• Tidak ada hasil yang ditemukan

Modul Materi Kuliah Kewirausahaan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Modul Materi Kuliah Kewirausahaan"

Copied!
128
0
0

Teks penuh

(1)

MODUL

MATA KULIAH KEWIRAUSAHAAN

SEMESTER V

DOSEN IBU SUUD EMA FAUZIAH, S.E,SH.,M.HP

UNIVERSITAS KALTARA TANJUNG SELOR FAKULTAS EKONOMI

(2)

BAB I

PENGANTAR KEWIRAUSAHAAN

A. Materi kewirausahaan

Mata kuliah ini membahas kewirausahaan yang berbasis prinsip ekonomi, mengingat perkembangan serta paradigma pelayanan kesehatan kewirausahaan orientasinya tidak saja pada pelajaran yang berkualitas tetapi juga berorientasi ekonomi yang dilakukan oleh industri jasa, sebelum membahas tentang kewirausahaan lebih dalam ada baiknya kita kupas dalam tentang Ilmu Ekonomi sebagai berikut.

1. Apa itu ilmu Ekonomi ?

a. Menurut Wonnacott Ilmu Ekonomi adalah Ilmu yang mempelajari bagaimana masyarakat dapat memenuhi kebutuhan.

b. Menurut Albert L Meyers Ilmu Ekonomi adalah Ilmu yang mempelajari kebutuhan manusia dan kepuasan kepuasan akan kebutuhan tersebut.

Kaitannya dengan kewirausahaan (entrepreneurship) bagaimana seorang pengusaha atau manager dengan memberikan atau memenuhi kebutuhan masyarakat.

2. Pembagian Ilmu Ekonomi

a. Macro Economy Theory (Teori Ekonomi Makro) b. Micro Economy Theory (Teori Ekonomi Mikro)

Yang dimaksud dengan Teori Ekonomi Makro adalah pengetahuan ekonomi yang mempelajari secara keseluruhan, misalnya Pendapatan Nasional, Produksi Nasional, Investasi Nasional artinya tidak mempelajari secara Individu (Perusahaan). Pendapatan Nasional adalah Jumlah/seluruh pendapatan yang diterima masyarakat dalam periode tertentu (dalam 1 Tahun).

(3)

B. Teori Permintaan Dan Penawaran I. Permintaan dan Kurve Permintaan

Untuk lebih jelasnya akan dikemukakan pengertaian permintaan dan kurve permintaan yang memuat pendapat beberapa akhli sebagai berikut;

a. Permintaan

1. Albert L. Meyers : Jumlah barang dimana para pembeli bersedia membelinya dengan harga yang mungkin pada suatu ketika

2. George L. Bach : Jumlah barang dimana para pembeli bersedia membelinya pada berbagai kemungkinan harga

b. Kurve Permintaan

1. Samuelson Paul A : Hubungan antara harga dan jumlah barang dibeli/diminta suatu garis/sekala yang menggambarkan berbagai

2. P. Wonnocott : Kemungkinan suatu barang atas jasa dimana pembeli bersedia membelinya pada berbagai kemungkinan tingkat harga

Pada pengertian diatas maka jelas bahwa yang dimaksud dengan permintaan adalah sejumlah barang dimana pembeli bersedia membelinya pada suatu tingkat harga tertentu. Hubungan antara jumlah barang yang dibeli dengan tingkat harga disebut “Demand Function”

Faktor-faktor yang mempengaruhi permintaan 1. Selera Konsumen

2. Harga barang cendrung naik, turun 3. Tingkat pendapatan masyarakat 4. Adanya barang lain (Substitusi)

5. Jumlah Penduduk yang mengkonsumsi barang tesebut 6. Intensitas kebutuhan

(4)

2. Penawaran dan Kurve Penawaran

a. Penawaran ialah sejumlah suatu barang dan jasa dimana penjualan besedia menjual pada suatu atau berbagai tingkat harga.

b. Kurve penawaran ialah suatu garis yang menunjukan suatu titik antara berbagai kemungkinan tingkat harga dengan jumlah yang ditawarkan.

Hubungan antara tingkat harga dan jumlah yang ditawarkan tersebut adalah “Supply Function”.

Faktor yang mempengaruhi : 1. Harga Barang

2. Harga barang lain yang erat hubungannya 3. Teknologi

4. Biaya produksi 5. Tujuan perusahaan 6. Jumlah produksi lain

(5)

BAB II

PENGERTIAN WIRAUSAHA

A. Pengertian/Definisi Kewirausahaan

Kewirausahaan pertama kali muncul pada abad 18 diawali dengan penemuan-penemuan baru seperti mesin uap, mesin pemintal, dll. Tujuan utama mereka adalah pertumbuhan dan perluasan organisasi melalui inovasi dan kreativitas. Keuntungan dan kekayaan bukan tujuan utama.

Pengertian kewirausahaan relatif berbeda-beda antar para ahli/sumber acuan dengan titik berat perhatian atau penekanan yang berbeda-beda, diantaranya adalah penciptaan organisasi baru (Gartner, 1988), menjalankan kombinasi (kegiatan) yang baru (Schumpeter, 1934), ekplorasi berbagai peluang (Kirzner, 1973), menghadapi ketidakpastian (Knight, 1921), dan mendapatkan secara bersama faktor-faktor produksi (Say, 1803).

Secara sederhana arti wirausahawan (entrepreneur) adalah orang yang berjiwa berani mengambil resiko untuk membuka usaha dalam berbagai kesempatan Berjiwa berani mengambil resiko artinya bermental mandiri dan berani memulai usaha, tanpa diliputi rasa takut atau cemas sekalipun dalam kondisi tidak pasti. (Kasmir, 2007 : 18).

Kewirausahaan berasal dari kata wira dan usaha. Wira, berarti pejuang, pahlawan, manusia unggul, teladan, berbudi luhur, gagah berani dan berwatak agung. Usaha, berarti perbuatan amal, bekerja, berbuat sesuatu. Jadi wirausaha adalah pejuang atau pahlawan yang berbuat sesuatu. Ini baru dari segi etimologi (asal usul kata). Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, wirausaha adalah orang yang pandai atau berbakat mengenali produk baru, menentukan cara produksi baru, menyusun operasi untuk mengadakan produk baru, mengatur permodalan operasinya serta memasarkannya.

(6)

Sedangkan hasil lokakarya Sistem Pendidikan dan Pengembangan di Indonesia tahun 1978, mendefinisikan “Wirausahawan adalah pejuang kemajuan yang mengabdikan diri kepada masyarakat dengan wujud pendidikan dan bertekad dengan kemampuan sendiri membantu memenuhi kebutuhan masyarakat yang makin meningkat dan memperluas lapangan kerja”.

Dalam lampiran Keputusan Menteri Koperasi dan Pembinaan Pengusahan Kecil Nomor 961/KEP/M/XI/1995, dicantumkan bahwa:

Jadi wirausaha itu mengarah kepada

a. Wirausaha adalah orang yang mempunyai semangat, sikap, perilaku dan kemampuan kewirausahaan.

b. Kewirausahaan adalah semangat, sikap, perilaku dan kemampuan seseorang dalam menangani usaha atau kegiatan yang mengarah pada upaya mencari, menciptakan serta menerapkan cara kerja, teknologi dan produk baru dengan meningkatkan efisiensi dalam rangka memberikan pelayanan yang lebih baik dan atau memperoleh keuntungan yang lebih besar.

Orang yang melakukan usaha/kegiatan sendiri dengan segala kemampuan yang dimilikinya. Sedangkan kewirausahaan menunjuk kepada sikap mental yang dimiliki seorang wirausaha dalam melaksanakan usaha/kegiatan.

Pengertian dan Penggunaan istilah wirausaha sama dengan wiraswasta. Wirausaha dalam bahasa asing disebut Entrepreneur, kewirausahaan disebut Entrepreneurship. Pengertian wirausaha = wiraswasta = Saudagar, wiraswasta berasal dari kata Wira yang berarti manusia unggul, pahlawan, teladan, berbudi luhur, berani, pahlawan, berjiwa besar. Swa artinya sendiri dan Sta artinya berdiri sedangkan saudagar berasal dari kata Sau yang berarti seribu ; dagar artinya akal.

(7)

Jadi pengertian/definisi wirausaha = wiraswasta : Menurut beberapa pandangan para ahli mengemukaan definisi wirausaha adalah :

1. Richard Cantillon (1775)

Kewirausahaan didefinisikan sebagai bekerja sendiri (self-employment). Seorang wirausahawan membeli barang saat ini pada harga tertentu dan menjualnya pada masa yang akan datang dengan harga tidak menentu. Jadi definisi ini lebih menekankan pada bagaimana seseorang menghadapi resiko atau ketidakpastian.

2. Jean Baptista Say (1816)

Seorang wirausahawan adalah agen yang menyatukan berbagai alat-alat produksi dan menemukan nilai dari produksinya.

3. Frank Knight (1921)

Wirausahawan mencoba untuk memprediksi dan menyikapi perubahan pasar. Definisi ini menekankan pada peranan wirausahawan dalam menghadapi ketidakpastian pada dinamika pasar. Seorang worausahawan disyaratkan untuk melaksanakan fungsi-fungsi manajerial mendasar seperti pengarahan dan pengawasan

4. Joseph Schumpeter (1934)

Wirausahawan adalah seorang inovator yang mengimplementasikan Perubahan- perubahan di dalam pasar melalui kombinasi-kombinasi baru.

