• Tidak ada hasil yang ditemukan

Makalah Sistem Komunikasi Satelit h

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Makalah Sistem Komunikasi Satelit h"

Copied!
35
0
0

Teks penuh

(1)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Pelayanan telekomunikasi mempunyai peranan yang besar untuk berbagai aspek kehidupan. Contohnya bisnis, perdagangan, rumah tangga, industri dan sebagainya. Agar telekomunikasi dapat berjalan dengan lancar, maka diperlukan sistem komunikasi. Sistem komunikasi dapat berupa sistem komunikasi optic, radio dan terrestrial, serta satelit.

Pada awalnya, sistem komunikasi terrestrial banyak di pakai untuk pelayanan telekomunikasi, tapi pelayanan telekomunikasi dengan menggunakan terestrial memerlukan banyak biaya pembangunan infrastruktur. Selain itu, sistem komunikasi terrestrial tidak mampu melayani telekomunikasi secara global, hal ini disebabkan antar benua dipisahkan oleh samudra yang luas. Sedangkan komunikasi terrestrial memanfaatkan pemantulan gelombang radio pada lapisan ionosfer.

(2)

Komunikasi satelit pada saat ini menyediakan kapasitas yang sangat besar baik untuk percakapan telepon maupun untuk transmisi video. Selain itu, pemakaian stasiun bumi telah berkurang dari pada dengan pemakaian sistem komunikasi terrestrial.

Sistem komunikasi tidak terlepas dari sistem transmisi, karena informasi yang akan dikirimkan harus mempunyai media untuk terjadinya komunikasi atau sering disebut dengan media transmisi. Dan setiap media transmisi memiliki sistem transmisi yang sesuai dengan karakteristik media tramsmisi. Karena hal tersebut maka pada makalah ini akan dibahas mengenai sistem transmisi pada sistem komunikasi satellite.

1.2. Batasan Masalah

(3)

BAB II

TEORI

2.1. Sistem Komunikasi Satelit

Satelit adalah benda yang mengorbit benda lain dengan periode revolusi dan rotasi tertentu. Ada dua jenis satelit, yakni satelit alam dan satelit buatan.

1. Satelit Alami adalah benda-benda luar angkasa bukan buatan manusia yang mengorbit sebuah planet atau benda lain yang lebih besar daripada dirinya, seperti misalnya, Bulan adalah satelit alami Bumi. Sebenarnya terminologi ini berlaku juga bagi planet yang

mengelilingi sebuah bintang, atau bahkan sebuah bintang yang mengelilingi pusat galaksi, tetapi jarang digunakan. Bumi sendiri sebenarnya merupakan satelit alami Matahari.

2. Satelit Buatan adalah benda buatan manusia yang beredar mengelilingi benda lain, misalnya satelit Palapa yang mengelilingi Bumi.

Satelit Komunikasi adalah satelit buatan yang dipasang diangkasa dengan tujuan telekomunikasi menggunakan radio pada frekuensi gelombang mikro. Kebanyakan satelit komunikasi menggunakan orbit geosinkron atau orbit geostasioner, meskipun beberapa tipe terbaru menggunakan satelit pengorbit bumi rendah.

(4)

bergerak, seperti komunikasi ke kapal laut dan pesawat terbang di mana aplikasi teknologi lain seperti kabel, tidak praktis atau tidak mungkin digunakan.

Komponen Dasar Link Satelit

(5)

Ada 2 bagian penting pada sistem komunikasi satelit yaitu space segment (bagian yang berada di angkasa) dan ground segment (biasa disebut stasiun bumi).

Space Segment, Terdiri dari : - Struktur / Bus

- Payload

- Power Supply

- Kontrol temperature - Kontrol attitude dan orbit - Sistem propulsi

- Telemetry, Tracking, & Command (TT&C)

Space segment berguna untuk mengontrol dan memonitor satelit. Hal ini termasuk, tracking, telemetry dan command station (TT&C) bersama dengan satellite control centre, tempat operasional dari station-keeping dan checking fungsi vital dari satelit dilakukan. Gelombang radio yang ditransmisi oleh stasiun bumi, diterima oleh satelit. Link yang terbentuk disebut UPLINK. Satelit akan mentransmisi gelombang radio ke stasiun bumi penerima, dan link nya disebut DOWNLINK. Kualitas dari suatu link radio ditentukan oleh carrier-to-noise ratio. Kualitas dari overall link menentukan kualitas sinyal yang dikirim ke end user.

