• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGELOLAAN KELAS DALAM KONTEKS SECARA F

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "PENGELOLAAN KELAS DALAM KONTEKS SECARA F"

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)

BAHRUR ROSYIDI |Pengelolaan Kelas 1

PENGELOLAAN KELAS

DALAM KONTEKS SECARA FISIK DAN NON FISIK

Bahrur Rosyidi Duraisy

PENDAHULUAN

Dalam proses pembelajaran, khususnya pembelajaran formal di

Indonesia tak lepas dari proses pembelajaran di dalam kelas. Untuk

kelangsungan proses pembelajaran secara maksimal dalam mencapai

tujuan pembelajaran yang ingin dicapai, guru selain harus menguasai

topik pembelajaran yang disampaikan kepada siswa juga harus mampu

mengelola kelas dengan baik secara fisik maupun non fisik.

Dalam pengelolaan kelas ada dua subjek yang memegang

peranan yaitu guru dan siswa. Guru sebagai pengelola, sebagai pemimpin

mempunyai peranan yang lebih dominan dari siswa. Motivasi kerja guru

dan gaya kepemimpinan guru merupakan komponen yang akan ikut

menentukan sejauh mana keberhasilan guru dalam mengelola kelas.

Berdasarkan hal tersebut maka artikel ini akan membahas mengenai

Pengelolaan Kelas.

PENGERTIAN PENGELOLAAN KELAS

Pengelolaan kelas dalam bahasa Inggris diistilahkan sebagai

classroom management, itu berarti istilah pengelolaan identik dengan

manajemen. Pengertian pengelolaan atau manajemen pada umumnya

yaitu kegiatan-kegiatan meliputi perencanaan, pengorganisasian,

pengarahan, pengkoordinasian, pengawasan, dan penilaian.

Menurut Arikunto (1995), pengelolaan kelas adalah suatu usaha

yang dilakukan oleh penanggung jawab kegiatan belajar mengajar dengan

maksud agar dicapai kondisi yang optimal sehingga dapat terlaksana

kegiatan belajar mengajar seperti yang diharapkan. Sedangkan menurut

(2)

BAHRUR ROSYIDI |Pengelolaan Kelas 2 merupakan usaha yang dilakukan guru untuk menata kehidupan kelas

dimulai dari perencanaan kurikulumnya, penataan prosedur dan sumber

belajarnya, pengaturan lingkungannya untuk memaksimalkan efisiensi,

memantau kemajuan siswa, dan mengantisipasi masalah-masalah yang

mungkin timbul.

Nurhadi dalam Ardiansyah (2011), mengatakan bahwa pengelolaan

kelas merupakan upaya mengelola siswa di kelas yang dilakukan untuk

menciptakan dan mempertahankan suasana (kondisi) kelas yang

menunjang program pengajaran dengan jalan menciptakan dan

mempertahankan motivasi siswa untuk selalu terlibat dan berperan serta

dalam proses pendidikan di sekolah.

Wilford A. Weber dalam Surjana (2002), mengemukakan bahwa

Classroom management is a complex set of behaviors the teacher uses to

establish and maintain classroom conditions that will enable students to

achieve their instructional objectives efficiently – that will enable them to

learn.

Definisi di atas menunjukkan bahwa pengelolaan kelas merupakan

seperangkat perilaku yang kompleks dimana guru menggunakan untuk

menata dan memelihara kondisi kelas yang akan memampukan para

siswa mencapai tujuan pembelajaran secara efisien. Pengelolaan kelas

lebih berkaitan dengan upaya-upaya untuk menciptakan dan

mempertahankan kondisi yang optimal bagi terjadinya proses belajar yang

di dalamnya mencakup pengaturan orang (peserta didik) dan fasilitas.

