• Tidak ada hasil yang ditemukan

Estetika dan Kritik Sastra by Widyastuti

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Estetika dan Kritik Sastra by Widyastuti"

Copied!
32
0
0

Teks penuh

(1)

Estetika dan Kritik Sastra Hanami karya Fenny Wong

Oleh:

Widyastuti Utami (2915121924) Pendidikan Bahasa Jepang

Fakultas Bahasa dan Seni UNIVERSITAS NEGERI JAKARTA

(2)

Sinopsis

Sakura, membuka pintu rumahnya. Keigo yang telah menunggunya di ruang tamu pun berdiri. Sakura tersenyum kecil dan melihat jam dinding yang ada di ruang tamunya. “Maafkan aku,” kata Sakura pelan. “Aku tidak mendengar telepon mu karena ponselku aku getarkan. Tadi aku kelamaan dengan teman-teman klub tenis ku,” lanjut Sakura. Keigo hanya dapat terdiam. Ia tidak mampu mengungkapkan segala amarahnya kepada Sakura karena telah pulang selarut ini.

Akhir-akhir ini Sakura sering pulang larut malam. Hal itu membuat Keigo bingung, apa yang harus dilakukannya. Apakah gejala remaja ? Atau memang terjadi sesuatu. Entahlah, Keigo tidak dapat memikirkannya.

Sakura adalah seorang siswi SMA Umegaoka di daerah Tokyo. Dia adalah salah seorang anggota klub tenis di sekolahnya. Dia cantik, kulitnya putih, tubuhnya kecil dan wajahnya selalu tampak lebih muda dari umurnya. Dia memiliki 3 sahabat yang selalu menemaninya, Akiko, Chiyo dan Rima.

Keesokan harinya, Sakura diajak main lagi sepulang latihan tenis. Awalnya Ia menolak, tapi karena keteguhan teman-temannya Ia tidak dapat menolak. Sampailah mereka di tempat karaoke. Malam itu sedikit dingin, meskipun mereka berdelapan. Setelah memasuki ruang karaoke, Sakura baru ingat bahwa Ia belum mengabari Keigo. Ketika membuka telepon genggamnya, Ia melihat layar telepon genggamnya gelap. Ternyata telepon genggamnya kehabisan baterai. Hal itu memaksanya untuk mencari telepon umum di sekitar gedung karaoke tempat Ia dan teman-temannya berada.

Ia sedang memasuki sebuah gang kecil ketika Ia menemukan telepon umum yang kosong. Namun, keadaan sunyi dan sepi di sekitar telepon umum itu sempat membuat Sakura bergidik merinding. Namun karena keharusan Sakura menelepon Keigo, Ia memberanikan diri. Belum sampai Ia di tempat telepon umum itu, Ia bertemu seorang nenek tua yang sedang menyapu jalanan di depan toko danggo.

(3)

danggo itu. Setelah menelepon Keigo, nenek itu bertanya nama Sakura. Makin lama nenek itu bercerita bahwa Ia hidup sendiri. Dulu ada seorang pembantunya bernama Nishikado Tsubaki. Namun, Tsubaki pergi meninggalkannya ketika hamil. Sakura terkejut mendengar nama Nishikado Tsubaki, nama yang selama ini Ia kenal. Ibunya. Nenek itu menunjukkan sebuah foto yang sudah menguning karena umurnya yang sudah tua. Sakura pun terkejut untuk kedua kalinya. Ia merasa sangat mengenali salah satu wajah di foto itu. Dalam foto itu terdapat 3 orang. Seorang wanita yang sangat cantik, seorang lelaki yang sedikit lebih tua dari perempuan itu dan seorang anak kecil memegang tusukan danggo yang baru setengah termakan. Wajah mereka sangat bahagia saat itu. Perempuan itu adalah ibunya.

Mereka berdua tampak sangat akrab ketika nenek itu memberikan sepiring danggo dan teh manis untuk Sakura. Mereka banyak bercerita tentang Tsubaki. Sakura juga menceritakan bahwa Ibunya meninggal setelah melahirkannya. Ia mengetahui hal itu dari Keigo, kakak yang mengurusnya dari kecil, tapi Ia sendiri tak pernah tahu darimana Keigo berasal. Sakura menyadari bahwa Ia telah terlalu lama di dalam rumah nenek itu. Ia segera berpamitan. “Jika memang kau adalah anak dari Tsubaki, maka kau aku anggap sebagai cucuku. Jika kau senggang, mampirlah kemari. Aku akan menyediakan danggo dan teh untukmu.” kata nenek itu dengan ramah ketika mengantar Sakura ke pintu rumahnya. Tiba-tiba Sakura merasa memiliki seorang anggota keluarga baru.

(4)

sedangkan aku tidak tahu kau itu siapa,” kata Sakura mengernyit, menahan tangis. “Apa kau marah karena aku terlalu mengaturrmu ? Aku ini kakakmu Sakura,” kata Keigo pelan. “Kalau kamu memang kakakku dan benar-benar sayang kepadaku, kenapa kau tidak memberitahuku sekarang tentang siapa Ibuku ? Hal itu lebih baik daripada aku mendengarnya dari orang lain.” kata Sakura menangis. “Apa ia membuangku ?” lanjut Sakura dengan air mata yang semakin deras mengalir di wajahnya. Keigo hanya mendesah panjang. Sakura lari masuk ke kamarnya dan Keigo marah pada dirinya sendiri.

“Ya Ayah, dia baik-baik saja, sekarang dia sedang tidur. Kemarin Ia sempat membuat semua khawatir karena tiba-tiba menghilang,” kata Keigo sambil memegangi telepon genggamnya di samping telinganya. “Dia sudah besar Keigo, kau tak perlu terlalu mengekangnya. Ia sudah bisa mengurus dirinya sendiri,” suara serak disertai batuk menjawab teleponnya di sana. Keigo menelepon Ayahnya dan menceritakan semua yang Sakura tanyakan. Ia tahu bahwa Ayahnya takkan mengizinkannya memberitahukan siapa Ibu Sakura sebenarnya.

Mereka sedang ngobrol di atas gedung sekolah SMA Midorigaoka saat jam makan siang. Matahari hari itu sangat bersahabat, cerah tapi tidak panas, membuata atmosfer yang sejuk bagi Sakura dan ketiga temannya. Ditengah kehangatan canda mereka, Chiyo berkata “Kau harus menerima Kirishima Seta Sakura. Harus, pacar pertamamu ! Ia adalah anggota klub baseball dan.. Ia teman sekelas mu sakura ! Kau harus menerima cintanya Sakura !”. Ya, Sakura adalah siswi yang cantik. Jadi wajar saja orang seperti Kirishima Seta yang dipuja oleh banyak siswi lainnya di Sekolah juga ikut tergila-gila dengan Sakura, seperti anak lelaki lainnya di Sekolah.

(5)

terhadapmu,” kata Sakura pelan. Mata Kirishima Seta kini membelalak. Ia tampak sangat marah. “Kau mempermainkan aku ? Kau menerima cintaku dan memutuskan hubungan kita setelah 2 jam kita bersama ?” bentak Kirishima Seta kepada Sakura. Sakura hanya bisa menahan tangis. Tiba-tiba ada sosok besar di hadapan mereka berdua. Sosok itu segera melindungi Sakura dan mengusir Kirishima Seta pergi. “Hei kau, kau benar-benar anak SMA kan ? Bukan wanita jalang yang bekerja di sekitar sini ? Tidak seharusnya kau berada di sini.” Namun, Sakura tidak dapat mengatakan apapun. Ia syok setelah mengalami hal tadi. Tiba-tiba seorang lelaki dari pintu belakang sebuah bar dekat tempat Sakura berdiri berteriak. “Bukan ! Ia adalah wanita milik bar ini. Biarkan dia pergi !” kata lelaki itu. Lelaki berbadan besar yang tadi mengusir Kirishima Seta pun mendengus kesal dan pergi.

