• Tidak ada hasil yang ditemukan

Informasi dan proses bisnis kelompok 3

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Informasi dan proses bisnis kelompok 3"

Copied!
66
0
0

Teks penuh

(1)

TUGAS:

INFORMASI PROSES BISNIS

OLEH KELOMPOK 3

DEWI PERMATASARI 161196

ANDI ASWAD 161173

DEWI YUSTIKA SYAM 161157

KELAS E

SEKOLAH TINGGI MANEJEMEN INFORMATIKA DAN KOMPUTER (STMIK) DIPANEGARA

(2)

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan YME karena atas rahmatNya kami dapat menyeesaikan tugas yang dalam bentuk makalah ini. Kami juga berterimakasih kepada beberapa kelompok lain yang telah membantu kami.

Makalah ini telah kami susun dengan maksimal dan mendapatkan bantuan dari berbagai pihak sehingga dapat memperlancar pembuatan makalah ini.Untuk itu kami menyampaikan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah berkontribusi dalam pembuatan makalah ini.

Dan taklupa pula kami sangat beterima kasih kepada dosen matakuliah Informasi Dan Proses Bisnis yaitu ibu Rismayani S.Kom, M.Tyang sampa sekarang ini telah membibing kami sehingga Alhamdulillah kami dapat menyelesaikan makalah ini.

(3)

Makassar, 01 Juni 2017

DAFTAR ISI

Halaman Judul ...

i

Kata Pengantar ...

ii

Ucapan Terima Kasih ...

iii

(4)

BAB I PENDAHULUAN ...

1

1.1 Latar Belakang ...

4

1.2 Rumusan Masalah ...

4

BAB 2 RANTAI NILAI ...

5

2.1 ciptakan keunggulan bisnis...

8

2.1.1 apa itu value?...

9

2.1.2 value chain versi porter ...

10

2.1.3 manajemen rantai nilai ...

11

2.1.4 tujuan dan hasil ...

14

BAB 3 RANTAI NILAI ...

16

3.1 faktor pendukung...

17

(5)

3.1.2 deskripsi dan detail ...

19

3.1.3 intermediate event ...

22

3.1.4 contoh penggunaan ...

24

3.1.5 time intermediate ...

25

BAB 4 MANAJEMEN BISNIS ...

26

4.1 manajemen bisnis...

26

4.1.1 dasar manajemen...

27

4.1.2 komponen bisnis ...

29

BAB 5 proses informasi dan contoh kasus ...

36

5.1 konsep sensasi...

36

5.1.1 faktor yang mempengaruhi pemrosesan...

40

(6)
(7)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Di Era Globalisasi seperti saat ini mengharuskan perusahaan bersaing semakin ketat untuk tetap bisa bertahan di antara perusahaan- perusahaan yang ada. Untuk itu di perlukan strategi yang tepat sehingga tidak terjadi kesalahan dalam pengambilan keputusan.Sebuah perusahaan dikatakan menguntungkan ketika nilai yang diperoleh tidak melebihi biaya dalam menciptakan produk.

Keputusan untuk menentukan stratagi kompetitif yang akan di aplikasikan apakah menggunakan strategi : Low Cost atau diferensiasi ( porter, 1985 ). Sebagai contoh, strategi Low cost membutuhkan penekanan pada pemeliharaan/ pengelolaan struktur biaya yang lebih rendah dari para pesaing secara signifikan.

(8)

1.2. Rumusan / Deskripsi / Batasan Masalah

 Apa itu rantai nilai Porter’s atau Porter's Value Chain Model ..?

 Bagaimana berbisnis melalu Porter’s atau Porter's Value Chain Model..?

 Apa itu Event pada Proses Bisnis..?

 Faktor-Faktor apa saja yg mendukung terselenggaranya Event..?

 Seberapa penting Manajemen Bisnis di dalam Even dan Proses

(9)

BAB II

PEMBAHASAN

2.1. RANTAI NILAI PORTERS / PORTER’S VALUE CHAIN MODEL

Istilah 'Rantai Nilai' digunakan oleh Michael Porter dalam bukunya " Competitive Advantage: Creating and Sustaining Superior Performance" (1985). Analisis rantai nilai menggambarkan kegiatan organisasi dalam melakukan dan menghubungkan ke posisi organisasi yang kompetitif.Analisis rantai nilai menggambarkan kegiatan di dalam dan di sekitar organisasi, dan berkaitan dengan analisis kekuatan kompetitif organisasi. Oleh karena itu, evaluasi nilai setiap kegiatan tertentu akan menambah nilai dari produk atau jasa organisasi. Ide ini dibangun di atas wawasan bahwa organisasi lebih dari sekadar mesin, peralatan, orang dan uang. Hanya jika hal-hal ini diatur dalam sistem dan secara sistematis mengaktifkan produksi maka pelanggan akan bersedia membayar harga yang menguntungkan organisasi. Porter berpendapat bahwa kemampuan untuk melakukan kegiatan tertentu dan untuk mengelola hubungan antara kegiatan ini merupakan sumber keunggulan kompetitif.

(10)

pengadaan, pengembangan teknologi (termasuk Research & Development), manajemen sumber daya manusia, dan infrastruktur (sistem perencanaan, keuangan, kualitas, informasi manajemen dll.). Model dasar dari Porter's Value Chain Model adalah sebagai berikut:

Istilah "Margin" (batas) menyiratkan bahwa organisasi menyadari margin keuntungan yang tergantung pada kemampuan mereka untuk mengelola hubungan antara semua kegiatan dalam rantai nilai. Dengan kata lain, organisasi ini mampu memberikan produk / layanan dimana pelanggan bersedia untuk membayar lebih dari jumlah dari biaya dari semua kegiatan dalam rantai nilai. Beberapa pemikiran tentang keterkaitan antara kegiatan: hubungan ini sangat penting untuk keberhasilan perusahaan. Keterkaitan yang arus informasi, barang dan jasa, serta sistem dan proses untuk menyesuaikan kegiatan. Pentingnya mereka adalah yang terbaik digambarkan dengan beberapa contoh sederhana:

(11)

pengadaan akan dapat memesan bahan yang diperlukan untuk tanggal yang benar. Dan hanya jika pengadaan melakukan pekerjaan yang baik dan selanjutnya memesan informasi logistik masuk, serta dari operasi akan didapatkan jadwal produksi yang menjamin pengiriman produk secara tepat waktu dan efektif sepertiyang telah ditentukan oleh bagian pemasaran sebelumnya. Hasilnya adalah hubungan kerjasama yang baik dan arus informasi antara kegiatan rantai nilai antara pemasaran& penjualan, pengadaan dan produksi.

(12)

Dalam sistem nilai secara keseluruhan, hanya ada nilai tertentu dengan margin keuntungan yang telah tersedia. Ini adalah perbedaan harga akhir yang harus pelanggan bayar dan jumlah semua biaya yang dikeluarkan dengan produksi dan pengiriman produk / layanan (misalnya bahan baku, energi dll.). Hal ini tergantung pada struktur sistem nilai, bagaimana marjin (yang berkaitan dengan keuntungan) ini menyebar di seluruh pemasok, produsen, distributor, pelanggan, dan unsur-unsur lain dari sistem nilai.

Setiap anggota sistem akan menggunakan posisi pasar dan kekuatan negosiasi untuk mendapatkan proporsi yang lebih tinggi dari marjin ini. Namun demikian, anggota dari sistem nilai dapat bekerja sama untuk meningkatkan efisiensi dan mengurangi biaya mereka dalam rangka mencapai total margin yang lebih tinggi untuk kepentingan semua dari mereka.

Sebuah analisis rantai nilai dapat dilakukan dalam langkah-langkah berikut:

 Analisis rantai nilai - biaya terkait dengan setiap kegiatan tunggal.

 Analisis rantai nilai pelanggan - bagaimana produk yang dihasilkan sesuai dengan rantai nilai.

 Identifikasi keuntungan biaya potensial dibandingkan dengan pesaing (kompetitor).

(13)

2.2. CIPTAKAN KEUNGGULAN BISNIS LEWAT RANTAI NILAI ATAU pelanggan. Ini agar bisnis Anda tidak mati terkapar di tengah jalan.

Value Chain Analysis (VCA) bergantung pada prinsip ekonomi dasar yang mengarah pada keuntungan perusahaan yang disajikan oleh sektor-sektor tertentu di sebuah perusahaan dan bisa menghasilkan keuntungan yang besar, dibandingkan dengan pesaing mereka. Secara bersamaan, perusahaan harus bertanya pada diri sendiri di sektor mana mereka dapat memberikan nilai terbaik kepada pelanggan mereka. ditingkatkan.Yang tak kalah penting, hasil akhirnya adalah pelanggan mendapatkan banyak keuntungan dari produk yang mereka beli karena mendapatkan biaya yang murah.Dan ini berdampak meningkatkan bottom line perusahaan dalam jangka panjang.

2.3. Apa itu Value Chain?

(14)

dalam sebuah perusahaan yang dilakukan untuk mendesain, memproduksi, memasarkan, mengirimkan, dan mendukung keberadaan produk terangkum dalam sebuah analisa rantai nilai.

Jadi, VCA bisa dikatakan sebagai pisau analisa yang bisa digunakan untuk membedah sebuah proses bisnis. Dengan value chain, perusahaan bisa melakukan identifikasi mengenai proses kunci apa yang penting, dan proses mana yang sekadar pendukung.

