• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGEMBANGAN TANGGA EFEKTIF UNTUK MEMINI (1)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "PENGEMBANGAN TANGGA EFEKTIF UNTUK MEMINI (1)"

Copied!
46
0
0

Teks penuh

(1)

PENGEMBANGAN TANGGA EFEKTIF UNTUK MEMINIMALKAN TENAGA YANG DIKELUARKAN

LAPORAN PENELITIAN

Diajukan untuk memenuhi tugas mata kuliah Tata Tulis Karya Ilmiah pada Semester I tahun Akademik 2017-2018

oleh

Cakrayudha Kusuma Adi 16017124

Hardian Natanael 16017154

Josephine G.T.H. 16017224

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG

(2)

ii

berjudul “Pengembangan Tangga Efektif untuk Meminimalkan Tenaga yang Dikeluarkan”. Penulis ucapkan terima kasih kepada Ibu Linda Handayani

Sukaemi,M.Hum., selaku dosen Tata Tulis Karya Ilmiah yang telah membimbing penulis dalam pembuatan laporan ini. Penulis ucapkan juga terima kasih kepada orang tua penulis yang telah mendukung penulis selama pembuatan laporan ini.

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menyelesaikan salah satu tugas dari mata kuliah Tata Tulis Karya Ilmiah dan memberitahu pada khayalak umum tentang tangga efektif. Dengan adanya tujuan tersebut, penulis harap penelitian ini dapat bermanfaat bagi para pembaca dan dapat diaplikasikan dalam pembentukan tangga.

(3)

iii ABSTRAK

Menaiki tangga adalah hal yang melelahkan. Terlebih lagi, menaiki tangga yang bentuk dan ukurannya tidak proporsional akan membuat pengguna tangga semakin lelah. Oleh karena itu, laporan penelitian ini akan membahas tangga effektif dengan judul laporan penelitian adalah “Pengembangan Tangga Efektif untuk Meminimalkan Tenaga yang Dikeluarkan” dengan menentukan bentuk tangga yang efektif dan memperhitungkan ukuran tangga yang efektif. Pada laporan penelitian ini akan dibahas juga pengaruh bentuk tangga terhadap tenaga yang dikeluarkan dan perhitungan untuk tangga efektif, dengan tujuan menentukan bentuk dan ukuran tangga yang efektif. Untuk mencapai tujuan tersebut, penelitian ini dilakukan dengan metode komparatif dengan membandingkan satu data dengan data yang lain dan mencari kelebihan dari masing-masing data tersebut. Selain itu, pengumpulan data dilakukan dengan studi pustaka dan observasi.Studi pustaka dilakukan untuk melihat rujukan dari jurnal maupun buku yang membicarakan tentang tangga dengan bentuk efektif. Sedangkan observasi adalah untuk mencari tahu kelebihan dan kekurangan tangga itu sendiri berdasarkan pengamatan penulis. Jadi, penulis akan membahas mengenai tangga efektif dengan memerhatikan aspek bentuk tangga, tingkat

(4)

iv

Development for Minimalizing the Amount of Effort Used” by deciding the shape of an effective stair and calculating the size of an effective stair. To achieve that goal, this research is done by using a comparative method by comparing a data with another data and finding the pluses and minuses of each data. Data collecting is also done with bibliography study and observation . Bibliography study is done to study a journal or book that talks about stair with an effective shape. While observation is done to find out the pluses and minuses of a stair based on our own observation. In conclusion, we are going to explain about effective stair by looking over the shape of a stair, effectiveness level, effort used, stair’s slope-ness, and the amount of land used.

(5)

v

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang dan Rumusan Masalah ... 1

1.1.1 Latar Belakang ... 1

1.1.2 Rumusan Masalah ... 2

1.2 Tujuan Penulisan dan Manfaat ... 2

1.3 Ruang Lingkup Kajian ... 2

1.4 Anggapan Dasar ... 2

1.5 Hipotesis ... 3

1.6 Metode Penelitian ... 3

1.7 Teknik Pengumpulan Data ... 3

1.8 Sistematika Penulisan ... 4

BAB II TEORI DASAR TANGGA EFEKTIF 2.1 Pengertian Tangga Efektif ... 5

BAB III PENGEMBANGAN TANGGA EFEKTIF UNTUK MEMINIMALKAN TENAGA YANG DIKELUARKAN 3.1 Bentuk Tangga Efektif ... 9

3.1.1 Macam-macam Bentuk Tangga ... 9

3.1.2 Bentuk Tangga Efektif ... 13

3.2 Kemiringan Tangga Efektif ... 14

3.2.1 Proporsi Lebar Anak Tangga dan Tinggi Anak Tangga ... 14

3.2.2 Gradien ...,... 14

3.3 Lahan yang Diperlukan untuk Tangga Efektif ... 15

3.3.1 Ukuran Tangga Efektif ... 15

3.3.2Lahan Tangga Efektif ... 16

3.4 Tenaga yang Dikeluarkan untuk Tangga Efektif ... 19

BAB IV SIMPULAN DAN SARAN 4.1 Simpulan... 22

(6)
(7)

