• Tidak ada hasil yang ditemukan

STRUKTUR NARATIF DALAM YUKI ONNA KARYA K

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "STRUKTUR NARATIF DALAM YUKI ONNA KARYA K"

Copied!
24
0
0

Teks penuh

(1)

STRUKTUR NARATIF DALAM YUKI-ONNA KARYA KOIZUMI YAKUMO MENURUT TEORI NARATOLOGI GREIMAS

Dikumpulkan guna memenuhi Ujian Akhir Semester Naratologi

Oleh

Nadia Sari Pertiwi

121414153019

KEMENRISTEKDIKTI

UNIVERSITAS AIRLANGGA

FAKULTAS ILMU BUDAYA

MAGISTER KAJIAN SASTRA DAN BUDAYA

(2)

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Cerita legenda Yuki-Onna atau hantu wanita salju yang ditulis oleh Koizumi Yakumo dalam buku Kwaidan: stories and studies of strange things yang ditulis oleh Lafcadio Hearn pada tahun 1904. Menurut legenda, Yuki-onna yang dikaitkan dengan musim dingin dan badai salju, adalah arwah seseorang yang tewas dalam salju. Di sisi lain, ia tampak cantik dan tenang, namun kejam saat membunuh orang yang tak bersalah. Sampai abad ke-18, hampir seluruh legenda menceritakannya sebagai makhluk yang jahat. Dalam kisah masa kini, sosoknya sering digambarkan lebih manusiawi, menekankan pada sifat hantunya dan kecantikannya yang sekejap. (Hearn: 56)

Legenda Yuki-onna berbeda-beda antara versi satu dengan versi lainnya. Dalam berbagai kisah, Yuki-onna menampakkan diri pada para pengelana yang terjebak dalam badai salju, dan menggunakan hembusan nafasnya yang dingin untuk membekukan mereka sampai mati. Legenda lain menyatakan bahwa mereka menyesatkan para pengelana sampai mati kedinginan. Dalam kisah lain, ia berwujud sebagai wanita yang menggendong anak. Legenda lain menceritakan Yuki-onna yang lebih agresif. Dalam kisah tersebut, ia menyerang rumah penduduk, mendobrak pintu dengan hembusan angin demi membunuh penghuninya saat tertidur. Di suatu kisah, ia bersifat lebih mirip vampir, menguras darah korbannya atau "daya kehidupannya". Kadangkala ia bersifat mirip succubus, menggerogoti pria berkemauan lemah untuk membekukannya melalui hubungan seksual atau ciuman (Hearn: 56) Seperti salju dan musim dingin, Yuki-onna memiliki sisi yang lembut. Kadangkala ia membiarkan korbannya pergi karena berbagai alasan.

(3)

pada tokoh, antara lain: subjek, objek, pengirim, penolong, penerima, dan penentang. Aktan dapat melekat pada tokoh utama maupun tokoh-tokoh lainnya sesuai dengan hubungan, fungsi, dan tujuan yang ada, sehingga dapat mempengaruhi alur dalam cerita.

1.2 Rumusan Masalah

Bagaimana teori strutur naratologi greimas dapat menemukan karakter penggerak dalam Yuki Onna?

1.3 Tujuan

Untuk menjelaskan penerapan teori naratologi greimas pada cerita Yuki Onna. 1.4 Manfaat

Melalui makalah ini pembaca atau audience dapat mengetahui pengertian teori greimas dan dapat menggunakan pendekatan tersebut dalam menganalisis karya sastra.

1.5 Tinjauan Pustaka

- Jurnal yang ditulis oleh Alfian Rokhmansyah dalam academia.edu tentang pendekatan naratologi greimas pada cerita hantu sadako. Dalam jurnalnya ditulis bahwa teori greimas tidak hanya dapat digunakan untuk menganalisis karya sastra namun juga hal-hal lainnya seperti agama, filsafat, ilmu sosial. Melalui teori greimas, dapat diketahui bahwa Sadako merupakan penggerak dalam cerita hantu Sadako. Namun, karena perubahan sifat Sadako di pertengahan cerita, mengantarkan Sadako sebagai opposant dari subjek Oizumi. Meskipun, demikian, Sadako tetap mendapat porsi imbang dalam cerita.

(4)

BAB II

1.1 Teori Strukturalisme Naratologi Algirdas Julien Greimas

Menurut Ratna (2013: 128 dan 138) teori Greimas masuk ke dalam golongan strukturalisme naratologi karena memiliki kelebihan dalam konsep penyajiannya yang terperinci, di mana di dalamnya terdapat alur cerita kehidupan tokoh-tokoh yang dapat menjembatani pemahaman cerita tersebut melalui teks sebagai media komunikasi antara pengarang dan pembaca. Strukturalisme model A.J. Greimas dianggap memiliki kelebihan dalam menyajikansecara terperinci kehidupan tokoh-tokoh dalam cerita dari awal sampai akhir. Selain

itu,strukturalisme model ini mampu menunjukkan secara jelas dan dikotomis antara tokohprotagonis dan antagonis. Naratologi disebut juga teori wacana (teks) naratif. Baik naratologi maupun teori wacana (teks) naratif diartikan sebagai seperangkat konsepmengenai cerita dan penceritaan (Ratna, 2013:128).Dalam strukturalisme naratologi yang

