• Tidak ada hasil yang ditemukan

1. Hakikat Manajemen Strategi cover

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "1. Hakikat Manajemen Strategi cover"

Copied!
32
0
0

Teks penuh

(1)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 LatarBelakang

Manajemen strategik merupakan sebuah ilmu yang pada akhir abad ke 20 menjadi sangat terkenal dan populer. Bahkan pada awal abad ke 21 atau abad millennium ke 3 ilmu kegiatan strategik diyakini merupakan kunci sukses bagi para manajemen dalam menjalankan bisnisnya. Oleh karena itu maka dunia pendidikan manajemen tidak pernah melupakan dan selalu memperhatikan serta memasukan manajemen strategis ke dalam kurikulumnya. Ilmu atau mata kuliah ini sebenarnya merupakan perkembangan atau pun perluasan dari suatu ilmu yang dahulu dikenalsebagai ilmu yang tertuang dalam suatu mata kuliah“kebijakanbisnis”atau“business policy”.

Manajemen strategis adalah seni dan ilmu penyusunan, penerapan, dan pengevaluasian keputusan-keputusan lintas fungsional yang dapat memungkinkan suatu perusahaan mencapai sasarannya. Manajemen strategis adalah proses penetapan tujuan organisasi, pengembangan kebijakan dan perencanaan untuk

mencapai sasaran tersebut,

sertamengalokasikansumberdayauntukmenerapkankebijakandanmerencanakanpenca paiantujuanorganisasi. Manajemenstrategismengkombinasikanaktivitas-aktivitas dari berbagai bagian fungsional suatu bisnis untuk mencapai tujuan organisasi.

(2)

1.2. Perumusan Masalah

a. Apa itu manajemen Strategidankebijakanstrategis ? b. Apaitumanajemenkegiatanbisnis ?

c. Bagaimana kegiatanbisnis yang berhasil ? d. Apa yang dimaksudmanajemenbisnisstrategic ? e. Apasajakegiatandalamorganisasibisnis ?

1.3. Tujuan

1. Agar makalah yang kami buat ini dapat bermanfaat sebagai bahan pembelajaran dan dapat menambah wawasan bagi mahasiswa ,serta dapat mengaplikasikannya dalam dunia bisnis.

2. Sebagai bahan penilaian dari dosen manajemen strategic.

(3)

BAB II

PEMBAHASAN

A. MANAJEMEN KEGIATAN BISNIS

Manajemen strategis merupakan sebuah ilmu yang pada akhir abad ke-20 menjadi sangat terkenal dan populer. Bahkan pada awal abad 21 atau abad millinneum ke-3 ini Ilmu Manajemen Strategis tersebut dianggap serta diyakini merupakan kunci sukses bagi para manajer dalam mejalankan bisnisnya. Manajemen ataupun pengelolaan bisnis yang benar dan bijaksana disebut sebagai “Manajemen yang strategis”. Dengan kata lain dapat diungkapkan bahwa kebijakan bisnis harus merupakan kebijakan yang strategis dan kebijakan strategis dapat selalu berada dalam jalur yang benar, tidak keliru dan tidak salah langkah.

Kegiatan Bisnis

Kegiatan bisnis pada hakikatnya adalah merupakan kegiatan yang berusaha untuk memenuhi kebutuhan masyarakat, yaitu: kebutuhan primer, kebutuhan tersier, dan kebutuhan yang bersifat kemewahan. Di samping itu masyarakat juga akan membutuhkan adanya pelayanan kesehatan, pelayanan pendidikan, pelayanan transportasi, perhubungan, komunikasi, perizinan usaha, maupun pelayanan sosial. Kebutuhan pelayanan jasa yang dibutuhkan masyarakat pada umumnya diselenggarakan oleh suatu perusahaan yang disebut perusahaan jasa, yang sering kali bersifat nirlaba atau tidak berorientasi untuk mencari keuntungan.

(4)

Kegiatan bisnis seperti yang telah di uraikan di atas ternyata dapat digolongkan menjadi dua macam yaitu ada kegiatan bisnis yang dilakukan dengan tujuan untuk mencari laba atau keuntungan, tetapi ada juga terdapat adanya kegiatan bisnis yang tidak bertujuan untuk mencari keuntungan melainkan semata-mata ingin melayani kebutuhan masyarakat umum. Perusahaan yang melakukan kegiatannya untuk mencari laba itulah yang pada umumnya diasosiasikan sebagai kegiatan bisnis, sedangkan yang tidak bertujuan mencari untung sering disebut sebagai kegiatan nonbisnis, meskipun pada hakikatnya baik yang bertujuan keuntungan maupun yang nirlaba tersebut semuanya adalah melakukan kegiatan bisnis yaitu memenuhi kebutuhan masyarakat.

Kegiatan bisnis, baik yang berorientasi laba maupun yang nirlaba tersebut di atas dapat kita gambarkan ke dalam sebuah skema sebagai berikut:

(5)

Dari gambar tersebut kita dapat mengetahui bahwa dalam melakukan kegiatan bisnisnya maka pengusaha haruslah melakukan “Manajemen” terdapat sumber daya atau resources yang dimilikinya. Sumber daya yang dapat dimiliki suatu badan usaha terdiri dari 3 macam, yaitu:

1. Sumber Daya Alam (Natural Resources)

Pada umumnya berupa “Material” atau bahan dasar, bahan baku maupun bahan pembantu.

2. Sumber Daya Kapital (Capital Resources)

Terdiri dari 2 macam yaitu “Mesin-mesin” dan “Modal” atau uang. 3. Sumber Daya Manusia (Human Resources)

merupakan sumber daya yang paling penting dan paling menentukan.

