• Tidak ada hasil yang ditemukan

KARAKTERISTIK PESERTA DIDIK KD 1.1 INDIK

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "KARAKTERISTIK PESERTA DIDIK KD 1.1 INDIK"

Copied!
14
0
0

Teks penuh

(1)

KARAKTERISTIK PESERTA DIDIK

(KD 1.1 INDIKATOR 1.1.1)

Standar Kompetensi

1. Menguasai karakteristik peserta didik dari aspek fsikk moralk spiritualk sosialk kulturalk emosional dan intelektual

Kompetensi Guru Mata Pelajaran (Kompetensi dasar)

1.1 Memahami karakter peserta didik yang berkaitan dengan aspek fsikk intelektualk social-ekonomik moralk spiritualk dan latar belakang social budaya

Indikator esensial

1.1.1 Disajikan ilustrasi kegiatan pembelajaran IPS model pembelajaran kooperatifk guru dapat mengidentifkasi karakteristik peserta didik yang berhubungan dengan aspek fsikk intelektualk social emosionalk moralk spiritual dan latar belakang social budaya

Materi Esensial

KARAKTERISTIK PESERTA DIDIK

A.ASPEK FISIK

Pertumbuhan fsik adalahperubahan –perubahan fsik yang terjadi dan merupakan gejala primer dalam pertumbuhan remaja. Perubahan-perubahan ini meliputi: perubahan ukuran tubuhk perubahan proporsi tubuhk munculnya ciri-ciri kelamin utama(primer) dan ciri kelamin kedua(skunder)

Urutan perubahan fsikadalah sebagai berikut:

(2)

1.Pertumbuhan tulang-tulang (badan menjadi tinggik anggota-anggota badan memanjang)

2.pertumbuhan payudara

3.Tumbuh bulu halus berwarna gelap di kemaluan

4.Mencapai pertumbuhan badan yang maksimum setiap tahunnya

5. bulu kemaluan menjadi keriting

6.Menstruasi atau haid

7.Tumbuh bulu ketiak

Pada anaklaki-laki:

1.Pertumbuhan tulang-tulang

2.Testis (buah pelir) membesar

3.Tumbuh bulu kemaluan yang halusk luruskdan berwarna gelap

4. Awal perubahan suara

5.Ejakulasi (keluar air mani)

6.(Bulu kemaluan menjadi keriting

7. Mencapai pertumbuhan badan yang maksimum setiap tahunnya

8.Tumbuh rambut-rambut halsdi wajah (kumisk jenggot)

9.Tumbuh bulu ketiak

10.Akhir perubahan suara

(3)

12. Tumbuh bulu di dada

B. ASPEK INTELEKTUAL

Intelegensi pada masa remaja tidak mudah diukurk karena tidak mudah terlihat perubahan kecepatan perkembangankemampuan tersebut. Perkembangan kognitif menurut Jean Peaget adalah sebgai berikut:

TAHAP UMUR

(tahun)

CIRI POKOK PERKEMBANGAN

SENSORIMOTOR 0 – 2 Berdasarkan tindakan langkah demi langkah

PRAOPERASI 2 – 7  Penggunaan

simbo/bahasa/t anda

 Konsep intuitif

OPERASI KONKRET 8 – 11  Pakai aturan jelas/logis

 Reversible

OPERASI FORMAL 11 ke atas  Hipotesis  Abstrak  Deduktif dan

induktif  Logis dan

probabilitas

C.ASPEK SOSIAL

Kehidupan sosial pada masa remaja ditandai oleh hal-hal sebagai berikut:

(4)

2.Anak mengalami krisis identitask sehingga mereka ingin mencari jati diri dan teman akrab

3. Pergaulan remaja diwujudkan dalam bentuk kelompokk baik besar maupun kecil

D. ASPEK EMOSIONAL

Secara tradisional masa remaja dianggap sebagai periode “badai dan tekanan”k suatu masa dimana ketegangan emosi meningkat akibat dari perubahan fsik dan kelenjar.