(5)

berdasarkan pada struktur cerita, dan analisis struktur aktan dan fungsional merupakan konsep dasarlangkah kerja yang dikemukakan Greimas.Algirdas Julien Greimas adalah seorang ahli sastra yang berasal dari Perancis. Sebagaiseorang penganut teori struktural, ia telah berhasil mengembangkan teori strukturalismemenjadi strukturalisme naratif dan memperkenalkan konsep satuan naratif terkecildalam karya sastra yang disebut aktan. Teori ini dikembangkan atas dasar analogi-analogi struktural dalam Linguistik yang berasal dari Ferdinand de Saussure, danGreimas menerapkan teorinya dalam dongeng atau cerita rakyat Rusia.Aktan dalam teori Greimas, ditinjau dari segi tata cerita menunjukkan hubungan yangberbeda-beda. Maksudnya, dalam suatu skema aktan suatu fungsi dapat

mendudukibeberapa peran, dan dari karakter peran kriteria tokoh dapat diamati. Menurut teori Greimas, seorang tokoh dapat menduduki beberapa fungsi dan peran di dalam suatu skema aktan. (Jabrohim, 2012:12)

1.2 Model Fungsional

Model fungsional merupakan urutan-urutan peristiwa yang disebut fungsi. Fungsi-fungsi tersebut adalah situasi awal yang dicirikan dengan keadaan yang masih dalam ketentraman. Berlanjut ke masa transformasi, yaitu masa cobaan penuh gangguan yang dialami tokoh, kemudian menuju cobaan utama yang diakhiri dengan masa cobaan untuk mencapai kejayaan. Lalu situasi akhir di mana tokoh telah memperoleh ketentraman yang lebih baik lagi (Greimas dalam Susanto, 2012: 128).

Skema Naratif Fungsional (Canonical Narative schema )

Skema naratif fungsional menurut Jabrohim (2012: 17 - 19) memiliki fungsi untuk mengurai peran subjek dalam melaksanakan tugas dari pengirim. Operasi struktur model fungsional terbagi menjadi tiga bagian, yaitu:

Bagian pertama adalah situasi awal yang merupakan situasi di mana sender ‘Pengirim’ memiliki keinginan yang ingin dicapainya dengan menugaskan subject sebagai alat untuk memperoleh hal yang diinginkan, yaitu object.

(6)

Uji kecakapan yaitu tahap di mana subject memulai tugasnya untuk memperoleh object yang diinginkan sender ‘Pengirim’ dengan adanya rintangan yang disebabkan oleh opposant ‘Penentang’. Kemudian muncullah helper ‘Penolong’ yang membantu subject dalam melaksanakan tugasnya mencapai object.

Tahap utama yaitu tahap di mana subject yang berhasil dalam usahanya mencapai object dengan memenangkan perlawanannya terhadap opposant ‘Penentang’.

Tahap kegemilangan yaitu tahap di mana subject yang telah berhasil memdapatkan object menyerahkan hasilnya kepada sender ‘Pengirim’. Kemudian subject mendapatkan imbalan atas jasanya dari sender ‘Pengirim’, sedangkan oppossant ‘Penentang’ mendapat

ganjarannya.

Bagian ketiga adalah situasi akhir yang merupakan kembalinya keseimbangan situasi di mana semua permasalahan telah selesai dan object telah diterima oleh receiver ‘Penerima’.

Bila dijelaskan dalam bentuk bagan, maka ketiga bagian tersebut menjadi bagan sebagai berikut:

Bagian Pertama

Bagian Kedua

(7)

Transformasi

Situasi Awal Tahap Uji Tahap

(8)

Kecakapan Utama

Kegemilangan

Model Aktan

Menurut Greimas dalam Martin melalui jurnal nandita agita, aktan (actant) adalah seseorang atau sesuatu yang menyempurnakan atau menjalani perbuatan. Aktan dapat berupa orang, antropomorfis (pelaku yang dipersonifikasi), zoomorfis (pada umumnya, istilah itu mengacu kepada sesuatu yang berbentuk binatang, namun menurut Greimas, pelaku dapat berupa bentuk yang bersifat binatang atau sesuatu yang lain, khususnya dewa atau keberadaan yang melebihi manusia), suatu barang atau keberadaan yang abstrak. Satu aktan dapat mengambil beberapa peran. Sementara itu, aktan tidak sama dengan aktor atau tokoh (2000: 20).

Aktan ini menekankan pada peran dan posisi tokoh yang menjiwai dan membangun unsur naratif cerita. Karakter dalam narasi menempatkan posisi dan fungsinya masing-masing. Sebuah narasi dikaraterisasi oleh enam peran, yaitu subjek, objek, pengirim, penerima, penolong, dan penentang (Greimas dalam Eriyanto, 2013: 96).