Untuk memahami bagaimana untuk melakukan analisis rantai nilai, bisnis harus terlebih dahulu tahu apa rantai nilainya. Sebuah rantai nilai adalah berbagai kegiatan – termasuk desain, produksi, pemasaran dan distribusi – usaha melalui untuk membawa produk atau layanan dari konsepsi untuk pengiriman. Bagi perusahaan yang memproduksi barang, rantai nilai dimulai dengan bahan baku yang digunakan untuk membuat produk mereka, dan terdiri dari segala sesuatu yang ditambahkan ke dalamnya sebelum dijual ke konsumen.

2.4. Value Chain Versi Porter

Michael E. Proter dari Harvard Business School merupakan orang pertama yang memperkenalkan konsep value chain.Ia mulai membahas konsep rantai nilai dalam bukunya “Competitive Advantage: Creating and Sustaining Superior Performance” yang diluncurkan tahun 1985 lalu. Porter, juga mengembangkan Five Forces Model yang banyak digunakan oleh perusahaan untuk mengetahui seberapa baik mereka dapat bersaing di pasar saat ini.

(15)

berasal dari banyaknya kegiatan yang berbeda yang dilakukan di suatu perusahaan dalam merancang, memproduksi, pemasaran, mengirimkan, dan mendukung suatu produk.Masing-masing kegiatan ini dapat memberikan kontribusi dengan posisi biaya masing-masing di perusahaan dan menciptakan dasar untuk diferensiasi,” papar Porter.

Berdasarkan LearnMarketing, kalimat Porter menunjukkan bahwa kegiatan dalam sebuah organisasi juga memasukkan unsur nilai pada layanan dan produk yang dihasilkan perusahaan. Artinya semua kegiatan ini harus dijalankan pada tingkat optimal jika organisasi ingin mendapatkan keuntungan kompetitif yang nyata.Jika mereka berjalan secara efisien, nilai yang diperolehpun harus melebihi biaya yang dikeluarkan.Misalnya, pelanggan selalu kembali ke perusahaan dan bertransaksi secara bebas dan sukarela.

Dengan VCA, perusahaan dapat melakukan semacam business reengineering. Ini untuk membuat sebuah operasi bisnis menjadi lebih efisien dan mampu memberikan value added yang optimal.

2.5. Manajemen Rantai Nilai

Value Chain menjadi sebuah blue print atau benang merah suatu bisnis. Ada enam fungsi bisnis dari pembuatan rantai nilai, yaitu:

 Penelitian dan pengembangan

 Desain Produk.

 Layanan atau proses Produksi

(16)

 Distribusi

 Layanan Pelanggan.

Dalam bukunya, Porter mengatakan kegiatan bisnis bisa dibagi menjadi dua kategori yaitu kegiatan utama dan kegiatan pendukung. Kegiatan utama (primary activities) meliputi:

1. Logistik Masuk (Inbound Logistics), adalah aktivitas atau kegiatan yang dihubungkan dengan penerimaan, penyimpanan dan penyebaran input/bahan baku, seperti penanganan bahan baku, pergudangan, kontrol inventory, jadwal kendaraan dan pengembalian kepada supplier.

2. Operasional (Operations), adalah kegiatan yang dihubungkan dengan mengubah input atau bahan baku menjadi bentuk produk akhir, seperti permesinan, pengemasan, perakitan, perawatan perlengkapan, testing, pencetakan dan yang lainnya yang berkaitan dengan prose operasi atau produksi.

3. Logistik Keluar (Outbound Logistics), adalah kegiatan yang diasosiasikan dengan pengumpulan, penyimpanan dan distribusi produk ke pembeli, seperti pergudangan produk jadi, penanganan material, operasi pengiriman, proses pemesanan dan penjadwalan.

(17)

5. Pelayanan (Service), adalah kegiatan yang diasosiasikan dengan penyediaan layanan untuk meningkatkan dan mempertahankan nilai produk, seperi instalasi, perbaikan, pelatihan dan penambahan produk.

Sedangkan kegiatan pendukung (support activities) secara umum, terbagi dalam 4 kategori kegiatan, yaitu:

1. Procurementatau pengadaan, berkaitan dengan bagaimana bahan baku untuk produk yang diperoleh. Ini mengacu pada fungsi pembelian seperti pembelian bahan mentah, persedian dan jenis jenis barang lainnya yang dapat dijadikan aset seperti mesin-mesin, perlengkapan laboratorium, kantor dan bangunan.

2. Technology Development atau pengembangan teknologi, terdiri dari berbagai kegiatan yang dapat dikelompokkan ke dalam usaha untuk meningkatkan produk dan proses. Pengembangan teknologi sangat penting untuk keunggulan kompetitif dalam semua industri.

3. Human Resource Management, pengelolaan sumberdaya manusia meliputi kegiatan rekrutmen, pelatihan, pengembangan SDM. Hal ini berkaitan dengan kegiatan dalam mempekerjakan dan mempertahankan karyawan yang tepat untuk membantu desain, membangun dan memasarkan produk.

(18)

Dalam setiap kategori kegiatan/aktivitas, baik itu yang utama maupun yang pendukung, ada tiga jenis kegiatan yang memiliki peran berbeda dalam kegiatan tersebut, yaitu:

Langsung (direct), aktivitas yang melibatkan langsung dalam pembuatan nilai kepada pembeli, seperti perakitan, iklan, desain produk, rekrutmen dan lain sebagainya.

Tidak langsung (indirect), aktivitas yang memungkinkan untuk melakukan kegiatan langsung secara berkelanjutan, seperti perawatan, penjadwalan, administrasi penelitian dan lain sebagainya.

Jaminan kualitas (Quality Assurance), adalah aktivitas yang menjamin kualitas dari aktivitas lain seperti, monitoring, inpeksi, testing, pemeriksaan dan lain sebagainya.

Proses mengatur semua kegiatan ini sehingga mereka dapat dianalisis dengan baik disebut manajemen rantai nilai. Tujuan dari manajemen rantai nilai adalah untuk memastikan bahwa orang-orang yang bertanggung jawab atas setiap tahap dari rantai nilai berkomunikasi dengan satu sama lain, untuk membantu memastikan produk semakin di tangan pelanggan sebagai mulus dan secepat mungkin.

2.6. Tujuan dan Hasil

(19)

procurement bahan baku, quality assurance, proses produksi, marketing & sales, dan servis. Sedangkan pada bisnis jasa consulting, rantai proses yang paling memberikan value adalah materi/modul, fasilitator, dan sales. Dalam organisasi yang Anda tekuni sekarang, proses value chain analysis itu perlu dijalankan agar diketahui pada area apa saja terdapat proses yang paling memberikan valued added bagi kinerja organisasi.

Tahapan selanjutnya dalam area yang teridentifikasi sebagai high value added areas, semua sumber daya untuk menopang proses tersebut harus dioptimalkan. Mulai dari sumber daya peralatannya, teknologi, sistem operasi, hingga SDM yang menjalaninya.Sayangnya, banyak organisasi yang luput melakukan hal yang sangat elementer (namun fundamental) tersebut.Banyak perusahaan dan organisasi yang gagal melacak key value chain dalam dirinya, dan kemudian gagal juga dalam mengalokasikan sumber daya secara cerdas.

(20)

BAB III

EVEN PADA PROSES BISNIS

3.1. Apa itu Event?

Event adalah “media komunikasi”. Merupakan “jembatan” untuk menyampaikan suatu maksud / tujuan dari principal (client) kepada target, Rangkaian kegiatan yang memberikan pegalaman secara “live”, langsung dan nyata.

Event Organizer

 EO adalah Translator & Eksekutor

(21)

 Melaksanakan konsep menjadi sebuah pengalaman kegiatan yang langsung dan nyata

Tujuan Event

Pihak berkepentingan thd suatu event

1. Principal : pemilik, pemodal, client, sponsor

 Marketing :“sesuatu untuk dijual”

 image / pencitraan / kesan

2. Pelaksana event (organizer/panitia)

 Profit

 Non Profit

Jangkauan Event

Event hanya menjangkau secara “Terbatas”

1. Kelompok yang disasar

2. Kapasitas/quota TAPI BISA MEMBERI DAMPAK YANG TAK TERBATAS

3.2. Faktor Pendukung

(22)

1. Ada Situasi (Moment)

suatu kondisi yang melatarbelakangi ataupun momentum yang tepat. 2. Ada Tujuan

Jawaban dari latarbelakang yang bisa berdampak pada pencapaian pencitraan / image yang diinginkan

3. Ada Sumber Daya

Sumber penopang penyelenggaraan event : SDM, anggaran, peralatan, dll

4. Kemauan & kemampuan

Sikap mental dan semangat yang harus dimiliki

Event Kreatif

Agar sebuah event selalu diingat dan meninggalkan citra yang positif, salah satu strategi yg dilakukan adalah membuat event secara kreatif. Kreatifitas bisa dibuat dengan 2 kata kunci : UNIK dan BERBEDA

Project Brief

EO Memulai sebuah simulasi perencanaan event biasanya diawali dengan proses “brainstorming” yang hasilnya dituangkan ke dalam sebuah concept/project brief. Project brief menjadi pondasi, dasar, acuan proses penyelenggaraan sebuah event.

