• Tidak ada hasil yang ditemukan

LAPORAN PEMBINAAN KELEMBAGAAN PETANI TAH (1)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "LAPORAN PEMBINAAN KELEMBAGAAN PETANI TAH (1)"

Copied!
60
0
0

Teks penuh

(1)

LAPORAN

PEMBINAAN KELEMBAGAAN PETANI

KEGIATAN PEMBINAAN DAN PENDAMPINGAN PETANI

DINAS PERTANIAN KOTA SEMARANG

TAHUN ANGGARAN 2016

DINAS PERTANIAN KOTA SEMARANG Jl. Kompak No. 2 - 3 Semarang

(2)

i

KATA PENGANTAR

Puji syukur ke hadirat ALLAH, Tuhan Yang Maha Esa, atas segala nikmat,

rahmat, dan hidayah-Nya, sehingga kami dapat menyelesaikan Laporan Pembinaan

Kelembagaan Petani Kegiatan Pembinaan dan Pendampingan Petani Tahun 2016.

Laporan ini kami susun sebagai bentuk pertanggungjawaban kami dalam

melaksanakan Subkegiatan Pembinaan Kelembagaan Petani, Kegiatan Pembinaan dan

Pendampingan Petani, Program Peningkatan SDM Pertanian, Tahun Anggaran 2015,

dengan sumber dana APBD Kota Semarang.

Kami mengucapkan banyak terima kasih kepada semua pihak atas kerja sama

dan bantuannya, sehingga kami dapat melaksanakan kegiatan dan menyusun laporan ini.

Kami menyadari bahwa laporan ini masih jauh dari sempurna, untuk itu kritik dan saran

yang membangun sangat kami harapkan guna perbaikan di masa mendatang dan

semoga laporan ini bisa memberikan manfaat. Amin.

Semarang, 30 Desember 2016

Kabid Penyuluhan dan Kasi Kelembagaan

Pengembangan Sumber Daya

ARI PATRIA W, SH.MM. Ir. ENDAH RETNO SAYEKTI

NIP. 19650327 199310 1 001 NIP. 19621105 199009 2 001

Mengetahui,

Kepala Dinas Pertanian Kota Semarang

(3)

ii

DAFTAR ISI

halaman

KATA PENGANTAR ... i

DAFTAR ISI ... ii

DAFTAR FOTO ... iii

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. LATAR BELAKANG ... 1

B. DASAR PELAKSANAAN ... 2

C. TUJUAN... 3

D. SASARAN ... 3

E. WAKTU PELAKSANAAN ... 3

F. PELAKSANA ... 3

G. PEMBIAYAAN ... 4

BAB II HASIL KEGIATAN ... 5

BAB III SARAN DAN TINDAK LANJUT ... 49

BAB IV P E N U T U P ... 51

(4)

iii

DAFTAR FOTO

halaman

Foto 1. Pembinaan dalam rangka Verifikasi dan Penilaian pada Lomba

Kelembagaan Ekonomi Berprestasi Tingkat Provinsi Jawa Tengah

(Gapoktan Sido Makmur, Kel. Banjardowo, Kec. Genuk) ... 53

Foto 2. Penyerahan Hadiah Lomba Kelompok Tani Padi Sawah Pengguna

Pupuk Organik, Lomba Kelompok Tani Ternak, Lomba Gapoktan,

Lomba Buah Durian Unggul, dan Lomba Makan Durian Tercepat

di Balai Kota Semarang ... 53

Foto 3. Rembug Paripurna Kelompok KTNA se-Provinsi Jawa Tengah

Tahun 2016 ... 54

Foto 4. Verifikasi dan Penilaian Kelompok Tani Berprestasi

Bidang Tanaman Pangan Tingkat Provinsi Jawa Tengah ... 54

Foto 5. Pembinaan dan Penilaian Lomba Kelompok Tani

Ternak Kerbau Tingkat Provinsi Jawa Tengah

di PKT Mbangun Karso, Kel. Purwosari, Kec. Mijen ... 55

Foto 6. Rakor Asosiasi Tanaman Obat “Ngudi Waras Sejahtera”

dan Asosiasi Jamu Instan dan Jamu Gendong “Herbal Alam Sehat” ... 55

Foto 7. Rakor Asosiasi Petani Jamur Kota Semarang (APJAKS) ... 56

Foto 8. Penilaian Manajemen Usaha Kelompok Peternak Kambing

Tingkat Nasional Tahun 2016

(5)

1

BAB I PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Kelembagaan petani merupakan suatu lembaga yang ditumbuhkembangkan dari,

oleh, dan untuk petani, guna memperkuat dan memperjuangkan kepentingan petani.

