LAPORAN PRAKTIKUM MIKROBIOLOGI PANGAN “TEKNIK ISOLASI BAKTERI PADA BAHAN PANGAN”
NAMA : HARDIN MUHAMMAD
NIM : D1C1 14028
KELOMPOK : IV(EMPAT)
KELAS : TPG A 2014
JURUSAN ILMU DAN TEKNOLOGI PANGAN FAKULTAS TEKNOLOGI DAN INDUSTRI PERTANIAN
UNIVERSITAS HALU OLEO KENDARI
I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Mikroorganisme merupakan mahluk hidup yang populasinya sangat besar dan kompleks. Spesiesnya yang berjumlah ratusan terdapat di bagian-bagian tubuh manusia, makanan, hewan dan lain-lain. Bukan hanya terdapat pada mahluk hidup, mikroorganisme juga terdapat ditanah, air dan udara. Dalam kehidupan terkadang kita membutuhkan suatu mikroorganisme tertentu untuk diisolasi atau dibiakkan. Misalnya, bila hendak mengisolasi bakteri dari tanah / benda padat yang mudah tersuspensi atau terlarut, atau zat cair lain, maka dilakukan serangkaian pengenceran (dilution series) terhadap zat tersebut. Sumber isolat dari bakteri benda yang liat atau padat, misatnya daging maka zat tersebut dihancurkan terlebih dahulu. Tehadap bakteri yang hanya terdapat dipermukaan maka pengenceran dilakukan terhadap air tempat zat tersebut dicelupkan / direndam, dan jika bakteri hendak diisolasi dari udara, cukup dengan membuka cawan petri yang berisi media agar steril beberapa saat. Di dalam laboratorium mikrobiologi, populasi bakteri ini dapat diisolasi menjadi kultur murni yang terdiri dari satu jenis yang dapat dipelajari morfologi, sifat dan kemampuan biokimiawinya.
plate) serta mikromanipulator. Berdasarkan uraian diatas, maka dilakukanlah praktikum mengenai “Teknik Isolasi Bakteri dari Bahan Pangan”.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas maka dirumuskan masalah yaitu bagaimana cara membuat biakan murni dengan metode pengenceran dan metode gores? C. Tujuan
II. TINJAUAN PUSTAKA
Dikenal beberapa cara atau metode untuk memperoleh biakan murni dari suatu biakan campuran. Dua diantaranya yang paling sering digunakan adalah metode cawan gores dan metode cawan tuang yang didasarkan pada prinsip pengenceran dengan maksud untuk memperoleh spesies individu dengan anggapan bahwa setiap koloni dapat terpisah dari satu jenis sel yang dapat diamati (Afrianto, 2004).
Pengenceran adalah melarutkan atau melepasan mikroba dari substratnya ke dalam air sehingga lebih mudah penanganannya. Tujuan pengenceran yaitu untuk mengurangi kepadatan bakteri yang ditanam (Fais, 2009). Pengenceran merupakan proses yang dilakukan untuk menurunkan atau memperkecil konsentrasi larutan dengan menambah zat pelarut ke dalam larutan sehingga volume larutan menjadi berubah (Nurohaianah et al, 2007).
Pemindahan bakteri dari medium lama kemedium baru memerlukan banyak ketelitian. Terlebih dahulu kita harus mengusahakan agar semua alat-alat yang kan digunakan untuk mengerjakan medium dan pengerjaan inokulasi benar-benar steril. Hal ini untuk menghindari kontaminasi yaitu masuknya mikroba lain yang tidak diinginkan sehingga biakkan yang tumbuh di dalam medium adalah benar-benar biakan murni (Dwiyana, 2012).
sebelum dituang bakteri tersebut diencerkan terlebih dahulu. Sehingga syarat penghitungan langsung yaitu dalam 1 media terdapat 30-300 koloni dapat terpenuhi (Prescott et.al.2008).
III. METODE PRAKTIKUM
A. Tempat dan Waktu
Praktikum teknik isolasi bakteri dari bahan pangan dilaksanakan di Laboratorium Unit Biomolekuler jurusan Agroteknologi Fakultas Pertanian, Universitas Halu Oleo, Kendari pada hari Selasa, 10 Mei 2016 pukul 13.00 s/d 15.00 WITA.
