gangguan tidur.

(8)

tersebut pemeriksaan yang dilakukan terbatas hanya pada pemeriksaan tekanan darah, berat badan, dan konsultasi kesehatan. Hal tersebut sejalan dengan hasil kuisioner bahwa 27,27% lansia Godegan RT 10 mengatakan posyandu lansia dan kegiatan berbasis kesehatan disana kurang efektif dan kurang memuaskan dalam membantu lansia mengatasi masalah kesehatannya baik dari segi preventif maupun kuratif.

Dalam hal ini sangatlah penting bagi para lansia untuk membentuk suatu wadah yang akan mereka gunakan untuk memperoleh informasi, saling berbagi pengalaman dan ilmu, serta mendapatkan bimbingan maupun motivasi agar dapat menerapkan budaya hidup sehat. Tak hanya itu saja, melalui SEGO BAWAL lansia akan mendapatkan bekal ilmu tentang religiusitas yang diharapkan dapat mengatasi masalah-masalah yang berkaitan dengan psikis maupun emosi dengan mengingat Tuhan.

BAB 3

METODE PELAKSANAAN

3.1 Diagram Alir Kegiatan

Gambar 1. Skema Kegiatan SEGO BAWAL 3.2 Prosedur Pelaksanaan

Program SEGO BAWAL (Senam Ergonomis Berbasis Spiritual) ini melalui tiga tahap yaiu tahap persiapan, pelaksanaan, dan evaluasi.

a. Persiapan Kegiatan

Persiapan Senam Ergonomis Berbasis Spiritual dimulai dengan pembentukan kelompok berdasarkan jenis kelamin untuk memisahkan lansia laki-laki dan perempuan ketika melakukan senam sehingga mereka merasa nyaman. Tempat dan media dipersiapkan sesuai dengan kebutuhan serta antisipasi kemungkinan masalah yang terjadi. Persiapan pralansia yang perlu dilakukan guna menjadi kader-kader pengelola SEGO BAWAL. Tempat pelaksanaan SEGO BAWAL dilakukan di Godegan RT 10 menggunakan halaman/teras rumah warga. Tim PKM-M SEGO BAWAL menyediakan fasilitator selama kegiatan berlangsung dan pemateri profesional dalam bidang Holistic Nursing Care dan ahli spiritual. Persiapan dilakukan untuk memulai kegiatan SEGO BAWAL sesuai dengan sasaran.

Persiapan kegiatan

Pendampingan Evaluasi Kegiatan Pelaksanaan

kegiatan

(9)

b. Pelaksanaan Kegiatan

Pelaksanaan program SEGO BAWAL adalah dimulai dari pembentukan “peer

group”. “Peer group” yang dibentuk adalah kelompok yang dibagi berdasarkan

jenis kelamin. Hal tersebut bertujuan untuk meminimalisir ketidaknyamanan saat senam berlangsung. Kegiatan SEGO BAWAL dilaksanakan selama 3 bulan. Dengan durasi 1,5 jam per pertemuan. Rangkaian kegiatan yang dilakukan setiap pertemuan adalah Senam Ergonomis (senam dengan derivasi gerakan shalat), yang merupakan salah satu metode dalam pencegahan dan pemulihan penyakit fisik dan emosi pada lansia. Senam tersebut diinovasi dengan penambahan iringan lantunan Asma’ul Husna dan peserta senam diminta mengikuti lantunan Asma’ul Husna yang memiliki manfaat menambah kedekatan dengan Tuhan, meningkatkan ketenangan dan kedamaian batin serta mampu memaknai kehidupan sebagai hal yang harus dinikmati dan disyukuri.

