• Tidak ada hasil yang ditemukan

MAKALAH hak dan kewajiban PD

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "MAKALAH hak dan kewajiban PD"

Copied!
24
0
0

Teks penuh

(1)

MAKALAH DEMOKRASI PANCASILA

MAKALAH

DEMOKRASI PANCASILA

Disusun guna memenuhi tugas Pendidikan Kewarganegaraan

Yang Di ampu Oleh : Bu Emma Muzaemmah

Yang Disusun Oleh:

1.

Bayu Andri

(210006)

2.

Bidari Ayu L

(210007)

3.

Chikita Ari D

(210008)

(2)

KATA PENGANTAR

Bismillahirrahmanirrahim

Assalamualaikum Wr. Wb.

Puji syukur Penulis panjatkan kehadirat Allah SWT karena hanya dengan limpahan rahmat, taufik dan hidayah-Nyalah Penulis dapat menyelesaikan makalah ini. Sholawat serta salam semoga tercurah kepada Nabi Muhammad SAW, keluarga, sahabat dan pengikut-pengikutnya hingga akhir zaman.

Penyusunan makalah demokrasi pancasila ini dibuat Penulis dalam rangka memenuhi tugas Pendidikan Kewarganegaraan Semester 3

Penulis menyadari banyak kekurangan dalam penyusunan makalah ini. Namun, Penulis berharap semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi Penulis pada khususnya dan pembaca pada umumnya.

Wassalamualaikum Wr. Wb.

Sragen, 20 Oktober 2011

(3)

DAFTAR

ISI

KATA PENGANTAR DAFTAR ISI

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah Tujuan Penulisan

BAB II PEMBAHASAN Pengertian Demokrasi

Ciri-ciri Demokrasi Pancasila

Prinsip-prinsip pokok Demokrasi Pancasila

Tujuh Sendi Pokok Pemerintahan Demokrasi Pancasila Fungsi Demokrasi Panca

Fungsi Demokrasi Pancasila

Demokrasi Pancasila dalam Beberapa Bidang Aspek Demokrasi Pancasila

Pelaksanaan Demokrasi di Indonesia dalam Waktu 50 Tahun

BAB III PENUTUP Kesimpulan Saran

(4)

BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

(5)

Indonesia yang terwujudnya seperti dalam ketentuan-ketentuan pembukaan UUD 1945. lain hal lagi dengan Prof. dr. Drs. Notonegoro,S.H. mengatakan demokrasi pancasila adalah kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan perwakilan yang berke-Tuhan-nan Yang Maha Esa, yang Berkepribadian Kemanusiaan yang Adil dan Beradab yang mempersatukan Indonesia dan yang berkedaulatan seluruh rakyat.

B. TUJUAN

Adapun masalah yang ditinjau dan dianalisis adalah antar lain: 1. Pengertian Demokrasi

2. Ciri-ciri Demokrasi Pancasila

3. Prinsip-prinsip pokok Demokrasi Pancasila

4. Tujuh Sendi Pokok Pemerintahan Demokrasi Pancasila 5. Fungsi Demokrasi Panca

6. Fungsi Demokrasi Pancasila

7. Demokrasi Pancasila dalam Beberapa Bidang 8. Aspek Demokrasi Pancasila

(6)

BAB

II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Demokrasi Pancasila

1. Prof. Dardji Darmodihardjo,S.H.

Demokrasi pancasila adalah Paham demokrasi yang bersumber pada kepribadian dan falsafah hidup bangsa Indonesia yang perwujudannya seperti dalam ketentuan-ketentuan seperti dalam pembukaan UUD 1945.

2. Prof. dr. Drs. Notonagoro,S.H.

Demokrasi pancasila adalah kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan/perwakilan yang berketuhanan Yang Maha Esa, yang berperikemanusiaan yang adil dan beradab, yang mempersatukan Indonesia dan yang berkeadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.

3. Ensiklopedi Indonesia

Demokrasi Indonesia berdasarkan Pancasila yang meliputi bidang-bidang politik sosial ekonomi, serta yang dalam penyelesaian masalah-masalah nasional berusaha sejauh mungkin menempuh jalan permusyawaratan untuk mencapai mufakat.

B. Ciri demokrasi Pancasila:

1. Pemerintah dijalankan berdasarkan konstitusi

2. Adanya pemilu secara berkesinambungan

3. Adanya peran-peran kelompok kepentingan

4. Adanya penghargaan atas HAM serta perlindungan hak minoritas.

5. Demokrasi Pancasila merupakan kompetisi berbagai ide dan cara untuk menyelesaikan

masalah.