“Untuk apa kau ada di Kabukicho sendirian ? Tidak seharusnya siswi SMA sepertimu berada di sini. Jangan berpikir aku menyelamatkanmu karena aku kasihan padamu, aku hanya tidak suka dengan yakuza kacangan macam mereka.” kata lelaki itu sambil memberikan jaket kulit hitamnya kepada Sakura. Sakura diam, dia masih syok. “Cepat pergi sebelum pemilik bar ini melihatmu dan benar-benar menjadikanmu wanita jalang !” kata lelaki itu dengan nada sedikit tinggi. “Terima kasih,” kata Sakura. Namun, dia tetap tidak beranjak dari tempat itu. “Apalagi yang kau tunggu ? Apa kau benar-benar ingin menjadi wanita jalang di bar ini ?” kata lelaki itu karena melihat Sakura yang terdiam seperti patung. Tiba-tiba Sakura mengatakan hal yang tidak disangka oleh lelaki itu, “Apa kau mau mengantarku ke Stasiun ? Aku takut..” kata Sakura pelan. “Apa kau gila ! Sudah pergi sana !” kata lelaki itu mengusir Sakura. Sakura pun melangkah lunglai. “Hei !” tiba-tiba lelaki itu mengatakan sesuatu, seakan memberika Sakura harapan. “Jangan pernah kembali lagi.” Sakura pun menangis dan berjalan setengah berlari ke arah stasiun.

(6)

Keesokan harinya di Sekolah beredar kabar yang menjelek-jelekan Sakura. Kabar itu berasal dari Kirishima Seta. Ia mengatakan kepada semua orang bahwa Sakura hidup dengan lelaki yang tidak dikenalnya. Umurnya dengan lelaki itu terpaut 10 tahun. Kirishima mengatakan bahwa Sakura memiliki hubungan negatif dengan Keigo. Hal itu membuat Sakura menangis ketika Keigo menjemputnya di depan Sekolah, seperti biasa. Keigo tidak mendapatkan jawaban ketika Ia menanyakan keadaan Sakura. Sakura hanya berkata bahwa Ia akan pulang naik kereta. Keigo bertanya kepada teman-teman Sakura. Rima yang dewasa mencoba menjelaskan kejadian yang baru saja terjadi secara halus kepada Keigo. Keigo langsung mencari Kirishima Seta dan segera menemuinya di pinggir lapangan baseball. Ia mengangkat kerah baju Kirishima dan berkata“Buka matamu.. lihat wajahku. Hafalkan wajah ini, dan bayangkan sebelum kau berkata apapun tentang Sakura lagi. Karena jika kau melakukannya lagi, akulah yang akan membuat bibirmu terkoyak begitu parah sehingga kau tidak bisa mengatakan apapun lagi.. selamanya.”

Sesampainya di rumah Keigo segera diajak makan oleh Sakura. Sakura menceritakan semua kepada keigo. Keigo menanggapinya dengan tenang. Tiba-tiba Sakura menanyakan soal Sakamura Jin. Keigo tersedak. Sakura menanyakan apakah Kawaguchi Keigo adalah Sakamura Jin. Keigo tidak menjawab apapun.

(7)

meninggalkannya begitu saja. Sama seperti yang dilakukan oleh Tsubaki kepada ayahnya dulu. Jadi, Ia mulai terbuka dan menerima kedatangan Sakura.

Hari-hari mereka lewati. Sosok Sakura yang ceria dan kekanak-kanakan sangat kontras dengan sosok Jin yang dingin dan kasar. Namun, hal itu tidak membuat Sakura menjauhi Jin. Hampir setiap minggu Sakura main dengan Ichigo, kucing jin, di apartemen Jin. Bahkan kedekatan mereka sempat membuat Keigo takut akan kehilangan Sakura. Ketakutan bahwa Sakura akan mencintai Jin dan meninggalkannya setelah semua yang mereka lakukan selama hidup mereka. Dimulai ketika Keigo melihat Sakura di Inkubator, berusaha bernapas sekuat tenaga untuk bertahan hidup, membuat Keigo sadar bahwa Ia harus terus bertahan walaupun berbagai rintangan menghalangi hidupnya. Hal itu membuatnya menceritakan semuanya kepada ayahnya. Mulai dari Sakura mengetahui tentang kakak tirinya hingga kedekatan Sakura dengan Jin saat ini.

Di lain sisi, Jin yang merasa ada seseorang yang masuk ke kehidupannya membuatnya merasa bingung. Ia ingin membalaskan dendamnya, tetapi Ia takut apabila yang terjadi adalah sebaliknya. Ia yang mencintai sakura, bukan Sakura yang mengharapkan dirinya. Hal itu membuatnya membongkar semua tentang Tsubaki dan ayahnya, Sakamura Kyosuke. Ia membawa Sakura ke sebuah pantai di Enoshima, tempat ayahnya bunuh diri ketika Tsubaki meninggalkannya dan ayahnya pada 2 minggu sebelum hari pernikahan Tsubaki dan ayahnya. Hal itu membuat Sakura menangis, terjatuh ke dalam lubang masa lalu yang tak pernah terpikir sama sekali olehnya. Jin menuduhnya sebagai pembunuh ayahnya.

(8)

wanita bernama Arisawa Sumire. Namun dengan segala kekuasaannya, bukan berarti ia bisa mendapatkan semuanya. Ia harus rela dikalahkan oleh salah seorang bawahannya yang bernama Kawaguchi Ichirou. Ia kalah bukan karena tidak dapat memenangkan hati Sumire, hanya saja Ia merasa tidak mampu hidup jika Ia harus kehilangan Sumire, karena menurutnya ketika memiliki berarti harus siap untuk kehilangan. Setelah Sumire mempunyai anak, Kawaguchi Keigo, Ia memerintahkan Ichirou untuk melakukan sebuah tugas yang akhirnya membunuh Ichirou dan istrinya. Dia sangat menyesal sehingga ia mengurus Keigo sebagai bentuk tanggung jawabnya. Keigo yang saat itu baru berumur 5 tahun diperintah untuk memanggilnya ayah, dan keigo menerimanya. 2 tahun kemudian dia bertemu dengan wanita yang cantik, tetapi Dia hanya ingin menjadikan wanita itu mainannya. Wanita itu adalah Matsukaze Rise. Ia memberikan Rise rumah untuk tempat tinggal Rise dan ibunya. Namun, ketika hari pertama Rise menempati rumah itu dan mengundang Tsubaki, teman lamanya, untuk main ke rumah tersebut, Toshihiro bertemu dengan Tsubaki. Ia menyukai Tsubaki sejak pertama melihatnya. Tsubaki sangat mirip dengan Sumire. Semakin hari perasaan untuk memiliki Tsubaki semakin bergejolak. Akhirnya, perasaannya itu Ia lampiaskan ketika hari ke lima Tsubaki menginap di sana. Ia memperkosa Tsubaki. Rise hanya bisa terdiam karena Ia tidak mempunya kendali terhadap Toshihiro. Tsubaki hanya bisa menangis.

Beberapa bulan kemudian Rise menikah dengan seorang lelaki dan menempati rumah yang diberikan Toshihiro kepadanya. Rise melahirkan Tomoe yang kini merawatnya. Kemudian Toshihiro membunuh Rise karena dendamnya.

(9)

harus ikut pergi bersama penyesalan Toshihiro yang kedua kalinya karena Ia telah membunuh 2 orang wanita yang dicintainya karena rasa takutnya akan cinta. Setelah bayi mungil itu dibawa ke ruang Inkubator karena Ia lahir prematur, Toshihiro membawa Keigo untuk melihat bayi itu. Ia memberikan perintah kedua bagi anak buah kesayangannya itu. Menjadi kakak dari Sakura, merawat dan menjaganya untuk selamanya.