(9)

oleh pengirim melalu subjek. Penolong adalah seseorang atau sesuatu yang datang membantu subjek dalam menjalankan tugasnya dalam mencapai objek. Penentang adalah seseorang atau sesuatu yang datang menghalang – halangi kegiatan subjek dalam mencapai objek. Penerima adalah seseorang atau sesuatu yang menerima hasil kerja subjek dalam mendapatkan objek, terkadang penerima itu sendiri adalah pengirim.

Skema Naratif Aktansial (Actantial Narrative Schema)

Skema naratif aktansial di sini merupakan struktur naratif yang fundamental yang mendasari seluruh teks. Skema ini mempunyai enam peran aktansial atau fungsi yang tersusun dalam tiga pasang oposisi biner, yaitu subjek / objek, pengirim / penerima, dan penolong /

penentang (Greimas dalam Budiman, 2006: 16).

Greimas dalam Jabrohim (2012: 13) menggambarkan dalam bentuk skema aktansial seperti gambar berikut:

Objek

Pengirim

(10)

(Object)

(Sender)

(11)

Penolong

Subjek

Penentang (Helper)

(Subject)

(Opposant)

Tanda panah pada skema di atas memiliki peran penting dalam menjelaskan fungsi naratif masing – masing aktan, antara lain :

Tanda panah dari sender yang mengarah pada objek mengandung arti bahwa dari sender memiliki keinginan untuk mendapatkan objek. Tanda panah dari objek ke receiver mengandung arti bahwa sesuatu yang dicari subjek atas keinginan sender diberikan pada receiver.

Tanda panah dari helper ke subjek mengandung arti bahwa helper memberikan bantuan kepada subjek dalam rangka menunaikan tugas yang dibebankan oleh sender. Tanda panah dari opposant ke subjek mangandung arti bahwa opposant mengganggu, menghalangi, menentang dan merusak usaha subjek.

Tanda panah subjek ke objek mengandung arti subjek bertugas menemukan objek yang dibebankan oleh sender .

(12)

PEMBAHASAN 1.1 Penerapan teori Greimas dalam Yuki Onna

Dahulu, terdapat dua orang pria bernama Mosaku dan Minokichi yang hidup di daerah provinsi Musashi (terletak di antara Tokyo dan Saitama), Mosaku adalah seorang pria yang berada di usia senja, sementara muridnya , Minokichi adalah seorang pemuda tegap berumur 18 tahun. Setiap hari mereka berangkat pagi-pagi sekali ke sebuah hutan yang jaraknya 5 mil dari desa mereka. Di antara desa mereka dan hutan yang dituju ada sebuah sungai besar yang beraliran deras. Begitu derasnya arus sungai tersebut sehingga tidak ada jembatan yang kuat menahan arus (jembatan yang ada selalu rusak akibat terjangan arus deras). Siapapun yang ingin menyebrangi sungai harus melewatinya dengan bantuan kapal penyebrang kecil.

Suatu hari Mosaku dan Minokichi sedang dalam perjalan pulang. Ketika itu cuaca begitu dingin dan mulai turun badai salju. Saat sampai di di tepi sungai, mereka menemukan bahwa si pengayuh perahu yang menyebrangkan mereka telah pulang ke rumah dan meninggalkan perahunya karena cuaca buruk. Sadar bahwa mereka tidak mungkin menyebrangi sungai, mereka memutuskan bermalam di pondok sementara si pengayuh perahu. Pondok itu benar-benar sederhana, hanya terdiri dari sebuah ruangan tanpa jendela yang berisi dua buah Tatami, tanpa perabotan apapun.

Mosaku dan Minokichi yang sudah lelah segera menutup pintu agar salju tidak masuk ke dalam pondok,lalu kemudian beristirahat. Mereka merasa cukup hangat dan nyaman sehingga Mosaku yang lanjut usia tak lama berbaring langsung tertidur pulas, sementara Minokichi yang masih muda termenung mendeangar suara angin yang menderu yang disertai arus sungai yang bertambah deras. Badai tidak mereda dan udara malah bertambah dingin, namun setelah bersusah payah skhirnya Minokichi tertidur juga. Entah telah berapa lama Minokichi tertidur, tiba-tiba ia terbangun karena merasakan butir-butir salju yang lembut di wajahnya. Ternyata pintu pondok yang mereka diami telah terbuka dengan paksa.

