• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I I III IV V VI

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "BAB I I III IV V VI"

Copied!
55
0
0

Teks penuh

(1)

Pompa Angguk ( Pump Jack )

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Indonesia merupakan Negara yang kaya akan sumber daya alamnya terutama pada sumber daya minyak dan gas bumi. Pada masa sekarang ini permintaan akan minyak bumi dan gas bumi sangat besar baik dari dalam negeri maupun di luar negeri sehingga dibutuhan kegiatan eksplorasi minyak dan gas bumi secara tepat dan efisien guna memenuhi kebutuhan tersebut. Dalam hal ini, salah satu perusahaan minyak yang cukup berperan dalam mengatasi kebutuhan minyak dan gas bumi di indonesia yaitu PT. Pertamina EP UBEP Jambi. Perusahaan ini bergerak di bidang ekslorasi dan eksploitasi minyak dan gas dengan menggunakan berbagai macam teknologi yang digunakan untuk menunjang proses eksplorasi minyak tersebut.

Kegiatan industri di PT. Pertamina EP UBEP Jambi yaitu meliputi eksplorasi minyak mentah sebagai perusahaan komoditi ekspor untuk sektor migas, dan sebagainya. PT. Pertamina EP UBEP Jambi tediri dari beberapa unit kegiatan yang mampu memproduksi minyak mentah rata-rata sebanyak 4.057 barel/hari, unit – unit kegiatan tersebut antara lain :

 Pengeboran (Drilling)

(2)

Pompa Angguk ( Pump Jack )

berkembang dan maju serta dapat mencapai misi perusahaan sehingga perusahaan dapat terus bersaing dalam pasar global.

PT. Pertamina EP UBEP Jambi memberikan kesempatan kepada mahasiswa untuk dapat melakukan praktek kerja lapangan di lingkungan perusahaan tersebut agar mahasiswa dapat mengenal proses produksi dari perusahaan, dan juga dapat mengenal serta mengetahui sejarah perusahaan dari pertama di bangun hingga sekarang. Kerja praktek sangat berguna bagi mahasiswa terutama untuk dapat mengenalkan mahasiswa terhadap dunia industri atau dunia kerja yang nantinya akan dihadapi mahasiswa. Disamping itu mahasiswa juga dapat menerapkan ilmu yang didapat dari perguruan tingginya sehingga tidak teorinya saja tetapi dapat melakukan prakteknya agar dapat menambah pengetahuan dan pengalaman kerja bagi mahasiswa.

1.2 Tujuan

Berdasarkan kurikulum yang ditetapkan oleh Politeknik Negeri Padang bahwa sebagai syarat kelulusan maka mahasiswa diwajibkan untuk melaksanakan praktek kerja di perusahaan yang sesuai dengan bidang atau jurusannya masing-masing dimana dalam kesempatan ini yang dituju adalah PT. Pertamina EP UBEP Jambi.

Pada dasarnya kegiatan Praktek Kerja Lapangan mempunyai dua tujuan yakni tujuan umum dan tujuan khusus.

1.2.1 Tujuan Umum

1) Melihat, memahami dan mengetahui secara langsung penerapan ilmu yang didapat pada bangku kuliah terhadap dunia industri.

2) Mengetahui secara umum proses kerja PT. Pertamina EP UBEP Jambi dalam rangka eksplorasi migas.

(3)

Pompa Angguk ( Pump Jack )

4) Membiasakan diri berdisiplin dan bermasyarakat sesuai dengan ketentuan yang ada pada dunia industri.

5) Bisa berfikir dengan wawasan manajemen yang luas dengan orang lain dari berbagai bidang keahlian.

6) Mengetahui sejarah dan struktur kerja dari PT. Pertamina EP UBEP Jambi sebagai salah satu perusahaan yang bergerak dibidang perminyakan.

7) Mempelajari cara kerja operator – operator minyak di PT. Pertamina EP UBEP Jambi.

1.2.2 Tujuan Khusus

 Mengetahui secara langsung prinsip kerja pompa minyak yang digunakan di lapangan minyak PT. Pertamina EP UBEP Jambi.

 Mengetahui cara atau langkah-langkah yang dilakukan dalam perakitan “downhole pump” pompa minyak ( Pump Jack ) sebelum instalasi di lokasi.

 Mengetahui cara atau langkah-langkah yang dilakukan dalam perakitan “Surface Equipment” pompa minyak ( Pump Jack ) sebelum instalasi di lokasi.

 Mampu Mengassembly dan disassembly bagian bawah permukaan “downhole pump” pompa angguk ( Pump Jack ).

1.3 Batasan Masalah

Dalam Praktek Kerja Lapangan adapun tugas khusus yang dibahas adalah Pump Jack dimana didalamnya terdapat komponen –komponen utama, prinsip kerja, serta Assembly dan Disassembly “downhole pump” Pump Jack tipe THBC ( Tubing Pump Heavy Bottom Cup ).

(4)

Pompa Angguk ( Pump Jack )

Dalam penulisan laporan ini dibutuhkan data-data sebagai landasan untuk mempermudah dalam penulisan laporan atau kertas wajib ini. Metode yang digunakan dalam pengumpulan data adalah sebagai berikut:

1. Metode Literatur, yaitu penulis mengumpulkan data-data sebagai sumber informasi dari buku-buku referensi.

2. Melalui observasi, dengan terjun langsung di lapangan yang dijadikan subjek laporan, yakni tempat melakukan kerja praktek lapangan serta ikut serta dalam pekerjaan di Pump Shop maupun instalasi di lokasi.

3. Melalui wawancara, yaitu dengan menanyakan langsung kepada teknisi, para pekerja, dan pembimbing di lapangan.

1.5 Statika penulisan Bab I Pendahuluan

Bab ini menjelaskan latar belakang, maksud dan tujuan, metodologi kerja raktek.

Bab II Gambaran Umum perusahaan

Bab ini menjelaskan mengenai ruang lingkup PT. Pertamina EP UBEP Jambi.

Bab III Dasar Teori

Bab ini membahas teori dasar Pompa Angguk ( Pump jack ) dan system pendukung.

Bab IV Perakitan dan Instalasi Pompa

Bab ini menjelaskan proses assembly dan Instalasi Pompa Angguk ( Pump jack ) di PT. Pertamina EP UBEP Jambi.

Bab VI Penutup

(5)

Pompa Angguk ( Pump Jack )

BAB II

GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

1.1 Sejarah PT. Pertamina

Lahirnya industri di tanah air bermula pada tahun 1907, dimana perusahaan bangsa Belanda “Royal Dutch Company” bergabung dengan “Shell Transport and Trading Company”, membentuk perusahaan minyak Bataafsche Petrolium Maatschappy (BPM) merupakan satu-satunya perusahaan minyak yang beroperasi sampai tahun 1911.