Toshihiro menjelaskan alasan kenapa Ia tidak mengatakan hal ini sejak dulu. Sama seperti sebelumnya, Ia terlalu takut untuk menghadapi kenyataan jika Ia harus kehilangan orang-orang yang dicintainya, lagi. Namun, semua terlambat bagi Sakura. Sakura yang merasa dikhianati langsuung pergi begitu saja dari kamar, bahkan rumah itu. Keigo yang berusaha mengejarnya tidak bisa menemukannya. Tomoe hanya terpaku di dalam kamar lelaki tua yang kini sedang terserang penyakit pernapasan itu.

Sakura kembali ke Tokyo. Ketika Ia melihat plang “DIJUAL” di depan rumah kesayangannya, ia bingung harus kemana. Akhirnya ia pergi ke apartemen Jin ketika Ia merasa diikuti oleh orang aneh pada malam yang telah larut. Pada subuh di hari berikutnya Jin menemukannya tertidur di depan pintu apartemennya. Tadinya Jin ingin membiarkan tubuh lunglai dan kotor itu. Namun, Ia tidak bisa. Ia membangunkan Sakura dan mempersilahkannya masuk. Sakura menceritakan bagaimana Ia diikuti seorang laki-laki tidak dikenal saat menuju rumah Akiko. Akhirnya ia memilih untuk masuk ke apartemen itu untuk melindungi dirinya. Telepon di apartemen Jin berdering. Saat mengangkat telepon itu Jin mendengus kesal. Ia tahu bahwa yang menelepon adalah Keigo dan menanyakan tentang keberadaan Sakura. Namun, Jin tidak ingin ikut terlibat dalam permasalahan Sakura. Akhirnya, Sakura diperbolehkan tinggal di apartemennya sampai Ia mendapatkan gajinya bulan ini dan memberikan Sakura pinjaman uang untuk kembali ke Nara. Setelah beberapa hari mereka berdua , Jin merasa hidupnya berubah. Sakura telah merubahnya sedikit demi sedikit. Jin merasakan cinta yang sudah lama pergi dari hidupnya. Sakura pun begitu. Mereka saling memberikan ciuman pertamanya hanya dalam waktu 2 hari sejak Jin menemukan Sakura tertidur di depan apartemennya.

(10)

Sakura, tiba-tiba di belakang mereka muncul seorang yang selama ini telah lama hilang dari kehidupan mereka. Shimizu Ryuu, musuh Toshihiro. Shimizu Ryuu mengatakan semua dendamnya sebelum kemudian Ia mengarahkan pisaunya ke Toshihiro. Namun, Keigo berusaha menyelamatkan ayahnya. Alhasil, Keigo tertusuk di bagian dadanya, hampir mendekati arterinya. Keigo dilarikan ke Rumah Sakit. Wajah Toshihiro terlihat sangat khawatir, sama seperti saat Ia melihat darah di kaki Tsubaki sebelum kematiannya. Sementara itu, 2 orang polisi yang melihat kejadian penusukkan tersebut sedang meringkus Shimizu Ryuu yang mencoba melarikan diri.

Kabar menyebar dengan cepat, secepat kabar itu terdengar di telinga Sakura, tepat di hari Jin mendapatkan gajinya. Sakura pamit pulang kepada Jin. Namun, Jin merasa sangat kecewa. Ia tahu bahwa jika Sakura kembali ke Nara, Ia tak akan pernah kembali lagi. Namun, tekad Sakura telah bulat. Ia harus kembali ke Nara dan menemui Keigo yang kini sedang sekarat di ruang ICU. Sebelum Sakura pergi, Jin berkata “Jika kau pergi, jangan pernah berharap untuk bisa kembali memasuki apartemen ini,”. Sakura menangis, tetapi langkahnya tidak berhenti. Ia merasa harus menemui orang yang Ia sayangi di sana, walaupun Ia harus berpisah dengan Jin, selamanya.

Setelah beberapa minggu di Rumah Sakit, keadaan Keigo kini lebih baik. Sakura merasa sangat prihatin dengan Keigo. Itulah alasan mengapa dia belum mengatakan apapun tentang Jin kepada Keigo. Namun, Keigo tahu semua yang dirahasiakan Sakura. Setelah pulih, Keigo mendatangi Jin. Ia mengembalikan uang yang dulu dipinjam Sakura untuk kembali ke Nara. Ia mengatakan kepada Jin “Jika kau memang mencintai Sakura, temuilah Ia.” “Tapi, apa kau rela jika Sakura lebih memilihku dibanding dirimu ?” tanya Jin. “Kita lihat nanti untuk menjawab hal itu,” kata Keigo sambil pergi keluar dari apartemen Jin.

(11)

mendengar hal itu, sama seperti ketika Ia mendengar bahwa Sakura juga mencintainya. Kecupan lembut di kening Sakura adalah luapan kebahagiaannya.

Di saat yang bersamaan, Keigo sedang duduk di kursi taman di pekarangan rumahnya. Mencoba menenangkan dirinya. Tiba-tiba Tomoe datang. Ia menyapa Keigo dan duduk di sebelahnya. Setelah mengobrol beberapa lama, Ia mengeluarkan sesuatu dari tas kecil yang selalu Ia bawa kemana-mana. Sebuah kancing putih. Keigo seakan mengalami De Javu ketika melihat kancing tersebut. Tomoe tersenyum. Ternyata kancing tersebut adalah kancing kedua dari seragam SMA Keigo yang dahulu sempat Ia berikan kepada adik kelas yang sama sekali tidak ia kenal. Kancing yang sempat membuat Sakura marah dan patah hati untuk pertama kalinya. Sakura pernah merasakan patah hati kedua kali ketika Ia membuatkan kue untuk Keigo di hari valentine. Di hari ketika Ia pertama kali membuat kue dan terkena siraman adonan kue panas yang sempat melukai kakinya, membuat Keigo melarangnya untuk membuat kue lagi. Di hari ketika Ia melihat ciuman pertama Keigo yang diberikan kepada teman kuliah dari lelaki berbadan kekar itu sehingga Ia memutuskan untuk berhenti mencintai Keigo bukan sebagai kakaknya, tapi sebagai lelaki yang memang Ia inginkan untuk menghabiskan sisa hidup bersamanya.

Tomoe menjelaskan semuanya kepada Keigo, bagaimana ia bisa bertemu lagi dengan sosok lelaki yang selama ini dicintainya. Ia sempat mengikuti Keigo masuk di Universitas yang sama setelah lulus SMA. Namun, Ibunya, Matsukaze Rise, memintanya untuk pindah ke Nara dan mengurus rumah yang sekarang menjadi tempat tinggalnya. Ia tidak menyangka akan bertemu Keigo lagi.

Hari berlalu dan hari ini adalah hari tes Sakura di Universitas Keio. Keigo yang sempat marah karena Sakura mendaftar di Universitas di luar Nara akhirnya menyelipkan jimat keberuntungan ujian ketika Sakura memeluknya dari belakang dan mencium pipinya. Sakura pergi beserta doa dari seluruh keluarganya.

(12)
(13)

Estetika Sastra

A. Kesatuan (Unity) 1. Tema

Sebenarnya tema dari novel Hanami adalah tema yang sudah banyak diangkat pada novel lain, yaitu cinta. Namun, Fenny membuatnya berbeda dengan cara menambahkan unsur takdir pada cerita di novel ini. Tema yang berusaha diangkat oleh Fenny pada novel ketiganya ini adalah kekuatan takdir yang secara tidak langsung telah mengantarkan dua pasang manusia untuk menemukan cinta sejati mereka di dunia. Tabir kelam tentang masa lalu para tokoh yang terungkap di akhir cerita adalah bukti bahwa takdir mempunyai kekuatan atas segala-galanya dalam novel bernuansa Jepang ini.