Pasar dan Berbagai Bentuk Pasar

Dengan manajemen yang baik dan bijak serta strategis maka perusahaan tersebut akan dapat memenuhi kebutuhan masyarakat. Masyarakat yang dilayani oleh kegiatan bisnis itu akan merupakan “Pasar” atau “Market” yang akan dilayani dengan berbagai produk yang dihasilkan oleh perusahaan tersebut. Pasar atau market yang timbul dari berbagai kebutuhan masyarakat itu selanjutnya dapat dibagi menjadi 4 jenis pasar, yaitu:

1. Pasar Barang Konsumsi (Consumer Market) Pasar barang komsumsi adalah

2. Pasar Barang Industri (Industrial Market) 3. Pasar Pemerintah (Goverment Market) 4. Pasar Internasional (International Market)

1. pasar barang konsumsi (Consumer Market)

(6)

Karena barang-barang yang di belinya itu akan dikonsumsikannya sendiri atau keluarganya maka barang macam ini lalu di sebut “Barang konsumsi”,Sedangkan bentuk pasarnya lalu disebut “Pasar barang konsumsi” atau konsumer market.Pasar barang konsumsi atau konsumer market ini memiliki sifat yang menyebar karna manusia atau orang serta keluarganya membutuhkan barang-barang konsumsi tersebut juga menyebar sekalipun.disamping menyebar pasar barang konsumsi akan berbentuk pembelian yang kecil kecilan atau dalam jumlah yang sedikit sedikit sesuai dengan kebutuhannya yang juga kecil-kecil pula.Sifat yang ketiga dari pasar konsumen itu yaitu frekuensinya yang sangat sering,karna kebutuhan terhadap barang konsumsi ini tentu saja juga akan dibutuhkan dalam frekuensi kebutuhan yang sangat sering pula atau dengan kata lain dibutuhkan sehari-hari.

2. Pasar barang industri (Indutrial Market)

Pasar barang industri adalah pasar yang terbentuk oleh kebutuha masyarakat dalam rangka mereka akan menjalankan perusahaan atau bisnisnya.Mereka itu tentu saja akan membutuhkan barang-barang yang akan di pergunakannya untuk menjalankan bisnisnya.Kebutuhan itu tentu saja akan berupa kebutuhan bahan dasar,bahan pembantu,bahan bakar,ataupun kebutuhan alat-alat produksi yang berupa mesin-mesin dan sebagainya.Masyarakat yang memiliki kebutuhan seperti itu merupakan masyarakat industri dan barang-barang yang di butuhkannyapun lalu di sebut “Barang industri”.Disebut barang industri dan bukan barang konsumsi karena barang-barang yang di belinya itu akan di pergunakannya untuk konsumsinya sendiri.

(7)

membutuhkan barang tersebut berada,tidak seperti barang konsumsi yang pasti akan menyebar karna masyarakat yang membutuhkan barang konsumsi itu juga menyebar di mana-mana diseluruh penjuruh tana air, baik dikota,desa,dipegunungan di pantai dan sebagainya.Pasar yang timbul dari adanya kebutuhan masyarakat pengusaha yang memutuhkan barang-barang untuk keperluan industrinya itu lalu disebut “Pasar barang industrial” atau “industrial market”.

3. Pasar pemerintah (Goverment Market)

Pasar pemerintah atau “Government market”tidak jauh berbeda dengan pasar barang industri,hanya saja,mereka membeli barang-barang itu bukan di pergunakannya untuk keperluan industri atau produksi serta usaha bisnisnya,melainkan dalam pasar pemerintah ini barang-barang yang dibelinya tersebut akan di pergunakannya untuk menjalankan roda pemerintahan yang di tugaskannya kepadanya.Pasar pemerintah ini juga sifat pasar barang industri yang bersifat besar-besaran,mengumpul dan frekuensi dan pembeliannya akan jarang.sebagai contoh kongkrit dari bentuk pasar pemerintah adalah dinas dinas ataupun dapertemen-dapertemen pemerintahan,bahkan juga berupa akademi angkatan udara,akademi angkatsn laut maupun darat dan sebagainya.

Mereka itu semua tentu saja memiliki berbagai kebutuhan dalam rangka menjalankan tugas pemerintahannya.Disamping mereka memiliki kebutuhan,Mereka juga memiliki daya beli yang berupa sejumlah anggaran yang di peruntungkan bagi dinas-dinas tersebut.oleh karena itu para pelaku bisnis harus mengenal pula betuk pasar seperti ini dan mereka dapat meraih keuntungan yang bagus apabila dapat memenuhi kebutuhan mereka itu yaitu pasar pemerintahan.

4. Pasar Internasional(International market)

(8)

kita.Pasar ini bisa berbentuk pasar barang konsumsi,pasar barang industri maupun pasar pemerintah,akan tetapi untuk kebutuhan masyarakat asing atau internasional.pasar ini akan merupakan kebutuhan pada umumnya cukup luas besar mengingat masyarakat internasional disamping jumlahnya banyak,Juga income ataupun penghasilan mereka pada umumnya tinggi dan ukurannya adalah “dollar” ataupun mata uang asing yang lain yang memiliki nilai tukar yang sangat tinggi di bandingkan dengan mata uang kita yaitu “Rupiah”.Para pelaku bisnis yang berhasil memasuki pasar internasional lalu disebut sebagai pengusaha yang telah berhasil melakukan “Go International”.

A. KEGIATAN BISNIS YANG BERHASIL

Suatu kegiatan bisnis, seperti apa yang telah kita bahas di muka, dapat mengalami keberhasilan, akan tetapi tidak jarang pula yang mengalami kegagalan. Manajer tentu saja harus berusaha sekuat tenaga agar kegiatan bisnis yang dipimpinnya itu dapat memperoleh keberhasilan dan jangan sampai terjadi kegagalan.