Ciri-ciri emosional remaja adalah:

a.Usia 12 – 15 tahun

1.Pada usia ini anak cenderung banyak murung dan tidak dapat diterka. Sebagian kemurungan sebagai akibat perubahan-perubahan biologis dalam hubungannya dengan kematangan seksual dan sebagian lagi karena kebingungannya dalam menghadapi apakh ia masih sebagai anak-anak atau sebagiai orang dewasa.

2. Anak mungkin bertingkah laku kasar untuk menutupi kekurangan dalam hal percaya diri

3. Ledakan-ledakan kemarahan mungkin bisa terjadi

4. Remaja cenderung tidak toleran terhadap orang lain dan membenarkan pendapatnya sendiri yang disebabkan kurangnya rasa percaya diri.

5. Siswa-siswa di SMP mulai mengamatiorang tua dan guru-guru mereka secara lebih objektif dan mungkin menjadi marah apabila mereka ditipu dengan gaya guru yang bersikap serba tahu.

E.KARAKTERISTIK PERKEMBANGAN BAHASA

Bahasa remaja adalah bahasa yang telah berkembang. Anakremaja telah banyak

(5)

Ciri khas bahasa remaja antara lain:

1.Munculnya bahasa pergaulan dikalangan mereka sendiri seperti bahas sandik bahas prokemk dll

2. Pemilihan kosakata maupun nada bicara sangat dipengaruhi oleh lingkungan tempat tinggal remaja tersebut.

F. PERKEMBANGAN NILAI DAN MORAL

Perubahan moral yang harus dilakukanoleh remaja adalahsebagai berikut:

1.Pandangan moral individu makin lama makin menjadi abstrak

2.Keyakinan moral lebih terpusat pada apa yang benar dan kurang pada apa yang salah

3.Penilaian moral menjadi semakin kognitif

4. Penilaian moral menjadi kurang egosentris

5. Penilaian moral secara psikologis menjadi lebih mahal dalam arti bahwa penilaian moral merupakan bahan emosi dan menimbulkan ketegangan.

STADIUM ORIENTASI

Prakonvensional  Stadium 1

 Stadium 2

 Anak berorientasi pada kepatuhan dan hukuman

 Berlaku prinsip relativistik-hedonism

Konvensional

 Stadium 3  Ingin selalu

(6)

 Stadium 4

anak baik

 Tahap

mempertahankan norma-norma sosial dan otoritas

Pasca konvensional  Stadium 5

 Stadium 6

 Tahap orientasi terhadap perjanjian antara dirinya dengan lingkungan sosial

(7)

 www.kangmartho.com MATERI UKG 2015 KOMPETENSI GURU 1. Menguasai karakteristik peserta didik dari aspek fisik, moral, sosial, kultural, emosional, dan intelektual Aspek dan Indikator Kompetensi Pedagogik Guru Kompetensi Pedagogik merupakan salah satu jenis kompetensi yang mutlak perlu dikuasai guru. Kompetensi Pedagogik pada dasarnya adalah kemampuan guru dalam mengelola pembelajaran peserta didik. Kompetensi Pedagogik merupakan kompetensi khas, yang akan membedakan guru dengan profesi lainnya dan akan menentukan tingkat keberhasilan proses dan hasil pembelajaran peserta didiknya. Kompetensi ini tidak diperoleh secara tiba-tiba tetapi melalui upaya belajar secara terus menerus dan sistematis, baik pada masa pra jabatan (pendidikan calon guru) maupun selama dalam jabatan, yang didukung oleh bakat, minat dan potensi keguruan lainnya dari masing-masing individu yang bersangkutan. Berkaitan dengan kegiatan Penilaian Kinerja Guru terdapat 7 (tujuh) aspek dan 45 (empat puluh lima) indikator yang berkenaan penguasaan kompetensi pedagogik. Berikut ini disajikan ketujuh aspek kompetensi pedagogik beserta indikatornya: A. Menguasai karakteristik peserta didik. Guru mampu mencatat dan menggunakan informasi tentang karakteristik peserta didik untuk membantu proses pembelajaran. Karakteristik ini terkait dengan aspek fisik, intelektual, sosial,

