• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengertian Komunikasi Verbal Dan Non Ver

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Pengertian Komunikasi Verbal Dan Non Ver"

Copied!
7
0
0

Teks penuh

(1)

Pengertian Komunikasi

Verbal Dan Non Verbal

SORA N 26/04/2015

Pengertian komunikasi verbal dan non verbal serta contohnya – Sering kita mendengar istilah komunikasi di jaman sekarang ini baik itu di lingkungan sekolah atau di lingkungan sekitar rumah kita, sebenarnya komunikasi itu ada 2 (dua) macam diantaranya komunikasi verbal dan komunikasi non verbal. Tapi apakah kamu tau apa itu komunikasi verbal dan non verbal? jika kamu belum mengetahuinya, kamu dapat kamu membaca dan mempelajari artikel di bawah ini.

1. Pengertian komunikasi verbal

Komunikasi verbal adalah suatu bentuk komunikasi yang disampaikan oleh komunikator kepada komunikan dengan menggunakan cara tertulis atau dengan cara lisan.

Definisi komunikasi verbal yang lainnya adalah suatu jenis dari kegiatan percakapan atau penyampaian pesan maupun informasi yang dilakukan seseorang kepada orang lain, baik itu disampaikannya secara lisan maupun secara tulisan.

Adapun arti yang lainnya dari komunikasi verbal yaitu sebuah proses penyampaian pikiran, pesan ataupun perasaan seseorang kepada orang lain dengan memakai simbol-simbol yang menggunakan satu kata ataupun lebih sebagai medianya, dan media yang umumnya digunakan yaitu bahasa, karena bahasa dapat menerjemahkan pikiran seseorang kepada orang lain. Komunikasi verbal yang melalui lisan bisa di sampaikan kepada penerima informasi dengan menggunakan media, seperti contohnya menyampaikan informasi melalui telepon. Dan komunikasi verbal yang melalui tulisan dilakukan secara tidak langsung antara yang menyampaikan informasi (komunikator) dan penerima informasi (komunikan), misal komunikasinya yang dilakukan dengan menggunakan media seperti surat-menyurat.

Apakah itu komunikasi verbal dan non verbal?

Berikut ini contoh komunikasi verbal:

Adapaun bebrapa contoh dari komunikasi verbal misalnya seperti surat-menyurat, bercakap-cakap di menelepon, presentasi tugas di depan kelas kepada teman, membaca koran, majalah, menonton TV, mendengarkan siaran radio dan lain sebagainya.

2. Pengertian komunikasi non verbal

(2)

Atau definisi komunikasi non verbal yang lainnya yaitu satu cara penyampaian pesan atau informasi kepada orang lain tanpa menggunakan ucapan atau kata-kata, akan tetapi caranya menggunakan gerakan atau isyarat.

Di dalam kehidupan komunikasi non verbal lebih banyak digunakan daripada komunikasi verbal, di dalam berkomunikasi hampir secara otomatis komunikasi ini ikut di gunakan. Sebab komunikasi non verbal sifatnya tetap dan selalu ada. Komunikasi non verbal terbilang lebih jujur dalam mengungkapkan hal-hal yang akan di ungkapkan karen komunikasi ini spontan.

Berikut ini contoh komunikasi non verbal:

 Menggunakan bahasa tubuh, misalnya seperti dengan bersalaman,sentuhan,

menanguk-anggukkan kepala dan lain sebagainya.

 Denagn ekspresi wajah, misalnya dengan senyuman, tertawa dan lain sebagainya.

 Menggunakan simbol atau lambang-lambang, misalnya seperti pada pakaian yang digunakan

menunjukan identitas pemakainya.

Demikian artikel yang membehas tentang pengertian komunikasi verbal dan non verbal, apakah sekarang kamu telah memahaminya? semoga artikel ini dapat bermanfaat dalam menambah ilmu pengetahuan kamu…

Bentuk-bentuk Komunikasi - Komunikasi

Verbal

Bentuk-bentuk komunikasi pertama dan menjadi bentuk komunikasi paling lumrah atau paling umum diketahui oleh masyarakat awam adalah komunikasi verbal. Secara sederhana, komunikasi verbal berarti komunikasi yang disampaikan secara lisan dan tulisan atau gambar. Berbicara dengan seseorang merupakan contoh komunikasi verbal yang paling mudah dimengerti.

