• Tidak ada hasil yang ditemukan

LAPORAN PRAKTIKUM MIKROBIOLOGI PANGAN (1)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "LAPORAN PRAKTIKUM MIKROBIOLOGI PANGAN (1)"

Copied!
21
0
0

Teks penuh

(1)

LAPORAN PRAKTIKUM

MIKROBIOLOGI PANGAN

QUALITI CONTROL BAKTERI PADA BAKSO PASAR TRADITIONAL

DISUSUN OLEH :

NAMA : Sri lestari

NIM : H1041141020

KELOMPOK : 3

HARI/TANGGAL : Sabtu / 10 desember 2016

ASISTEN : 1. Nuriani

2. Tirta sari

3. rizky perdana putri

JURUSAN BIOLOGI

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS TANJUNGPURA

(2)

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang

Makanan yang terkontaminasi dapat disebabkan oleh higiene sanitasi makanan yang tidak memenuhi syarat kesehatan. Untuk mendapatkan makanan dan minuman yang memenuhi syarat kesehatan maka perlu diadakan pengawasan terhadap higiene sanitasi makanan dan minuman yang diutamakan pada usaha yang bersifat umum seperti restoran, rumah makan, ataupun pedagang kaki lima mengingat bahwa makanan dan minuman merupakan media yang potensial dalam penyebaran penyakit[ CITATION Far92 \l 1057 ].

Bakso merupakan sejenis makanan jajanan yang terbuat dari tepung dan daging yang dibentuk bulat dan direbus atau digoreng hingga matang, memiliki rasa gurih dan kenyal serta disajikan dengan saus. Karena harganya yang relatif murah, rasanya enak dan penampilan yang menarik maka jajanan ini sangat digemari oleh banyak anak sekolah. Namun perlu diwaspadai akan keamanan pangan bakso tusuk tersebut, karena biasanya dijual dalam keadaan terbuka dipinggir jalan sekolah dan dibiarkan dalam waktu yang cukup lama[ CITATION Far92 \l 1057 ].

(3)

1.2 Rumusan masalah

Rumusan masalah pada praktikum mkrobiologi pangan mengenai cemaran bakteri pada bakso di pasar tradisional kota pontianak adalah:

1. Bagaimana enumerasi cemaran koloni bakteri pada bakso di pasar tradisional kota Pontianak?

2. Bagaimana uji medium SSA pada sampel bakso di pasar tradisional kota Pontianak?

3. Bagaimana uji biokmia pada sampel bakso di pasar tradisional kota Pontianak?

1.2 Tujuan

Tujuan dari praktikum mkrobiologi pangan mengenai cemaran bakteri pada bakso di pasar tradisional kota pontianak adalah

1. Mengetahui enumerasi cemaran koloni bakteri pada bakso di pasar tradisional kota Pontianak.

2. Mengetahui uji medium SSA pada sampel bakso di pasar tradisonal kota Pontianak.

(4)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

Prinsip dari isolasi mikroba adalah memisahkan satu jenis mikroba dengan mikroba lainnya yang berasal dari campuran bermacam-macam mikroba. Identifikasi mikroba yaitu untuk mengetahui sifat-sifat morfologi bakteri, maka bakteri dapat diperiksa dalam keadaan hidup atau mati. Pemeriksaan morfologi bakteri ini perlu, untuk mengenal nama bakteri. Disamping itu juga perlu pengenalan sifat-sifat fisiologisnya bahkan sifat-sifat fisiologis ini kebanyakan merupakan faktor terentu dalam mengenal nama spesies suatu bakteri. Sedangkan konfirmasi jenis bakteri yaitu tindakan untuk mengetahui apakah suatu bakteri tertentu benar tumbuh pada media spesifik yang digunakan. Terutama jika ragam komposisinya tergantung nutrisi apa yang diperlukan oleh bakteri tersebut. Untuk menelaah bakteri di dalam laboratorium , pertama- tama kita harus dapat menumbuhkan bakteri tersebut di dalam suatu biakan murni. Untuk melakukannya haruslah dimengerti jenis- jenis nutrient yang disyartakan oleh bakteri dan juga macam lingkungan fisik yang mana dapat menyebabkan kondisi yang optimum bagi pertumbuhannya tersbut [ CITATION Djo13 \l 1057 ].