Menyusun Latar Belakang & Tujuan

1. Tentukan 2 – 5 situasi, fenomena dan atau momentum yang terjadi saat itu dan melatarbelakangi rencana event

(23)

Contoh :

3.3. Latar Belakang :

1. Banyaknya siswa yang tidak masuk sekolah karena ditengarahi terkena penyakit demam berdarah

2. Prestasi nilai rata2 sekolah dalam ujian mendatang dikhawatirkan turun akibat banyaknya siswa tidak mengikuti pelajaran/ujian

Tujuan :

1. Membuat kegiatan aksi peduli dan penangkalan bahaya Demam Berdarah di lingkungan sekitar Sekolah

2. Menyelenggarakan program tryout dan apresiasi internal sekolah terhadap prestasi nilai belajar.

3.4 Ide & Tema Kreatif

Kreatifitas nilainya sangat relatif. Dari tujuan yg ada team ini EO/Panitia inti melanjutkan brainstorming ke ide event dengan memasukkan unsur :

1. “Berbeda” atau “Tidak Biasanya”

2. Memasukkan unsur “Keunikan”

(24)

Biasanya :

1. Penyuluhan dari Dinkes / puskesmas

2. Bersifat satu arah

Tidak Biasa :

1. Lomba teater antar kelas dengan tema “Keluarga sehat anti demam berdarah”

2. Lomba Poster anti demam berdarah

Keunikan :

1. Bersifat menghibur

2. Melibatkan partisipasi aktif siswa

3. Ada hadiahnya

3.4. Deskripsi & Detail Program

Setelah ditentukan jenis eventnya, langkah selanjutnya adalah membuat deskripsi dan detail program komponen deskripsi & detail program/event:

Event Description

1. Nama Program / event

(25)

3. Lokasi

4. Deskripsi kegiatan :Penjelasan umum kegiatan

Creative Packaging

5. Content Event : penjelasan masing-masing rangkaian kegiatan

6. Outlooks & Branding Concept : rencana desain penampakan, layout, dan material pendukung, penataan material promosi sponsor

7. Promo & Sosialisasi : rencana promosi ke pihak internal dan eksternal

Funding & Sponsorship

8. Rencana Partner/mitra

9. Rencana Biaya

10. Rencana Pendanaan/sponsorship

(26)

Jangan pusing dulu melihat infografis diatas :).Anda tidak perlu menghafalkan semua notasi tersebut, tetapi yang perlu anda perhatikan adalah pola dari masing-masing notasi itu.Jika anda sudah memahami polanya, maka pasti anda dapat menguasai semuanya. Untuk memahami pola notasi sebuah events, perhatikan gambar berikut ini:

(27)

 Garis lingkaran terluar dari notasi, bisa terputus atau garis menyambung. Jika terputus, maka artinya notasi ini tidak menginterupsi sebuah aktivitas, sebaliknya jika garis menyambung, maka notasi ini akan menginterupsi sebuah aktivitas

 Garis lingkaran bagian dalam dari notasi menunjukkan lokasi dari sebuah event. Jika tidak ada garis lingkaran dalam (alias lingkaran hanya satu, tapi tipis) maka artinya notasi tersebut adalah start event. Jika tidak ada garis dalam (lingkaran hanya satu dan tebal) maka artinya notasi tersebut adalah end event. Namun jika ada lingkaran dalam (lingkaran ada 2) maka artinya notasi tersebut adalah intermediate event.

 Internal markers, adalah gambar di dalam lingkaran, menunjukkan jenis event dari notasi tersebut, apakah message, timer, error, cancel dan lain-lain.

(28)

3.5. INTERMEDIATE EVENTS

Salah satu tantangan dalam membuat proses bisnis yang baik adalah adanya banyak skenario yang harus diantisipasi atau difasilitasi. Biasanya skenario itu digunakan untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan seperti bagaimana jika data pemohon tidak lengkap, bagaimana jika terjadi error, bagaimana jika waktu proses terlalu lama, bagaimana jika saldo pelanggan tidak cukup, dan masih banyak pertanyaan lainnya. Maka disinilah BPMN menunjukkan kelebihannya dibandingkan notasi yang lain. BPMN menyediakan skenario yang lebih untuk berbagai kemungkinan proses bisnis yang terjadi, salah satunya dengan menggunakan Intermediate Events. Dengan menggunakan Intermediate Events, kita bisa mengantisipasi beragam skenario yang mungkin terjadi di tengah-tengah proses bisnis yang sedang berjalan.Diantara intermediate events yang sering digunakan adalah sebagai berikut:

(29)

Message Intermediate Event: Digunakan untuk merespon jika ada pesan masuk atau mengirim pesan keluar

Timer Intermediate Event: Digunakan untuk menunjukkan adanya delay dalam proses, atau menjalankan aktivitas dalam rentang waktu tertentu.

Error Intermediate Event: Digunakan untuk melempar atau menerima sebuah error pada proses bisnis.

Cancel Intermediate Event: Digunakan untuk membatalkan transaksi pada sebuah sub-proses.

Compensation Intermediate Event: Digunakan untuk menginisiasi atau menghandle kompensasi pada sebuah proses. Kompensasi dapat diartikan sebagai suatu alternatif proses yang dijalankan ketika terjadi suatu kegagalan proses tanpa harus memunculkan error.

Rule Intermediate Event: Digunakan hanya untuk menghandle Exception, dan akan dijalankan ketika suatu rule (aturan) terbukti bernilai True.

Link Intermediate Event: Menghubungkan dengan Link Event yang lain agar memungkinkan suatu proses melompat ke proses lainnya. Dalam pemrograman hal semacam ini sama dengan GO TO statement

Multiple Intermediate Event: Event yang bisa di-trigger dengan lebih dari satu cara.

(30)

Timer Start Event

Misalnya, dalam sebuah sistem diperlukan aktivitas untuk membackup database, yang dilakukan pada setiap akhir minggu untuk membackup seluruh transaksi yang terjadi selama seminggu yang lalu.Maka, notasi untuk aktivitas tersebut adalah sebagai berikut.

Dalam notasi tersebut, kita menggunakan Timer Start Event.TImer Start Event digunakan jika kita ingin melakukan aktivitas pada waktu atau tanggal tertentu atau jika aktivitas tersebut memiliki siklus waktu.Karena aktivitas backup dilakukan menggunakan siklus waktu mingguan, yaitu setiap hari jumat, maka kita menggunakan Timer Start Event seperti contoh diatas. Sehingga setiap hari jumat pukul 00.00 WIB, proses bisnis akan aktif dan melaksanakan aktivitas membackup data.

3.7. Timer Intermediate Event

(31)

Perhatikan gambar diatas, pada aktivitas backup database, terdapat sebuah Boundary Event.Boundary Event adalah sebuah Intermediate Event yang menempel pada Task/Aktivitas.Pada gambar diatas boundary event berjenis Error Intermediate Event dengan garis lingkarang solid (tidak putus2) yang artinya dia bersifat Interrupt, atau menginterupsi aktivitas yang ditumpanginya. Dengan kata lain, jika pada aktivitas muncul error maka Error Intermediate Event akan diaktifkan dan akan melanjutkan proses ke bawah yaitu Message End Event, dimana event ini akan mengirim pesan kesalahan dan proses berhenti.

(32)

1. MANAJEMEN BISNIS

BAB IV

MANAGEMEN BISNIS

4.1. Pengertian Managemen Bisnis

(33)

berhubungan dengan berbagai hal yang terkait dengan pengaturan, perancangan dan pengawasan dari suatu kegiatan termasuk juga bisnis.Istilah manajemen berasal dari kata di bahasa italia yaitu manggiare atau yang memiliki arti mengendalikan. Menurut Marg Parker Foler, manajemen merupakan seni untuk menyelesaikan sesuatu melalui kerja orang lain. Seni ini juga merupakan cara untuk bisa mencapai suatu tujuan tertentu yang dapat memberikan keuntungan bagi keseluruhan organisasi maupun beberapa pihak. Selain itu, manajemen juga diambil dari kata dalam bahasa Inggris yaitu manage yang memiliki arti mengatur atau mengelola.

Bisnis memiliki definisi sebagai satu jenis kegiatan yang bertujuan untuk menjual produk – produk dalam bentuk barang maupun jasa. Dapat disimpulkan bahwa Pengertian Manajemen Bisnis ialah suatu kegiatan mengatur penjualan produk-produk agar dapat memberikan keuntungan sebesar besarnya pada para pelakunya. Manajemen bisnis berguna untuk membantu para pelaku bisnis dalam menjalankan bisnisnya sehingga dapat menghindari adanya resiko mendapatkan kerugian dalam bisnis tersebut.

