• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TWO STAY-TWO STRAY TERHADAP HASIL BELAJAR IPA FISIKA SISWA KELAS VIII SMP MUHAMMADIYAH 6 PADANG Mega Mustika

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TWO STAY-TWO STRAY TERHADAP HASIL BELAJAR IPA FISIKA SISWA KELAS VIII SMP MUHAMMADIYAH 6 PADANG Mega Mustika"

Copied!
7
0
0

Teks penuh

(1)

JURNAL RISET FISIKA EDUKASI DAN SAINS

Educ a t ion a nd Sc ie nc e Physic s J ourna l

E- ISSN : 2503-3425 JRFES Vol 2, No 2 (2016) 83–89 P- ISSN : 2407-3563 http://ejournal.stkip-pgri-sumbar.ac.id/index.php/JRFES

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPETWO

STAY-TWO STRAY TERHADAP HASIL BELAJAR IPA FISIKA SISWA

KELAS VIII SMP MUHAMMADIYAH 6 PADANG

Mega Mustika

Guru SMP Muhammadiyah 6 Padang

Megamustika1005@gmail.com

http://dx.doi.org/10.22202/jrfes.2016.v2i2.2437 ABSTRACT

The backround of this research is the low learning outcome of students in class VIII (second grade) junior hight school Muhammadiyah 6 Padang. The porpuse of the research is knowing about influence the practice cooperative learning model type two stay-two stray on learning outcome of natural science. The research type is Quasi Experimental Research. The sampling method was Cluster Random Sampling, selected on class VIII.4 as on experiment and class VIII.3 the control class. The last test instrument used the essay, based on the result of data analysis, the average of learning outcome students experimental class 71,65 and control class 67,77. So the conclusion is practice cooperative learning model type two stay-two stray effect on learning outcome natural science students in class VIII junior hight school Muhammadiyah 6 Padang.

Keywords: Cooperative learning, learning outcome of natural science, two stay-two stray

.ABSTRAK

Latar belakang penelitian ini adalah rendahnya hasil belajar siswa kelas VIII (kelas dua) SMP Muhammadiyah 6 Padang. Tujuan dari penelitian ini adalah mengetahui tentang pengaruh praktik pembelajaran kooperatif model tipe two stay-two stray terhadap hasil belajar ilmu pengetahuan alam. Jenis penelitiannya adalah Quasi Experimental Research. Metode pengambilan sampel adalah Cluster Random Sampling, dipilih pada kelas VIII.4 seperti pada kelas eksperimen dan kelas VIII.3. Alat uji terakhir menggunakan esai, berdasarkan hasil analisis data, rata-rata hasil belajar siswa kelas eksperimen 71,65 dan kelas kontrol 67,77. Jadi kesimpulannya adalah praktek model pembelajaran kooperatif tipe two stay-dua efek berpengaruh pada hasil belajar siswa sains di kelas VIII sekolah menengah pertama Muhammadiyah 6 Padang

(2)

I. PENDAHULUAN

Pendidikan mempunyai posisi

strategis dalam kemajuan suatu bangsa.

Pendidikan nasional sebagai upaya

bersama seluruh komponen pemerintah

dan masyarakat yang dilakukan secara

terencana dan sistematis untuk

mewujudkan siswa secara aktif

mengembangkan potensinya. Pendidikan

merupakan sebuah proses perubahan

dari tidak tahu menjadi tahu, namun

lebih dari itu pendidikan juga

merupakan sebuah proses perubahan

sikap dari tidak baik menjadi baik.

pendidikan berfungsi tidak hanya

sekedar sebuah upaya mengembangkan

kemampuan siswa, tetapi pendidikan

juga diharapkan dapat membentuk

karakter serta peradaban bangsa yang

bermartabat dalam rangka mencerdaskan

kehidupan bangsa.

IPA merupakan ilmu

pengetahuan alam yang wajib

dipelajari, karena IPA merupakan ilmu

sains yang mengkaji tentang bumi

antariksa, makhluk hidup, serta

fenomena-fenomena yang terjadi di

alam semesta. Salah satu cabang dari

IPA yang dapat mengembangkan

kemampuan berfikir siswa adalah

fisika. fisika merupakan salah satu

cabang dari sains yang mengembangkan

kemampuan berfikir siswa, sehingga

siswa dapat memecahkan

masalah-masalah yang terjadi di alam sekitar.

Berdasarkan hasil observasi dan

wawancara di SMP Muhammadiyah 6

Padang didapatkan data rendahnya

hasil belajar IPA fisika disebabkan oleh

beberapa hal, diantaranya siswa kurang

aktif dalam proses pembelajaran dan

siswa lebih suka ribut dengan teman di

sebelahnya dari pada mendengarkan

penjelasan guru.