Kombinasi baru tersebut bisa dalam bentuk

(1) Memperkenalkan produk baru atau dengan kualitas baru, (2) Memperkenalkan metoda produksi baru,

(3) Membuka pasar yang baru (new market),

(4) Memperoleh sumber pasokan baru dari bahan atau komponen baru, atau (5) Menjalankan organisasi baru pada suatu industri. Schumpeter mengkaitkan

wirausaha dengan konsep inovasi yang diterapkan dalam konteks bisnis serta mengkaitkannya dengan kombinasi sumber daya.

(8)

5. Penrose (1963)

Kegiatan kewirausahaan mencakup indentifikasi peluang-peluang di dalam sistem ekonomi. Kapasitas atau kemampuan manajerial berbeda dengan kapasitas kewirausahaan.

6. Harvey Leibenstein (1968, 1979)

Kewirausahaan mencakup kegiatan-kegiatann yang dibutuhkan untuk

menciptakan atau melaksanakan perusahaan pada saat semua pasar belum terbentuk atau belum teridentifikasi dengan jelas, atau komponen fungsi produksinya belum diketahui sepenuhnya.

7. Israel Kirzner (1979)

Wirausahawan mengenali dan bertindak terhadap peluang pasar.

Entrepreneurship Center at Miami University of Ohio Kewirausahaan sebagai proses mengidentifikasi, mengembangkaan, dan membawa visi ke dalam kehidupan. Visi tersebut bisa berupa ide inovatif, peluang, cara yang lebih baik dalam menjalankan sesuatu. Hasila akhir dari proses tersebut adalah penciptaan usaha baru yang dibentuk pada kondisi resiko atau ketidakpastian.

8. Peter F. Drucker

Kewirausahaan merupakan kemampuan dalam menciptakan sesuatu yang baru dan berbeda. Pengertian ini mengandung maksud bahwa seorang wirausahan adalah orang yang memiliki kemampuan untuk menciptakan sesuatu yang baru, berbeda dari yang lain. Atau mampu menciptakan sesuatu yang berbeda dengan yang sudah ada sebelumnya.

9. Zimmerer

Kewirausahaan sebagai suatu proses penerapan kreativitas dan inovasi dalam memecahkan persoalan dan menemukan peluang untuk memperbaiki kehidupan (usaha).

(9)

Salah satu kesimpulan yang bisa ditarik dari berbagai pengertian tersebut adalah bahwa kewirausahaan dipandang sebagai fungsi yang mencakup eksploitasi peluang - peluang yang muncul di pasar. Eksploitasi tersebut sebagian besar berhubungan dengan pengarahan dan atau kombinasi input yang produktif. Seorang wirausahawan selalu diharuskan menghadapi resiko atau peluang yang muncul, serta sering dikaitkan dengan tindakan yang kreatif dan innovatif. Wirausahawan adalah orang yang merubah nilai sumber daya, tenaga kerja, bahan dan faktor produksi lainnya menjadi lebih besar daripada sebelumnya dan juga orang yang melakukan perubahan, inovasi dan cara-cara baru.

Selain itu, seorang wirausahawan menjalankan peranan manajerial dalam kegiatannya, tetapi manajemen rutin pada operasi yang sedang berjalan tidak digolongkan sebagai kewirausahaan. Seorang individu mungkin menunjukkan fungsi kewirausahaan ketika membentuk sebuah organisasi, tetapi selanjutnya menjalankan fungsi manajerial tanpa menjalankan fungsi kewirausahaannya. Jadi kewirausahaan bias bersifat sementara atau kondisional.

Kesimpulan lain dari kewirausahaan adalah proses penciptaan sesuatu yang berbeda nilainya dengan menggunakan usaha dan waktu yang diperlukan, memikul resiko finansial, psikologi dan sosial yang menyertainya, serta menerima balas jasa moneter dan kepuasan pribadi.

Istilah wirausaha muncul kemudian setelah dan sebagai padanan wiraswasta yang sejak awal sebagian orang masih kurang sreg dengan kata swasta. Persepsi tentang wirausaha sama dengan wiraswasta sebagai padanan entrepreneur. Perbedaannya adalah pada penekanan pada kemandirian (swasta) pada wiraswasta dan pada usaha (bisnis) pada wirausaha. Istilah wirausaha kini makin banyak digunakan orang terutama karena memang penekanan pada segi bisnisnya. Walaupun demikian mengingat tantangan yang dihadapi oleh generasi muda pada saat ini banyak pada bidang lapangan kerja, maka pendidikan wiraswasta mengarah untuk survival dan kemandirian seharusnya lebih ditonjolkan.

(10)

Untuk lebih jelas ilustrasi dari gambar dalam bentuk pengertian atau definisi apa sebenarnya wirausaha yang dapat kita lihat dalam kehidupan sehari-hari.

(11)

BAB III

WIRASWASTA DAN WIRAUSAHA

A. Apa Itu Wiraswasta

Istilah wiraswasta sering dipakai tumpang tindih dengan istilah wirausaha. Dalam berbagai literatur dapat dilihat bahwa pengertian wiraswasta sama dengan wirausaha, demikian pula penggunaan istilah wirausaha seperti sama dengan wiraswasta. Seorang pelopor yang gigih mengintrodusir dan memasyarakatkan istilah wiraswasta ini adalah DR. Suparman Sumahamijaya sejak tahun 1967 salah satu dosen Fakultas Ekonomi UNPAD sangat menekankan peluang kelompok kreatif entrepreneur Indonesia untuk mengangkat bangsa Indonesia dari lembah kemiskinan.

Selain itu ada beberapa pengertian/definisi wiraswasta : Menurut pandangan para ahli mengemukaan adalah :

1. Menurut Wasty Soemanto wiraswasta adalah keberanian, keutamaan serta keperkasaan dalam memenuhi kebutuhan serta memecahkan permasalahan hidup dengan kekuatan yang ada pada diri sendiri.

2. Menurut Daued Yoesoef menyatakan bahwa wiraswasta adalah ;

1). Memimpin usaha baik secara teknis atau ekonomis dengan berbagai aspek fungsional ;

a. Memiliki dipadang dari sudut permodalan (owner) b. Memanage (manager)

c. Menanggung resiko.

d. Pelopor usaha artinya menciptakan sesuatu yang new and different e. Innovative, imitator

2). Membawa keuntungan uang maksimal

3). Membawa usaha kearah kemajuan perluasan, pengembangan melalui jalan kepemimpinan ekonomi.

(12)

Wiraswasta lebih fokus pada objek, ada usaha yang mandiri, sedang wirausaha lebih menekankan pada jiwa, semangat, kemudian diaplikasikan dalam segala aspek kehidupan. Apapun profesi seseorang, jika ia memiliki jiwa kewirausahaan maka jiwa dan semangatnya berbeda. Mereka akan menjadi lebih kreatif, efisien, inovatif, berpandangan terbuka (open mind), dan lain sebagainya.

Ada 5 Tipe Pokok Wiraswasta yaitu :

1. Wiraswasta sebagai orang Vak (Captain of industry) dibidang tertentu ia

membangkitkan dirinya untuk berprestasi mempertahankan dan

mengembangkan kewirausahaan.

2. Wiraswasta adalah orang bisnis baik untuk dirinya keluarga maupun untuk lingkungannya.

3. Wiraswasta adalah sosial engineer artinya owner mengingatkan pegawainya meminimalisir kerugian perusahaan

4. Wiraswasta adalah manager untuk memajukan usahanya dengan managemen modern

5. Wiraswasta adalah sebagai orang uang.

Untuk menjadi seorang wiraswasta, sikap mental berani tetapi dengan perhitungan yang matang sangat membantu keberhasilannya. Secara nasional, berharap memiliki bangsa yang kelak dapat berdiri penuh atas nilai-nilai kepribadian yang bermutu tinggi. Jadi kewiraswastaan terdiri dari 3 bagian pokok yang tidak dapat dipisahkan satu dengan lainnya, yaitu :

1. Sikap mental wiraswasta

2. Kewaspadaan mental wiraswasta 3. Keahlian dan keterampilan wiraswasta

(13)

Gambaran ideal manusia wiraswasta adalah orang yang dalam keadaan bagaimanapun daruratnya, tetap mampu berdiri atas kemampuan sendiri untuk menolong dirinya keluar dari kesulitan yang dihadapinya, termasuk mengatasi kemiskinan tanpa bantuan instansi sosial.

Dan dalam keadaan yang bisa (tidak darurat) manusia-manusia wiraswasta bahkan akan mampu menjadikan dirinya maju, kaya, berhasil lahir batin.

DR. Suparman mengatakan ciri manusia wiraswasta sebagai berikut: 1. Tahu apa maunya, dengan merumuskannya, merencanakan upaya, dan menentukan program batas waktu untuk mencapainya.

2. Berpikir teliti dan berpandang kreatif dengan imajinasi konstruktif.

3. Siap mental untuk menyerap dan menciptakan kesempatan serta siap mental dan kopetensi untuk memenuhi persyaratan kemahiran mengerjakan sesuatu yang positif.

4. Membiasakan diri bersikap mental positif maju dan selalu bergairah dalam setiap pekerjaan.

5. Mempunyai daya penggerak dari yang selalu menimbulkan inisiatif. 6. Tahu menyesuaikan dirinya, waktu dan mensyukuri lingkungannya. 7. Bersedia membayar harga kemajuan, yaitu kesediaan berjerih payah.

