• Tidak ada hasil yang ditemukan

DESAIN DAN INTEGRASI SISTEM INFORMASI KE

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "DESAIN DAN INTEGRASI SISTEM INFORMASI KE"

Copied!
16
0
0

Teks penuh

(1)

DESAIN DAN INTEGRASI SISTEM INFORMASI KEPERAWATAN

MAKALAH

Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah SISTEM INFORMASI KEPERAWATAN

Yang dibina oleh Bapak Sasmiyanto, S.Kep.Ners., M.Kes

Oleh kelompok 1/ 3A :

Pandu Setyo D. (1611011001) Eva Meiroikhatul J. (1611011002) Firda Devi C. (1611011003) Riska Handayani (1611011004) Bintari Puspa A. (1611011005)

Musrifatul Hasanah (1611011006) Maulana Imanullah (1611011007) Faik Nuris S. (1611011008) Balqis Rahmania S. (1611011009) Eka Putri Ramadhani (1611011010)

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH JEMBER FAKULTAS ILMU KESEHATAN

(2)

KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang, kami panjatkan puja dan puji syukur atas kehadiratNya, yang telah melimpahkan rahmat , hidayah, dan inayahNya kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah tentang “Desain Dan Integrasi Sistem Informasi Keperawatan”. Kemudian dengan selesainya makalah ini, kami menghaturkan terimakasih kepada Dosen Sistem Informasi Keperawatan yakni bapak Sasmiyanto, S.Kep.Ners., M.Kes yang telah membimbing kami dalam menyusun makalah ini. Kami juga berterima kasih kepada teman-teman yang memberi kontribusi baik langsung maupun tidak langsung dalam pembuatan makalah ini.

Penyusun berharap semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan pengalaman bagi para pembaca dan dapat bermanfaat bagi pembaca. Karena keterbatasan pengetahuan maupun pengalaman kami, kami yakin masih banyak kekurangan dalam makalah ini, oleh karena itu kami sangat mengharapkan saran dan kritik yang membangun dari pembaca demi kesempurnaan makalah ini.

.

Penyusun

(3)

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ...i

KATA PENGANTAR ...ii

DAFTAR ISI ...iii

BAB 1 PENDAHULUAN ...1

1.1 Latar belakang ...1

1.2 Kompetensi Yang Diharapkan Dalam Desain dan Integrasi Sistem Informasi Keperawatan ... ...2

1.3 Bahan Kajian ...2

BAB II PEMBAHASAN ...3

2.1 Pengertian Sistem Integrasi...3

2.2 Konsep dan Sistem Integrasi...3

2.3 Metode Membangun Sistem Integrasi...7

2.4 Komponen-Komponen Sistem ...8

BAB III PENUTUP ...12

3.1 Kesimpulan ...12

(4)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Dalam era globalisasi sekarang ini, perawat dituntut untuk meningkatkan kinerja dan daya saing sebagai tenaga kerja dengan tidak mengurangi misi sosial yang dibawanya. Perawat harus merumuskan kebijakan-kebijakan strategis antara lain efisiensi serta harus mampu secara cepat dan tepat mengambil keputusan untuk peningkatan pelayanan kepada masyarakat agar dapat menjadi tenaga kerja yang responsif, inovatif, efektif, efisien dan menguntungkan.

Sistem terintegrasi merupakan sistem informasi yang melibatkan berbagai unit fungsional di dalam perusahaan maupun hubungan perusahaan dengan pihak luar seperti pelanggan dan pemasok. Namun masih banyak yang belum tau tentang bagaimana sistem intergasi itu berjalan dan dan pembuatan sistem terintegrasitersebut.

Perkembangan ilmu pengetahuan melalaui tranformasi teknologi sudah dapat dirasakan manfaatnya khususnya dalam bidang kesehatan. Mahalnya biaya kesehatan mendorong pasien untuk mendapatkan pelayanan kesehatan melalui telemonitoring. Keberhasilan penerapan teknologi informasi ditentukan oleh perngkat keras dan perngkat lunak, namun yang terpenting adalah persiapan pengguna teknologi tersebut.