2. Alur

Meskipun Fenny sempat mengajak pembaca untuk kembali ke masa lalu agar segala rahasia tentang para tokoh terungkap dan kembali lagi ke masa kini untuk melanjutkan cerita, alur yang digunakan adalah alur maju. Hal itu dikarena cerita pada novel ini tetap berakhir di masa depan (masa setelah masa awal ketika cerita bermula). Cerita dijelaskan secara berurutan dan maju ke masa yang berikutnya dalam lingkaran waktu para tokoh. Novel ini terbagi atas 19 bagian tanpa judul dan sebuah epilog untuk mengakhiri cerita. Berikut akan dijelaskan perkembangan alur pada novel ini:

 Pengantar

(14)

dan memiliki 3 teman yang sangat dekat dengannya, Akiko, Chiyo, dan Rima. Selain itu, kehidupannya juga digambarkan sangat bahagia karena kehadiran Keigo sebagai kakak laki-laki yang selalu melindunginya sehingga banyak orang yang iri dengan kehidupannya yang terasa begitu mudah. Pada akhir bagian ini, penulis mulai menampilkan masa lalu dari Tsubaki, Ibu dari tokoh utama, yang menandakan bahwa Sakura akan mulai mencari tahu tentang sejarah keluarganya yang selama ini seakan tertutup kabut kebohongan sehingga tak pernah Ia ketahui.

 Penampilan masalah

Penampilan masalah pada novel ini dimulai dari bab kedua, ketika Sakura diceritakan mulai membantah dan melawan Keigo dengan alasan bahwa Sakura sudah mulai dewasa. Masalah terus meningkat pada setiap lembar halaman novel bertajuk cinta ini. Pada bagian ini, Sakura mulai berusaha untuk membuka kabut tebal yang menutupi sejarah masa lalu kehidupannya. Penampilan masalah dimulai dari Sakura yang secara tidak sengaja bertemu dengan Sakamura Jin karena kencan dengan Kirishima Seta di Kabukicho. Kemudian, tiba-tiba saja kehidupan Sakura dipenuhi dengan Jin, sosok yang dianggapnya kakak tiri pada saat itu. Namun, Sakura harus merasakan rasanya ditolak mentah-mentah oleh Jin yang membencinya karena kesan masa lalu Jin yang begitu kelam. Seiring berjalannya cerita, misteri masa lalu para tokoh perlahan mulai terungkap. Hingga pada akhirnya Jin mengajak Sakura ke tempat ayah kandungnya bunuh diri, Enoshima, dan membongkar semua kisah tentang masa lalunya kepada Sakura yang membuat Sakura sangat terpukul dan tak percaya akan masa lalunya yang tak pernah Ia duga. Kisah hidup dan takdir Sakura serta tokoh lainnya perlahan mulai terungkap. Namun, penulis ternyata masih menyembunyikan satu kejutan lagi untuk para pembaca yang akhirnya menjadi klimaks dari cerita pada novel dengan banyak tokoh utama ini.

 Puncak ketegangan (Klimaks)

(15)

memanggil mereka untuk berbicara di kamarnya. Dengan suara serak diiringi batuk-batuk kecil, Toshihiro menceritakan semua hal yang selama ini menutupi tabir kelam tentang sejarah hidup Sakura yang selalu dirahasiakannya. Setelah mendengar semua cerita dari Ayah yang baru Ia kenal itu, Sakura kontan marah dan pergi melarikan diri dari rumahnya di Nara. Ia pergi ke Tokyo dan dari sinilah ketegangan dari cerita ini mulai menurun.

 Ketegangan menurun (Antiklimaks)

Antiklimaks dimulai ketika Sakura sampai di Tokyo. Karena sudah larut malam dan bingung harus kemana, tanpa terasa Ia melangkahkan kakinya ke apartemen lusuh tempat Sakamura Jin tinggal. Dari sini, Sakura diceritakan mulai bisa menerima segala hal buruk yang terjadi di kehidupannya. Selain itu, kehadiran Jin yang mulai bisa menerimanya juga ikut menambah ringan bebannya. Ia tinggal dengan Jin selama 2 minggu. Ikut serta dalam segala kegiatan di kehidupan Jin membuat Sakura sadar bahwa Ia telah jatuh cinta kepada Jin yang selama ini Ia anggap kakak tirinya. Cinta yang lain dari cinta sebatas kakak tiri, Ia langsung mendapatkan kecupan pertamanya dari Jin. Begitupun dengan Jin yang juga mulai merasakan benih-benih cinta yang Ia rindukan selama ini, seakan menghilangkan semua kesunyian yang menemani hidupnya selama beberapa tahun terakhir. Bahkan ketika Sakura harus kembali karena Keigo masuk rumah sakit karena ditusuk oleh Shimizu Ryuu, Jin tidak rela untuk kehilangan yang kedua kalinya.

 Penyelesaian masalah

(16)

sana. Jauh dari keluarganya di Nara, tapi dekat dengan sosok yang sangat ia cintai, Sakamura Jin. Pada akhirnya, penulis menjelaskan apa yang ingin disampaikan di novel bersampul bunga Sakura ini. Penulis menjelaskan bahwa sosok Keigo adalah rumah bagi Sakura, yaitu tempat Sakura kembali ketika Ia harus kembali untuk mengenang masa lalu kehidupannya. Selain itu, Jin juga dijelaskan sebagai lelaki yang selama ini Sakura tunggu. Seorang pangeran yang dengan segala sikap diginnya mampu menjadikannya seseorang yang sangat pentang di hidup Sakura.

3. Tokoh dan Penokohan

Terdapat lima tokoh sentral dalam novel ini, yaitu Nishikado Sakura, Nishikado Tsubaki, Sakamura Jin, Kawaguchi Keigo, Kurosawa Toshihiro, dan Matsukaze Tomoe. Berikut adalah penokohan dari para tokoh di atas. a. Nishikado Sakura :

 Manja, ceria, dan kekanakan, bukti kalimat :

- “Kurasa, di bumi ini tidak ada orang yang lebih manja dan polos dibanding kau.” (halaman 33)

- Milik Sakura lebih ceria daripada milik Tsubaki, lebih kekanakan, lebih polos. (halaman 125)

 Cantik dan banyak disukai oleh lelaki (idola sekolah), bukti kalimat :

“Enak ya, jadi Sakura,” celetuk Akiko. “Pulang pergi diantar jemput mobil bagus, kakaknya cakep banget, baik lagi... Makannya Sakura bisa jadi idola sekolah!” (halaman 7)

 Belum pernah pacaran, bukti kalimat :

Rima mengangkat alis. “Apa ada manusia lain di angkatan kita yang tidak pernah pacaran, tidak pernah pergi kencan, tidak pernah-“ (halaman 33)

 Naif dan selalu merasa kehidupannya akan baik-baik saja, bukti kalimat

:

(17)

 Sangat mudah menangis, bukti kalimat :

Bersaman dengan jatuhnya meatball itu, air mata Sakura meleleh. (halaman 182)

 Sangat membutuhkan sosok Keigo dalam hidupnya, bukti kalimat :

“Keigo... boleh memarahiku, aku takkan merajuk atau kesal.” Sakura memulai. “Keigo boleh menanyakan apa saja kepadaku, melarangku melakukan apa saja yang tidak Keigo inginkan.. Tapi, kumohon, lindungilah aku.” (halaman 47)

 Tidak biasa ditolak, bukti kalimat :

Ia tidak biasa dengan penolakan. Ada kalanya dirinya merasa amat manja, tetapi tidak pernah ada yang menolaknya. (halaman 133)