Pada tahun 1912, Standard Vacum Oil, suatu anak perusahaan dari Standard Oil Company (New Jersey) dan Vacum Oil Company memulai operasi di Indonesia. Untuk menghadapi saingan dari Standard Oil Company, maka pada tahun 1930 oleh pemerintah kolonial Hindia Belanda dan BPM membentuk sebuah perusahaan campuran yaitu NV, Nederlandsche Indische Aordolie Maatschappy (NIAM)

Lalu pada tahun 1931 CALTEX, sebuah anak perusahaan Standard Oil of California dan Texas Company memulai beroperasi di Indonesia. Kemudian pada tahun 1935 dibentuk perusahaan dengan nama Nederlandsche Niouw Guinea Petroleom Maatschappy (NNGPM) untuk mengekplorasi daerah bagian barat Irian Jaya, dengan sahamnya dari Royal Dutch-Shell, STANVAC dan CALTEX. Kilang minyak yang ada sebelum perang dunia II ada 6 buah, yaitu di Plaju (BPM), Sei. Gerong (STANVAC), Balikpapan (BPM), Cepu (BPM), Wonokromo (BPM) dan Pangkalan Brandan (BPM).

(6)

Pompa Angguk ( Pump Jack )

perjuangan kemerdekaan Indonesia tanggal 17 Agustus 1945, satu-satunya lapangan minyak yang dapat dikuasai oleh pejuang-pejuang Indonesia adalah lapangan minyak di sekitar Pangkalan Brandan dan daerah Aceh, bekas milik Shell-BPM, yang selanjutnya menjadi Perusahaan Minyak Indonesia yang pertama dan diberi nama Perusahaan Tambang Minyak Negara Republik Indonesia (PTMNRI).

BPM berhasil meneruskan produksi minyaknya di Tarakan pada tahun 1945, dan pada tahun 1946 meneruskan produksinya di Kalimantan dan mengaktifkan kembali kilang minyak di Balikpapan. Dalam bulan oktober 1946 kilang Plaju dan Sei.Gerong masing-masing dikembalikan kepada BPM dan Nederlandsche Colonial Petroleom Maatschappy (STANVAC) untuk direnstruksi. Di Jawa Tengah BPM tidak berhasil kembali kelapangan Kawenangan dan kilang minyak Cepu karena lapangan dan kilang telah dikuasai oleh koperasi buruh minyak yang kemudian menjadi Perusahaan Minyak dan Gas Bumi Negara (PERMIGAN).

Setelah selesainya fisik PTMNRI di tahun 1950, namun belum nampak usaha-usaha pembangunannya, maka pada bulan April 1954 PTMNRI diubah menjadi Tambang Minyak Sumatera Utara (TMSU). Tindakan ini ternyata juga tidak ada manfaatnya, sehingga pada tanggal 10 Desember 1957 diubah manjadi Perusahaan Minyak Nasional (PT PERMINA). Setelah kira-kira setengah tahun, maka pada tanggal 1 juli 1961 statusnya diubah menjadi Perusahaan Negara Pertambangan Minyak Nasional (PN PERTAMINA).

(7)

Pompa Angguk ( Pump Jack )

kerja dan prosedur kerja demi memperlancar usaha peningkatan produksi minyak dan gas bumi pada tanggal 20 Agustus 1968 PN PERMINA dan PT PERTAMIN dilebur pemerintah menjadi Perusahaan Negara Pertambangan Minyak dan Gas Bumi Nasional (PN PERTAMINA) atau dikenal dengan PERTAMINA ( Perusahaan Pertambangan Minyak dan Gas Bumi Negara) yang dipimpin oleh seorang Direktur Utama yang diangkat oleh Presiden Republik Indonesia.

Lahirnya PT. PERTAMINA berdasarkan pada pasal 33 UUD 1945 ayat 2 “cabang-cabang produksi yang menguasai hajat hidup orang banyak dikuasai oleh negara”, dan ayat 3 “Bumi dan air dan kekayaan alam yang terkandung didalamnya dikuasai oleh negara dan dipergunakan sebesar-besarnya untuk kemakmuran rakyat”, maka penguasaan dan pengolahan minyak bumi berada ditangan negara. Pelaksanaan UUD ini diatur dengan menggunakan :

1. UU no 44/Prp.tahun 1960 tentang Pertambangan Migas dan Panas Bumi. 2. UU no 8 tahun 1971 tentang Perusahaan Pertambangan Minyak dan Gas Bumi Negara (PERTAMINA)

Berdasarkan undang-undang tersebut, pengolahan Migas hanya dilakukan oleh Pertamina dengan dua tugas utama, yaitu:

1. Melaksanakan pengusahaan minyak dalam arti seluas-luasnya guna memperoleh hasil sebesar-besarnya untuk kemakmuran rakyat dan negara.

2. Menyediakan dan melayani kebutuhan bahan-bahan minyak dan gas bumi dalam negeri yang pelaksanaannya diatur dengan aturan pemerintah.

Dalam Keppres No. 11 tahun 1990, tugas pokok Pertamina adalah menyediakan BBM serta gas bumi untuk memenuhi kebutuhan dalam negeri, meliputi kebutuhan energi dan bahan bakan industri. Untuk melaksanakan tugas tersebut, kegiatan-kegiatan yang dilaksanakan oleh Pertamina mencakup:

a. Explorasi dan Produksi

(8)

Pompa Angguk ( Pump Jack )

b. Pengolahan

Terdiri dari kegiatan-kegiatan untuk memurnikan,menyuling dan mengolah gas dan minyak mentah menjadi bahan bakar atau produk petrokimia.

c. Pembekalan dan Transportasi

Terdiri dari kegiatan penampungan, penyimpanan dan pendistribusian serta pengapalan bahan baku ataupun produk akhir yang siap dikirim.

d. Penunjang

Mencakup dari kegiatan yang menunjang terselenggaranya bagian-bagian diatas.

2.2 Sejarah PT. Pertamina EP Unit Bisnis (UBEP) Jambi

PT. Pertamina EP Unit Bisnis EP Jambi (Pertamina EP UBEP Jambi) adalah perusahaan yang bergerak dibidang Eksplorasi dan Produksi Minyak Bumi dan Gas yang berada di Propinsi Jambi, yang mana lapangan operasinya mencakup pada 3 (tiga) Kabupaten, yaitu Kota Jambi dengan lapangan operasinya Kenali Asam, Kabupaten Muaro Jambi lapangan operasinya Tempino, Ketaling, Sungai Gelam, Setiti dan yang terakhir Kabupaten Batanghari lapangan Bajubang, Bungin Batu.