Kegiatan dilanjutkan dengan pemeriksaan kesehatan gratis berupa pemeriksaan tekanan darah, berat badan, tinggi badan, gula darah, kolesterol, dan asam urat. Dalam setiap kegiatan SEGO BAWAL akan dihadirkan fasilitator yang ahli dibidang Holistic Nursing Care, Gerontik, Thibbun Nabawi, dan spiritual sebagai konsultan. Dalam kegiatan SEGO BAWAL juga diselingi dengan pemberian materi tentang kesehatan dan pendidikan agama yang lebih ditekankan tentang sholat. Pemberian materi tersebut menggunakan media audio visual yang sudah disiapkan oleh TIM SEGO BAWAL.

c. Evaluasi Kegiatan

Evaluasi kegiatan SEGO BAWAL dilakukan dengan mengamati perubahan pengetahuan dan kemampuan lansia dengan membandingkan pre test dan post test serta dilakukan survey dengan menggunakan kuisioner di setiap kali pertemuan untuk mengetahui efektifitas program. Hal tersebut bertujuan untuk mengetahui tingkat perubahan kapasitas pengetahuan dan perubahan tingkat kesehatan lansia secara fisik dan emosi.

d. Keberlanjutan

(10)

BAB 4

BIAYA DAN JADWAL KEGIATAN

4.1 Anggaran Biaya Tabel 1. Rancangan Biaya

4.2 Jadwal Kegiatan

No Jenis pengeluaran Biaya Persentase

1

Bahan habis pakai

(Stik glukosa , stik kolesterol , stik asam urat konsumsi responden, souvenir responden,)

Rp5.441.000.- 43,5%

2

Peralatan penunjang PKM

(persiapan media, buku daftar hadir, pulpen, map plastic, pembelian matras, Glukocek,tensi,stetoskop,)

Rp6.300.000,- 50,5%

3 Perjalanan (Bensin, pulsa, konsumsi di

perjalanan) Rp300.000,- 2,5%

4 Biaya lain-lain Rp459.000,- 3,5%

TOTAL Rp12.500.000,- 100%

(11)

DAFTAR PUSTAKA

Dinas Kesehatan DIY. 2012. Profil Kesehatan Penduduk Indonesia. Departemen Kesehatan Provinsi DIY

Kementerian Kesehatan RI. 2013. Buletin Jendela Data dan Informasi Kesehatan. Diakses pada 30 September 2015.

Kementerian Kesehatan RI. 2012. Situasi dan Analisis Lanjut Usia. Diakses pada 30 September 2015.

Sagiran.. 2007. Mukzizat Gerakan Shalat. Jakarta : Qultum Media

Sagiran. 2014. Sehat Gaya Rasul: Warisan Nabi yang Terlupakan. Jakarta : Qultum Media

Wratsongko, Madyo. 2006.Shalat Jadi Obat. Jakarta : Elex Media Komputindo Wratsongko, Madyo. 2006. Pedoman Sehat Tanpa Obat. Jakarta : Elex Media

(12)
(13)
(14)
(15)
(16)
(17)
(18)

Lampiran 2. Justifikasi Anggaran Dana

1. Bahan habis pakai

Bahan Justifikasi

pemakaian Item Harga satuan Total

Print kuisioner

Stik gula darah Fasilitas untuk

respon kegiatan 3 kotak @Rp60.000,- Rp180.000,- Stik kolesterol Fasilitas untuk

respon kegiatan 3 kotak @Rp130.000,- Rp390.000,- Stik asam urat Fasilitas untuk

respon kegiatan 3 kotak @Rp120.000,- Rp360.000,- Souvenir untuk

responden

Fasilitas untuk respon kegiatan

40

responden @Rp30.000,- Rp1.200.000,- Tisu Fasilitas untuk

respon kegiatan 3 pak @Rp15.000,- Rp45.000,- Kapas Alkohol Fasilitas untuk

respon kegiatan 2 kotak @Rp25.000,- Rp50.000,- Jarum Fasilitas untuk

respon kegiatan 2 kotak @100.000 Rp200.000,- Makan untuk

SUBTOTAL (RP) Rp5.441.000

(19)