6. Ide-ide yang paling baik akan diterima, bukan berdasarkan suara terbanyak

C. Prinsip pokok demokrasi Pancasila adalah sebagai berikut:

1. Perlindungan terhadap hak asasi manusia

(7)

3. Peradilan yang merdeka berarti badan peradilan (kehakiman) merupakan badan yang

merdeka, artinya terlepas dari pengaruh kekuasaan pemerintah dan kekuasaan lain contoh Presiden, BPK, DPR atau lainnya

4. Adanya partai politik dan organisasi sosial politik karena berfungsi untuk menyalurkan

aspirasi rakyat

5. Pelaksanaan Pemilihan Umum

6. Kedaulatan adalah ditangan rakyat dan dilaksanakan menurut Undang-Undang Dasar (pasal

1 ayat 2 UUD 1945)

7. Keseimbangan antara hak dan kewajiban

8. Pelaksanaan kebebasan yang bertanggung jawab secara moral kepada Tuhan YME, diri

sendiri, masyarakat, dan negara ataupun orang lain

9. Menjunjung tinggi tujuan dan cita-cita nasionalPemerintahan berdasarkan hukum, dalam

penjelasan UUD 1945 dikatakan:

Indonesia ialah negara berdasarkan hukum (rechtstaat) dan tidak berdasarkan kekuasaan belaka (machtstaat) b. Pemerintah berdasar atas sistem konstitusi (hukum dasar) tidak bersifat absolutisme (kekuasaan tidak terbatas) c. Kekuasaan yang tertinggi berada di tangan rakyat.

D. Tujuh Sendi Pokok Pemerintahan Demokrasi Pancasila

Dalam sistem pemerintahan demokrasi pancasila terdapat tujuh sendi pokok yang menjadi landasan, yaitu:

1. Indonesia ialah negara yang berdasarkan hukum.

Seluruh tindakan apapun harus dilandasi oleh hukum. Persamaan kedudukan dalam hukum bagi semua warga negara harus tercermin di dalamnya.

2. Indonesia menganut sistem konstitsional.

Pemerintah berdasarkan sistem konstitusional (hukum dasar) dan tidak bersifat absolutisme (kekuasaan yang mutlak tidak terbatas). Sistem konstitusional ini lebih menegaskan bahwa pemerintah dalam melaksanakan tugasnya dikendalikan atau dibatasi oleh ketentuan konstitusi.

3. Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR) sebagai pemegang kekuasaan negara yang

tertinggi.

(8)

MPR. Dengan demikian, MPR adalah lembaga negara tertinggi sebagai penjelmaan seluruh rakyat Indonesia. Sebagai pemegang kekuasaan negara yang tertinggi MPR mempunyai tugas pokok, yaitu:

a. Menetapkan UUD; b. Menetapkan GBHN; dan

c. Memilih dan mengangkat presiden dan wakil presiden

Wewenang MPR, yaitu:

(1) Membuat putusan-putusan yang tidak dapat dibatalkan oleh lembaga negara lain, seperti penetapan GBHN yang pelaksanaannya ditugaskan kepada Presiden

(2) Meminta pertanggungjawaban presiden/mandataris mengenai pelaksanaan GBHN (3) Melaksanakan pemilihan dan selanjutnya mengangkat Presiden dan Wakil Presiden (4) Mencabut mandat dan memberhentikan presiden dalam masa jabatannya apabila

presiden/mandataris sungguh-sungguh melanggar haluan negara dan UUD; (5) Mengubah undang-undang.

4. Presiden adalah penyelenggaraan pemerintah yang tertinggi di bawah Majelis

Permusyawaratan Rakyat (MPR)Di bawah MPR, presiden ialah penyelenggara pemerintah negara tertinggi.

Presiden selain diangkat oleh majelis juga harus tunduk dan bertanggung jawab kepada majelis. Presiden adalah Mandataris MPR yang wajib menjalankan putusan-putusan MPR.

5. Pengawasan Dewan Perwakilan Rakyat (DPR).

Presiden tidak bertanggung jawab kepada DPR, tetapi DPR mengawasi pelaksanaan mandat (kekuasaan pemerintah) yang dipegang oleh presiden dan DPR harus saling bekerja sama dalam pembentukan undang termasuk APBN. Untuk mengesahkan undang-undang, presiden harus mendapat persetujuan dari DPR. Hak DPR di bidang legislatif ialah hak inisiatif, hak amandemen, dan hak budget.

Hak DPR di bidang pengawasan meliputi[5]:

a. Hak tanya/bertanya kepada pemerintah

b. Hak interpelasi, yaitu meminta penjelasan atau keterangan kepada pemerintah c. Hak Mosi (percaya/tidak percaya) kepada pemerintah

d. Hak Angket, yaitu hak untuk menyelidiki sesuatu hal

(9)

f. Menteri Negara adalah pembantu presiden, Menteri Negara tidak bertanggung jawab kepada DPR

Presiden memiliki wewenang untuk mengangkat dan memberhentikan menteri negara. Menteri ini tidak bertanggung jawab kepada DPR, tetapi kepada presiden.

Berdasarkan hal tersebut, berarti sistem kabinet kita adalah kabinet kepresidenan/presidensil.

Kedudukan Menteri Negara bertanggung jawab kepada presiden, tetapi mereka bukan pegawai tinggi biasa, menteri ini menjalankan kekuasaan pemerintah dalam prakteknya berada di bawah koordinasi presiden.

7 Kekuasaan Kepala Negara tidak tak terbatas.

Kepala Negara tidak bertanggung jawab kepada DPR, tetapi ia bukan diktator, artinya kekuasaan tidak tak terbatas. Ia harus memperhatikan sungguh-sungguh suara DPR.