Pembinaan kelembagaan petani yang dilaksanakan dalam kegiatan penyuluhan melalui

pendekatan kelompok dimaksudkan untuk mendorong terbentuknya kelembagaan petani

yang mampu membangun sinergi antarpetani dan antarkelompok tani. Pembinaan

kelembagaan petani dilaksanakan dengan maksud agar terjadi penumbuhan dan

perkembangan kelompok tani, melalui pemberdayaan petani untuk mengubah pola pikir

(mind set) petani, sehingga petani bersedia sungguh-sungguh meningkatkan usaha

taninya dan melaksanakan fungsinya.

Pembinaan kelembagaan petani merupakan landasan bagi penumbuhan

kelompok tani, dimana di dalam pembinaan tersebut terdapat upaya-upaya peningkatan

sumberdaya manusia petani, yang dimaksudkan untuk mewujudkan sumberdaya petani

yang berkualitas, mandiri, efisien, dan kompeten. Peningkatan sumberdaya manusia

petani ini bertujuan untuk mencapai 4 (empat) sukses pembangunan pertanian yaitu :

1. Pencapaian swasembada pangan yang berkelanjutan.

2. Peningkatan diversifikasi pangan.

3. Peningkatan nilai tambah, daya saing, dan nilai ekspor produk pangan.

4. Peningkatan kesejahteraan petani.

Sehubungan dengan keempat sukses pembangunan pertanian tersebut, pembinaan

kelembagaan petani dilaksanakan untuk menumbukembangkan kelompok tani,

gapoktan, dan lembaga petani lainnya menjadi kelompok-kelompok yang kuat, efektif,

dan mandiri, guna meningkatkan pendapatan dan kesejahteraan petani beserta

keluarganya. Pembinaan kelembagaan petani diarahkan pada penerapan usaha agribisnis

yang efektif dan efisien, peningkatan peran kelompok tani, dan peningkatan peran

anggota masyarakat, melalui upaya-upaya menumbuhkembangkan kerja sama

antarpetani dan kerja sama petani dengan pihak-pihak terkait, di dalam usaha taninya.

Pelaksanaan pembinaan kelembagaan petani didasarkan pada 3 (tiga) hal pokok

yaitu kepemimpinan, kewirausahaan, dan manajerial. Ketiga hal ini menjembatani

upaya-upaya penggalian potensi petani dan potensi usaha tani sekaligus mengupayakan

cara-cara penyelesaian masalah-masalah usaha tani di antara para anggota kelompok

tani secara efektif, sehingga akses anggota kelompook ke arah luar, baik informasi

pasar, teknologi, permodalan, dan pemanfaatan sumber-sumber daya alam lainnya

semakin meluas dan karakter petani yang tangguh dapat segera terwujud. Petani

diharapkan mampu menghadapi resiko usaha tani dan mampu memanfaatkan segenap

aspek ekonomi dan aspek kekuatan sendiri dalam mengantisipasi kemajuan usaha

(6)

2

B. DASAR PELAKSANAAN

Adapun dasar pelaksanaan Pembinaan Kelembagaan Petani Kegiatan Pembinaan

dan Pendampingan Petani Tahun 2016 adalah :

1. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran

Negara Tahun 2014 Nomor 244, Tambahan Lembaran Negara Nomor 5587)

sebagaimana telah diubah beberapa kali, terakhir dengan Undang-Undang Nomor 9

Tahun 2015 tentang Perubahan Kedua atas Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014

tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2015

Nomor 58, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5679);

2. Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan Daerah

(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 139, Tambahan

Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4518);

3. Peraturan Pemerintah Nomor 43 Tahun 2009 tentang Pembiayaan, Pembinaan, dan

Pengawasan Penyuluhan Pertanian, Perikanan, dan Kehutanan (Lembaran Negara

Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 87, Tambahan Lembaran Negara Republik

Indonesia Nomor 5018);