Pengelolaan Kelas Secara Fisik

Kelas yang atraktif, cerah, nyaman dan berwarna dapat

menciptakan perilaku-perilaku yang positif, yang menuntun pada

peningkatan prestasi, sedangkan kelas yang suram dan kusam dapat

(3)

BAHRUR ROSYIDI |Pengelolaan Kelas 3 persiapan-persiapan juga penting. Siswa merespon secara positif

materi-materi pembelajaran atraktif dan guru seharusnya mempertimbangkan hal

ini ketika mempersiapkan materi yang akan disampaikan pada siswa.

(Jacobsen, 2009).

Everston dalam Jacobsen 2009, menyatakan bahwa dalam

merancang desain fisik kelas, setidaknya ada tiga faktor yang harus

dipertimbangkan, yaitu:

1. Visibilatas

Dapatkah siswa melihat papan tulis atau tampilan-tampilan visual

lain? Apakah guru memiliki pandangan yang jelas mengenai

wilayah-wilayah pengajaran yang akan mereka amati?

2. Aksesibilitas

Apakah wilayah-wilayah ber-traffic tinggi seperti pintu masuk sudah

benar-benar dipertimbangkan secara efisien dalam kelas?

3. Pengalihan (perhatian)

Apakah mungkin wilayah-wilayah yang gaduh dipisahkan dari

wilayah-wilayah lainnya? Apakah pintu atau jendela kelas

mengundang siswa untuk turut hanyut di dalamnya?

Dengan pertimbangan-pertimbangan umum ini, ada beberapa

cara yang berbeda dalam menyusun meja di dalam kelas.

Setting tradisional dengan deertan meja dan bangku guru di

depan sebagaimana Gambar 1.1, memusatkan perhatian pada guru dan

cenderung mengurangi intensitas komunikasi diantara siswa. Susunan

kelas ini sangat efektif ketika guru sedang menyajikan pelajaran pada

(4)

BAHRUR ROSYIDI |Pengelolaan Kelas 4 T

s h e l v e s

s h e l v e s s

h e l v e s

Gambar 1.1 Susunan Tempat Duduk dengan Setting Tradisional

Meski demikian, ada beberapa kelas yang menggunakan meja

untuk tempat duduk, dengan meja guru yang di tempatkan di bagian

pinggir, sebagaimana dalam Gambar 1.2. sedangkan ada juga beberapa kelas yang menggunakan susunan dimana siswa memiliki “jarak kerja” mereka masing-masing dengan niat mengurangi sedikit kemungkinan

Pengalihan pandangan/perhatian. Susunan seperti ini sering

digunakan untuk instruksi individual sebagaimana yang ditunjukkan

Gambar 1.3.

Gambar 1.2 Gambar 1.3

(5)

BAHRUR ROSYIDI |Pengelolaan Kelas 5 Dalam mempertimbangkan susunan tempat duduk, faktor-faktor

seperti perasaan siswa bahwa mereka sudah sesuai dengan susunan

kelas adalah hal yang penting. Rasa kesesuaian adalah kebutuhan dasar;

susunan fisik yang mendorong rasa kesesuaian dapat meningkatkan

perasaan-perasaan menjadi menjadi lebih baik dan membantu mencegah

masalah-masalah pengelolaan kelas. Selain itu, ketika guru memikirkan

susunan-susunan fisik kelas, pertimbangkan sasaran-sasaran

pengelolaan kelas dan akademik. Jenis pembelajaran apa yang

dibutuhkan? Apakah siswa perlu berinteraksi dengan siswa-siswa lain?

Apakah hubungan merupakan hal yang penting di antara guru dan siswa

secara individu? Apakah komunikasi antar siswa diinginkan? Apakah

ruang-ruang kerja bagi individu dan kerja kelompok dibuat penting?

Menurut Wana (2008), pengelolaan kelas (lingkungan fisik) yang

tepat harus mengikuti rambu-rambu umum yang dapat dijadikan acuan

baik pada konsep pengajaran maupun pendidikan meliputi:

1. Kelas dikelola dengan pola ”semua keperluan”

2. Pencahayaan cukup dan Kebisingan yang mungkin terjadi

dapat diredam

3. Papan Tulis

4. Lemari penyimpan dokumen, proyektor OHP, dan lain-lain.

5. Lemari Buku

6. Ruang Kelas

Guru harus memperhatikan bagaimana menata fasilitas dan

perabot kelas sehingga akan dapat aman, nyaman dan kreatif selama

proses pembelajaran berlangsung.