(13)

hadapannya adalah seorang wanita yang amat cantik, walaupun sorot matanya membuat tubuhnya gemetar dalam ketakutan. Wanita itu terus menatap Minokichi dan tiba-tiba tersenyum dan berkata, “aku ingin memperlakukanmu sama seperti orang lain, tapi aku kasihan padamu. Kau, masih muda, begitu tampan, Minokichi. Aku tidak akan menyakitimu tapi jika kau memberitahu siapapun termasuk ibumu tentang apa yang terjadi malam ini… maka aku akan membunuhmu! Ingat apa yang telah kukatakan ini.” Seusai wanita salju itu berkata, ia meninggalkan Minokichi sendirian. Mengira bahwa itu hanyalah mimpi, Minokichi segera bangun dan melihat keluar namun ia tidak melihat siapapun atau apapun. Sambil menutup pintu ia bertanya-tanya apakah bukan angin yang membuka pintu pondok tadi. Ia memanggil Mosaku namun tidak ada jawaban. Minokichi mengulurkan tangan untuk menyentuh Mosaku dan tanpa sengaja ia menyentuh wajah Mosaku, dan ternyata wajahnya telah membeku. Mosaku telah meninggal.

Ketika fajar tiba, badai pun berakhir dan si pengayuh perahu menemukan Minokichi yang tergeletak pingsan di samping Mosaku yang telah meninggal. Ia membawa keduanya menyebrang, lalu menguburkan jenazah Mosaku. Sementara Minokichi dibawa pulang kerumahnya. Setelah sembuh, Minokichi tidak dapat langsung melupakan kejadian yang telah ia alami. Ia dihantui oleh kematian Mosaku, namun ia bersikeras untuk menceritakan kejadian itu pada siapapun, karena ia tidak ingin kehilangan nyawanya. Lama berselang, Minokichi baru berani kembali pada pekerjaan sehari-harinya, menebang kayu, membelahnya menjadi potongan-potongan kecil, lalu menjual kayu tersebut ke pasar dengan bantuan ibunya.

Pada musim dingin tahun berikutnya, Minokichi sedang berada dalam perjalanan pulang melalui jalan setapak di hutan, saat ia berpapasan dengan seorang gadis yang amat cantik, berkulit putih indah, yang hendak melalui jalan yang sama. Minokichi pun menyapa gadis itu dan tanpa disangka gadis itu menjawab dengan suara yang menurut Minokichi adalah suara yang paling merdu didengarnya. Mereka pun mulai berjalan bersama dan bercakap-cakap. Si gadis menceritakan bahwa ia bernama O-Yuki, ia telah kehilangan kedua orangtua, dan untuk menyambung hidupnya ia akan pergi ke Yedo (Edo atau Tokyo) untuk mencari kerabatnya agar dapat membantu mencarikannya pekerjaan sebagai pelayan.

(14)

itu tertawa sambil mengatakan bahwa ia belum memiliki pasangan atau kekasih. Ia pun balik bertanya apakah Minokichi telah memiliki pasangan, dan Minokichi menjawab bahwa ia pun belum memilikinya. Setelah pernyataan ini maka kedua muda-mudi ini tidak berbicara lagi sampai mereka tiba di desa tempat tinggal Minokichi. Namun dalam hati masing-masing telah tumbuh rasa saling menyukai. Maka Minokichi mengundang O-Yuki untuk singgah dan beristirahat di rumahnya. O-Yuki ternyata bukan hanya gadis cantik, namun juga berkelakuan baik. Ibu Minokichi pun tak butuh waktu lama untuk menyukainya. Sampai ia membujuk agar O-Yuki mau menunda perjalanannya ke Yedo. Pada akhirnya O-Yuki tidak pernah melanjutkan perjalanannya ke Yedo, melainkan menetap di desa itu dan tinggal bersama Minokichi dan ibunya, sebagai istri dan menantu.

Lima tahun kemudian ibu Minokichi meninggal, O-Yuki tetap bersama-sama Minokichi, bahkan ia telah melahirkan 10 orang anak lelaki dan perempuan bagi Minokichi. Semuanya tampan dan cantik, serta memiliki kulit putih seindah ibunya. Banyak penduduk desa yang mengagumi O-Yuki. Kebanyakan petani tampak tua setelah melahirkan anak, namun O-Yuki yang telah menjadi ibu 10 anak tetap terlihat cantik. Secantik saat pertama kedatangannya di desa, mereka.

Suatu malam setelah anak-anak tidur, O-Yuki menjahit dibantu dengan sebuah cahaya dari lampu kertas. Minokichi yang sedang menatapnya, tiba-tiba berkata, “Melihat kau menjahit dengan pantulan cahaya di wajahmu, aku teringat suatu hal aneh yang terjadi saat aku masih berusia 18 tahun. Kala itu aku melihat seorang wanita yang secantik dan seputih dirimu… dan ia memang mirip denganmu… “ Tanpa menghentikan pekerjaannya, O-Yuki bertanya, ”ceritakanlah padaku, dimana kau bertemu dengannya?” lalu Minokichi mulai bercerita tentang Mosaku dan pengalamannya di pondok pengayuh perahu. “Entah itu sebuah mimpi atau bukan,tapi saat-saat itulah aku pernah melihat orang secantik engkau. Tentu saja ia pasti bukan manusia dan aku sangat takut padanya. Hingga sekarang pun aku tidak yakin apakah yang aku lihat itu mimpi atau memang benar-benar seorang wanita salju.”