(5)

pertumbuhan mikroba tertentu tetapi menghambat pertumbuhan jenis mikroba lainnya. Sebagai contoh Media MCA ( Mac Conkey Agar) mengandung zat warna yang dapat menghambat pertumbuhan bakteri Gram Positif, sedangkan bakteri Gram Negatif tetap tumbuh[ CITATION Pra09 \l 1057 ].

Salah satu komposisi dari media spesifik yang sering digunakan yaitu[ CITATION Wal07 \l 1057 ]:

 Mac Conkey Agar ( Merah) : Lactose , Bile Salts, Agar , Crystal Violet, Indikator pH, Pepton.

Laktose disini digunakan untuk membedakan bakteri yang dapat memfermentasikan latosa atau tidak dan satu-satunya sumber karbohidrat bagi basil, gram-negatif yang menghasilkan laktosa ferments merah tua menjadi merah muda koloni.

Kemudian adanya kristal violet yang dapat menghambat pertumbuhan gram positif dan menumbuhkan bakteri gram negatif. Dan perubahan warna media berasal dari indikator pH yang akan berubah menjadi kuning (bersifat asam).  Vogel Jonhson Agar ( Merah) : Pepton, Ragi, Manitol, Phenol merah, Kalium

tellurite, Litium klorida, Agar.

Mannitol yang digunakan untuk membedakan bakteri yang memfermentasikan mannitol dan tidak. Kemudian adanya lithium klorida untuk menghambat bakteri selain E. Coli dan kalium tellurite yang mewarnai koloni menjadi hitam.

 Cetrimide Agar (Putih) : Gelatin, Gliserol, Cetrimide, MgCl, Kalium, Agar. Cetrimide pada media ini berfungsi untuk menghambat bakteri lain karena akan terjadi pecahan sel pada bakteri selain pseudomonas aeruginosa. Media ini selektif terhadap psedomonas aeruginosa.

 Simmons sitrat (Hijau) : Sitrat, Bromtimol blue, media SI, ion amoniak, ion anorganik, Agar.

(6)

 Media Triple Sugar Iron Agar (Orange) : Karbohidrat(glukosa, sukrosa, laktosa), FeSO4 , Casein, Natrium klorida, Fenol merah, Agar.

Karbohidrat yang digunakan 3 jenis untuk membedakan bakteri mana yang dapat menfermentasikan glukosa, sukrosa, laktosa. FeSO4 untuk menunjukkan adanya H2S endapan hitam. Media ini dapat diusulkan untuk konfirmasi Salmonella dan memilahkan dari Pseudomonas yang tumbuh pada media lain BSA dan BGA. Terjadinya fermentasi dekstrosa oleh Salmonella akan menurunkan pH menjadi asam. Kondisi ini akan menyebabkan perubahan phenol red (media merah) menjadi kuning. Sedangkan Pseudomonas karena tidak mampu memfermentasi dekstrosa, maka media akan tetap berwarna merah. Dengan demikian media ini dapat dengan mudah memilah Salmonella dari Pseudomonas.

2.2 Uji Biokimia

Metabolisme merupakan reaksi-reaksi kimia yang terjadi pada makhluk hidup. Proses metabolisme dibedakan menjadi dua jenis yaitu anabolisme dan katabolisme. Anabolisme (Biosintesis) yaitu reaksi biokimia yang merakit molekul-molekul sederhana menjadi molekul-molekul yang lebih kompleks. Misalnya pembentukkan protein dari asam amino. Secara umum proses anabolik membutuhkan energi. Sedangkan katabolisme yaitu reaksi biokimia yang memecah atau menguraikan molekul kompleks menjadi molekul-molekul yang lebih sederhana. Proses katabolik melepaskan energi yang dibutuhkan oleh sel[ CITATION Yol11 \l 1057 ].

Berikut beberapa uji Biokimia yang digunakan untuk identifikasi bakteri antara lain[ CITATION Wid04 \l 1057 ] :

