BAB I PENDAHULUAN mencegah timbulnya pemecahan-pemecahan protein tubuh yang berlebihan, kehilangan mineral dan berguna untuk membantu metabolisme lemak dan protein.
Di alam, karbohidrat dibentuk dari reaksi CO2 dan H2O dengan bantuan sinar matahari melalui proses fotosintesis dalam sel tanaman yang berklorofil. Sebagian besar bahan-bahan nabati yang merupakan sumber karbohidrat diperoleh dari serelia, umbi-umbian, dan batang tanaman misalnya sagu. Sumber karbohidrat yang merupakan bahan makanan pokok di berbagai daerah di Indonesia adalah biji-bijian, khususnya beras dan jagung.
Pada umunya karbohidrat dikelompokkan menjadi 3 bagian, monosakarida, disakarida dan polisakarida. Monosakarida, molekulnya terdiri dari 5 atau 6 atom C. Disakarida, merupakan polimer dari 2 –10 monosakarida. Polisakarida, merupakan polimer yang terdiri lebih dari 10 monomer monosakarida. Adapun pengujian yang dapat dilakukan, yaitu isolasi kanji (starch) dari kentang, dan uji iodide untuk starch.
1.2 Maksud Praktikum
1. Untuk menentukan kadar amilum pada sampel dengan metode isolasi starch (isolasi kanji)
1.3 Tujuan Praktikum
BAB II TINJAUAN PUSTAKA tekstur, dan lain-lain. Sedangkan dalam tubuh, karbohidrat berguna untuk mencegah timbulnya pemecahan-pemecahan protein tubuh yang berlebihan, kehilangan mineral dan berguna untuk embantu metabolism lemak dan protein (Sri, 2011).
Karbohidrat sebagai zat gizi merupakan nama kelompok zat-zat organik yang mempunyai struktur molekul yang berbeda-beda, meski terdapat persamaan-persamaan dai sudut kimia dan fungsinya. Semua karbohidrat terdiri atas unsur-unsur karbon(C), hidrogen (H), dan oksigen (O), yang pada umumnya mempunyai rumus kimia Cn(H2O)n. Rumus umum ini memberikan kesan zat karbon yang diikat dengan air (dihidrasi), sehingga diberi nama karbohidrat. Persamaan lain ialah bahwa ikatan-ikatan organik yang menyusun kelompok karbohidrat ini berbentuk polialkohol. Dari sudut fungsi, karbohidrat adalah penghasil utama energi dalam makanan maupun didalam tubuh. Karbohidrat yang terasa manis, biasa disebut gula. Molekul dasar dari karbohidrat disebut monosakarida atau monosa. Dua monosa yang saling terikat membentuk disakarida atau diosa, dan tiga monosakarida yang saling terikat diberi nama trisakarida atau triosa. Ikatan dari lebih tiga monosakarida disebut polisakarida atau poliosa. Polisakarida yang mengandung jumlah monosakarida yang tidak begitu banyak disebut oligosakarida (Sediaoetama, 2004).
dipanaskan akan terbentuk pembesaran berupa pasta dan bila didinginkan akan membentuk koloid yang kental semacam gel (Sirajuddin dan Najamuddin, 2011).
Karbohidrat memiliki sifat pereduksi karena adanya gugus karbonil. Senyawa ini juga memiliki gugus hidroksil. Karena itu, karbohidrat merupakan polihidroksi aldehid atau polihidroksi keton atau turunan senyawa-senyawa tersebut (Ngili, 2009).
Karbohidrat dibagi menjadi beberapa klas atau golongan sesuai dengan sifat-sifatnya terhadap zat-zat penghidrolisis. Karbohidrat atau gula dibagi menjadi empat klas pokok :
1. Gula yang sederhana atau monosakarida, kebanyakan adalah senyawa-senyawa yang mengandung lima dan enam atom karbon. Karbohidrat yang mengandung 6 karbon disebut heksosa. Gula yang mengandung 5 karbon disebut pentosa. Kebanyakan gula sederhana adalah merupakan polihidroksi aldehida yang disebut aldosa dan polihidroksi keton disebut ketosa.
2. Oligosakarida, senyawa berisi dua atau lebih gula sederhana yang dihubungkan oleh pembentukan asetal antara gugus aldehida dan gugus keton dengan gugus hidroksil. Bila dua gula digabungkan diperoleh disakarida, bila tiga diperoleh trisakarida dan seterusnya ikatan penggabungan bersama-sama gula ini disebut ikatan glikosida.
3. Polisakarida, di mana di dalamnya terikat lebih dari satu gula sederhana yang dihubungkan dalam ikatan glikosida. Polisakarida meliputi pati, sellulosa dan dekstrin.
