• Tidak ada hasil yang ditemukan

Taman Hutan Kota Dalam Paradigma Baru Me (1)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Taman Hutan Kota Dalam Paradigma Baru Me (1)"

Copied!
7
0
0

Teks penuh

(1)

Page 1 of 7 Taman Hutan Kota Dalam Paradigma Baru

Menunjang Akselerasi Pembangunan Partisipatif Dalam Menciptakan Lingkungan Perkotaan Yang Berkualitas

(City Forest in New Paradigm

to Support Participative Development Acceleration to Create a High Quality Urban Environment)

PEMBANGUNAN RUANG TERBUKA HIJAU KOTA YANG BERKELANJUTAN

(Sustainable Urban Landscape Development)

DR. Ir. BUDI FAISAL, MLA., MAUD. IRA IKA SEPTINA, S.T.

Paradigma Baru Dalam Penataan Ruang Terbuka Hijau Kota

Pertumbuhan dan kepadatan penduduk yang tidak terkendali pada kota-kota di Indonesia pada umumnya dan di kota Bandung, pada khususnya, telah menimbulkan tekanan terhadap ruang kota untuk pemenuhan kebutuhan perumahan, kawasan jasa, industri dan prasarana perkotaan serta adanya perubahan gaya hidup serba instan, yang keseluruhannya membentuk kawasan terbangun kota. Perkembangan pembangunan fisik kota yang sangat pesat sering kurang terkendali dan tidak sesuai dengan rencana tata ruang dan konsep pembangunan yang berkelanjutan. Akibatnya banyak terjadi alih fungsi lahan hijau perkotaan, sebagai non renewable resource, menjadi kawasan terbangun kota. Disini dapat dilihat bahwa masih banyak masyarakat yang berpandangan antroposentris, dimana hanya melihat permasalahan dari sudut kepentingan manusia sehingga mengabaikan masalah ekologi yang sangat penting sebagai penopang kehidupan. Paradigma ini, hingga kini masih secara umum diterapkan, dan menyebabkan kualitas lingkungan perkotaan semakin menurun akibat tidak seimbangnya ekosistem. Belum terciptanya good governance dalam pengelolaan perkotaan di Indonesia, ditambah dengan lemahnya kontrol masyarakat serta civil society, dan mahalnya biaya yang dibutuhkan untuk mengatasi masalah kerusakan lingkungan (penanggulangan polusi dan sanitasi), turut memperparah sistem penataan pembangunan kota.

(2)

Page 2 of 7

Cartesian Paradigm Holistic Paradigm

Approach Reductive Holistic/integrative

Mechanistic Organic/ecological

Atomistic Systemic

Positivist/deterministic Phenomenological

Assertive/masculine Responsive/feminine

Basic Belief in Value-free science Value laden science

Objectivity Subjectivity Truth through logic Insight through intuition Division of : Oneness of :

Mind and matter Mind and matter Art and science Art and science Space and time Space and time

Divisibility Indivisible wholes/interrelatedness Parts determine wholes Wholes determine parts

Independence Interdependence

Focus on Things : Interconnected webs of

Measurement relationships : Prediction Observation Quantity Quality

Analysis Synthesis

Human Environment Relations Human over nature Harmony with nature

Exploitation Management

Design Paradigm : Cartesian and Holistic Paradigm

Paradigma baru dalam pengelolaan kota, yaitu good urban governance memiliki pendekatan yang mengandung kemitraan, partisipasi masyarakat, transparansi, akuntabilitas, desentralisasi, pengurangan peran pemerintah, efektif dan efisien serta berkelanjutan. Dengan penerapan paradigma baru ini dalam penataan ruang terbuka hijau kota maka dapat diwujudkan tata ruang terbuka hijau kota yang berkelanjutan.