(6)

yang besar dan feksibel serta mempunyai daerah liputan yang luas di bumi.

Subsistem - subsistem yang harus dimiliki oleh satelit : a) Sub-sistem Antena : untuk menerima dan memancarkan

sinyal

b) Transponder : peralatan-peralatan elektronik untuk menerima, memperkuat dan merubah frekuensi sinyal-sinyal yang diterima dan dipancarkan kembali ke bumi. c) Sub-sistem pembangkit daya listrik : untuk

membangkitkan daya listrik yang dibutuhkan bagi satelit.

d) Sub-sistem pengatur daya : untuk mengatur dan merubah daya listrik yang dibangkitkan ke dalam bentuk-bentuk yang dibutuhkan oleh peralatan-peralatan elektronik.

e) Sub-sistem komando dan telemetri : untuk memancarkan data-data tentang satelit ke bumi dan menerima komando (perintah-perintah) dari bumi.

f) Sub-sistem pendorong (thrust) untuk mengatur perubahan-perubahan posisi dan ketinggian satelit agar bisa berada tetap pada posisi tertentu dalam orbit.

g) Sub-sistem stabilisasi : untuk menjaga agar antena-antena satelit dapat selalu mengarah ke sasaran yang tepat di bumi.

Ground Segment, terdiri dari : - User Terminal

(7)

Dari SB (stasiun bumi) langsung dihubungkan ke end user. Stasiun bumi dibedakan atas ukurannya yang bervariasi berdasarkan volume trafc yang dibawa oleh link satelit dan tipe trafknya. Stasiun terbesar memiliki antena berdiameter 30 m (standard A dari Intelsat Network), yang terkecil memiliki diameter antena 0,6 m atau lebih kecil lagi berupa mobile station terminal. Sebagian stasiun berfungsi menerima dan mengirim, namun ada juga yang hanya menerima saja (RCVO station).

Berdasarkan fungsinya, ground segment dibedakan atas : 1) Stasiun Bumi Utama : stasiun bumi yang berfungsi

untuk mengendalikan satelit agar tetap ditempat yang diperintahkan, serta menjalankan fungsi yang dikomandokan.

2) Stasiun Bumi Besar : stasiun bumi yang dapat mengirimkan dan menerima sinyal-sinyal informasi dan siaran televisi.

3) Stasiun Bumi Kecil : stasiun bumi yang dapat mengirimkan dan menerima sinyal-sinyal informasi tetapi hanya dapat menerima siaran televisi.

4) Stasiun Bumi Bergerak (SBB) : stasiun bumi yang untuk keadaan darurat ataupun khusus misalnya peliputan siaran TV secara langsung.

5) Television Reception Only (TVRO) : stasiun bumi yang hanya dapat menerima siaran televisi lewat satelit.

(8)

Microwaves, untuk dikombinasikan sebagai awal dari era komunikasi satelit.

Secara garis besar sejarah satelit dunia dari tahun ke tahun diantaranya:

1945 : Athur Clarke menerbitkan essay tentang “Extra Terrestial Relays”

1957 : Diluncurkan pertama kali satelit sputnic 1959 : Satelit cuaca pertama, Vaguard 2

1960 : Diluncurkan satelit komunikasi Refeksi ECHO

1963 : Diluncurkan satelit komunikasi Geostasioner SYNCOM

1965 : Komunikasi satelit Geostasioner komersial pertama di dunia, INTELSAT I

1976 : Satelit marisat untuk komumnikasi maritim dan peluncuran PALAPA

1982 : Sistem telepon dengan satelit mobile , INMARSAT 4 1988 : Sistem satelit dengan komunikasi data dan telepon

mobile, INMARSAT C

1993 : Sistem telepon dengan digital satelit

(9)
(10)

BAB III

PEMBAHASAN

3.1. Pentransmisian Sistem Komunikasi Satelit

Pada prinsip karakteristik Sistem Komunikasi Satelit serupa dengan microwave radio links tapi dibedakan atas 4 karakteristik penting :

 Sinyal Komunikasi Satelit menempuh jarak yang sangat jauh tanpa penguatan, konsekuensinya satelit bersifat aktif, mempunyai penguatan sinyal yang on-board.