Kedudukan DPR kuat karena tidak dapat dibubarkan oleh presiden dan semua anggota DPR merangkap menjadi anggota MPR. DPR sejajar dengan presiden.

E. Fungsi Demokrasi Pancasila

Adapun fungsi demokrasi Pancasila adalah sebagai berikut[6]:

1. Menjamin adanya keikutsertaan rakyat dalam kehidupan bernegara

Contohnya:

a. Ikut menyukseskan Pemilu b. Ikut menyukseskan pembangunan

c. Ikut duduk dalam badan perwakilan/permusyawaratan.

2. Menjamin tetap tegaknya negara RI

3. Menjamin tetap tegaknya negara kesatuan RI yang mempergunakan sistem konstitusional

4. Menjamin tetap tegaknya hukum yang bersumber pada Pancasila

5. Menjamin adanya hubungan yang selaras, serasi dan seimbang antara lembaga negara

6. Menjamin adanya pemerintahan yang bertanggung jawab,

Contohnya:

a. Presiden adalah mandataris MPR,

b. Presiden bertanggung jawab kepada MPR.

(10)

Dalam pembukaan UUD 1945 alinea ke-4 dan sila ke-4 Pancasila, dirumuskan bahwa “Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan/

perwakilan”. Dengan demikian berarti demokrasi Pancasila merupakan demokrasi deliberatif. Dalam demokrasi deliberatif terdapat tiga prinsip utama:

1. prinsip deliberasi, artinya sebelum mengambil keputusan perlu melakukan pertimbangan yang mendalam dengan semua pihak yang terkait.

2. prinsip reasonableness, artinya dalam melakukan pertimbangan bersama hendaknya ada kesediaan untuk memahami pihak lain, dan argumentasi yang dilontarkan dapat dipertanggungjawabkan secara rasional.

3. prinsip kebebasan dan kesetaraan kedudukan, artinya semua pihak yang terkait memiliki peluang yang sama dan memiliki kebebasan dalam menyampaikan pikiran, pertimbangan, dan gagasannya secara terbuka serta kesediaan untuk mendengarkan.

Demokrasi yang deliberatif diperlukan untuk menyatukan berbagai kepentingan yang timbul dalam masyarakat Indonesia yang heterogen. Jadi setiap kebijakan publik hendaknya lahir dari musyawarah bukan dipaksakan. Deliberasi dilakukan untuk mencapai resolusi atas terjadinya konflik kepentingan. Maka diperlukan suatu proses yang fair demi memperoleh dukungan mayoritas atas sebuah kebijakan publik demi suatu ketertiban sosial dan stabilitas nasional.

G. Demokrasi Pancasila dalam Beberapa Bidang

1. Bidang ekonomi

Demokrasi Pancasila menuntut rakyat menjadi subjek dalam pembangunan ekonomi. Pemerintah memberikan peluang bagi terwujudnya hak-hak ekonomi rakyat dengan

menjamin tegaknya prinsip keadilan sosial sehingga segala bentuk hegemoni kekayaan alam atau sumber-sumber ekonomi harus ditolak agar semua rakyat memiliki kesempatan yang sama dalam penggunaan kekayaan negara.[7] dalam implikasi pernah diwujudkan dalam Program ekonomi banteng tahun 1950, Sumitro plan tahun 1951, Rencana lima tahun pertama tahun 1955 s.d. tahun 1960, Rencana delapan tahun dan terakhir dalam Repelita kesemuanya malah menyuburkan korupsi dan merusaknya sarana produksi. Hal ini ditujukan untuk mencapai masyarakat yang adil dan makmur sesuai dengan pasal 33 UUD 1945 dan sila ke-5 Pancasila. Maka secara kongkrit, rakyat berperan melalui wakil-wakil rakyat di parlemen dalam menentukan kebijakan ekonomi.

(11)

Demokrasi Pancasila menjamin adanya fasilitasi dari pihak pemerintah agar keunikan dan kemajemukan budaya Indonesia dapat tetap dipertahankan dan ditumbuhkembangkan sehingga kekayaan nilai-nilai yang terkandung di dalamnya dapat terpelihara dengan baik.[7] Terdapat penolakan terhadap uniformitas budaya dan pemerintah menciptakan peluang bagi berkembangnya budaya lokal sehingga identitas suatu komunitas mendapat pengakuan dan penghargaan.[7]

H. Aspek Demokrasi Pancasila

Berdasarkan pengertian dan Pendapat tentang demokrasi Pancasila dapat dikemukakan aspek-aspek yang terkandung di dalamnya.

1. Aspek Material (Segi Isi/Subsrtansi)

Demokrasi Pancasila harus dijiwai dan diintegrasikan oleh sila-sila lainnya. Karena itulah, pengertian demokrasi pancasila tidak hanya merupakan demokrasi politik tetapi juga demokrasi ekonomi dan sosial (Lihat amandemen UUD 1945 dan penyelesaiannya dalam pasal 27,28.29,30,31, 32, 33. dan 34).

2. Aspek Formal

Mempersoalkan proses dan cara rakyat menunjuk wakil-wakilnya dalam badan-badan perwakilan rakyat dan pemerintahan dan bagaimana mengatur permusyawaratan wakil-wakil rakyat secara bebas, terbuka, dan jujur untuk mencapai kesepakatan bersama.