emosional, moral, dan latar belakang sosial budaya: 1. Guru dapat mengidentifikasi karakteristik belajar setiap peserta didik di kelasnya, 2. Guru memastikan bahwa semua peserta didik mendapatkan kesempatan yang sama untuk berpartisipasi aktif dalam kegiatan pembelajaran, 3. Guru dapat mengatur kelas untuk memberikan kesempatan belajar yang sama pada semua peserta didik dengan kelainan fisik dan kemampuan belajar yang berbeda, 4. Guru mencoba mengetahui penyebab penyimpangan perilaku peserta didik untuk mencegah agar perilaku tersebut tidak merugikan peserta didik lainnya, 5. Guru membantu mengembangkan potensi dan mengatasi kekurangan peserta didik,

 www.kangmartho.com 6. Guru memperhatikan peserta didik dengan kelemahan fisik tertentu agar dapat mengikuti aktivitas pembelajaran, sehingga peserta didik tersebut tidak

termarjinalkan (tersisihkan, diolok‐olok, minder, dsb). B. Menguasasi teori belajar dan prinsip‐prinsip pembelajaran yang mendidik. Guru mampu menetapkan berbagai

pendekatan, strategi, metode, dan teknik pembelajaran yang mendidik secara kreatif sesuai dengan standar kompetensi guru. Guru mampu menyesuaikan metode pembelajaran yang sesuai dengan karakteristik peserta didik dan memotivasi mereka untuk belajar: 1. Guru memberi kesempatan kepada peserta didik untuk menguasai materi pembelajaran sesuai usia dan kemampuan belajarnya melalui pengaturan proses pembelajaran dan aktivitas yang bervariasi, 2. Guru selalu memastikan tingkat pemahaman peserta didik terhadap materi pembelajaran tertentu dan menyesuaikan aktivitas pembelajaran berikutnya

berdasarkan tingkat pemahaman tersebut, 3. Guru dapat menjelaskan alasan pelaksanaan kegiatan/aktivitas yang dilakukannya, baik yang sesuai maupun yang berbeda dengan rencana, terkait keberhasilan pembelajaran, 4. Guru menggunakan berbagai teknik untuk memotiviasi kemauan belajar peserta didik, 5. Guru merencanakan kegiatan pembelajaran yang saling terkait satu sama lain, dengan memperhatikan tujuan pembelajaran maupun proses belajar peserta didik, 6. Guru memperhatikan respon peserta didik yang

(8)

memperbaiki rancangan pembelajaran berikutnya. C. Pengembangan kurikulum. Guru mampu menyusun silabus sesuai dengan tujuan terpenting kurikulum dan menggunakan RPP sesuai dengan tujuan dan lingkungan pembelajaran. Guru mampu memilih, menyusun, dan menata materi pembelajaran yang sesuai dengan kebutuhan peserta didik: 1. Guru dapat menyusun silabus yang sesuai dengan kurikulum, 2. Guru merancang rencana pembelajaran yang sesuai dengan silabus untuk membahas materi ajar tertentu agar peserta didik dapat mencapai kompetensi dasar yang ditetapkan, 3. Guru mengikuti urutan materi pembelajaran dengan memperhatikan tujuan pembelajaran, 4. Guru memilih materi pembelajaran yang: (1) sesuai dengan tujuan pembelajaran, (2) tepat dan mutakhir, (3) sesuai dengan usia dan tingkat kemampuan belajar peserta didik, (4) dapat dilaksanakan di kelas dan (5) sesuai dengan konteks kehidupan sehari‐ hari peserta didik. D. Kegiatan pembelajaran yang mendidik. Guru mampu menyusun dan melaksanakan rancangan pembelajaran yang mendidik secara lengkap. Guru mampu