4. Peraturan Menteri Pertanian Nomor 82/Permentan/OT.140/8/2013 Tahun 2013

tentang Pedoman Pembinaan Kelompok Tani dan Gabungan Kelompok Tani;

5. Peraturan Daerah Kota Semarang Nomor 12/2008 Tahun 2008 tentang Organisasi

dan Tata Kerja Dinas Daerah Kota Semarang;

6. Peraturan Daerah Kota Semarang Nomor 9 Tahun 2015 tentang Anggaran

Pendapatan dan Belanja Daerah Kota Semarang Tahun Anggaran 2016;

7. Peraturan Walikota Semarang Nomor 36 Tahun 2008 tentang Penjabaran Tugas

Pokok dan Fungsi Dinas Pertanian Kota Semarang;

8. Peraturan Walikota Semarang Nomor 33 Tahun 2015 tentang Penjabaran Anggaran

Pendapatan dan Belanja Daerah Kota Semarang Tahun Anggaran 2016;

9. Keputusan Walikota Semarang Nomor 910/808/2015 Tahun 2015 tentang

Penunjukan Pengguna Anggaran (PA) pada Satuan Kerja Perangkat Daerah

di Lingkungan Pemerintah Kota Semarang Tahun Anggaran 2016;

10. Keputusan Walikota Semarang Nomor 910/1210/2015 Tahun 2015 tentang

Penunjukan Kepala Satuan Kerja Perangkat Daerah selaku Pengguna Anggaran

sebagai Pejabat yang Diberi Wewenang Mengesahkan Surat Pertanggungjawaban

(SPJ) Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Kota Semarang Tahun Anggaran

2016;

11. Keputusan Walikota Semarang Nomor 910/1211/2015 Tahun 2015 tentang

Penunjukan Bendahara Pengeluaran dan Bendahara Penerimaan di Lingkungan

Pemerintah Kota Semarang Tahun Anggaran 2016;

12. Keputusan Walikota Semarang Nomor 910/1219/2015 Tahun 2015 tentang

Penunjukan Kuasa Pengguna Anggaran (KPA), Bendahara Penerimaan Pembantu

dan Bendahara Pengeluaran Pembantu pada Satuan Kerja Perangkat Daerah di

(7)

3 13. Keputusan Kepala Dinas Pertanian Kota Semarang selaku Pengguna Anggaran

Nomor 910/444 Tahun 2016 tentang Penetapan Personil Pengelola Keuangan Dinas

Pertanian Kota Semarang Tahun Anggaran 2016;

14. Petunjuk Pelaksanaan Penilaian Kemampuan Kelompok Tani Pusat Penyuluhan

Pertanian. Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian. Kementerian

Pertanian Republik Indonesia. 2011.

C. TUJUAN

Tujuan diselenggarakannya Pembinaan Kelembagaan Petani Kegiatan

Pembinaan dan Pendampingan Petani Dinas Pertanian Kota Semarang Tahun 2016

adalah :

1. Untuk mendorong penumbuhan kelembagaan petani, baik petani maupun gabungan

kelompok tani (gapoktan), meskipun jumlah tenaga penyuluh pertanian dan

pembiayaan dalam pembinaan kelompokk tani dan gapoktan relatif terbatas.

2. Untuk memajukan pola pikir petani agar menerapkan agribisnis di dalam setiap

usaha tani, sehingga kelompok tani dan gapoktan benar-benar mampu menjalankan

fungsinya dan mampu meningkatkan kapasitas lembaganya, sehingga mampu

menjalin kerja sama dalam bentuk jejaring dan kemitraan.

3. Untuk memberikan kekuatan hukum yang lebih baik kepada kelompok tani dan

mendorong gapoktan untuk meningkatkan kapasitasnya menjadi kelembagaan

ekonomi petani, agar posisi tawar kelompok tani dan gapoktan semakin tinggi dan

pelaksanaan kemitraan usaha tani lebih optimal. Dengan meningkatkan posisi tawar

ini, diharapkan pendapatan dan kesejahteraan petani beserta keluarganya semakin

meningkat pula.

D. SASARAN

Sasaran diselenggarakannya Pembinaan Kelembagaan Petani pada Kegiatan

Pembinaan dan Pendampingan Petani Dinas Pertanian Kota Semarang Tahun Anggaran

2015 adalah petani, kelompok tani, gabungan kelompok tani (gapoktan), dan asosiasi.