8. Memajukan lingkungan dengan menolong orang lain, agar orang lain dapat menolong dirinya sendiri.

9. Membiasakan membangun disiplin diri, bersedia menabung dan membuat anggaran waktu dan uang.

10. Selalu menarik pelajaran dari kekeliruan, kesalahan dan pengalaman pahit, selalu berprihatin selalu.

(14)

11. Menuasai salesmanship (kemampuan jual), memiliki kepemimpinan, dan kemampuan memperhitungkan resiko.

12. Mereka berwatak maju dan cerdik, serta percaya pada diri sendiri. 13. Mampu memusatkan perhatian terhadap setiap tujuannya.

14. Berkepribadian menarik, memahami seni berbicara dan seni bergaul. 15. Jujur, bertanggung jawab, ulet, tekun dan terarah.

16. Memperhatikan kesehatan diri.

17. Menjauhkan diri dari sifat iri dengki, rakus, dendam atau takut tersaingi. 18. Bersyukur kepada Tuhan YME.

B. Apa Itu Wirausaha

Kewirausahaan (Entrepreneurship) adalah satu proses dari menjalankan kegiatan baru kreatif, inovatif dalam memproses sesuatu untuk dirinya dengan memberi nilai tambah bagi masyarakat. Jadi tidak hanya bertumpu pada faktor ekonomi saja tetapi pertimbangan sosiologis dan politis.

Wirausaha berasal dari bahasa Perancis yaitu entrepreneur yang selanjutnya di terjemahkan kedalam bahasa Inggeris menjadi between taker atau go-between. Istilah between taker muncul pada abad 17 ketika banyak negara eropa sedang memajukan sektor industri dan between taker diartikan sebagai seseorang pengambil resiko.

Istilah go-between sendiri muncul pada zaman Marcopolo ketika memulai pelayaran dengan melakukan kesepakatan pinjaman dagang. Go-between sendiri artinya perantara yaitu perantara pemilik modal dan kekayaan yang diharapkan, sehingga posisi Marcopolo sebagai peminjam modal adalah sebagai go-between.

Pengertian wirausaha lebih lengkap diungkapkan oleh Joseph Schumpeter: ” entrepreneur as the person who destroys the existing economic order by introducing new products and services, by creating new forms of organization, or by exploitation new raw materials” (Bygrave, 1994).

(15)

Dari definisi atas dapat diartikan wirausaha adalah orang yang mendobrak sistem ekonomi yang ada dengan memperkenalkan barang dan jasa yang baru, dengan menciptakan bentuk organisasi baru atau mengolah bahan baru.

Jika seorang wirausaha berhasil mendefinisikan resiko kemudian membatasinya, dan

mereka secara sistematis dapat menganalisis berbagai peluang, serta

mengeksploitasinya maka mereka akan dapat meraih keuntungan membangun sebuah bisnis besar.

Melihat uraian di atas, juga dari literatur yang lain tampak adanya pemakaian istilah saling bergantian antara wiraswasta dan wirausaha. Kesimpulannya adalah kedua istilah tersebut sama saja, namun ada perbedaan fokus antara kedua istilah tersebut.

Wirausaha tidak hanya berkaitan dengan usaha yang menawarkan produk berupa barang jadi seperti industri, perdagangan, persewaan, makanan, tapi juga sektor jasa seperti konsultan, perhotelan, pariwisata, dll. Selanjutnya pengertian produk yang tercantum dalam buku ajar ini bermakna produk barang maupun jasa.

Sedikit perbedaan persepsi wirausaha dan wiraswasta harus dipahami, terutama oleh para pengajar agar arah dan tujuan pendidikan yang diberikan tidak salah. Jika yang diharapkan dari pendidikan yang diberikan adalah sosok atau individu yang lebih bermental baja atau dengan kata lain lebih memiliki kecerdasan emosional (EQ) dan kecerdasarn advirsity (AQ) yang berperan untuk hidup (menghadapi tantangan hidup dan kehidupan) maka pendidikan wiraswasta yang lebih tepat.

Sebaliknya jika arah dan tujuan pendidikan adalah untuk menghasilkan sosok individu yang lebih lihai dalam bisnis atau uang, atau agar lebih memiliki kecerdasan finansial (FQ) maka yang lebih tepat adalah pendidikan wirausaha.

(16)

Karena kedua aspek itu sama pentingnya, maka pendidikan yang diberikan sekarang lebih cenderung kedua aspek itu dengan menggunakan kata wirausaha. Persepsi wirausaha kini mencakup baik aspek financial maupun personal, sosial, dan profesional (Soesarsono, 2002 : 48)

Pengertian wirausaha yang lebih luas tercantum dalam buku “The portable MBA In Entrepreneurship”. Secara lengkap definisinya sebagai berikut Entrepreun is the person who perceives on opportunity and creates an organization ro pursue it (Bygrave,1994).

Dalam definisi ini ditekankan bahwa seorang wirausaha adalah orang yang melihat adanya peluang kemudian menciptakan sebuah organisasi untuk memanfaatkan peluang tersebut. Pengertian wirausaha di sini menekankan pada setiap orang yang memulai sesuatu bisnis yang baru. Proses kewirausahaan meliputi semua kegiatan fungsi dan tindakan ntuk mengejar dan memanfaatkan peluang dengan menciptakan suatu organisasi.

Peter Drucker menyatakan bahwa wirausaha tidak mencari resiko, mereka mencari peluang (Osborne,1992). Seorang inovator dan wirausaha yang terkenal dan sukses bukan sekedar penanggung resiko, tapi mereka mencoba mendefinisikan resiko yang harus mereka hadapi dan meminimalkannya.

C. Berbagai Macam Tipe Wirausaha

Dari pengamatan prilaku wirausaha maka dapat dikemukakan tiga tipe wirausaha, yaitu:

1. Wirausaha yang memiliki inisiatif.

2. Wirausaha yang mengorganisir mekanisme sosial dan ekonomi untuk menghasilkan sesuatu.

(17)

Bila ahli ekonomi seorang entrepreneur adalah orang yang mengkombinasikan resources, tenaga kerja, material dan peralatan lainnya untuk meningkatkan nilai yang lebih tinggi dari sebelumnya, dan juga orang yang memperkenankan perubahan-perubahan, inovasi dan perbaikan produksi lainnya. Dengan kata lain wirausaha adalah seorang atau sekelompok orang yang mengorganisir faktor-faktor produksi alam, tenaga, modal dan skill untuk tujuan berproduksi.

Bagi seorang psychologist seorang wirausaha adalah seorang yang mempunyai dorongan kekuatan dari alam untuk memperoleh sesuatu tujuan, sukamengadakan eksperimen atau untuk menampilkan kebebasan orang lain.

Bagi seorang businessman atau wirausaha adalah merupakan ancaman, pesaing baru atau juga bisa seorang partner, pemasok, konsumen atau seseorang yang bisa diajak kerjasama. Bagi seorang pemodal melihat wirausaha adalah seorang yang menciptakan kesejahtraan buat orang lain, yang menemukan cara-cara untuk menggunakan, resources, mengurangi pemborosan, dan membuka lapangan kerja yang disenangi oleh masyarakat.

Sedangkan kewirausahaan adalah proses dinamika untuk menciptakan tambahan kemakmuran. Tambahan kemakmuran ini diciptakan oleh individu wirausaha yang menanggung resiko, menghabiskan waktu, dan menyediakan berbagai produk barang dan jasa.

Barang dan jasa yang dihasilkannya boleh saja bukan merupakan barang baru tetapi mesti mempunyai nilai yang baru dan berguna dengan memanfaatkan skill dan resourcs yang ada. Dalam pengertian wirausaha di atas tersimpul konsep-konsep sepeti situasi baru, mengorganisir, menciptakan, kemakmuran, dan menanggung resiko, wirausaha ini dijumpai pada semua profesi seperti pendidikan, kesehatan, peneliti, hukum, arsitektur, engineering, pekerjaan social dan distribusi.

Kewirausahaan adalah proses menciptakan sesuatu yang ain dengan menggunakan waktu dan kegiatan disertai modal dan resiko serta menerima balas jasa dan kepuasan serta kebebasan pribadi.

(18)

Raymond Kao & Russel Knight (1987:13), memberikan definisi tentang wirausaha dengan menekankan pada aspek keberhasilan berusaha yang dinyatakannya sbb: An entrepreneur is an independent growth oriented owner-operator. Manager sebuah divisi pada suatu perusahaan bebas melakukan kegiatan dalam melakukan devinisinya akan tetapi dia harus tunduk kepada aturan-aturan umum perusahaan. Sebagai kesimpulan Raymond Kao menyatakan bahwa adalah sulit untuk menggambarkan secara pasti pengertian wirausaha untuk tujuan akademis.

Selanjutnya diungkapkan pula 3 tipe utama dari wirausaha yaitu: 1. Wirausaha Ahli (Craftman).

Wirausaha Ahli atau seorang penemu memiliki suatu ide yang ingin mengembangkan proses produksi sistem produksi, dan sebagainya. Dia cendrung bergerak dalam bidang penelitian membuat model percobaan laboratorium dan sebagainya. Dia juga menjual lisensi idenya untuk dijadikan produk komersial. Pengetahuannya lebih banyak pada bidang teknis produksi dibandingkan pengetahuan di bidang pengawasan, finance dan sebagainya.

Misalnya seorang tukang mendirikan sebuah perusahaan kontruksi seorang sopir truk membuka perusahaan pengangkutan, seorang dokter membuka sebuah perusahaan klinik kesehatan. Sebagian besar wirausaha berasal dari tipe-tipe individu seperti ini.