Ciri-ciri produktif dalam pengelolaan kelas antara lain:

a. Memungkinkan terjadinya interaksi yang dinamis antara guru dan

siswa serta antara siswa sendiri.

(6)

BAHRUR ROSYIDI |Pengelolaan Kelas 6 c. Sportifitas, kreatifitas dan antusias siswa yang tinggi dapat terjaga

dengan baik.

d. Memungkinkan terjadinya kerjasama yang solid antara siswa maupun

dengan gurunya.

e. Kesadaran yang tinggi untuk berdisiplin

f. Dapat meminimalisasi masalah atau hambatan dalam pengelolaan

kelas.

g. Dapat mencapai hasil yang optimal.

Pengelolaan Kelas Secara Non Fisik

Tujuan pengelolaan kelas adalah menciptakan dan memelihara

kondisi kelas yang memungkinkan berlangsungnya proses pembelajaran

yang efektif. Tujuan pembelajaran adalah membantu siswa mencapai

tujuan pembelajaran. Jacobsen (2009) mengemukakan bahwa para guru

yang mengatur kelas mereka secara efektif pada akhirnya dapat mencapai

dua hasil penting, yaitu Prestasi yang meningkat dan motivasi yang

bertambah.

Wang, Hearted dan Walberg dalam Jacobsen (2009), dalam

sebuah review yang komprehensif mengenai faktor-faktor yang

mempengaruhi pembelajaran, menyimpulkan, ”pengelolaan kelas yang efektif dimunculkan untuk meningkatkan keterlibatan siswa, mengurangi

perilaku-perilaku yang mengganggu, dan meningkatkan penggunaan

waktu pengajaran, semua ini dapat meningkatkan prestasi siswa”.

Singkatnya, pengelolaan kelas yang efektif merupakan bahan penting

pengajaran efektif. Selain itu, keteraturan dan keamanan sangatlah

penting untuk mendorong motivasi siswa. Pengelolaan kelas merupakan

landasan yang dibangun guru dalam menciptakan kelas yang

bersemangat (bermotivasi). Adapun tiga prasyarat pengelolaan kelas yang

efektif, yaitu:

(7)

BAHRUR ROSYIDI |Pengelolaan Kelas 7 Di beberapa kelas, perasaan emosional adalah sesuatu yang

merupakan bagian dari pembelajaran. Lingkungan yang

mendukung perasaan-perasaan ini menunjukkan iklim kelas. Dalam

kelas-kelas yang beriklim positif, siswa di dalamnya senantiasa

merasa cakap, diikutsertakan dan aman. Keseimbangan antara

arahan guru dengan pilihan siswa terus dijaga, siswa-siswa

mendapatkan kebebasan dengan batasan-batasan yang jelas, dan

tanggungjawab siswa ditekankan di atas kepatuhan mereka yang

kaku pada aturan-aturan. Perkembangan regulasi diri siswa

kemudian menjadi tujuan yang penting.

2. Karakteristik-karakteristik Guru

Guru yang efektif memiliki spektrum kepribadian-kepribadian yang

beragam. Karakteristik-karakteristik yang penting tersebut

mencakup hal sebagai berikut:

a. Peduli: Landasan untuk iklim kelas yang positif

Guru yang peduli adalah mereka yang melakukan hal-hal sebagai

berikut: mendengarkan dan mencoba melihat sesuatu dari

perspektif siswa, menciptakan lingkungan pembelajaran yang

aman, dan membantu tugas sekolah dengan membuat tugas-tugas

pembelajaran dapat dimengerti.

b. Ketegasan: Membantu siswa meningkatkan tanggung jawab

Ketegasan berarti kemampuan melatih tanggung jawab siswa dan

menerapkan tanggung jawab tersebut atas tindakan-tindakan yang

mereka lakukan.

c. Modelling dan Antusiasme

Kepercayaan-kepercayaan guru terhadap pengajaran dan

pembelajaran dikomunikasikan melalui modelling. Iklim kelas yang

positif nyaris tidak mungkin terwujud jika guru menunjukkan

ketidaksukaan atau kejenuhan pada topik yang dia ajarkan.