(15)

karena jika kamu tidak melakukannya, maka aku akan melakukan hal yang pernah aku katakan padamu…”

Minokichi tidak sempat berkata apa-apa. O-Yuki mulai tidak terlihat dan kemudian menguap menjadi butir-butir salju yang halus, yang menghilang melalui cerobong asap. sejak saat itu, ia tidak pernah terlihat lagi.

Di atas merupakan adegan keseluruhan dari Yuki Onna. Dalam penerapan teori Greimas, maka adegan-adegan tersebut akan di pisah menjadi beberapa adegan untuk mendapatkan porsi aktan yang seimbang.

Model aktan dan model fungsional greimas

Adegan 1. Minokichi dan yuki onna saling bertatapan.

Minokichi melihat seorang wanita dalam pondok, wanita yang putih seperti salju dan memancarkan cahaya seperti salju (Yuki-Akari) sedang membungkuk diatas Mosaku. Ia tengah meniupkan nafasnya yang dingin menyerupai asap putih kepada Mosaku. Minokichi benar-benar terkejut dan ketakutan, ia ingin menjerit namun tak ada sebuah suara pun yang keluar dari mulutnya. saat itulah sang wanita misterius itu beradu pandang dengannya, ia mendekatkan wajahnya pada Minokichi. Dalam ketakutan yang amat sangat, Minokichi merasakan bahwa wanita yang berada di hadapannya adalah seorang wanita yang amat cantik, walaupun sorot matanya membuat tubuhnya gemetar dalam ketakutan. Wanita itu terus menatap Minokichi dan tiba-tiba tersenyum dan berkata, “aku ingin memperlakukanmu sama seperti orang lain, tapi aku kasihan padamu. Kau, masih muda, begitu tampan, Minokichi. Aku tidak akan menyakitimu tapi jika kau memberitahu siapapun termasuk ibumu tentang apa yang terjadi malam ini… maka aku akan membunuhmu! Ingat apa yang telah kukatakan ini.” Seusai wanita salju itu berkata, ia meninggalkan Minokichi sendirian. Mengira bahwa itu hanyalah mimpi, Minokichi segera bangun dan melihat keluar namun ia tidak melihat siapapun atau apapun. Sambil menutup pintu ia bertanya-tanya apakah bukan angin yang membuka pintu pondok tadi. Ia memanggil Mosaku namun tidak ada jawaban. Minokichi mengulurkan tangan untuk menyentuh Mosaku dan tanpa sengaja ia menyentuh wajah Mosaku, dan ternyata wajahnya telah membeku. Mosaku telah meninggal.

(16)

terlihat seperti mimpi bagi minokichi. Wanita salju hendak membunuhnya tetapi ia memilih untuk membiarkannya tetap hidup dengan berbagai alasan. Namun, keinginan wanita salju atau Yuki Onna jelas sekali tertahan dengan kondisi Minokichi saat itu, yaitu: muda dan tampan. Namun, di sisi lain, Yuki Onna membunuh Mosaku karena tidak memiliki penghalang seperti halnya Minokichi.

Tabel Fungsional 1

Situasi Awal Transformasi Situasi Akhir

Yuki Onna

kecakapan Tahap utama kegemilanganTahap Yuki Onna denganancamannya meskipun tidak

Situasi Awal menceritakan Yuki Onna ingin membunuh Minokichi seperti halnya ia telah membunuh Mosaku dengan meniupkan nafas beku mematikannya ke wajah Mosaku.

Tahap uji kecakapan dari bagian transformasi: Yuki Onna sebenarnya sudah hendak membunuh Minokichi. Dia telah mendatangi Minokichi dengan sangat dekat. Namun, saat ia bertemu pandang dengan Minokichi. Yuki Onna merasa sayang jika ketampanan Minokichi hilang karena ia mati sia-sia. Maka Yuki Onna mengancam Minokichi sebelum pergi membunuhnya. Minokichi yang merasa tertekan oleh Yuki Onna merasa sangat ketakutan. Pada tahap ini terlihat subject yang mendapat halangan dari opposant ‘Penentang’ telah dibantu oleh helper

‘Penolong’ untuk mendapatkan object.

(17)

dari mulutnya, menbuat Yuki onna terus maju dan mengancam keselamatan Minokichi. Pada tahap ini terlihat usaha subject yang berhasil mendekati object.

Tahap kegemilangan dari bagian transformasi: Yuki Onna berhasil mencapai titik dimana wajahnya bertemu dengan wajah Minokichi, serta bersiap meniupkan nafas es mematikannya. Sementara Minokichi hanya terdiam dan ketakutan setengah mati. Yuki Onna yang tiba-tiba mengurungkan niatnya berhasil memberikan ancaman pada Minokichi bahwa suatu hari nanti dia pasti akan membunuh Minokichi Pada tahap ini terlihat subject telah berhasil mendapatkan object.

Situasi akhir menceritakan di mana Yuki onna meninggalkan Minokichi dalam kondisi ketakutan di dalam pondok. Pada situasi ini terlihat subject telah berhasil mendapatkan object dan diterima oleh receiver ‘Penerima’.