2. The Promoter.

The Promoter adalah seorang individu yang tadinya mempunyai latar belakang pekerjaan sebagain seles atau bidang marketing yang kemudian mengembangkan perusahaan sendiri. Keterampialan yang sudah ia miliki biasanya merupakan faktor pendorong untuk mengembangkan perusahaan yang baru ia rintis.

3. General Manager

General Manager adalah seorang individu yang ideal yang secara sukses bekerja pada sebuah perusahaan dia banyak menguasai keahlian bidang produksi, permasalahan, permodalan dan pengawasan).

(19)

Berdasarkan uraian diatas istilah entrepreneur mempunyai arti yang berbeda pada setiap orang karena mereka melihat konsep ini dari berbagai sudut pandang. Namun demikian ada beberapa aspek umum yang terkandung dalam pengertian entrepreneur yaitu adanya unsur resiko, kreatifitas, efisiensi, kebebasan dan imbalan.

Pertumbuhan wirausaha dimasa yang akan datang di Negara kita sangat cerah, kita menghadapi masa depan yaitu masa pengembangan kegiatan wirausaha yang ditunjang oleh lembaga pendidikan yang mengembangkan pengetahuan kewirausahaan didorong pula oleh kebijaksanaan pemerintah dan berbagai bantuan dari perusahaan-perusahaan swasta.

1. Peranan Wirausaha :

1. Harus mampu memecahkan persoalan bangsa dari belenggu kemiskinan dan pengangguran.

2. Sebagai Generator pembangunan lingkungan dibidang produksi, distribusi, pemeliharaan lingkungan, kesejahteraan.

3. Memberi contoh pada masyarakat demi sebagai pribadi unggul yang patut di contoh dan diteladani karena Rajuber.

4. Menghormati hukum dan perundang-undangan 5. Membangun dirinya dan membantu masyarakat 6. Mendidik karyawan menjadi mandiri disiplin dan jujur

7. Memberi contoh bagaimana bekerja keras tetapi tidak melupakan perintah agama. 8. Hidup efisien tidak boros.

2. Manfaat Wirausaha :

Ada dua darma bakti wirausaha dalam pembangunan bangsa yaitu :

1. Sebagai pengusaha memberikan darmabakti melaksanakan proses produksi, distribusi dan konsumsi dalam berusaha mengingatkan pendapatan masyarakat.

2. Sebagai pejuang bangsa dalam bidang ekonomi mengingatkan ketahanan Nasional dan mengurangi ketergantungan pada bangsa asing.

(20)

Dari uraian tersebut diatas, kemudian mengapa masyarakat kurang berminat terhadap profesi wirausaha ? banyak faktor dari jawaban ialah ;

1. Menjadi wirausaha memiliki sifat agresif 2. Ekspansif

3. Bersaing 4. Egois 5. Tidak jujur 6. Kikir

7. Sumber penghasilan tidak setabil 8. Pekerjaan rendah

9. Tidak terhormat

Pandangan semacam ini dianut oleh sebagaian penduduk, sehingga mereka tidak tertarik, mereka tidak menginginkan anaknya terjun ke dunia wirausaha bahkan cita-citanya diarahkan untuk menjadi Pegawai Negeri bukan Pedagang. Landasan filosofis ini yang menyebabkan Putra-putri (Anak bangsa) ini tidak termotifasi terjun kedunia bisnis.

Rakyat Indonesia sebagaian besar beragama Islam seharusnya meniru/mencontoh Rosullullah SAW yang bergerak dibidang bisnis. “Pekerjaan apa yang paling baik ya Rosullullah? Rosullullah menjawab seseorang bekerja dengan tangannya sendiri dan setiap jual beli yang bersih”. Yang bersih berarti sebagaian dari kegiatan profesi bisnis. 3. Keuntungan dan Kelebihan menjadi Wirausaha :

a. Keuntungan menjadi wirausaha.

1. Terbuka peluang untuk mencapai tujuan yang dikehendaki sendiri,

2. Terbuka peluang untuk mendemonstrasikan kemampuan serta potensi seseorang secara penuh,

3. Terbuka peluang untuk memperoleh manfaat dan keuntungan secara maksimal, 4. Terbuka seseorang untuk membantu masyarakat dengan usaha-usaha kongkrit, 5. Terbuka kesempatan untuk menjadi bos.

(21)

b. Kelemahan menjadi wirausaha.

1. Memperoleh pendapatan yang tidak pasti, dan memikul berbagai resiko, jika resiko ini diantisipasi secara baik, maka berarti wirausaha telah menggeser resiko tersebut.

2. Bekerja keras dan waktu / jam kerjanya panjang

3. Kualitas kehidupannya masih rendah, sampai usahanya berhasil, sebagai dia harus berhemat.

4. Tanggung jawabnya sangat besar, banyak keputusan yang harus dia buat walaupun dia kurang menguasai permasalahan yang dihadapinya.

(22)

BAB IV

FAKTOR KRITIS UNTUK MEMULAI USAHA BARU

A. Beberapa Faktor Kritis Untuk memulai usaha baru

Ada beberapa faktor kritis yang berperan dalam membuka usaha baru yaitu: 1. Personal attributes, menyangkut aspek-aspek kepribadian seseorang.

David Mc Clelland di dalam bukunya The Achieving Society, menyatakan bahwa seorang wirausaha adalah seseorang yang memiliki keinginan berprestasi yang sangat tinggi dibandingkan dengan orang yang tidak berwirausaha. Dalam suatu penelitian di Inggris menyatakan bahwa motivasi seseorang membuka bisnis adalah 50% ingin mempunyai kebebasan dengan berbisnis sendiri, hanya 18% menyatakan ingin memperoleh uang dan 10% menyatakan jawaban membuka bisnis untuk kesenangan, hobi, tantangan atau kepuasan pribadi dan melakukan kreativitas.

Sedangkan penelitian di Rusia 80% menyatakan mereka membuka bisnis karena ingin menjadi bos dan memperoleh otonomi serta kemerdekaan pribadi. Faktor-faktor atribut lainnya dapat dilihat konsep 10D pada bab lain.

2. Sociological, menyangkut masalah hubungan dengan family dsb.

Apabila seseorang mempunyai ide untuk membuka suatu usaha baru maka dia mencari faktor-faktor lain yang dapat mendorongnya. Dorongan-dorongan ini tergantung pada beberapa faktor antara lain faktor famili, teman, pengalaman, keadaaan ekonomi, keadaaan lapangan kerja dan sumber daya yang tersedia. Faktor sosial lainnya yang berpengaruh terhadap minat memualai bisnis ini ialah masalah tangung jawab terhadap keluarga. Orang yang berumur 25 tahun akan lebih mudah membuka bisnis dibandingkan dengan seseorang yang berumur 45 tahun, yang sudah punya istri, beberapa anak, banyak beban, cicilan rumah, biaya rumah tangga dan sebagainya. Di samping ini ada faktor sosial lainnya yang berpengaruh.

(23)

Faktor lain yang berpengaruh dalam membuka bisnis ialah pertimbangan antara pengalaman dengan spirit, energi dan rasa optimis. Biasanya orang-orang muda lebih optimis energik, dibandingkan dengan orang-orang yang sudah berumur. Oleh sebab itu pembukaan usaha sebaiknya dilakukan pada saat seseorang memiliki rasa optimis dan sudah dipertimbangkan secara matang.

3. Environmental, mengangkut hubungan dengan lingkungan (Bygrave, 1994:3).

Disamping faktor personal dan sosial yang ada didalam diri pribadi wirausaha maka ada pengaruh faktor luar terhadap pembentukan watak wirausaha. Dinegara kita ini ada beberapa daerah atau lokasi yang banyak wirausahanya. Demikian pula di Amerika terkenal daerah Silicon Valley dimana dijumpai banyak pengusaha-pengusaha besar. Didaerah tersebut dijumpai kegiatan wirausaha membeli dan menjual barang, transportasi, pengudangan, perbankan, dan berbagai jenis jasa konsultan. Suasanan semacam ini sangat berpengaruh kepada warga masyarakat untuk menumbuhkan minat berwirausaha.

B. Model Proses Kewirausahaan

Model proses perintisar dan pengembangan kewirausahaan ini digambarkan oleh Bygrave menjadi urutan langkah-langkah berikut ini.

a. Innovation (Inovasi) 1. Proses inovasi

Proses awal sebelum wirausaha dimulai adalah inovasi. Seorang wirausaha perlu menemukan hal baru yang akan mewarnai usaha maupun produk yang akan ditawarkan. Inovasi bisa berawal dari mimpi, yang kemudian diwujudkan dalam bentuk visi, misi dan tujuan. Usaha maupun produk tanpa inovasi akan sulit menerobos persaingan dengan bisnis lain yang serupa. Dua hal yang mendorong munculnya inovasi, yaitu faktor personal dan faktor lingkungan (environment)

(24)

Beberapa faktor personal yang mendorong inovasi adalah keinginan berprestasi, adanya sifat penasaran, keinginan menanggung resiko, faktor pendidikan dan faktor pengalaman. Adanya inofasi yang berasal dari diri seseorang akan mendorong dia menjadi pemicu kearah memulai usaha.

Faktor personal adalah inovasi yang berasal dari dalam diri seseorang akan mendorongnya mencari pemicu kea rah memulai usaha. Misalnya sifat penasaran, keberanian mengambil resiko, pendidikan dan pengalaman. Faktor lingkungan: adalah peluang, pengalaman dan kreativitas

Sedangkan faktor-faktor enfiroment mendorong inovasi adalah adanya peluang, pengalaman dan kreatifitas tidak diragukan lagi pengalaman adalah sebagai guru yang berharga yang memicu perintisan usaha apalagi ditunjang oleh adanya peluang dan kreatifitas.