3. Aspek Normatif

Mengungkapkan seperangkat norma atau kaidah yang membimbing dan menjadi kriteria pencapaian tujuan.

4. Aspek Optatif

Mengetengahkan tujuan dan keinginan yang hendak dicapai.

5. Aspek Organisasi

Mempersoalkan organisasi sebagai wadah pelaksaan demokrasi pancasila di mana wadah tersebut harus cocok dengan tujuan yang hendak dicapai.

6. Aspek Kejiwaan

Menjadi semangat para penyelenggara negara dan semangant para pemimpin pemerintah.

(12)

1. Periode 1945-1949 dengan Undang-Undang 1945 seharusnya berlaku demokrasi Pancasila,

namun dalam penerapan berlaku demokrasi Liberal.

2. Periode 1949-1950 dengan konstitusi RIS berlaku demokrasi liberal.

3. Periode 1950- 1959 UUDS 1950 berlaku demokrasi Liberal dengan multi-Partai

4. Periode 1959-1965 dengan UUD 1945 seharusnya berlaku demokrasi Pancasila namun yang

diterapkan demokrasi terpimpin ( cenderung otoriter)

5. Periode 1966-1998 dengan UUD 1945 berlaku demokrasi Pancasila (cenderung otoriter)

6. Periode 1998- sekarang UUD 1945, berlaku Demokrasi Pancasila ( cenderung ada perubahan

(13)

BAB

IV

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Dengan demikian telah kita lihat bahwa demokrasi di Indonesia telah berjalan dari waktu ke waktu. Namun kita harus mengetahui bahwa pengertian Demokrasi Pancasila adalah demokrasi yang dihayati oleh bangsa dan negara Indonesia yang dijiwai dan diintegrasikan oleh nilai-nilai luhur Pancasila. Adapun aspek dari Demokrasi Pancasila antara lain di bidang aspek Aspek Material (Segi Isi/Subsrtansi), Aspek Formal, Aspek Normatif, Aspek Optatif, Aspek Organisasi, Aspek Kejiwaan. Namun hal tersebut juga harus didasari dengan prinsip pancasila dan dengan tujuan nilai yang terkandung di dalamnya. Oleh karena itu, kita dapat merasakan demokrasi dalam istilah yang sebenarnya.

(14)

Daftar Pustaka

(15)

Pengertian Demokrasi Pancasila, Ciri, Prinsip, Fungsi &

Definisi Para Ahli

Pengertian Demokrasi Pancasila, Ciri, Prinsip, Fungsi & Defnisi Para

Ahli| Secara Umum, Pengertian Demokrasi Pancasila adalah suatu paham

demokrasi yang bersumber dari pandanan hidup atau falsafah hidup bangsa Indonesia ang digali berdasarkan kepribadian rakyat Indonesia sendiri. Dari falsafah hidup bangsa Indonesia, kemdian akan timbul dasar falsafah negara yang disebut dengan Pancasila yang terdapat, tercemin, terkandung dalam Pembukaan UUD 1945.

Demokrasi Pancasila merupakan demokrasi yang konstitusional berdasarkan

mekanisme kedaulatan rakyat di setipa penyelenggaraan negara dan penyelenggaraan pemerintahan menurut konstitusi yaitu UUD 1945. Sebagai demokrasi Pancasila terikat dengan UUD 1945 dan implementasinya (pelaksanaannya) wajib sesuai dengan apa yang terdapat dalam UUD 1945.

Pengertian Demokrasi Pancasila Menurut Para Ahli

Pengertian Demokrasi Pancasila Menurut Para Ahli - Selain pengertian

secara umum demokrasi Pancasila, terdapat pula pengertian menurut para ahli yang mengemukakan pendapatnya untuk mendefnisikan pengertian demokrasi Pancasila. Macam-macam pengertian demokrasi Pancasila adalah sebagai berikut..

Profesor Dardji Darmo Diharjo: Menurut Prof. Dardji Darmo Diharjo,

bahwa pengertian demokrasi Pancasila adalah paham demokrasi yang bersumber dari kepribadian dan falsafah hidup bangsa Indonesia, yang perwujudannya seperti dalam ketentuan-ketentuan Pembukaan UUD 1945.

GBHN Tahun 1978 dan Tahun 1983: Menurut Gari Besar Haluan

Negara Tahun 1978 dan Tahun 1983 yang menetapkan bahwa pembangunan politik diarahkan untuk lebih memantapkan perwujudan demokrasi Pancasila. Dalam rangka memantapkan stabiltias politik dinamis serta pelaksanaan mekanisme Pancasila, maka diperlukan pemantapan kehidupan kosntitusional kehidupan demokrasi dan tegaknya hukum.

Prof. Notonegoro: Menurutnya, pengertian demokrasi Pancasila adalah

(16)

Ensiklopedia Indonesia: Pengertian demokrasi Pancasila bahwa

Pancasila meliputi bidang-bidang politik, sosial dan ekonomi, serta yang dalam penyelesaian masalah-masalah nasional yang berusaha sejauh mungkin menempuh jalan permusyawaratan untuk mencapai mufakat.