Kondisi Umum Ruang Terbuka Hijau Kota

(3)

Page 3 of 7 infrastrukturnya. Dalam merealisasikan pembangunan kota di Indonesia, kaum kolonial menyesuaikan karakter bangunan dan desain kota terhadap iklim tropis Indonesia, sehingga tidak merusak keseimbangan ekosistem lokal serta iklim mikro kawasan. Untuk memenuhi kebutuhan masyarakat Eropa saat itu akan ruang terbuka bersama, taman menjadi bagian penting dalam perancangan kawasan perumahan dan publik. Taman saat itu banyak digunakan untuk beristirahat pada siang hari. Menjelang malam, taman dijadikan sebagai tempat menggelar musik senja. Terkadang menjadi tempat berkumpulnya para tentara yang akan mengadakan Taptoe atau pawai obor. Selain itu taman juga difungsikan untuk laboratorium alam, pendidikan serta menjaga keseimbangan dan pelestarian lingkungan. Ini adalah bukti tingginya kesadaran pemerintah kolonial dan warganya untuk menjaga kelangsungan tempat tinggalnya. Tak heran jika sebagian besar taman di kota-kota besar Indonesia adalah peninggalan masa pendudukan kolonial. Secara garis besar konsep taman tropis gaya kolonial adalah sebagai berikut1 :

1. Merupakan taman terbuka (openbare-park) 2. Wahana efektif merukunkan warga dengan alam 3. Didominasi jenis flora tropis

4. Estetika taman, dimana taman harus memukau dan mempesona para pengunjungnya 5. Umumnya berkarakter organik alamiah, tidak teratur/simetris

Ironisnya, sejak pembentukan ruang terbuka hijau kota di masa kolonial hingga saat ini, hampir tidak ada pertambahan ruang terbuka hijau yang signifikan pada kota-kota di Indonesia, mengingat pesatnya pertumbuhan penduduk dan perkembangan built up area saat ini. Bahkan ruang terbuka hijau yang tadinya dirancang dengan baik, sebagian besar dialihfungsikan menjadi kawasan terbangunan guna memenuhi kebutuhan sarana-prasarana kota yang terus meningkat. Sebagai contoh di Kota Bandung, yang idealnya ruang terbuka hijau mencapai 40% luas wilayah kota, atau minimal 20% luas wilayah kota, kenyataannya pada tahun 2003 hanya memiliki ruang terbuka hijau sebesar 1,47% luas wilayah kota Bandung2. Dapat kita lihat berikut ini, bantaran sungai Cikapundung, Bandung, yang merupakan kawasan tidak layak bangun, sekarang dipenuhi dengan deretan bangunan, bahkan hingga di atas badan sungai.

1

Kahuripan, Obor ; Susanto, Dwi Hadi ; Syaiful, Achmad ; Kajian Taman-Taman di Kota Bandung Berdasarkan Konsep Taman Tropis

BandoengVooruit Dengan Studi Kasus Taman Merdeka, Th. 2005, p.12-13

(4)

Page 4 of 7 (Sumber : dokumentasi Mei 2004)

Suasana sepanjang bantaran Sungai Cikapundung

Sustainable Urban Landscape

Dua point penting dari pembangunan yang berkelanjutan (sustainable development) adalah penghormatan dan perhatian pada manusia dan ekosistem. Pembangunan akan berkelanjutan bila3: 1. Pembangunan yang memperbaiki kualitas hidup manusia

2. Pembangunan yang memperbaiki vitalitas dan diversitas bumi, pembangunan harus berdasar perlindungan, harus melindungi struktur, fungsi dan keragaman sistem alami dunia yang menjadi tempat bergantung manusia. Untuk itu dibutuhkan :

 Pengamanan sistem pendukung kehidupan yang merupakan proses ekologi membentuk iklim, udara dan air bersih, siklus air, tanah subur, memungkinkan ekosistem memperbaharui diri dan menjaga planet dengan baik untuk kehidupan

 Pengamanan keragaman spesies-spesies biologi

 Memastikan keberlanjutannya penggunaan sumber-sumber yang dapat diperbaharui

 Menjaga carrying capacity bumi yang mempunyai ambang batas. Sangat penting untuk membuat kebijakan, teknologi dan praktek yang mnegarah pada keselarasan jumlah manusia dan gaya hidup dengan kapasitas bawaan bumi.