2. DASAR DASAR MANAGEMEN BISNIS

Untuk mencapai keterampilan manajemen tingkat tertingi diawali dari keterampilan tingkat dasar terlebih dahulu.Secara garis besar pernah dibahas pada tulisan piramida keterampilan manajemen terdahulu.Berikut keterampilan dasar manajemen yang harus dikuasai untuk menuju level piramida berikutnya:

1.Plan

(34)

rencana hanyalah keberuntungan saja, sedangkan keberuntungan porsinya sangat kecil sekali

2. Organiz

Seorang manajer harus mampu mengatur tim, tugas, dan proyek-proyek dalam rangka untuk mendapatkan pekerjaan tim dilakukan dengan cara yang paling efisien dan efektif. Sebagai manajer awal, Anda mungkin mengatur tim kerja kecil atau tim proyek. Keterampilan yang sama ini akan diperlukan nanti dalam karir Anda ketika Anda harus mengatur departemen atau divisi baru perusahaan.Bila Anda

mengorganisasi pekerjaan, yang perlu anda lakukan adalah menentukan peran yang dibutuhkan

 menetapkan tugas dengan peran,

 menentukan sumber daya terbaik (orang atau peralatan) untuk peran,

 memperoleh sumber daya dan mengalokasikan mereka ke peran, dan

 menetapkan sumber daya untuk mendelegasikan tugas dan wewenang dan

(35)

3. Direct/Mengarahkan

Mengarahkan adalah langkah untuk memastikan bahwa rencana sudah dapat dilaksanakan sesuai jalurnya. Selain itu anda juga harus memastikan tim anda mengetahui dengan pasti tujuan bisnis yang akan dijalankan. Dan memastikan semua berperan sesuai fungsinya.;Anda akan lebih efektif memimpin tim menuju tujuan Anda jika Anda memberikan dorongan kepada mereka (memimpin mereka) daripada memberi perintah. Lebih baik Anda memotivasi orang-orang dalam tim Anda dan membantu dan mengilhami mereka terhadap tujuan tim.

4.Kontrol

Pada langkah di atas, Anda telah merencanakan pekerjaan, mengorganisir sumber daya untuk mewujudkannya paling efisien, dan diarahkan tim untuk mulai bekerja. Pada langkah kontrol, Anda memonitor pekerjaan yang sedang dilakukan.Anda membandingkan kemajuan aktual dengan rencana tersebut.Anda memverifikasi bahwa organisasi bekerja seperti yang Anda dirancang itu.

Hal-hal yang perlu anda kontrol antara lain:

 Schedule, memastikan semua kegiatan telah dilaksanakan sesuai dengan jadwal

 Keuangan, memonitor alokasi keuangan, pengeluaran dan pemasukan

(36)

 Menguasai keterampilan dasar manajemen pada level ini membantu anda bisa melaksanakan tugas sesuai dengan rencana yang ditetapkan. (Galeriukm). dikutip dari galeriuk

4.3. Komponen bisnis

Komponen Bisnis

Bisnis mencakup beberapa komponen yang saling terkait dan berhubungan satu dengan yang lain. Komponen komponen dari bisnis antara lain adalah manajemen bisnis, branding, layanan dan produk, relasi dan juga pelanggan. Manajemen bisnis merupakan komponen yang utama dalam sebuah bisnis agar bisa berhasil.Manajemen memiliki tujuan untuk membuat rencana, mengelola dan menjalankan suatu bisnis.Komponen lain dari bisnis adalah branding. Branding atau pembuatan merek adalah suatu komponen yang penting untuk memberikan citra pada bisnis yang nantinya akan mendukung dalam pencapaian untuk keberhasilan bisnis. Ketika pembuatan merek dilakukan dengan tepat, maka akan lebih banyak potensi konsumen yang tertarik pada barang tersebut.

(37)

emosional pada masyarakat, yaitu merek dapat memberikan kesan dan sudut pandang yang berbeda mengenai suatu barang dan produsen. Layanan dan produk juga termasuk dalam cakupan manajemen bisnis.Layanan dan produk adalah komponen komponen dalam bisnis yang ditawarkan ke konsumen dan pasar.Komponen bisnis selanjutnya adalah partner, yaitu pihak pihak yang terkait dalam pelaksanaan bisnis dan berperan dalam usaha pencapaian tujuan kesuksesan dalam bisnis.

4.4. Perencanaan manajemen bisnis

(38)

karena tanpa perencanaan berjalan. Rencana dapat berupa rencana informal atau secara formal.Rencana informal adalah rencana yang tidak tertulis dan bukan merupakan tujuan bersama anggota suatu

organisasi.Sedangkan rencana formal adalah rencana tertulis yang harus dilaksanakan suatu organisasi dalam jangka waktu tertentu.Rencana formal adalah merupakan bersama anggota korporasi, artinya setiap anggota harus mengetahui dan menjalankan rencana itu. Rencana formal dibuat untuk mengurangi ami guitar dan menciptakan kesepahaman tentang apa yang harus dilakukan.

Dalam sebuah perencanaan terdapat unsur-unsur perencanaan.Perencanaan yang baik harus dapat menjawab enam pertanyaan yang disebut sebagai unsurunsur perencanaan. Unsur pertama adalah tindakan apa yang harus dikerjakan, kedua ada sebabnya rindakan tersebut harus dilakukan, ketiga dimana tindakan tersebut dilakukan, keempat kapa tindakan tersebut dilakukan, kelima siapa yang akan melakukan tindakan tersebut, dan yang terakhir bagaimana cara melaksanakan tindakan tersebut. Dalam sebuah perencanaan juga perlu memperhatikan sifat rencana yang baik. Sifat rencana yang baik yakni :

 Pemakaian kata-kata yang sederhana dan jelas dalam arti mudah dipahami oleh yang menerima sehingga penafsiran ang berbeda-berbeda dapat ditiadakan.

 Fleksibel, suatu rencana harus dapat menyesuaikan dengan keadaan yang seebenarnya bila ada perubahan maka tidak semua rencana dirubah dimungkinkan diadakan peneysuaian-penyesuaian saja. Sifatnya tidak kaku harus begini dan begitu walaupun keadaan lain dari yang direncanakan.

(39)

 Ada dalam perimbangan berarti bahwa pemberian waktu dan faktor-faktor produksi kepada siapa tujuan organisasi seimbang dengan kebutuhan.

 Meliputi seluruh tindakan yang dibutuhkan, jadi meliputi fungsi-fungsi yang ada dalam organisasi.

Untuk bisa mencapai kesuksesan bisnis yang tepat, maka diperlukan manajemen bisnis yang terencana dengan matang sehingga mampu mengarahkan bisnis menuju arah yang tepat dan mengantisipasi adanya kerugian yang mungkin dihadapi oleh suatu bisnis.Memulai perencanaan manajemen bisnis bukan hanya terletak pada modal. Banyak atau sedikitnya modal tidak menjamin suatu bisnis akan bisa sukses dengan tepat. namun dengan manajemen yang tepat, maka akan diperoleh pelaksanaan bisnis yang efisien dalam menggunakan modal yang tersedia. Untuk mencapai perencanaan manajemen bisnis yang efisien, maka perlu dilakukan perhitungan yang cermat mengenai modal yang ada dengan disesuaikan pada kegiatan operasional dari pabrik atau perusahaan hingga beberapa waktu yang ada di masa depan. Membuat anggaran jangka panjang yang tepat akan sangat tepat dalam membantu perusahaan agar bisa mencapai kesuksesan.

Menurut T. Hani Handoko (1999) kegiatan perencanaan pada dasarnya melalui empat tahap sebagai berikut :

Menetapkan tujuan atau serangkaian tujuan

Merumuskan keadaan saat ini

(40)

Mengembangkan rencana / serangkaian kegiatan untuk pencapaian tujuan.

Beberapa Manfaat Berencanaan Membantu manajemen untuk menyesuaikan diri dengan perubahanperubahan lingkungan

1. Memungkinkan manajer memahami keseluruhan gambaran operasi lebih jelas

2. Membantu penempatan tanggung jawab lebih tepat

3. Memberikan cara pemberian perintah untuk beroperasi

4. Memudahkan dalam melakukan koordinasi di antara berbagai bagian organisasi

5. Membuat tujuan lebih khusus, terperinci dan lebih mudah dipahami

6. Meminimumkan pekerjaan yang tidak pasti

7. Menghemat waktu, usaha, dan dana

Beberapa kelemahan perencanaan adalah :

1. Pekerjaan yang tercakup dalam perencanaan mungkin berlebihan pada kontribusi nyata

(41)

3. Perencanaan mungkin terlalu membatasi manajemen untuk berinisiatif dan berinovasi

4. Kadang-kadang hasil yang paling baik didapatkan oleh penanganan setiap masalah pada saat masalah tersebut terjadi

5. Ada beberapa rencana yang diikuti caracara yang tidak konsisten

Hambatandalam Penetapan dan Tujuan dan Perencanan

1. Tujuan yang Tidak Tepat

Tujuan yang tidak tepat mempunyai banyak bentuk.Membayar deviden yang besar kepada pemegang saham mungkin tidak jika dananya didapatkan dengan mengorbankan penelitian dan pengembangan tujuan mungkin juga tidak tepat jika tujuan tersebut tidak dapat dicapai. Jika Kmart menetapkan tujuan untuk memperoleh lebih bayak pendapatan dibanding Wal-Mart tahun depan, karyawan perusahaan mungkin. Tujuan juga tidak tepat jika tujuan itu menepatkan terlalu banyak penekanan pada ukuran kuantitatif maupun kalitatif dari keberhasilan.