B. Alat dan Bahan
Alat yang digunakan pada praktikum teknik isolasi bakteri dari bahan pangan adalahcawan petri, Micro Pipette, Micro Tube, gelas kimia, tabung reaksi, timbangan analitik, Vortex, Laminar Air Flow, lampu bunsen, Glass Rod, Plastic Wrap, kertas label, alat tulis.
Bahan yang digunakan pada praktikum teknik isolasi bakteri dari bahan pangan adalah Nutrient Agar (NA), aquadest, yoghurt, ikan busuk, makanan jajanan, air mineral isi ulang, alkohol 70% .
C. Prosedur Kerja
Prosedur yang dilakukan pada praktikum teknik isolasi bakteri dari bahan pangan yaitu:
1. Teknik Penggoresan Agar ( Streak Plate Method) a) Menyiapkan agar lempengan.
d) Mendinginkan lup inokulasi.
e) Mengambil 1 mata lup inokulasi suspensi bakteri.
f) Menggoreskan lempeng agar dengan lup inokulasi. Lup inokulasi jangan melukai lempeng agar.
g) Menginkubasi piringan pada posisi telungkup di dalam kantung plastic selama 24 jam dengan temperature 37°C.
2. Teknik Agar Sebar
a) Menyiapkan 8 buah Micro Tube berisi 0,9 ml air steril.
b) Memipet 0,1 ml suspensi sampel yang telah dihomogenkan dalam air dari 1 tabung dan mencampurkan kedalam air steril.
c) Menggoyangkan dan memutar tabung sehingga tercampur dengan baik dan melakukan pengenceran berseri hingga tabung 8.
d) Mencelupkan penyebar (glass rod) ke dalam alkohol, lalu memanaskan penyebar hingga alkohol terbakar habis.
e) Mendinginkan penyebar sebelum digunakan.
f) Mempipet 0,1 ml cairan suspensi bakteri dari Micro Tube 7 dan 8 dengan Micro Pipette secara terpisah.
g) Menuang suspensi bakteri dari masing-masing Micro Tube dalam lempengan dan menyebar dengan menggunakan batang penyebar hingga rata dan kering.
h) Menyimpan biakan ke dalam inkubartor selama 48 jam.
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Hasil
Hasil pengamatan pada praktikum teknik isolasi mikroba dari bahan pangan dapat dilihat pada gambar dan tabel berikut :
Gambar 1. Penampakan Koloni Bakteri pada Cawan Pengamatan
(1) (2)
(3) (4)
Table 1. hasil pengamatan teknik isolasi bakteri dari bahan pangan.
Jenis Sampel
Jumlah Koloni Tumbuh
Populasi bakteri/ml Yogurt 10-7 284 284 × 108 CFU/ml
Yogurt 10-8 348 348 × 109 CFU/ml
Ikan busuk 10-7 260 52 × 109 CFU/ml
Ikan busuk 10-8 320 64 ×1010 CFU/ml
Makanan jajanan 10-7 713 1.426 × 108 CFU/ml
Makanan jajanan 10-8 320 792 × 109 CFU/ml
Air minum isi ulang 10-7 164 164 × 108 CFU/ml
B. Pembahasan
Teknik isolasi mikroorganisme adalah suatu usaha untuk menumbuhkan mikroba di luar lingkungan alamiahnya. Pemisahan mikroorganisme dari lingkungannya ini bertujuan untuk memperoleh biakan bakteri yang sudah tidak bercampur lagi dengan bakteri lainnya atau yang disebut biakan murni. Di kehidupan normalnya atau di habitat alamiahnya mikroba sulit ditemukan dalam bentuk koloni sendiri. Mikroba ini pasti ditemukan dalam bentuk koloni yang hidup bersama-sama dengan koloni mikroba yang lainnya. Oleh karena itu, pengisolasian ini dilakukan.
Praktikum ini diawali dengan melakukan metode pengenceran (Dilution Method), pengenceran dilakukan untuk menurunkan atau memperkecil
konsentrasi larutan dengan menambah zat pelarut ke dalam larutan sehingga volume larutan menjadi berubah (Nurohaianah et al, 2007). Sampel yang telah diambil kemudian disuspensikan dalam aquadest steril.