 Sangat merindukan keluarganya, bukti kalimat :

Ia terpaku di gerbang, mendongak memperhatikan teman-temannya berjalan masuk penuh tawa dengan orangtua mereka. Walaupun sesaat kemudian, Keigo berlari bersemangat ke arahnya dan mengajaknya masuk, hati Sakura masih terasa sakit. (halaman 165)  Suka dipeluk, bukti kalimat :

Sakura menyandarkan kepalanya pada dada Keigo, terdiam dalam kesunyian. Kedua tangan yang meraih balik tubuh Keigo terasa agak bergetar. (halaman 26)

 Tegas dan keras kepala, bukti kalimat :

Gadis yang Keigo tatap punggungnya saat ini adalah gadis yang tegas, yang keras kepala menginginkan kebenaran. (halaman 292)

 Selalu berusaha untuk dewasa dalam menerima takdirnya, bukti kalimat :

Ia tersenyum pada keluarganya dan mengangkat tasnya. “Doakan aku beruntung hari ini.” (halaman 442)

b. Sakamura Jin :

 Dingin, keras, dan suka menyendiri, bukti kalimat :

(18)

- Seperti pertama kali Sakura melihatnya, tatapan itu dingin dan sepi, berusaha mendorong semua orang menjauh dari dirinya. (halaman 165)

 Perokok dan peminum minuman keras, bukti kalimat :

- “Apa kau bisa menjelaskan mengapa botol-botol whisky-ku kosong ? Dan kemana semua kaleng birku ?” (halaman 127)

- Namun, Ia sama sekali tidak bisa menemukan bungkusan-bungkusan rokoknya. (halaman 128)

 Sangat menyukai makanan manis, terutama stroberi. Bukti kalimat :

- Di suasana sesulit apapun, mencicipi makanan manis adalah hal terbaik bagi Jin. (halaman 190)

- Sakura pun sadar sesuatu. Strawberry shortcake, lalu Ichigo. Jin pasti suka stroberi. (halaman 366)

 Sudah lama tidak melakukan Hanami, bukti kalimat :

Tahun-tahun berikutnya dalam hidup Jin, Ia hanya sempat melihat pohon-pohon sakura di pinggiran jalan, dari kejauhan di taman-taman, tetapi tidak pernah benar-benar berhenti untuk menikmatinya. (halaman 174)

 Kesepian, bukti kalimat :

Karena ketika jemari Sakura menyentuh pipi Jin, tiba-tiba saja sesuatu itu hilang. Sesuatu yang menyedihkan di mata Jin, kesepian itu, hilang. (halaman 180)

 Sudah lama tidak diperhatikan dan biasa hidup sendiri, bukti kalimat :

Jin tidak diperhatikan untuk waktu yan sangat lama. Terakhir kali Ia hidup bersama orang lain adalah empat tahun lalu-jika kau bisa menyebut masa-masa itu hidup bersama. (halaman 171)

 Jatuh cinta kepada Sakura, bukti kalimat :

Ketika Jin mencampur minuman di Zenith malam ini, mengingat dia di setiap gelasnya, Jin merasa dirinya mungkin kena gangguan jiwa. (halaman 191)

c. Kawaguchi Keigo :

(19)

Dengan figurnya yang tinggi, garis wajahnya yang tegas, jasnya yang hitam, dan sedikit tato yang terlihat dari balik kancing kemejanya yang terbuka, Keigo dapat dengan mudah menakuti siapapun. (halaman 60)  Kebapakan, pengertian dan penuh pertimbangan, tampak lemah ketika

berhadapan dengan Sakura, bukti kalimat :

Keigo yang biasa kebapakan, yang biasa pengertian dan penuh pertimbangan, yang terlalu sayang hingga terkadang terasa lemah kepada Sakura, yang terlalu memanjakan-segalanya hilang di dalam satu ekspresi itu. (halaman 402)

 Sangat mencintai Sakura dan takut kehilangannya, bukti kalimat :

“Saya bertemu juga dengannya... dengan orang itu di Tokyo. Melihat kesiapannya, melihat kesunguhannya. Apa pun yang Ia sangkal dari mulutnya, matanya berkata lain... ia menginginkan Sakura, dan saya takut, Ayah.” (halaman 424)

 Sudah lama melupakan kekerasan, bukti kalimat :

Walaupun telah berjanji pada diri sendiri berulang kali... kekerasan memang selalu ada di dalam diriku, Keigo mengutuk dan mengutuk dalam hati. (halaman 61)

 Terlalu waspada, bukti kalimat :

Selain kasar, ternyata aku memang mempunyai bawaan lain : terlau waspada, Keigo menghela napas. (halaman 62)

 Sangat menyayangi ayahnya meskipun telah dikecewakan, bukti kalimat :

“... Aku tidak tahu apa-apa tentang ini hingga hari ini. Yang kutahu adalah Ia bukan Ayah kandungku, tapi tentang mengapa Ia mengurusku, aku tidak tahu. Aku tidak marah kepadanya karena... karena seperti semua orang lain, Sakura, Ia ingin kesempatan, kau juga pasti tahu tentang itu.” (halaman 306)

d. Kurosawa Toshihiro :

 Seorang kepala klan yakuza yang sangat terkenal, bukti kalimat :

(20)

bubar. Tapi, Kumicho tetap Kumicho, dia tetap Kumicho tegas yang kutahu.” (halaman 384)

 Sangat mencintai keluarganya sehingga Ia tidak mau membahayakan keluarganya karena pekerjaanya, bukti kalimat :

- “Sakura, tenanglah.. Ayah memiliki alasannya sendiri, seperti bagaimana Ia mempunyai alasan untuk membuatmu tidak mengenal dirinya bertahun-tahun ini. Kau sempat dicelakai oleh musuhnya dan kami cemas akan terjadi sesuatu lagi, jadi..” (halaman 305)

- “Untuk dirimu, sebagai yakuza, Ia membubarkan klan-nya. Kurasa tentang yakuza itu, kau sudah tahu tentang itu sedari dulu bukan?” (halaman 306)

 Sudah tua dan sakit-sakitan, bukti kalimat :

Pria plontos itu menenggak birnya. “Tidakkah kau tahu ? Dia sakit-sakitan, parah, akhir-akhir ini. Dua hari yang lalu aku mengikuti Nishikado Sakura keluar dari stasiun, tapi kehilangan jejaknya karena Ia tiba-tiba lari dan menghilang... Malam itu aku bilang pada Kumicho, Nishikado Sakura baik-baik saja-itu bohong, tentu saja-tetapi aku belum melapor apa-apa lagi kepada Kumicho hingga hari ini. Kau tahu mengapa ?” (halaman 384)

 Takut untuk memiliki sesuatu karena takut kehilangan, bukti kalimat :

Dengan memiliki, berarti mungkin akan kehilangan, dan jika Toshihiro telah memiliki, Ia akan hancur jika kehilangan Sumire. (halaman 296)  Musuh terbesarnya adalah Shimizu Ryuu, bukti kalimat :

“Tidak, ketika orang yang membunuh kakakku masih hidup mewah di dalam rumah megah di Nara.” Shimizu Ryuu memberika cengiran, memamerkan gigi-giginya yang kecil dan tidak beraturan. (halaman 336)

e. Matsukaze Tomoe :

(21)

Terlalu jatuh cinta, terlalu terhipnotis akan dirimu, hingga berusaha untuk masuk universitas yang sama denganmu... Dan, ketika akhirnya aku berhasil, Ibu menyuruhku kembali dan menjaga rumah ini sehingga aku harus pindah ke Universitas di Nara, berpisah darimu. Kau adalah sosok yang selalu ku kejar, tidak pernah ku dapatkan. Siapa sangka aku menemuimu lagi di Nara, terlebih lagi, di dalam rumahku?” (halaman 438)