2. Sistem Penghargaan yang Tidak Tepat

Dalam beberapa lingkungan, sistem penghargaan yang tidak tepat merupakan hambatan dalam penetapan tujuan dan perencanaan

(42)

Sifat dari suatu lingkungan organisasi juga merupakan hambatan bagi penetapan tujuan dan perencanaan yang efektif. Perubahan yang cepat, inovasi teknologi, dan persaingan yang ketat juga dapat meningkatkan kesulitan bagi suatu organisasi untuk secara akurat mengukur kesempatan dan ancaman di masa mendatang

4. Keengganan untuk Menetapkan Tujuan

Hambatan lain terhadap perencanaan yang efektif adalah tujuan bagi mereka sendiri dan untuk unit-unit yang merupakan tanggung jawab mereka. Alasan untuk ini mungkin adalah kurangnya rasa percaya diri atau takut akan kegagalan. Jika seorang manajer menetapkan suatu tujuan spesifik, ringkas, dan berhubungan dengan waktu, maka apakah ia mencapai atau tidak mencapai tujuan tersebut akan tampak nyata. Manajer yang secara sadar atau tidak sadar berusaha untuk menghindari tingkat tanggung jawab ini lebih mungkin untuk menghindari usaha perencanaan organisasi.Pfizer, suatu perusahaan farmasi besar, mengalami masalah karena manajernya tidak menetapkan tujuan untuk penelitian dan pengembangan. Sebagai akibatnya, organisasi tersebut jauh tertinggal di belakang karena manajer tidak memiliki cara untuk mengetahui seberapa efektif usaha penelitian dan pengembangan mereka sebenarnya.

5. Penolakan terhadap Perubahan

(43)

menjadi $1,1 miliar dalam waktu delapan tahun. Pada akhirnya, manajer terpaksa menyelesaikan masalah dan memotong deviden.

6. Keterbatasan

Keterbatasan (constraints) yang membatasi apa yang dapat dilakukan organisasi merupakan hambatan utama yang lain.

(44)

PROSES INFORMASI DAN COTOH

KASUS

5.1. Pemprosesan Informasi Dalam Belajar.

Teori belajar pemrosesan informasi/sibernetik merupakan teori belajar yang relatif baru dibandingkan teori-teori belajar lainnya.Menurut teori sibernetik, "belajar" adalah pemrosesan informasi.Teori ini lebih mementingkan sistem informasi dari pesan atau materi yang dipelajari. Bagaimana proses belajar berlangsung, sangat ditentukan oleh sistem informasi dari pesan tersebut. Oleh sebab itu, teori sibernetik berasumsi bahwa tidak ada satu jenispun cara belajar yang ideal untuk segala situasi. Sebab cara belajar sangat ditentukan oleh sistem informasi.

Asumsi teori belajar sibernetik (Lusiana, 1992):

1. Antara stimulus dan respon terdapat suatu seri tahapan pemrosesan informasi di mana pada masing-masing tahapan dibutuhkan sejumlah waktu tertentu.

2. Stimulus yang diproses melalui tahapan-tahapan tadi akan mengalami perubahan bentuk atau pun isinya.

3. Salah satu dari tahapan mempunyai kapasitas terbatas.

(45)

1. Sensory Receptor(SR)

Sensory Receptor (SR) merupakan sel tempat pertama kali informasi diterima dari luar.Di dalam SR informasi ditangkap dalam bentuk aslinya, bertahan dalam waktu sangat singkat, dan informasi tadi mudah terganggu atau berganti.

2. Working Memory (WM)

Working Memory (WM) diasumsikan mampu menangkap informasi yang diberi perhatian oleh individu.Karakteristik WM adalah memiliki kapasitas terbatas (informasi hanya mampu bertahan kurang lebih 15 detik tanpa pengulangan) dan informasi dapat disandi dalam bentuk yang berbeda dari stimulus aslinya.Artinya agar informasi dapat bertahan dalam WM, upayakan jumlah informasi tidak melebihi kapasitas disamping melakukan pengulangan.

3. Long Term Memory (LTM)

Long Term Memory (LTM) diasumsikan:

a. berisi semua pengetahuan yan telah dimiliki individu, b. mempunyai kapasitas tidak terbatas,

c. sekali informasi disimpan di dalam LTM ia tidak akan pernah terhapus atau hilang.

Adapun implikasi teori pemrosesan informasi terhadap kegiatan pembelajaran adlah sebagai berikut:

(46)

2. Secara keseluruhan stimulasi yang diberikan kepada pembelajar selama pembelajaran berfungsi mensupport yang terjadi pada pembelajaran.

5.2. Konsep Sensasi,Atensi,Persepsi,dan Memori

A. Konsep Sensasi

Sensasi merupakan tahap pertama stimulus mengenai indera.Sensasi merupakan pengalaman elementer yang tidak memerlukan penguraian verbal. Sensasi adalah proses manusia dalam dalam menerima informasi sensoris [energi fisik dari lingkungan] melalui penginderaan dan menerjemahkan informasi tersebut menjadi sinyal-sinyal “neural” yang bermakna. Fungsi alat indera dalam menerima informasi sangat penting, melalui alat indera, manusia dapat memahami kualitas fisik lingkungannya, memperoleh pengetahuan dan kemampuan untuk berinteraksi dengan dunianya.Ketajaman sensasi dipengaruhi oleh faktor personal, perbedaan sensasi dapat disebabkan perbedaan pengalaman atau lingkungan budaya disamping kapasitas alat indera yang berbeda.

B. Konsep Perhatian (Attention)

Perhatian adalah proses mental ketika stimuli atau rangkaian stimuli menjadi menonjol dalam kesdaran pada saat stimuli lainnya melemah (Kenneth E. Andersen). Faktor eksternal yang mempengaruhi perhatian dimana hal ini ditentukan oleh faktor-faktor situasional personal. Faktor situasional terkadang disebut sebagai determinan perharian yang bersifat eksternal atau penarik perhatian (attention getter) dan sifat-sifat yang menonjol, seperti :

(47)

 Intensitas Stimuli (Stimulus Intensity), kita akan memerharikan stimuli yang menonjol dari stimuli yang lain

 Kebaruan (Novelty), hal-hal yang baru dan luar biasa, yang beda, akan menarik perhatian.

 Perulangan (Repeatation), hal-hal yang disajikan berkali-kali bila deisertai sedikit variasi akan menarik perhatian.

C. Konsep Persepsi

Sensasi adalah bagian dari persepsi.Persepsi adalah pengalaman tentang objek, peristiwa atau hubungan yang diperoleh dengan menyimpulkan informasi & menafsirkan pesan.Persepsi memberikan makna pada stimuli inderawi (sensory stimuli). Menafsirkan makna informasi inderawi tidak hanya melibatkan sensasi, persepsi tetapi juga atensi, ekspektasi, motivasi dan memori ( Desiderato, 1976).

Contoh : Anda melihat kawan anda melihat etalase di toko. Anda menyergapnya dari belakang, “udah lupa sama aku ya..”, orang tersebut memablik dan anda terkejut ternyata ia bukan kawan anda tetapi orang yang tidak anda kenal.

D. Konsep Memori

Dalam komunikasi intrapersonal, memori memegang peranan penting dalm memperngaruhi persepsi maupun berpikir. Memori adalah system yang sangat berstruktur yang menyebabkan organisme sanggup merekam fakta tentang dunia dan menggunakan pengetahuannya untuk membimbing perilakunya ( Schlessinger dan Groves, 1976). Setiap stimuli menenai indera kita, setiap saat pula stimuli itu direkam secara sadar atau tidak sadar.

(48)

a. Perekaman (encoding) adalah pencatatan informasi melalui reseptor indera dan sirkit syaraf internal.

b. Penyimpanan (strorage) adalah menentukan berapa lama informasi itu berada beserta kita, dalam bentuk apa dan dimana, penyimpanan bisa aktif atau pasif. Secara aktif bila kita menambahkan informasi tambahan, kita mengisi informasi yang tidak lengkap dengan kesimpulan kita sendiri (inilah desas-desus menyebar lebih banyak dari volume asal). Secara pasif terjadi tanpa penambahan.

c. Pemanggilan (retrieval), dalam bahasa sehari-hari, mengingat lagi adalah menggunakan informasi yang disimpan.

5.3. Faktor yang mempengaruhi pemprosesan informasi dalam belajar yaitu: 1) Faktor internal (psikologis dan fisiologis) dan eksternal

Factor internal adalah factor-faktor yang berasal dari dalam diri individu dan dapat memengaruhi hasil belajar individu.Factor-faktor internal ini meliputi factor fisiologis dan factor psikologiss.

a) Factor fisiologis

Factor-faktor fisiologis adalah factor-factor yang berhubungan dengan kondisi fisik individu.Factor-factor ini dibedakan menjadi dua macam.

Pertama, keadaan tonus jasmani. Keadaan tonus jasmani pada umumnya sangat memengaruhi aktivitas belajar seseorang .kondisi fisik yang sehat dan bugar akan memberikan pengaruh positif terhadap kegiatan belajar individu. Sebaliknya, kondisi fisik yang lemah atau sakit akan menghambat tercapainya hasil belajar yang maksimal. Oleh karena itu keadaan tonus jasmani sangat memengaruhi proses belajar , maka perlu ada usaha untuk menjaga kesehatan jasmani.

Cara untuk menjaga kesehatan jasmani antara lain adalah :

(49)

nutrisi akan mengakibatkan tubuh cepat lelah, lesu , dan mengantuk, sehingga tidak ada gairah untuk belajar,

 rajin berolah raga agar tubuh selalu bugar dan sehat;

 istirahat yang cukup dan sehat.