Ciri-Ciri Demokrasi Pancasila

Ciri-Ciri Demokrasi Pancasila - Prinsip yang terdapat dalam demokrasi

Pancasila sediki berbeda dengan prinsip demokrasi secara universal. Ciri-ciri demokrasi Pancasila adalah sebagai berikut..

 Pemerintah berjalan sesuai dengan konstitusi  Terdapat pemilu secara berkesinambungan

 Adanya penghargaan atas Hak Asasi Manusia dan perlindungan untuk hak minoritas

 Merupakan kompetisi dari berbagai ide dan cara dalam menyelesaikan masalah

 Ide yang terbaik akan diterima ketimbang dari suara terbanyak

Isi Pokok Demokrasi Pancasila

Isi Pokok Demokrasi Pancasila - Isi pokok demokrasi Pancasila adalah

sebagai berikut...

 Pelaksanaan UUD 1945 dan penjabarannya dituangkan Batang Tubuh dan

Penjelasan UUD 1945

 Menghargai dan melindungi HAM (Hak Asasi Manusia)

 Pelaksanaan kehidupan ketatanegaraan beradsarkan dari kelembagaan

 Sebagai sendi dari hukum yang dijelaskan dalam UUD 1945, yaitu negara

hukum yang demokrastif

Fungsi Demokrasi Pancasila

Fungsi Demokrasi Pancasila - Demokrasi Pancasila memiliki banyak fungsi

dalam pelaksanannya terhadap negara Indonesia. macam-macam fungsi demokrasi Pancasila adalah sebagai berikut...

 Menjamin keikutsertaan rakyat dalam kehidupan bernegara seperti ikut

menyukseskan pemiluh, pembangunan, duduk dalam badan perwakilan/permusyawaratan

 Menjamin berdirinya negara RI

 Menjamin tetap tegaknya NKRI berdasar sistem konstitusional  Menjamin tetap tegaknya hukum yang berasal dari Pancasila

 Menjamin adanya hubungan yang sama, serasi dan simbang mengenai lembaga negara

 Menjamin pemerintahan yang bertanggung jawab

(17)

Prinsip-Prinsip Demokrasi Pancasila - Demokrasi Pancasila merupakan budaya demokrasi yang dengan karakteristik khas Indonesia yang mengandung prinsip-prinsip. Prinsip-prinsip pokok demokrasi pancasila adalah sebagai berikut..

1. Perlindungan hak asasi manusia

2. Pengambilan keputusan berdasar musyawarah

3. Badan peradilan merdeka yang berarti tidak terpangaruhi akan kekuasaan pemerintah dan kekuasaan lain. Misalnya Presiden, BPK, DPR atau yang lainnya.

4. Terdapat partai politik dan juga organisasi sosial politik yang berfungsi untuk menyalurkan aspirasi rakyat.

5. Sebagai pelaksanan dalam pemilihan umum

6. Kedaulatan ada ditangan rakyat dan dilaksanakan menurut UUD (Pasal 1 Ayat 2 UUD 1945)

7. Keseimbangan antara hak dan kewajiban

8. Pelaksanaan kebebasan yang bertanggun jawab secara moral kepada Tuhan YME diri sendiri, masyarakat, dan negara ataupun orang lain.

9. Menjunjung tinggi tujuan dan juga cita-cita nasional

10. Pemerintah menurut hukum, dijelaskan dalam UUD 1945 yang berbunyi:

 Indonesia adalah negara berdasarkan hukum (rechtstaat dan tidak

berdasarkan kekuasaan belaka (machtstaat)

 Pemerintah berdasar dari sistem konstitusi (hukum dasar) tidak bersifat

absolutisme (kekuasaan tidak terbatas)

 Kekuasaan yang tertinggi ada ditangan rakyat.

Asas Demokrasi Pancasila

Asas Demokrasi Pancasila - Dalam sistem demokrasi Pancasila, terdapat dua

asas antara lain sebagai berikut...

Asas Kerakyatan: Pengertian asas kerakyatan adalah asas kesadaran

untuk cinta kepada rakyat, manunggal dengan nasip dan cita-cita rakyat, serta memiliki jiwa kerakyatan atau menghayati keasadaran senasib dan secita-cita dengan rakyat.

Asas Musyawarah: Pengertian asas msyawarah adalah asas yang

memperhatikan aspirasi dan kehendak seluruh rakyat yang jumlahnya banyak dan melalui forum permusyawaratan untuk menyatukan pendapat serta mencapai kesepatakan bersama atas kasih sayang, pengobaranan untuk kebahagian bersama.