vii

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 2.1 Bidang Miring ... 7

2.2 Bidang Datar ... 8

3.1 Lurus Satu Arah ... 9

3.2 Tangga Berbentuk U ... 10

3.3 Tangga Berbentuk L ... 10

3.4 Tangga Tegak ... 11

3.5 Tangga Lengkung Sempurna ... 12

3.6 Tangga Lengkung Tak Sempurna ... 12

3.7 Tangga Melingkar ... 13

3.8 Sketsa Tangga ... 17

(8)

viii

C LEMBAR KENDALI ... 28

D PELENGKAP AWAL ... 29

E ISI ... 33

(9)

1 BAB I PENDAHULUAN 1.1Latar Belakang dan Rumusan Masalah 1.1.1 Latar Belakang

Bagi beberapa orang, menaiki tangga adalah hal yang melelahkan. Terlebih lagi jika tangga yang dinaiki memiliki bentuk yang tidak proporsional, sehingga membuat orang-orang menjadi malas dan kelelahan. Namun untuk beberapa kondisi, diperlukan tangga yang cukup terjal, contohnya tangga di wisata pegunungan. Oleh karena itu, seharusnya mulai dipikirkan cara untuk menata tangga agar memiliki bentuk yang sesempurna mungkin sehingga tidak membuat lelah orang yang menaikinya di medan apa pun.

Topik laporan penelitianpenulis adalah tangga efektif. Topik ini didasari dengan pemikiran untuk membuat sebuah tangga yang tidak mengeluarkan usaha berlebih. Topik ini penulis dapatkan ketika penulis lelah untuk menaiki tangga dari kelas ke kelas. Rasa lelah itu bisa diminimalkan dengan mengetahui bentuk atau ukuran tangga yang paling efektif.

Berdasarkan topik di atas, tema laporan penelitian penulis adalah

pengembangan tangga efektif. Pengembangan ini dimaksudkan untuk mengetahui bentuk atau ukuran tangga yang efektif. Pengembangan ini didasarkan tingkat kelelahan seseorang untuk menaiki tangga. Pengembangan ini penting

keberadaannya untuk meminimalkan usaha yang diberikan.

(10)

sehingga dapat menambah nilai estetika. Nilai estetika ini lah yang akan membuat menarik dan tangga dapat digunakan di tempat-tempat wisata. Tangga efektif ini juga diharapkan dapat bermanfaat bagi para arsitektur-arsitektur dalam menata bangunan.

1.1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang tersebut, penulis akan memberikan rumusan masalah untuk dibahas dalam penelitian ini, yaitu sebagai berikut.

1. Bagaimana pengaruh bentuk tangga dengan tenaga yang dikeluarkan? 2. Bagaimana perhitungan untuk tangga efektif?

1.2Tujuan Penulisan dan Manfaat

Tujuan yang ingin penuliscapai dalam penulisan laporan penelitian ini adalah 1. Menentukan bentuk tangga yang efektif

2. Menentukan ukuran tangga yang efektif

1.3Ruang Lingkup Kajian

Untuk menjawab rumusan masalah di atas, perlu pengkajian beberapa pokok, diantaranya bentuk tangga, keefektifan, tenaga, kemiringan tangga, dan lahan yang diperlukan.

1.4Anggapan Dasar

(11)

3

dua arah ini biasanya dibagi secara simetris untuk membagi tingkat kelelahan menjadi dua sesi yang sama. Umumnya, pembagian dilakukan pada hitungan anak tangga ke-13 karena tingkat kelelahan tertinggi manusia, berdasarkan penelitian, berada pada langkah ke-13 (Fa’izin 31).

1.5Hipotesis

Pada penelitian ini penulis memiliki hipotesis bahwa tangga akan efektif jika anak tangga tidak miring, cukup lebar, tidak terlalu tinggi, dan bentuk tangga tidak melingkar karena faktor-faktor tersebut diperkirakan akan menguras energi.