Sedangkan ruang terbuka dalam suatu kota, menurut William Whyte, terbagi menjadi 6 (enam) tipe, yaitu4 : 1. Taman (urban park)

2. Jalan, jembatan, jalur pejalan kaki 3. Hutan kota (urban forest)

4. Badan air 5. Parkir 6. Plaza

Dari uraian diatas diketahui bahwa keberadaan ruang terbuka hijau kota harus ditata dengan baik karena siginifikansinya sangat penting sebagai salah satu elemen pembentuk kota. Agar dapat menjadi ruang terbuka hijau yang berkelanjutan, taman dan jalur hijau bukan sekedar tanah kosong yang dibiarkan berkembang sendiri, tetapi direncanakan dan dipelihara sebagai salah satu aset kota.

Fungsi setiap model ruang terbuka hijau tidak dapat disama ratakan begitu saja. Setiap ruang terbuka hijau memiliki karakteristik, fungsi dan kedudukan yang berbeda dalam posisinya sebagai elemen ruang kota. Dengan demikian penanganannya pun akan mengambil sudut pandang dan terapan yang yang khas dan berbeda satu sama lain. Hal-hal seperti pemilihan pohon, penanaman vegetasi baru, elemen taman, perumputan, sistem pemeliharaan perlu dikaji dan diterapkan dengan tepat. Sehingga ruang

3

Maulina H., Ully Irma ; Friestya A., Doddy ; Aulia, Mela ; Konsep Ekologi Pada Lingkungan Binaan, Studi Kasus : Kawasan Perumahan Griya Depok Asri, Depok dan Perumahan Ciburial, Bandung , Th. 2003 / 2004

4

Arneta R., Erni ; Miryam A.P., Dewi ; Rahmy, Widyastri A. ; Pengantar Arsitektur Lansekap, Tugas Besar

(5)

Page 5 of 7 terbuka hijau dapat menyumbangkan keindahan bagi wajah kota, bukan sekedar hutan dalam kota yang tidak teratur.

Pembangunan Partisipatif dalam Sustainable Urban Landscape

Untuk mencapai pembangunan ruang hijau kota yang berkelanjutan, masyarakat dan pemerintah sebagai penghuni komunitas berperan sebagai komponen aktif dalam pembinaan lingkungan. Ini berhubungan dengan fungsi manusia sebagai makhluk sosial yang membutuhkan interaksi, pendidikan, serta sebagai makhluk ekonomi yang perlu melakukan usaha-usaha dalam mempertahankan hidupnya.

Lingkup Pengelolaan Kota

Pengembangan kawasan terbangun kota yang tidak terkendali, tanpa mempelajari karakter alam serta dampaknya terhadap lingkungan menyebabkan terganggunya keseimbangan sistem alam. Hal ini harus diperbaiki dengan solusi pemecahan masalah. Penyediaan sebagian lahan kota atas kesadaran bersama pemerintah dan masyarakat sebagai ruang terbuka hijau yang dapat dimanfaatkan bersama dan sebagai aset generasi selanjutnya, merupakan salah satu solusi yang baik (Sustainable Development).

Kebijakan lain yang dapat diambil adalah dengan menentukan where not to built area untuk membatasi meluasnya built up area

melewati standar BCR kawasan dan kavling. Dikombinasikan dengan sistem High Density Development pada kawasan terbangun, terutama pada daerah pemukiman yang terus tumbuh, akan menciptakan sistem compact city dengan ruang terbuka hijau yang seimbang dengan kebutuhan kota.