 Peralatan berada di daerah yang tidak dihuni manusia (extreme environment = luar angkasa).

 Perbaikan dapat dianggap mustahil dilakukan setelah satelit diluncurkan ke orbit (baru bisa dilakukan pada orbit LEO).

 Satelit komunikasi awalnya digunakan untuk pelengkap sistem kabel jarak jauh (long distance cable systems).

namun terdapat beberapa perbedaaan diantara kedua sistem tersebut :

 Long distance cable bersifat point-to-point connections, Komunikasi Satelit bersifat point-to-multipoint / point-to-multipoint-to-multi point connections.

 Biaya sistem kabel meningkat dengan pertambahan jarak, biaya link satellite tidak tergantung oleh jarak antar Stasiun bumi.

(11)

 Satelit dapat menyediakan layanan bagi mobile terminals.

Perbedaan ini mengubah evolusi layanan Komunikasi Satelit. Satelit sendiri memiliki 2 peranan, yaitu:

 Memperkuat (amplify) received carriers untuk retransmisi pada posisi downlink.

 Mengubah frekuensi carrier untuk menghindari re-injection dari sebagian transmitted power ke receiver.

Alokasi Frekuensi untuk Layanan Satelit

Pengalokasian frekuensi untuk layanan satelit adalah proses yang sangat kompleks yang membutuhkan koordinasi dan perencanaan tingkat internasional. Hal ini dilakukan dibawah pengawasan International Communication Union (ITU). Dalam hal perencanaan frekuensi ini (frequency planning), dunia dibagi menjadi 3, yaitu :

 Kawasan 1: Eropa, Afrika, Rusia (dulu masih Soviet) dan Mongolia.

 Kawasan 2: Amerika Utara dan Selatan, Greenland.

 Kawasan 3: Asia (diluar daerah 1), Australia dan Pasifk Barat Daya.

(12)

tersebut dipakai untuk layanan yang berbeda di kawasan lain. Beberapa layanan satelit adalah sebagai berikut : a. Fixed Satellite Service (FSS)

FSS menyediakan link untuk jaringan telepon dan juga untuk pentransmisian sinyal televisi ke perusahaan tv kabel, untuk kemudian didistribusikan melalui jaringan kabel. Contoh FSS: DTH (Direct To Home), akses internet, video conferencing, satelit new gathering (SNG), frame relay, Digital Audio broadcasting (DAB). Keunggulannya tidak tergantung pada jarak, dapat menyediakan layanan untuk cakupan semua wilayah. b. Broadcasting Satellite Service (BSS)

BSS diperuntukkan untuk broadcast langsung ke rumah-rumah masyarakat sehingga sering juga disebut DBS (Direct Broadcast Satellite).

c. Mobile Satellite Service

Mobile satellite service melayani komunikasi bergerak baik di daratan, laut maupun udara.

d. Navigational Satellite Service

(13)

perhitungannya dalam hukum gerakan planet Kepler. Dia menemukan bahwa orbit dari planet dalam tata surya kita adalah berbentuk elips dan bukan lingkaran atau episiklus seperti yang semula dipercaya. Orbit adalah lintasan yang dilalui oleh satelit. Satelit akan bergerak lebih pelan pada lintasannya ketika jarak dari bumi meningkat.

Macam – macam orbit satelit

Banyak satelit dikategorikan atas ketinggian orbitnya, meskipun sebuah satelit bisa mengorbit dengan ketinggian berapa pun.

 Orbit Rendah (Low Earth Orbit, LEO) : 300 - 1500km di atas permukaan bumi.

 Orbit Menengah (Medium Earth Orbit, MEO): 1500 -36000 km.

 Orbit Geosinkron (Geosynchronous orbit, GSO): sekitar 36000 km di atas permukaan Bumi

 Orbit Geostasioner (Geostationary Orbit, GEO): 35790 km di atas permukaan Bumi.

 Orbit Tinggi (High Earth Orbit, HEO): di atas 36000 km.

Orbit berikut adalah orbit khusus yang juga digunakan untuk mengkategorikan satelit, diantaranya:

 Orbit Molniya, orbit satelit dengan periode orbit 12 jam dan inklinasi sekitar 63°.