Lapangan produksi PT. Pertamina EP UBEP Jambi pertama kali diketemukan oleh NIAM pada tahun 1922, dengan diketemukannya gas pada sumur BJG-01 di lapangan Bajubang yang kemudian disusul dengan penemuan minyak di lapangan Betung pada tahun 1922, Kenali Asam tahun 1929, Tempino tahun 1930, Setiti tahun 1936, Meruo Senami tahun 1938 dan lapangan-lapangan lainnya. Dimana sejarah pengelolaannya mengalami beberapa kali perubahan ataupun pergantian perusahaan sebagai berikut :

(9)

Pompa Angguk ( Pump Jack )

 NIAM (1948 – 1959)  PN. Pertamin (1959 – 1968)  PN Pertamina (1968 – 1971)  Pertamina (1971 – 1992)

 JOB Pertamina-Asemera Jambi (EOR) LTD, (1992 – 30 Juli 1997)

 JOB Pertamina-Gulf Resources Jambi (EOR) LTD, (31 Juli 1997 – 17 Oktober 2002)

 JOB Pertamina-Pearl Oil jambi LTD, (17 Oktober 2002 – 26 Januari 2005)  PT. Pertamina (Persero) UBEP Jambi (26 Januari 2005 – 2010)

 PT. Pertamina EP Unit Bisnis EP Jambi (2010 – Sekarang)

(10)

Pompa Angguk ( Pump Jack )

(11)

Pompa Angguk ( Pump Jack )

2.3 Logo Perusahaan

Gambar 3. Logo PT. Pertamina EP

Logo pertamina terdiri dari anak panah “symbol arrow” dan wordmark PERTAMINA EP. Wordmark PERTAMINA EP menunjukkan Perusahaan Pertamina yang bergerak di bidang Eksplorasi dan Produksi. Simbol panah mengekpresikan perusahaan yang bergerak maju dan progresif.

Warna logo mencerminkan :

Merah : Keuletan, ketegasan serta keberanian dalam menghadapi berbagai kesulitan Biru : Handal dapat dipercaya dan bertanggung jawab

Hijau : Sumber daya energi berwawasan lingkungan

(12)

Pompa Angguk ( Pump Jack )

 Visi Repetita I (2006-2008): "Respectable Cost Effective and Efficient Oil & Gas Producer".

 isi Repetita II (2009-2011): "No.1 Oil & Gas Producer in Indonesia".  Visi Repetita III (2012-2014): "PEP World Class".

2. Misi

“Melaksanakan pengusahaan sektor hulu minyak dan gas dengan berwawasan lingkungan, sehat dan mengutamakan keselamatan serta keunggulan yang memberikan nilai tambah bagi stakeholder”.

2.5 Struktur Organisasi

Struktur Organisasi merupakan urutan-urutan bagian yang menangani operasional dan masalah yang berkaitan dengan kegiatan sektor hulu minyak dan gas yang bertujuan agar masing-masing bagian mengetahui tugas dan wewenang serta tanggung jawab pada bidangnya masing-masing.

(13)

Pompa Angguk ( Pump Jack )

Gambar 4 : Struktur Organisasi

Adapun departement – departement yang ada di PT. Pertamina EP Unit Bisnis EP Jambi adalah sebagai berikut.

1. Fungsi Teknik P & F

Fungsi Teknik P & F membawahi antara lain :

1. Utilities terdiri dari listrik, Instrument, Water treatment Plant. 2. Rencana kerja proyek, estimasi biaya pekerjaan, pembuatan

kontrak, engenering desain.

3. Teknik sipil yang melakukan pengawasan dan pengerjaan bangunan dan jalan, penyiapan bangunan, penyiapan pipa, tangki, dll. 4. Mekanik menangani permasalahan dan perawatan mesin.

5. Power Plant merupakan pembangkit listrik di lingkungan PT. Pertamina EP UBEP Jambi. Listrik yang dihasilkan menggunakan bahan bakar gas yang didapat dari sumur – sumur produksi. Listrik ini digunakan untuk keperluan lapangan, perkantoran dan perumahan karyawan.

2. Health, safety & environment (HSE)

HSE adalah sebuah sub bagian dari perusahaan yang berarti Health Safety Environment bekerja untuk menjamin seluruh peralatan dan orang-orang yang berada dalam lingkungan PT. Pertamina EP UBEP Jambi berada dalam keadaan baik dan memenuhi standar keselamatan yang diterapkan HSE.

Sistem Managemen Health, Safety & Environment ( SMHSE )

(14)

Pompa Angguk ( Pump Jack )

merupakan komitmen pemimpin dan membuat prinsip – prinsip pengolahan HSE secara keseluruhan yang memberikan kerangka untuk tindakan dan penentuan tujuan serta sasaran perusahaan.

PT. Pertamina EP UBEP Jambi dalam melaksanaan kegiatan eksplorasi dan produksi serta transmisi sumber daya migas di sadari mempunyai potensi menimbulkan dampak negatif terhadap aspek keselamatan, kesehatan kerja dan lindungan lingkungan ( K3LL/HSE ). Kesalahan dalam pengendalian operasi dapat menimbulkan insiden, penyakit akibat kerja, pencemaran lingkungan , dan gangguan kelangsungan operasi perusahaan, sehingga dapat menurunkan daya saing dan citra perusahaan. PT. Pertamina EP UBEP Jambi memprioritaskan aspek HSE dalam kegiatan operasi sebagaimana tertera jelas kebijakan HSE.

Alat-alat pelindung diri yang wajib digunakan seluruh orang-orang dalam lingkungan PT. Pertamina EP UBEP Jambi adalah sebagai berikut:

a. Coverall (baju kerja)

b. Safety Shoes (sepatu pengaman) c. Safety Helmet (helm pengaman)

Adapun alat-alat pelindung diri pendukung yang harus digunakan dalam lingkungan PT. Pertamina EP UBEP Jambi adalah sebagai berikut:

a. Safety Glasses (kacamata kerja) b. Safety Hand Glove (sarung tangan)

Safety Hand Glove terbagi dari 3 macam bahan, yaitu: 1. Kain, digunakan untuk pekerjaan ringan.

2. Karet, digunakan untuk pekerjaan yang berhubungan dengan kelistrikan. 3. Kulit, digunakan untuk pekerjaan berat, seperti di SPU atau RIG.

c. Ear Plug (penutup lubang telinga berbentuk bola keci) d. Ear Muf (penutup seluruh bagian telinga)

e. Safety Hardness (alat untuk memanjat dari tali berbentuk baju).

HSE golden Roll (Acuan HSE) dalam sistem peraturan perundangan keselamatan kerja adalah

(15)

Pompa Angguk ( Pump Jack )

 Intervensi ( Unsafe Action dan Unsafe Condition )  Peduli

Jika HSE mendapati orang-orang bekerja atau berada dalam lingkungan PT. Pertamina EP UBEP Jambi yang tidak menggunakan alat pelindung diri yang dianjurkan HSE, maka HSE berhak memberhentikan sementara pekerjaan pekerja tersebut hingga pekerja tersebut memenuhi peraturan untuk melengkapi seluruh alat pelindung yang dianjurkan HSE.

HSE mempunyai 3 fungsi, yaitu: 1. Fungsi Lingkungan,

yaitu mengurusi masalah lingkungan tentang AMDAL, UPL, UKL, seperti adanya tumpahan minyak dari korosi maupun ulah manusia seperti pencurian yang berakibat terjadinya pencemaran lingkungan, Fungsi Lingkungan HSE juga mengatur kebisingan dari emisi udara serta ikut serta dalam gerakan penghijauan.