Bahan Justifikasi pemakaian

Item Harga satuan Total CD sebagai media ajar

senam

Map plastik Penempatan berkas- berkas

4 buah @Rp10.000,- Rp40.000,- Matras Untuk fasilitas

senam

40 buah @Rp85.000,- Rp3.400.000,- Tensi Fasilitas untuk

respon kegiatan

3 buah @Rp150.000,- Rp450.000,- Glukocek Fasilitas untuk

respon kegiatan

3 buah @Rp350.000,- Rp1.050.000,- Stetoskop Fasilitas untuk

respon kegiatan

3 buah @Rp80.000,- Rp240.000,- Pulpen Untuk mengisi

kuisioner

Bahan Justifikasi pemakaian Item Harga satuan Total Bensin Untuk perjalanan

mencari alat dan bahan kegiatan dan perjalanan

ke tempat kegiatan

25 liter @Rp8.000,- Rp200.000,-

Konsumsi di

5 orang @Rp25.000,- Rp125.000,-

SUBTOTAL (RP) Rp300.000,- 4. Biaya lain lain

Bahan Justifikasi pemakaian Item Harga satuan Total Pembuatan

laporan

Kelengkapan pembuatan laporan-laporan

(print,foto copy, dll)

(20)

Bahan Justifikasi pemakaian Item Harga satuan Total Access

internet

Searching referensi penelitian dan laporan

48 jam @Rp3000./jam Rp144.000, - Pulsa Komunikasi sesama

anggota kelompok maupun dengan responden

- @Rp115.000 Rp115.000, -

SUBTOTAL(RP) Rp459.000,- TOTAL Rp12.500.000,

(21)

Lampiran 3. Susunan Organisasi Tim Kegiatan dan Pembagian Tugas

No Nama dan NIM Program

Studi Bidang Ilmu

Alokasi

- Mempersiapak alat dan bahan untuk pembuatan

- Membantu ketua tim dalam pelaksanaan penelitian - Menyusun kontrak waktu

dan tempat kegiatan - Melakukan pelaksanaan

kegiatan

- Menyusun laporan bersama tim

3 Firdasani Desma Rosmala

- Membantu ketua tim dalam pelaksanaan penelitian - Menyusun laporan bersama

tim

- Menyiapkan tempat dan media yang dibutuhkan

- Mengatur waktu bimbingan konseling dengan dosen pembimbing

- Mempersiapkan waktu pertemuan

5 Gunadiah Annisa Septiningrum

- Membantu ketua tim dalam pelaksanaan program - Mencatat pengeluaran dana - Mencatat hasil konsultasi

(22)
(23)
(24)

Gambar

Gambar 1. Skema Kegiatan SEGO BAWAL
Tabel 1. Rancangan Biaya

Referensi

Dokumen terkait

Tujuan pembangunan kesehatan yang tertera dalam GBHN adalah meningkatkan kemampuan untuk hidup sehat dan mampu mengatasi masalah kesehatan sederhana terutama melalui upaya

Promosi KADARZI adalah upaya untuk meningkatkan kemampuan keluarga melalui pembelajaran dari, oleh, untuk dan bersama masyarakat, agar dapat mengenal, mencegah dan mengatasi

Capain Pembelajaran : Mahasiswa mampu membedakan pengertian Kesehatan dan Keselamatan Kerja dan dapat mengatasi masalah yang berkaitan dengan faktor

Strategi ini dapat membantu siswa menantang kemampuan dalam pemecahan masalah matematika serta memberikan kepuasan untuk menemukan pengetahuan baru bagi siswa,

Promosi KADARZI adalah upaya untuk meningkatkan kemampuan keluarga melalui pembelajaran dari, oleh, untuk dan bersama masyarakat, agar dapat mengenal, mencegah dan mengatasi

Kemampuan ini diharapkan mampu memberikan manfaat peserta didik kedepannya dalam mengatasi masalah di sekitarnya dengan sikap yang bijak Penerapan Esensialisme Pada Pembelajaran