(14)

Satelit Geostasioner

Orbit Geostasioner adalah orbit geosinkron yang berada tepat di atas ekuator Bumi (0° lintang), dengan eksentrisitas orbital sama dengan nol. Dari permukaan Bumi, objek yang berada di orbit geostasioner akan tampak diam (tidak bergerak) di angkasa karena periode orbit objek tersebut mengelilingi Bumi sama dengan periode rotasi Bumi. Orbit ini sangat diminati oleh operator-operator satelit buatan (termasuk satelit komunikasi dan televisi). Karena letaknya konstan pada lintang 0°, lokasi satelit hanya dibedakan oleh letaknya di bujur Bumi.

Orbit geosinkron (GEO, Geosynchronous Earth Orbit) berada pada ketinggian 36.000 km. Periode orbitnya 24 jam, sama dengan orbit Bumi mengelilingi Matahari. Satelit telekomunikasi dan pengamat cuaca umumnya ada di sini. Satelit GEO dengan inklinasi (sudut kemiringan terhadap bidang ekuator) nol derajat dan dikontrol terus (seperti pada satelit telekomunikasi) bisa berada pada titik stasioner, sehingga orbitnya disebut geostationer orbit (GSO).

Keuntungan dari GEO diantaranya :

 Bandwidth lebar. Satelit yang beroperasi pada frekuensi Ka-band (20-30 GHz) akan dapat menyalurkan troughput dalam orde giga bit per detik.

(15)

 Topologi network sederhana. Dibandingkan dengan

Disamping itu, ada beberapa kerugiannya, yaitu:

 Satelit GEO memerlukan power yang lebih besar untuk hand set. Hal ini membuat hand set menjadi lebih besar dan mengurangi umur baterai.

 Delay tetap yang dapat dirasakan oleh user. Biasanya, delaynya ¼ detik, tetapi dapat lebih lama. Pada telfon selular, delay lebih besar dari ¼ detik tidak dapat diterima. Terjadinya interferensi dan atau koneksi yang tidak teratur disebabkan adanya salju, hujan, dan bentuk lain gangguan cuaca.

LEO System

(16)

Objek di orbit Bumi rendah bertemu gas atmosfer di thermosphere (sekitar 80-500 km di atas) atau exosphere (kira-kira 500 km ke atas), tergantung dari ketinggian orbit. Kebanyakan penerbangan angkasa berawak telah berada di LEO, termasuk seluruh space shuttle dan bermacam misi stasiun angkasa, satu pengecualian adalah tes penerbangan suborbital seperti Proyek Mercury awal dan penerbangan SpaceShipOne (yang tidak ditujukan mencapai LEO), dan misi Proyek Apollo ke Bulan (yang melewati LEO). Dari segi penggunaannya, sistem-sistem LEO dapat dibagi dalam dua sistem, yaitu :

 Sistem yang dapat beroperasi dengan mem”bypass” jaringan telekom yang ada. Dalam group ini hanya IRIDIUM yang baru dapat digolongkan kedalamnya.

 Sistem yang bekerja melalui jaringan telekom yang ada. Sehingga dapat dianggap sebagai perluasan sistem-sistem Cellular ataupun jaringan telekom yang ada.

MEO System

Benda yang berada di orbit menengah (MEO, Medium Earth Orbit) berada pada ketinggian 5.500-36.000 km. Sistem satelit navigasi GPS (global positioning system) milik Amerika Serikat dan GLONASS (global navigation satellite system) milik Rusia menempati orbit menengah ini, sekitar 18.000-20.000 km dari Bumi.

Interferensi Pada Sistem Satelit

(17)

 Sistem satelit terdekat. Apabila SB penerima memiliki antena dengan pattern receive yang buruk, artinya gain side-lobenya cukup besar (tinggi), maka sinyal down-link yang berasal dari satelit lain akan diterima juga oleh SB penerima sebagai sinyal interferensi.

 SB pemancar (Up-link) Sinyal interferensi timbul disebabkan oleh SB pemancar dari satelit lain. Apabila SB pemancar tersebut memiliki antenna dengan pattern side-lobe dengan gain yang cukup besar, maka carrier pada arah side-lobe juga memiliki daya yang cukup tinggi untuk mengganggu sistem satelit.