2. Fungsi Keselamatan Kerja,

yaitu memastikan seluruh orang bekerja sesuai prosedur dan meminimalkan kecelakaan serta memastikan APD (Alat Pelidung Diri) digunakan secara benar demi tercapainya K3 (Kesehatan Keselamatan Kerja).

3. Fungsi Inspeksi,

Yaitu hal yang berhubungan dengan QC baik dalam peralatan lama maupun baru. Contohnya adalah tangki yang diperiksa 1(satu) tahun sekali, yang diperiksa adalah ketebalan dan kekerasan tangki tersebut kira-kira dapat menahan beban dan tekanan berapa? Kemudian dilakukan kalkulasi dengan standart ASME.

Atau jika kita akan membuat tangki maka kita harus mendesign bentuk dan ukurannya terlebih dahulu, misalnya kita tangki ini difungsikan untuk menampung minyak 5000 barrel, maka kita harus memperhitungkan tebal pelat, jenis pengelasan yang digunakan. Salah satu jenis pelat yang digunakan dalam pembuatan tangki oleh PT. Pertamina EP UBEP Jambi adalah pelat HSTM 253 grade C atau HSTM A36 yang minimum digunakan untuk menampung crude oil (minyak mentah).

(16)

Pompa Angguk ( Pump Jack )

Fungsi Produksi pada PT.PERTAMINA EP UBEP JAMBI mempunyai peranan merencanakan, mengawasi dan memantau proses produksi dilapangan serta menghitung jumlah produksi harian diseluruh wilayah produksi PT. Pertamina EP UBEP JAMBI.

4. Departement Pump Shop

Departemen Pump Shop mempunyai peranan dalam perawatan dan pemeliharaan pompa dalam sumur produksi, perbaikan pompa apabila terjadi pompa yang stug atau rusak, pengesetan pompa baru bagi sumur yang membutuhkan pennggantian pompa baru , serta dalam menginstalasi PCP pump bagi seluruh sumur PT. Pertamina EP UBEP Jambi yang sumurnya menggunakan metode Artificial Lift PCP Pump.

Departemen Pump Shop juga berperan memantau kondisi dalam sumur produksi dalam arti untuk mengetahui kondisi volume fluida, mengetahui pressure dalam sumur, mengetahui bibir permukaan fluida, serta mengetahui kandungan apa saja yang ada pada fluida dalam sumur produksi.

5. WO/WS ( Work Over/ Well Service )

Fungsi WO/WS pada PT. Pertamina EP UBEP Jambi mempunyai peranan dalam melakukan pekerjaan lanjutan ( work over ), dan perawatan sumur ( well service ) yang sudah ada, pengerjaan ulang sumur – sumur, seperti ketika terjadi penurunan produksi sumur akibat kebocoran tubing atau terjadi kerusakan pada sumur, maka pekerjaan ini dilakukan oleh WO/WS. Pekerjaan ini dilakukan oleh Pertamina sendiri dan beberapa kontraktor.

6. Logistik

(17)

Pompa Angguk ( Pump Jack )

diambil melalui logistik. Logistik juga berhubungan terhadap penyediaan jasa. Contohnya menyediakan mobil dengan cara merental guna memenuhi kebutuhan perusahaan.

BAB III

TINJAUAN PUSTAKA

(18)

Pompa Angguk ( Pump Jack )

Pompa adalah suatu peralatan mekanis yang digunakan untuk memindahkan fluida dari suatu tempat ke tempat lain melalui media perpipaan (saluran), pemindahan tersebut dilakukan dengan cara memberikan dan menambahkan energi pada cairan agar dapat mengalir dalam pipa dan bertekanan. Energi yang diberikan pada cairan dapat berupa energi potensial (static head) atau energi kecepatan (dynamic/kinetic head). Dengan kata lain pompa berfungsi mengubah energi mekanis dari suatu sumber tenaga (penggerak) menjadi energi cairan, dimana energi ini berguna mengatasi hambatan yang ada sepanjang pengaliran dan perbedaan level. Energi mekanik pada poros biasanya berasal dari motor listrik, bisa juga dari steam turbin, motor bakar dan lain-lain. Mengingat jenis dan sifat fluida yang perlu di pompa maupun kondisi instalasinya yang sangat beragam, maka untuk memenuhi tuntutan tersebut telah dibuat berbagai jenis dan ukuran pompa.

3.2 Klasifikasi Pompa

1. Pompa pemindah positif (positive displacement pump)

Pompa dengan ruangan kerja secara periodik berubah dan energi yang diberikan pada cairan berupa energi potensial. 1.1 Pompa Reciprocating : Pompa torak, Pompa plunyer

dan Pompa diaphragma.

1.2 Pompa Rotary : Pompa roda gigi, Pompa lobe, Pompa vane dan Pompa ulir.

2. Pompa pemindah non positif (non positive displacement pump)

Pompa dengan ruangan kerja tidak berubah dan energi yang diberikan pada cairan berupa energi kecepatan.

2.1 Pompa Centrifugal : Radial flow, Mixed flow dan Axial flow 2.2 Pompa Jet : Turbin - Impeler

(19)

Pompa Angguk ( Pump Jack )

Pompa Booster, Pompa Hidrolik, Pompa Pelumas, Pompa Lumpur, Pompa Pendingin dan Pompa Pemadam Kebakaran.

Pemilihan Pompa Berdasarkan parameter operasi :

Kapasitas, Tekanan, Temperatur, Tinggi angkat statis dan Jenis cairan yang di pompa.

Mengingat tujuan utama dari materi ini adalah sebatas pengenalan pompa, maka yang akan dibahas selanjutnya hanyalah jenis pompa yang sesuai dengan judul

materi ini karena banyak ditemukan pada instalasi eksplorasi minyak bumi yaitu pompa angguk ( Pump Jack ).

3.3 Pompa Angguk ( Pump Jack )

Pump Jack merupakan salah satu metoda pengangkatan buatan ( Artificial Lift ) dengan memanfaatkan sumber tenaga yang berupa listrik atau gas dari prime mover untuk menggerakkan pompa sehingga fluida pada formasi dapat naik ke permukaan.

Gambar 5 : Pompa Angguk ( Pump Jack )

(20)

Pompa Angguk ( Pump Jack )

Berdasarkan letaknya, peralatan pompa pump jack dikelompokkan menjadi dua kelompok besar, yaitu peralatan di atas permukaan dan peralatan di bawah permukaan.

Gambar 6 : Komponen Utama Pump Jack ( Pompa Angguk )

(21)

Pompa Angguk ( Pump Jack )

Fungsi dari surface equipment adalah memindahkan sumber energi dari prime mover ke unit peralatan pompa di dalam sumur sehingga gerak putar prime mover diubah menjadi gerak naik turun sucker rod dan diperoleh kecepatan pompa yang diinginkan. Adapun bagian-bagian dari surface equipment :

a. Prime Mover

Prime mover atau motor merupakan sumber penggerak dari pump jack. Prime mover berfungsi sebagai penggerak utama, dimana prime mover akan memberikan gerakan putar yang diubah menjadi gerak naik turun pada polish rod dan sucker rod untuk diteruskan ke peralatan bawah permukaan sehingga fluida dapat naik ke permukaan. Jenis prime mover ada dua macam, yaitu elektrik dan engine. Pemilihan jenis prime mover yang akan digunakan

Gear reducer merupakan rangkaian roda gigi yang berfungsi mengubah kecepatan putar dari prime mover menjadi langkah pemompaan yang sesuai. Gear reducer juga merupakan transmisi yang berfungsi untuk mengubah kecepatan putar dari prime mover, gerak putaran prime mover diteruskan ke gear reducer dengan menggunakan belt. Dimana belt ini dipasang engine pada prime mover dan unit sheave pada gear reducer.. Hal ini penting karena kecepatan putar motor pada prime mover akan mempengaruhi kecepatan pompa.