Untuk mengatasi masalah tersebut

perlu adanya perbaikan dalam proses

belajar dengan mengikutsertakan seluruh

siswa agar hasil belajar siswa dapat

ditingkatkan yaitu menggunakan model

pembelajaran kooperatif. Model

pembelajaran kooperatif merupakan

model pembelajaran yang lebih

mengedepankan siswa pada kerja

dalam kelompok belajar, sehingga

dapat menjembatani siswa yang

memiliki kemampuan sedang atau

rendah supaya siswa tidak terlalu jauh

ketinggalan dari siswa yang berkemampuan

tinggi. Penerapan model pembelajaran

kooperatif ini dapat membantu siswa

dalam menyelesaikan Lembar Diskusi

Siswa (LDS) yang diberikan guru

dengan cara bekerja sama dalam

kelompok, agar siswa yang berkemampuan

rendah mampu memahami materi. Salah satu model pembelajaran

kooperatif yang bisa mengikutsertakan

(3)

kooperatif tipe two stay-two stray.

Model pembelajaran kooperatif tipe

two stay-two stray merupakan model

pembelajaran yang memberikan kesempatan

kepada siswa untuk melakukan diskusi

dua kali. Model pembelajaran kooperatif

tipe two stay-two stray dilengkapi

dengan LDS yang bertujuan untuk

meningkatkan aktivitas siswa dalam

proses belajar mengajar. Kelebihan dari

model ini adalah siswa lebih aktif

dalam proses belajar mengajar dan

pembelajaran menjadi lebih bermakna

sehingga dapat meningkatkan hasil

belajar siswa.

Tujuan penelitian ini yaitu

untuk mengetahui pengaruh penerapan

model pembelajaran kooperatif tipetwo

stay-two stray terhadap hasil belajar

IPA fisika siswa kelas VIII di SMP

Muhammadiyah 6 Padang.

Model pembelajaran kooperatif

tipe two stay-two stray ini merupakan

salah satu model pembelajaran yang

berpusat kepada siswa. Menurut Lie

(2010:61) “Tipe two stay-two stray

(dua tinggal dua tamu) merupakan

salah satu model. pembelajaran

kooperatif yang dapat memberikan

kesempatan kepada anggota kelompok

yang berdiskusi untuk membagi hasil

dan informasi kepada kelompoklain”.

Menurut Tukiran (2013:121)

langkah-langkah yang dapat ditempuh

dalam model pembelajaran ini adalah

sebagai berikut :

1. Siswa bekerja sama dalam

kelompok berempat seperti biasa.

2. Setelah selesai, dua siswa dari

masing-masing kelompok akan

meninggalkan kelompoknya dan

masing-masing bertamu ke

kelompok yang lain.

3. Dua siswa yang tinggal dalam

kelompok bertugas membagikan

hasil kerja dan informasi mereka

ke tamu mereka.

4. Tamu mohon diri dan kembali ke

kelompok mereka sendiri dan

melaporkan temuan mereka dari

kelompok lain.

5. Kelompok mencocokkan dan membahas

hasil-hasil kerja mereka.

Hasil belajar merupakan tolak

ukur yang digunakan untuk mengetahui

keberhasilan siswa dalam memahami

suatu pelajaran. Sedangkan menurut

Sudjana (2014: 22) hasil belajar adalah

kemampuan-kemampuan yang dimiliki siswa

setelah ia menerima pengalaman

belajar.

Penelitian ini relevan dengan

penelitian yang dilakukan oleh Genta

Okta Viani dengan judul “Pengaruh

penerapan model pembelajaran kooperatif

tipe two stay-two stray terhadap

(4)

kelas VII SMPN Kecamatan Mungka

Tahun Ajaran 2011/2012”. Hasil

penelitiannya menunjukkan bahwa

hasil belajar matematika siswa yang

menggunakan model pembelajaran

kooperatif tipe two stay-to stray lebih

baik dari pada pembelajaran

konvensional.

II. METODE PENELITIAN

Penelitian ini telah dilaksanakan

Penelitian dilakukan di kelas VIII

SMP Muhammadiyah 6

Padang. Jenis penelitian ini

adalah penelitian kuasi eksperimen

(quasi experimental research). Desain

yang digunakan adalah Randomized

Control Group Only Desain. Menurut

Arikunto (2014:161) “Variabel adalah

objek penelitian, atau apa yang menjadi

titik perhatian suatu penelitian”.

Variabel yang di teliti dalam penelitian

in adalah variabel bebas dan variabel

terikat. Variabel bebas adalah

penerapan model pembelajaran kooperatif

tipe two stay-two stray di kelas

eksprimen. Sedangkan variabel terikat

adalah hasil belajar.