 www.kangmartho.com melaksanakan kegiatan pembelajaran yang sesuai dengan kebutuhan peserta didik. Guru mampu menyusun dan menggunakan berbagai materi pembelajaran dan sumber belajar sesuai dengan karakteristik peserta didik. Jika relevan, guru memanfaatkan teknologi informasi komunikasi (TIK) untuk kepentingan pembelajaran: 1. Guru melaksanakan aktivitas pembelajaran sesuai dengan rancangan yang telah disusun secara lengkap dan pelaksanaan aktivitas tersebut mengindikasikan bahwa guru mengerti tentang tujuannya, 2. Guru melaksanakan aktivitas pembelajaran yang bertujuan untuk membantu proses belajar peserta didik, bukan untuk menguji sehingga membuat peserta didik merasa tertekan, 3. Guru mengkomunikasikan informasi baru (misalnya materi tambahan) sesuai dengan usia dan tingkat kemampuan belajar peserta didik, 4. Guru menyikapi kesalahan yang dilakukan peserta didik sebagai tahapan proses pembelajaran, bukan semata‐mata kesalahan yang harus dikoreksi. Misalnya: dengan mengetahui terlebih dahulu peserta didik lain yang setuju/tidak setuju dengan jawaban tersebut, sebelum

memberikan penjelasan tentang jawaban yamg benar, 5. Guru melaksanakan kegiatan pembelajaran sesuai isi kurikulum dan mengkaitkannya dengan konteks kehidupan sehari‐

hari peserta didik, 6. Guru melakukan aktivitas pembelajaran secara bervariasi dengan waktu yang cukup untuk kegiatan pembelajaran yang sesuai dengan usia dan tingkat kemampuan belajar dan mempertahankan perhatian peserta didik, 7. Guru mengelola kelas dengan efektif tanpa mendominasi atau sibuk dengan kegiatannya sendiri agar semua waktu peserta dapat termanfaatkan secara produktif, 8. Guru mampu audio‐visual (termasuk tik) untuk meningkatkan motivasi belajar peserta didik dalam mencapai tujuan pembelajaran. Menyesuaikan aktivitas pembelajaran yang dirancang dengan kondisi kelas, 9. Guru

memberikan banyak kesempatan kepada peserta didik untuk bertanya, mempraktekkan dan berinteraksi dengan peserta didik lain, 10. Guru mengatur pelaksanaan aktivitas

(9)

pengembangan potensi peserta didik melalui program embelajaran yang mendukung siswa mengaktualisasikan potensi akademik, kepribadian, dan kreativitasnya sampai ada bukti jelas bahwa peserta didik mengaktualisasikan potensi mereka: 1. Guru menganalisis hasil belajar berdasarkan segala bentuk penilaian terhadap setiap peserta didik untuk mengetahui tingkat kemajuan masing‐masing.

 www.kangmartho.com 2. Guru merancang dan melaksanakan aktivitas pembelajaran yang mendorong peserta didik untuk belajar sesuai dengan kecakapan dan pola belajar masing‐

masing. 3. Guru merancang dan melaksanakan aktivitas pembelajaran untuk memunculkan daya kreativitas dan kemampuan berfikir kritis peserta didik. 4. Guru secara aktif membantu peserta didik dalam proses pembelajaran dengan memberikan perhatian kepada setiap individu. 5. Guru dapat mengidentifikasi dengan benar tentang bakat, minat, potensi, dan kesulitan belajar masing-masing peserta didik. 6. Guru memberikan kesempatan belajar kepada peserta didik sesuai dengan cara belajarnya masing-masing. 7. Guru memusatkan perhatian pada interaksi dengan peserta didik dan mendorongnya untuk memahami dan menggunakan informasi yang disampaikan. F. Komunikasi dengan peserta didik. Guru mampu berkomunikasi secara efektif, empatik dan santun dengan peserta didik dan bersikap antusias dan positif. Guru mampu memberikan respon yang lengkap dan relevan kepada komentar atau pertanyaan peserta didik: 1. Guru menggunakan pertanyaan untuk mengetahui pemahaman dan menjaga partisipasi peserta didik, termasuk memberikan pertanyaan terbuka yang menuntut peserta didik untuk menjawab dengan ide dan