Kedua, keadaan fungsi jasmani/fisiologis. Selama proses belajar berlangsung, peran fungsi fisiologis pada tubuh manusia sangat memengaruhi hasil belajar, terutama panca indra. Panca indra yang berfunsi dengan baik akan mempermudah aktivitas belajar dengan baik pula .dalam proses belajar , merupakan pintu masuk bagi segala informasi yang diterima dan ditangkap oleh manusia. Sehinga manusia dapat menangkap dunia luar. Panca indra yang memiliki peran besar dalam aktivitas belajar adalah mata dan telinga. Oleh lkarena itu, baik guru maupun siswwa perlu menjaga panca indra dengan baik, baik secara preventif maupun secara yang bersifat kuratif. Dengan menyediakan sarana belajar yang memenuhi persyaratan, memeriksakan kesehatan fungsi mata dan telinga secara periodic, mengonsumsi makanan yang bergizi , dan lain sebagainya.

b. Factor psikologis

Factor –faktor psikologis adalah keadaan psikologis seseorang yang dapat memengaruhi proses belajar. Beberapa factor psikologis yang utama memngaruhi proses belajar adalah kecerdasan siswa, motifasi , minat, sikap dan bakat.

 kecerdasan /intelegensia siswa

(50)

Kecerdasan merupakan factor psikologis yang paling penting dalam proses belajar siswa, karena itu menentukan kualitas belajar siswa. Semakin tinggi iteligensi seorang individu, semakin besar peluang individu tersebut meraih sukses dalam belajar.Sebaliknya, semakin rendah tingkat intelegensi individu, semakin sulit individu itu mencapai kesuksesan belajar. Oleh karena itu, perlu bimbingan belajar dari orang lain, seperti guru, orang tua, dan lain sebagainya. Sebagai factor psikologis yang penting dalam mencapai kesuksesan belajar, maka pengetahuan dan pemahaman tentang kecerdasan perlu dimiliki oleh setiap calon guru professional, sehingga mereka dapat memahami tingakat kecerdasannya.

Para ahli membagi tingkatan IQ bermacam-macam, salah satunya adalah penggolongan tingkat IQ berdasarkan tes Stanford-Biner yang telah direvisi oleh Terman dan Merill sebagai berikut ((Fudyartanto 2002)

Distribusi Kecerdasan IQ menurut Stanford Revision

Tingkat kecerdasan (IQ) Klasifikasi

140 – 169 Amat superior

120 – 139 Superior

110 – 119 Rata-rata tinggi

90 – 109 Rata-rata

80 – 89 Rata-rata rendah

0 – 79 Batas lemah mental

20 — 69 Lemah mental

(51)

a. Kelompok kecerdasan amat superior (very superior) merentang antara IQ 140—IQ 169;

b. Kelompok kecerdasan superior merenytang anatara IQ 120— IQ 139;

c. Kelompok rata-rata tinggi (high average) menrentang anatara IQ 110—IQ 119;

d. Kelompok rata-rata (average) merentang antara IQ 90—IQ 109;

e. Kelompok rata-rata rendah (low average) merentang antara IQ 80—IQ 89;

f. Kelompok batas lemah mental (borderline defective) berada pada IQ 70—IQ 79;

g. Kelompok kecerdasan lemah mental (mentally defective) berada pada IQ 20—IQ 69, yang termasuk dalam kecerdasan tingkat ini antara lain debil, imbisil, idiot.

Pemahaman tentang tingkat kecerdasan individu dapat diperoleh oleh orang tua dan guru atau pihak-pihak yang berkepentingan melalui konsultasi dengan psikolog atau psikiater.Sehingga dapat diketahui anak didik berada pada tingkat kecerdasan yang mana, amat superior, superior, rata-rata, atau mungkin malah lemah mental.Informasi tentang taraf kecerdasan seseorang merupakan hal yang sangat berharga untuk memprediksi kamampuan belajar seseorang. Pemahaman terhadap tingkat kecerdasan peserta didik akan membantu megarahkan dan merencanakan bantuan yang akan diberikan kepada siswa.

 Motivasi

(52)

Dari sudut sumbernya motivasi dibagi menjadi dua, yaitu motivasi intrinsic dan motivasi ekstrinsik.Motaivasi intrinsic adalah semua factor yang berasal dari dalam diri individu dan memberikan dorongan untuk melakukan sesuatu. Seperti seorang siswa yang gemar membaca, maka ia tidak perlu disuruh-suruh untuk membaca, karena membaca tidak hanya menjadi aktifitas kesenangannya, tapi bisa jadi juga telah mejadi kebutuhannya. Dalam proses belajar, motivasi intrinsic memiliki pengaruh yang efektif, karena motivasi intrinsic relaatif lebih lama dan tidak tergantung pada motivasi dari luar(ekstrinsik).

Menurut Arden N. Frandsen (Hayinah, 1992), yang termasuk dalam motivasi intrinsic untuk belajar anatara lain adalah:

a. Dorongan ingin tahu dan ingin menyelisiki dunia yang lebih luas; b. Adanya sifat positif dan kreatif yang ada pada manusia dan

keinginan untuk maju;

c. Adanaya keinginan untuk mencapai prestasi sehingga mendapat dukungan dari orang-orang penting, misalkan orang tua, saudara, guru, atau teman-teman, dan lain sebaginya.

d. Adanya kebutuhan untuk menguasai ilmu atau pengetahuan yang berguna bagi dirinya, dan lain-lain.

Motivasi ekstrinsik adalah factor yang dating dari luar diri individu tetapi memberi pengaruh terhadap kemauan untauk belajar.Seperti pujian, peraturan, tata tertib, teladan guru, orangtua, danlain sebagainya. Kurangnya respons dari lingkungansecara positif akan memengaruhi semangat belajar seseorang menjadi lemah.

 Minat

Secara sederhana,minaat (interest) nerrti kecemnderungan dan kegairahan yang tinggi atau keinginan yang besar terhadap sesuatu. Menurut Reber (Syah, 2003) minat bukanlah istilah yang popular dalam psikologi disebabkan ketergantungannya terhadap berbagai factor internal lainnya, seperti pemusatan perhatian, keingintahuan, moativasi, dan kebutuhan.

(53)

belajar, ia akan tidak bersemangat atau bahkan tidak mau belajar. Oleh karena itu, dalam konteks belajar di kelas, seorang guru atau pendidik lainnya perlu membangkitkan minat siswa agar tertarik terhadap materi pelajaran yang akan dihadapainya atau dipelajaranya.

Untuk membagkitkan minat belajar tersebut, banyak cara yang bisa digunakan. Anatara lain, pertama, dengan mebuat materi yang akan dipelajarai semenarik mingkin dan tidak membosankan, baik dari bentuk buku materi, desai pembelajaran yang membebaskan siswa mengeksplor apa yang dipelajari, melibatkan seluruh domain belajar siswa (kognitif, afektif, psikomotorik) sehingga siswa menjadi aktif, maupun performansi guru yang menarik saat mengajar. Kedua, pemilihan jurusan atau bidang studi. Dalam hal ini, alangkah baiknya jika jurusan atau bidang studi dipilih sendiri oleh siswa sesuai dengan minatnya.

 Sikap senang atau tidak senang pada performan guru, pelajaran, atau lingkungan sekitarnya.Dan untuk mengantisipasi munculnya sikap yang negative dalam belajar, guru sebaiknya berusaha untuk menjadi guru yang professional dan bertanggungjawab terhadap profesi yang dipilihnya. Dengan profesionalitas,seorang guru akan berusaha memberikan yang terbaik bagi siswanya; berusaha mengambangkan kepribadian sebagai seorang guru yang empatik, sabar, dan tulus kepada muridnya; berusaha untuk menyajikan pelajaranyang diampunya dengan baik dan menarik sehingga membuat siswa dapat mengikuti pelajaran dengan senang dan tidak menjemukan; meyakinkansiswa bahwa bidang studi yang dipelajara bermanfaat bagi ddiri siswa.

(54)

Faktor psikologis lain yang memengaruhi proses belajar adalah bakat. Secara umum, bakat (aptitude) didefinisikan sebagai kemampuan potensial yang dimiliki seseorang untuk mencapai keberhasilan pada masa yang akan dating (Syah, 2003). Berkaitan dengan belajar, Slavin (1994) mendefinisikan bakat sebagai kemampuan umum yang dimilki seorang siswa untauk belajar. Dengan demikian, bakat adalah kemampuan seseorang menjadi salah satukomponen yang diperlukan dalam proses belajar seseorang. Apabila bakat seseorang sesuai dengan bidang yang sedang dipelajarinya, maka bakat itu akan mendukung proses belajarnya sehingga kemungkinan besar ia akan berhasil.

Pada dasarnya setiap orang mempunyai bakat atau potensi untuk mencapai prestasi belajar sesuai dengan kemampuannya masing-masing.Karena itu, bakat juga diartikan sebagai kemampuan dasar individu untuk melakukan tugas tertentu tanpa tergantung upaya pendidikan dan latihan. Individu yang telah mempunyai bakat tertentu, akan lebih mudah menyerap informasi yang berhungan dengan bakat yang dimilkinya. Misalnya, siswa yang berbakat dibidang bahasa akan lebih mudah mempelajari bahasa-bahasa yang lain selain bahasanya sendiri.