Kecocokan Produk Pasar (Product Market Matching)

(9)

semakin menjauhkan produsen dari konsumennya dan akan membuat semakin jauh dari keberhasilan. Sebaliknya para perilaku bisnis yang dapat menciptakan “kecocokan” antara produk yang dihasilkannya dengan konsumen yang akan menggunakannya, maka dia akan dapat meraih keberhasilan dan dapat menjauhkan diri dari kekeliruan serta kegagalan. Oleh karena itu maka keberhasilan suatu kegiatan bisnis dapat diraih apabila terjadi adanya keadaan yang disebut “kecocokan produk pasar” atau “Product Market Fitting”. Berbagai contoh sering kita alami sendiri adanya produk yang dapat cocok dengan kebutuhan, keinginan serta daya beli kita, akan tetapi tidak jarang kita menjumpai berbagai produk yang ditawarkan kepada kita atau bahkan telah terlanjur kita beli, akan tetapi ternyata produk tersebut mengecewakan kita. Kekecewaan itu timbul karena produk itu tidak cocok dengan apa yang kita butuhkan ataupun yang kita inginkan. Banyak kita jumpai misalnya radio baru saja kita beli, baru beberapa minggu kita pakai, ternyata radio itu sudah rusak, suaranya menjadi jelek, tidak dapat digunakan untuk untuk memindah gelombang yang kita inginkan dan sebagainya. Keadaan tersebut pastilah akan mengecawakan kita semua para konsumen. Oleh karena itu kita harus berusaha untuk tidak menjadi produsen yang salah satu keliru seperti contoh tersebut

(10)

atau “Sistem Nilai” yang dimiliki oleh konsumen tersebut pastilah produk itu tidak akan dianggapnya cocok baginya. Sebaliknya produk yang mampu memberikan “Nilai” atau “Value” yang sesuai dengan Sistem Nilai dari konsumen tersebut akan menjadi cocok dengan para konsumen pemakai produk itu. Dalam kehidupan sehari-hari kita dapat melihat ada sebuah radio yang memberikan Nilai tambah yang besar kepada konsumennya. Akan tetapi banyak pula radio yang nilai tambahnya rendah. Begitu pula komoditi yang lain seperti kompor Gas misalnya, mobil sedan, komputer, televisi dan sebagainya.

Kegiatan bisnis apabila produk yang kita hasilkan yang kita jadikan komoditi bisnis tersebut dapat memberikan “Nilai Tambah” atau “Value Added” kepada konsumen atau pasar yang kita hadapi. Oleh karena itu dapat kita ungkapkan sebagai berikut :

COCOK = VALUE ADDED = SUKSES

Untuk dapat mewujudkan adanya kecocokan produk pasar (KPP) ataupun Product Market Matching (PMM) tersebut diatas tentu saja tidak mudah. Kita harus menyusun rencana atau program kerja yang baik dan benar, serta yang bijak atau strategis agar kita tidak keliru. Hal ini tentu saja akan memakan biaya, tenaga serta pemikiran yang tidak sedikit. Akan tetapi apabila berhasil dalam menciptakan KPP ataupun PMM tersebut maka kita akan dapat berhasil dan biasanya kita lalu dianggap sebagai pengusaha yang “profesional”.

Technical Value dan Psychologhical Value

Value added atau nilai tambah yang dimaksudkan oleh konsumen tersebut kalau kita perhatikan lebih teliti, ternyata terdiri dari 2 macam yaitu :

(11)

2. Nilai Psikologis (Psychologhical Value)

1. Nilai teknis

Nilai teknis merupakan suatu nilai yang harus terkandung dalam produk kita yang berupa manfaat teknis dari produk itu. Manfaat teknis merupakan suatu manfaat yang harus ada terhadap suatu produk. Suatu produk yang berupa sebuah Balpoint misalnya harus memiliki kandungan sebagai suatu yang dipergunakan untuk menulis. Suatu produk yang berupa perlindungan terhadap telapak kaki dan sebagainya. Manfaat teknis atau technical benefit ini sering disebut juga sebagai manfaat fungsional atau “Functional Benefit”.

2. Nilai Psikologis

Nilai psikologis merupakan suatu aspek yang berupa manfaat yang memberikan suatu kelebihan secara psikologis serta emosional dari konsumen yang memakai produk tersebut. Kita dapat melihat dimasyarakat kita bahwa ada Ballpoint yang memberikan manfaat emosional dan psikologis yang lebih tinggi dari Ballpoint yang lain. Ada pula mobil yang memberikan gengsi yang lebih tinggi konsumen pemakainya daripada mobil sedan yang lain misalnya. Jadi kita harus mampu untuk membubuhkan nilai lebih yang bersifat emosional atau psikologis terhadap produk yang kita hasilkan tersebut. Apabila dapat kita ciptakan nilai psikologis tersebut tentulah akan terjadi kecocokan yang lebih tinggi dari konsumen terhadap produk kita itu. Manfaat psikologis atau emosional ini sering juga disebut sebagai manfaat nonteknis atau “Nontechnical Benefit” atau ada pula yang menyebut sebagai “Manfaat Sosial” atau“Social benefit”.

