• Tidak ada hasil yang ditemukan

Sikap Etika dan Moral dalam Menggunakan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Sikap Etika dan Moral dalam Menggunakan"

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

Sikap (Etika dan Moral) dalam Menggunakan Teknologi Informasi dan Komunikasi

1. Hak cipta Perangkat Lunak

Kata etika berasal dari bahasa yunani, ethos atau ta etha yang berarti tempat tinggal, padang rumput, kebiasaan, atau adat istiadat. Menurut Aristoteles, etika digunakan untuk menunjukan filsafat moral yang menjelaskan fakta moral tentang nilai dan norma moral, perintah, tindakan kebajikan, dan suarah hati (E.Y. Kanter2001:2). Kata moral berasal dari bahasa latin, mos atau mores yang berarti adat istiadat, kebiasaan, kelakuan, tabiat, watak, ahlak dan cara hidup. Dengan demikian, etika adalah ilmu tentang ajaran-ajaran moral, dengan pemikiranrasional kritis, dan sistematis. Etika menuntun seseorag untuk memahami dasar-dasar ajaran moral. Sedangkan, moral lebih mengacuh pada baik-buruknya tingkah laku manusia yang dapat menuntunya pada carah ia hidup mengenai apa yang boleh dan apa yang tidak boleh dilakukannya.

Etika dan Moral perlu mendapat perhatian yang utama dalam penggunaan teknologi informasi dan komunikasi. Fungsi etika dan moral tersebut perlu diterapkan, terutama terhadap perangkat lunak atau software computer. Teknologi dan komunikasi (Information and communication tecnology) berorientasi pada perangkatnya, yaitu computer sebagai hardwarenya serta

perkembangan softwarenya sebagai perangkat lunak. Perangkat lunak merupakan bagian dari kekayaan yang berasal dari pemikiran dan budidaya manusia. Didalam teknologi informasi, perangkat lunak atau program komputer ini lebih dihargai dari produk lainnya.

Jika berbicara perangkat lunak, maka ada kaitannya dengan masalah hakikat dan kekuatan hokum kepemilikan. Dalam menciptaka suatu kepemilikan, suatu hasil karya yang baru, perlu adanya pendefinisian sifat dan hakikat kepemilikannya. Kekayaan Intelektual (Intelectual property) yang merupakan hasil pemikira dan budidaya manusia ini, perlu mendapat

perlindungan hokum dari pembajakan maupun tindakan illegal lainnya. Yang termasuk dalm Hak Kekayaan Intelektual (HaKI) adalah:

1. Hak Cipta (Copyraight) 2. Merk Dagang (Trademarks) 3. Paten (Patent)

4. Desain Produk Industri (Industrial designs) 5. Indikasi Geografi (Geographical Indication)

(2)

ongkos dan tidak diketahui secara pasti oleh penciptanya? Untuk itulah, perlunya pengaturan tentang Hak Cipta Perangkat Lunak (software).

Hak Cipta Perangkat Lunak mempunyai dua unsure, yaitu hak cipta dan prangkat lunak (program computer). Menurut UU yang mengaturnya, hak cipta adalah hak eksklusif bagi pencipta atau penerima hak untuk mengumumkan atau memperbanyak hasil ciptaanya atau memberikan izin untuk itu dengan tidak mengurangi pembatasan-pembatasan menurut peraturan perundang-undangan yang berlaku. Program komputer merupakan sekumpulan intruksi yang diwujudkan dalam bentuk bahasa, kode, skema, ataupun bentuk lain, yang apabila digabungkan dengan media yang dapat dibaca dengan komputer, akan mampu membuat komputer bekerja dalam melakukan fungsi-fungsi khusus atau mencapai hasil khusus, termasuk persiapan dalam merancang intruksi-intruksi tersebut. Pada pokoknya, tujuan hak cipta ini adalah untuk melindungi kreasi , pembuat film dan perangkat lunak (software).

Di Indonesia, sekitar 90% penggunaan perangkat lunak didominasi oleh produk dari Mocrosoft Corp. yaitu Windows sebagai sistem operasi dan software aplikasinya . Dengan belakunya Undang-Undang Hak Kekayaan Intelektual (HaKI) maka penggunaan software dari Microsoft baik untuk system operasinya maupun aplikasinya harus dengan software original (asli) atau dengan cara membeli nomor lisensi agar pengguna tidak terjerat pelanggaran UU Hak Cipta. Selain Microsoft, ada beberapa software yang bersifat open source, yaitu software yang dapat dimiliki dengan harga murah dan Anda diperkenankan untuk mengkopinya selama digunakan dalam proses belajar atau pendidikan serta dapat dimodifikasi selama tidak menghilangkan identitas penciptanya. Yang termasuk software open source, adalah Linux dan Open Office yang dapat didownload melalui internet. Dengan software Open Source ini diharapkan sebagai

alternative para pengguna komputer untuk menghindari diri dari jeratan hokum UU Hak Cipta. Dengan harapan yang berkelanjutan software open source dapat digunakan sebagai media pembelajaran dalam dunia pendidikan teknologi informasi dan komunikasi.