Menurut Arikunto (2014: 173)

“Populasi adalah keseluruhan subjek

penelitian”. Populasi dalam peneltian

ini adalah seluruh siswa kelas VIII

SMP Muhammadiyah 6 Padang.

Menurut Arikunto (2014:174) “Sampel

adalah bagian dari jumlah dan karakteristik

yang dimiliki oleh populasi yang diteliti.

Pengambilan sampel dilakukan dengan

cluster random sampling. Kelas VIII.3

sebagai kelas eksperimen dan kelas

VIII.4 sebagai kelas kontrol.

Instrumen yang digunakan dalam

penelitian ini adalah tes akhir dalam

bentuk essay Teknik pengumpulan data

dalam penelitian ini antara lain berupa

tahap persiapan, yaitu dengan

mempersiapkan segala sesuatu yang

berkaitan dengan pelaksanaan penelitian,

selanjutnya tahap pelaksanaan dengan

menerapkan model pembelajaran kooperatif

tipe two stay-two stray pada kelas

eksperimen dan pembelajaran konvensional

pada kelas kontrol dan tahap

selanjutnya adalah tahap akhir, yaitu

dengan mengadakan tes akhir pada

kedua kelas sampel dan menarik

kesimpulan dari hasil yang didapatkan

sesuai dengan analisis data yang

digunakan.

III. HASIL DAN PEMBAHASAN

Penelitian dilakukan pada kelas

eksperimen yang sesuai dengan tahap

model pembelajaran kooperatif tipe

two stay-two straysedangkan pada kelas

kontrol dengan menggunakan model

pembelajaran konvensional. Pada

pelaksanaannya siswa dibagi dalam

(5)

terdiri dari empat orang, kemudian dua

orang dari masing- masing kelompok

menjadi tamu ke kelompok yang lain,

sedangkan dua orang yang tinggal dalam

kelompok bertugas menerima tamu.

Pada tahap ini masing-masing siswa

bertugas untuk membandingkan hasil

kerja dan informasi ke kelompok lain.

Selanjutnya tamu mohon diri dan

kembali ke kelompok mereka sendiri dan

melaporkan temuan mereka dari

kelompok lain. Setelah materi

pembelajaran diajarkan selama tiga kali

pertemuan maka dilaksanakan tes

akhir pada kedua kelas sampel.

Hasil penelitiannya adalah setelah

dilaksanakan tes akhir diperolah data

hasil belajar pada kelas eksperimen

dan kelas kontrol. Dari skor tes akhir

belajar IPA fisika siswa pada kedua

kelas ini dilakukan perhitungan rata- rata

(x), simpangan baku (S), skor tertinggi

(Xmaks) dan skor terendah (Xmin).

Tabel 1. Perhitungan rata-rata (x), simpangan baku (s), skor tertinggi (xmaks) dan skor

kelas eksprimen dengan menggunakan

model pembelajaran kooperatif tipe two

stay-two stray lebih tinggi dari pada

hasil belajar IPA fisika siswa pada

kelas kontrol yang menggunakan model

pembelajaran konvensional. Simpangan

baku kelas eksprimen lebih tinggi dari

pada simpangan baku kelas kontrol.

Berdasarkan analisis data yang telah

dilakukan, hasil belajar IPA fisika siswa

menunjukkan bahwa setelah diberikan

perlakuan yang berbeda, nilai rata-rata

kelas eksperimen lebih baik daripada

nilai rata kelas kontrol. Nilai

rata-rata pada kelas eksperimen 71,65,

sedangkan nilai rata-rata pada kelas

kontrol 67,77. Nilai tertinggi pada

kelas eksperimen 91,4 sedangkan nilai

tertinggi di kelas kontrol 82,8 dan nilai

terendah pada kelas eksperimen 31

sedangkan pada kelas kontrol 48,5.

Hal ini sesuai dengan yang

dikemukakan oleh (Ulya, 2014) bahwa

prestasi belajar fisika siswa yang belajar

dengan model pembelajaran kooperatif

tipe two stay-two stray lebih tinggi

dari pada siswa yang belajar secara

konvensional.

Untuk mengetahui apakah hipotesis

dalam penelitian ini diterima atau

ditolak, maka dilakukan uji normalitas

(6)

terhadap hasil tes akhir kedua kelas

sampel. Hasil perhitungan uji normalitas

dapat dilihat pada Tabel 2 di bawah

ini.