pengetahuan mereka. 2. Guru memberikan perhatian dan mendengarkan semua pertanyaan dan tanggapan peserta didik, tanpamenginterupsi, kecuali jika diperlukan untuk membantu atau mengklarifikasi pertanyaan/tanggapan tersebut. 3. Guru menanggapi pertanyaan peserta didik secara tepat, benar, dan mutakhir, sesuai tujuan pembelajaran dan isi kurikulum, tanpa mempermalukannya. 4. Guru menyajikan kegiatan pembelajaran yang dapat menumbuhkan kerja sama yang baik antarpeserta didik. 5. Guru mendengarkan dan memberikan perhatian terhadap semua jawaban peserta didik baik yang benar maupun yang dianggap salah untuk mengukur tingkat pemahaman peserta didik. 6. Guru

memberikan perhatian terhadap pertanyaan peserta didik dan meresponnya secara lengkap dan relevan untuk menghilangkan kebingungan pada peserta didik. G. Penilaian dan

Evaluasi. Guru mampu menyelenggarakan penilaian proses dan hasil belajar secara berkesinambungan. Guru melakukan evaluasi atas efektivitas proses dan hasil belajar dan menggunakan informasi hasil penilaian dan evaluasi untuk merancang program remedial dan pengayaan. Guru mampu menggunakan hasil analisis penilaian dalam proses pembelajarannya: 1. Guru menyusun alat penilaian yang sesuai dengan tujuan pembelajaran untuk mencapai kompetensi tertentu seperti yang tertulis dalam RPP.

 www.kangmartho.com 2. Guru melaksanakan penilaian dengan berbagai teknik dan jenis penilaian, selain penilaian formal yang dilaksanakan sekolah, dan mengumumkan hasil serta implikasinya kepada peserta didik, tentang tingkat pemahaman terhadap materi

pembelajaran yang telah dan akan dipelajari. 3. Guru menganalisis hasil penilaian untuk mengidentifikasi topik/kompetensi dasar yang sulit sehingga diketahui kekuatan dan

(10)
(11)

II. RUMUSAN MASALAH

A. Apa yang dimaksud dengan kemampuan awal dan bagaimana karakteristik peserta didik ?

B. Bagaimana tujuan dan teknik untuk mengidentifikasi kemampuan awal & karakteristik peserta didik? C. Bagaimana contoh instrumen untuk mengidentifikasi kemampuan awal & karakteristik peserta didik ?

III. PEMBAHASAN

A. Pengertian kemampuan awal dan karakteristik peserta didik

Peserta didik merupakan sumber daya utama dan terpenting dalam proses pendidikan. Peserta didik bisa belajar tanpa guru. Sebaliknya, guru tidak bisa mengajar tanpa peserta didik. Karenanya kehadiran peserta didik menjadi keniscayaan dalam proses pendidikan formal atau pendidikan yang dilambangkan dengan menuntut interaksi antara pendidik dan peserta didik.[1]

Kemampuan awal (Entry Behavior) adalah kemampuan yang telah diperoleh siswa sebelum dia memperoleh kemampuan terminal tertentu yang baru. Kemampuan awal menunjukkan status pengetahuan dan keterampilan siswa sekarang untuk menuju ke status yang akan datang yang diinginkan guru agar tercapai oleh siswa. Dengan kemampuan ini dapat ditentukan dari mana pengajaran harus dimulai. Kemampuan terminal merupakan arah tujuan pengajaran diakhiri. Jadi, pengajaran berlangsung dari kemampuan awal sampai ke kemampuan terminal itulah yang menjadi tanggung jawab pengajar.[2]