(7)

b) Uji MR.Hasilnya positif, terjadi perubahan warna menjadi merah setelah ditambahkan methyl red. Artinya, bakteri ini mengahasilkan asam campuran (metilen glikon) dari proses fermentasi glukosa yang terkandung dalam medium MR-VP. Terbentuknya asam campuran pada media akan menurunkan pH sampai 5,0 atau kurang, oleh karena itu bila indikator metil ditambahkan pada biakan tersebut dengan pH seredndah itu maka indikator tersebut menjkadi merah. Hal ini menandakan bahwa bakteri ini peragi asam campuran

c) Uji VP.Hasilnya negatif, karena tidak terbentuk warna merah pada medium setelah ditambahkan α-napthol dan KOH, artinya hasil akhir fermentasi bakteri ini bukan asetil metil karbinol (asetolin) (Anonim, 2008)

d) SIM .Hasil yang diperoleh pada uji ini adalah positif, hal ini terlihat adanya penyebaran yang berwarna putih seperti akar disekitar inokulasi. Hal ini menunjukan adanya pergerakan dari bakteri yang diinokulasikan, yang berarti bahwa bakteri ini memiliki flagella. Dari uji juga terlihat ada warna hitam, yang berarti bakteri ini menghasilkan Hidrogen Sulfit (H2S) (Anonim, 2008)

e) Simmons Citrate. Hasil uji sitrat yang diperoleh negatif, yang ditandai dengan tidak terjadinya perubahan warna. Artinya bakteri ini tidak mempunyai enzim sitrat permiase yaitu enzim spesifik yang membawa sitrat ke dalam sel

(8)

Pembentukan H2S positif ditandai dengan adanya endapan berwarna hitam, endapan ini terbentuk karena bakteri mampu mendesulfurasi asam amino dan methion yang akan menghasilkan H2S, dan H2S akan bereaksi dengan Fe++ yang terdapat pada media dan menghasilkan endapan hitam Pada media daerah butt media berubah berwarna kuning ini menandakan bakteri memfermentasi glukosa. Media ini biasanya digunakan untuk membedakan Salmonella dan Shigella dengan bakteri Gram negatif bentuk batang lainnya bedasarkan pola fermentasi penghasil hydrogen sulfide. Untuk pengamatan pola-pola pengunaan karbohidrat. TSIA agar mengadung laktosa dan sukrosa dalam konsentrasi 1%, glukosa 0,1% dan phenol red sebagai indicator yang menyebabkan perubahan warna dari merah orange menjadi kuning dalam suasana asam. TSIA juga mengandung natrium trisulfat, yaitu suatu substrat untuk penghasil H2S, ferro sulfat menghasilkan FeS (precipitat), bewarna hitam untuk membedakan bakteri H2S dengan bakteri-bakterinya

g) Uji gula-gula (Glukosa, Laktosa, Sukrosa dan Manitol). Uji ini dilakukan untuk mengindetifikasi bakteri yang mampu memfermentasikan karbohidrat. Pada uji gula-gula hanya terjadi perubahan warna pada media glukosa yang berubah menjadi warna kuning, artinya bakteri ini membentuk asam dari fermentasi glukosa. Pada media glukosa juga terbentuk gelembung pada tabung durham yang diletakan terbalik didalam tabung media, artinya hasil fermentasi berbentuk gas

2.3 Bakso

(9)

dipinggir jalan sekolah dan dibiarkan dalam waktu yang cukup lama[ CITATION Gun15 \l 1057 ].

(10)

BAB III METODE KERJA 3.1 Waktu dan Tempat

Praktikum mikrobiologi pangan tentang “ uji bakteri bakso pasar tradisional” dilaksanakan pada hari Sabtu 10 Desember 2016 di Laboratorium Mikrobiologi Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas magnetic stirrer,mikroskop , plastic wayang, porteks, rak tabung, spuit, tabung ulir dan timbangan analitik.

3.2.2 Bahan

Bahan-bahan yang digunakan dalam praktikum mkrobiologi pangan kali ini melputi akuades, alkohol, alumunium foil, bakso (pasar flamboyan, dahlia dan parit baru), cristal violet, iod, jamu kunir asem (pasar flamboyan, dahlia dan parit baru), kapas, kertas merang, medium motility indole ornithin (MIO), medium

Cara pembuatan medium adalah pertama-tama di timbang masing-masing medium sesuai kosentrasi yang di butuhkan dan di larutkan dengan akuades sesuai kosentrasi medium. Selanjutnya di panaskan dengan suhu 150 C dengan tekanan 7 atm menggunakan hot plate, kemudian didinginkan.