Sebaliknya, jika topik-topik yaang tampak biasa dan tidak menarik

disajikan guru dengan antusias akan lebih memotivasi siswa.

(8)

BAHRUR ROSYIDI |Pengelolaan Kelas 8 Penelitian menunjukkan bahwa guru memperlakukan dengan

sedikit lebih baik pada siswanya yang memiliki harapan-harapan

yang tinggi daripada mereka yang harapan-harapanya lebih

rendah. Mereka lebih sering mengunjungi siswa yang berharapan

tinggi, dan interaksi yang mereka lakukan lebih positif. Mereka

memberikan pada siswa yang memiliki harapan yang tinggi

penjelasan-penjelasan yang lebih jelas dan lebih banyak,

mewajibkan jawaban-jawaban yang lebih lengkap dan akurat, dan

lebih antusias dalam mengajar mereka. Lebih sering memuji siswa

yang berharapan tinggi dan memberikan umpan balik lebih lengkap

pada mereka.

3. Hubungan antara Pengelolaan dan Pengajaran Kelas

Hampir tidak mungkin menciptakan atau bahkan memelihara kelas

yang tertib tanpa didukung dengan pengajaran yang efektif, begitu

juga sebaliknya. Beberapa faktor pengajaran lain yang secara

langsung dapat menciptakan iklim kelas yang tertib yaitu:

a. Organisasi

Organisasi yang cermat memaksimalkan kesempatan-kesempatan

dalam menciptakan keterlibatan dan pembelajaran siswa, serta

meminimalkan waktu kosong yang dapat menimbulkan

masalah-masalah pengelolaan kelas.

b. Pemanfaatan Waktu

Cara guru dalam menggunakan waktu sangat penting dalam

pengelolaan kelas. Bagaimanapun waktu adalah sumber daya yang

bernilai. Seorang guru harus sudah siap dalam memberikan

pembelajaran di kelas. Dengan demikian, kombinasi pengaturan

dengan pemanfaatan waktu dapat mengeliminasi potensi

munculnya masalah-masalah pengelolaan kelas.

c. Fokus Pelajaran

Guru yang efektif juga menggunakan papan tulis, OHP, bagan,

tampilan-tampilan dan peragaan-peragaan lain untuk menarik dan

(9)

BAHRUR ROSYIDI |Pengelolaan Kelas 9 pembelajaran dengan membantu menjaga perhatian. Oleh karena

sejak awal siswa-siswa seharusnya melihat tampilan informasi itu,

maka siswa-siswa yang kurang memerhatikan akan mudah

diidentifikasi. Semua perangkat-perangkat ini merupakan jenis-jenis

fokus yang bisa dimanfaatkan untuk menarik dan menjaga

perhatian siswa.

d. Keterlibatan Siswa

Dengan perencanaan yang seksama, guru sudah harus

memastikan bahwa materi yang diajarkan saat itu sudah bisa

mengkomunikasikan logika dan struktur internal pada siswa dengan

jelas.

e. Umpan Balik

Pentingnya umpan balik yang dapat memberikan informasi pada

siswa mengenai akurasi atau kecocokan sebuah respons dalam

mendorong pembelajaran. Umpan balik dapat memberikan

informasi pada siswa mengenai akurasi pemahaman mereka, dan

umpan balik ini juga penting bagi motivasi siswa karena ia

membantu mencukupi kebutuhan mereka untuk mengetahui

bagaimana dan mengapa mereka berkembang. Umpan balik

memiliki empat karakteristik penting, yaitu: (1) Langsung, (2)

Spesifik, (3) Menyediakan informasi yang korektif, dan (4) memiliki

nada emosional yang positif.

f. Review dan Penutup

Pelajaran-pelajaran akan menjadi lebih koheren ketika review dan

penutup digunakan untuk meringkas dan memadukan

gagasan-gagasan yang baru saja dipelajari secara bersama-sama. Review

dapat meringkas pekerjaan sebelumnya dan membantu siswa

menghubungkan apa yang telah dipelajari dengan apa yang baru

dipelajari. Review-review yang efektif menekankan poin-poin

penting dan membantu siswa menjelaskan pemahaman mereka.