 Intermodulasi kanal terdekat Satu transponder dibebani atau dioperasikan untuk multi carrier seperti sistem FDMA atau 2T ½, maka carrier-carrier tersebut akan menimbulkan sinyal termodulasi pada transponder tersebut dan transponder dikanan-kirinya. Walaupun pada output multiplexer transponder sudah dilengkapi flter yang akan mem-flter sinyal intermodulasi, tetapi energi yang ditimbulkan akan tetap melebar ditransponder kanan-kirinya.

 Interferensi dari sistem terresterial. Sistem terresterial beroperasi pada frekuensi band yang sarna dengan sistem frekuensi pada Satelit Palapa, yaitu C-band 6/4 Ghz.

 Cross Polarisasi Antena

(18)

lebih banyak disebabkan oleh pengaruh butiran air hujan yang dapat mengubah polarisasi sinyal. Sedangkan pada C-band terjadinya cross-polarisasi lebih banyak disebabkan oleh jeleknya isolasi antara polarisasi Vertikal dan horizontal pada sistem feed-horn antena. Isolasi cross-poll yang diijinkan adalah >30 dB.

 Sistem lainnya

Sebagai contoh adalah interferensi dari sinyal liar yang ditimbulkan oleh sistem pembakaran motor dua tak yang tidak sempurna, yaitu dapat mengganggu pada sistem digital dimana carriernya kecil. Contoh lainnya adalah terganggunya/lenyapnya sinyal sinkronisasi pada sistem TDMA yang mengakibatkan terganggunya sistem secara keseluruhan.

3.2. Link Budget Sistem Komunikasi Satelit

Link budget adalah kegiatan menghitung dari rencana power yang akan dipancarkan ke satelit dari stasiun bumi untuk mendapatkan suatu nilai C/Ntotal dari suatu link. Dalam perhitungan link budget ini besarnya power yang dipancarkan akan tergantung dari : jenis carrier, ukuran antena penerima, karakteristik satelit, lokasi stasiun bumi dan servis yang diharapkan. Dalam mendesain link budget harus diusahakan supaya penggunaan satelit dapat optimal. Yang dimaksud optimal adalah persentase dari penggunaan banwidth dan power satelit adalah sama.

Faktor-faktor yang harus diperhatikan dalam mendisain link budget adalah :

(19)

b) Intermodulasi c) Interferensi satelit

d) Cross polarisasi antenna e) Redaman hujan

f) Loss jarak antara stasiun bumi ke satelit dan sebaliknya g) Bandwidth carrier

h) Pattern coverage satelit (SFD, G/T, EIRP) i) Kualitas pelayanan yang diharapkan

Antena Stasiun Bumi

Antena adalah faktor komponen utama dalam mendisain suatu link budget karena antena ini berhubungan dengan kemampuan untuk mengirim dan menerima sinyal dan efeknya yaitu sidelobe antena, karena hal inilah yang akan berakibat pada gangguan/interferensi ke satelit lain. Ada tiga tipe antena yang biasa digunakan dalam sistem komunikasi satelit. Ketiga jenis antena tersebut adalah :

1. Cassegrian / focal fed antennas

Jenis antena ini banyak digunakan untuk TVRO, sedangkan untuk mengirimkan sinyal maka dibutuhkan kabel yang agak panjang untuk sampai ke fed nya.

Gambar focal fed antennas

2. Gregorian

(20)

3. Offset fed antenna

Tipe dari antena ini masih tergolong baru karena refector dari antena tidak simetris. Sehingga tipe antena ini susah dalam pembuatan dan mahal untuk jenis antena yang berukuran besar (lebih besar dari 2.4 meter).

Gambar antenna Offset fed.

Gain Antenna

Antena yang digunakan untuk komunikasi satelit tidak hanya untuk menerima sinyal saja tetapi yang lebih penting adalah untuk mengirimkan sinyal ke satelit. Diameter antena yang digunakan akan sangat berpengaruh pada besarnya power yang harus disediakan untuk mengirimkan sinyal ke satelit.

Secara umum gain antena dapat dirumus-kan sebagai berikut :

G = μ[πdf/c]² atau g = 10log(μ) + 20*log(πdf/c) dimana :

g = gain antena (dbi) μ= efsiensi antena

(21)

c = kecepatan cahaya (3x108m/s)

Sidelobe antena / antenna pattern g(ø) = 29-25*log(ø)

g(ø) = 32-25*log(ø) g/t antenna

Sistem penerimaan untuk sistem komunikasi satelit yang berhubungan dengan antena biasanya selalu diberikan dalam bentuk perbandingan g/t.