(22)

Pompa Angguk ( Pump Jack )

V-Belt merupakan sabuk untuk memindahkan gerak dari prime mover ke gear reducer.

d. Crank Shaft

Merupakan poros crank yang berfungsi untuk mengikat crank pada gear reducer dan meneruskan gerak.

e. Crank

Merupakan sepasang tangkai yang menghubungkan crank shaft pada gear reducer dengan counterbalance. Pada crank ini terdapat lubang-lubang tempat pitman bearing. Besar kecilnya langkah atau stroke pemompaan yang diinginkan dapat diatur disini, dengan cara mengubah-ubah pitman bearing.

Apabila kedudukan pitman bearing ke posisi lubang mendekati counterbalance, maka langkah pemompaan menjadi bertambah besar atau sebaliknya, apabila menjauhi jarak antara crank shaft sampai dengan pitman bearing sebagai polish stroke length, yang fungsinya meneruskan gerak berputar dari crank shaft pada gear reducer ke walking beam pitman.

f. Counter weight

Counter weight adalah sepasang pemberat ( penyeimbang ) yang berfungsi untuk mengubah gerak berputar dari prime mover menjadi gerak naik turun.

Menyimpan tenaga prime mover pada saat down-stroke atau pada saat counterbalance menuju ke atas, yaitu pada saat kebutuhan tenaga kecil atau minimum. Membantu tenaga prime mover pada saat up-stroke (saat counterbalance bergerak ke bawah) sebesar tenaga potensialnya, karena kerja prime mover yang terbesar adalah pada saat up-stroke (pompa bergerak ke atas) dimana sejumlah minyak ikut terangkat ke atas permukaan.

(23)

Pompa Angguk ( Pump Jack )

Adalah penghubung antara walking beam pada equalizer hearing dengan crank pada pitman bearing. Lengan pitman merubah gerakan berputar

Brake di sini berfungsi untuk mengerem gerak pompa jika dibutuhkan, misalnya pada saat akan dilakukan reparasi sumur atau unit pompanya sendiri.

j. Walking beam

(24)

Pompa Angguk ( Pump Jack )

Merupakan nama lain dari wire line hanger, yaitu merupakan sepasang kabel baja yang disatukan pada carrier bar. Berfungsi sebagai tempat menggantungkan carrier bar.

o. Carrier bar

Carrier bar berfungsi sebagai tempat bergantungnya polished rod dan rangkaian sucker rod yang ada di dalam sumur, atau sebagai tempat penyangga dari polished rod clamp.

p. Polish Rod

merupakan bagian teratas dari rangkaian rod yang muncul di permukaan. Berfungsi untuk menghubungkan antara rangkaian rod di dalam sumur dengan peralatan di permukaan.

q. Stuffing box

Stuffing box merupakan tempat kedudukan polished rod sehingga polished rod dapat naik turun dengan bebas. Dipasang di atas kepala sumur (casing atau tubing head) untuk mencegah/menahan minyak agar supaya tidak keluar bersama naik turunnya polish rod. Dengan demikian seluruh aliran minyak hasil pemompaan akan mengalir ke flowline lewat crosstee.

r. Flow Tee

Flow Tee berfungsi untuk mengalirkan fluida ke flowline.

s. Flow line

(25)

Pompa Angguk ( Pump Jack )

2. Peralatan di Bawah Permukaan (Subsurface Pump Equipment)

Peralatan bawah permukaan berfungsi sebagai pompa untuk mengangkat fluida pada formasi ke permukaan. Secara umum peralatan pompa di bawah permukaan terdiri dari 4 komponen utama yaitu : Working Barrel, Plunger, Traveling Valve, dan Standing Valve.

a. Working Barrel

Working Barrel merupakan tempat dimana plunger dapat bergerak naik turun dan berfungsi sebagai tempat menampung fluida sebelum fluida diangkat plunger pada saat upstroke. Pompa di bawah permukaan berdasarkan working barrel ada dua macam, yaitu tubing pump dan rod pump (insert pump). Dikatakan tubing pump karena posisi barrel dari pompa menyatu dengan tubing sehingga waktu sucker rod dicabut pada saat servis maka barrel tetap berada di bawah tidak ikut tercabut. Sedangkan rod pump, posisi dari barrel menyatu dengan sucker rod sehingga bila sucker rod dicabut saat servis maka barrel akan ikut tercabut (Gambar 3).

b. Plunger

Plunger merupakan bagian dari pompa yang terdapat di dalam working barrel yang berfungsi untuk mengangkat fluida dari reservoir ke permukaan . plunger bergerak naik turun dan menghisap minyak dari formasi masuk ke barrel yang kemudian diangkat ke permukaan melalui tubing.

c. Travelling Valve

(26)

Pompa Angguk ( Pump Jack )

d. Standing Valve

Standing Valve merupakan katup yang berada pada bagian bawah working barrel dimana posisinya akan terbuka pada saat upstroke sehingga fluida dari dalam sumur dapat masuk ke dalam working barrel. Posisinya akan tertutup pada saat downstroke sehingga menahan fluida yang sudah masuk ke dalam working barrel agar tidak keluar.

e. Seating Nipple

Seating nipple merupakan tempat dudukan dari standing valve sehingga standing valve tidak terlepas pada saat upstroke atau downstroke.

f. Tubing

Tubing berfungsi mengalirkan fluida dari dasar sumur ke permukaan dimana fluida mengalir melalui ruang antar sucker rod setelah diangkat oleh plunger pada saat up stroke.

g. Sucker rod

Sucker rod merupakan batang besi yang menjadi tempat bergantungnya plunger dan berfungsi meneruskan gerak naik turun dari surface equipment ke unit pompa di bawah permukaan.

Berdasarkan konstruksinya maka Sucker rod dibedakan menjadi dua, yaitu : Berujung box pin

Berujung pin-pin

Untuk menghubungkan antara dua sucker rod digunakan sucker rod coupling. Umumnya panjang satu single dari sucker rod yang sering digunakan berkisar antara 20 – 30 ft.