1. Penghargaan Terhada Kreatifitas Orang Lain

Sebagaimana telah diuraikan di atas, tujuan hak cipta adalah untuk melindungi kreasi penulis, seniman, pengarang, dan pemain music, pengarang sandiwara, serta pembuat film dan perangkat lunak (software). Kreasi adalah hasil dari ide atau gagasan seseorang, yang mempunyai nilai, baik dalm bentuk konkrit maupun abstrak.

Kita perlu menghargai hasil karya kreatif orang lain. Menghargai karya orang lain menunjukkan bahwa etika dan moral seseorang itu baik, terutama dalam menghargai karya dalam perangkat lunak teknologi informasi. Perlindungan terhadap karya yang sesuai UU Hak Cipta, memiliki arti bahwa pemerinta dan masyarakat tela menunjukkan itikad baik, yaitu menghargai kreasi orang yang membuat software (prangkat lunak). Peghargaan atas kreasi atau karya orang lain tersebut dapat dilakukan dengan cara:

(3)

2. Tidak melakukan duplikasi , membajak, ataupun menyalin tanpa seizing perusahaan/pemilik

3. Tidak menggunakan untuk tindak criminal (kejahatan).

4. Tidak memodifikasi (mengubah), mengurangi, atau menambah hasil karya tanpa seizing perusahaan/pemilik.

1. Usaha Menghindari Illegal Copy

Dala kehidupan masyarakat , ada sesuatu hal yang dilakukan sesuai dengan ketentuan dan ada pula yang dilakukan dengan suatu pelanggaran. Tindakan tersebut dinamakan tindakan legal dan tindakan illegal. Tindakan legal adalah tindakan yang sesuai dengan ketentuan atau peraturan-peraturan formal dalam suatu Negara. Sedangkan tindakan illegal adalah tindakan yang dilakukan dengan mengabaikan atau melanggar ketentuan peraturan-peraturan formal dalam suatu Negara.

Software dan Property Digital merupakan sala satu sasaran dari tindakan illegal. Kebiasaan seprti meng-copy secara illegal sering di lalukan oleh para pengguna software baik perorangan,

perusahaan, atau instansi tertentu. Kebanyakan orang masih lebih senang meng-copy software karena biayanya lebih murah daripada harus membeli software aslinya. Pada tahun 2003

kegiatan illegal copy atau membajak ini, akhirnya menempatkan Indonesia pada urutan keempat sebagai Negara dengan tingkat pembajakan tinggi setelah Vietnam, china, dan Ukraina.

Kehadiran perangkat teknologi, seperti CD Read Write (CD RW), yang bertujuan untuk memberikan kemudahan dalam pengamanan data yang akan disimpan dalam CD, justru disalahgunakan sebagai media yang telah memberi kesempatan dan kemudahan untuk

melakukan tindakan meng-copy secara illegal ataupun membajak software-software. Tindakan meng-copy secara illegal tersebut harus dihindari karena hal ini sala satu pelanggaran yang terdapat dalam UU Hak Cipta.

1. Upaya Menghindari Pengubahan atau Pemodifikasian suatu Program

(4)

program tersebut talah terdaftar pada hak cipta, yang berakibat kepada penjeratan UU Hak Cipta. Untuk itu, kegiatan menambah pengetahuan atau belajar pemrograman yang bukan untuk

komersial, pengkopiannya dapat dilakukan dengan izin dari pembuat/pemilik program tersebut.

1. Undang-Undang (UU) Hak Cipta

Untuk melindung Hak Kekayaan Intelektual (HaKI), pemerintah Indonesia telah mengeluarkan Undang-Undang Hak Cipta. Undang-Undang Hak cipta yang berlaku adalah Undang-Undang Hak Cipta Nomor 19 tahun 2002 yang disahkan tanggal 29 juli 2003. Peraturan Hak Cipta di Indonesia sebelum UU Hak Cipta Nomor 19 tahun 2002 berlaku adalah sebagai berikut.

. UU Nomor 6 Tahun 1982 tentang Hak Cipta (Lembaran Negara RI Tahun 1982 Nomor 15)

. UU Nomor 7 Tahun 1987 tentang perubahan atas UU Nomor 6 Tahun 1982 tentang Hak Cipta (Lembaran Negara RI Tahun 1987 Nomor 42)

. UU Nomor 12 Tahun 1997 tentang perubahan atas UU Nomor 6 Tahun 1982 sebagaimana telah diubah dengan UU Nomor 7 Tahun 1987 (Lembaran Negara RI Tahun 1997 Nomor 29)

Dengan berlakunya UU Hak Cipta Nomor 19 Tahun 2002 diharapkan seluruh masyarakat Indonesia dapat berkreasi atau berkarya dengan nyaman tanpa takut peng-copy-an, pembajakan, ataupun pemodifikasian hasil karyanya oleh pihak lain.