3.3.2 Total Plate Count Pada Sampel bakso

(11)

selanjutnya suspensi bakso dimasukkan pada tabung reaksi 10−1 dan di lakukan

pengenceran sampai 10−4. Kemudian dari setiap tabung reaksi dipipet 1 ml

suspensi pada setiap tabung di campurkan dengan 20 ml larutan medium NA ke cawan petri dengan metode pour plate, di homogenisasi dan ditunggu hingga medium memadat. Selanjutnya cawan uji di inkubasi selama 1x24 jam,setelah di inkubasi dilakukan perhitungan koloni bakteri pada masing-masing cawan petri. Di inkubasi lagi selama 1x24 jam dan di lakukan perhitungan koloni bakteri pada masing-masing cawan petri kembali.

3.3.3 Uji medium SSA pada sampel bakso

Cara kerja dari uji medium SSA pada sampel bakso adalah pertama-tama di pipet 1 ml pada tabung pengenceran 10−1 kemudian di masukkan di cawan petri dan di campurkan dengan 20 ml medium SSA dengan metode pour plate. Di homogenisasi. Selanjutnya di inkubasi selama 1x24 jam, kemudian dlakukan subkultur dengan medium NA yang masih hangat dan di inkubasi kembali selama 1x24 jam. Di amati bakteri yang tumbuh pada medium NA tersebut.

3.3.4 Uji biokimia pada sampel bakso

Cara kerja dari uji biokimia pada sampel bakso adalah pertama-tama disiapkan 12 tabung reaksi untuk diisi dengan medium NA,TSIA,SCA dan MIO pada setiap 3 tabung pada masing-masing medium. Selanjutnya d inkubasi selama 1x24 jam. Kemudian dlakukan penanama atau inokulasi pada masing-masing bakteri ke medium TSIA,SCA dan MIO. Pada medium TSIA penanaman bakteri dilakukan dengan tusuk dan strike,pada medium SCA strike, sedangkan pada medium MIO di tusuk. Di inkubasi selama 1x24 jam. Selanjutnya di amati perubahan pada setiap medium ,dapat di lihat perubahan warna medium dan penyebaran koloni bakteri yang ditanam pada setiap medium tersebut.

3.3.5. Gram staning

(12)
(13)

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASN 4.1Hasil

Tabel 4.1.1 Enumerasi koloni bakteri pada sampel bakso

Waktu

Tabel 4.1.2 Hasil uji medium SSA pada sampel bakso

kelompok lokasi sampel

Tabel 4.1.3 Hasil uji Biokmia pada sampel bakso

(14)

4.2Pembahasan

Hasil yang di dapatkan dalam perlakuan dan pengamatan enumerasi koloni pada plate count sampel bakso yang berasal dari pasar tradisional pontianak ( Flamboyan, Dahlia dan Parit baru) setelah di inkubasi selama 2 x 24 jam menunjukkan jumlah koloni terbanyak terdapat pada sampel bakso yang berasl dari pasar Dahlia dengan nilai 1,3 x 106 , kemudan jumlah koloni terbanyak kedua

yaitu 1,1 x 106 terdapat pada sampel bakso dari pasar Flamboyan. Sedangkan

sampel bakso dari pasar parit baru menunjukkan jumlah koloni bakteri terendah yaitu 6,3 x 103. Hal ini menunjukkan bahwa sampel baksoyang memiliki faktor

kontaminan tertinggi dan berbahaya untuk di konsumsi yaitu pada sampel bakso dari pasar Dahlia.

Bakso yang dijual di pasar tradisional pontianak (pasar Flamboyan, Dahlia dan Parit baru) tidak memenuhi syarat dengan PERMENKES NOMOR 033 TAHUN 2012 Tentang Bahan Tambahan Pangan. Dan hasil laboratorium melalui uji MPN (Most Probable Number) terdapat semua sampel bakso dari pasar tradisional menunjukkan nilai cemaran bakteri melebihi batas maksimum. Batas Maksimum Cemaran Mikroba Dalam Pangan SNI 7388:2009, khususnya dalam produk olahan daging yaitu <3/g[ CITATION Sus12 \l 1057 ].

Hasil dari uji bakteri Salmonela sp. dan Shigella sp. pada medium selektif

SSA(salmonela-shigella Agar) menunjukkan bakteri Salamonela sp. paling

(15)

E.coli adalah dari pasar Dahlia, sedangkan sampel bakso yang lebih banyak tercemar bakteri Shigella sp. adalah dari pasar Flamboyan dan Parit baru.