Review-review yang efektif akan lebih banyak melibatkan siswa

(10)

BAHRUR ROSYIDI |Pengelolaan Kelas 10 mengalihkan perhatian siswa dari rincian-rincian harfiah menuju

koneksi-koneksi konseptual yang lebih dalam mengenai materi

yang telah dipelajari. Penutup merupakan bentuk review yang

dilakukan di akhir pelajaran, di dalamnya topik-topik diringkas dan

dipadukan. Gagasan penutup haruslah bersifat umum dan masuk

akal secara intuitif, gagasan tersebut memadukan materi secara

bersama-sama dan mengisayaratkan akhir pelajaran.

PENUTUP

Pengelolaan kelas mencakup tindakan-tindakan yang

menciptakan dan memelihara lingkungan pembelajaran yang tertib.

Kelas-kelas yang diatur dengan baik dapat menghasilkan prestasi yang lebih

tinggi dan meningkatkan motivasi siswa. Pengelolaan kelas terbagi

menjadi pengelolaan kelas secara fisik yang meliputi komponen fisik

proses pembelajaran dan pengelolaan secara non fisik yang meliputi

pengelolaan kelas yang bersumber dari kemampuan guru untuk

mengelola kelas sehingga terjadi pembelajaran yang efektif, efisien dan

tepat sasaran sesuai dengan tujuan pembelajaran.

DAFTAR RUJUKAN

Ardiansyah, Asyrori. 2011, Definisi Pengelolaan Kelas (online). (http://kabar-pendidikan.blogspot.com/2011/06/definisi-pengelolaan-kelas.html diakses tanggal 2 November 2011).

Arikunto, Suharsimi. (1995). Manajemen penelitian. Jakarta : Rineka Cipta.

Jacobsen, A. David. 2009. Methods for Teaching. Pearson Education, Inc, Publishing. New Jersey, USA.

Surjana, andyarto. 2002. Evektifitas Pengelolaan Kelas. Jurnal Pendidikan Penabur.

Wana, Dina. 2008. Gaya belajar (online).

Gambar

Gambar 1.3.

Referensi

Dokumen terkait

Bahwa Pemegang Lisensi berhak sepenuhnya untuk memberikan izin dan menyerahkan lisensi atas hasil karya tulis (buku) itu kepada Penerbit sehingga Penerbit tidak akan mendapat

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas segala limpahan rahmat dan karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan judul, LITERASI MEDIA REMAJA

1) tidak menyelesaikan studi sesuai dengan kualifikasi program yang tertera pada Surat Keputusan Penerima Beasiswa tanpa unsur kesengajaan. 2) mengundurkan diri setelah

Namun masih terdapat dengan nilai terendah yaitu indikator beda dengan organisasi lain, sehingga dapat disimpulkan secara umum bahwa responden (karyawan) setuju

Tumor vertebra dan medula spinalis dapat jinak atau ganas. Tumor jinak dapat mengenai tulang atau jaringan lunak. Contoh gejala yang sering dijumpai pada tumor

Kinetin ( 6-furfurylaminopurine) merupakan zat pengatur tumbuh golongan sitokinin yang telah banyak digunakan dalam kultur

Apabila limbah ini dibuang keperairan maka akan tercemar oleh bahan organik dalam jumlah yang besar, sehingga kebutuhan oksigen untuk proses penguraiannya lebih

Sifat akumulasi inilah yang menyebabkan efeknya menjadi lebih berbahaya untuk manusia cemaran logam berat seringkali mencemari minyak goreng yang dipakai oleh