Pengorbanan Konsumen

Konsumen dalam memikirkan tentang manfaat atau benefit yang di prolehnya dari produk yang akan di belikannya itu, mereka akan selalu membandingkannya dengan berbagaikorban yang akan ditanggungkannya sebagai akibat dari pemakaian terhadap produk tersebut. Adapun 4 macam pengorbanan yang yaitu :

(12)

2. Pengorbanan waktu (Time cost) 3. Pengorbanan energi (Energy Cost) 4. Pengorbanan fisik (Physical cost)

Korban yang akan diperhitungkan oleh para konsumen tersebut akan diperbandingkannya dengan manfaat baik teknis maupun emosional yang diperolehnya dari produk yang dibelinya itu. Oleh karena itu hal tersebut dapat kita tunjukkan dalan suatu formulasi sebagai berikut :

Value Added= TB+EB

MC+TC+EC+PC

Keterangan :

TB : Technical Benefit

EB : Emotional Benefit

Dinamika lingkungan bisnis

(13)

1. Dinamika lingkungan 2. Dinamika persaingan 3. Dinamika pasar

1. Dinamika lingkungan

Lingkungan masyarakat akan selalu dinamis serta akan selalu berubah setiap saat. Setiap detik masyarakat kita akan berubah, paling tidak jumlahnya. Hal ini disebabkan karena setiap detik bayi akan lahir. Begitu ada bayi lahir maka akan timbul permintaan makanan bayi, susu, pakaian bayi, Babysitter dan sebagainya. Nah, oleh karena itu lingkungan akan berubah atau berkembang. Bahkan kita mengenal suatu ungkapan yang mengatakan bahwa: Di dunia ini tidak ada satu hal pun yang bersifat tetap, kecuali satu. Apa itu, yang bersifat tetap di dunia ini hanyalah satu yaitu “Perubahan” itu sendiri. Menyadari akan hal tersebut maka kita harus selalu ingat dan waspada terhadap perubahan lingkungan tersebut. Kita harus selalu melakukan pemantauan yang seksama serta tidak henti-hentinya untuk melihat adanya perubahan lingkungan tersebut. Hal ini pada umumnya dapat diungkapkan dalam suatu istilah, bahwa kita harus senantiasa mengetahui trend perkembangan masyarakat dimasa datang. Hal ini juga disebut sebagai hal-hal yang bersifat “Trendy”. Apabila kita tidak waspada dan lalai dalam menyesuaikan diri dengan trend masyarakat, maka tentulah kita akan ketinggalan zaman, dan kita akan dianggap oleh konsumen menjadi tidak cocok dengan mereka.

2. Dinamika Persaingan

(14)

pesaing kita, agar kita dapat selalu mempertahankan atau bahakan meningkatkan keberhasilan kita tersebut.

3. Dinamika pasar

Faktor yang ketiga dalah dinamika pasar, yaitu suatu kondisi bahwa: Tidak ada suatu produk yang dapat cocok dengan semua orang, tidak akan ada suatu produk yang cocok untuk semua lapisan masyarakat. Suatu golongan masyarakat tertentu akan cocok dengan jenis produk tertentu, sedangkan lapisan masyarakat yang lain akan cocok dengan produk yang lain pula. Bahkan kita juga harus menyadari bahwa lapisan masyarakat tersebut juga dapat dibergeser serta berubah dan berkembang ke lapisan yang lain. Hal ini bisa terjadi terutama karena konsumen atau masyarakat itu mengalami kenaikan Income atau penghasilannya, atau bisa juga karena mereka memperoleh pendidikan yang lebih tinggi misalnya. Hal itu akan dapat mengubah suatu golongan masyarakat tertentu akan bergeser menjadi golongan yang berbeda dengan sebelumnya. Oleh karena itu haruslah diusahakan produk kita dapat mengantisipasi perkembangan pasar atau dinamika pasar tersebut. Kita harus mengusahakan agar dapat melakukan diversifikasi produk kita sehingga dapat memenuhi berbagai lapisan atau golongan serta segmen pasar yang berbeda-beda itu.

Perlunya Manajemen Strategis

Dengan adanya ketiga faktor yang kita pelajari diatas, maka kita haruslah selalu meningkatkan kewaspadaan serta kemampuan manajerial kita agar kita senantiasa dapat meraih keberhasilan dan tidak terperosok kejurang kegagalan. Oleh karena itu untuk mengantisipasi ketiga faktor itu maka diperlukan adanya “manajemen bisnis yang strategis”. Hal ini akan dibahas pada uraian berikut.

B.MANAJEMEN BISNIS STRATEGIK ( STRATEGIS )

Artikata strategic ( strategis )

(15)

Tolak ukur keberhasilan kebijakan bisnis

Adapun ukuran terhadap keberhasilan dari kebijakan bisnis tersebut dapat berupa :

1. Besar kecilnya penghasilan (Income) atau keuntungan (Profit) yang dipeoleh. 2. Pesatnya Tingkat Pertumbuhan Bisnis (Rate of Growth)

3. Semakin membaiknya posisi pesaing ( Competitive Advantage) 4. Semakin Meningkatnya Posisi Bisnis (Kemandirian Bisnis)

5. Semakin Bagusnya Image Terhadap Perusahaan (Corporate Image)

Berbagai ukuran yang dapat kita pergunakan untuk mengukur bahwa manajemen kita adalah bijak atau strategis serta benar dan tidak keliru ada beberapa macan yaitu:

1. Penghasilan, Keuntungan (Income, Profit)

Keuntungan atau laba (Profit) adalah merupakan ukuran yang paling mudah untuk dijelaskan kepada semua pihak untuk menilai keberhasilan seorang manajerdalam mengelola serta memeimpin suatu perusahaan.

Rencana strategis selalu disusun untuk meraih tambahan penghasilan atau keuntungan yang lebih tinggi.

Keberhasilan bisnis pada tahap awal dapat diukur dari besar kecilnya keuntungan atau profit yang dapat diraih oleh perusahaan tersebut, akan tetapi dalam jangka menengah atau jangka panjang, besar kecilnya laba yang diperoleh menjadi tidak baik atau tidak tepat untuk dipergunakan sebagai ukuran terhadap keberhasilan usaha.

Dalam jangka menengah, keuntungan diperoleh oleh suatuperusahaan dapat hilang, menguap dan habis.Hal ini disebabkan karena keuntungan tersebut ternyata telah dipergunakan oleh pimpinan perusahaan untuk membiayai kegiatan kegiatan yang sifatnya konsumtif dan bukan untuk kegiatan yang produktif.