Secara kodrati, manusia memiliki potensi dasar yang secara esensial membedakan manusia dengan hewan, yaitu pikiran, perasaan, dan kehendak. Sekalipun demikian, potensi dasar yang dimilikinya itu tidaklah sama bagi masing-masing manusia.[3] Terdapat keunikan-keunikan yang ada pada diri manusia. Pertama, manusia berbeda dengan makhluk lain, seperti binatang ataupun tumbuhan. Perbedaan tersebut karena kondisi psikologisnya. Kedua, baik secara fisiologis maupun psikologis manusia bukanlah makhluk yang statis, akan tetapi makhluk yang dinamis, makhluk yang mengalami perkembangan dan perubahan. Ia berkembang khususnya secara fisik dari mulai ketidakmampuan dan kelemahan yang dalam segala aspek kehidupannya membutuhkan bantuan orang lain, secara perlahan berkembang menjadi manusia yang mandiri. Ketiga, dalam setiap perkembangannya manusia memiliki karakter yang berbeda.[4]

Esensinya tidak ada peserta didik di muka bumi ini benar-benar sama. Hal ini bermakna bahwa masing-masing peserta didik memiliki karakteristik tersendiri. Karakteristik peserta didik adalah totalitas kemampuan dan perilaku yang ada pada pribadi mereka sebagai hasil dari interaksi antara pembawaan dengan lingkungan sosialnya, sehingga menentukan pola aktivitasnya dalam mewujudkan harapan dan meraih cita-cita. Karena itu, upaya memahami perkembangan peserta didik harus dikaitkan atau disesuaikan dengan karakteristik siswa itu sendiri. Utamanya, pemahaman peserta didik bersifat individual, meski pemahaman atas karakteristik dominan mereka ketika berada di dalam kelompok juga menjadi penting. Ada empat hal dominan dari karakteristik siswa.

a. Kemampuan dasar seperti kemampuan kognitif atau intelektual. b. Latar belakang kultural lokal, status sosial, status ekonomi, agama dll. c. Perbedaan-perbedaan kepribadian seperti sikap, perasaan, minat, dll d. Cita-cita, pandangan ke depan, keyakinan diri, daya tahan,dll [5]

Terdapat beberapa pendapat tentang arti dari karakteristik, yakni:

a. Menurut Tadkiroatun Musfiroh, karakter mengacu kepada serangkaian sikap (attitudes), perilaku (behaviors), motivasi (motivations), dan keterampilan (skills).

(12)

c. Menurut Hamzah. B. Uno (2007) Karakteristik siswa adalah aspek-aspek atau kualitas perseorangan siswa yang terdiri dari minat, sikap, motivasi belajar, gaya belajar kemampuan berfikir, dan kemampuan awal yang dimiliki.

d. Ron Kurtus dalam berpendapat bahwa karakter adalah satu set tingkah laku atau perilaku (behavior) dari seseorang sehingga dari perilakunya tersebut, orang akan mengenalnya “ia seperti apa”. Menurutnya, karakter akan menentukan kemampuan seseorang untuk mencapai cita-citanya dengan efektif, kemampuan untuk berlaku jujur dan berterus terang kepada orang lain serta kemampuan untuk taat terhadap tata tertib dan aturan yang ada.[6]

Karakter seseorang baik disengaja atau tidak, didapatkan dari orang lain yang sering berada di dekatnya atau yang sering mempengaruhinya, kemudian ia mulai meniru untuk melakukannya. Oleh karena itu, seorang anak yang masih polos sering kali akan mengikuti tingkah laku orang tuanya atau teman mainnya, bahkan pengasuhnya. Erat kaitan dengan masalah ini, seorang psikolog berpendapat bahwa karakter berbeda dengan kepribadian, karena kepribadian merupakan sifat yang dibawa sejak lahir dengan kata lain kepribadian bersifat genetis.