 Merasa bahwa Ia adalah anak dari Toshihiro, bukti kalimat :

Tidak terkejut, hanya bertambah yakin... bahwa Toshihiro, adalah ayahnya. (halaman 407)

4. Latar atau Setting a. Latar Tempat

- SMA Midorigaoka, Tokyo :

Mereka sedang ngobrol di atas gedung sekolah SMA Midorigaoka saat jam makan siang. Matahari hari itu sangat bersahabat, cerah tapi tidak panas, membuata atmosfer yang sejuk bagi Sakura dan ketiga temannya. (halaman 32)

- Kabukicho :

“Untuk apa kau ada di Kabukicho sendirian ? Tidak seharusnya siswi SMA sepertimu berada di sini. Jangan berpikir aku menyelamatkanmu karena aku kasihan padamu, aku hanya tidak suka dengan yakuza kacangan macam mereka.” kata lelaki itu sambil memberikan jaket kulit hitamnya kepada Sakura. Sakura diam, dia masih syok. (halaman 41) - Toko Danggo :

“Jika kau mau, kau boleh pakai telepon rumahku,” kata nenek itu ramah. Sakura tidak berbicara. Ia hanya tersenyum dengan anggukan kecil. Ia pun masuk ke dalam toko danggo itu. Setelah menelepon Keigo, nenek itu bertanya nama Sakura. (halaman 12)

- Apartemen Sakamura Jin :

(22)

tertidur di depan pintu apartemennya. Tadinya Jin ngin membiarkan tubuh lunglai dan kotor itu. (halaman 314)

- Bar Zenith :

Hari-hari pun berlalu. Sakura mencari tahu tentang sosok Sakamura Jin dan Ia mendapatkan jawabannya. Sakamura Jin atau kakak tirinya adalah lelaki yang meneyelamatkannya ketieeka pertama kali Ia ke Kabukicho, bartender di sebuah Bar bernama Zenith dan mempunyai nama panggilan Silver. Hal itu sempat membuat Sakura terkejut. Berhari-hari Sakura melakukan pendekatan dengan Sakamura Jin. Ia sering main ke Bar Zenith.(halaman 97)

- Rumah Sakura dan Keigo, Tokyo :

Sesampainya di rumah Keigo segera diajak makan oleh Sakura. Sakura menceritakan semua kepada keigo. Keigo menanggapinya dengan tenang. Tiba-tiba Sakura menanyakan soal Sakamura Jin. Keigo tersedak. Sakura menanyakan apakah Kawaguchi Keigo adalah Sakamura Jin. Keigo tidak menjawab apapun. (halaman 49)

- Enoshima :

Hal itu membuatnya membongkar semua tentang Tsubaki dan ayahnya, Sakamura Kyosuke. Ia membawa Sakura ke sebuah pantai di Enoshima, tempat ayahnya bunuh diri ketika Tsubaki meninggalkannya dan ayahnya 2 minggu sebelum hari pernikahan Tsubaki dan ayahnya. Hal itu membuat Sakura menangis, terjatuh dalam lubang masa lau yang kelam. Jin menuduhnya sebagai pembunuh ayahnya. (halaman 238)

- Rumah Kurosawa Toshihiro, Nara :

Tidak lama kemudian, Sakura dan Keigo diminta oleh ayahnya Keigo untuk pindah kerumahnya di Nara karena merasa keadaan kesehatannya semakin hari semakin memburuk. Matsukaze Tomoe, keponakannya, sudah tidak mampu merawatnya sendiri. Hal itu membuat Sakura harus melepas teman-temannya yang selalu menemaninya setiap hari. pada hari pertama ia pindah ke Nara, ia dipertemukan dengan sosok ayahnya, yang selama ini selalu dibicarakan Keigo. (halaman 255)

(23)

Setelah beberapa minggu di Rumah Sakit, keadaan Keigo kini lebih baik. Sakura merasa sangat prihatin dengan Keigo. Itulah alasan mengapa dia belum mengatakan apapun tentang Jin kepada Keigo. Namun, Keigo tahu semua yang dirahasiakan Sakura. (halaman 411) - Pelataran Kuil Todaiji :

Jin mengajaknya keluar malam itu. Ia pun diperbolehkan keluar oleh ayahnya. Namun, Keigo tampak tidak suka dengan keputusan Sakura. Hal itu tidak mengurungkan niat Sakura untuk berjalan-jalan malam dengan Jin. Mereka berjalan-jalan ke Kuil Todaiji. Entah mengapa mereka pergi ke sana. (halaman 432)

- Universitas Keio :

Setelah beberapa jam menunggu, akhirnya hasil tes Sakura keluar juga. Hasil tes tersebut di pampang di mading depan Universitas Keio. Sakura mencari nomer pesertanya. Satu persatu Ia urutkan. Akhirnya wajah cemas-cemas harapnya berubah menjadi sangat bahagia. (halaman 443)

b. Latar Waktu

- Sore hari, bukti kalimat:

Sinar sore tidak membuat segalanya lebih baik untuk Sakura (halaman 112)

- Malam hari, bukti kalimat :

Ia mengalihkan mata dari jalan yang berpendar karena lampu-lampu mobil dan sorot cahaya bulan. (halaman 25)

- Subuh pagi, bukti kalimat :

Subuh itu adalah subuh Senin, tetapi sejujurnya, Jin sudah kehilangan waktu. (halaman 309)

- Pagi hari, bukti kalimat :

Itu adalah kalimat pertama yang keluar dari mulutnya pagi itu. (halaman 287)

5. Gaya

(24)

dengan novel terjemahan dan mungkin hal itu yang membuat penulis sama sekali tidak menggunakan majas-majas dalam karya tulisnya ini. Namun, seperti gaya bahasa yang digunakan pada novel terjemahan, penulis banyak memasukan unsur-unsur bahasa asing yang diartikannya dalam bentuk foot note. Berikut adalah beberapa kata dari bahasa asing yang terdapat dalam novel ini.

a. Kumicho yang berarti kepala klan, bukti kalimat : “Ini memang bukan masa lalu ketika kau akan mendapatkan hukuman berat... atau apa. Kau juga tahu kini segalanya berubah sejak klan bubar. Tapi, Kumicho tetap Kumicho, dia tetap Kumicho tegas yang kutahu.” (halaman 384)

b. Yozakura yang berarti melhat bunga Sakura di malam hari, bukti kalimat : “Bagaimana jika yozakura ? Di depan stasiun pukul tujuh malam. Setiap malam Rabu Zenith tutup.” (halaman 156)

c. Takoyaki yang berarti makanan gurih berisi cumi yang dibuat dari tepung terigu, bukti kalimat : Jin mendapati dirinya berlari dengan membawa takoyaki di tangannya, merasa seperti orang bodoh. (halaman 182)

Selain itu, penulis juga banyak membawa nama-nama Jepang, seperti Sakura dan Keigo, dan membawa nama-nama tempat di Jepang, seperti Nara, Tokyo, Kuil Todaiji, Enoshima, dan Kabukicho. Kemudian nama-nama bir juga banyak diangkat di novel ini.

Untuk bagian judul, novel ini berjudul Hanami yang berasal dari bahasa Jepang. “Hanami” yang berarti melihat bunga Sakura karena tokoh utamanya adalah Sakura. Semua cerita berpusat pada Sosok Nishikado Sakura. Semua tokoh jatuh cinta kepada Sakura. Mulai dari Keigo, Jin, Kirishima Seta, Toshihiro dan semua tokoh pembantu lainnya. Mungkin hal inilah yang melatarbelakangi kenapa judul dari novel ini adalah Hanami. Kerana semua mata terpusat pada Sakura di setiap perisiwa, seperti saat Hanami.