(16)

Dalam jangka panjang , keuntungan tersebut haruslah dipergunakan untuk pengembangan usaha bisnis kita dan jangan sampai terjadi penguapan terhadap profit yang telah diperolehnya itu. Profit yang diperoleh haruslah dipergunakan untuk memacu pertumbuhan bisnis (Business Growth). Pertumbuhan tersebut pada tahap awal akan tercermin pada peningkatan volume penjualan atau omset. Peningkatan volume omset ini akan merupakan bekal untuk memperoleh laba usaha yang lebih besar lagi, olehkarena itu maka pertumbuhan seperti ini lalu disebut sebagai “Profitable Growth” atau “perkembangan yang menguntungkan” profitable growth tersebut kemudian haruslah dilanjutkan untuk mewujudkan adanya pertumbuhan yang lebih bersifat permanen dan mantap. Kemantapan pertumbuhan bisnis akan terwujud dalam bentuk penambahan terhadap Aktiva kerja, yaitu aktiva tetap (Fixet asset) yang menjadi peralatan kerja bagi pengembangan bisnis kita, misalnya berupa : mesin-mesin produksi, gedung pabrik untuk perluasan kegiatan produksi, gedung tokotempat mendistribusikan ataupun menjual barang-barang hasil produksi kita dan sebagainya. Bertambahnya aktiva kerja tersebut akan menopang pertumbuhan bisnis yang berkelanjutan bagi perusahaan kita, pertumbuhan yang diwujudkan dalam bentuk aktiva kerja tersebut tentu saja akan menjadi pondasi yang mampu menopang pertumbuhan pada tahap berikutnya, bahkan disamping itu aktiva kerja tersebut akan mampu melindungi perusahaan dari terpaan gelombang bisnis yang mungkin timbul di kemudian hari.

3. Keunggulan posisi persaingan (competitive adventage)

(17)

sangat banyak yang pada umumnya kecil-kecil. Persaingan sempurna ini pada umumnya menggunakan senjata persaingan yang utamanya adalah “Harga”, oleh karena itu dalam hal ini biasanya lalu terjadi apa yang disebut sebgai “Perang Harga”. Kondisi persaingan inilah yang paling jelek dan paling dibenci oleh para pengusaha.kita harus berusaha agar kita dapat keluar dari persaingan bentuk ini dan apabila kita memang bersaing maka kita akan dapat memperoleh posisi persaingan yang lebih baik yaitu kita akan memasuki posisi persaingan yang disebut sebagai “persaingan monopolistic” atau “monopolistic competition”. Dalam posisi ini pesaing sudah sedikit lebih kendor serta lebih longgar dibandingkan dengan kondisi yang pertama tadi. Dalam hal ini perusahaan yang bersaing agak besar-besar dan persaingan pada umumnya bertumpu pada keunggulan produk, keunggulan pelayanan ataupun bentuk lain yang bukan lagi bertumpu pada persaingan harga.

(18)

persaingan yang diperoleh dari perjuangan berat dari kecahpersaingan bisnis yang sehat, merka yang menduduki posisi ini akan memperoleh posisi “TOP LEADER”.

Bentuk-bentuk persaingan bisnis tersebut di atas agar dapat di ikuti dengan mudahakan dapat digambarkan dalam bentuk skemaatau gambar berikut.

Persaingan

Perolehan posisi persaingan yang unggul seperti misalnya posisi oligopoli tersebut di atas haruslah ditingkatkan lagi untuk meraih tujuan yang lebih tinggi lagi yaitu yang di kenal sebagai “Posisi Bisnis Yang Unggul” atau “Business Advantage”. Adapun posisi bisnis yang unggul tersebut secara berurutan terdiri dari 3 macam yaitu:

a. Posis bisnis yang tergantung atau “Dependent Business

(19)

itu tentu saja akan membuat bisnis kita dapat dipermainkan oleh pihak laindimana kita bergantung padanya tersebut. Oleh karena itu kita harusdapat berusaha agar kita dapat terbebas dari kondisi ketergantungan tersebut, sehingga kita akan dapat merdeka dalam mengambil keputusan dan memperoleh kedudukan bisnis yang lebih unggul yaitu bisnis yang merdeka atau “Independent Business”.

b. Posisi bisnis yang merdeka atau “Independent Business

Dalam posisi bisnis yang bebas ini maka perusahaan kita tidak akan mudah untuk di permainkan oleh pihak lain, sehingga kemantapan bisnis kitaakan semakin kuat dan tidak mudahdigoyang ataupun diobok-obok oleh pihak lain maupun pesaing kita. Bahkan sebaliknya dengan posisi ini kita akan dapat melakukan maneuver bisnis untuk mengganggu serta menggoyang lawan bisnis kita. Disamping itu posisi yang merdeka ini juga akan membebaskan kita dari gejolak bisnis yang mungkin terjadi pada saat terjadinya krisis baik krisis ekonomi maupun krisis moneter, seperti yang terjadi di Indonesia pada akhir abad ke-20 yang baru lalu.

c. Posisi bisnis yang saling berkaitan atau “ Interdependent Business

Dalam era global atau kesejagatan seperti sekarang ini maka posisi bisnisyang merdeka 100% sangatlah sulit untuk kita wujudkan, oleh karena itu maka untuk dapat memperoleh posisi yang lebih bebas maka dapat ditempuh dengan cara membuat adanya saling ketergantungan di antara patner bisniskita. Baik mereka itu adalah pemasok bahan baku, teknisi mesin-mesin produk kita, para agen atau distributor kita, ataupun para pemodal ataupun para kreditor kita.