1. Masa Berlakunya Hak Cipta

(5)

UU Hak Cipta menyatakan bahwa untuk hak cipta yang masa berlakunya belum habis , tetapi pemilik hak cipta tersebut telah meninggal dunia, maka hak cipta tersebut dapat diwariskan kepada ahli warisnya sampai masa berlakunya habis.

1. Ketentuan Pidana Pelanggaran Hak Cipta

Pelanggaran terhadap hak cipta dapat diancam oleh Pasal 72 UU Hak Cipta Nomor 19 Tahun 2002 sebagai beriku

UNDANG-UNDANGTENTANG HAK CIPTA BAB XIII

KETENTUAN PIDANA Pasal 72

1. Barang siapa dengan sengaja dan tanpa hak melakukan perbuatan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 ayat (1) atau Pasal 49 ayat (1) dan ayat (2) dipidana dengan pidana penjara masing-masing paling singkat 1 (satu) budan dan/atau denda paling sedikit

Rp1.000.000,00 (satu juta rupiah), atau pidana penjara paling lama 7 (tuju) tahun dan/atau denda paling banyak Rp5.00.000.000,00 (lima miliar).

1. Barang siapa dengan sengaja menyiarkan, mengedarkan, atau menjual kepada umum suatu ciptaan atau barang hasil pelanggaran hak cipta atau hak terkait sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dipidana dengan pidana penjara paling lama 5 (lima) tahun dan/atau denda paling banyak Rp500.000.000,00 (lima ratus juta rupiah).

1. Barangsiapa dengan sengaja dan tanpa hak memperbanyak penggunaan untuk

(6)

1. Barangsiapa dengan sengaja melanggar Pasal 17 dipidana dengan pidana penjara paling lama 5 (lima) tahun dan/atau denda paling banyak Rp1.000.000.000,00 (satu miliar rupiah).

1. Barangsiapa dengan sengaja melanggar Pasal 19, Pasal 20, atau Pasal 49 ayat (3)

dipidana dengan pidana penjara paling lama 2 (dua) tahun dan/atau denda paling banyak Rp150.000.000,00 (seratus lima pulu juta rupiah).

1. Barangsiapa dengan sengaja dan tanpa hak melanggar Pasal 24 atau Pasal 55 dipidana dengan pidana penjara paling lama 2 (dua) tahun dan/atau denda paling banyak Rp150.000.000,00 (seratus lima pulu juta rupiah).

1. Barangsiapa dengan sengaja dan tanpa hak melanggar Pasal 25 dipidana dengan pidana penjara paling lama 2 (dua) tahun dan/atau denda paling banyak Rp150.000.000,00 (seratus lima pulu juta rupiah).

1. Barangsiapa dengan sengaja dan tanpa hak melanggar Pasal 27 dipidana dengan pidana penjara paling lama 2 (dua) tahun dan/atau denda paling banyak Rp150.000.000,00 (seratus lima pulu juta rupiah).

(7)

1. Fungsi Hak Cipta

Hak Cipta mempunyai fungsi tertentu bagi pemiliknya. Menurut Pasal 2 Undang-Undang Hak Cipta, fungsi hak cipta dapat dinyatakan sebagai berikut.

1. Hak Cipta merupakan hak eksklusif bagi pencipta atau pengarang hak cipta untuk mengumumkan atau memperbanyak ciptaannya yang timbul secara otomatis setela satu ciptaan dilahirkan tanp mengurangi pembatasan menurut peraturan prundang-undangan yang berlaku.

(8)

Referensi

Dokumen terkait

Praktik Pengalaman Lapangan adalah kegiatan kurikuler yang wajib dilakukan oleh mahasiswa praktikan, sebagai sarana pelatihan dalam menerapkan berbagai teori yang telah

[r]

[r]

Demikian Pengumuman Penyedia Pengadaan Langsung Pengadaan Jasa Lainnya ini untuk diketahui dan atas perhatiannya disampaikan terima kasih. Pejabat Pengadaan Pada

Menyatakan dengan sesungguhnya bahwa karya ilmiah yang berjudul: “ Implementasi Pendekatan Keterampilan Proses Melalui Pemanfatan Lembar Kerja Siswa untuk

Makalah disampaikan dalam workshop pendampingan dosen pada kegiatan KIR di sekolah pada tanggal 28 Juli 009 di Akprind Yogyakarta.. KEGI ATAN KI R SEBAGAI USAHA PENI NGKATAN

Dari hasil penelitian rumah makan BOLOO2 dapat memberikan kepuasan kepada konsumen, serta variabel kualitas tertinggi terdapat pada dimensi kehandalan (reliability) yaitu

 Merupakan kemampuan untuk memilih tujuan yang tepat atau peralatan yang tepat untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan.  Derajat atau tingkat pencapaian hasil