Karena belajar juga dipengaruhi oleh potensi yang dimilki setiap individu,maka para pendidik, orangtua, dan guru perlu memerhatikan dan memahami bakat yang dimilki oleh anaknya atau peserta didiknya, anatara lain dengan mendukung,ikut mengembangkan, dan tidak memaksa anak untuk memilih jurusan yang tidak sesuai dengan bakatnya.

a. Factor-faktor eksogen/eksternal

Selain karakteristik siswa atau faktor endogen, factor-faktor eksternal juga dapat memengaruhi proses belajar siswa.dalam hal ini, Syah (2003) menjelaskan bahwa faktaor-faktor eksternal yang memengaruhi balajar dapat digolongkan menjadi dua golongan, yaitu factor lingkungan social dan factor lingkungan nonsosial.

(55)

a. Lingkungan social sekolah, seperti guru, administrasi, dan teman-teman sekelas dapat memengaruhi proses belajar seorang siswa. Hubungan harmonis antra ketiganya dapat menjadi motivasi bagi siswa untuk belajar lebih baikdisekolah. Perilaku yang simpatik dan dapat menjadi teladan seorang guru atau administrasi dapat menjadi pendorong bagi siswa untuk belajar.

b. Lingkungan social masyarakat. Kondisi lingkungan masyarakat tempat tinggal siswa akan memengaruhi belajar siswa. Lingkungan siswa yang kumuh, banyak pengangguran dan anak terlantar juga dapat memengaruhi aktivitas belajarsiswa, paling tidak siswa kesulitan ketika memerlukan teman belajar, diskusi, atau meminjam alat-alat belajar yang kebetulan belum dimilkinya.

c. Lingkungan social keluarga. Lingkungan ini sangat memengaruhi kegiatan belajar. Ketegangan keluarga, sifat-sifat orangtua, demografi keluarga (letak rumah), pengelolaankeluarga, semuannya dapat memberi dampak terhadap aktivitas belajar siswa. Hubungan anatara anggota keluarga, orangtua, anak, kakak, atau adik yang harmonis akan membantu siswa melakukan aktivitas belajar dengan baik.

2. Lingkungan non social.

Faktor-faktor yang termasuk lingkungan nonsosial adalah;

a. Lingkungan alamiah, seperti kondisi udara yang segar, tidak panas dan tidak dingin, sinar yang tidak terlalu silau/kuat, atau tidak terlalu lemah/gelap, suasana yang sejuk dantenang. Lingkungan alamiah tersebut mmerupakan factor-faktor yang dapat memengaruhi aktivitas belajar siswa. Sebaliknya, bila kondisi lingkungan alam tidak mendukung, proses belajar siswa akan terlambat.

b. Factor instrumental,yaitu perangkat belajar yang dapat digolongkan dua macam. Pertama, hardware, seperti gedung sekolah, alat-alat belajar,fasilitas belajar, lapangan olah raga dan lain sebagainya. Kedua, software, seperti kurikulum sekolah, peraturan-peraturan sekolah, bukupanduan, silabi dan lain sebagainya.

(56)

denganmetode mengajar guru, disesuaikandengan kondisi perkembangan siswa. Karena itu, agar guru dapat memberikan kontribusi yang postif terhadap aktivitas belajr siswa, maka guru harus menguasai materi pelajaran dan berbagai metode mengajar yang dapat diterapkan sesuai dengan konsdisi siswa.

 Tidak semua individu mampu melatih memori secara maksimal

 Proses internal yang tidak dapat diamati secara langsung

 Tingkat kesulitan mengungkap kembali informasi-informsi yang telah disimpan dalam ingatanKemampuan otak tiap individu tidak sama.

2. Pemanfaatan pemprosesan informasi dalam belajaryaitu :

 Membantu terjadinya proses pembelajaran sehungga individu mampu beradaptasi pada lingkungan yang selalu berubah.

 Menjadikan strategi pembelajaran dengan menggunakan cara berpikir yang berorientasi pada proses lebih menonjol.

 Kapasilitas belajar dapat disajikan secara lengkap.

 Prinsip perbedaan individual terlayani.

3. Lupa dalam Belajar

A. Proses Terjadinya Kelupaan dalam Belajar

(57)

diganggu detil-detil fakta dan kejadian remeh yang terus-menerus merongrong kesadarannya.

Kita bisa lupa akan sesuatu dari ingatan karena sejumlah sebab. Di antaranya adalah:

1. Aus (Decay Theory)

Teori ini adalah teori yang beranggapan bahwa ingatan yang telah disimpan bisa rusak dan menghilang.Dikatakan bahwa, ingatan menjadi aus dengan berlalunya waktu bila tidak pernah diulang kembali (rehearsal). Informasi yang disimpan dalam ingatan akan meninggalkan jejak-jejak (memory traces), dengan berlalunya waktu proses yang berlaku dalam otak mengakibatkan jejak-jejaknya makin terkikis yang menyebabkan mundurnya daya mengingat.

2. Adanya penumpukan ingatan (Interferensi Theory)

Ingatan yang tidak atur atau organisir dengan baik akan menumpuk Di satu tempat dan kusut. Teori interferensi berseberangan dengan teori decay dalam hal kerusakan ingatan dalam penyimpanan di otak. Menurut teori ini, Informasi inderawi yang disimpan dalam ingatan jangka panjang masih ada dalam gudang memori (tidak mengalami keausan), hanya saja jejak-jejak ingatan saling bercampur aduk, mengganggu satu sama lain. Hal inilah yang menyebabkan orang bisa lupa.

(58)

retroaktif. Sedangkan bila informasi yang baru kita terima sulit diingat karena adanya pengaruh ingatan yang lama disebut proses interferensi proaktif. Saat kita lupa karena interferensi ini berarti terjadi penumpukan ingatan di satu tempat, dan kusut ketika akan dikeluarkan.

3. Represi

Represi adalah proses pemblokiran ingatan tentang suatu kejadian yang menyakitkan atau memalukan oleh alam sadar. Artinya, represi adalah kesengajaan melupakan suatu kejadian oleh seseorang karena kejadian yang dialami dirasa merugikan.Teori tentang penyebab lupa berupa represi ini berangkat dari konsep Sigmund Freud tentang pertahanan ego (ego defences).Jadi secara sederhananya, salah satu penyebab lupa pada seseorang mengenai suatu pengalaman lampau yang dialaminya bisa terjadi karena orang yang bersangkutan menyengaja untuk melupakannya.

4. Ketergantungan petunjuk (Retrieval Failure)

(59)

1. Penyaringan

Pada proses terjadinya ingatan, informasi yang masuk tidak serta merta disimpan, melainkan melewati proses penyaringan atau penyeleksian. Pada saat penyaringan ini banyak kesan-kesan yang hilang, menyisakan informasi-informasi yang dianggap penting saja. Proses penyaringan itu menjaga kesanggupan mengingat agar tidak berat. Yang terpilih dari kesan-kesan itu hanya bagian yang relevan saja untuk diolah.Kesan-kesan yang telah disaring itu kemudian baru masuk ke dalam tempat simpanan jangka panjang.

Proses penyaringan ini kemudian di satu sisi mengakibatkan orang menjadi lupa atau gagal mengingat kembali informasi yang masuk ke dalam ingatan jangka pendek tadi karena mungkin sudah tereliminasi oleh ingatan yang lain.

2.Gangguan Fisiologis

Penyebab lupa selanjutnya adalah karena adanya gangguan fisiologis pada sesorang.Salah satu gangguan fisiologis yang mungkin terjadi adalah Amnesia.

Amnesia adalah gangguan pada otak yang menyebabkan orang lupa masa lalunya. Ada dua penyebab dasar amnesia: organik, di mana terjadi kerusakan pada fungsi-fungsi otak dan penyebab psikologis. Amnesia bisa terjadi pada siapa pun, pada usia berapa pun.

Jenis-jenis amnesia yang umum terjadi adalah:Amnesia Traumatic, biasanya bersifat sementara dan terjadi setelah cedera kepala. Durasi dan intensitas amnesia ini terkait dengan jenis cedera yang diterima, tapi memori sering kembali setelah orang yang bersangkutan sembuh.

(60)

 Amnesia Global, jenis amnesia yang paling total, sering disertai gangguan stress pasca-trauma. Biasanya walaupun pasien sembuh, ingatannya tidak sepenuhnya kembali, pasien kadang-kadang dapat mengalami kilatan ingatan yang spontan, sering dari peristiwa

 Amnesia ringan, ini terjadi ketika seseorang mengingat suatu informasi tetapi tidak dapat menjelaskan bagaimana atau kapan ia memperoleh itu.

 Amnesia Anterograde, adalah suatu kondisi di mana seorang individu yang tidak mampu membentuk ingatan baru. Pada orang yang mengalami amnesia ini, ingatannya mengenai pengalamannya yang lama masih ada dan ingatan jangka panjangnya masih berfungsi, tetapi ia tidak dapat memasukkan informasi baru ke dalam ingatan jangka panjangnya. Amnesia anterograde hampir selalu merupakan akibat langsung dari beberapa bentuk cedera otak cedera atau trauma, namun penyebab pastinya belum sepenuhnya dipahami.