(5)

mentransformasi pasien post-acute care untuk dirawat dirumah melalui telemedicine dan remote patient monitoring (RPM). Faktor penerntu penerimaan dan integrasi sistem informasi telemonitoring pada pasien home health care adalah adanya pelibatan para pengguna, dukungan pihak manajemen, kompleksitas dan resiko. Selain itu bagi klien adalah adanya persepsi kemudahan penggunaan sehingga menjadi sikap untuk penggunaan yang sesungguhnya.

B. Kompetensi Yang Diharapkan Dalam Desain dan Integrasi Sistem Informasi Keperawatan

1. Memahami tentang sistem integrasi 2. Memahami konsep sistem integrasi

3. Memahami metode membangun sistem integrasi 4. Memahami komponen-komponen sistem integrasi

C. Bahan Kajian

Kajian umum Desain dan Integrasi Sistem Informasi Keperawatan meliputi: 1. Pengertian sistem integrasi

2. Manfaat sistem integrasi

(6)

BAB II PEMBAHASAN

A. Pengertian Sistem Integrasi

Integrasi berasal dari bahasa Latin dan bahasa Inggris, dalam bahasa latin integrasi berasal dari kata Integer, Integra, Integrum yang memiliki arti utuh, seluruhnya. Sedangkan dalam bahasa Inggris berasal dari kata Integration, yang memiliki arti kesempurnaan atau keseluruhan. Sehingga dapat didefinisikan integrasi merupakan penyatuan unsur-unsur dari sesuatu yang berbeda atau beraneka ragam sehingga menjadi satu kesatuan dan pengendalian terhadap konflik atau penyimpangan dari penyatuan unsur tersebut. Proses integrasi akan terjadi jika perubahan itu membawa unsur-unsur yang cocok dengan penambahan unsur-unsur-unsur-unsur baru di dalam proses perubahan itu menyatu di dalam kerangka kepentingan struktur yang ada. Pada proses integrasi juga akan ada proses saling menarik, saling tergantung, dan saling menyesuaikan (adaptasi).

Sistem terintegrasi (integrated system) merupakan sebuah rangkaian proses untuk menghubungkan beberapa sistem-sistem komputerisasi dan software aplikasi baik secara fisik maupun secara fungsional. Sistem terintegrasi akan menggabungkan komponen sub-sub sistem ke dalam satu sistem dan menjamin fungsi-fungsi dari sub sistem tersebut sebagai satu kesatuan sistem.

B. Konsep Dari Sistem Integrasi

Konsep integrasi sistem adalah suatu konsep sistem yang dapat saling berhubungan satu dengan yang lain dengan berbagai cara yang sesuai dengan keperluan. Hal ini sangat bermanfaat bila suatu data dalam file suatu sistem diperlukan juga oleh sistem yang lainnya atau output sustu sistem menjadi input sistem lainnya.

(7)

Integrasi juga memungkinkan penambahan suatu fitur dari aplikasi yang sudah ada, tanpa harus merombak total struktur aplikasi yang lama. Hal ini akan lebih hemat dari sisi cost dan lebih cepat dari sisi development dibandingkan harus membuat suatu aplikasi utuh yang baru.

Peningkatan kemampuan dalam berkompetisi adalah salah satu manfaat dari sistem Integrasi. Manfaat-manfaat lain yang dapat dirasakan adalah layanan yang konsisten, penurunan biaya transaksi, dan kemudahan teknologi informasi dalam beradaptasi terhadap perubahan bisnis.

Dalam sistem terdapat input (masukan), proses, output (hasil/keluaran), dan umpan balik. Pendekatan sistem merupakan satu cara yang memandang keperawatan secara menyeluruh dan sistematik, tidak parsial atau fragmentis. Keperawatan sebagai suatu sistem merupakan satu kesatuan yang utuh dengan bagian-bagiannya yang berinteraksi satu sama lain. Keperawatan dapat diartikan sebagai keseluruhan karya insani yang terbentuk dari bagian-bagian yang mempunyai hubungan fungsional dalam usaha mencapai tujuan akhir.