6. Amanat

(25)

Toshihiro bahwa Ia selalu berusaha untuk lari dari masalah yang sedang dihadapinya. Namun, setiap Ia berusaha untuk pergi meninggalkan masalah yang ada tanpa menyelesaikannya, masalah itu justru semakin bertambah besar sampai pada akhirnya beban dari masalah itu semakin bertambah besar dibanding dahulu ketika masalah itu baru muncul sehingga Ia kesulitan sendiri akibat perbuatannya.

B. Keselarasan (Harmony)

Keselarasan atau harmony dalam karya sastra merupakan bentuk penyajian jumlah item dalam tiap-tiap unsur intrinsik. Menurut saya, unsur-unsur pada novel berlatar Negeri Matahari Terbit ini, sudah cukup selaras, terutama pada segi keselarasan tokoh dan setting. Berikut bagian beserta pembuktian dalam kalimat di novel tersebut:

 Siswi SMA di atas gedung SMA, bukti kalimat : Mereka sedang ngobrol di atas gedung sekolah SMA Midorigaoka saat jam makan siang. Matahari hari itu sangat bersahabat, cerah tapi tidak panas, membuata atmosfer yang sejuk bagi Sakura dan ketiga temannya. (halaman 32)

 Para anggota klub tenis di lapangan tenis sekolah, bukti kalimat : Ia berjalan

dengan raket-raket di tangan, mengikuti kerumunan anggota tim yan lain. di jajaran depan, ada pak guru Ohda dari Midorigaoka yang membawa murid-muri dari sekolah Sakura, Umegaoka ke lapangan. (halaman 7)

 Para anggota tim baseball di dalam lapangan baseball sekolah, bukti

kalimat : Keigo tidak menunggu jawaban mereka, Ia kemudian melanjutkan langkahnya yang lebar-lebar ke arah lapangan Baseball. Ia bertanya pada salah satu anggota Tim Baseball yang lewat di sampingnya, suaraya tenang, “Kirishima Seta-san ?” (halaman 60)

 Bartender tampan di bar terkenal, bukti kalimat :

- Pria itu tidak berusaha untuk mencolok, tapi perempuan-perempuan yang duduk di meja-meja seberang tidak henti-hentinya melongok ke arahnya. (halaman 93)

(26)

hingga sejauh ini. Pergi, aku tidak tertarik pada gadis yang tidak memiliki dada, terutama ketika kepalaku sedang sepening sekarang.” (halaman 99)

 Nenek penjual danggo di toko danggo, bukti kalimat : “Dulu, di sini toko danggo.” Si nenek bangkit dari duduknya, lalu berjalan ke arah dapur yang tak jauh dari tempat Sakura duduk. ”Tapi sudah lama kututup... aku bertambah tua dan daerah sini memang sepi. Anak muda sepertimu lebih menyukai karaoke daripada makan danggo.” (halaman 14)

 Yakuza di sekitar bar, bukti kalimat : “Anak SMU sepertimu tidak seharusnya ada di sini. Mengapa kau jalan-jalan di Kabukicho sendirian ? Jangan berpikir aku menyelamatkanmu karena kasihan, aku hanya tidak suka dengan yakuza kacangan macam mereka.” (halaman 41)

 Polisi patroli di trotoar, bukti kalimat : Tiba-tiba, di kanan mereka, dari bagian atas, tempat trotoar tadi Keigo dan Toshihiro berjalan, dua orang polisi patroli menunjuk ke arah mereka bertiga, mulai berbicara satu sama lain dengan siaga. (halaman 337)

C. Keseimbangan (Balance)

Dalam sebuah karya sastra diperlukan keseimbangan dalam berbagai hal. Hal-hal tersebut adalah cara penyajian cerita, keseimbangan jumlah tokoh, dan keseimbangan-keseimbangan lainnya. Secara keseluruhan, cerita dari novel ini sudah cukup seimbang. Kali ini saya akan membahas keseimbangan pada novel ini menurut aspek tokoh dan alur.

 Menurut aspek tokoh

(27)

meletakkan tokoh tersebut sebagai kunci jawaban untuk membuka rahasia kehidupan yang selanjutnya.

 Menurut aspek alur

Alur cerita yang disediakan pada novel ini terus mengalir dengan sangat rapih. Penulis memang sering membawa pembaca ke masa lalu dari tokoh yang sedang dibahas. Namun, proses flashback tersebut hanya sebagai penjelas dari penyebab kelanjutan cerita. Cerita terus berjalan dan pada akhirnya cerita menemukan ending di masa depan yang membuat alur dari cerita ini menjadi maju.

D. Perlawanan (Contras) – tidak sesuai dengan budaya

Seperti pada umumnya novel yang mengangkat lataran budaya negara lain, pada novel ini terdapat banyak perbedaan budaya yang sangat kontras dengan budaya negara Indonesia. Berikut adalah beberapa contoh dari perbedaan budaya tersebut.

 Kencan grup terjadi di kalangan siswa SMA tempat Sakura bersekolah sangat kontras dengan SMA di Indonesia. Memang bukan hal baru jika kencan grup ada di kalangan SMA di Indonesa, tapi, di Jepang, seakan hal ini umum dan wajar apabila terjadi di tingkat SMA. Berikut bukti kalimatnya.

“Kau tidak bilang kalau ini... ini... kencan grup !” Sakura menggeram gemas pada sahabatnya itu. Akiko terkikik melihat Sakura “Tentu saja, apa yang kau pikirkan waktu kita bilang ‘kumpul-kumpul’ ? Ada Chiyo dan Rima juga, sudah jelas akan jadi seperti ini.” (halaman 10)

 Berciuman di tempat umum bukanlah budaya negara Indonesia. Namun, hal ini menjadi umum jika terjadi di negara penganut freesex seperti Jepang. Berikut bukti kalimatnya.

 Walaupun Jin sama sekali tidak menginginkannya, Ia tahu tidak bisa menghentikannya. Tidak peduli akan sekelilingnya, tidak peduli akan apapun juga. Ia meraih lengan Sakura, mencengkeramnya erat, mencium bibirnya. (halaman 393)

(28)

 Bunuh diri, bukti kalimat : Jin berusaha menjulurkan tangannya, berusaha lari sekencang mungkin ke arah ayahnya. Namun, seakan sekelilingnya diperlambat, tubuh ayahnya jatuh jauh sebelum Jin bisa meraihnya. Jin tidak perlu melihat ke bawah dan mencari sisa-sisa kehidupan ayahnya. Suaranya ketika berteriak hampir tidak terdengar, hilang ditelan kepiluan. (halaman 121-122)

 Dua orang berbeda jenis kelamin tanpa hubungan darah hidup bersama dalam satu rumah, bukti kalimat :

- Ia memanjat ranjangnya, tidur di sisi yang masih tersisa. Ia hampir terdorong ke pinggir, tetapi Ia bisa merasakan kehangatan badan Sakura. Sambil memejamkan mata, Jin memeluknya dari belakang. (halaman 367)

- Berada di kursi di sampi Keigo hanya membuatnya teringat setiap kata yang Seta ucapkan : Pria yang jauh lebih tua darimu, tidak ada hubungan darah denganmu, bukan orang yang mengadopsimu... tapi membiayaimu, menjemputmu ke sekolah dengan mobil sedan mewah ? (halaman 57)  Minuman keras yang sudah menjadi konsumsi sehari-hari, bukti kalimat :

“Scotch-ku,” Jin berusaha keras untuk tidak berteriak, “Apa kau bisa menjelaskan mengapa botol-botol whisky-ku kosong ? Dan kemana semua kaleng birku ?” (halaman 127)