E. WAKTU PELAKSANAAN

Pembinaan Kelembagaan Petani pada Kegiatan Pembinaan dan Pendampingan

Petani Dinas Pertanian Kota Semarang Tahun Anggaran 2016 dilaksanakan selama 1

(satu) tahun anggaran, dimana pada setiap bulan dilaksanakan 3 (tiga) kali pertemuan.

Di dalam 1 (satu) tahun terdapat 36 (tiga puluh enam) kali pertemuan.

F. PELAKSANA

Pelaksana Pembinaan Kelembagaan Petani pada Kegiatan Pembinaan dan

Pendampingan Petani Tahun Anggaran 2016 adalah Seksi Kelembagaan Bidang

Penyuluhan dan Pengembangan Sumber Daya, yang mempunyai tugas-tugas sebagai

(8)

4 1. Menyusun rencana pembinaan kelembagaan petani, mempersiapkan lokasi/tempat,

materi, peserta, dan waktu pembinaan.

2. Melaksanakan pembinaan kepada kelompok tani, gabungan kelompok tani

(gapoktan), dan lembaga-lembaga petani lainnya.

3. Melaporkan hasil pembinaan kepada Kepala Dinas Pertanian Kota Semarang selaku

Pengguna Anggaran. Tim Pembinaan Kelembagaan Petani bertanggung jawab

kepada Kepala Dinas Pertanian Kota Semarang.

G. PEMBIAYAAN

Pembiayaan Pembinaan Kelembagaan Petani Kegiatan Pembinaan dan

Pendampingan Petani Tahun Anggaran 2016 dibebankan kepada Anggaran Pendapatan

dan Belanja Daerah Kota Semarang Tahun Anggaran 2016 pada Dinas Pertanian Kota

(9)

5

BAB II HASIL KEGIATAN

Pembinaan Kelembagaan Petani Kegiatan Pembinaan dan Pendampingan Petani

Tahun Anggaran 2016 dilaksanakan 3 (tiga) kali setiap bulan, yang diarahkan pada

pembinaan :

1. Kelompok tani komoditas tanaman pangan.

2. Kelompok tani komoditas tanaman hortikultura.

3. Kelompok tani komoditas ternak.

4. Kelompok tani komoditas perkebunan.

5. Kelompok tani komoditas kehutanan.

6. Kelompok tani multi-komoditas.

7. Gapoktan.

8. Asosiasi-asosiasi yang meliputi :

a. Asosiasi Gapoktan “Mitra Sejati” Kota Semarang.

b. Asosiasi Multiflora Kota Semarang.

c. Asosiasi Tanaman Obat “Ngudi Waras Sejahtera”

d. Asosiasi Petani Jamur Kota Semarang (APJAKS).

e. Asosiasi Petani Tanaman Buah “Mutiara Makmur”.

f. Asosiasi Petani Konservasi (APVASI).

g. Asosiasi Jamu Instan dan Jamu Gendong “Herbal Alam Sehat”.

h. Organisasi-organisai Kelembagaan Petani lainnya, seperti LM3, asosiasi,

Kelompok KTNA, dan P3A Kota Semarang.

Untuk Pembinaan Kelembagaan Petani Kegiatan Pembinaan dan Pendampingan Petani

Tahun Anggaran 2016, lebih difokuskan pada upaya-upaya peningkatan ketahanan

pangan di Kota Semarang, melalui kegiatan-kegiatan yang dilaksanakan oleh

kelompok-kelompok tani. Secara kronologis, Pembinaan Kelembagaan Petani Tahun 2016 dapat

dijelaskan lebih terperinci sebagai berikut :

1. Pembinaan Kelompok Tani Mulyo Tani, Kelurahan Rowosari, Kecamatan

Tembalang

a. Hari : Selasa

b. Tanggal : 19 Januari 2016

c. Jam : 12.30 WIB

d. Tempat : Rumah Bpk. Sutikno, Ketua Kelompok Tani Mulyo Tani,

Kelurahan Rowosari, Kecamatan Tembalang

e. Acara : Sosialisasi Permentan No. 82 Tahun 2013 dan Reorganisasi

Kelompok Tani Mulyo Tani

f. Hasil :

(10)

6 a) Sosialisasi Permentan No. 82 Tahun 2013 tentang Pedoman Pembinaan

Kelompok Tani dan Gabungan Kelompok Tani.

b) Reorganisasi kelompok tani.

c) Sosialisasi pengurusan menjadi badan hukum.