Keperawatan dapat digambarkan sebagai kesatuan subsistem dan membentuk satu sistem yang utuh. Sitem keperawatan ini memperoleh input dari suprasistem (masyarakat atau lingkungan) dan memberikan output bagi suprasistem tersebut. Subsistem yang membentuk sistem keperawatan adalah tujuan, klien, manajemen, struktur dan jadwal waktu, asuhan keperawatan, tenaga perawat dan tim kesehatan lain, teknologi, fasilitas, kendali mutu, penelitian, serta biaya perawatan.

Interaksi fungsional antarsubsistem keperawatan disebut sebagai proses keperawatan. Proses keperawatan dapat terjadi dimana saja, tidak terbatas lingkungan rumah sakit dan pusat kesehatan lainnya. Melalui proses keperawatan diperoleh hasil (output) keperawatan. Hasil keperawatan adalah asuhan keperawatan yang sudah diberikan kepada klien berdasarkan tujuan keperawatan yang telah ditetapkan. Tujuan keperawatan masing-masing tingkatan perawatan ditetapkan berdasarkan kebutuhan dan bermuara pada tujuan kesehatan nasional.

(8)

keperawatan memahami dan memfasilitasi pekerjaan perawat pelaksana serta mengelola kegiatan keperawatan. Suyanto (2009) menyatakan bahwa lingkup manajemen keperawatan adalah manajemen pelayanan kesehatan dan manajemen asuhan keperawatan. Manajemen pelayanan keperawatan adalah pelayanan di rumah sakit yang dikelola oleh bidang perawatan melalui tiga tingkatan manajerial yaitu manajemen puncak (kepala bidang keperawatan), manajemen menegah (kepala unit pelayanan atau supervisor), dan manajemen bawah (kepala ruang perawatan). Manajemen keperawatan adalah proses kerja setiap perawat untuk memberikan pengobatan dan kenyamanan terhadap pasien. Tugas manager keperawatan adalah merencanakan, mengatur, mengarahkan dan mengawasi keuangan yang ada, peralatan dan sumber daya manusia untuk memberikan pengobatan yang efektif dan ekonomis kepada pasien (Gillies, 2000).

Prinsip-Prinsip Manajemen Keperawatan untuk memberikan perawatan kepada pasien menurut Swanburg (2000) sebagai berikut: 1. Manajemen keperawatan adalah perencanaan 2. Manajemen keperawatan adalah penggunaan waktu yang efektif 3. Manajemen keperawatan adalah pembuatan keputusan 4. Pemenuhan kebutuhan asuhan keperawatan pasien adalah urusan manajer perawat 5. Manajemen keperawatan adalah suatu perumusan dan pencapaian tujuan sosial 6. Manajemen keperawatan adalah pengorganisasian 7. Manajemen keperawatan merupakan suatu fungsi, posisi atau tingkat sosial, disiplin, dan bidang studi 8. Manajemen keperawatan bagian aktif dari divisi keperawatan, dari lembaga, dan lembaga dimana organisasi itu berfungsi 9. Budaya organisasi mencerminkan nilai-nilai kepercayaan 10. Manajemen keperawatan mengarahkan dan pemimpin 11. Manajemen keperawatan memotivasi 12. Manajemen keperawatan merupakan komunikasi efektif 13. Manajemen keperawatan adalah pengendalian atau pengevaluasian.

(9)

Huston, 2010). Fungsi manajemen menurut G.R. Terry adalah planning, organizing, actuating, dan controlling, sedangkan menurut S.P. Siagian fungsi manajemen terdiri dari planning, organizing, motivating, dan controlling (Suarli dan Bahtiar, 2009).