1.6Metode Penelitian

Dalam melakukan penelitian ini, akan dilakukan dengan cara komparatif, yaitu dengan membandingkan satu data dengan data yang lain dan menentukan data yang lebih efektif. Penelitian ini akan dilakukan dengan membandingkan antara satu tangga dengan yang lain dan dicari kelebihan masing-masing tangga, sehingga didapatkan tangga yang paling efektif, serta dengan menambahkan ide-ide lain sehingga dapat lebih efektif dibandingkan tangga-tangga yang lain.

1.7Teknik Pengumpulan Data

(12)

sendiri berdasarkan pengamatan. Observasi ini dilakukan di Institut Teknologi Bandung. Acuan primer dari penelitian ini adalah studi pustaka dan acuan sekunder penelitian ini adalah observasi.

1.8Sistematika Penulisan

Penulisan karya ilmiah ini terbagi menjadi empat bab, yaitu pendahuluan, teori dasar tangga efektif, analisis pengembangan tangga efektif untuk

meminimalkan tenaga yang dikeluarkan, serta simpulan dan saran. Pada bab satu akan dibahas mengenai latar belakang pengangkatan aspek laporan penelitian ini, rumusan masalah, tujuan karya ilmiah dan manfaat, ruang lingkup kajian, anggapan dasar, hipotesis, metode penelitian, teknik pengumpulan data, dan sistematika penulisan. Pada bab dua akan dijelaskan pengertian tangga efektif, manfaat tangga efektif, dan keefektifan tangga. Pada bab tiga akan dijabarkan dan dianalisis masalah-masalah yang telah dirumuskan berupa bentuk tangga efektif, kemiringan tangga efektif, lahan yang diperlukan untuk tangga efektif,dan tenaga yang

dikeluarkan untuk tangga efektif. Bab empat berisi tentang simpulan dan saran dari penulis mengenai permasalahan penulis angkat tentang tangga efektif untuk

(13)

5 BAB II

TEORI DASAR TANGGA EFEKTIF 2.1 Pengertian Tangga Efektif

“Tangga merupakan salah satu komponen utilitas yang sangat vital

peranannya terhadap fungsi maupun aesthethics value sebuah bangunan” (Fa’izin 3). Sementara itu ,tangga adalah suatu alat tranportasi dalam gedung yang sangat konvensional.” (Archizone admin. “Pengertian dan Fungsi Tangga pada Bangunan,” Archizone. 19 September 2017. 11 Desember 2017) .Selain itu, “efektif berarti bisa mencapai tujuan yang maksimal dari yang diharapkan” (Rizuki. “Pengertian Efektif dan Efisien,” Mancing Info. Evo Templates. 19 Agustus 2013.10 Desember 2017).

Pendapat Archizone lebih spesifik pada pengertian tangga dibandingkan pendapat Fa’izin, karena Archizone menjelaskan fungsi dari tangga, sedangkan Fa’izin tidak menjelaskan fungsi dari tangga, serta kata-katanya sulit dipahami.

Berdasarkan perbandingan pendapat tersebut, tangga efektif adalah alat transportasi dalam gedung yang bisa mencapai tujuan yang maksimal dari yang diharapkan. 2.2 Manfaat Tangga Efektif

2.2.1 Manfaat Tangga

Sebelum mengetahui manfaat dari tangga efektif, penulis akan menyebutkan manfaat dari tangga. Manfaat dari tangga adalah

1. Untuk menghubungkan satu tingkatan lantai dengan tingkatan lantai di atas maupun di bawahnya

(14)

2.2.2 Manfaat Tangga Efektif

Setelah mengetahui manfaat dari tangga, penulis akan menjelaskan manfaat dari tangga efektif, yaitu

1. Untuk memobilisasi pengguna menuju lantai yang lebih tinggi maupun yang lebih rendah dengan tenaga yang minimal

2. Untuk meminimalkan tingkat kelelahan pengguna tangga

2.3 Keefektifan Tangga 2.3.1. Kriteria Keefektifan

Keefektifan tangga dipengaruhi oleh beberapa aspek yaitu, bentuk tangga, tenaga yang dikeluarkan, kemiringan tangga, dan lahan yang diperlukan. Beberapa aspek tersebut akan dibahas secara terperinci pada bab berikutnya. Mahdi

menjelaskan tangga yang efektif haruslah memiliki bentuk yang sesuai dengan ukuran langkah normal. Selain itu, tangga efektif juga harus dipasang pada daerah yang mudah dijangkau (Mahdi. “Menentukan Ukuran Tangga dan Anak Tangga untuk Bangunan Bertingkat,” Home Design and Ideas. 7 Juli 2011. 14 November

(15)

7

2.3.2 Kriteria Anak Tangga

Berdasarkan ilmu fisika, kriteria pijakan pada anak tangga yang efektif adalah anak tangga yang datar. Hal ini dapat dibuktikan dengan mula-mula memberikan contoh pijakan anak tangga yang miring.