2) Sosialisasi Permentan No. 82 Tahun 2013 :

Berdasarkan Permentan No. 82 Tahun 2013 bawa kelembagaan

petani ialah lembaga yang ditumbuhkembangkan dari, oleh, dan untuk

petani, guna memperkuat dan memperjuangkan kepentingan petani,

sementara kelompok tani yang disebut poktan adalah kumpulana

petani/peternak/pekebun, yang dibentuk atas dasar kesamaan kondisi

lingkungan sosial, ekonomi, dan sumber daya, serta komoditas, untuk

meningkatkan dan mengembangkan usaha anggota.

Penumbuhkembangan poktan dilakukan melalui pemberdayaan

petani untuk mengubah pola pikir petani agar mau meningkatkan usaha tani

dan meningkatkan kemampuan poktan dalam melaksanakan fungsinya,

pemberdayaan dilakukan melalui pelatihan dan penyuluhan melalui

pendekatan kelompok.

Dalam rangka meningkatkan kemampuan poktan, pembinaan dan

pendampingan dilakukan oleh penyuluh pertanian, melalui penilaian

kemampuan poktan dan klasifikasi poktan secara berkelanjutan. Fungsi

kelompok tani sebagai kelas belajar, wahana kerjasama, dan unit produksi.

Dasar penumbuhkembangan kelompok tani meliputi :

a) Dimulai dari kelompok/organisasi sosial yang ada di masyarakat,

misalnya kelompok pengajian, kelompok arisan, kelompok remaja desa,

kelompok adat, dan sebagainya.

b) Poktan dapat ditumbuhkan dari petani di dalam satu wilayah (kelompok

domisili) dan dapat berdasarkan hamparan lahan usaha tani (kelompok

hamparan).

c) Poktan dapat ditumbuhkembangkan dari, oleh, dan untuk petani dengan

jumlah anggota berkisar antara 20 – 25 orang petani, disesuaikan

kondisi lingkungan masyarakat usaha taninya.

3) Reorganisasi Pengurus Kelompok Tani Mulyo Tani

Kelompok tani Mulyo Tani didirikan pada bulan April 2011,

dibawah pembinaan Kantor Ketahanan Pangan Kota Semarang. Sebagai

ketua pada saat itu ialah Bpk. Naimun. Kegiatan usahanya pengembangan

ternak kambing. Sejak tahun 2013 kegiatan kelompok mulai berkurang

akibat konflik internal kelompok yang tak kunjung selesai sampai tahun

2015. Berdasarkan hasil musyawarah anggota kelompok, untuk

mengaktifkan kembali kegiatan kelompok, perlu diselenggarakan

reorganisasi pengurus kelompok dan pada tanggal 19 Januari 2016

(11)

7 Yang terpilih sebagai pengurus Kelompok Tani Mulyo Tani adalah sebagai

berikut :

a) Ketua : Sutikno.

b) Wakil Ketua : Anas.

c) Sekretaris : Juarno.

d) Bendahara : Sutrisno.

4) Pengurusan Badan Hukum Kelompok Tani

Pengurus baru Kelompok Tani Mulyo Tani setuju bahwa kelompok

akan dibuatkan status badan hukum, dengan dana dari iuran anggota.

Persyaratan pengurusan badan hukum adalah sebagai berikut :

a) Surat Keterangan Domisili dari kelurahan.

b) Fotocopy KTP pengurus dan pengawas.

c) Fotocopy NPWP salah satu pengurus atau pengawas.

d) Stempel poktan.

e) Biaya sesuai kesepakatan notaris.

f) Pengurus dan pengawas harus menghadap langsung ke notaris.

5) Kesimpulan :

a) Pengurus dan anggota Kelompok Tani Mulyo Tani dapat memahami

dasar pembentukan kelompok tani.

b) Pengurus baru Kelompok Tani Mulyo Tani dipilih dengan musyawarah

mufakat seluruh anggota kelompok, dibawah pendampingan PPL

Kelurahan Rowosari.

c) Pengurus dan anggota kelompok sepakat untuk mengurus badan hukum

dengan sumber biaya dari iuran anggota.