2. Proses pemicu

Triggering event adalah kejadian yang terjadi pada diri seseorang atau diluar diri tapi berpengaruh, yang memicu atau memaksa seseorang untuk terjun ke dunia bisnis. Beberapa faktor personal yang mendorong Trigger Event artinya memicu atau memaksa seseorang untuk terjun kedunia bisnis adalah:

a. Faktor dari dalam diri:

- Adanya ketidak puasan terhadap pekerjaan yang sekarang, karena desakan ekonomi - Adanya pemutusan hubungan kerja (PHK), tidak ada pekerjaan lain,

- Dorongan karena factor usia, Tidak puas dengan pekerjaan atau aktivitas yang saat ini digeluti.

- Keberanian menanggung resiko, kesukaan menghadapi tantangan

(25)

b. Faktor dari luar diri:

Faktor-faktor Environment yang mendorong pemicu bisnis adalah: - Adanya persaingan dalam dunia kehidupan

- Adanya sumber-sumber yang bisa dimanfaatkan, misalnya memiliki tabungan, modal, warisan, memiliki bangunan yang lokasi strategis dan sebagainya

- Mengikuti latihan-latihan atau incubator bisnis sekarang banyak kursus-kursus bisnis dan lembaga manajemen fakultas ekonomi melaksanakan pelatihan dan

incubator bisnis.

- Kebijaksanaan pemerintah misalnya adanya kemudahan-kemudahan dalam lokasi berusaha ataupun fasilitas kredit, dan bimbingan usaha yang dilakukan oleh depnaker.

- Ada relasi atau rekanan yang membuka peluang usaha, atau bisa diajak bekerjasama.

- Dorongan dari keluarga, teman atau kerabat

c. Faktor pemicu akan mendorong inovasi yang sudah ada terwujud menjadi usaha.

Sedangkan faktor-faktor sociological yang menjadi pemicu serta pelaksanaan bisnis adalah:

- Adanya hubungan-hubungan atau relasi-relasi dengan orang lain - Adanya tim yang dapat kerjasama dalam berusaha.

- Adanya dorongan dari orang tua untuk membuka usaha - Adanya bantuan family dalam berbagai kemudahan.

(26)

3. Proses pelaksanaan

Setelah ada inovasi yang didukung dengan pemicu, selanjutnya adalah proses pelaksanaan. Proses pelaksanaan bisa jalan apabila seorang wirausaha memiliki kesiapan mental, rekanan (bisa juga asisten atau partner, komitmen bisnis yang tinggi, dan adanya visi, pandangan jauh ke depan guna menncapai keberhasilan. Beberapa faktor personal yang mendorong pelaksanaan dari sebuah bisnis adalah sebagai berikut:

- Adanya seorang wirausaha yang sudah siap mental secara total. - Adanya menejer pelaksana sebagai tangan kanan, pembantu utama - Adanya komitmen yang tinggi terhadap bisnis

- Dan adanya visi, pandangan yang jauh kedepan guna mencapai keberhasilan 4. Proses pertumbuhan

Usaha yang telah dilaksanakan dan berjalan, tentu mengalami proses. Proses ini disebut dengan growth (pertumbuhan). Tentunya setiap wirausaha mengingkan usahanya bertumbuh dengan baik. Pertumbuhan positif suatu usaha dapat ditengarai dengan keberhasilan yang dicapai. Proses pertumbuhan ini didorong oleh faktor organisasi antara lain:

- Adanya tim yang kompak dalam menjalankan usaha sehingga semua rencana dan pelaksanaan oprasional berjalan produktif.

- Adanya strategi yang mantap sebagai produk dari tim yang kompak.

- Adanya struktur dan organisasi yang sudah membudidaya. Budaya perusahaan jika sudah terbentuk dan diikuti dengan penuh tanggung jawab oleh seluruh karyawan maka pertumbuhan perusahaan akan berkembang pesat.

- Adanya produk yang dibanggakan, atau keistimewaan yang dimiliki misalnya kualitas makanan, lokasi usaha, manajemen, personalia dan sebagainya.

(27)

Sedangkan faktor environment yang mendorong implementasi dan pertumbuhan bisnis adalah sebagai berikut:

- Adanya unsur persaingan yang cukup menguntugkan dunia persaingan saat ini sangat tajam, ada berbagai bentuk persaingan yang ada di pasar muali dari pengusaha pasar yang sangat dominan, yang mempunyai kekuatan yang sedang dan yang lemah.

Dalam istilah pemasaran mereka ini terdiri atas market, leader, market challenger, market folowwer dan market nicher. dipasar ditemukan pemimpin pasar, pada setiap produk, atau merek yang dijual dipasar ada merek yang melekat dihati konsumen. Mereka ini market share nya paling banyak/luas ini disebut market leader. Kemudian menyusul penantang pasar (market challenger), yang berusaha menunggu kesempatan mengatasi leader.

Setelah itu ada market follower yang ikut-ikutan saja karena modal terbatas, merek belum terkenal dan terakhir market nicher yang menjual produknya pada relung-relung celah pasal yang belum terisi oleh merek lain.

- Adanya konsumen dan pemasok barang yang kontinyu.

- Adanya bantuan dari investor Bank yang memberikan fasilitas keuangan. - Adanya sumber-sumber yang tersedia yang masih bisa dimanfaatkan.

- Adanya kebijaksanaan Pemerintah yang menunjang berupa peraturan bidang ekonomi yang menguntungkan.

Pertumbuhan suatu usaha dapat pula dilihat dari bagaimana usaha tersebut dapat bertahan di tengah persaingan. Dunia persaingan menimbulkan dampak terhadap usaha, ada pengusaha pasar yang sangat dominan ada pula yang lemah. Dalam istilah pemasaran mereka terdiri dari :

(28)

a. Market leader

Yaitu usaha yang produknya menjadi pelopor atau pemimpin pasar. Biasanya ada produk atau merek tertentu yang populer atau melekat di hati konsumen, sehingga market sharenya paling banyak.

Contoh: pasta gigi merk pepsodent, motor merk honda, sate ambal pak Kasman, bakpia pathuk 75

b. Market challenger

Merupakan penantang pasar, yang menunggu kesempatan mengatasi leader. Contoh : motor merk yamaha

c. Market follower

Usaha yang ikut-ikutan saja, karena modal terbatas dan belum terkenal. Contoh : penjual musiman

d. Market nicher

Adalah usaha yang menjual produknya pada celah pasar yang belum terisi oleh merek lain. Usaha yang tumbuh dengan baik bisa merubah posisi yang tadinya market chalenger, market follower maupun market nicher menjadi market leader. Hal seperti ini dapat kita lihat pada produk-produk yang awalnya hanya merupakan pesaing produk lain, tapi karena keunggulan kualitas maupun harga yang lebih murah, atau strategi marketing yang baik, akhirnya menjadi lebih disukai konsumen dan menjadi market leader. Contoh: pembalut wanita yang pertama populer adalah softex. Sehingga orang mengidentikkan pembalut wanita adalah softex. Meskipun sekarang orang masih menyebut pembalut wanita itu softex, penjualan softex sudah tersaingi oleh merk pembalut wanita yang lain.

(29)

BAB V

PROFIL WIRAUSAHA

A. Macam Profil Wirausaha 1. Womon Entrepreneur

Banyak wanita yang terjun kedalam bidang bisnis. Alasannya mereka menekuni bidang bisnis ini didorong oleh faktor-faktor antara lain ingin memperlihatkan kemampuan prestasinya, membantu ekonomi rumah tangga, frustasi terhadap pekerjaan sebelumnya dan sebagainya.

2. Minority Enterpreneur

Kaum minoritas terutama di negeri kita Indonesia kurang memiliki kesempatan kerja dilapangan pemerintah sebagaimana layaknya warga negara pada umumnya. Oleh sebab itu, mereka berusaha menekuni kegiatan bisnis dalam kehidupan sehari-hari. Demikian pula para perantau dari daerah tertentu yang menjadi minoritas pada suatu daerah, mereka juga bergiat mengembangkan bisnis. Kegiatan bisnis mereka ini makin lama makin maju, dan mereka membentuk organisasi minoritas di kota-kota tertentu.

3. Immigrant Entrepreneurs

Kaum pendatang yang memasuki suatu daerah biasanya sulit untuk memperoleh pekerjaan formal. Oleh sebab itu, mereka lebih leluasa terjun dalam pekerjaan yang bersifat non formal yang dimulai dari berdagang kecil-kecilan sampai berkembang menjadi perdagangan tingkat menengah.

(30)

4. Pare Time Entrepreneurs

Memulai bisnis dalam mengisi waktu lowong atau part time merupakan pintu gerbang untuk berkembang menjadi usaha besar. Bekerja part time tidak mengorbankan pekerjaan dibidang lain misalnya seorang pegawai pada sebuah kantor mencoba mengembangkan hobi yang menarik.

Hobi ini akhirnya mendatangkan keuntungan yang lumayan. Ada kalanya orang ini beralih propesi, dan beralih menjadi pegawai, beralih ke bisnis yang merupakan hobinya.

5. Home-Based Entrepreneurs

Apa bila ibu-ibu rumah tangga yang memualai kegiatan bisnisnya dari rumah tangga misalnya ibu-ibu yang pandai membuat kue dan aneka masakan, mengirim kue-kue ke toko eceran disekitar tempatnya. Akhirnya usaha makin lama makin maju. Usaha catering banyak dimulai dari rumah tangga yang bisa masak. Kemudian usaha catering ini berkembang melayani pesanan untuk pesta.