Gambar 2.1 Bidang Miring

Keterangan gambar sebagai berikut: f adalah gaya angkat badan, mg adalah berat badan, N adalah gaya normal, dan kotak merepresentasikan tubuh.

Pada pijakan anak tangga yang miring ada gaya mgsin yang membuat tubuh tertarik ke bawah. Oleh karena itu, harus ada gaya f yang membuat tubuh tetap seimbang. Menurut Hukum Newton I, (setiap benda akan mempertahankan keadaan diam). Jadi persamaannya adalah

f - mgsin = 0

(16)

Dari persamaan di atas, diketahui pijakan anak tangga yang miring tidak efektif karena tubuh perlu melakukan gaya f sebesar mgsin untuk menyeimbangkan tubuhnya.Sedangkan, pada bidang datar, tidak diperlukan gaya f untuk

menyeimbangkan tubuh karena tidak ada mgsin yang terbentuk..

Gambar 2.2 Bidang Datar

Keterangan gambar sebagai berikut: mg adalah berat badan, N adalah gaya normal, dan kotak merepresentasikan tubuh.

(17)

9 BAB III

PENGEMBANGAN TANGGA EFEKTIF UNTUK MEMINIMALKAN TENAGA YANG DIKELUARKAN

3.1 Bentuk Tangga Efektif

3.1.1 Macam-macam Bentuk Tangga

Berikut macam-macam bentuk tangga secara umum: a. Tangga Lurus

Tangga lurus merupakan bentuk yang paling sederhana dari desain sebuah tangga. Tangga lurus dibagi menjadi beberapa jenis, yaitu :

1. Tangga lurus satu arah

Tangga jenis ini memiliki manuver tangga yang paling sederhana yang didesain hanya satu arah tanpa adanya variasi sama sekali. Tipe tangga ini hanya membutuhkan tempat yang kecil, tetapi jenis tangga ini kurang nyaman dan melelahkan dari sisi pengguna. Berikut gambar tangga lurus satu arah.

(18)

2. Tangga lurus dua arah

Tangga lurus dua arah merupakan variasi penggunaan tempat istirahat (rest area) pada tangga lurus. Tangga ini dapat dibedakan menjadi dua macam, yaitu tangga berbentuk “L” (siku) dan tangga

berbentuk U. Jenis tangga ini nyaman bagi pengguna karena adanya tempat istirahat (rest area) di tengah tangga. Umumnya pembagian dilakukan pada hitungan anak tangga ke-13 karena tingkat kelelahan tertinggi manusia berada pada anak tangga ke-13. Berikut gambar tangga lurus dua arah.

Gambar 3.2 Tangga Berbentuk U Sumber : www.ritalaksmitasari.wordpress.com

(19)

11

3. Tangga tegak (tangga monyet)

Tangga tegak merupakan tangga lurus dengan gradien 0% sehingga hemat dan tidak memakan banyak tempat. Aplikasi tangga jenis ini biasa digunakan sebagai tangga servis. Berikut gambar tangga tegak.

Gambar 3.4 Tangga Tegak Sumber : www.autocadtangerang.com b. Tangga Lengkung (Parabolik)

Perencanaan sebuah tangga lengkung parabolik dapat dikatakan cukup sulit. Tangga lengkung dibagi menjadi beberapa jenis, yaitu :

1. Tangga lengkung sempurna

(20)

Gambar 3.5 Tangga Lengkung Sempurna Sumber : www.jakartamarmergranit.com 2. Tangga lengkung tak sempurna

Tangga lengkung tak sempurna dapat dikatakan sebagai tangga lengkung sebagian karena lengkungan pada tangga ini tidak sampai pada ujung akhir tangga, hanya pada ujung awal tangga yang dilanjutkan dengan tangga lurus. Tangga jenis ini pas untuk

digunakan pada ruang tangga dengan luasan terbatas. Berikut gambar tangga lengkung tak sempurna.