B. Tujuan dan Teknik mengidentifikasi kemampuan awal dan karakteristik peserta didik

Identifikasi kemampuan awal dan karakteristik peserta didik adalah salah satu upaya para guru yang dilakukan untuk memperoleh pemahaman tentang; tuntutan, bakat, minat, kebutuhan dan kepentingan peserta didik, berkaitan dengan suatu program pembelajaran tertentu. Tahapan ini dipandang begitu perlu mengingat banyak pertimbangan seperti; peserta didik, perkembangan sosial, budaya, ekonomi, ilmu pengetahuan dan teknologi, serta kepentingan program pendidikan/ pembelajaran tertentu yang akan diikuti peserta didik.

Identifikasi kemampuan awal dan karakteristik peserta didik bertujuan:

a. Memperoleh informasi yang lengkap dan akurat berkenaan dengan kemampuan serta karakteristik awal siswa sebelum mengikuti program pembelajaran tertentu.

b. Menyeleksi tuntutan, bakat, minat, kemampuan, serta kecenderungan peserta didik berkaitan dengan pemilihan program-program pembelajaran tertentu yang akan diikuti mereka.

c. Menentukan desain program pembelajaran dan atau pelatihan tertentu yang perlu dikembangkan sesuai dengan kemampuan awal peserta didik.

Teori Gardner, sebuah pendekatan yang relatif baru yaitu teori Kecerdasan ganda (Multiple Intelligences), yang menyatakan bahwa sejak lahir manusia memiliki jendela kecerdasan yang banyak. Ada delapan jendela kecerdasan menurut Gardnerd pada setiap individu yang lahir, dan kesemuanya itu berpotensi untuk dikembangkan. Namun dalam perkembangan dan pertumbuhannya individu hanya mampu paling banyak empat macam saja dari ke delapan jenis kecerdasan yang dimilikinya. Kecerdasan tersebut yaitu :

a. Kecerdasan Verbal/bahasa (Verbal/linguistic intelligence)

b. Kecerdasan Logika/Matematika (logical/mathematical intelligence) c. Kecerdasan visual/ruang (visual/ spatial intelligence)

d. Kecerdasan tubuh/gerak tubuh (body/kinestetic intelligence) e. Kecerdasan musikal/ritmik (musical/rhytmic intelligance) f. Kecerdasan interpersonal (interpesonal inteligance) g. Kecerdasan intrapersonal (intrapersonal intelligence). h. Kecerdasan Naturalis (naturalistic Intelligence). [7]

(13)

Untuk mengetahui kemampuan awal peserta didik, seorang pendidik dapat melakukan tes awal (pre-test) untuk mengetahui kemampuan awal peserta didik tersebut. Tes yang diberikan dapat berkaitan dengan materi ajar sesuai dengan panduan kurikulum. Selain itu pendidik dapat melakukan wawancara, observasi dan memberikan kuesioner kepada peserta didik, guru yang mengetahui kemampuan peserta didik atau calon peserta didik, serta guru yang biasa mengampu pelajaran tersebut. Teknik untuk mengidentifikasi karakteristik siswa adalah dengan menggunakan kuesioner, interview, observasi dan tes.[8] Latar belakang siswa juga perlu dipertimbangkan dalam mempersiapkan materi yang akan disajikan, di antaranya yaitu faktor akademis dan faktor sosial :

a. Faktor akademis

Faktor-faktor yang perlu menjadi kajian guru adalah jumlah siswa yang dihadapi di dalam kelas, rasio guru dan siswa menentukan kesuksesan belajar. Di samping itu, indeks prestasi, tingkat inteligensi siswa juga tidak kalah penting.

b. Faktor sosial

Usia kematangan (maturity) menentukan kesanggupan untuk mengikuti sebuah pembelajaran. Demikian juga hubungan kedekatan sesama siswa dan keadaan ekonomi siswa itu sendiri mempengaruhi pribadi siswa tersebut[9]