Praktikum isolasi bakteri kali ini menggunakan medium padat dan cair, diantaranya adalah jajanan pasar, ikan (busuk), dan yoghurt serta air mineral isi ulang. Umumnya jika sampel berbentuk padatan maka sampel tersebut terlebih dahulu ditimbang kemudian dihancurkan lalu diaduk secara merata. Jika sampel berbentuk cair, maka sampel diambil sebanyak 10 ml.
yakni sampel makanan jajanan pasar, ikan busuk, air mineral isi ulang dan yoghurt pada pangeceran 10-7 dan 10-8 dituangkan pada cawan petri yang sudah
steril dan terisi nutrient agar (NA) untuk, Selanjutnya dilakukan inkubasi selama 2 x 24 jam untuk, dimana selama inkubasi cawan petri diletakkan terbalik, hal ini dimaksudkan agar uap air yang berasal dari media tidak jatuh kembali ke atas media, sehingga tidak mengakibatkan rusaknya permukaan media.
Hasil percobaan pada isolasi dan identifikasi mikroba. Pada cawan petri dengan sampel yogurt pengenceran 10-7 terdapat 284 koloni mikroba dengan
populasi mikroba 284 × 108 CFU/ml, sedangkan pada cawan petri dengan sampel
yogurt pengenceran 10-8 terdapat 348 koloni mikroba dengan populasi mikroba
348 × 109 CFU/ml. Pada cawan petri dengan sampel air mineral isi ulang
pengenceran 10-7 terdapat 164 koloni mikroba dengan populasi mikroba 164 ×
108 CFU/ml, sedangkan pada cawan petri dengan sampel air mineral isi ulang
pengenceran 10-8 terdapat 164 koloni mikroba dengan populasi 267 × 109
CFU/ml. Pada cawan petri dengan sampel makanan jajanan pengenceran 10-7
terdapat 713 koloni mikroba dengan populasi mikroba 1.426 × 108 CFU/ml,
sedangkan pada cawan petri dengan sampel makanan jajanan pengenceran 10-8
terdapat 320 koloni mikroba dengan populasi mikroba 792 × 109 CFU/ml. Pada
cawan petri dengan sampel ikan busuk pengenceran 10-7 terdapat 260 koloni
mikroba dengan populasi mikroba 52 × 109 CFU/ml sedangkan pada cawan petri
dengan sampel makanan jajanan pengenceran 10-8 terdapat 320 koloni mikroba
dengan populasi mikroba 64 ×1010 CFU/ml. Hal ini menunjukkan semakin tinggi
V. PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan pengamatan kesimpulan yang dapat diambil adalah prinsip biakan murni adalah cara untuk memisahkan atau memindahkan mikroba dari lingkungannya sehingga diperoleh kultur murni. Kultur murni adalah kultur sel-sel mikroba yang berasal dari pembelahan dari satu sel-sel tunggal. Beberapa metode yang digunakan dalam mengisolasi mikroba yaitu metode tuang (pour plate), metode sebar (spread plate), metode goresan (streak plate), pengenceran (dilution method), serta micromanipulator (the micromanipulator method).
B. Saran
DAFTAR PUSTAKA
Afrianto, L., 2004, Menghitung Mikroba Pada Bahan Makanan, Cakrawala (Suplemen pikiran rakyat untuk iptek), Farmasi FMIPA ITB : Bandung.
Barazandeh, N. 2008. Microbiology Titles. Springer-Verlag Berlin Heidelberg Media. Jerman.
Dwyana Z,. Abdullah. 2012. Penuntun Praktikum Mikrobiologi. Universitas Hasanuddin. Makassar
Nurohaianah et al, 2007. Media . UI Press. Jakarta
Prescott, L. M, J. P. Harley, dan D. A. Klein. 2008. Microbiology. 7th Ed.
S = 10 Dit: JP=....?
JP = JK × FP × S = 164 × 107 × 10
= 1640 × 107
= 164 × 109 CFU/ml
10-8 Dik: JK= 267
FP= 108
S = 10 Dit: JP=....?
JP = JK × FP × S = 267 × 108 × 10
= 2670 × 108