Berikut adalah contoh perencanaan skala kota yang sangat baik. Mempertimbangkan ruang terbuka hijau kota sebagai elemen kota yang penting. Bahkan pada kondisi kota Berkeley, USA yang padat, sebagian ruang kota yang penuh bangunan sengaja dipindah/ dialihfungsikan sebagai ruang-ruang terbuka hijau kota. Sebagai kompensasi dilakukan pemadatan tingkat hunian dan aktivitas pada wilayah-wilayah tertentu (dengan menambah level ketinggian bangunan). Seperti dapat dilihat pada ilustrasi berikut,

Berkeley & pusat aktifitas Perenc.15-50 tahun Perenc.25-90 tahun

Perenc.40-125 tahun

Titik-titik Pusat Aktifitas Pengembangan Kota Berkeley, USA

(Sumber : Roseland, M.; Towards Sustainable Communities, New Society Publishers, 1998, p.22-23 fig.4)

Jenis-jenis kepadatan hunian pada pemukiman perkotaan (Sumber : Roseland, M.; Towards Sustainable Communities, New

(6)

Page 6 of 7 Untuk merangsang partisipasi aktif masyarakat kota, tidak ada salahnya pemerintah memberikan penghargaanbagi komunitas ataupun individu yang telah merawat dan memperindah ruang terbuka hijau lingkungan maupun rumah tinggalnya sendiri. Selain itu dapat pula dengan memberikan bibit-bibit tanaman kepada komunitas atau tiap rumah tangga untuk ditanam di lingkungan masing-masing dengan memanfaatkan potensi tanaman lokal sebagai upaya pelestarian spesies.

Lingkup Pengelolaan Lingkungan

Usulan-usulan solusi yang dapat dilakukan di tingkat lingkungan adalah sebagai berikut :

1. Pada satu lingkungan hendaknya ada minimal sebuah danau/ kolam resapan, untuk menjaga drainase. Biasanya diletakkan pada ruang terbuka hijau lingkungan yang digunakan untuk aktifitas bersama. 2. Menanami ruang terbuka bersama dengan tanaman-tanaman produktif (misalnya buah-buahan dan

apotik hidup), sehingga dapat dirasakan manfaatnya oleh seluruh komunitas.

Pemanfaatan ruang terbuka hijau bersama dalam komunitas sebagai taman produktif (Sumber : Roseland, M.; Towards Sustainable Communities, New Society Publishers, 1998, p.47,48,173)

3. Menghijaukan daerah di sepanjang bantaran sungai sebagai salah satu ruang terbuka hijau kota. Selain mencegah erosi sepanjang bantaran, dapat dipergunakan pula sebagai tempat rekreasi ataupun pembibitan tanaman.

4. Menyediakan fasilitas pemisahan sampah lingkungan, antara sampah organik, anorganik serta bahan beracun berbahaya.

Lingkup Pengelolaan Rumah Tangga

Berikut beberapa usulan penanganan pada lingkup rumah tangga :

1. Penanaman pohon keras di halaman kavling. Menghimbau dan mewajibkan pemilik kavling menanam sejumlah pohon keras sesuai luas kavling, memanfaatkan potensi vegetasi lokal sebagai pelestarian dan menjaga keseimbangan iklim mikro.

2. Program menghijaukan pagar halaman masing-masing, sehingga memperluas kawasan hijau kota walaupun di kawasan terbangun dengan konsep high/medium density development.

(7)

Page 7 of 7 3. Tidak menutup muka tanah pada halaman rumah dengan material kedap air. Disarankan

menggunakan material yang masih dapat meresapkan air ke dalam tanah dan masih dapat ditanami, seperti grass block dan sejenisnya.

4. Mengolah limbah sebelum dibuang ke saluran pembuangan lingkungan, atau memanfaatkan air limbah yang masih layak untuk menyirami vegetasi pada kavling.

5. Tiap kavling memiliki 1 sumur resapan sendiri.

6. Melakukan pemisahan sampah sejak awal, antara sampah organik, anorganik serta bahan beracun berbahaya, menggunakan tempat 3 jenis tempat sampah di tiap rumah.