Perencanaan kegiatan keperawatan di ruang rawat inap Perencanaan merupakan fungsi dasar dari manajemen. Perencanaan adalah koordinasi dan integrasi sumber daya keperawatan dengan menerapkan proses manajemen untuk mencapai asuhan keperawatan dan tujuan layanan keperawatan (Huber, 2000). Perencanaan adalah usaha sadar dan pengambilan keputusan yang diperhitungkan secara matang tentang hal-hal yang akan dikerjakan dimasa yang akan datang oleh suatu organisasi untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan (Siagian, 1992). Suarli dan Bahtiar (2009) menyatakan bahwa perencanaan adalah suatu keputusan dimasa yang akan datang tentang apa, siapa, kapan, dimana, berapa, dan bagaimana yang akan dilakukan untuk mencapai tujuan tertentu yang dapat ditinjau dari proses, fungsi dan keputusan. Perencanaan memberikan informasi untuk mengkoordinasikan pekerjaan secara akurat dan efektif (Swanburg, 2000). Perencanaan yang adekuat dan efektif akan mendorong pengelolaan sumber yang ada dimana kepala ruangan harus mengidentifikasi tujuan jangka panjang dan tujuan jangka pendek serta melakukan perubahan (Marquis dan Huston, 2010). Fungsi perencanaan pelayanan dan asuhan keperawatan dilaksanakan oleh kepala ruang. Swanburg (2000) menyatakan bahwa dalam keperawatan, perencanaan membantu untuk menjamin bahwa klien akan menerima pelayanan keperawatan yang mereka inginkan. Perencanaan di ruang rawat inap melibatkan seluruh personil mulai dari perawat pelaksana, ketua tim dan kepala ruang.

C. Metode Membangun Sistem Integrasi

Ada beberapa metode yang dapat dipergunakan dalam membangun sistem terintegrasi, yaitu :

(10)

lama dan menjadikannya acuan untuk membuat sistem terintegrasi. Untuk menghadirkan ekspansi fungsionalitas atau proses bisnis baru adalah harus membuat sub-sistem baru.

Star Integration, atau lebih dikenal sebagai spaghetti integration, adalah proses mengintegrasikan sistem dengan cara menghubungkan satu sub sistem ke semua sub-sub sistem lainnya. Sebuah fungsi bisnis yang diimplementasikan dalam sebuah sub sistem akan di-broadcast ke semua sub-sub sistem lain yang dependen terhadap fungsi bisnis tersebut supaya dapat dipergunakan sebagaimana mestinya. Untuk integrasi sistem dengan ruang lingkup kecil atau menengah dan dengan pemisahan fungsi bisnis yang jelas dan spesifik, metode integrasi ini layak untuk dipertimbangkan. Namun jika fungsi bisnis banyak terlibat di beberapa sub sistem secara dependen, pada akhir proses integrasi sistem akan terlihat sedikit “kekacauan” dalam diagram – proses interkoneksi antar sub sistem akan tampak seperti spaghetti. Efeknya, biaya perawatan dan ekspansi sistem di masa yang akan datang akan memerlukan effort yang sangat berat untuk mempelajari skema integrasi sistem berikut dependency-nya.

Horizontal Integration, atau ada yang mengistilahkan dengan Enterprise Service Bus (ESB), merupakan sebuah metode yang mengintegrasikan sistem dengan cara membuat suatu layer khusus yang berfungsi sebagaiinterpreter, dimana semua sub-sub sistem yang sudah ada akan berkomunikasi ke layer tersebut. Model ini lebih menawarkan fleksibilitas dan menghemat biaya integrasi, karena yang perlu difokuskan dalam implementasi proses pengintegrasian hanya layer interpreter tersebut. Untuk menangani ekspansi proses bisnis juga hanya perlu diimplementasikan dilayer interpreter itu juga, dan sub sistem baru yang akan menanganiinterface dari proses bisnis ekstensi tersebut akan berkomunikasi langsung ke layer dan layer akan menyediakan keperluan-keperluan data/interface untuk sub sistem lain yang memerlukannya. Metode Enterprise Service Bus (ESB) ini seperti yang dilansir dari Wikipedia juga memiliki banyak kelebihan jika diadopsi dalam merancang arsitektur sistem terintegrasi, yaitu antara lain :

1. Lebih cepat dalam melakukan penyesuaian dengan sistem yang telah ada

2. Meningkatkan fleksibilitas, mudah untuk diperbaharui mengikuti perubahan keperluan sistem (system requirements)

3. Membuat standar sistem sehingga bisa diaplikasikan di sub sistem mana pun

4. Porsi pekerjaan software development lebih banyak

di “konfigurasi” daripada “menulis code” untuk integrasi

(11)