Selain itu, bentuk-bentuk komunikasi secara verbal lainnya ternyata tidak harus selalu menuntut adanya komunikasi dua arah. Mengirim surat, pesan singkat, menonton televisi, atau mendengarkan radio dapat juga dikategorikan sebagai komunikasi verbal. Seperti yang telah disebutkan di atas.

Bentuk-bentuk Komunikasi - Tipe Komunikasi Verbal

Bentuk-bentuk komunikasi verbal itu sendiri ternyata dibedakan menjadi beberapa tipe. Tipe komunikasi verbal terbagi menjadi dua, yaitu aktif dan pasif. Komunikasi aktif berlaku pada seseorang yang bertindak sebagai komunikator atau pemberi pesan, dalam hal ini adalah pembicara atau penulis. Sementara komunikasi pasif adalah bagi mereka yang bertindak sebagai pendengar dan pembaca.

Ketika berkomunikasi, kedua tipe tersebut saling mengisi. Yang satu berbicara dan yang satu mendengarkan. Dan itu adalah ciri komunikasi yang baik. Tidak ketika semuanya merasa harus menjadi pembicara aktif, karena pesan atau ide yang niat awalnya akan disampaikan, justru tidak akan tersampaikan sama sekali.

Berikut ini adalah beberapa poin yang bisa membantu Anda untuk lebih mengetahui tipe dari bentuk-bentuk komunikasi verbal.

(3)

dapat menjadi solusi dalam berkomunikasi secara aktif. Pesan yang penting, resmi, atau membutuhkan perhatian khusus biasanya dilakukan secara tertulis.

2. Mendengar dan membaca termasuk dalam kategori komunikasi pasif. Apabila seseorang berbicara, kita dalam posisi pasif menjadi pendengar. Apabila seseorang menulis, kita dalam posisi pasif sebagai pembaca. Walaupun terlihat sederhana, mendengar dan membaca memerlukan keahlian khusus, terutama dalam menafsirkan pesan dan menangkap makna yang

disampaikan oleh komunikator.

Dari dua pengertian tersebut, jelas bahwa tipe dari bentuk-bentuk

komunikasi verbal, baik aktif maupun pasif memiliki peran yang sama penting. Namun, terkadang hal ini juga sering menimbulkan rasa "dikuasai" antara satu dan yang lain. Terlebih jika salah satu merasa menjadi pembicara pasif dalam waktu yang lebih lama.

Bentuk-bentuk Komunikasi - Komunikasi Nonverbal

Bentuk-bentuk komunikasi selanjutnya, adalah komunikasi nonverbal. Dari namanya saja, jelas bahwa bentuk komunikasi ini merupakan lawan kata dari komunikasi verbal. Secara jelas, bahwa berarti komunikasi nonverbal ini tidak memerlukan percakapan berbentuk verbal atau dengan kata-kata.

Intonasi suara, isyarat, gerak tubuh, sikap, dan sebagainya yang memungkinkan seseorang untuk berkomunikasi tanpa menggunakan kata-kata, disebut sebagai komunikasi nonverbal. Bentuk-bentuk komunikasi nonverbal ini biasanya akan membantu mereka yang tidak bisa berbicara secara verbal. Pernah mendengar bahasa isyarat? Nah, itulah contoh paling mudah dipahami dari komunikasi nonverbal.

Komunikasi nonverbal memang relatif lebih sulit untuk dipelajari karena tidak memiliki struktur yang jelas dan terkadang multitafsir. Ketika Anda menggeleng-gelengkan kepala sebagai tanda "tidak" di hadapan orang India, mereka justru menafsirkan menggeleng-gelengkan kepala sebagai tanda "iya". Bentuk-bentuk komunikasi nonverbal memang rentan dengan penafsiran ganda.

Selain itu, bentuk-bentuk komunikasi nonverbal juga sering muncul secara tiba-tiba atau spontan dan kadang tidak dapat diperkirakan. Ketika seorang perempuan digoda, tiba-tiba dalam hitungan detik ia langsung diam cemberut dan jutek. Sikap seperti itu jika diverbalkan maka akan berbunyi, "jangan ganggu saya!".