Skema aktan 1

Yuki Onna yang ingin membunuh Minokichi menempati tempat sebagai sender kemudian Minokichi yang hendak diambil nyawanya menempati tempat sebagai object. Dengan bantuan rasa takut minokichi dan tiadanya perlawanan, Yuki Onna berhasil mendekati Minokichi dan bersiap untuk mengambil nyawanya. Sehingga hal ini menempatkan Yuki Onna sebagai receiver yang mana nantinya akan menerima nyawa Minokichi. Namu, ketampanan Minokichi membuat Yuki Onna tidak membunuhnya namun berhasil memberinya ancaman sehingga Minokichi ketakutan.

Adegan 2: Pertemuan O-Yuki dengan Minokichi

Pada musim dingin tahun berikutnya, Minokichi sedang berada dalam perjalanan pulang melalui jalan setapak di hutan, saat ia berpapasan dengan seorang gadis yang amat cantik, berkulit putih indah, yang hendak melalui jalan yang sama. Minokichi pun menyapa gadis itu dan tanpa disangka gadis itu menjawab dengan suara yang

Object

Nyawa Minokichi Sender

Yuki Onna

Receiver

Yuki Onna

Helper

Rasa takut Minokichi

Subject

Yuki Onna Opposant

(18)

menurut Minokichi adalah suara yang paling merdu didengarnya. Mereka pun mulai berjalan bersama dan bercakap-cakap. Si gadis menceritakan bahwa ia bernama O-Yuki, ia telah kehilangan kedua orangtua, dan untuk menyambung hidupnya ia akan pergi ke Yedo (Edo atau Tokyo) untuk mencari kerabatnya agar dapat membantu mencarikannya pekerjaan sebagai pelayan.

Entah apa yang dirasakan Minokichi, namun rasanya gadis itu nampaknya makin cantik dimatanya. Minokichi pun mulai merasa suka pada gadis itu, sehingga ia memberanikan diri untuk bertanya apakah gadis itu sudah memiliki pasangan. Gadis itu tertawa sambil mengatakan bahwa ia belum memiliki pasangan atau kekasih. Ia pun balik bertanya apakah Minokichi telah memiliki pasangan, dan Minokichi menjawab bahwa ia pun belum memilikinya. Setelah pernyataan ini maka kedua muda-mudi ini tidak berbicara lagi sampai mereka tiba di desa tempat tinggal Minokichi. Namun dalam hati masing-masing telah tumbuh rasa saling menyukai. Maka Minokichi mengundang O-Yuki untuk singgah dan beristirahat di rumahnya. O-Yuki ternyata bukan hanya gadis cantik, namun juga berkelakuan baik. Ibu Minokichi pun tak butuh waktu lama untuk menyukainya. Sampai ia membujuk agar O-Yuki mau menunda perjalanannya ke Yedo. Pada akhirnya O-Yuki tidak pernah melanjutkan perjalanannya ke Yedo, melainkan menetap di desa itu dan tinggal bersama Minokichi dan ibunya, sebagai istri dan menantu.

Setelah masa-masa kelam Minokichi berlalu. Kini, kehidupan Minokichi telah kembali normal seperti sedia kala. Hingga pada suatu hari dia bertemu dengan seorang gadis cantik ditengah hutan yang bernama O-Yuki yang hendak menuju ke yedo. Melihat kecantikannya tak perlu waktu lama bagi Minokichi untuk membawanya pulang. Di rumah Minokichi, O-yuki bertemu dengan ibu Minokichi yang juga menyukainya. Tentunya, hal ini menunda niat O-yuki untuk pergi ke yedo. Ia kemudia menetap di desa Minokichi sebagai istri dan juga seorang menantu.

Tabel Fungsional 2

Situasi Awal Transformasi Situasi Akhir

Minokichi Bertemu dengan O-Yuki yang hendak menuju ke Yedo ditengah hutan saat ia pulang dari mengambil kayu.

Tahap uji

(19)

kecantikannya pulangnya dari mengambil kayu di tengah hutan.

Tahap uji kecakapan bagian transfromasi: Minokichi tertarik dengan kecantika O-Yuki yang disini dapat dimasukkan sebagai subjek. Sedangkan, Minokichi yang menanyakan status pasangan O-Yuki dapat dikatakan sebagai sender dalam langkah untuk mendapatkann Object.

Tahap uji utama bagian transformasi: pada tahap ini Minokichi mengajak O-Yuki untuk singgah di rumahnya. Di sini dapat dikatakan bahwa receivera atau Minokichi berusaha mendekati Object dan berhasil.

Tahap uji gemilang bagian transformasi: Minokichi memperkenalkan O-Yuki kepada ibunya. Tak perlu lama ibu Minokichi menyukai O-Yuki. Sehingga, ibu Minokichi berusaha untuk membujuk O-Yuki untuk tidak pergi ke Yedo dan menetap di desa dimana tempat Minokichi tinggal. Di sini, ibu Minokichi berperan sebagai helper untuk mendapatkan object kepada receiver.

