PENDIDIKAN KARAKTER DALAM KELUARGA UNTUK MEMBANGUN KOMUNIKASI YANG BERADAB
Manusia merupakan makhluk sosial yang tidak mungkin bisa hidup sebatang kara. Demi memenuhi kebutuhan yang timbul pada dirinya, manusia harus berhubungan dan bekerja sama dengan orang lain. Hubungan dan kerja sama yang dilakukan supaya berjalan dengan baik, maka perlu adanya komunikasi. Menurut Effendy (1986), komunikasi adalah proses penyampaian suatu peran oleh seseorang kepada orang lain untuk memberi tahu, untuk mengubah sikap, pendapat, atau perilaku, baik langsung secara lisan, maupun tak langsung melalui media. Sedangkan menurut Mardikanto (2010), komunikasi pada hakekatnya merupakan suatu proses interaksi sosial antar dua pihak (individu) atau lebih. Komunikasi dapat pula diartikan sebagai proses penyampaian informasi atau ide-ide antar sesama warga masyarakat. Di dalam proses semacam itu, tidak hanya terjadi penyampaian informasi, tetapi sekaligus pertukaran informasi, pengetahuan, ide-ide, perasaan. Menurut Gibb dkk (1992), terdapat dua macam metode komunikasi yang sering dipakai yaitu komunikasi pembicaraan atau lisan dan tulisan. Komunikasi lisan dilakukan dengan langsung bertatap muka antara komunikator dengan komunikan. Komunikasi tulisan dilakukan lewat tulisan dengan perantara media yang bisa digunakan.
Effendy (1986) menjelaskan komunikasi bermedia adalah komunikasi yang menggunakan saluran atau sarana untuk meneruskan suatu pesan kepada komunikan yang jauh tempatnya, dan/atau banyak jmlahnya. Seiring dengan kemajuan teknologi dan perkembangan jaman, komunikasi bisa dilakukan dengan berbagai media yang sangat mudah dan murah. Berbagai jejaring sosial, seperti facebook, twitter dan lain sebagainya, sudah ramai digunakan masyarakat baik dari kalangan menengah atas bahkan sampai kalangan menengah ke bawah. Karena media tersebut yang bisa dibilang mudah dan murah untuk digunakan, bahkan dari anak-anak pun bisa menggunakan media komunikasi tersebut.
media, yakni media sekunder, dalam proses komunikasi, disebabkan oleh efisiensinya dalam mencapai komunikan. Surat kabar, radio, televisi misalnya, merupakan media yang efisien dalam mencapai komunikan dalam jumlah yang amat banyak. Jelas efisien karena dengan menyiarkan sebuah pesan satu kali saja sudah dapat tersebar luas kepada khalayak yang begitu banyak jumlahnya, bukan saja jutaan, bahkan ratusan juta.
Media komunikasi yang semakin lama semakin canggih memang banyak manfaatnya. Namun tidak bisa dimungkiri pula ada dampak-dampak negatifnya. Kita akan lebih terbiasa berkomunikasi dengan media di internet daripada berkomunikasi secara langsung atau bertatap muka. Sehingga bisa saja kita tidak mengenal lingkungan sekitar sendiri karena jarang berinteraksi secara langsung. Apalagi ketika media yang sudah canggih itu digunakan oleh anak-anak atau para remaja yang saat masa-masa labil, akan sangat berbahaya bagi mereka. Melalui media jejaring sosial yang saat ini marak digunakan, anak-anak akan sangat mudah terpengaruh terhadapnya. Terpengaruh dalam hal sifat sosialnya maupun kemoralannya. Berbagai hal yang baik maupun yang buruk seakan sulit untuk dibedakan bagi anak tanpa adanya pengawasan dari orang tua.
Beberapa minggu yang lalu, berita mengenai seorang anak yang menghina ibu kandungnya sendiri melalui facebook sempat menjadi topik yang hot dibeberapa surat kabar. Seorang anak tersebut menuliskan hinaan terhadap ibunya hanya dengan update status di facebook. Namun tulisannya tersebut dapat dibaca oleh orang banyak, baik teman-temannya sendiri maupun orang lain yang bahkan tidak mengenalnya. Facebook memang salah satu jejaring sosial yang menjadi pilihan menarik, khususnya remaja, untuk digunakan sebagai berkomunikasi dengan teman-temannya.
Menurut data dari Webershandwick (2012), untuk wilayah Indonesia ada sekitar 65 juta pengguna facebook aktif, 33 juta pengguna aktif per harinya, 55 juta pengguna aktif yang memakai perangkat mobile dalam pengaksesannya per bulan dan sekitar 28 juta pengguna aktif yang memakai perangkat mobile per harinya. Melihat analisis yang ditampilkan oleh situs SocialBakers (dalam merdeka.com), pengguna facebook di Indonesia didominasi oleh mereka yang berumur antara 18-24 tahun di posisi pertama dan 25-34 tahun di urutan kedua.
digunakan untuk berkomunikasi secara baik dan sewajarnya, tentu tidak masalah. Namun, ketika berbagai media digunakan semena-mena tanpa memperhatikan norma-norma dalam berkomunikasi, tentu hal inilah yang menjadi masalah. Oleh sebab itu, perlu adanya penekanan yang lebih terhadap pendidikan anak.
Pendidikan dalam keluarga sangat berpengaruh terhadap karakter anak. Sehingga implementasi pendidikan karakter dalam keluarga harus benar-benar diperhatikan. Samani dan Hariyanto (2012) menyatakan bahwa pendidikan karakter adalah proses pemberian tuntunan kepada anak untuk menjadi manusia seutuhnya yang berkarakter dalam dimensi hati, pikir, raga, serta rasa dan karsa. Pendidikan karakter dapat dimaknai pula sebagai pendidikan nilai, pendidikan budi pekerti, pendidikan moral, pendidikan watak, yang bertujuan mengembangkan kemampuan anak untuk memberikan keputusan baik-buruk, memelihara apa yang baik dan mewujudkan kebaikan itu dalam kehidupan sehari-hari dengan sepenuh hati.