D. Komponen-Komponen Sistem Integritas

Sistem Informasi Kesehatan Nasional (SIKNAS) adalah sistem informasi yang berhubungan dengan sistem-sistem informasi lain baik secara nasional maupun internasional dalam rangka kerjasama yang saling mneguntungkan. SIKNAS bukanlah suatu sistem yang berdiri sendiri, melainkan merupakan bagian dari sistem kesehatan. Oleh karena itu, SIK di tingkat pusat merupakan bagian dari sistem kesehatan nasional, di tingkat provinsi merupakan bagian dari sistem kesehatan provinsi, dan di tingkat kabupaten atau kota merupakan bagian dari sistem kesehatan kabupaten atau kota. SIKNAS di bagun dari himpunan atau jaringan sistem-sistem informasi kesehtan provinsi dan sistem informasi kesehatan provinsi di bangun dari himpunan atau jaringan sistem-sistem informasi kesehatan kabupaten atau kota.

ALUR SIKNAS

(12)

Gambar 1. Model Sistem Informasi Kesehatan Nasional

Pada Model ini terdapat 7 komponen yang saling terhubug dan saling terkait yaitu: 1. Sumber Data Manual

Merupakan kegiatan pengumpulan data dari sumber data yang masih dilakukan secara manual atau secara komputerisasi offline. Model SIK Nasional yang memanfaatkan kemajuan teknologi informasi dan komunikasi masih tetap dapat menampung SIK Manual untuk fasilitas kesehatan yang masih mempunyai keterbatasan infrastruktur (antara lain, pasokan listrik dan peralatan komputer serta jaringan internet). Fasilitas pelayanan kesehatan yang masih memakai sistem manual akan melakukan pencatatan, penyimpanan dan pelaporan berbasis kertas.

Laporan dikirimkan dalam bentuk hardcopy (kertas) berupa data rekapan/agregat ke dinas kesehatan kabupaten/ kota. Fasilitas pelayanan kesehatan dengan komputerisasi offline, laporan dikirim dalam bentuk softcopy berupa data individual ke dinas kesehatan kabupaten/kota. Bagi petugas kesehatan yang termasuk dalam jejaring puskesmas yang belum komputerisasi, laporan dikirim dalam bentuk data rekapan/agregat sesuai jadwal yang telah ditentukan. Sedangkan bagi yang sudah komputerisasi offline, laporan dikirim dalam bentuk softcopy untuk dilakukan penggabungan data di puskesmas.

(13)

Pada sumber data komputerisasi pengumpulan data dari sumber data yang sudah dilakukan secara komputerisasi online. Pada fasilitas pelayanan kesehatan dengan komputerisasi online, data individual langsung dikirim ke Bank Data Kesehatan Nasional dalam format yang telah ditentukan. Selain itu juga akan dikembangkan program mobile health (mHealth) yang dapat langsung terhubung ke sistem informasi puskesmas (aplikasi SIKDA Generik).

3. Sisitem Informasi Dinas Kesehatan

Merupakan sistem informasi kesehatan yang dikelola oleh dinas kesehatan baik kabupaten/kota dan provinsi. Laporan yang masuk ke dinas kesehatan kabupaten/kota dari semua fasilitas kesehatan (kecuali milik Pemerintah Provinsi dan Pemerintah Pusat) dapat berupa laporan softcopy dan laporan hardcopy. Laporan hardcopy dientri ke dalam aplikasi SIKDA generik. Laporan softcopy diimpor ke dalam aplikasi SIKDA Generik, selanjutnya semua bentuk laporan diunggah ke Bank Data Kesehatan Nasional. Dinas kesehatan provinsi melakukan hal yang sama dengan dinas kesehatan kabupaten/kota untuk laporan dari fasilitas kesehatan milik provinsi. 4. Sistem Informsi Pemangku Kepentingan

Sistem informasi yang dikelola oleh pemangku kepentingan terkait kesehatan. Mekanisme pertukaran data terkait kesehatan dengan pemangku kepentingan di semua tingkatan dilakukan dengan mekanisme yang disepakati.