(20)

Dalam hal di atas, di dapati bahwa Minokichi sebagai Subject berhasil mendekati Object dengan bantuan helper. Dalam kasus di atas dapat diketahui tidak adanya opposant bagi subject untuk mendekati object. Sehingga, dengan mudah, subject menjadi reveiver dari object.

Adegan 3: O-Yuki merupakan penjelmaan dari Yuki Onna yang ingin membunuh Minokichi bertahun-tahun silam.

Lima tahun kemudian ibu Minokichi meninggal, O-Yuki tetap bersama-sama Minokichi, bahkan ia telah melahirkan 10 orang anak lelaki dan perempuan bagi Minokichi. Semuanya tampan dan cantik, serta memiliki kulit putih seindah ibunya. Banyak penduduk desa yang mengagumi O-Yuki. Kebanyakan petani tampak tua setelah melahirkan anak, namun O-Yuki yang telah menjadi ibu 10 anak tetap terlihat cantik. Secantik saat pertama kedatangannya di desa, mereka.

Suatu malam setelah anak-anak tidur, O-Yuki menjahit dibantu dengan sebuah cahaya dari lampu kertas. Minokichi yang sedang menatapnya, tiba-tiba berkata, “Melihat kau menjahit dengan pantulan cahaya di wajahmu, aku teringat suatu hal aneh yang terjadi saat aku masih berusia 18 tahun. Kala itu aku melihat seorang wanita yang secantik dan seputih dirimu… dan ia memang mirip denganmu… “ Tanpa menghentikan pekerjaannya, O-Yuki bertanya, ”ceritakanlah padaku, dimana kau bertemu dengannya?” lalu Minokichi mulai bercerita tentang Mosaku dan pengalamannya di pondok pengayuh perahu. “Entah itu sebuah mimpi atau bukan,tapi saat-saat itulah aku pernah melihat orang secantik engkau. Tentu saja ia pasti bukan manusia dan aku sangat takut padanya. Hingga sekarang pun aku tidak yakin apakah yang aku lihat itu mimpi atau memang benar-benar seorang wanita salju.”

(21)

Minokichi tidak sempat berkata apa-apa. O-Yuki mulai tidak terlihat dan kemudian menguap menjadi butir-butir salju yang halus, yang menghilang melalui cerobong asap. sejak saat itu, ia tidak pernah terlihat lagi.

Lima tahun kemudian, ibu Minokichi telah tiada pada saat itu. Namun, kedua pasangan ini tetap hidup damai berdampingan dengan anak-anak yang banyak. Hingga pada suatu malam ketika bulan bersinar terang. O-Yuki menjahit ditemani dengan lampu kertas tepat di bawah sinar rembulan yang membuatnya begitu putih. Mengingatkan Minokichi pada wanita salju yang pernah ia temui bertahun-tahun silam. Namun, tak disangka-sangka saat Minokichi bercerita tentang wanita salju itu kepada O-Yuki. O-Yuki berteriak bahwa wanita salju itu adalah dirinya. Ia sedang mengejar janjinya untuk membunuh Minokichi namun hal itu terhalang oleh anak-anak mereka. Sebagai ungkapan cintanya O-Yuki kembali ke dalam wujud Yuki Onna pergi meninggalkan Minokichi dan membiarkannya tetap hidup dengan syarat merawat anak-anak mereka dengan penuh kasih sayang.

Tabel Fungsional 3.

Situasi Awal Transformasi Situasi Akhir

O-Yuki menjahit

(22)

Tahap uji kecakapan bagian transformasi: Minokichi mengingat kembali bahwa ia pernah melihat wanita salju sebelumnya. Hal ini membantu Minokichi sebagai helper bagi O-Yuki yang berperan sebagai sender agar Minokichi bercerita lebih tentang wanita salju yang pernah dilihatnya.

Tahap utama bagian transformasi: O-Yuki berusaha mendekati Minokichi yang sebagai object. Hal ini menempatkan O-Yuki sebagai Subject yang berusaha mendekati object.

Tahap gemilang bagian transformasi : O-Yuki sebagai subject, berhasil mendapatkan object yaitu Minokichi dengan bantuan helper yang tak lain merupakan ingatan Minokichi.

Situasi akhir: O-Yuki kembali menjadi Yuki Onna dan membiarkan Subject tetap hidup. Hal ini, karena adanya opposant yaitu anak-anak. Karena jika O-Yuki atau Yuki Onna membunuh Minokichi maka tak akan ada yang merawat anak-anak mereka. Jadi O-Yuki memutuskan untuk kembali kepada salju dimana seharusnya ia tinggal.

Skema aktan 3.