Hal itu adalah salah satu contoh bentuk komunikasi nonverbal. Meskipun demikian, dalam kehidupan sehari-hari, komunikasi nonverbal banyak digunakan. Bentuk-bentuk komunikasi nonverbal ini biasanya akan dengan tanpa sadar telah dilakukan. Menggeleng, mengangguk, dan melambaikan tangan adalah contoh dari komunikasi nonverbal.

Bentuk-bentuk Komunikasi Nonvebral - Tipe Komunikasi Nonverbal

Bentuk-bentuk komunikasi nonverbal juga dibedakan atas beberapa tipe. Tipe komunikasi nonverbal dapat dikelompokkan menjadi enam kategori, di antaranya sebagai berikut.

1. Ekspresi wajah dan mata. Terkadang, kejujuran, kemarahan, kebahagiaan, kebohongan, penyesalan, kesedihan, dan lain-lain yang merupakan ekspresi emosi seseorang dapat kita lihat dari ekspresi wajah dan matanya. Melihat ke dalam mata seseorang juga bisa membuat kita mengerti apa yang tengah ia rasakan, bukan?

(4)

3. Karakteristik suara. Intonasi yang datar atau ada sedikit tekanan akan

memiliki makna yang berbeda. Karakteristik suara dapat berupa nada suara, intonasi suara, irama suara, juga volume suara. Adanya perubahan dari karakteristik suara akan menimbulkan perubahan pada arti kalimat yang diucapkan. Komunikasi nonverbal sendiri ternyata juga bisa berhubungan dengan komunikasi nonverbal.

4. Penampilan. Identitas seseorang biasanya terbaca dari penampilan sehingga penampilan terkadang akan memberikan kesan adanya perbedaan kelas sosial, kebiasaan, sikap, dan lain-lain. Orang yang penampilannya urakan tentu akan dipandang berbeda dengan orang yang berpenampilan bersih dan rapi. Dengan demikian, penampilan dapat berarti mengkomunikasikan makna, tujuan, atau maksud tertentu.

5. Sentuhan. Tangan Anda dapat bermakna persahabatan ketika berjabatan tangan, tetapi dapat bermakna permusuhan ketika digunakan untuk menampar atau memukul seseorang. Hal yang sepele ini ternyata bisa menjadi bagian dari bentuk-bentuk komunikasi nonverbal. Anda tentu bisa membedakan, mana sentuhan penuh kasih sayang, sentuhan tidak

bermakna, dan sentuhan yang menandakan kemaraha.

6. Penggunaan jarak dan waktu. Komunikasi melalui pesan singkat (SMS), telepon, video conference, atau bertatap muka secara langsung, memiliki makna yang berbeda. Anda berkomunikasi jarak jauh, dekat, sampai berbisik, akan memiliki makna yang berbeda. Begitupun masalah waktu komunikasi itu disampaikan. Berbeda maknanya antara jam 10 pagi dan 10 malam. Ketika Anda menerima telepon jam 10 malam, barangkali ada kabar penting yang harus mendapat perhatian khusus.

Pada prakteknya, bentuk-bentuk komunikasi verbal dan nonverbal bisa berjalan beriringan. Saling melengkapi dan menambah kesan. Pernah berbicara sembari menggelengkan kepala, atau menganggukkan kepala? Seperti itulah kira-kira

Makna Sebuah Logo

Arti Gambar

Timbangan

Menandakan Lembaga Hukum Merah Putih yang menjunjung tinggi azas keadilan demi pembaruan kemajuan supremasi hukum di Indonesia.

Perisai

(5)

komprehensif dan terintegral bagi dan untuk Negara Kesatuan Republik Indonesia

Arti Tulisan

• Lembaga Hukum

Menandakan sebagai organisasi yang bergerak dibidang hukum. Lembaga Hukum Merah Putih bergerak demi menjaga eksitensi dan efektifitas hukum yang ada diIndonesia.

• Merah Putih

Menandakan bahwa sebagai organisasi yang bergerak dibidang hukum Lembaga Hukum Merah Putih yang memiliki keberanian , ketekunan , kejujuran dan ketulusan demi penegakan supremasi hukum diIndonesia

Arti Warna

Merah

Menandakan bahwa Lembaga Hukum Merah Putih memiliki keberanian dalam bersikap dan bertindak demi penerapan hukum DiIndonesia.

Putih

Menandakan bahwa Lembaga Hukum Merah Putih memiliki ketulusan dan kesolidan dalam berfikir bersikap dan bertindak demi berjalannya hukum yang bersih dan beradab.