(61)

retrogade hanya mengalami amnesia ringan dan hanya tidak ingat kejadian beberapa jam sebelum ia mengalami amnesia.

A. Faktor-Faktor Penyebab Lupa dalam Belajar dan Kiat Mengatasinya

Dari pengalaman sehari-hari, kita memiliki kesan seakan-akan apa-apa yang kita alami dan kita pelajari tidak seluruhnya tersimpandalam akal kita. Padahal, menurut teori kognitif apapun yang kita alami dan kita pelajari, kalau memang system akal kita mengolahnya dengan cara yang memadai, semuanya akan tersimpan dalam subsistem akal permanen kita.

Akan tetapi, kenyataan yang kita alami terasa bertolak belakang dengan teori itu. Acapkali terjadi, apa yang telah kita pelajari dengan tekun justru sukar untuk diingat kembali bahkan mudah terlupakan. Sebaliknya, tidak sedikit pengalaman dan pelajaran yang kita tekuni sepintas lalu mudah melekat dalam ingatan.

Lupa (forgetting) ialah hilangnya kemampuan untuk menyebut atau memproduksi kembali apa-apa yang sebelumnya telah kita pelajari.Secara sederhana, Gulo (1982) dan Reber (1988) mendefinisikan lupa sebagai ketidakmampuan mengenal atau mengingat sesuatu yang pernah dipelajari atau dialami.Dengan demikian, lupa bukanlah peristiwa hilangnya item informasi dan pengetahuan dari akal kita.

Faktor-faktor penyebab lupa

(62)

Seorang siswa akan mengalami gangguan proactive apabila materi pelajaran lama yang sudah tersimpan dalam subsistem akal permanennya mengganggu masuknya materi pelajaran baru. Peristiwa ini bisa terjadi apabila siswa tersebut mempelajari sebuah materi pelajaran yang sangat mirip dengan materi pelajaran yang telah dikuasainya dalam tenggang waktu yang pendek. Dalam hal ini materi yang baru saja dipelajari akan sangat sulit diingat atau diproduksi kembali. diingat atau diproduksi kembali. Dengan kata lain siswa tersebut lupa akan materi peajaran lama itu.

Kedua, lupa dapat terjadi pada seorang siswa karena sebab adanya tekanan terhadap item yang telah ada baik sengaja maupun tidak. Penekanan ini terjadi karena beberapa sebab, yaitu:

1. Karena item informasi (berupa pengetahuan, tanggapan, kesan,dan sebagainya) yang diterima siswa kurang menyenangkan, sehingga ia dengan sengaja menekannya hingga ke alam ketidaksadaran

2. Karena item informasi yang baru secara otomatis menekan item informasi yang telah ada, jadi sama dengan fenomena retroactive

3. Karena item informasi yang akan direproduksi (diingat kembali) itu tertekan ke alam bawah sadar dengan sendirinya lantaran tidak pernah dipergunakan

(63)

menjadi sebaliknya (seperti karena ketidaksenangan terhadp guru) maka materi pelajaran itu akan mudah terlupakan.

Keempat, menurut law of disuse (Hilgard & Bower 1975), lupa dapat terjadi karena sebab materi pelajaran yang telah dikuasai tidak pernah digunaakan atau dihafalkan siswa. Menurut asumsi sebagian ahli, materi yang diperlakukan demikian akan masuk ke alam bawah sadar atau mungkin juga bercampur aduk dengan materi pelajaran baru.

Kelima, lupa tentu saja dapat terjadi karena sebab perubahan urat syaraf otak. Seorang siswa yang terserang penyakit tertentu seperti keracunan, kecanduan alcohol, dan geger otak akan kehilangan ingatan ata item-item informasi yang ada dalam memori permanennya.

B. Kiat mengurangi lupa dalam belajar

Kiat terbaik untuk mengurangi lupa adalah dengan cara meningkatkan daya ingat akal siswa. Banyak ragam kiat yang dapat dicoba siswa dalam meningkatkan daya ingatannya, antara lain menurut Barlow (1985), Reber (1988), dan Anderson (1990), adalah sebagai berikut:

Over learning

Over learning (belajar lebih) artinya upaya belajar yang melebihi batas penguasaan dasar atas materi pelajaran tertentu.Over learning terjadi apabila respons atau reaksi tertentu muncul setelah siswa melakukan pembelajaran atas respon tersebut dengan cara di luar kebiasaan. Banyak contoh yang dapat dipakai untuk over learning, antara lain pembacaan teks Pancasila pada setiap hari Senin memungkinkan ingatan siswa terhadap teks Pancasila lebih kuat.

Extra study time

(64)

menambah jam belajar, misalnya dari satu jam menjadi dua jam waktu belajar. Penambahan frekuensi belajar berarti siswa meningkatkan kekerapan belajar materi tertentu, misalnya dari sekali sehari menjadi dua kali sehari.Kiat ini dipandang cukup strategis karena dapat melindungi memori dari kelupaan.

Mnemonic device

Mnemonic device (muslihat memori) yang sering juga hanya disebut mnemonic itu berarti kiat khusus yang dijadikan “alat pengait” mental untuk memasukkan item-item informasi ke dalam system akal siswa. Muslihat mnemonic ini banyak ragamnya, yang paling menonjol adalah sebagaimana terurai di bawah ini:

Singkatan, yakni terdiri atas huruf-huruf awal nama atau istilah yang harus diingat siswa. Pembuatan singkatan-singkatan ini seyogianya dilakukan sedemikian rupa sehingga menarik dan memiliki kesan tersendiri.

System kata pasak (peg word system), yakni sejenis teknik mnemonic yang menggunakan komponen-komponen yang sebelumnya telah dikuasai sebagai pasak (paku) pengait memori baru.Kata komponen pasak ini dibentuk berpasangan yang memiliki kesamaan watak (baik itu warna, rasa, dan seterusnya).Misalnya langit-bumi; panas-api; merah-darah; dan seterusnya.

Clustering

(65)

D. Cara Mengatasi Lupa

 Memperbanyak konsumsi ikan Asam lemak omega-3 yang terkandung dalam ikan seperti salmon dan makanan yang telah diperkaya seperti yogurt merupakan makanan super untuk memori.DHA, sejenis omega-3, efektif menurunkan peradangan arteri dan memperbaiki lapisan pelindung saraf.

 Olahraga meningkatkan detak jantung 3 kali seminggu selama 20 menit, bahkan hanya dengan berjalan, akan memperbanyak oksigen di otak sehingga membantu pertumbuhan sel-sel baru. Menurut Sam Wang, PhD, associate professor of neuroscience di Princeton University, latihan aerobik juga sama efektifnya dengan aktivitas pelatihan otak lainnya. Tidak harus ke gym.

 Mencatat kegiatan Buatlah daftar kegiatan dengan menggunakan agenda harian atau notebook kecil. Pastikan selalu menempatkan kunci mobil atau apapun di tempat yang sama. Hal ini akan memudahkan Anda jika hilang ingatan menyerang.

(66)

DAFTAR PUSTAKA

http://caca-e-supriana.blogspot.co.id/2015/09/sistem-informasi-porters-value-chain.html

http://www.uinsby.ac.id/lecturer/akunaefi/index.php/2016/11/14/bpmn-mengenal-events-part-3/

http://pengertianmanajemen.net/pengertian-manajemen-bisnis/

http://haryantobatubara.blogspot.co.id/2015/02/psikologi-pendidikan_90.html

http://bambanghermawan.ilearning.me/2014/10/05/perencanaan-planning-analisa-proses-bisnis/

https://bussinesconsultan.wordpress.com/2012/06/04/dasar-dasar-managemen-bisnis/

https://www.google.com/search?q=managemen+bisnis&ie=utf-8&oe=utf-8&client=firefox-b-ab

Referensi

Dokumen terkait

Dan dalam pemenuhan kebutuhan tersebut, perilaku yang dimunculkan akan berbeda dalam menghadapi sesuatu, untuk melakukan kebutuhan secara riligius membutuhkan niat

Selain lingkungan yang mendukung, modal lingkungan dapat juga berupa potensi yang belum diolah dan mempunyai nilai ekonomi yang tinggi, serta mempunyai nilai yang

*$lusi dari permasalahan yang terakhir yaitu dengan )ara mengadakan kegiatan umat bersih. "al ini bertujuan agar mush$la disini kembali terawat dan dapat dimanfaatkan

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh kinerja keuangan perusahaan terhadap harga saham syariah pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Jakarta

Perbandingan antara kedua metode ini dapat disimpulkan bahwa model ANFIS dalam menghasilkan persamaan liku kalibrasi lebih baik dibandingkan model JST dan juga hasil ini

KETIGA : Panitia Pelaksana sebagaimana dimaksud dalam dictum KESATU , dalam melaksanakan tugasnya berpedoman kepada Tata kerja, Tugas dan Tanggung jawab Panitia

Tabungan Energi (TE) bisa bernilai positif (+) atau negatif (-) tergantung dari bentuk energi yang kita keluarkan pada saat berusaha. Contoh : Korupsi bentuk usaha

Ada dua program yang dicanangkan untuk penanggulangan NAPZA di Jawa Barat diantaranya adalah Program Satuan Reserse Narkoba dan BNNP Jawa Barat dan Program layanan