Percobaan kali ni menggunakan meode pengenceran . Metode pengenceran yaitu dengan mengencerkan misalnya 1 ose bakteri dengan air. Lalu hasil pengenceran tersebut diencerkan lagi dengan beberapa ketentuan. Hal ini bertujuan untuk mengurangi konsentrasi bakteri. Dari hasi uji biasanya terdapat bakteri spreader, bakteri spreader adalah bakteri yang berbeda tetapi saling menyatu dan tidak dapat di hitung[ CITATION Pra09 \l 1057 ].

Tekni k subkultur adalah teknik untuk memindahkan biakan mikroorganisme dari satumedium ke medium lainnya. Agar hasil yang diperoleh maksimal tanpa adanya kontaminaneksternal, diperlukan adanya transfer kultur secara aseptik sesuai dengan kaidah-kaidahyang seharusnya. Mungkin lebih mudah (murah) menjaga stok biakan murni daripada melakukan pemembeli kembali. Relatif mudah untuk mempertahankan sub-kultur pada media yang tepat untuk pertumbuhan, tetapi pemeliharaan stok kultur harus terorganisasi dengan baik dengan memperhatikan detail. Dipersiapkan untuk mentransfer kultur sebanyak empat kali setahun untuk mempertahankan kelangsungan hidup kultur. Mengkultur pada pelat gores (streak plates) tidak cocokdigunakan untuk kultur stok. kultur pada agar miring dibotol bertutup ulir lebih disarankan karena tutup sekrup/ulir mengurangi penguapan keluar sehingga tidak kering dan tidak dapat tumpah atau jatuh keluar[ CITATION Wid04 \l 1057 ].

(16)

dalam lemari atau laci khusus. Terus waspada agar tak terkontaminasi[ CITATION Yol11 \l 1057 ].

4.2.1 Uji biokimia

Berdasarkan perlakuan dan pengamatan di dapatkan hasil uji biokimia pada bakteri Salmonela sp. , Shigella sp. dan E.coli dari sampel bakso yang berasal dari pasar Parit baru dengan menggunakan 3 medium uji yaitu medium Triple Sugar Iron (TSIA), motility indole ornithin (MIO) dan medium simon citrat agar (SCA). Hasil menunjukkan pada uji TSIA bakteri E.coli positif memfermentasi lactosa,gas CO2 dan tidak memproduksi H2O, pada bakteri shigella sp positif memfermentasi glukosa, lactosa dan gas CO2 dan tidak memproduksi H2O.sedangkan pada bakteri salmonela sp. hanya dapat memfermentasi glukosa dan tidak memproduksi lactosa,gas CO2 dan H2O.Hasil positif memfermentasi glukosa ditandai dengan warna medium Kuning pada butt (dasar) dan merah pada slant (permukaan miring), Kuning pada butt dan slant, menunjukkan adanya digunakan untuk membedakan antara anggota kelompok Enterobacteriaceae dan membedakan kelompok Enterobacteriaceae dengan kelompok lainnya. Pada uji ini digunakan bakteri Bacillus subtillis dan S. Epidermis dengan menggunakan medium TSIA yang mengandung tiga macam gula yaitu glukosa, laktosa, dan sukrosa. Kemudian diinkubasi selama 7x24 jam pada suhu 37oC. H2S diproduksi oleh beberapa jenis mikroorganisme melalui pemecahan asam amino yang mengandung unsur belerang (S) seperti lisin dan metionin.

(17)

terbentuknya logam sulfit yang berwarna hitam. Dan dikatakan negatif apabila tidak terbentuk logam sulfit yang berwarna hitam karena bakteri yang berada dalam medium tersebut tidak dapat menghidrolisis logam-logam berat yang terkandung dalammedium.

Hasil uji pada medium MIO menunjukkan bakteri E.coli, Salmonela sp. dan Shigella sp. positf motility artinya ketga bakteri tersebut motil ditandai dengan terdapatnya koloni bakteri di bekas tusukan dan negatif ornithin ditandai tidak adanya perubahan warna menjadi kehitaman. Sedangkan pada uji medium SCA menunjukkan bakteri E.coli negatif memproduksi citrat ditandai dengan tidak adanya perubahan warna medium(tetap biru). Sedangkan pada bakteri Salmonela sp. dan Shigella sp. positif memproduksi sitrat di tandai denagan paerubahan warna medium dari biru berubah kehijauan.