4. Glikosida, dibedakan dari oligo dan polisakarida yaitu oleh kenyataan bahwa mereka mengandung molekul bukan gula yang dihubungkan dengan gula oleh ikatan glikosida.
atau bentuk lain , keras, rapuh, selama ± 1 menit. Campuran disaring melalui secarik kain putih, cairan yang keruh ditapung dalam piala gelas 500 ml, sedang residu dibuang ke dalam cairan, ditambahkan 200 ml air, kocok, campuran dibiarkan mengendap. Cairan di atasnya didekantasi. Starch disuspensi lagi dengan 200 ml air. Pekerjaan dekantasi ini diulang dengan 100 ml etanol 95% kemudian dekantasi lagi. Saring melalui corong Buchner. Starch dikeringkan dengan cara penyebaran (spread) pada suhu kamar, setelah kering ditimbang.
b. Uji Iodida untuk starch
BAB III METODE KERJA 3.1 Alat Praktikum
Adapun alat yang digunakan dalam praktikum ini, yaitu batang pengaduk, blender, botol semprot, cawan porseling, corong, gegep kayu, gelas piala, gelas ukur, kain putih, kertas saring, pipet skala, pipet tetes, rak tabung, sendok tanduk, spirtus, tabung reaksi.
3.2 Bahan Praktikum
Adapun bahan yang digunakan dalam praktikum ini, yaitu air suling, alumunium foil, asam klorida (HCl), iod, kertas label, natrium hidroksida (NaOH), tissue, kentang..
3.3 Cara Kerja
a. Isolasi kanji (starch) dari kentang
Disiapkan 300 gram kentang dikupas dan dicuci dipotong-potong kemudian dihomogenasikan dengan 200 ml air dalam blender selama ± 1 menit. Campuran disaring melalui secarik kain putih, cairan yang keruh ditapung dalam piala gelas 500 ml, sedang residu dibuang ke dalam cairan, ditambahkan 200 ml air, kocok, campuran dibiarkan mengendap. Cairan di atasnya didekantasi. Starch disuspensi lagi dengan 200 ml air.
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Hasil Praktikum
Perubahan Tabung I Tabung II Tabung III
Warna sebelum
% Kadar Amilum =Berat sampel totalBerat amilum−berat kertas saringx 100 %
= 501g500−1,915g gx 100 %
= 24,914500ggx 100%
= 4,982 % 4.2. Pembahasan
bereaksi dengan pelarut bertambah sehingga mempermudah proses homogenasi dengan air. Kentang diblender dimaksudkan untuk mengubah kentang dari ukuran padat menjadi ukuran koloid yang tersuspensi dengan air.
Kemudian campuran tadi disaring untuk mengurangi zat pengotor, kemudian cairan tadi disaring untuk mengurangi zat pengotor. Setelah itu disuspensi dengan air suling dan dibiarkan mengendap agar pengotor yang tersisa dapat terpisah, kemudian cairan di atasnya didekantasi untuk memisahkan pati dan pengotor. Diulangi sekali lagi agar pengotor yang dapat diendapkan dengan air benar-benar terpisah, kemudian pembilasan yang dilakukan dengan etanol agar pengotor non polar dapat terpisah, kemudian proses suspensi dan dekantasi diakhiri dengan penyaringan dengan menggunakan kertas saring untuk memantapkan proses pemisahan.
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 1.1. Kesimpulan
1. Pada uji kadar dengan metode isolasi didapatkan kadar starch dalam 300 gr beras adalah 4,982 %.
2. Karbohidrat merupakan golongan polisakarida memberikan reaksi dengan larutan iodin dan memberikan warna spesifik. Semakin pekat perubahan warna pada bahan makanan yang diujikan, semakin besar kandungan polisakarida yang terkandung didalamnya. Pada masing-masing larutan setelah ditetesi larutan iodine membuktikan tidak terdapatnya endapan. 5.2. Saran
DAFTAR PUSTAKA
Anonim. 2015. Penuntun Biokimia Umum. Makassar : UMI
Ngili, Yohanis. 2009. Biokimia Struktur dan Fungsi Biomolekul. Yogyakarta : Graha Ilmu.
Risnoyatiningsih, Sri. 2011. Jurnal Teknik Kimia Vol.5, No.2. Surabaya : UPN.
Sastrohamidjojo, Hardjono. 2005. Kimia Organik Stereokimia, Karbohidrat, Lemak, dan Protein. Yogyakarta : Gadjah Mada University Press
Sediaoetama, A.D. 2004. Ilmu Gizi Untuk Mahasiswa dan Profesi. Jilid ke-1. Jakarta : PT Dian Rakyat.
LAMPIRAN A. Skema kerja
500 gram sampel
+ 200 mL air (dihomogenkan)
Disaring di gelas ukur 500 mL
Residu + 200 mL aquadest (dekantasi I)
Residu + 100 mL etanol 95 % (dekantasi II)
Starch 1 % amilum
dipipet 3 mL Amilum 1%
Starch dipanaskan (500 gram amilum)
Dilarutkan dalam 50 mL aquadest
20 mL aquadest + 30 mL yang sudah didihkan
dicampur menjadi amilum 1%
Uji Iodida
Tabung I Tabung II Tabung III
+ 3 ml amilum + 3 mL amilum + 3 mL amilum
2 tetes air 2 tetes HCl 6 M 2 tetes NaOH 6 M
campuran yang berwarna dipanaskan
diamati perubahannya
didinginkan dan diamati perubahannya