Networking Dan Outsourcing

(20)

wilayah yang lebih luas serta dapat mengusai cabang usaha bisnis yang juga lebih luas pula. Jalinan kerja bisnis semancam itu dapat dilakukan dalam berbagai bentuk antara lain :

1. Kerja sama atau patungan 2. Aliansi atau koalisi

3. Penggabungan atau merger 4. Holding Company

5. Kartel

1. Kerja Sama Atau Patungan

Bentuk ini merupakan bentuk usaha bersama yang paling mudah untuk dilakukan serta paling sedikit membawa konsekuensi biaya yang harus ditanggung oleh kedua belah pihak yang akan melakukannya. Pada umumnya bentuk ini dilakukan dengan cara mengerjakan sesuatu kegiatan bisnis tertentu secara bersama-sama. Dengan melakukan kegiatan itu secara bersama-sama tentu saja akan mengakibatkan beban biaya menjadi lebih ringan bagi masing-masing yang bekerja sama tersebut, hal ini disebabkan karena beban biaya untuk suatu kegiatan bisnis itu akan dibagi oleh pihak-pihak yang bekerja bersama itu.

2. Aliansi Bisnis

(21)

 Licensing

 Franchising atau Waralaba

 Joint venturing (Produksi Bersama)

Licensing adalah merupakan suatu bentuk kerja sama bisnis yang berupayah untuk memberikan hak kepada pemgusaha lain untuk mempergunakan “Merek Dagang” yang dimilikinya kepada pengusaha lain.merek dagang tersebut sekaligus tentu saja merupakan lisensi yang dimiliki oleh si pemilik lisesi (Licensor) yang diberika hak pemakainnya kepada pengusaha penerima lisensi (Licensee).

Bentuk kerja sama bisnis yang lain juga banyak kita jumpai dalam percaturan bisnis adalah Waralaba atau Franchising yaitu dalam hal ini seperti halnya dalam hal proses licencing, akan tetapi dalam hal ini dapat terdapat perluasan terhadap hak yang diserahkan yakni tidak saja hanya merek dagangnya saja akan tetapi dalam hal ini termasuk juga hak atas resepnya, proses produksi beserta rahasia proses pembuatannya, bahkan juga jenis mesin ataupun peralatan yang biasa dipergunakan dan sebagainya. Dalam proses bisnis Franchise ini tentu saja akan terdapat pengusaha yang menyerahkan yang lalu disebut “Franchisor” dan yang menerima dan tentu saja harus membayar fee untuk keperluan itu, lalu disebut sebagai “Franchisee”.

3. Penggabungan, integrasi atau marger

Cara lain yang dapat dilakukan oleh pelaku bisnis agar dapat diperoleh kondisi yang bersifat networking adalah dengan cara mengadakan penggbungan serta mengintegrasikan berbagai usaha dengan cara yang dalam bisnis dikenal sebagi merger. Bentuk penggabungan ini dapat dilakukan dengan 2 cara yaitu :

 Penggabungan Biasa

(22)

Cara pertama merupakan cara yang berbentuk penggabungan murni di antara masing-masing pihak yang memang saling menghendaki adanya penggabungan usaha tersebut. Penggabungan dengan cara ini seringkali menghadapi kendala besar dalam bentuk sulitnya memperoleh kesatuan manajemen diantara masing-masing manajer yang telah bergabung tersebut.

Cara kedua merupakan cara yang cukup kontrovesial yaitu dengan cara membeli saja perusahaan yang ingin di gabungkan itu. Dengan cara ini maka secara praktis akan terjadi penggabungan bahkan akan terjadi kesatuan manajemen yang lebih sempurna.

4. Holding Company (HC)

Holding Company merupakan bentuk kepemilikan dari berbagai atau banyak perusahaan oleh suatu badan atau perorangan. Berbagai cabang usaha yang dimiliki dalam hal Holding Company ini merupakan cabang bisnis yang bersifat horizontal atau sejajar, misalnya bisnis Surat Kabar dengan bisnis Majalah, bisnis Mebelair, bisnis Elektronika, bisnis Transportasi dan sebagainya.

5. Kartel

Bentuk kartel merupakan bentuk yang mirip dengan Holding Company akan tetapi kepemilikannya dari beberapa usaha tersebut bukan bersifat horizontal akan tetapi dalam hal ini bersifat vertikal, artinya bahwa cabang usaha tersebut berada pada cabang industri hulu sampai hilir dalam cabang industri yang sama.

Citra Bisnis (Corporate Image)

(23)

Image yang mula-mula terbentuk dimata konsumen pada umumnya adalah berupa image terhadap merek produk kita yaitu yang dikenal sebagai “Brand Image”. Setelah terbentuknya brand image maka pada tahap berikutnya akan terbentuklah image atau citra terhadap produk kita dan kemudian disebut “Product Image”. Citra produk yang dapat diperoleh oleh suatu perusahaan akan berdampak sangat positif bagi pemasaran produk tersebut, karena akan terbentuklah apa yang sering disebut sebagai “Retention Rate” bagi konsumen yaitu yang berbentuk adanya proses bahea merek tersebut akan tertanam secara mendalam dalam memori konsumen, sehingga merek tersebut akan menjadi bersifat membudaya atau merakyat atau dapat pula dikatakan memasyarakatkan. Image yang bagus terhadap suatu produk tentu ini apabila dapat berhasil dikembangkan akan membentuk citra baik tidak saja terhadap produk yang dihasilkan oleh perusahaan itu akan tetapi akan dapat berkembang menjadi image terhadap perusahaannya sehingga membentuk menjadi “Corporate Image”.