(21)

13

c. Tangga melingkar (circular)

Tangga melingkar merupakan bentuk tangga dengan poros di tengah sebagai pusat lingkaran. Poros ini berfungsi sebagai pusat konstruksi tangga dengan sistem gantung. Bentuk poros dapat berupa lingkaran atau segi delapan yang berdiri tegak di atas fondasi yang lebar dan berat agar

mempunyai kestabilan dan kekuatan sebagai pendukung anak-anak tangga. Penempatan tangga jenis ini hanya memerlukan ruang tangga yang kecil. Menurut arah putarnya, tangga melingkar dapat dibedakan menjadi dua macam, yaitu tangga melingkar searah jarum jam dan tangga melingkar berlawanan arah jarum jam. Berikut gambar tangga melingkar.

Gambar 3.7 Tangga Melingkar Sumber : www.desainrumahminimalis.com 3.1.2 Bentuk Tangga Efektif

(22)

tidak bisa digunakan oleh banyak orang. Tangga lengkung tak sempurna juga tidak efektif karena mirip dengan tangga lurus hanya saja pada awal tangga ada

lengkungan. Jadi, tangga yang paling efektif adalah tangga lengkung sempurna karena tangga ini dapat dipakai banyak orang dan dapat memanipulasi pengguna dengan sudut pandang yang berbeda untuk setiap anak tangga yang diambil sehingga pengguna tidak terlalu merasa lelah. Selain itu, tangga lengkung sempurna memiliki nilai estetika yang tinggi.

3.2 Kemiringan Tangga Efektif

3.2.1 Proporsi Lebar Anak Tangga dan Tinggi Anak Tangga

Proporsi anak tangga adalah perbandinan antara lebar anak tangga (tread) dan tinggi anak tangga (rise) dengan rumus sebagai berikut.

Keterangan: t = lebar anak tangga r = tinggi anak tangga

Berdasarkan perhitungan, tinggi anak tangga yang efektif adalah 15 cm dan lebar anak tangga yang efektif adalah 40 cm. Penentuan tinggi dan lebar anak tangga tersebut dijelaskan pada subab 3.3.

3.2.2 Gradien

Gradien merupakan tingkat ketegakan tangga yang dihitung berdasarkan perbandingan antara sisi tegak/tinggi tangga dibagi sisi mendatarnya dikalikan 100 dengan satuannya adalah % (persen) dengan rumusnya sebagai berikut.

(23)

15

Gradien menentukan jenis tangga berdasarkan tingkat persentasenya. Jenis-jenis tangga tersebut dapat dibagi menjadi lima bagian, yaitu lantai miring (ramp) dengan gradien 10%-36% dan kemiringan 6o-20o, tangga landai dengan gradien 36%-44% dan kemiringan 20o-24o, tangga biasa dengan gradien 44%-100% dan kemiringan 24o-45o, tangga curam dengan gradien 100%-370% dan kemiringan 45o-75o, dan tangga naik vertikal dengan gradien lebih dari 370% dan kemiringan 75o-90o. Jadi berdasarkan lebar dan tinggi pijakan yang ideal, yaitu lebar 40cm dan tinggi 15cm, gradien yang ideal dapat dihitung dengan cara berikut.

Jadi jenis tangga yang tepat untuk tangga yang ideal adalah tangga landai dengan gradien 37,5% dan kemiringan 20,5o.

3.3 Lahan yang Diperlukan untuk Tangga Efektif 3.3.1 Ukuran Tangga Efektif

Pada abad ke-15, Alberti mengemukakan teori bahwa tangga yang optimal adalah tangga yang memiliki tinggi sekitar 12.7-22.9 cm dan lebar sekitar 45.7-91.4 cm (19). Hal tersebut ia dasarkan pada pengamatannya terhadap bangsa Roma dan Yunani. Pada tahun 1570, Palladio, dalam bukunya yang berjudul Four Books of Architecture, mengemukakan bahwa tangga yang baik adalah tangga yang memiliki

tinggi sekitar 11.4-17.3 cm dan lebar sekitar 30.5-45.7 cm untuk meminimalkan tenaga yang dikeluarkan (34). Pada tahun 1686, Sir Henry Wotton dalam bukunya yang berjudul Ground-rules of Architecture Collected from the Best Authors,

(24)

dari 15.3 cm dengan lebar 30.5-45.7 cm, dan pada setiap ujung tangga haruslah dibuat agak landai untuk menciptakan tipuan bagi penggunanya bahwa mereka naik sekaligus turun pada saat yang bersamaan. Teori tersebut banyak dipakai pada zaman Renaisans dan perkembangan tangga mencapai zaman emasnya. Dengan demikian, teori tangga ini merupakan teori tangga yang efektif.