Dalam perencanaan sucker rod selalu diusahakan dipilih yang ringan, artinya memenuhi kriteria ekonomis, tapi dengan syarat tanpa mengabaikan

(27)

Pompa Angguk ( Pump Jack )

tidak perlu sama diameternya tetapi dapat dilakukan / dibuat kombinasi dari beberapa tipe dan ukuran rod. Sucker rod string yang merupakan kombinasi dari beberapa tipe dan ukuran tersebut, disebut tappered rod string.

t. Pony Rod

Pony rod merupakan rod yang mempunyai panjang yang lebih pendek dari panjang rod umumnya (+ 25 ft). fungsinya adalah untuk melengkapi panjang dari sucker rod apabila tidak mencapai kepanjangan yang dibutuhkan, ukurannya adalah 2,4,6,8,10,12 ft.

u. Polished Rod

Polished Rod merupakan bagian teratas dari rangkaian rod yang muncul di permukaan dan berfungsi menghubungkan sucker rod string

dengan carrier bar dan dapat naik turun dalam stuffing box. Diameter stuffing box lebih besar dari diameter sucker rod, yaitu 1 1/8, 1 ¼, 1.5, 1 ¾. Panjang polished rod standar adalah 22 ft.

3.3.2 Prinsip Kerja Pompa Angguk ( Pump Jack )

Prinsip kerja dari pump jack (Gambar 7) adalah sebagai berikut :

1. Gerak rotasi dari prime mover diubah menjadi gerak naik turun oleh sistem pitman-crank assembly, kemudian gerak naik turun ini oleh horse head, dijadikan gerak lurus naik turun (angguk) untuk menggerakan plunger melalui rangkaian rod.

2. Pada saat downstroke dimana plunger bergerak turun ke bawah sehingga posisi traveling valve semakin mendekati standing valve. Hal ini

(28)

Pompa Angguk ( Pump Jack )

ruang antara traveling valve dan standing valve akan masuk ke dalam plunger.

2. Pada saat upstroke dimana plunger bergerak naik ke atas sehingga posisi traveling valve semakin menjauh dari standing valve. Hal ini mengakibatkan tekanan di atas traveling valve semakin besar dan ball pada traveling valve akan terdorong ke bawah (traveling valve tertutup). Dengan demikian fluida tidak bisa keluar dari plunger dan ikut terangkat ke atas menuju tubing. Dikarenakan tekanan pada ruang antara traveling valve dan standing valve lebih kecil dibandingkan tekanan di bawah standing valve maka ball pada standing valve akan naik ke atas (standing valve terbuka) didorong oleh fluida yang ada di dalam sumur sehingga fluida tersebut mengisi ruang antara traveling valve dan standing valve.

Walking beam ditopang oleh samson Post di dekat titik beratnya. Gerakan mesin yang diberikan oleh crank diteruskan ke walking beam melalui Pitman.

Panjang langkah polished rod (PRSL = Polished Rod Stroke Lenght) di tentukan oleh jarak dari pitman bearing ke crank shaff .

Umumnya ada 3 (tiga) posisi atau lebih untuk mengatur PRSL tsb.

(29)

Pompa Angguk ( Pump Jack )

Gambar 7 : Prinsip Kerja Pompa Angguk ( Pump Jack )

3.3.3 Klasifikasi Pompa Angguk ( Pump Jack )

Secara umum pompa angguk ( pump jack ) terdiri dari 2 bagian yaitu peralatan di atas permukaaan ( Suface Equipment ) dan peralatan di bawah permukaan ( subsurface equipment ). Berdasarkan peralatan di atas permukaan, menurut standar American Petroleum Institue (API) pompa angguk di bagi menjadi 3 jenis yaitu :

(30)

Pompa Angguk ( Pump Jack )

Pada tipe ini samson post menopang walking beam pada bahagian tengah. Pump Jack tipe ini paling banyak dipakai pada industri perminyakan dan tersedia dalam bermacam-macam ukuran (ada yang mencapai 100 Horse Power).

Gambar 8 : convetional unit pump jack

Conventional type ini ada 2 (dua) bagian:

a. Crank Counter Balance System; dimana counter weight dipasang pada crank. b. Beam Counter Balance System; dimana balancing load ( counter weight )

dipasang pada walking beam. Type ini biasanya dipakai untuk sumur dangkal.

(31)

Pompa Angguk ( Pump Jack )

Pada tipe ini, samson post menopang walking beam pada bahagian ujung belakang. Pada ukuran kerangka yang sama, biasanya unit ini membutuhkan Horse Power yang lebih sedikit jika dibandingkan dengan conventional type. Ia banyak dipakai untuk sumur-sumur minyak yang dalam dan produksi besar. Ukuran yang tersedia tidak bervariasi banyak dengan terbesar sampai mencapai 125 Horse Power.

Gambar 9 : Mark II pump jack

3. Air balance pump jack

(32)

Pompa Angguk ( Pump Jack )

kecil dan ringan dari tipe unit yang lain dan diperlengkapi dengan air compressor. Ukuran yang dibuat terbatas, tetapi ada yang mencapai 150 Horse Power.

Gambar 10 : Air Balance pump jack

Selanjutnya apabila dilihat dari Berdasarkan cara pemasangan pompa dibawah permukaan ( subsurface equipment ), pump jack diklasifikasikan menjadi 2 (dua) type yaitu:

(33)

Pompa Angguk ( Pump Jack )

Pada tipe ini working barrel dipasang langsung di ujung bawah tubing dan

diturunkan bersama tubing, bila terjadi kerusakan pada working barrel atau standing valve maka untuk memperbaikinya keseluruhan dari tubing harus

dicabut. Tipe pompa ini sering digunakan pada sumur-sumur dangkal dan produktifitas kecil.

2. Rod/Insert Pump

Pada tipe ini working barrel, plinger, travelling valve, dan standing valve merupakan satu unit kesatuan yang dipasang langsung pada rod string dan di

jangkarkan di dalam tubing. Kapasitas pompa yang diperoleh lebih kecil karena ukuran plunger lebih kecil. Apabila terjadi kerusakan pada standing valve atau barrel, maka untuk memperbaikinya cukup cabut rod string, tidak

(34)

Pompa Angguk ( Pump Jack )

Gambar 11 : Tubing Pump

dan Rod Pump

Tabel 1. Klasifikasi Barrel dan Plunger pada pompa THBC dan RWBC

3.3.4Keuntungan dan Kerugian Pump Jack

Keuntungan :

1. Efisien dan mudah dalam pengoperasian di lapangan.

2. Masih bisa digunakan untuk mengangkat fluida pada sumur yang mengandung pasir.

3. Dapat digunakan untuk sumur yang memiliki tekanan rendah.

4. Fleksibel karena kecepatan pompa dan stroke length dapat disesuaikan. 5. Dapat digunakan pada berbagai ukuran tubing.

6. Dapat menggunakan gas atau listrik sebagai sumber tenaga penggerak 7. Tidak mudah rusak dan mudah diperbaiki di lapangan

RWBC THBC

Barr

(35)

Pompa Angguk ( Pump Jack )

8. Mudah dioperasikan dan lebih ekonomis untuk penggunaan jangka panjang 9. Fleksibel terhadap laju produksi, jenis fluida dan kecepatan bisa diganti 10. Monitoring dari jauh dapat dilakukan bila pompa mati

11. Harga relative murah (+/- $ 40.000 untuk 3000 ft)

Kerugian :

1. Berat dan butuh tempat luas, transportasi sulit. 2. Tidak baik untuk sumur miring/Offshore

3. Untuk sumur dalam butuh unit besar karena laju produksi besar.

3.3.5Perhitungan Capasitas, Efesiensi dan Water Cut Pompa Angguk Kapasitas pompa angguk ( pump jack ) dapat di hitung dengan menggunakan rumus sebagai berikut :

SL x SPM x PLG² x 0,1168

Keterangan :

SL = Stroke length (Panjang Langkah Pompa) Inches SPM = Stroke Per menit (Jumah Langkah Per menit) PLG = OD Plunger

0,1166 = Constanta

Contoh soal.