Dalam perhitungan g/t biasanya referensi titik yang diambil adalah pada input LNA, tetapi kenyataannya tidak demikian namun hal ini tidak akan berpengaruh pada besarnya g/t antena meskipun titik referensinya berbeda. Perhitungan g/t antena :

G/t = grxa – loss - 10xlog(Tsys)

Tsys = ta / l + to (l-1) / l + t1 + to(f-1) / g

dalam praktek biasanya diambil Tsys= 80°K sedangkan untuk ku-band Tsys=160°K

Intermodulasi

(22)

SSPA dipakai untuk penggunaan multi carrier maka harus dilakukan output backoff. Besarnya backoff ini tergantung dari berapa besar nilai intermodulasi yang diijinkan. Besarnya output backooff ini dihasilkan oleh karakteristik dari am/am dari power TWTA atau SSPA. Gambar intermodulasi antar carrier dapat dilihat dibawah ini.

Interferensi Satelit

Sumber-sumber interferensi 1. Jaringan terrestrial

Biasanya, interferensi ini diakibatkan oleh antena yang mempunyai elevasi rendah/kecil.

2. Adjacent satellite/jaringan satelit lain

(23)

mempu-nyai cakupan daerah dan beroperasi pada frekuensi yang sa-ma. Jarak satelit normalnya 2°oleh sebab itu untuk sistem komunikasi satelit diharuskan menggunakan antena yang mempunyai spesifkasi sebagai be-rikut : g(ø) = 29-25*log(ø)

3. Intermodulation product

Interferensi ini disebabkan oleh akibat ketidak linearan (non linearity) dari TWTA atau SSPA

4. Crosspolarization

Interferensi ini akibat oleh gerakan antena akibat dari ada-nya angin atau gangguan lain.

(24)

Loss/redaman

Tipe Dari Loss :

1. Redaman jarak (free space loss)

Redaman karena jarak akan tergantung pada frekuensi yang digunakan dan juga tergantung pada aktual jarak dari stasiun bumi ke satelit, sedangkan jarak ini akan dipengaruhi oleh lokasi dari stasiun.

2. Redaman hujan (rain attenuation)

Redaman akibat hujan ini merupakan faktor yang cukup penting yang harus diperhatikan dalam sistem komunikasi satelit. Hal ini terutama bila sistem komunikasi satelit beroperasi diatas 10 Ghz. Besarnya redaman akibat hujan dipengaruh besarnya butiran hujan, frekuensi, ketinggian hujan dan polarisasi dari gelombang yang dipancarkan.

3. Pointing error (pe)

(25)

BANDWIDTH CARRIER

Metode Perhitungan Bandwidth Untuk Carrier Digital : BWOCC = 1.2 x (IR+OH) x (1/m) x (1 / FEC x RS) Dimana :

TR = (IR+0H)/(RSxFEC) SR = TR/m

IR = Information Rate OH = Overhead Rate

dengan IR>1544 kbps (OH=96 kbps) IR<1544 kbps (OH=IR/15 kbps)

m = modulation indeks; (BPSK;m=1), (QPSK;m=2) FEC = Forward Error Correction

RS = Reed Solomon Code BWALC = 1.2x BWOCC

BWXPDR = INT(BWALC/30)x30+30 Konversi dari EB/NO ke C/ NO dan C/N :

C/ NO = EB/NO +10 x LOG(TR) ATAU C/N = EB/NO +10 x LOG(TR/BWOCC)

Untuk Carrier Analog : 1. Sistem

a. TV ANALOG (PAL, NTSC) b. FDM, SCPC

2. Perhitungan Bandwitdh BW= 2(Dfv + fv) Dimana :

(26)

S/N = C/NO + 10 x LOG[3fpk2/(2fv3)]+ PW – IM + CF Dimana:

fpk= peak deviasi dari signal video (tipikalnya 9.85MHz)

PW = factor emphasis dan weighting (NTSC = 12.3 dB, PAL B/B= 16.3 dB)

IM = margin (tipikalnya 1-2 dB)

CF = faktor konversi rms ke peak to peak

Metode Perhitungan Link Budget

Link komunikasi satelit terdiri dari dua komponen utama yaitu kompenen sisi uplink (pemancar) dan komponen sisi downlink (penerimaan). Tetapi hal ini tidak mungkin karena adanya penambhan noise akibat termal dan faktor gangguan akibat interferensi yaitu interferensi akibat dari sistem satelit lain dan interferensi cross polariasi dari sistem/carrier lain dan efek dari intermodulasi.