(18)

Pengertian Demokrasi, Macam-Macam, Ciri-Ciri, Defnisi Para Ahli,

Prinsip & Nilai

Pengertian Norma, Ciri-Ciri, Macam-Macam & Contoh-Contohnya Pengertian Negara, Sifat Negara, Fungsi Negara & Unsur-Unsur Negara Pengertian, Ciri-Ciri, Unsur, & Macam-Macam Hukum Pengertian Ideologi: Apa itu Ideologi yang Sebenarnya ?.. Pengertian Konstitusi Menurut Para Ahli Pancasila : Pengertian Ideologi Pancasila

Demikianlah informasi mengenai Pengertian Demokrasi Pancasila, Ciri,

Prinsip, Fungsi & Defnisi Para Ahli. Semoga teman-teman dapat menerima

dan bermanfaat bagi kita semua baik itu pengertian demokrasi Pancasila, ciri-ciri demokrasi Pancasila, prinsip-prinsip demokrasi Pancasila, fungsi demokrasi Pancasila, dan pengertian demokrasi pancasila menurut pendapat para ahli. Sekian dan terima kasih. Salam Berbagi Teman-Teman.

Referensi: Pengertian Demokrasi Pancasila, Ciri, Prinsip, Fungsi & Defnisi Para Ahli

 C. S. T. Kansil, 1986. Hukum Tata Pemerintahan Indonesia. Penerbit Ghalia

Indonesia : Jakarta.

 Abdulkarim A. 2007. Pendidikan Kewarganegaraan untuk Kelas XII SMA.

Cet.1. Bandung: Grafndo Media Pratama.Hlm25-27

 Indrayana, Denny (2007). "Indonesia dibawah Soeharto: Order Otoliter Baru". Amandemen UUD 1945: antara mitos dan pembongkaran. Mizan Pustaka. hlm. 141

(19)

Demokrasi Pancasila

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas

Belum Diperiksa

Demokrasi Pancasila adalah demokrasi yang mengutamakan musyawarah mufakat tanpa

oposisi[1] dalam doktrin Manipol USDEK disebut pula sebagai demokrasi terpimpin

merupakan demokrasi yang berada dibawah komando Pemimpin Besar Revolusi kemudian dalam doktrin repelita yang berada dibawah pimpinan komando Bapak Pembangunan arah rencana pembangunan daripada suara terbanyak dalam setiap usaha pemecahan masalah atau pengambilan keputusan, terutama dalam lembaga-lembaga negara.[2]

Prinsip dalam demokrasi Pancasila sedikit berbeda dengan prinsip demokrasi secara universal[3]. Ciri demokrasi Pancasila[3]:

 pemerintah dijalankan berdasarkan konstitusi  adanya pemilu secara berkesinambungan  adanya peran-peran kelompok kepentingan

 adanya penghargaan atas HAM serta perlindungan hak minoritas.

 demokrasi Pancasila merupakan kompetisi berbagai ide dan cara untuk

menyelesaikan masalah.

 ide-ide yang paling baik akan diterima, bukan berdasarkan suara

terbanyak.

Demokrasi Pancasila merupakan demokrasi konstitusional dengan mekanisme kedaulatan rakyat dalam penyelenggaraan negara dan penyelengaraan pemerintahan berdasarkan konstitusi yaitu Undang-undang Dasar 1945[4]. Sebagai demokrasi pancasila terikat dengan UUD 1945 dan pelaksanaannya harus sesuai dengan UUD 1945.[4]

Daftar isi

(20)

 2 Tujuh Sendi Pokok

o 2.1 Indonesia ialah negara yang berdasarkan hukum o 2.2 Indonesia menganut sistem konstitusional

o 2.3 Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR) sebagai pemegang kekuasaan tertinggi negara

o 2.4 Presiden adalah penyelenggaraan pemerintahan tertinggi di bawah MPR

Prinsip pokok demokrasi Pancasila adalah sebagai berikut[3]:

1. Perlindungan terhadap hak asasi manusia

2. Pengambilan keputusan atas dasar musyawarah

3. Peradilan yang merdeka berarti badan peradilan (kehakiman) merupakan badan yang merdeka, artinya terlepas dari pengaruh kekuasaan

pemerintah dan kekuasaan lain contoh Presiden, BPK, DPR atau lainnya 4. adanya partai politik dan organisasi sosial politik karena berfungsi untuk

menyalurkan aspirasi rakyat 5. Pelaksanaan Pemilihan Umum

6. Kedaulatan adalah ditangan rakyat dan dilaksanakan menurut Undang-Undang Dasar (pasal 1 ayat 2 UUD 1945)

7. Keseimbangan antara hak dan kewajiban

8. Pelaksanaan kebebasan yang bertanggung jawab secara moral kepada Tuhan YME, diri sendiri, masyarakat, dan negara ataupun orang lain 9. Menjunjung tinggi tujuan dan cita-cita nasional

10.Pemerintahan berdasarkan hukum, dalam penjelasan UUD 1945 dikatakan[3]:

 Indonesia ialah negara berdasarkan hukum (rechtstaat) dan tidak

berdasarkan kekuasaan belaka (machtstaat)

 pemerintah berdasar atas sistem konstitusi (hukum dasar) tidak

bersifat absolutisme (kekuasaan tidak terbatas)

 kekuasaan yang tertinggi berada di tangan rakyat.

Tujuh Sendi Pokok

Dalam sistem pemerintahan demokrasi pancasila terdapat tujuh sendi pokok yang menjadi landasan, yaitu[5]:

(21)

Seluruh tindakan apapun harus dilandasi oleh hukum. Persamaan kedudukan dalam hukum bagi semua warga negara harus tercermin di dalamnya.