Pada tahun 1675, Blondel menulis sebuah buku berjudul Cours

d’Architecture, dan menjadi suatu buku yang memiliki pengaruh yang besar di dunia

arsitektur. Dalam bukunya, Blondel menyatakan bahwa tangga yang baik haruslah memiliki perhitungan sebagai berikut :

2 x tinggi + lebar = 70 cm

Panjang anak tangga yang efektif berkisar sekitar 61-76 cm untuk jalur satu arah dan tanpa pegangan. Ukuran pegangan yang optimal adalah sekitar 7.6 cm pada satu sisi. Dengan data-data tersebut, asumsikan tangga yang akan dibuat adalah dua arah dengan panjang anak tangga adalah 70 cm dan memiliki pegangan, maka panjang anak tangga adalah 155,2 cm.

3.3.2 Lahan Tangga Efektif

(25)

17

Gambar 3.8 Sketsa Tangga

Berdasarkan gambar tangga di atas, asumsikan panjang, lebar, dan tinggi anak tangga selalu sama pada setiap sudutnya serta anak tangga yang berada pada satu tangga adalah tiga belas. Pada gambar tersebut, ada dua tangga dan satu tempat istirahat (rest area).

Tinggi tangga = tinggi anak tangga x banyak anak tangga Tinggi tangga = 15 cm x 26

Tinggi tangga = 390 cm

(26)

Gambar 3.9 Sketsa Lahan Tangga Efektif Nilai a dicari terlebih dahulu

a = lebar anak tangga x banyak anak tangga dalam satu tangga a = 40 cm x 13

a = 520 cm

Kemudian cari nilai r dengan a adalah keliling seperempat lingkaran

a =

520 =

r =

r = 331 cm Maka,

Panjang tangga = r + panjang anak tangga + lebar rest area Panjang tangga = 331 + 155,2 + 40

(27)

19

Berdasarkan asumsi lebar tangga sama dengan panjang tangga dikurang lebar rest area maka,

Lebar tangga = panjang tangga – lebar rest area Lebar tangga = 526,2 – 40

Lebar tangga = 486,2 cm Jadi,

Lahan tangga = panjang tangga x lebar tangga x tinggi tangga Lahan tangga = 526,2 x 486,2 x 390

Lahan tangga = 99776991,6 cm3 Lahan tangga 99,78 m3

3.4 Tenaga yang Dikeluarkan untuk Tangga Efektif

Studi menunjukkan bahwa setiap harinya, manusia menggunakan 20% energi untuk berjalan (Simeon 1). Banyak faktor yang dapat meningkatkan penggunaan energi saat berjalan, misalnya jika seseorang menggunakan pakaian ketat. Contoh lainnya adalah ketika seseorang menggunakan sepatu berhak. Penggunaan sepatu berhak dapat meningkatkan penggunaan energi sebanyak 10% sampai 15%. Jika seseorang berjalan pada jalanan yang tidak rata atau jalanan yang lunak, penggunaan energi akan meningkat sebanyak 40% atau lebih (Corcoran 194).

(28)

(maksimal 45º), maka energi yang digunakan akan semakin sedikit. Namun, semakin curam suatu tangga, maka pijakan pun akan semakin sedikit sehingga tangga tidak akan nyaman dan aman untuk digunakan.

Energi yang digunakan untuk menaiki tangga akan menjadi lebih sedikit ketika tinggi tiap anak tangga tidak terlalu besar. Namun, studi Ward dan Beadling pada tahun 1970 menunjukkan bahwa jumlah energi yang dikeluarkan apabila seseorang menaiki tangga dengan ketinggian x cm dan panjang y cm sama

jumlahnya dengan tangga yang memiliki ketinggian y cm dan panjang x cm. Hal ini membuktikan bahwa teori Blondel benar adanya. Proporsi antara tinggi dan panjang tangga sangatlah penting untuk menentukan jumlah energi yang dikeluarkan saat menaiki tangga.