1. Pengertian Human Relation ( Hubungan Antar Manusia )

Hubungan manusiawi adalah terjemahan dari human relation. Orang-orang juga ada yang menterjemahkan menjadi “ hubungan manusia ” atau juga diterjemahkan “ hubungan

antarmanusia ”, yang sebenarnya tidak terlalu salah karena yang berhubungan satu sama lain adalah manusia.

Disini sifat hubungan sesama manusianya tidak seperti orang berkomunikasi biasa, bukan hanya merupakan penyampaian suatu pesan oleh seseorang kepada orang lain, tetapi hubungan antara orang-orang yang berkomunikasi dimana mengandung unsur-unsur kejiwaan yang amat

mendalam. Dikatakan bahwa hubungan manusiawi itu merupakan suatu komunikasi karena sifatnya yang orientasi pada perilaku ( action oriented ) , hal ini mengandung kegiatan untuk mengubah sikap, pendapat, atau perilaku seseorang.

Hubungan Antar Manusia ( Human Relation ) adalah interaksi antara seseorang dengan orang lain baik dalam situasi kerja atau dalam organisasi kekaryaan. Ditinjau dari kepemimpinannya, yang bertanggung jawab dalam suatu kelompok merupakan interaksi orang-orang menuju situasi kerja yang memotivasi untuk bekerjasama secara produktif, sehingga dicapai kepuasan ekonomi, psikologis dan sosial.

Berikut ini merupakan pengertian HAM (Hubungan Antar Manusia) menurut beberapa ahli : 1. Hugo Cabot dan Joseph A Kahl (1967) : HAM adalah suatu sosiologi yang konkret karena meneliti situasi kehidupan, khususnya masalah interaksi dengan pengaruh dan psikologisnya. Jadi, interaksi mengakibatkan dan menghasilkan penyesuaian diri secara timbal balik yang mencakup kecakapan dalam penyesuaian dengan situasi baru.

(6)

3. Keith Davis “Human Relation at Work” adalah interaksi antara seseorang dengan orang lain dalam situasi kerja dan dalam organisasi kekaryaan. Ditinjau dari kepimpinannya, yang

bertanggungjawab dalam suatu kelompok merupakan interaksi orang-orang menuju situasi kerja yang memotivasi untuk bekerjasama secara produktif, sehingga dicapai kepuasan ekonomi, psikologis dan sosial.

4. Ferdinand Tonnies : menyatakan bahwa manusia dalam bermasyarakat mempunyai dua jenis pergaulan yaitu

a.Gemeinscaft (Pangkuyuban), hal yang dialami oleh orang lain dirasakan sebagaimana terjadi pada dirinya oleh karena pergaulannya yang sangat akrab. Sifatnya statis, pribadi, tidak rasional. Di masyarakat selalu dijumpai salah satu dari tiga tipe paguyuban, yaitu :

1. Paguyuban karena ikatan darah, seperti keluarga, kekerabatan, kesukuan, dan lain-lain. 2. Paguyuban karena tempat, seperti rukun tetangga, rukun warga, dan lain-lain.

3. Paguyuban karena pikiran, seperti pergerakan mahasiswa, partai politik, dan lain-lain.

b.Gessellscaft (Patembayan), pergaulan yang mempertimbangkan untung dan ruginya sehingga anggota bebas keluar masuk dari kelompok tersebut. Patembayan adalah ikatan lahir yang bersifat pokok dan biasanya hanya untuk jangka waktu yang pendek. Hubungannya bersifat untuk semua orang. Patembayan bersifat sebagai suatu bentuk yang ada dalam pikiran belaka. Contohnya adalah interaksi melalui internet.