Tabel 2. Uji Normalitas

Hasil Eksperimen kontrol

Lo 0,1795 0,0853

Lt 0,213 0,195

Berdasarkan tabel di atas dapat

dilihat hasil uji normalitas yang telah

dilakukan diperoleh bahwa Lo< Lt,

maka dapat disimpulkan skor hasil

belajar IPA fisika siswa pada kelas

sampel berdistribusi normal, sedangkan

hasil perhitungan uji homogenitas yang

dilakukan menggunakan uji F diperoleh

Fhitung = 2,694, F(0,95)(15)(18) = 0,347

dan F(0,025)(15)(18) =2,67. Hasil

menunjukkan F(0,95)(15)(18) < Fh <

F(0,025)(15)(18

hal ini berarti data kedua kelas sampel mempunyai varians yang tidak homogen.

Setelah dilakukan uji normalitas dan

uji homogenitas diketahui bahwa hasil

belajar fisika siswa pada kelas sampel

terdistribusi normal dan memiliki variansi

yang tidak homogen. Maka langkah

selanjutnya yaitu melakukan perhitungan

dengan pengujian hipotesis, adapun uji

hipotesis yang dilakukan yaitu dengan

menggunakan uji t’. Adapun hasil

perhitungannya yaitu diperoleh nilai

t’ sebesar 0,81.

Karena nilai :

+

+

dengan taraf signifikan 0,05, maka

hipotesis nol (H

0) ditolak dan

hipotesis pertama (H1) diterima. Jadi

dapat disimpulkan hipotesis dalam

penelitian ini diterima yaitu terdapat

pengaruh penerapan model

pembelajaran kooperatif tipe two

stay-two stray terhadap hasil belajar IPA

fisika kelas VIII SMP Muhammadiyah 6

Padang

IV. KESIMPULAN

Berdasarkan analisis data yang

telah dikemukakan maka dapat

disimpulkan tes hasil belajar IPA

fisika dalam penelitian ini diperoleh

kesimpulan bahwa hasil belajar IPA

fisika dengan menggunakan model

pembelajaran kooperatif tipe two

stay-two stray ini lebih baik dibandingkan

dengan hasil belajar IPA fisika dengan

menggunakan pembelajaran konvensional.

Hal ini dapat dilihat dari nilai rata-rata

hasil belajar IPA fisika siswa kelas

eksperimen lebih tinggi daripada kelas

kontrol. Maka dapat disimpulkan

bahwa terdapat pengaruh penerapan

model pembelajaran kooperatif tipe

two stay-two stray terhadap hasil

(7)

SMP Muhammadiyah 6 Padang.

DAFTAR PUSTAKA

Anis, Lailatul, Ulya, dkk. (2014). Pengaruh Penerapan Model Pembelajaran tipe Two Stay-Two Stray (TSTS) Terhadap Prestasi Belajar Fisika Siswa

Kelas X SMKN 5 Malang,

Jurusan Fisika PMIPA, Universitas Negri Malang.

(online) Tersedia :

http://jurnalonline.um.ac.id/data/ ar

tikel523B24AAA9D566B5EA0

00

F84EE8EDF0B.pdf.

[diakses 1Agustus 2015].

Arikunto, Suharsimi. (2014).Prosedur Penelitian. Jakarta : PT. Rineka Cipta.

Lie, Anita. (2010). Cooperative Learning. Jakarta: Grasindo.

Sudjana, N. (2014). Penilaian Proses Hasil Belajar Mengajar. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

Referensi

Dokumen terkait

This research was conducted over six months and comprised three stages (Figure. 1): (1) AM isolatation, propagation and identification (Chruz, 1991), from soil collected

pipa di dalamnya, fluida tersebut mengalir melalui cincin yang berbentuk silinder pipa, maupun silinder dalam dan silinder luar.Karena kedua aliran fluida melintas

Menentukan percepatan waktu penyelesaian dan crash cost (biaya akibat percepatan) dari masing- masing kegiatan. Memilih kegiatan kritis dengan slope terkecil dan melakukan

Sehubungan dengan hasil evaluasi penawaran saudara, perihal penawaran Pekerjaan Pergantian Jaringan Pipa Dalam Kota Nunukan Tahap I , dimana perusahaan saudara termasuk

Berdasarkan Penetapan Pemenang Lelang Nomor : 222/POKJA/XVIII-APBD/11/2017 Tanggal 02 November 2017 dengan ini kami umumkan PEMENANG hasil pelelangan paket Pembangunan Saluran

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk merancang dan membangun sebuah e – Business berbasis website yang bertujuan untuk mempermudah proses promosi dan

Dengan demikian ciri dari pertanyaan atau penugasan berbentuk pemecahan masalah adalah: (1) ada tantangan dalam materi tugas atau soal, (2) masalah tidak dapat diselesaikan

Dapat disimpulkan bahwa ada hubungan kegiatan melipat kertas dengan kreativitas anak terbukti adanya peningkatan dari minggu pertama sampai minggu keenam dalam semua aspek