Faktor lain yang akan meminimalkan penggunaan energi adalah jumlah anak tangga yang akan dinaiki. Pada subbab 3.1.1, disebutkan bahwa manusia memiliki tingkat kelelahan tertinggi ketika menaiki anak tangga ke-13 sehingga setelah anak tangga ke-12, biasanya dibuat rest area. Dari hasil observasi penulis, kebanyakan gedung di ITB pun didesain seperti demikian juga. Misalnya, GKU Barat hanya memiliki 12 anak tangga, kemudian dilanjut dengan rest area. Oktagon hanya

memiliki 10 anak tangga, kemudian dilanjut dengan rest area. Dengan asumsi bahwa energi yang digunakan untuk menaiki tangga adalah 700 kalori per meter ketinggian, maka berdasarkan perhitungan pada subbab 3.3.2, energi yang digunakan untuk menaiki tangga efektif adalah sebesar 2730 kalori.

(29)

21

(30)

22

Berdasarkan hipotesis pada bab pertama, tangga akan efektif jika anak tangga tidak miring, cukup lebar, tidak terlalu tinggi, dan bentuk tangga tidak melingkar. Namun, berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, hipotesis tersebut tidak sepenuhnya benar karena bentuk tangga yang efektif bukan bentuk tangga tidak melingkar, melainkan bentuk tangga lengkung sempurna. Selain itu, anak tangga yang tidak miring, cukup lebar, dan tidak terlalu tinggi merupakan pendapat yang benar berdasarkan penelitian. Pembahasan anak tangga tidak miring merupakan tangga yang efektif dibahas pada subbab 2.3 dan pembahasan anak tangga cukup lebar dan tidak terlalu tinggi dibahas pada subbab 3.2 dengan lebar 40 cm dan tinggi 15 cm.

Berdasarkan rumusan masalah pada bab pertama, jawaban dari rumusan masalah pengaruh bentuk tangga dengan tenaga yang dikeluarkan adalahbentuk tangga lengkung sempurna paling efektif untuk meminimalkan tenaga karena bentuk tangga ini dapat memanipulasi pengguna dengan sudut pandang yang berbeda tiap anak tangga sehingga pengguna tidak merasa lelah. Selain itu, adanya rest area di tangga ini pada anak tangga ke-13 menyebabkan tingkat kelelahan pada pengguna menjadi berkurang karena pada hitungan anak tangga ke-13 merupakan tingkat kelelahan tertinggi pada manusia. Kemudian jawaban dari rumusan masalah

(31)

23

tangga 40 cm, sehingga didapat gradien 37,5%, kemiringan 20,5o. Selain itu, tinggi lantai yang didapat berdasarkan perhitungan adalah 390 cm dan lebar tangga yang efektif adalah 155,2 cm dengan asumsi tangga merupakan tangga dua arah.

Berdasarkan data-data tersebut, diperoleh ukuran lahan tangga yang efektif

adalah99,78 m3. Jadi, tujuan dari penelitian ini untuk menentukan bentuk dan ukuran tangga telah tercapai dengan baik.

4.2 Saran

(32)

24 dan-bagian-tangga-adalah-bangunan>.

Alberti, Leone batista. The Ten Books of Architecture: The 755 Leoni Edition. Book 1, chapter XIII. New York: Dover, 1986. Print.

Blondel, François. Cours d’Architecture Enseigné dans l’Académie Royale d’Architecture. Paris: Lambert Roulland, 1675-1683. Print.

Corcoran, Paul J. “Energy Expenditure during Ambulation.” In John A. Downey and Robert C. Darling, eds., Physiological Basis of Rehabilitation Medicine.

Philadelphia: Saunders, 1971. Print.

Fa’izin, Achmad. Ragam Bentuk, Bahan, dan Variasi Tangga. Jakarta: Penebar Swadaya, 2007. Print.

Mahdi. Menentukan Ukuran Tangga dan Anak Tangga untuk Bangunan Bertingkat. Home Design and Ideas, 7 Juli 2011. Web. 14 November 2017.

<http://www.hdesignideas.com/2011/07/menentukan-ukurantangga-dan-anak-tangga.html>.

Palladio, Andrea. The Four Books of Architecture. 1570. Isaac Ware translation of 1738. New York: Dover, 1965. Print.

Rizuki. Pengertian Efektif dan Efisien. Mancing Info, 19 Agustus 2013. Web. 10 Desember 2017. <http://mancinginfo.blogspot.co.id/2012/12/pengertian-efektif-dan-efisien.html>.

Simeon, D. “Energy and Movement.” ATO.ACE Newsletter 7, no. 9 (March), 1971. Print.

Templer, John A. The Staircase: Studies of Hazards, Falls, and Safer Design. Cambridge: The MIT Press, 1994. Print.