Indonesia menganut sistem

konstitusional

Pemerintah berdasarkan sistem konstitusional (hukum dasar) dan tidak bersifat absolutisme (kekuasaan yang mutlak tidak terbatas). Sistem konstitusional ini lebih menegaskan bahwa pemerintah dalam melaksanakan tugasnya dikendalikan atau dibatasi oleh ketentuan

konstitusi.

Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR) sebagai pemegang kekuasaan

tertinggi negara

Seperti telah disebutkan dalam pasal 1 ayat 2 UUD 1945 pada halaman terdahulu, bahwa (kekuasaan negara tertinggi) ada di tangan rakyat dan dilakukan sepenuhnya oleh MPR. Dengan demikian, MPR adalah lembaga negara tertinggi sebagai penjelmaan seluruh rakyat Indonesia. Sebagai pemegang kekuasaan negara yang tertinggi MPR mempunyai tugas pokok, yaitu[5]:

Menetapkan UUD;

Menetapkan GBHN; dan

Memilih dan mengangkat presiden dan wakil presiden

Wewenang MPR, yaitu[5]:

 Membuat putusan-putusan yang tidak dapat dibatalkan oleh lembaga negara lain, seperti penetapan GBHN yang pelaksanaannya ditugaskan kepada Presiden

 Meminta pertanggungjawaban presiden/mandataris mengenai

pelaksanaan GBHN

 Melaksanakan pemilihan dan selanjutnya mengangkat Presiden dan Wakil

Presiden

 Mencabut mandat dan memberhentikan presiden dalam masa jabatannya

apabila presiden/mandataris sungguh-sungguh melanggar haluan negara dan UUD;

 Mengubah undang-undang.

Presiden adalah penyelenggaraan pemerintahan tertinggi di bawah MPR

Di bawah MPR, presiden ialah penyelenggara pemerintah negara tertinggi. Presiden selain diangkat oleh majelis juga harus tunduk dan bertanggung jawab kepada majelis. Presiden adalah Mandataris MPR yang wajib menjalankan putusan-putusan MPR.

Pengawasan Dewan Perwakilan Rakyat

(22)

presiden harus mendapat persetujuan dari DPR. Hak DPR di bidang legislatif ialah hak inisiatif, hak amandemen, dan hak budget.

Hak DPR di bidang pengawasan meliputi[5]:

 Hak tanya/bertanya kepada pemerintah

 Hak interpelasi, yaitu meminta penjelasan atau keterangan kepada

pemerintah

 Hak Mosi (percaya/tidak percaya) kepada pemerintah  Hak Angket , yaitu hak untuk menyelidiki sesuatu hal

 Hak Petisi, yaitu hak mengajukan usul/saran kepada pemerintah.

Menteri negara adalah pembantu presiden dan tidak bertanggung jawab

kepada DPR

Presiden memiliki wewenang untuk mengangkat dan memberhentikan menteri negara. Menteri ini tidak bertanggung jawab kepada DPR, tetapi kepada presiden. Berdasarkan hal tersebut, berarti sistem kabinet kita adalah kabinet kepresidenan/presidensiil.

Kedudukan Menteri Negara bertanggung jawab kepada presiden, tetapi mereka bukan pegawai tinggi biasa, menteri ini menjalankan kekuasaan pemerintah dalam prakteknya berada di bawah koordinasi presiden.

Kekuasaan Kepala Negara tidak tak terbatas

Kepala Negara tidak bertanggung jawab kepada DPR, tetapi ia bukan diktator, artinya kekuasaan tidak tak terbatas. Ia harus memperhatikan sungguh-sungguh suara DPR.

Kedudukan DPR kuat karena tidak dapat dibubarkan oleh presiden dan semua anggota DPR merangkap menjadi anggota MPR. DPR sejajar dengan presiden[5].

Fungsi Demokrasi Pancasila

Adapun fungsi demokrasi Pancasila adalah sebagai berikut[6]:

 Menjamin adanya keikutsertaan rakyat dalam kehidupan bernegara,

misalkan:

1. Ikut menyukseskan Pemilu

2. Ikut menyukseskan pembangunan

3. Ikut duduk dalam badan perwakilan/permusyawaratan.

 Menjamin tetap tegaknya negara RI

 Menjamin tetap tegaknya negara kesatuan RI yang mempergunakan

sistem konstitusional

 Menjamin tetap tegaknya hukum yang bersumber pada Pancasila  Menjamin adanya hubungan yang selaras, serasi dan seimbang antara

lembaga negara

(23)

Demokrasi Deliberatif

Dalam pembukaan UUD 1945 alinea ke-4 dan sila ke-4 Pancasila, dirumuskan bahwa “Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan/ perwakilan”[7]. Dengan demikian berarti demokrasi Pancasila merupakan demokrasi deliberatif[7].

Dalam demokrasi deliberatif terdapat tiga prinsip utama[7]:

1. prinsip deliberasi, artinya sebelum mengambil keputusan perlu melakukan pertimbangan yang mendalam dengan semua pihak yang terkait.