Salmonella sp adalah bakteri gram negatif batang yang tidak berspora, tidak berkapsul, dan bergerak dengan flagella. bakteri Salmonella sp .memfermentasikan glukosa saja dan tidak memfer-mentasikan sukrosa dan laktosa, bakteri tidak mampu menggunakan sitrat sebagai sumber karbon. Bakteri Salmonella sp adalah penyebab utama dari penyakit yang disebarkan melalui makanan. Pada umumnya, Salmonella sp menyebabkan penyakit pada organ pencernaan[ CITATION Sus12 \l 1057 ].

Shigella sp. merupakan batang gram–negatif yang ramping, bersifat non-motil dan biasanya tidak memfermentasi laktosa, tetapi memfermentasi karbohidrat lain, menghasilkan asam tetapi tidak menghasilkan gas. Bakteri ini menghasilkan H2S. Keempat spesies shigella berkerabat dekat dengan E. coli. sebagian besar memiliki antigen yang sama satu dengan yang lain dan dengan bakteri enterik lain (misalnya Hafnia alvei dan Plesiomonas shigelloides). Shigella membentuk asam dari karbohidrat, tetapi jarang menghasilkan gas[ CITATION Far92 \l 1057 ].

(18)

DHL dan MacConkey Agar berwarna merah dan dikelilingi oleh areal yang menunjukkan pengendapan bile. E.coli akan menfermentasi laktosa di dalam medium menjadi asam, sehingga mengakibatkan terjadinya pengendapan bile dan penyerapan indikator merah netral.bakteri ini termasuk bakteri fekal[ CITATION

Nov15 \l 1057 ].

Pewarnaan Gram adalah salah satu teknik pewarnaan yang paling penting dan luas yang digunakan untuk mengidentifikasi bakteri. Dalam proses ini, olesan bakteri yang sudah terfiksasi dikenai larutan-larutan berikut : zat pewarna kristal violet, larutan yodium, larutan alkohol (bahan pemucat), dan zat pewarna tandingannya berupa zat warna safranin atau air fuchsin[ CITATION Pra09 \l 1057 ].

Pewarnaan gram sering disebut juga pewarnaan sederhana disebut sederhana karena hanya menggunakan satu jenis zat warna untuk mewarnai organisme tersebut. Kebanyakan bakteri mudah bereaksi dengan pewarnaan-pewarnaan sederhana karena sitoplasamanya bersifat basofilik (suka dan basa). Zat-zat warna yang digunakan untuk pewarnaan sederhana umumnya bersifat alkolin. Dengan pewarnaan sederhana dapat mengetahui bentuk dan rangkaian sel-sel bakteri. Pewarna basa yang biasa digunakan untuk pewarnaan sederhana ialah memilen biru, krisdal violet dan karbol fuehsin[ CITATION Wal07 \l 1057 ].

(19)

BAB V PENUTUP 5.1 Kesimpulan

Kesimpulan dari praktikum mikrobiologi pangan mengenai cemaran bakteri bakso di pasar tradisional pontianak (Flamboyan, Dahlia dan Parit baru) adalah:

1. berdasarkan enumerasi cemaran koloni bakteri pada bakso menunjukkan bakso di pasar tradisional kota Pontianak sudah tercemar bakteri dan melewati Batas Maksimum Cemaran Mikroba Dalam Pangan SNI 7388:2009, khususnya dalam produk olahan daging yaitu <3/g.

2. uji medium SSA menunjukan terdapat bekteri salmonela sp. , shigella sp. dan E.coli pada sampel bakso di pasar tradisonal kota Pontianak.

3. uji biokmia pada sampel bakso di pasar tradisional kota Pontianak menunjukkan E.coli positif memfermentasi laktosa,memproduksi CO2 dan motil.bakteri shigella sp. memfermentasi laktosa, memproduksi CO2, memproduksi citrat dan motil.sedangkan bakteri salmonela sp. memfermentasi glukosa,motil dan mampu memproduksi citrat.

5.2 Saran

Saran untuk praktikum selanjutnya bahan uji dapat di tambah lagi atau di perbanyak lagi. Sehingga hasil yang didapatkan lebih bervariatif dan menambah lebih banyak ilmu pengetahuan.

Lampiran

(20)

b. media LB

c. NaCl

d. sampel bakso 1 gram

e. media BGLB

(21)

Uji biokimia pada media

Media uji biokimia SCA, MIO, dan

Hasil uji koloni bakteri pada bakso

Hasil uji pada media SSA

Gambar

Tabel 4.1.1 Enumerasi koloni bakteri pada sampel bakso

Referensi

Dokumen terkait