Diketahui Sebuah pompa pump jack menggunakan Stroke Length 100¨ dan Stroke per menit 10 kali dengan diameter Plunger 2.25¨. Hitung :

c. Capasitas pompa per hari jika pompa hanya beroperasi 90%! d. Efesiensi pompa jika pompa hanya menghasilkan 450 bbl/d! e. Persentase Water cut pompa jika diketahui hasil test sumur pompa

menghasilkan minyak 320 BOPD!

(36)

Pompa Angguk ( Pump Jack )

a. Kapasitas pompa per hari

SL x SPM x PLG² x 0,1168

 100” x 10 x (2.25) ² x 0.1168  560 bbl/d

Jadi besar kapasitas pompa pump jack per harinya adalah 560 barell gross ( Fluida ).

b. Efisiensi Pompa jika diketahui pompa hanya berproduksi 450 bbl/d

Efisiensi = 450 bbl/d x 100% 590 bbl/d

= 76,27 %

c. Persentase Water cut pompa jika berdasarkan separator test didapat 320 barell minyak didalam 450 barell cairan per hari.

 450 bbl/d – 320 BOPD x 100% 450 bbl/d

 29 % water

A. Kriteria Penggunaan Sucker Rod Pump (SRP) 1. Produktivitas sumur, Q antara : 100 – 2000 BPD

2. Tekanan reservoir (Pr), dimana Pr sebanding dengan tinggi kolom cairan dalam tubing dimana, minimal 1/3 dari kedalaman perforasi.

(37)

6. SRP fleksibel untuk mengubah laju produksi dan mudah pengoperasiannya.

Standard API Tipe Sucker Rod Pump, C – 160 D – 173 – 64

D. Prosedur Pembuatan Kurva IPR Tiga Fasa Metoda Pujo Sukarno

 Mempersiapkan data : Ps, Pwf, qt dan WC

 Menghitung harga WC @ Pwf ≈ Ps dengan menghitung P1 dan P2, kemudian menghitung harga WC pada harga Pwf ≈ Ps

 Berdasarkan harga WC pada langkah 2, hitung konstanta A0, A1 dan A2

(38)

Pompa Angguk ( Pump Jack )

 Menentukan harga qo, qw, dan qt

 Plot antara berbagai harga laju produksi minyak dari langkah 5 terhadap Pwf

E. Data yang diperlukan dalam optimasi Pompa Sucker Rod

 Tipe Pumping Unit 1. Mencari besarnya harga Ap, Ar, At, K, dan M 2. Menghitung setting depth pompa yang baru 3. Menentukan beban sucker rod (Wr)

4. Menghitung beban fluida (Wf)

5. Menentukan konstanta a, b dan c untuk mencari harga Intake Pressure S dan N :

* Persamaan Intake Pressure untuk N: Pi = a + bq 2

* Persamaan Intake Pressure untuk S: Pi = a + cq2

(39)

Pompa Angguk ( Pump Jack )

harga Pi, kemudian mengeplot pasangan data (q , Pi) untuk satu harga N pada kurva IPR

sumur, begitu pula untuk harga S.

7. Memasukkan hasil perhitungan Intake Pressure untuk berbagai macam harga N dan q,

11. Memeriksa apakah desain sudah cukup aman untuk menahan stress maksimum yang

terjadi (SA ≥ Smax)

12. Menentukan Counter Balance Effect Ideal (Ci) 13. Menentukan Torsi Maksimum

14. Menentukan Efisiensi volumetris hasil optimasi 15. Menentukan Horse Power

G. Faktor – Faktor yang Mempengaruhi Efisiensi Volumeteris Pompa Sucker Rod

1. Karakteristik Fluida :

 Viskositas

(40)

Pompa Angguk ( Pump Jack )

2. Kondisi Operasi :

 Kedalaman pompa

 Kecepatan pompa

3. Karakteristik Sumur:

 Productivity Index (PI)

 Temperatur reservoir

4. Pengaruh Gas :

 Gas pound

(41)

Pompa Angguk ( Pump Jack )

BAB IV

PROSES PERAKITAN “DOWNHOLE PUMP” PUMP JACK (Tubing Pump Heavy Bottom Cup)

Berikut beberapa langkah kerja dalam perakitan pompa bagian bawah permukaan ( Down hole Pump ) Pump JackTubing Pump Heavy Bottom Cup.

4.1 Persiapan Peralatan

(42)

Pompa Angguk ( Pump Jack )

Gambar 7 : Ragum Pompa ZV 55 Gearench

Gambar 8 : Support Pompa

(43)

Pompa Angguk ( Pump Jack )

Gambar 9 : Crane

 Siapkan majun bersih dan kompresor untuk proses pembersihan inside diameter barrel.

 Siapkan bak berisi solar ± 5 liter untuk membersihkan barrel.

 Siapkan peralatan pengunci untuk proses perakitan pompa seperti : Kunci Gearench Petol, kunci Ritgid dan Napple.

(44)

Pompa Angguk ( Pump Jack )

5.1 Prosedur Perakitan Downhole Pump Pompa Angguk ( Pump Jack ) Tubing Pump Heavy Bottom Cup 3”

1. Barrel Assembly

a. Komponen – komponen Assembly  Coupling Tubing/Barrel

Extension Nipple UpperCoupling Barrel Barrel Heavy WallExtension Nipple LowerNipple Seating 2-Cup

b. Langkah Kerja

(45)

Pompa Angguk ( Pump Jack )

Gambar 11 : Proses Pengangkatan Barrel ke Ragum Pompa

 Bersihkan diameter dalam barrel dengan menggunakan majun yang ditiupkan dengan kompresor seperti pada (gambar 12) berikut.

Gambar 12 : Proses Pembersihan Inside Diameter Barrel

 Masukkan oli kedalam diameter barrel sambil memutar dan memiringkan posisi barrel sehingga oli terus mengalir ke ujung barrel untuk mencegah korosi.

(46)

Pompa Angguk ( Pump Jack )

Gambar 13 : Pemasangan Coupling Barrel

 Setelah coupling barrel terpasang, sambungkan extension napolipe lower di ujung barrel dan extension napolip upper di pangkal barrel, kemudian kencangkan dengan menggunakan kunci petol dan kunci ridgit seperti pada (gambar 14) berikut.