6. Family-Owned Business

Sebuah keluarga dapat membuka berbagai jenis dan cabang usaha. Mungkin saja usaha keluarga ini dimulai lebih dulu oleh bapak setelah usaha bapak maju dibuka cabang baru dan dikelola oleh ibu. Kedua perusahan ini maju dan membuka beberapa cabang lain mungkin jenis usahanya berbeda atau lokasinya berbeda. Masing-masing usahanya ini bisa dikembangkan atau dipimpin oleh anak mereka. Dalam keadaan sulitnya lapangan kerja pada saat ini maka kegiatan semacam ini perlu dikebangkan. 7. Copreneurs

Copreneurs antrepreneurial comples who work together as co-owners their businesses. (zimmerer & Scarborough, 1996:9)

Cppreneurs ini berbeda dengan usaha famili yang disebut sebagai usaha Mom & Pop (“Pop as “boss” and Mom as “subordinate”)

(31)

Coprenears disebut dengan cara menciptakan pembagian pekerjaan yang disadasarkan atas keahlian masing-masing orang. Orang-orang yang ahli dibidang ini diangkat menjadi penanggung jawab divisi-divisi tertentu dari bisnis yang sudah ada.

B. Karakteristik Wirausaha atau Konsep 10 D dari Bygrave

Selanjutnya dapat digambarkan beberapa karakteristik dari wirausahaan yang berhasil memiliki sifat-sifat yang dikenal dengan istilah 10 D (Bygrave, 1994:5) 1. Dream (Visi ke Depan)

Seorang wirausaha mempunyai visi bagaimana keinginannya terhadap masa depan pribadi dan bisnisnya dan yang paling penting adalah dia mempunyai kemampuan untuk mewujudkan impiannya tersebut.

2. Decisiveneness (Keputusan dengan Cepat)

Seorang wirausaha adalah orang yang tidak bekerja lambat. Mereka membuat keputusan secara tepat dengan penuh perhitungan. Kecepatan dan ketepatan dia mengambil keputusan adalah mempunyai faktor kunci (key factor) dalam kesuksesan bisnisnya.

3. Doers (Melaksanakan Keputusan)

Begitu seorang wirausaha membuat keputusan maka dia langsung menindak lanjutinya. Mereka melaksanakan kegiatan secepat mungkin yang dia sanggup artinya seorang wirausaha tidak mau menunda-nunda kesempatan yang dapat dimanfaatkan.

4. Determination (Penentuan/Kebulatan Tekad)

Seorang wirausaha melaksanakan kegiatannya dengan penuh perhatian. Rasa tanggung jawabnya tinggi dan tidak mau menyerah, walaupun dia dihadapkan pada halangan dan rintangan yang tidak mungkin diatasi.

(32)

5. Dedication (Pengabdian)

Dedikasi seorang wirausaha terhadap bisnisnya sangat tinggi, kadang-kadang dia mengorbankan hubungan kekeluargaan, melupakan hubungan dengan keluarganya untuk sementara. Mereka bekerja tidak mengenal lelah, 12 jam sehari atau 7 hari dalam seminggu. Semua perhatian dan kegiatannya dipusatkan semata-mata untuk kegiatan bisnisnya.

6. Devotion (Mencintai Pekerjaan)

Devation berarti kegemaran atau kegila-gilaan. Demikian seorang wirausaha mencintai pekerjaan bisnisnya dia mencintai pekerjaan dan produk yang dihasilkannya. Hal inilah yang mendorong dia mencapai keberhasilan yang sangat efektif untuk menjual produk yang ditawarkannya.

7. Details (Dapat Memerinci)

Seorang wirausaha sangat mperhatikan faktor-faktor kritis secara rinci. Dia tidak mau mengabaikan faktor-faktor kecil tertentu yang dapat menghambat kegiatan usahanya.

8. Destiny (Bertanggung Jawab atas Nasib Usahanya)

Seorang wirausaha bertanggung jawab terhadap nasib dan tujuan yang hendak dicapainya. Dia merupakan orang yang bebas dan tidak mau tergantung kepada orang lain.

9. Dollars (Kekayaan)

Wirausaha tidak sama mengutamakan mencapai kekayaan. Motifasinya bukan memperoleh uang. Akan tetapi uang dianggap sebagai ukuran kesuksesan bisnisnya. Mereka berasumsi jika mereka sukses berbisnis maka mereka pantas mendapat laba/bonus/hadiah.

10. Distribute (Membagi-bagi)

Seorang wirausaha bersedia mendistribusikan kepemilikan bisnisnya terhadap orang-orang kepercayaannya. Orang-orang kepercayaan ini adalah orang-orang yang kritis dan mau diajak untuk mencapai sukses dalam bidang bisnisnya.

(33)

BAB VI

JALAN MENUJU WIRAUSAHA SUKSES

A. Ciri Wirausaha Sukses

Pada awalnya tidak semua wirausaha sukses mempunyai ciri-ciri kewirausahan. Mungkin hanya beberapa saja, tetapi ciri tersebut dapat menjadi kenyataan atau dikebangkan apabila seorang mempunyai energi dan motivasi untuk berkembang. Paling tidak ada 12 yang mencirikan suksesnya kewirausahaan seseorang yaitu:

1. Adaptability, Adalah kecakapan dalam menyesuaikan diri dari lingkungan yang baru dan menciptakan pemecahan yang kreatif pada masalah yang timbul.

2. Competitveness, yaitu kemauan untuk bersaing, mempersiapkan diri untuk persaingan dan mencari keuntungan bersaing.

3. Confidence, mempunyai keyakinan bahwa apa yang sudah direncanakan akan berhasil dilaksanakan.

4. Discipline, kemampuan untuk fokus pada masalah dan tepat pada schedule dan deadline yang telah digariskan sebagai tolak ukur kerjanya.

5. Drive, Kemampuan untuk bekerja keras dalam mencapai tujuan yang telah dibuat.

6. Honesty, mempunyai komitmen untuk berbuat atau bertindak jujur dan berhubungan bisnis dengan cara fair.

7. Organization, dengan merumuskan tugas-tugas yang dijalankan dengan cara benar dan teratur, pandai mendapatkan dan menggunakan informasi serta memfile kegiatan-kegiatan yang dilakukan dengan baik.

8. Perseverance, pantang menyerah, tujuan menjadi bagian terdalam dalam hidupnya untuk dicapai, dan tidak mudah patah semangat dalam menghadapi hambatan-hambatan.

(34)

9. Persuasiveness, pandai meyakinkan kepada orang lain perihal ide dan rencananya. Pandai mencari waktu yang tepat dalam menyampaikan idenya kepada orang lain.

10. Risk taking, siap bila tidak berhasil dan pandai mengkalkulasi risiko sehingga dapat menghindari hambatan-hambatan

11. Understanding, kemampuan mendengarkan, pendapat orang dan mempunyai jiwa teposeliro kepada orang lain atau selalu mengapresiasi keberhasilan orang lain dan mau share (berbagi rasa) dalam kesukaran orang lain.

12. Vision, mempunyai pandangan kedepan dan mempunyai ramalan hari depan yang baik dalam mencapai goalnya.

Proses kewirausahaan yang dapat dipakai sebagai pedoman seseorang untuk mempraktekan jiwa kewirausahaan disebut “The Ten Commandments of Entrepreneurship”.

Sepuluh Program Kewirausahaan :

1. Dibuat tujuan usaha dan diupayakan untuk dicapai (Set your goal and for it). 2. Kerja keras (tidak loyo) dan tidak pernah semangat (Be tireless and persevere). 3. Fokus pada ceruk pasar (Focus on niche markets).

4. Jangan berlarut-larut, dan laksanakan keputusan segera (Be decisive and implement decision quickly).

5. Organisasi yang responsif terhadap stakeholders. 6. Mengelola CF (Cash Flow) dengan baik.

7. Creative dan innovative

8. Minimisasi lapisan manajemen (delayerisasi)

9. Maksimisasi profit melalui pembiayaan minimal dan tingginya produktivitas. 10. Percaya pada diri sendiri

(35)

Murphy and peck, menggambarkan delapan anak tangga untuk mencapai puncak karir. Delapan anak tangga ini dapat pula digunakan oleh seorang wirausaha dalam mengembangkan propesinya.

1. Mau kerja keras (Capacity for hard work).

Kerja keras murupakan modal dasar untuk keberhasilan seseorang. Rosullullah sangat marah melihat orang pemalas dan suka berpangku tangan bahkan beliau secara simbolik member hadiah kampak dan tali kepada seseorang lelaki agar mau bekerjakeras mencari kayu dan menjualnya kepasar.

Demikian pula jika mau berusaha, mulailah berusaha sejak subuh, jangan tidur sesudah subuh, cepatlah bangun dan mulailah kegiatan untuk hari itu akhirnya laki-laki itu sukses dalam hidupnya.

Demikianlah setiap pengusaha yang sukses selalu menempuh saat-saat ia harus bekerja keras membanting tulang dalam merintis perusahaannya. Seorang pengusaha taksi mungkin tadinya ia hanya seorang supir angkutan umum seorang mengusaha tekstil mungkin tadinya seorang pedagang kredit tekstil atau tukang jait, dan banyak lagi contoh yang dapat kita jumpai dalam riwayat hidup pengusaha yang sukses. Sikap kerja keras harus dimiliki oleh seorang wirausahawan. Dalam hal ini, unsur disipin memainkan peranan penting sebab, bagaimana orang mau bekerja keras jika disiplin tidak ada.