(24)

Etika bisnis (Business Ethic)

Berbagai ukuran keberhasilan strategi bisnis tersebut diatas sebenarnya sekaligus juga merupakan tujuan yang seharusnya dicapai oleh manajemen bisnis dan apabila kita gambarkan dalam suatu skema maka akan berbentuk sebagai berikut :

(25)

C. KEGIATAN DALAM ORGANISASI BISNIS

Dalam setiap organisasi bisnis selalu terdapat berbagai bagian yang ada didalamnya. Bagian-bagian yang selalu ada didalam setiap organisasi bisnis adalah :

1. Bagian Pemasaran 2. Bagian Keuangan

3. Bagian Produksi dan Operasi 4. Bagian Akuntansi

5. Bagian Manajerial

Apabila kita gambarkan dalam sebuah skema, kelima bagian tersebut dapat dilihat sebagai berikut :

Gambar 1.4. Skema Kegiatan Organisasi Bisnis

Keempat bagian yang pertama tersebut diatas merupakan bagian internal yang paling mendasar dan paling penting bagi setiap organisasi bisnis, oleh karena itu maka bagian tersebut akan selalu ada dalam setiap organisasi bisnis. Apabila perusahaan tersebut mengalami perkembangan usahanya, maka mungkin

MANAGERIAL

Pemasaran

Keuangan

Produksi

(26)

akan terjadi pula pemekaran terhadap bagain-bagian baru untuk menjalan fungsi-fungsi baru yang timbul sebagai akibat perkembangan usahanya, pertumbuhan dan pertambahan adalah bagian personalia , bagian servis , bagian teknik dan permesinan , bagian listrik dan sebagainya. Masing-masing bagian tersebut, baik yang utama maupun yang menjadi pertambahan, tentu saja akan menjalankan fungsinya sendiri-sendiri. Adapun bagian yang kelima atau yang terakhir disebutkan diatas yaitu bagian manajerial merupakan bagian yang terdahulu. Penjelasan mengena tugas-tugas atau fungsi dari masing-masing bagian utama dapat diikuti dari uraian berikut:

1. Bagian Pemasaran

Bagian pemasaran merupakan suatu bagian yang bertugas untuk menjalankan proses pemasaran agar dapat memperoleh dana yang dibutuhkan bagi kehidupan perusahaan. Oleh karena itu bagian pemasaran ini dapat diumpamakan sebagai bagian yang menghasilkan darah bagi tubuh perusahaan itu. Apabila perusahaan tersebut kekurangan dana maka akan terjadi keadaan seperti halnya dengan tubuhb manusia yang kekurangan darah . perusahaan itu akan menjadi letih, lelah , seperti tubuh kita kalau kekurangan darah. Proses perusahaan tersebut merupakan suatu kegiatan yang berusaha untuk menciptakan terjadinya kondisi “ Kecocokan produk dengan pasar ” atau yang disebut juga sebagai “ Product Market Matching “. Dengan terjadinya kecocokan antara produk yang kita pasarkan tersebut tersebut dengan kebutuhan dan keinginan pasar maka akan terjadilah transaksi tersebut maka akan timbul dana atau uang masuk dari transaksi itu. Sebagai pedoman dasar bagi bagian pemasaran dalam menjalankan fungsinya itu dapat disebutkan di sini ada 4 pedoman yaitu :

a. Product b. Price c. Promotion

(27)

Pedoman kerja bagi bagian pemasaran tersebut karena memiliki huruf awal “P” maka lalu dikenal dengan sebutan “4P” dalam pemasaran, yang biasanya juga disebut sebagai “ Bauran Pemasaran ” atau “ Marketing Mix “ .

2. Bagian Keuangan

Bagian keuangan merupakan bagian yang bertugas untuk melanjutkan tugasnya. Bagian pemasaran setelah tersebut haruslah dipompakan agar dapat mengalir keseluruh bagian tubuh kita yang menbutuhkan darah atau dana tersebut. Adapun kerja bagi bagian keuangan dalam menjalankan fungsinya tersebut adalah disebut sebagai : “5C” yaitu :

a. Carracter b. Capacity c. Capital d. Collateral e. Condition

Hal ini berarti bahwa kita dalam menyalurkan dana kepada siapapun baik untuk bagian tubuh perusahaan kita maupun kepada pihak lain haruslah selalu memperhatikan kelima hal tersebut.

a. Pertama-tama kita haarus memperhatikan bagaimana karakter serta tingkah lakunya, apakah dia itu berperilaku boros ataukah bersifat hemat. Apabila ternyata dia yang akan kita saluri dana tersebut terbukti bersifat boros, maka tentu saja kita harus berhati-hati jangan sampai dana yang kita salurkan nanti akan terbuang dengan percuma.

(28)

c. Faktor yang ketiga merupakan factor permodalan atau capital yang telah dimilikinya ataupun keterampilan yang merupakan modal dasar untuk memamfaatkan dana yang akan disalurkan tersebut dengan baik.

d. Faktor yang keempat adalah berupa jaminan atau collateral. Kita haruslah melihat apakah terdapat adanya jaminan bahwa dana yang kita salurkan tersebut akan dapat kembali atau pulih kembali , sehingga nanti dapat dimamfaatkan untuk keperluan lebih lanjut, karena dana tersebut haruslah selalu bersifat berkesinambungan atau menjadi bergulir untuk tahap pendanaan selanjutnya. e. Faktor kelima yang harus diperhatikan dalam menyalurkan dana adalah factor keadaan ( condition ). Faktor ini meliputi dua hal yaitu faktor keadaan yang bersifat internal maupun yang bersifat eksternal. Keadaan yang bersifat internal adalah kondisi yang berkaitan dengan intern dari orang tersebut atau organisasi yang akan kita saluri dana itu. Misalnya dia itu pada saat itu sedang mengalami gangguan kesehatan baik kesehatan fisiknya kalau itu berkaitan dengan orang pribadi, ataupun kesehatan finansialnya kalau itu berkaitan dengan organisasi bisnis.