Ada dua pengertian hubungan antar manusia, yakni hubungan antar manusia dalam arti luas dan hubungan antar manusia dalam arti sempit:

a. Hubungan antar manusia dalam arti luas

Hubungan antar manusia dalam arti luas adalah interaksi antara seseorang dengan orang lain dalam segala situasi dan dalam semua bidang kehidupan. Jadi, hubungan manusiawi dilakukan dimana saja; bisa dilakukan dirumah, dijalan, didalam kendaraan umum (misal bis atau angkutan kota) dan sebagainya.

b. Hubungan antar manusia dalam arti sempit

Hubungan antar manusia dalam arti sempit adalah juga interaksi antara seseorang dengan orang lain. Akan tetapi, interaksi disini hanyalah dalam situasi kerja dan dalam organisasi kerja (work organization)

2. Tujuan HAM (Hubungan Antar Manusia)

Tujuan dari HAM adalah memanfaatkan pengetahuan tentang faktor sosial dan psikologis dalam penyesuaian diri manusia sehingga terjadi keselarasan dan keserasian, dengan konflik seminimal mungkin. Selain itu, dapat memenuhi kebutuhan antara individu yang satu dengan yang lain, memperoleh pengetahuan dan informasi baru, menumbuhkan sikap kerjasama, menghilangkan sikap egois/paling benar, menghindari dari sikap stagnan karena “manusia adalah makhluk homo socius” mengubah sikap dan perilaku diri sendiri dan orang lain serta memberikan bantuan. 3. Faktor-Faktor dalam HAM (Hubungan Antar Manusia)

1. Faktor yang mendasari interaksi sosial

Interaksi sosial melibatkan individu secara fisik maupun psikologis. Faktor utama dalam proses internalisasi antara lain :

a. Imitasi adalah keadaan seseorang yang mengikuti sesuatu di luar dirinya/ meniru. Hal yang perlu diperhatikan sebelum meniru adalah mempunyai minat dan perhatian yang besar, sikap menjunjung tinggi, pandangan meniru akan memperoleh penghargaan sosial yang tinggi.\ b. Sugesti adalah proses individu menerima cara pandang orang lain tanpa kritik lebih dulu. Syarat untuk mempermudah sugesti adalah:

(1) Hambatan berpikir, akibat rangsangan emosi proses sugesti diterima secara langsung. (2) Pikiran terpecah-pecah/disasosiasi, mengalami pemikiran yang terpecah-pecah.

(3) Otoritas/prestise, menerima pandangan dari seseorang yang memiliki prestise sosial tinggi. (4) Mayoritas, menerima pandangan dari kelompok mayoritas.

(5) Kepercayaan penuh, penerimaan pandangan tanpa pertimbangan lebih lanjut.

c. Identifikasi adalah proses yangberlangsung secara sadar, irasional, berdasar perasaan, dan berkembang bahwa identifikasi berguna untuk melengkapi sistem norma-norma yang ada. Menurut Sigmund Freud “identifikasi” merupakan cara belajar norma dari orang tuanya.

d. Simpati adalah perasaan tertarik individu terhadap orang lain yang timbul atas dasar penilaian perasaan.

2. Faktor yang menentukan interaksi sosial

(7)

antara lain: a. Rasa percaya.

Secara ilmiah “percaya” didefinisikan mangandalkan perilaku orang untuk mencapai tujuan yang dikehendaki, yang pencapaiannya tidak pasti dan dalam situasi yang penuh resiko.

Keuntungan rasa percaya kepada orang lain adalah meningkatkan komunikasi interpersonal dan mengurangi hambatan interpersonal. Sejak tahap pertama dalam hubugan interpersonal sampai tahap akhir, “percaya” menentukan efektifitas komunikasi. Bila klien sudah percaya kepada kita. Hal ini akan membuka saluran komunikasi, memperjelas pengiriman dan penerimaan informasi, serta memperluas peluang komunikan untuk mencapai maksudnya. Hilangnya kepercayaan kepada orang lain akan menghambat perkembangan hubungan intrapersonal yang akrab. Faktor yang menumbuhkan rasa percaya:

1) Menerima: kemampuan berhubungan dengan orang lain tanpa menilai dan berusaha mengendalikan. Menerima adalah sikap yang melihat orang lain sebagai manusia, sebagai individu yang patut dihargai. Menerima berarti tidak menilai pribadi orang berdasarkan prilakunya yang tidak kita senangi. Betapapun jeleknya prilakunya menurut presepsi kita, kita tetap

berkomnukasi dengan dia sebagai personal, bukan sebagai objek.

2) Empati: memahami orang lain yang tidak mempunyai arti emosional bagi kita. Berempati artinya membayangkan diri kita pada kejadian yang menimpa orang lain.

3) Kejujuran: menyebabkan prilaku kita dapat diduga (predictable). Ini akan mendorong orang lain untuk percaya pada kita.

b. Sikap suportif.