Gambar 14 : Pemasangan Nipple Lower dan Nipple Upper pada Coupling Barrel  Pasang collar napple di kedua sisi barrel seperti gambar.

Coupling Barrel

Extension Napple Upper

(47)

Pompa Angguk ( Pump Jack )

Gambar 15 : Pemasangan Collar Nipple

2. Plunger Assembly

d. Komponen – komponen Assembly  Cage Top Open Plunger 2 1/4”

Plunger 2.1/4” Pin End 4 Feet (-1 s/d -4) (Spraymental, monel pin)Cage Closed Plunger

Valve, Ball & Seat (Alloy)Puller S.V. (Pin End)

e. Langkah Kerja

 Ambil plunger dan clamp pada ragum pompa dengan ukuran diameter plunger, seperti pada (gambar 16) berikut.

Gambar 16 : Clamping Plunger pada Ragum pompa

Plunger

(48)

Pompa Angguk ( Pump Jack )

 Masukkan ball & seat kedalam cage closed dan sambungkan ke ujung plunger, kemudian kencangkan dengan menggunakan kunci petol, seperti pada (gambar 17) dibawah ini.

Gambar 17 : Traveling Valve Assembly

(49)

Pompa Angguk ( Pump Jack )

Gambar 18 : Pemasangan Rod Conector dan rod valve pada Cage Top Open plunger

 Masukkan plunger yang sudah di hubungkan dengan rod valve ke dalam barrel secara perlahan-lahan, seperti pada (gambar 19).

(50)

Pompa Angguk ( Pump Jack )

 Sebelum pemasangan Nipple sitting, lakukan pengecekan dengan menahan lubang standing valve menggunakan tangan dan tarik rod valve keluar secara perlahan kemudian lepaskan tangan dan rasakan tarikan udara pada tangan yang menekan.

3. Standing Valve Assembly

a. Komponen – komponen AssemblyCage Open Standing ValveValve, ball & Seat (Alloy)Body, Holdown 2-CupCup, Seating ( 2-1/4” -10)Ring,Seating Cup

Nut, Seating CupCoupling, Seating Cup

Nipple, Seating, 2-1/2” x 2-7/8”

b. Langkah Kerja

 Masukkan ball & seat kedalam Cage Close Standing Valve,

(51)

Pompa Angguk ( Pump Jack )

Gambar 20 : Pengesettan Ball & Seat, Cup dan Spacer Ring menjadi standing valve

 Setelah terpasang standing valve satu set, koneksikan standing valve ke nipple sitting dengan cara memberikan pukulan ke pada sitting sehingga standing valve masuk kedalam sitting yang terikat oleh cup-cup yang telah dipasang di standing valve seperti (gambar 22).

Gambar 22 : Pemasangan Standing Valve pada Nipple Sitting

(52)

Pompa Angguk ( Pump Jack )

Gambar 23 : Pemasangan Standing Valve pada Collar Nipple

 Setelah semua komponen disatukan, pasang protektor pada ujung pompa agar pompa terlindungi dari goresan-goresan yang membuat threat pompa rusak.

(53)

Pompa Angguk ( Pump Jack )

BAB VI

KESIMPULAN DAN SARAN

6.1 Kesimpulan

Dari pengalaman selama meaksanakan Praktek kerja lapangan (PKL) di PT.Pertamina EP UBEB Jambi selama tiga minggu yaitu dari tanggal 11 februari samapi dengan 31 Maret 2013, maka penulis dapat mengambil beberapa kesimpulan antara lain :

1. Praktek kerja lapangan merupakan wujud kerja sama pihak kampus dengan pihak industry.

2. Dengan adanya praktek kerja lapangan (PKL) ini, mahasiswa akan lebih siap untuk terjun ke dunia industri.

3. Dalam melakukan perakitan, hendaklah lakukan secara sistematis dan dengan urutan yang benar.

4. Pompa angguk ( Pump Jack ) merupakan salah satu metoda artificial lift dengan memanfaatkan sumber tenaga yang berupa listrik atau gas dari prime mover untuk menggerakkan pompa sehingga fluida pada formasi dapat naik ke permukaan

(54)

Pompa Angguk ( Pump Jack )

(Surface Equipment), Peralatan di bawah permukaan ( Subsurface Equipment ).

Pada prinsipnya hasil perakitan pompa angguk akan diketahui baik atau tidaknya setelah dilakukan pengetesan. Bila pada pengetesan terjadi tarikan udara setalah plunger ditarik, maka perakitan dilakukan dengan benar.

6.2 Saran

Setelah melakukan praktek kerja lapangan, maka penulis dapat memberikan beberapa saran antara lain :

3. Mahasiswa yang melaksanakan raktek kerja lapangan di harakan dapat menjga nama baik almamater dan peruhaan tempat berlangsungnya PKL. 4. Di harapkan jangan mengambil tindakan berdasarkan inisiatif sendiri

untuk hal yang tidak tahu atau masih dalam keraguan, agar tidak terjadi hal yang merugikan, baik bagi perusahaan maupun kampus, lebih baik tanyakan terlebih dahulu kepada pembimbing lapangan.

(55)

Gambar

Gambar 1 : Profil PT. Pertamina EP UBEB Jambi
Gambar 2 :  Peta Wilayah Kerja Pertambangan minyak
Gambar 3. Logo PT. Pertamina EP
Gambar 5 : Pompa Angguk ( Pump Jack )
+7

Referensi

Garis besar

Dokumen terkait

yang akan dicapai. Tujuan utama dari penelitian kualitatif adalah pada temuan. Oleh karena itu, kalau peneliti dalam melakukan penelitian, menemukan segala sesuatu yang

Kegiatan penelitian ini dalam menentukan lokasi dengan mempertimbangkan berbagai hal selain dari faktor jarak lokasi yang dekat salah satunya yaitu dari segi keinginan peneliti

Pada gambar 3.4 ditunjukkan proses maksimal drawing sehingga terbentuk produk pada posisi dies berada di titik mati bawah (TMB), dan dies terbuka pada titik mati atas (TMA)

digunakan peneliti dalam siklus II ini yaitu model pembelajaran inkuiri. Siklus I ini dilakukan selama 4 jam pelajaran, dalam dua kali pertemuan. Materi yang dipelajari

Dengan adanya saran-saran dari peneliti dan masyarakat pada Kantor Dinas kependudukan dan Pencatatan Sipil Kota padangsidimpuan lebih bisa di tingkatkan lagi dalam

Hal itu dikarenakan siswa tersebut tidak begitu suka materi garis singgung lingkaran, jarang belajar di rumah, jarang memperhatikan penjelasan guru, jarang berlatih mengerjakan

Apabila ada pihak yang berada diluar wilayah Hukum Pengadilan Agama Giri Menang, maka biaya Panggilan disesuaikan dengan Panjar PA yang dituju ditambah biaya wesel Pos/Pengiriman

Terwujudnya konsep rancangan bangunan yang dapat mengkomunikasikan dan menunjukkan ekspresi budaya setempat untuk mengakomodasikan kegiatan-kegiatan pendidikan dan pelestarian