Ward, Joan S., and Bill Beadling. “Optimum Dimensions for Domestic Stairways.” Architects Journal (February 25), 1970. Print.

(33)

25

(34)
(35)
(36)
(37)
(38)
(39)
(40)
(41)
(42)
(43)
(44)

36

Juli 1999 sebagai anak kedua dari dua bersaudara. Hobi penulis adalah segala sesuatu hal yang menyenangkan dan menarik. Email : hardiannathanael399@gmail.com, Nomor HP : 081224750966.

(45)

37

Josephine Grace Theophilia Hans dilahirkan di Provinsi Jawa Barat, Kota Bandung, pada tanggal 2 Juni 1999. Dia anak pertama dari dua bersaudara dan tinggal di Jalan Srimahi II no. 16. Hobinya adalah menari dan menggambar. Emailnya adalah JGrace264@gmail.com dan nomor teleponnya adalah 089524114880.

Sejak playgroup sampai SMA, Josephine bersekolah di Kalam Kudus dan dia adalah anak yang berprestasi di sekolahnya. Dia kini berkuliah di Institut Teknologi Bandung pada Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam. Pada saat SMP, dia masuk dalam lima peringkat teratas di sekolahnya. Kemudian pada saat SMA, dia masuk dalam tiga peringkat teratas di sekolahnya. Selain berprestasi di sekolah, dia juga mengikuti beberapa perlombaan sejak SMP. Perlombaan yang diikuti seputar pelajaran matematika dan ilmu pengetahuan alam. Pada saat SMP, dia mengikuti perlombaan matematika hingga semifinal dan pada saat SMA dia mengikuti

(46)

Cakrayudha Kusuma Adi, atau yang biasa dipanggil Cakra, dilahirkan di Jakarta pada tanggal 14 Mei 1999 sebagai anak kedua dari dua bersaudara. Dia memiliki motto hidup yang dikutip dari perkataan Ir. Soekarno, yaitu “Bermimpilah setinggi langit. Jika

engkau jatuh, engkau akan jatuh di antara bintang-bintang”. Pada bidang akademis, dia paling menyukai pelajaran matematika dan

fisika. Dia memiliki cita-cita untuk meraih penghargaan nobel dengan penemuan-penemuannya di masa yang akan datang.E-mail: cakrayudha147@gmail.com. No HP: 085771188754.

Cakra menempuh pendidikan sekolah dasar di SD Barunawati III sampai kelas 5 dan melanjutkan di SDN Pabuaran 01 setelah pindah ke Kabupaten Bogor. Kemudian dia melanjutkan pendidikan di SMPN 3 Cibinong dan SMAN 2 Cibinong di Kabupaten Bogor. Sekarang dia sedang melanjutkan pendidikan di Institut

Gambar

Gambar 2.1 Bidang Miring
Gambar 2.2 Bidang Datar
Gambar 3.1 Tangga Lurus Satu Arah
Gambar 3.2 Tangga Berbentuk U
+6

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan penghitungan angket kelompok besar di atas tentang modul matakuliah Pewara berbasis kontekstual, memperoleh hasil 91,15% sehingga dapat disimpulkan bahwa

Suatu perusahaan tentu membutuhkan karyawan sebagai tenaga kerjanya guna meningkatkan produk yang berkualitas. Karyawan merupakan asset penting bagi perusahaan,

Penelitian yang berjudul ” Manajemen Laboratorium PAI Untuk Meningkatkan Mutu Pembelajaran PAI Di SMA Negeri 4 Magelang” ini pada dasarnya disusun untuk memenuhi

Oleh karena itu, kasus aliran fluida laminer pada pipa tidak horizontal dipilih dan dipecahkan permasalahannya dengan menerapkan batasan-batasan yang tepat selama proses

Bagi Anda yang tempat tinggalnya cukup jauh dari perusahaan kami, Anda dapat melakukan pemesanan secara online, dan nanti produk yang Anda pesan akan kami kirimkan ke

Pada penelitian ini penulis mengaitkan teori siklus dengan fenomena perubahan sosial yang sedang terjadi pada kalangan anak muda di UIN Ar-Raniry Banda Aceh dimana

Dari data rata-rata panjang bulan basah dan bulan kering di stasiun-staiun Purworejo dapat dikategorikan mendukung padi sawah tadah hujan dengan pola tanam golongan II karena

Pada penelitai ini dilakukan untuk menganalisis beberapa komponen yang ada di dalam gaya bahasa artis di media sosial, yaitu (1) jenis-jenis gaya bahasa artis di media sosial, dan