Sikap yang mengurangi sikap melindungi diri (defensif) dalam komunikasi yang terjadi dalam interaksi sosial. Orang yang bersikap defensif bila ia tidak menerima, tidak jujur dan tidak

empatis. Dengan sikap defensif komunikasi interpersonal akan gagal, karena orang defensif akan lebih banyak melindungi diri dari ancaman yang ditanggapinya dalam situasi komunikasi

ketimbang memahami perasaan orang lain. Jack R. Gibb mengemukakan enam perilaku yang menimbulkan sikap sportif. Iklim defensif meliputi:

1) Evaluasi dan deskripsi. Evaluasi adalah penilaian terhadap orang lain, memuji atau

mengecam. Deskripsi adalah penyampaian perasaan atau persepsi tanpa melakukan penilaian. 2) Kontrol dan orientasi masalah. Perilaku kontrol artinya berusaha mengubah orang lain, mengendalikan, mengubah sikap, pendapat dan tindakannya. Orientasi masalah adalah mengkomunikasikan keinginan untuk bekerjasama mencari pemecahan masalah. 3) Strategi dan spontanitas. Strategi adalah penggunaan tujuan atau manipulasi untuk mempengaruhi orang lain. Spontanitas artinya sikap jujur.

4) Netralitas dan Empati. Netralitas adalah sikap impersonal, memperlakukan orang lain sebagai objek. Empati artinya memperlakukan orang lain sebagaimana mestinya.

5) Superioritas dan persamaan. Superioritas artinya seseorang lebih tinggi karena status, kekuasaan, kemampuan, intelektual, kekayaan atau kecantikan. Persamaan adalah sikap memperlakukan seseorang secara horisontal dan demokratis.

6) Kepastian dan Profesionalisme. Individu yang memiliki kepastian bersifat dogmatis, egois, dan melihat pendapatnya merupakan kebenaran yang mutlak. Profesionalisme adalah kesediaan meninjau kembali pendapat orang lain.

c. Sikap terbuka dan sikap tertutup. No. Sikap terbuka Sikap tertutup

1 Menilai pesan secara objektif, dengan menggunakan data-data dan keajegan logika Menilai pesan berdasarka motif pribadi

2 Membedakan dengan mudah, melihat nuansa Berpikir simlisis, artiya berpikir hitam dan putih tanpa nuansa

3 Berorientasi pada isi Bersandar lebih banyak pada sumber daripada isi pesan

4 Mencari informasi pada berbagai sumber Mencari informasi tentang kepercayaan orang lain dari sumbernya sendiri, bukan dari sumber kepercayaan orang lain

5 Lebih bersifat provisional dan bersedia mengubah kepercayaan Kaku mempertahankan dan memegang teguh system kepercayaannya

Referensi

Dokumen terkait

yang akan dilakukan dengan penelitian sebelumnya adalah pada. variabel sikap

"Saya lihat bahwa penerapan system pengelolaan persampahan yang ada di Kota Tanjungpinang masih lemah pak: mengapa demikian dengan penerapan yang begini-begini saja tidak ada

4002173010, judul “ Evaluasi Program Kurikulum Tahfizh Alquran di Sekolah Dasar Islam Terpadu (SDIT) Sumatera Utara, ” perlu diatur ketentuan tentang pelaksanaan

Dana Bagi Hasil Cukai Hasil Tembakau Kabupaten Kudus Evaluasi dilakukan oleh BAPPEDA selaku badan perencanaan yang merencanakan kegiatan dari dana bagi hasil cukai

Desain cetakan tersebut dilakukan dengan menggunakan data CAD dari hasil reverse engineering kemudian dibuat bagian atas dan bawah sesuai dengan ketebalan pelat yang

Berbeda dengan analisis Location Quontient (LQ) yang berpedoman pada kontribusi, sektor pertanian antar Kecamatan di Kabupaten Blora pada tahun 2102-2105 tergolong

Pembicara yang tidak jelas dapat memberikan redudansi atau suara yang tidak berarti ke dalam informasi dengan cara mengulang kata- katanya, berhenti atau menggunakan

Karakteristik ini senada dengan pendapat dari Kaplan (dalam Ratnadewi), yang mengungkapkan karakteristik anak autis, yaitu gangguan-gangguan berupa ketidakmampuan untuk