1. Link up/transmit

Persamaan dari komponen uplink untuk sistem transmisi satelit dapat dituliskan sebagai berikut :

C/NUP = EIRPES - FSLUP – PE - LRAIN + G/TSAT – K – B dimana :

EIRPES = POWERES + GTXES(dBW)

Power HPA/SSPA = POWERES+LWAVEGUIDE (dBW) FSLUP = free space loss uplink (dB)

(27)

B = occupied bandwidth dari carrier (dB-Hz)

2. Link down/receive

Persamaan dari komponen uplink untuk sistem transmisi satelit dapat dituliskan sebagai berikut :

C/NDN = EIRPSAT - FSLDN – PE - LRAIN + G/TES – K – B dimana :

EIRPSAT = EIRPSATELLITE SATURATION-OBOCARRIER(dBW)

FSLDN = free space loss downlink (dB) PE = pointing error dari antena receive (dB) LRAIN = redaman hujan untuk sisi downlink (dB) G/TES = G/T dari stsasiun bumi (dB/°K)

K = boltzmann’s constant (-228.6 dBW/°K/Hz) B = occupied bandwidth dari carrier (dB-Hz)

Untuk mendapatkan nilai dari OBOCARRIER dapat dijelaskan sebagai berikut :sebelum kita menghitung nilai OBO, kita kita harus mengetahui hubungan antara input power dan output power dari satelit (karakteristik dari SSPA/TWTA) dari satelit dan hal ini dapat dilihat atau mengacu pada data/curva am/am yang diberikan dari SSPA atau TWTA yang digunakan.

(28)

tersebut perhitungan dari IBOCXR dan OBOCXR dapat

IBOAGG= input backoff pada multi-carrier (palapa-c = 6 dB)

OBOAGG= output backoff pada multi carrier (palapa-c = 4.5 dB)

SFD = saturated fux density dari satelit 3. Link Total

Perhitungan C/N total dari link dapat diberikan sebagai berikut

Untuk Carrier Digital C/NREQ==Eb/NoREQ+ 10 LOG(TR/ BW)

C/XPOLL= 30 dB

Keunggulan Komunikasi Satelit

 Cakupan yang luas: satu negara, region, ataupun satu benua

(29)

 Independen dari infrastruktur terrestrial;

 Instalasi jaringan segmen bumi yang cepat;

 Biaya relatif rendah per site;

 Karakteristik layanan yang seragam;

 Layanan total hanya dari satu provider;

 Layanan mobile/wireless yang independen terhadap lokasi.

 Baik untuk jenis a. Titik ke Titik

b. Titik ke Banyak Titik

c. Banyak Titik ke Satu Titik

Kelemahan Komunikasi Satelit  Delay propagasi besar.

 Rentan terhadap pengaruh armosfr, dll

 Up Front Cost tinggi: Contoh untuk Satelit GEO: Spacecraft, Ground Segment & Launch = US $ 200 jt, Asuransi : $ 50 jt.

 Distance insensitive: Biaya komunikasi untuk jarak pendek maupun jauh relatif sama.

(30)

Aplikasi dari Penggunaan Satelit Telekomunikasi

1. Penghubung telepon global (Global tellecommunication connection) telepon). Public Switched Telephone Network,PSTN ). 2. Penghubung komunikasi untuk di tempat terpencil.

Satelit mampu menyediakan link komunikasi sampai ke komunitas terpencil yang sulit dijangkau oleh sistem komunikasi lain. Tentu saja, sinyal satelit tidak menghiraukan batasan wilayah politik, yang bisa menjadi kelebihan ataupun kekurangan dari sistem komunikasi ini.

3. Global Mobile Communication (GSM)

(31)

telepon genggam generasi kedua (2G). GSM merupakan sebuah standar terbuka yang sekarang ini dikembangkan oleh 3GPP.

4. Sistem satelit untuk memperluas sistem telepon seluler Sekarang ini, hanya 15% dari daratan dunia terlayani oleh selular atau teresterial telefon, sehingga satelit menjadi satu-satunya alternatif bila kabel atau selular tidak tersedia.