 Kabukicho, sebuah lokasi dengan kumpulan bar-bar terkenal dan menjadi tempat umum, bukti kalimat : Ia tidak ingin memulai pertengkaran lainnya dengan Keigo, jadi Ia berkata dengan lembut. “Orang bilang Ia yakuza.” “Kabukicho adalah wilayah mereka, Sakura. Tidak aneh.” Keigo menyelesaikan nasinya,mengucapkan terima kasih untuk makanannya. (halaman 51)

 Hamil di luar nikah, bukti kalimat : Enam bulan setelah pemakaman itu, seorang wanita berdiri di depan pachinko miliknya. Sosoknya tidak asing-untuk sesaat Toshihiro bahkan mengira Sumire hidup kembali. Tsubaki mencarinya, perutnya besar karena hamil. (halaman 302)

 Seks bebas dan pemerkosaan, bukti kalimat :

(29)

dengannya. Rise tidak bisa protes apa-apa. Tsubaki sama sekali tidak bisa menolak, Toshihiro memaksanya. (halaman 299)

(30)

Kritik Sastra

Untuk membahas novel Hanami karya Fenny Wong, saya akan mencoba menggunakan kritik mimetik. Kritik mimetik sendiri adalah kritik yang memandang karya sastra sebagai pencerminan kenyataan kehidupan manusia. Semakin jelas karya sastra menggambarkan realita maka semakin baguslah karya sastra itu.

Pada novel ini penulis memasukan beberapa unsur kehidupan manusia. Karena novel ini menceritakan tentang kehidupan dari para tokoh sentral, banyak unsur kehidupan yang secara sengaja ataupun tidak ikut terbawa ke dalam alur cerita. Berikut adalah beberapa unsur kehidupan beserta bukti kalimatnya yang telah saya temukan dalam novel romance ini.

 Karena selalu hidup mewah dan bahagia sejak kecil, maka seseorang dapat sangat terpukul ketika sadar bahwa hidup tidak seperti yang diinginkan. Bukti kalimat : Ia tidak biasa dengan penolakan. Ada kalanya dirinya merasa amat manja, tetapi tidak pernah ada yang menolaknya. (halaman 133)

 Sifat manja dapat membuat seseorang terlalu menggantungkan hidupnya pada

orang lain. Bukti kalimat : “Keigo... boleh memarahiku, aku takkan merajuk atau kesal.” Sakura memulai. “Keigo boleh menanyakan apa saja kepadaku, melarangku melakukan apa saja yang tidak Keigo inginkan.. Tapi, kumohon, lindungilah aku.” (halaman 47)

 Tokoh sentral yang takut untuk mencintai seseorang yang membuatnya sakit

hati di masa lalu. Bukti kalimat : Ia takkan membiarkannya. Seberapapun Ia akan berusaha, Jin akan menghentikannya. Mana mungkin Ia membiarkan dua perempuan yang wajahnya hampir sama menghancurkan hidupnya dua kali ?  Cinta dapat membuat orang yang kasar menjadi terlihat lemah ketika

berhadapan dengan orang yang dicintainya. Bukti kalimat :

(31)

- Karena tampaknya, kali ini pun, Sakura menang lagi. (halaman 4)

 Karena terlalu cinta, seseorang akan takut kehilangan orang yang dicintainya. Bukti kalimat : “Saya bertemu juga dengannya... dengan orang itu di Tokyo. Melihat kesiapannya, melihat kesunguhannya. Apa pun yang Ia sangkal dari mulutnya, matanya berkata lain... ia menginginkan Sakura, dan saya takut, Ayah.” (halaman 424)

 Tokoh sentral yang takut untuk memiliki orang yang dicintainya dengan alasan takut kehilangan. Bukti kalimat : Dengan memiliki, berarti mungkin akan kehilangan, dan jika Toshihiro telah memiliki, Ia akan hancur jika kehilangan Sumire. (halaman 296)

 Hidup yang tidak selalu mudah. Bukti kalimat : “Karena aku tahu segalanya tak pernah baik-baik saja, jadi untuk apa aku menyesali segalanya ? Kenaifan itu yang membuatku bertemu dengan Jin nii.” Sakura menoleh, wajahnya dan wajah Jin hanya terpaut beberapa jengkal. (halaman 180)

 Seseorang akan rela berkorban demi orang yang dicintainya. Bukti kalimat :

“Kancing kedua ketika di SMA, apa kau lupa ? Itu aku, yang selalu menunduk dan tidak bisa berbicara jelas ketika ada di hadapanmu. Terlalu jatuh cinta, terlalu terhipnotis akan dirimu, hingga berusaha untuk masuk universitas yang sama denganmu... Dan, ketika akhirnya aku berhasil, Ibu menyuruhku kembali dan menjaga rumah ini sehingga aku harus pindah ke Universitas di Nara, berpisah darimu. Kau adalah sosok yang selalu ku kejar, tidak pernah ku dapatkan. Siapa sangka aku menemuimu lagi di Nara, terlebih lagi, di dalam rumahku?” (halaman 438)

 Mengetahui kebenaran dari sebuah kebohongan akan terasa lebih sakit jika

mendengar dari mulut orang lain. Bukti kalimat : “Kalau kau benar-benar kakakku dan sayang kepadaku, Keigo-maka beritahu aku sekarang, karena mendengarnya dari orang lain terasa jauh lebih mengagetkan dan menyakitkan daripada yang bisa kau bayangkan.” Sakura menelan kembali isakannya. (halaman 29)

 Manusia harus gigih dan tegas ketika berusaha untuk mendapatkan sesuatu.

Bukti kalimat :

(32)

- Jin terhenti, matanya bergeser pada kantong bekal yang Sakura jinjing. Seakan Ia tidak bisa berdiri dengan tegak, Ia menyandarkan tubuhnya pada dinding di sisinya, berkata, “Aku bukan kakakmu. Lalu, apa kau masih mau masuk ke rumahku ?” – “Setidaknya makanlah bekalku dulu.” (halaman 114)  Manusia harus berpikir bahwa hidupnya akan selalu bahagia agar mendapatkan

kebahagiaan. Bukti kalimat : “Karena aku tahu segalanya tak pernah baik-baik saja, jadi untuk apa aku menyesali segalanya ? Kenaifan itu yang membuatku bertemu dengan Jin nii.” Sakura menoleh, wajahnya dan wajah Jin hanya terpaut beberapa jengkal. (halaman 180)

Referensi

Dokumen terkait

Semakin lama waktu penyinaran degradasi zat warna methylene blue akan semakin meningkat terbukti dengan lama penyinaran 50 menit didapatkan persentase degradasi paling

S b.d ketidakmampuan keluarga dalam merawat anggota keluarga yang sakit Setelah dilakukan asuhan keperawatan selama 3 hari keluarga diharapkan serangan ulang tidak

Fenomena Koebner (juga dikenal sebagai respon isomorfik) adalah induksi traumatik pada psoriasis pada kulit yang tidak terdapat lesi, yang terjadi lebih sering selama

Peraturan Kepala Badan Pengawas Tenaga Nuklir (BAPETEN) No. 5 Tahun 2009 tentang Keselamatan Radiasi dalam Penggunaan Zat Radioaktif untuk Well Logging, menyatakan bahwa

bentuk sikap kerja yang tidak alamiah, misalnya badan selalu membungkuk, kepala lebih banyak menoleh kesamping daripada ke depan. 2) Mencegah tangan atau lengan terlalu

No. Berdasarkan proses terjadinya tsunami, kita seharusnya dapat belajar dengan memperkirakan kapan terjadi tsunami tersebut. Perkiraan itu dapat diketahui melalui ciri-cirinya. 2)

Fungsi CMC dalam pembuatan pasta ini adalah sebagai bahan penstabil yang dapat menjadikan pasta tetap bertekstur kental sehingga pasta tidak mudah mencair pada

PERHITUNGAN GELAGAR JEMBATAN BALOK-T PERHITUNGAN GELAGAR JEMBATAN