3. Bagian Produksi Dan Operasi

(29)

dapatlah diperoleh suatu pedoman kerja bagi bagi bagian produksi tersebut yaitu yang sering disebut sebagai ”4T “ atau “4 TEPAT “ yaitu :

a. Tepat Jumlah b. Tepat Mutu

c. Tepat Ongkos atau Harga d. Tepat Waktu.

a. Jumlah produksi yang dihasilkan tidak boleh terlampau banyak sebab akan berakibat adanya “Over Produksi”. Kelebihan produksi akan mengakibatkan beban biaya penyimpanan yang mahal. Sedangkan kekurangan produksi atau “Under Production” akan mengakibatkan adanya beban biaya penyimpanan yang cukup mahal. Sedangkan kekurangan produksi atau “Under Production” akan mengakibatkan tidak terlayaninya pesanan barang yang telah dipesan oleh konsummen.

b. Hasil produksi kita baik yang berwujud maupun yang tidak berwujud, haruslah diusahakan agar semuanya memiliki kualitas yang cukup baik, sehingga para pelanggan ataupun konsumen akan merasa senang dan tidak kecewa. Kekecewaan konsumen seringkali terjadi dalam hal mutu produk. Oleh karena itu maka haruslah selalu diadakan kegiatan pengendalian mutu yang bahkan pada saat ini berkembang dan sering disenut sebagai ” Pengendalian Mutu Terpadu “ .

c. Kegiatan serta proses produksi selain harus memikirkan kualitas hasil produksinya, haruslah pula direncanakan dengan baik agar proses produksi itu tidak menelan biaya produksi yang terlalu tinggi, karena tersebut akan secara langsung akan mengakibatkan harga pokok dan kemudian harga jual kita menjadi terlalu mahal.

(30)

4. Bagian Akuntansi

Bagian akuntansi bertugas untuk mencatat seluruh transaksi yang terjadi di dalam perusahaan, baik transaksi yang bersifat financial terutama, maupun transaksi yang tidak bersifat financial. Pencatatan yang dilakukan haruslah sedemikian rupa sehingga selalu dapat dipergunakan oleh manajemen untuk proses pengambilan keputusan bisnis sehari-hari baik yang berdampak jangka pendek maupun keputusan yang berdimensi jangka panjang. Oleh Karena itulah maka pencatatan harus dilakukan secara sistematis dengan mendasarkan pada sistematika tertentu. Pencatatan di bidang akuntansi ini pada umumnya harus mengikuti pedoman akuntansi yang dikenal sebagai system “ Seimbang “ . oleh karena itulah maka dalam bagian akuntansi ini berlaku pedoman kerja yang berupa “ 2S “ yang terdiri dari :

a. Sistematis b. Seimbang

5. Fungsi Manajerial

(31)

yang meliputi pengambilan keputusan serta penyelesaian konflik yang selalu terjadi didalamnya. Proses berpikir analitis dalam fungsi manajerial tersebutr dapat digambarkan sebagai berikut :

Gambar 1.5. Proses Analisis Dalam manajemen

Proses manajemen yang lain adalah suatu proses manajemen yang bersifat tidakn analitis akan tetapi bersifat “Synthesis”. Proses ini adalah suatu proses yang sifatnya tidak mengurai akan tetapi justru memadukan berbagai bagian yang terdapat didalam sesuatu yang ingin kita pelajari tersebut.proses ini akan sangat berkaitan dengan manajemen yang bersifat “Kepemimpinan” atau “Leadership”ataupun yang bersifat “ Pengambilan Keputusan “ atau “ Decision Making “, ataupun bahkan yang berkaitan dengan tugas “ Penyelesaian Konflik “ atau “ Conflik Resolution “. Adapun proses synthesis dalam manajemen itu dapat kita pelajari dengan melihat gambar sebagai berikut :

PLANNING

CONTROLING MOTIVATING

(32)

Gambar 1.6. Proses Sintesis Dalam Manajemen

DAFTAR PUSTAKA

Sumber : Fred R David, “ How Companies Define Their Mission,” Long Range Planning 22, no.3 : 40.

David hungur & Thomas L. Wheelen. 2003. Manajemen Strategis. Penerbit ANDI Yogyakarta.

planning planning

organizing organizing

controlling controlling

Gambar

Gambar 1.2. Ciri -Ciri Pesaing
Gambar 1.3. Bagan Manajemen Bisnis Strategi
Gambar 1.4. Skema Kegiatan Organisasi Bisnis
Gambar 1.5. Proses Analisis Dalam manajemen

Referensi

Dokumen terkait

Rasio yang digunakan meliputi rasio likuiditas, rasio solvabilitas dan rasio profitabilitas, data yang digunakan adalah laporan keuangan PT PLN (Persero) Pembangkitan

Uji lanjut yang digunakan untuk mengetahui taraf optimal dari pengaruh setiap taraf perlakuan pemberian ekstrak daun panamar gantung terhadap penghambatan

Hasil penelitian sejalan dengan penelitian yang dilakukan Yoehana (2013) yang menyatakan bahwa pengungkapan tanggung jawab sosial berpengaruh terhadap aggresivitas

Melatih "asien untuk melaksanakan tindakan ke"era!atan di rumah misaln#a : a.. (urat keteranan istirahat

Bank yang telah melakukan Alih Daya atas pekerjaan yang diperbolehkan berdasarkan Peraturan Bank Indonesia ini namun Perusahaan Penyedia Jasa dan/atau cakupan

Puji syukur saya panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas berkat dan rahmatNya, sehingga Penulis dapat menyelesaikan penelitian dengan judul “ HUBUNGAN USIA PENDERITA

Jarak tanam yang tidak teratur akan memungkinkan terjadi kompetisi terhadap cahaya matahari, unsur hara, air dan diantara individu tanaman, sehingga pengaturan jarak tanam

(4) kehadiran rima pada mantra merupakan tujuan yang mengandung unsur magis dan bukan untuk keindahan bahasa, (5) karena mantra kental dengan rima sehingga beberapa kata