5. Akses internet melalui satelit

Jenis teknologi satelit telah digunakan untuk aplikasi

6. Satelit Direct to Home (DTH)

Menggunakan teknologi Direct To Home (DTH) sebagai infrastruktur TV Link untuk mengirimkan beratus-ratus program langsung ke rumah-rumah melalui jaringan satelit.

7. Satellite News Gathering (SNG)

(32)
(33)

BAB IV

PENUTUP

4.1. Kesimpulan

1. Komunikasi satelit adalah satelit buatan yang dipasang diangkasa dengan tujuan telekomunikasi menggunakan radio pada frekuensi gelombang mikro.

2. Pada awalnya satelit digunakan untuk pelengkap sistem kabel jarak jauh.

3. Komponen sistem komunikasi satelit terdiri dari space segmen dan ground segmen

4. Faktor-faktor yang harus diperhatikan dalam mendesain link budget adalah : antena stasiun bumi, Intermodulasi, Interferensi satelit, Cross polarisasi antenna, Redaman hujan, Loss jarak antara stasiun bumi ke satelit dan sebaliknya, Bandwidth carrier, Pattern coverage satelit (SFD, G/T, EIRP), Kualitas pelayanan yang diharapkan.

5. Pengalokasian frekuensi untuk layanan layanan satelit adalah proses yang sangat kompleks yang membutuhkan koordinasi dan perencanaan tingkat internasional

6. Terdapat beberapa macam jenis ketinggian dalam pengorbitan satelit; orbit rendah, orbit menengah, orbit Geosinkron, orbit Geostasioner, orbit tinggi juga ada orbit khusus: orbit Molniya, orbit sunsynchronous, orbit polar

(34)

untuk mengirim dan menerima sinyal, terdapat tiga jenis antena: antena . Cassegrian ,antena Gregorian, antena Offset fed antenna

8. Untuk mencari Gain pada Antena

G = μ[πdf/c]²ataug = 10log(μ) + 20*log(πdf/c)

9. Link komunikasi satelit terdiri dari dua komponen utama yaitu kompenen sisi uplink (pemancar) dan komponen sisi downlink (penerimaan)

10. Terdapat beberapa gangguan pada system komunikasi satelit ini , yaitu :

1. Interferensi satelit

Beberapa sumber interferensi:Jaringan terrestrial, Adjacent satellite/jaringan satelit lain, intermodulation product, Crosspolarization.

2. redaman(loss)

(35)

DAFTAR PUSTAKA

https://www.academia.edu/5459857/Makalah_satelit

Referensi

Dokumen terkait

Maka pemerintah Indonesia telah melakukan penandatanganan perjanjian pembangunan Stasiun Bumi di Indonesia pada tanggal 9 Juni 1967, dimana Stasiun Bumi ini dapat

Gambar 4-6: Perangkat kendali sikap pada satelit LAPAN-TUBSAT Pengendalian interaktif hanya dilakukan pada saat satelit berada di wilayah cakupan stasiun bumi.. Jika

Satelit  merupakan  suatu  Repeater  atau  penguat  sinyal  frekwensi  yang  dipancarkan  oleh  stasiun  bumi  dan  memancarkannya  kembali  frekuensi 

Pada Maret 2018, sistem Galileo terdiri dari 14 satelit siap pakai, satu satelit yang tersedia tetapi saat ini ditetapkan untuk 'tidak digunakan' untuk

Dalam melakukan instalasi perangkat keras untuk stasiun bumi penjejak satelit berorbit rendah diperlukan suatu ketepatan penjejakan yang disebabkan posisi satelitnya

Ketiga baterai tersebut akan digunakan dalam sistem satelit LAPANA2/ORARI yang dikoneksi secara paralel sesuai dengan Gambar 2.2 Adapun nilai tegangan totalnya merupakan

Satelit berfungsi sebagai repeater aktif dimana pada satelit terjadi proses penguatan daya sinyal yang diterima dari bumi dan proses translasi frekuensi untuk kemudian

Stasiun bumi adalah suatu stasiun komunikasi radio pada sistem komunikasi satelit, yang diletakkan di permukaan bumi dan ditujukan untuk komunikasi dengan stasiun lainnya