Dia harus mengatur waktu, sesuai irama kehidupan, bangun pagi, siap-siap untuk bekerja, mulai bekerja, istirahat (tidak terlalu lama), dan seharusnya sampai malam tiba malam hari ia tidur (tidak begadang sampai larut malam). Ada satu lagi elemen penting dalam keberhasilan kerja keras, yaitu berserah diri kepada Allah SWT, dengan selain berdoa kepadan-Nya.

(36)

2. Bekerja sama dengan orang lain (Getting Things Done With and Through people).

Perbanyaklah teman dengan orang-orang dibawah ataupun dengan orang-orang diatas kita. Murah hati, banyak senyum kepada bawahan dan patuh serta disiplin menghadapi atasan dan hindarkan permusuhan. Dengan menggunakan tenaga orang lain, maka tujuan mudah tercapai. Inilah yang disebut ”manajemen” yaitu ilmu atau seni menggunakan tenaga orang lain untuk mencapai tujuan yang sudah ditetapkan. Seorang wirausahawan mudah bergaul, disenangi oleh masyarakat. dia tidak suka fitnah, sok hebat, arogan, tidak suka menyikut, menggunting dalam lipatan, menohok kawan seiring, dan sebagainya. Dia harus berprilaku yang menyenangkan bagi setiap orang, sehingga memudahkannya berkerjasama dalam mencapai keberhasilan.

3. Penampilan yang baik (Good Appearance).

Ini bukan berarti penampilan bodiface / muka yang elok atau paras yang cantik akan tetapi lebih ditekankan pada penampilan prilaku jujur, disiplin, banyak orang tertipu dengan rupa nan elok tetapi ternyata orangnya penipu ulung. Ingatlah, pribadi yang baik dan jujur akan disenangi orang dimana-mana dan akan sukses berkerjasama dengan siapa saja.

Seorang lulusan sekolah menengah atau alumni sebuah perguruan tinggi melamar dan diterima bekerja di sebuah perusahaan. Dia berpenampilan baik seperti diceritakan diatas, maka dengan cepat ia naik pangkat menduduki posisi kunci dalam perusahaan tersebut. Berkat naluri wirausahanya ia bisa menabung dari income-nya tiap bulan, kemudian mencari peluang-peluang usaha lain.

Setelah modal tabungan dirasa cukup, maka ia dapat menjelma menjadi wirausahawan sukses. Peluang usahanya wirausahanya bisa dalam bentuk mensuplai komoditi yang diperlukan oleh bekas perusahaan tempat ia semuala bekerja atau merintis wirausaha dalam jenis komoditi yang sama dikota yang sama atau ia pindah ke kota lain.

(37)

4. Yakin (Self Confidence).

Kita harus memiliki keyakinan diri bahwa kita akan sukses melakukan sesuatu usaha, jangan ragu dan bimbang niatlah berjalan baik, kemudian berserah diri, tawakal kepada Allah Swt. Self confidence ini diimplementasikan dalam tindakan sehari-hari, melangkah pasti, tekun, sabar, tidak ragu-ragu. Setiap hari otaknya selalu berputar membuat rencana dan perhitungan-perhitungan alternatif. Dia bisa saja menguji buah pikiranya dengan teman-teman lain, baik yang pro maupun yang kontra dengan rencananya.

5. Pandai membuat keputusan (Making Sovnd Decision).

Jika anda dihadakan pada alternatif, harus memilih, maka buatlah pertimbangan yang matang. Kumpulkan berbagai informasi, boleh minta pendapat orang lain, setelah itu ambil keputusan, jangan ragu-ragu. Dengan berbagai alternatif yang ada dalam pikirannya ia akan dapat mengambil keputusan terbaik.

6. Mau Menambah Ilmu Pengetahuan (College Education).

Zaman sekarang pendidikan adalah nomor satu. Tenaga tak terdidik harganya murah sekali. Sebaliknya orang terdidik, memiliki ilmu dan keterampilan akan dibayar mahal. Benarlah Rosulullah yang mewajibkan semua muslim menuntut ilmu dari ayunan sampai keliang kubur. Pendidikan ini bukan berarti harus masuk keperguruan tinggi, melainkan pendidikan dalam bentuk kursus-kursus, penataran dikantor, membaca buku, dan sebagainya.

Pendidikan college dalam bentuk diploma akan sangat membantu seseorang menemukan dan mengembangkan jiwa serta oprasional wirausaha. Akan tetapi hal yang penting disini adanya tambahan pengetahuan.

7. Ambisi untuk maju (Ambition Drice)

Kita jangan loyo, pasrah menyerah tak mau berjuang. Kita harus punya semangat tinggi, mau berjuang untuk maju. Orang-orang yang gigi dalam menghadapi pekerjaan dan tantangan, biasanya banyak berhasil dalam kehidupan. Apapun jenis pekerjaan yang dilakukan, propesi apapun yang dihadapi, kita harus mampu melihat kedepan dan berjuang untuk menggapai apa yang diidam-idamkan.

(38)

8. Pandai berkomunikasi (Ability to Communicate).

Pandai berkomunikasi berarti pandai berorganisasi buah pikiran kedalam bentuk ucapan yang jelas, menggunakan tutur kata yang enak didengar, mampu menarik perintah orang lain. Komunikasi baik, diikuti dengan prilaku jujur, konsisten dalam pembicaraan akan sangat membantu seseorang dalam mengembangkan karir masa depannya. Akhirnya dengan keterampilan berkomunikasi itu seseorang dapat mencapai puncak karir meraih kursi empuk yang menjadi idaman setiap orang.

9. Karakteristik wirausaha yang sukses dari zimmerer.

a. Memiliki komitmen tinggi terhadap tugasnya. Boleh dikata setiap saat pikiran tidak lepas dari perusahaannya.

b. Mau bertanggung jawab. Apa saja tindakan yang ia lakukan, selalu diikuti dengan penuh rasa tanggung jawab ia tidak takut rugi.

c. Keinginan bertanggung jawab ini erat hubungannya dengan mempertahankan internal locus of contor yaitu minat kewirausahaan dalam dirinya.

d. Peluang untuk mencapai obsesi. Seorang wirausaha mempunyai obsesi mencapai prestasi tinggi dan ini bisa diciptakannya.

e. Toleransi menghadapi resiko kebimbangan dan ketidak pastian. f. Yakin pada dirinya.

g. Kreatif dan fleksibel.

h. Ingin memperoleh balikan segera. Dia mempunyai keinginan yang kuat untuk menggunakan pengetahuan dan pengalaman guna memperbaiki penampilannya. i. Enerjik tinggi seorang wirausaha lebih enerjik dibandingkan rata-rata orang lain.

j. Motifasi untuk lebih unggul seorang wirausaha mempunyai motifasi untuk bekerja lebih baik dan lebih unggul dari apa yang sudah dia kerjakan.

k. Berorientasi kemasa depan.

l. Mau belajar dari kegagalan. Seorang wirausaha tidak takut gagal, dia memusatkan perhatiannya pada kesuksesan dimasa depan dan menggunakan kegagalan ini sebagai guru yang berharga.

(39)

m. Kemampuan memimpin. Seorang wirausah harus mampu menjadi pemimpin yang baik dia memimpin sumberdaya manusia yang berbagai macam karakternya. Dan juga dia memimpin sumberdaya non manusia yang harus dikelola sebaik-baiknya.

B. Syarat Menjadi Wirausaha Yang Sukses

Beberapa persyaratan dasar untuk menjadi seorang wirausaha terdiri dari 8K dan 7P. 8K meliputi kriteria sebagai berikut.

a. Ketakwaan kepada Tuhan Yang Maha Esa. b. Kemauan, keuletan, dan ketekunan. c. Kemampuan dan keahlian.

d. Kesempatan yang ada dan digunakan.

e. Keteraturan dan kecepatan kerja serta ketaatan (disiplin). f. Keberanian mengambil risiko dan menghadapi ketidakpastian. g. Kesadaran sosial dan kemerdekaan.

h. Kapital dan keuangan.

Adapun yang dimaksud 7P adalah sebagai berikut. a. Pendidikan.

b. Pengajaran dan atau latihan.

c. Penerangan, penyuluhan, dan bimbingan.

d. Pengelolaan dan perlindungan serta kepastian hukum. e. Pendekatan strategis.

f. Penghayatan hakiki kehidupan. g. Perbankan.

(40)

Sektor Kewirausahaan

Sektor-sektor usaha dalam hubungannya dengan wirausaha dapat dikelompokkan menjadi sektor formal dan informal.

a. Sektor formal

adalah kegiatan-kegiatan usaha yang dikelola sedemikian rupa, sehingga kegiatannya bersifat tetap atau menjadi tumpuan harapan pengelola.

Sektor ekonomi formal yang dapat diusahakan antara lain:

1) Industri, baik industri besar, industri menengah, industry kecil, industri kerajinan, maupun industri pariwisata,

2) Perdagangan, baik dalam negeri maupun luar negeri atau perdagangan internasional, dan pedagang besar, pedagang menengah atau pedagang kecil.

3) Jasa dan transportasi, yang meliputi pedagang perantara, pemberi kredit atau perbankan, pengusaha angkutan, pengusaha hotel dan restoran, pengusaha biro jasa atau travel pariwisata, pengusaha asuransi, pergudangan, perbengkelan, koperasi, tata busana, dan lain sebagainya.

4) Agraris, yang meliputi pertanian, perkebunan dan kehutanan, perikanan dan peternakan.