2. prinsip reasonableness, artinya dalam melakukan pertimbangan bersama hendaknya ada kesediaan untuk memahami pihak lain, dan argumentasi yang dilontarkan dapat dipertanggungjawabkan secara rasional.

3. prinsip kebebasan dan kesetaraan kedudukan, artinya semua pihak yang terkait memiliki peluang yang sama dan memiliki kebebasan dalam menyampaikan pikiran, pertimbangan, dan gagasannya secara terbuka serta kesediaan untuk mendengarkan.

Demokrasi yang deliberatif diperlukan untuk menyatukan berbagai kepentingan yang timbul dalam masyarakatIndonesia yang heterogen[7]. Jadi setiap kebijakan publik hendaknya lahir dari musyawarah bukan dipaksakan[7]. Deliberasi dilakukan untuk mencapai resolusi atas terjadinya konflik kepentingan[7]. Maka diperlukan suatu proses yang fair demi memperoleh dukungan mayoritas atas sebuah kebijakan publik demi suatu ketertiban sosial dan stabilitas nasional[7].

Demokrasi Pancasila dalam Beberapa Bidang

Bidang ekonomi

Demokrasi Pancasila menuntut rakyat menjadi subjek dalam pembangunan ekonomi.[7]

Pemerintah memberikan peluang bagi terwujudnya hak-hak ekonomi rakyat dengan

menjamin tegaknya prinsip keadilan sosial sehingga segala bentuk hegemoni kekayaan alam atau sumber-sumber ekonomi harus ditolak agar semua rakyat memiliki kesempatan yang sama dalam penggunaan kekayaan negara.[7] dalam implikasi pernah diwujudkan dalam

Program ekonomi banteng tahun 1950, Sumitro plan tahun 1951, Rencana lima tahun pertama tahun 1955 s.d. tahun 1960, Rencana delapan tahun dan terakhir dalam Repelita

kesemuanya malah menyuburkan korupsi dan merusaknya sarana produksi.[7] Hal ini ditujukan untuk mencapai masyarakat yang adil dan makmur sesuai dengan pasal 33 UUD 1945 dan sila ke-5 Pancasila.[7] Maka secara kongkrit, rakyat berperan melalui wakil-wakil rakyat di parlemen dalam menentukan kebijakan ekonomi.[7]

Bidang kebudayaan nasional

(24)

Referensi

1. ^ Indrayana, Denny (2007). "Indonesia dibawah Soeharto: Order Otoliter Baru". Amandemen UUD 1945: antara mitos dan pembongkaran. Mizan Pustaka. p. 141. ISBN 9794334421.

2. ^ Abdulkarim A. 2007. Pendidikan Kewarganegaraan 1. untuk Kelas XII SMA. Cet.1. Bandung: Grafndo Media

Pratama.Hlm25-27.

2. ^ab cd Meyer T. 2002. Cara Mudah Memahami DemokrasiDiakses

pada 14 Apr 2010.

3. ^ab FPDI. 1998. Tap MPR RIDiakses pada 15 Apr 2010.

4. ^ab cde Sharma, P. 2004. Sistem Demokrasi Yang Hakiki. Jakarta : Yayasan Menara Ilmu.Hlm 4-5.

5. ^ Israil, Idris. 2005. Pendidikan Pembelajaran dan Penyebaran Kewarganegaraan. Malang : Fakultas Peternakan Universitas

Brawijaya.Hlm 27.

6. ^ab cde fg hijklm n Ujan AA,et.al. 2008. Pancasila Sebagai Etika Sosial Politik Bangsa Indonesia. Jakarta: MPK Universitas Atma Jaya Jakarta.Hlm 4-7.

Kategori:

 Demokrasi

Menu navigasi

 Buat akun baru  Masuk log

 Halaman

 Pembicaraan

 Baca  Sunting

Referensi

Dokumen terkait

Pada penelitian prospektif c ross sectional yang dilakukan selama 4 bulan diperoleh 5 pasien kanker serviks sel skuamosa stadium IIB-IIIB sebelum dan sesudah

Mereka hanya tertarik dengan produk-produk yang ditayangkan di televisi seperti iklan sirup dan jus instan yang hanya sekedar enak dalam rasa tetapi belum tentu

Pemangkasan untuk membentuk batang pokok dilakukan pada batang

Akhirnya, dimungkinkan timbulnya status hukum anak sebagai akibat dari hubungan antar-individu tersebut menjadi tidak jelas dan meragukan, seperti anak lahir di luar

Pilihlah salah satu kemungkinan jawaban yang mempunyai arti yang berlawanan dengan kata yang dicetak dengan huruf kapital dengan cara menghitamkan bulatan yang sesuai dengan

Berdasarkan kutipan hasil wawancara di atas menggambarkan bahwa banyak terdapat nyamuk di lokasi penelitian (Kabupaten Intan Jaya) namun perkembangan malaria oleh nyamuk

kasus, di sektor perkebunan konflik pertanahan dalam banyak dipicu oleh.. proses pengalihan dan penerbitan HGU (Hak Guna

Membangun brand awareness berarti meyakinkan konsumen akan sebuah brand dari kategorinya dimana terdapat kompetisi dan menciptakan identitas terhadap suatu produk dibawah brand