7. Penggunaan material bangunan yang dapat meminimalisasi pemantulan panas, merupakan salah satu usaha mereduksi tingginya suhu mikro di kawasan terbangun kota.

Usulan-usulan solusi tersebut dapat direalisasikan dengan sukses apabila ada kepemerintahan kota yang baik (urban good governance) untuk mengefisiensikan pembangunan dan pengelolaan kota. Untuk menciptakan pembangunan kota yang lebih baik, diperlukan hubungan kerjasama antara publik dan swasta (public private partnership), kontrol civil society yang kuat, serta proses transparansi, mudah diakses, adil dan bertanggungjawab dari pemerintah dengan melibatkan partisipasi masyarakat dengan derajat yang relevan dalan setiap tahap pembangunan perkotaan.

Oleh sebab itu diperlukan adanya kebijakan yang mengatur teknis pelaksanaan secara lebih mendetail. Pemerintah sebagai pembuat kebijakan harus melibatkan semua pihak : sektor swasta, masyarakat dan para ahli, sehingga kebijakan dapat diterima dan efektif dilaksanakan. Good urban governance dan good urban management merupakan kunci pokok dalam menjalankan kebijakan dengan baik untuk mempertahankan dan meningkatkan fungsi kota, dalam kerangka meningkatkan kualitas kehidupan perkotaan, termasuk di dalamnya mewujudkan penataan ruang terbuka hijau kota yang berkelanjutan.

References

Arneta R., Erni ; Miryam A.P., Dewi ; Rahmy, Widyastri A. ; Pengantar Arsitektur Lansekap, Tugas Besar – Taman Kota Aktif dan Pasif, Th. 2005, p. 2.

Faisal, Budi ; Tata Ruang Jakarta 2020 – Menuju Sustainable Urban Development Melalui Good Urban Governance. Handout Seminar.

Kahuripan, Obor ; Susanto, Dwi Hadi ; Syaiful, Achmad ; Kajian Taman-Taman di Kota Bandung Berdasarkan Konsep Taman Tropis BandoengVooruit Dengan Studi Kasus Taman Merdeka, Th. 2005, p.1,2,11-15

Maulina H., Ully Irma ; Friestya A., Doddy ; Aulia, Mela ; Konsep Ekologi Pada Lingkungan Binaan, Studi Kasus : Kawasan Perumahan Griya Depok Asri, Depok dan Perumahan Ciburial, Bandung , Th. 2003 / 2004

Referensi

Dokumen terkait

Penelitian ini dilakukan dengan maksud untuk memodifikasi pati kentang varietas medians dan untuk meneliti sifat fisikokimia pati kentang yang dimodifikasi

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi mengenai hubungan antara kontrol diri dengan perilaku kecanduan internet 1.4.2 Manfaat Praktis Melalui penelitian ini

Dokumen angkutan hasil hutan yang sah Tidak dapat dinilai, N/A Berdasarkan pemeriksaan arsip dokumen angkutan hasil hutan diketahui sebagian unit kelola kayu dalam Kelompok

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat, taufiq serta hidayah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi tentang “PENGARUH KUALITAS KEHIDUPAN

Arah yang sama dengan penggunaan international reserves yang menunjukkan hanya Korea Selatan yang memiliki peranan penggunaan international reserves untuk upaya penstabil nilai

Nors dauguma tyrimo dalyvių tėvystę vertina kaip sudėtingą, kupiną iššūkių gyvenimo patirtį, kai kurie vyrai gana drąsiai svarsto galimybę susilaukti vaikų ir neabejoja

dapat meningkatkan motivasi belajar mahasiswa pada matakuliah yang bersifat teori dan abstrak serta mampu memberikan pengalaman yang berbeda sehingga dapat digunakan

Penelitian ini bertujuan untuk mempelajari pengaruh ekstrak bayam merah dan jahe merah terhadap serapan optik lapisan tipis ZnO yang berperan terhadap fotoanoda