5) Lapangan pertambangan dan energi, meliputi bidang minyak bumi dan gas alam yang ada, dan

6) Usaha-usaha lainnya yang berbentuk perusahaan, berbadan hukum maupun yang tidak berbadan hukum.

(41)

b. Sektor informal

Adalah kegiatan usaha yang bersifat sampingan, biasanya tidak berbentuk perusahaan serta berbentuk home industri (industri rumah tangga).

Sektor ekonomi informal yang bisa diusahakan antara lain: 1) Perdagangan, artinya sebagai pedagang kecil atau retailer.

2) Industri rakyat atau industri rumah tangga, meliputi pengrajin, pengolahan hasil pertanian, pengolahan hasil perkebunan, pengolahan hasil perikanan, pengolahan hasil peternakan, dan pengolahan hasil kehutanan,

3) Jasa, meliputi perantara perdagangan, angkutan, warung makan, perbengkelan, biro jasa travel/perjalanan, tata busaha atau penjahit, dan sebagainya,

4) Agraris, meliputi pertanian tanaman pangan, perkebunan kecil, perikanan darat, peternakan unggas, dan sebagainya, atau

(42)

BAB VII

MENINGKATKAN PRODUKTIFITAS USAHA

A. Pengertian Produktifitas

Didalam beberapa ensiklopedia, produktifitas didefinisikan sebagai berikut :

1. Productivity in economics is a term used to describe how well or how efficiently an economy's resources are used in the processes of production

2. Productivity in economics is the ratio of what is produced to what is require to produce it

3. Productivity refers to a class of empirical output-input ratios that is widely use in economics history, economics analysis and economics policy

Inti dari pengertian produktifitas yang diungkap tadi adalah menyangkut perbandingan hasil yang di peroleh dengan sumber-sumber ekonomi yang digunakan. Ada yang mengatakan produktifitas itu adalah kuantitas atau volume dari produksi atau jasa yang dihasilkan, akan tetapi produktifitas bukan hanya kuantitas, tetapi juga kualitas produk yang dihasilakan yang juga dipakai sebagai pertimbangan mengukur tingkat produktifitas.

Jadi dalam menentukan produktifitas tidak hanya dilihat dari faktor kuantitas saja tetapi juga kualitas jika seseorang menghasilkan produksi 100 unit per bulan dari bulan berikutnya menghasilkan 150 unit maka tingkat produktifitas naik 50%, akan tetapi jika menghasilkan sama seperti bulan lalu 100 unit tetapi kualitasnya bagus maka itupun disebut produktifitas.

Ada 3 ukuran produktifitas yang harus di pertimbangkan dalam mengelola organisasi yaitu :

1. Untuk tujuan strategi, apakah organisasi sudah benar sesuai dengan yeng telah digariskan.

2. Efektifitas, sampai tingkat manakah tujuan itu sudah dicapai baik kuantitas maupun kuantitas.

(43)

3. Efisiensi, bagaimana perbandingan output dibagi input dimana pengukuran output semurah diadakannya kualitas dan kuantitas

Produktivitas adalah suatu kuantitas atau volume dari produk atau jasa yang dihasilkan. Akan tetapi banyak yang menyatakan bahwa produktivitas bukan hanya kuantitas, tapi juga kualitas produk yang dihasilkan, yang harus juga dipakai sebagai pertimbangan mengukur tingkat produktivitas.

Dalam menentukan produktivitas tidak hanya dilihat faktor kuantitas saja, tapi juga faktor kualitasnya. Melihat definisi diatas maka produktivitas ini dapat diukur menurut tiga tingkatan, yaitu:

→ Individu → Kelompok → Organisasi B. Pengertian Motivasi

Motivasi adalah kemauan untuk berbuat sesuatu, sedangkan motif adalah kebutuhan. Motivasi seseorang tergantung pada kekeuatan motifnya. Motif dengan kekuatan yang sangat besarlah yang akan menentukan perilaku seseorang.

Kekuatan motif dapat berubah karena: - Terpuaskannya kebutuhan

- Karena adanya hambatan, maka orang mencoba mengalihkan motifnya kea arah lain.

1. Teori Motivasi Hirarki kebutuhan Maslow

Teori motivasi yang sangat popular adalah teori hirarki kebutuhan yang dikemukakan oleh Abraham Maslow. Yang berpendapat bahwa hirarki kebutuhan manusia dapat dipakai untuk melukiskan dan meramalkan motivasinya.

(44)

Teori tentang motivasi didasarkan oleh dua asumsi, pertama kebutuhan seseorang tergantung dari apa yang telah dipunyainya. Kedua, kebutuhan dilihat dari hirarki pentingnya.

2. Teori Motivasi Hawthorn

Suatu hal yang sangat penting dan sangat berarti ditemukan bahwa untuk meningkatkan prestasi kerja karyawan, perlu adanya faktor relation. Jadi karyawan mendapat perhatiankhusus secara pribadi terhadap dirinya dan juga kelompoknya, maka produktivitasnya akan meningkat. Oleh sebab itu seorang wirausaha harus pandai mendekati dan memperhatikan pekerjaan yang sedang dikerjakan karyawan. 3. Teori X dan teori Y

Teori X

a. Pekerjaan pada dasarnya tidak disenangi orang banyak

b. Kebanyakan orang lemah tanggung jawabnya dan suka dipimpin. c. Kebanyakan orang kurang kreatip

d. Kebanyakan orang harus dikontrol secara ketat. Teori Y

a. Pekerjaan itu sebetulnya sama dengan bermain b. Setiap orang mempunyai kemampuan kreativitas

c. Orang mempunyai kemampuan mengawasi diri sendiri guna mencapai tujuan. 4. Teori Pola A dan Pola B

Teori pola A beranggapan bahwa orang atau individu tidak punya perasaan, tidak terbuka, suka menolak eksperimen, dan tidak mau menolong orang lain. Pola B beranggapan bahwa setiap orang memiliki perasaan, ada tenggang rasa, bersifat terbuka, mau melakukan eksperimen.

5. Teori Hygiene dari Frederick Herzberg

Kesimpulan Hezberg adalah ada dua kategori yang berlainan yang mempengaruhi perilaku. Ia menemukan bahwa bila orang merasa tidak puas dengan pekerjaannya maka mereka akan memperhatikan lingkungan sekitar tempatnya bekerja.

(45)

Sebaliknya bila seseorang merasa senang dengan pekerjaannya, maka ia akan memperhatikan pekerjaannya.

6. Teori Ekspektsi dari Vroom

Teori ini mendasarkan pemikirannya pada dua asumsi:

a. Manusia biasanya meletakkan nilai kepada sesuatu yang diharapkan dari hasil karyanya.

b. Selain mempertimbangkan hasil yang dicapai, juga mempertimbangkan keyakinan orang tersebut bahwa yang dikerjakannya itu akan memberikan sumbangan terhadap tercapainya tujuan yang diharpkan.

7. Teori Motivasi Model Porter dan Lawyer

Penampilan sesungguhnya dalam suatu pekerjaan ditentukan oleh upaya yang dicurahkan serta dipengaruhi oleh kemampuan untuk melaksanakan dan persepsinya tentang tugas.

8. Teori Prestasi dari Mc Clelland

Teori ini berusaha menjelaskantingkah laku yang berorientasi pada prestasi yang didefinisikan sebagi tingkah laku yang diarahkan terhadap tercapainya standart of excellent

9. Teori Z dari William G. Ouchi

William G. Ouchi meneliti rahasia kesuksesan yang dinikmati oleh perusahaan-perusahaan jepang yang melejit maju meninggalkan partnernya para pengusaha Amerika. Dikatakan bahwa issu yang popular bagi Amerika untuk decade yang akan dating bukan persoalan teknologi, investsi atau inflasi. Akan tetapi issu pokok adalah bagaimana menghadapi suatu kenyataan keunggulan Jepang yang bekerja jauh lebih baik dari Amerika

Gambar

Gambar 1: arti wirausaha (sumber: Susilo, 2006)

Referensi

Dokumen terkait

Menentukan pasar yang potensial adalah proses dari menempatkan dan menyelidiki unit yang akan dibeli yang memiliki daya beli dan kebutuhan yang dapat dipuaskan

Mata kuliah produksi busana konfeksi sangat strategis untuk mengembangkan karakter wirausaha yang pada akhirnya mampu membantu mengatasi pengangguran di Indonesia dengan cara

Jenis produk dari limbah tekstil disebut juga dengan kriya tekstil,kriya tekstil ini adalah hasil ide, gagasan manusia yang memiliki nilai estetik yang diwujudkan dalam bentuk

Sebagai mata kuliah keahlian, diharapkan pilihan mata kuliah wirausaha dapat memberikan motivasi kepada mahasiswa apabila lulus akan memiliki bekal pengetahuan

Memberikan pengetahuan dasar dan siasat dalam melihat kesempatan kerja di masa depan dengan konsep wirausaha, serta mengembangkan bakat dan kemampuan pribadi untuk menciptakan

Setelah desain produk divalidasi melalui penilaian ahli materi, ahli desain, dan ahli keislaman, peneliti melakukan revisi terhadap desain produk yang dikembangkan

“Perencanaan wirausaha sekolah dimulai pada awal tahun 2013. Saat itu jabatan Kepala Sekolah dipegang oleh Bapak Nasihudin beliau yang memiliki ide awal

Proses atau plant adalah proses produksi yang berlangsung di industri yang terdiri dari seperangkat peralatan atau mesin yang bekerja bersama-sama, yang digunakan untuk