Mengidentifikasi kemampuan awal dan karakteristik siswa dalam pengembangan program pembelajaran sangat perlu dilakukan, yaitu untuk mengetahui kualitas perseorangan sehingga dapat dijadikan petunjuk dalam mendeskripsikan strategi pengelolaan pembelajaran. Aspek-aspek yang diungkap dalam kegiatan ini bisa berupa bakat, motivasi belajar, gaya belajar kemampuan berfikir, minat dll

Hasil kegiatan mengidentifikasi kemampuan awal dan karakteristik siswa akan merupakan salah satu dasar dalam mengembangkan sistem instruksional yang sesuai untuk siswa. Dengan melaksanakan kegiatan tersebut, masalah heterogen siswa dalam kelas dapat diatasi, setidak-tidaknya banyak dikurangi.

C. Contoh instrumen untuk mengidentifikasi kemampuan awal dan karakteristik peserta didik

Teknik yang paling tepat untuk mengetahui kemampuan awal siswa yaitu teknik tes. Teknik tes ini menggunakan tes prasyarat dan tes awal (pre-requisite dan pretes). Sebelum memasuki pelajaran sebaiknya guru membuat tes prasyarat dan tes awal, Tes prasyarat adalah tes untuk mengetahui apakah siswa telah memiliki pengetahuan keterampilan yang diperlukan atau disyaratkan untuk mengikuti suatu pelajaran. Sedangkan tes awal (pre test) adalah tes untuk mengetahui seberapa jauh siswa telah memiliki pengetahuan atau keterampilan mengenai pelajaran yang hendak diikuti. Benjamin S. Bloom melalui beberapa eksperimen membuktikan bahwa “ untuk belajar yang bersifat kognitif apabila pengetahuan atau kecakapan pra syarat ini tidak dipenuhi, maka betapa pun kualitas pembelajaran tinggi, maka tidak akan menolong untuk memperoleh hasil belajar yang tinggi ”.. Hasil pre tes juga sangat berguna untuk mengetahui seberapa jauh pengetahuan yang telah dimiliki dan sebagai perbandingan dengan hasil yang dicapai setelah mengikuti pelajaran. Jadi kemampuan awal sangat diperlukan untuk menunjang pemahaman siswa sebelum diberi pengetahuan baru karena kedua hal tersebut saling berhubungan.[10]

Contoh angket sederhana untuk mengetahui kemampuan awal siswa

Seberapa luas pengetahuanmu tentang iman: 1. Saya belum pernah mendengar istilah itu.

2. Saya pernah mendengar tapi belum tahu tentang iman. 3. Saya hanya tahu sedikit tentang iman.

4. Saya belum tahu pengertian iman secara luas.

(14)

Referensi

Dokumen terkait

Studi ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan data cross section , dimana responden dalam studi ini adalah penyuluh pertanian yang mengikuti pelatihan teknis

Dalam penelitian ini dilakukan pemeriksaan pada sedian blok parafin pasien kanker nasofaring dengan imunohistokimia menggunakan antibodi primer LMP1,

Tabel 3 menunjukan hasil perhitungan daya reduksi merkuri dimana sampel A0 adalah media kontrol yang tidak ditumbuhi bakteri, sampel A1 adalah media yang

Proses mengajar yang diterapkan Pesantren Darul Hikmah dengan siswi senior sebagai pembimbing dalam kegiatan public speaking (muhadoroh) merupakan cara yang tepat karena

However, for students of the upper and lower categories of EMA who learned with abductive-deductive strategy (experimental class), the achievement of mathematical

Pada indikator penulisan tanggal surat hanya memperoleh kategori cukup dengan persentase 54,35%, hal ini dikarenaka pada penulisan tanggal surat sebagian

1 Melakukan kegiatan apersepsi dan pemanasan. 2 Menyampaikan komponen tujuan pembelajaran permaianan sepak bola gerak dasar passing kaki bagian dalam dan rencana

Model produktivitas yang diperoleh dari regresi dikalikan luas area tanam dan pola tanam yang berdasarkan pola indeks vegetasi dari data penginderaan jauh dalam satu tahun