O-Yuki menggiring Object (Minokichi) untuk menggali ingatannya lebih dalam tentang Yuki Onna atau wanita salju menempatkan O-Yuki sebagai sender. Keputusan O-Yuki untuk tetap membunuh Minokichi karena telah melanggar janjinya membuat O-Yuki menjadi receiver. Dalam hal lain, ketika Minokichi bercerita tentang ingatannya yang membuat O-Yuki marah menempatkan Minokichi sebagai helper. Serta O-Yuki yang berusaha mendapatkan nyawa Minokichi menempatkannya sekaligus sebagai subject. Namun, keinginan O-Yuki terhalang oleh adanya anak-anak mereka. Hal ini tentunya membuat status anak-anak mereka sebagai opposant bagi O-Yuki yang ingin membunuh minokichi.

Object

Minokichi

Subject

O-Yuki atau Yuki Onna

Opposant

Anak-anak Minokichi dan O-Yuki

Helper

Minokichi

Receiver

O-Yuki atau Yuki Onna Sender

(23)

BAB IV PENUTUP 4.1 Kesimpulan

Penelitian ini menganalisis struktur naratif pada cerpen Yuki Onna karya Koizumi Yakumo dengan teori naratologi A. J. Greimas model aktan dan fungsional. Meskipun tidak semua adegan dapat dianalisis menggunakan teori ini. Namu, didapati tida adegan utama dapat dianalisis menggunakan model fungsional dan aktan greimas. Hasil analisis selengkapnya ada pada bab III dapat ditarik beberapa kesimpulan sebagai berikut:

1. Penulis menemukan keseimbangan cerita pada 3 skema aktan. Dua skema aktan mengalami kesempurnaan dalam cerita dan satu skema mengalami zeroisasi atau Ø pada skema opposant.

2. Karakter yang menggerakkan cerita dalam cerita ini tak lain adalah Yuki Onna atau O-Yuki. Ia berada pada skema aktan 1 sebagai sender, receiver, dan subject. Dan pada skema aktan 2 sebagai object. Serta pada skema aktan 3 sebagai sender, receiver, dan subject. Dari penjelasan tersebut, membuat Yuki Onna mendapat 7 bagian dalam 3 skema aktan. Hal itu tentunya lebih besar dari Minokichi yang hanya mendapat 6 bagian dari 3 skema aktan. Yaitu minokichi sebagai object pada skema aktan 1. Sebagai sender, subject, dan receiver pada skema aktan 2. Dan sebagai Object serta helper pada skema aktan 3.

3. Dari 3 tabel fungsional yang ada, semua penulisan mengalami adegan sempurna tanpa mengalami zeroisasi pada bagian situasi awal, transformasi, maupun situasi akhir.

(24)

Yuki Onna by Koizumi Yakumo in Hearn, Lafcadio. 1904. Kwaidan : stories and studies of strage things. Tokyo.

Kutha Nyoman, Ratna. 2013. Teori, Metode, dan Teknik Penelitian Satra. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Jabrohim. 2012. Teori Penelitian Sastra. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Agati, nandita. 2000. Jurnal. Struktur naratif dalam yodaka no hoshi karya miyazawa kenji menurut teori naratologi greimas. Academia.edu

Rokhmansyah, alfian. 2010. Pendekatan naratologi greimas pada cerita hantu sadako. Jurnal. Academia.edu

Budiman, Kazuko, Dr. 2006. Sastra Agama Endo Shusaku: Dilema Memahami Tuhan. Kampus Universitas Indonesia Depok: ILUNI KJW.

Eriyanto. 2013. Analisis Naratif: Dasar-dasar dan Penerapannya dalam Analisis Teks Berita Media. Jakarta: Kencana Prenada Media Group Indonesia.

Gambar

Tabel Fungsional 1
Tabel Fungsional 2
Tabel Fungsional 3.

Referensi

Dokumen terkait

We need to transform the image using wavelet tansformation first and then perform the test in the wavelet space, then invers the defected area in to the original space (see

Karena itu persentase H2O tubuh yang tinggi berkaitan dengan tubuh langsing dan persentase H2O yang rendah berkaitan dengan obesitas karena komposisi sebagian

Perencanaan pajak dan corporate governance yang terdiri dari komisaris independen, kepemilikan institusional, dan komite audit sebagai variabel independen

ANGGOTA DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA PEMILIHAN UMUM TAHUN 2014.. PARTAI

(3) Selambat-lambatnya dalam jangka waktu 5 (lima) tahun sesudah saat terutangnya pajak, Walikota atau Pejabat yang ditunjuk dapat menerbitkan SKPDN apabila jumlah pajak yang

sebagai investasi dimiliki hingga jatuh tempo, jika Bank dan entitas anak dalam periode berjalan atau dalam kurun waktu 2 (dua) tahun sebelumnya, telah menjual atau

Sedangkan pada kelas B sebanyak 10 siswa (50%) termasuk dalam kategori sangat tinggi, sebanyak 7 siswa (35,00%) termasuk dalam kategori tinggi dan sebanyak 3 siswa (15,00%)

Hasil studi pengembangan ini dapat dijadikan masukan bagi pemerintah lokal/setempat untuk meningkatkan pelayanan air minum perpipaan PDAM dari kondisi pelayanan