5. Bank Data Kesehatan Nasional

Bank Data Kesehatan Nasional selanjutnya akan mencakup semua data kesehatan dari sumber data (fasilitas kesehatan), oleh karena itu unit-unit program tidak perlu lagi melakukan pengumpulan data langsung ke sumber data.

6. Pengguna Data oleh Kementrian Kesehatan

Data kesehatan yang sudah diterima di Bank Data Kesehatan Nasional dapat dimanfaatkan oleh semua unit-unit program di Kementerian Kesehatan dan UPT-nya serta dinas kesehatan dan UPTP/D-nya.

7. Pengguna Data .

Semua pemangku kepentingan yang tidak/belum memiliki sistem informasi sendiri serta masyarakat yang membutuhkan informasi kesehatan dapat mengakses informasi yang diperlukan dari Bank Data Kesehatan Nasional melalui website Kementerian Kesehatan.

(14)

baik tetapi malah berantakan. Hal ini dikarenakan belum adanya infrastruktur yang memadai di daerah dan juga pencatatan dan pelaporan yang ada (produk sentralisasi) banya overlaps sehingga dirasaka sebagai beba oleh daerah.

(15)

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan

(16)

DAFTAR PUSTAKA

Artikata. "Definisi Integrasi". http://www.artikata.com/arti-330868-integrasi.html. diakses pada 10 Oktober 2017

Nugraha, D.W.. "Integrasi Data (Data Integration)". http://teknikelektro-teknologiinformasi.blogspot.com/2011/12/integrasi-data-data-integration.html diakses pada 10 Oktober 2017

Gustikasari, Rizka (2011).Integrasi Sistem dan Manfaatnya. manfaatnya.html. diakses tanggal 10 Oktober 2017.

Rosyid, Riza. (2011). Konsep Sistem Dalam Keperawatan. alrosyid.blogspot.co.id/2011/07/konsep-sistem-dalam-keperawatan.html. diakses tanggal 10 Oktober 2017.

Simanullang , Manatap Halasson. 2013. Analisis peran kepala ruangan dalam pelaksanaan fungsi manajemen keperawatan; persepsi perawat pelaksana di rumah sakit umum dr. Pirngadi medan http://repository.usu.ac.id/bitstream/handle/123456789/39138/Chapter %20ll.pdf?sequence=4. Diakses 10 Oktober 2017.

Pezzini, M., 2003. Application Integration Scenario: Making It All Work Together, Gartner European Symposium ITxpo, lorence/Italy, http://josh.rootbrain.com/seminar/Integrasi %20Sistem%20Informasi-Josua-M-Sinambela.pdf March 2003.

Sheth, A.P. and Larson, J.A., 1990. Federated Database Systems for Managing Distributed, Heterogeneous, and Autonomous Systems. In ACM Comp. Surveys 22, 3 (1990).

Gambar

Gambar 1. Model Sistem Informasi Kesehatan Nasional

Referensi

Dokumen terkait

Suatu sistem terdiri dari sejumlah komponen (subsistem) yang saling.. berinteraksi dan bekerjasama membentuk

pembangunan integrasi sistem informasi yang sudah.. dilakukan, dihasilkan suatu integrasi

Sistem informasi manajemen dapat didefinisikan sebagai sekumpulan subsistem yang saling berhubungan, berkumpul bersama-sama dan membentuk satu kesatuan,

Sistem informasi merupakan suatu bentuk integrasi antara satu komponen dengan komponen lain karena sistem memiliki sasaran yang berbeda untuk setiap kasus yang

Sistem informasi manajemen diartikan sebagai sekumpulan hal atau elemen atau subsistem atau bagian yang saling berhubungan, berkumpul bersama-sama dan membentuk suatu

Teknologi dan informasi, komputer juga salah satu bentuk teknologi yang perkembangannya dalam hitungan hari saja dan merupakan suatu media elektronik yang memegang peranan yang

Sistem informasi manajemen diartikan sebagai sekumpulan hal atau elemen atau subsistem atau bagian yang saling berhubungan, berkumpul bersama-sama dan membentuk suatu

PEDAHULUAN Sistem informasi Manajemen dapat didefinisikan sebagai sekumpulan sub sistem yang saling berhubungan, berkumpul bersama – sama dan membentuk satu kesatuan, saling