2. Pembinaan Perkumpulan Kelompok Tani (PKT) Kuncen Farm, Kelurahan

Bubakan, Kecamatan Mijen

a. Hari : Senin

b. Tanggal : 25 Januari 2016

c. Jam : 10.00 WIB

d. Tempat : Sekretariat PKT Kuncen Farm, Kelurahan Bubakan,

Kecamatan Mijen

e. Acara : Pembinaan Kelembagaan dan Monev Konservasi

f. Hasil :

1) PKT Kuncen Farm, Kelurahan Bubakan, Kecamatan Mijen sudah berbadan

hukum dengan nomor dan tanggal SK Kemenkumham Nomor

AHU-0004109.AH.01.07 Tahun 2015 tanggal 8 September 2015.

2) Pengurus PKT Kuncen Farm, Kelurahan Bubakan, Kecamatan Mijen :

a. Pengawas : Achmad Kumaidi.

b. Ketua : Ahmad Zaidi.

c. Sekretaris : Pujo Hartono.

(12)

8 3) Ada beberapa anggota PKT Kuncen Farm yang ikut kegiatan konservasi

yang dikelola Kelompok Tani Karya Makmur, Kelurahan Bubakan

Kecamatan Mijen yaitu :

a. Yanto.

Dalam monev konservasi, ditemukan banyak tanaman yang kurang terawat.

Salah satu penyebabnya ialah karena anggota PKT Kuncen Farm ada yang

sebagian juga menjadi anggota Kelompok Tani Karya Makmur. Ada

wacana untuk menggabungkan PKT Kuncen Farm dan KT Karya Makmur,

apalagi berkaitan dengan Kartu Tani, yang mana petani tidak boleh

memiliki keanggotaan ganda.

4) Setelah dilaksanakan musyawarah internal poktan, disepakati bahwa setiap

poktan berdiri sendiri. Tidak ada penggabungan. Dengan konsekuensi

bahwa pengurus PKT Kuncen Farm yang menjadi pengurus konservasi KT

Karya Makmur harus diganti, sehingga lebih fokus pada masing-masing

komoditas. Dengan demikian, tanaman buah-buahan di sekitar embung

akan lebih terawat.

5) PKT Kuncen Farm akan mendapatkan alokasi bantuan TA.2016 dari Dinas

Peternakan dan Kesehatan Hewan Provinsi Jawa Tengah antara lain :

a. Bintek tentang Pengolahan Susu selama 2 (dua) hari yaitu 1 hari

pelatihan dan 1 hari kunjung lapang. Rencana pelaksanaan pada tanggal

2 – 3 Maret 2016.

b. Lokasi pelatihan di kelompok dan kunjung lapang ke Kabupaten

Klaten.

c. Peralatan pengolahan susu. Kelompok agar mengajukan usulan

peralatan apa yang diperlukan.

3. Pembinaan Perkumpulan Kelompok Tani (PKT) Kuncen Farm, Kelurahan

Bubakan, Kecamatan Mijen

a. Hari : Rabu

b. Tanggal : 27 Januari 2016

(13)

9 d. Tempat : Sekretariat PKT Kuncen Farm, Kelurahan Bubakan,

Kecamatan Mijen

e. Acara : Pembinaan dalam rangka Persiapan Lomba Kelompok Tani

Ternak Kambing Tingkat Nasional

g. Hasil :

1) Pertemuan ini dihadiri oleh Dinas Pertanian Kota Semarang, Dinas

Peternakan dan Kesehatan Hewan Provinsi Jawa Tengah, dan Lurah

Bubakan.

2) Dinas Pertanian Kota Semarang :

a) PKT Kuncen Farm meraih Juara I Lomba Kelompok Tani Ternak

Kambing Tingkat Provinsi Jawa Tengah pada tahun 2015, kemudian

menjadi wakil dari Provinsi Jawa Tengah untuk Lomba Kelompok Tani

Ternak Kambing Tingkat Nasional.

b) Berbagai persiapan dilaksanakan, mulai dari masalah teknis dan

administrasi.

c) Bpk. Pj. Walikota, Asisten II Sekda, dan anggota DPRD Kota

Semarang semuanya mendukung.

d) Menampilkan segala sesuatu apa adanya, sesuai dengan ketentuan yang

berlaku.

e) Setiap anggota harus memahami dan menguasai segala permasalahan di

dalam kelompoknya.

f) Pada Tahun Anggaran 2015, melalui APBD Perubahan TA. 2015, PKT

Kuncen Farm memperoleh bantuan kambing Jawa Randu dari Dinas

Pertanian Kota Semarang sebanyak 30 ekor, juga 1 unit kandang.

3) Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Provinsi Jawa Tengah :

a) Ada tim khusus dari Provinsi Jawa Tengah di dalam Tim Penilaian

Lomba Ternak Kambing Tingkat Nasional.

b) Untuk tahap awal, setiap peserta harus mengirimkan profil. Maksimal

dikumpulkan pada pertengahan bulan Februari 2016. Dari profil yang

masuk, diambil 7 besar yang selanjutnya dinilai pada peninjauan

lapangan. Pelaksanaan peninjauan pada bulan Maret – April 2016.

c) Dirjen PPHP menangani Lomba Ternak Kambing Tingkat Nasional,

khususnya pada pengolahan. Yang menjadi unggulan kelompok

meliputi pemasaran, perkandangan, dan pengolahan.

d) Aspek-aspek yang akan dinilai meliputi :  Agribisnis.

(14)

10  Koperasi.

e) Beberapa bentuk dukungan dari Provinsi Jawa Tengah antara lain :  Bintek Pengolahan Susu, yang dilanjutkan Kunjung Lapang.  Data Dinding senilai Rp. 10.000.000,-.

 Perbaikan kandang senilai Rp. 15.000.000,-. 4) Lurah Bubakan – Kecamatan Mijen :

a) Tanah eks bengkok di Dukuh Kuncen di dekat embung yang bisa

dimanfaatkan oleh PKT Kuncen Farm maupun Kelompok Tani Karya

Makmur dapat mendukung program wisata.

b) Untuk pemanfaatan tanah eks bengkok tersebut, harus ada surat

permohonan pemanfaatan ke Bagian Asset DPKAD Kota Semarang.

Surat tersebut masih dibawah oleh Kelompok Tani Karya Makmur,

perlu peran aktif anggota PKT Kuncen Farm.

4. Pembinaan Perkumpulan Kelompok Tani (PKT) Lestari Makmur, Kelurahan

Pudakpayung, Kecamatan Banyumanik

a. Hari : Minggu

b. Tanggal : 31 Januari 2016

c. Jam : 07.00 WIB

d. Tempat : Rumah Bpk. Banu Aji, Pengawas PKT Lestari Makmur,

Kelurahan Pudakpayung, Kecamatan Banyumanik

f. Acara : Sosialisasi Sistem Jajar Legowo dan Pembuatan Pupuk

Organik Cair (MOL)

h. Hasil :

1) PKT Lestari Makmur sudah berbadan hukum, dengan SK Kemenkumham

Nomor AHU – 004209.AH.01.07 Tanggal 9 September 2016.

2) Susunan pengurus PKT Lestari Makmur :

a) Pengawas : Banuaji.

b) Ketua : Ngaseri.

c) Sekretaris : Sugiri.

d) Bendahara : Sunarso.

3) Pengarahan dilakukan oleh Lurah Pudakpayung, menjelaskan bahwa

kelompok harus kuat dan mampu saling bekerja sama di antara anggotanya.

4) Pengenalan teknologi tanam Jajar Legowo, yang selama ini masih

mempergunakan sistem tanam tradisional. Untuk kegiatan yang akan

datang, PPL dan Babinsa membuat Demplot dan semua anggota diwajibkan

melaksanakan Jajar Legowo. Pendampingan dilakukan PPL sejak

penanaman hingga panen.

5) Babinsa mengajarkan pembuatan pupuk organik cair (MOL) untuk

mengurangi ketergantungan pupuk urea.

6) Praktek pembuatan MOL untuk persiapan lahan yang akan datang. Jadi,

(15)

11 melaksanakan Jajar Legowo. Babinsa dan PPL langsung praktek

mengajarkan Jajar Legowo pada demplot di rumah Bpk. Bakoh.

5. Pembinaan Kelompok Tani Mekar Sari, Kelurahan Mangunsari, Kecamatan

Gunungpati

a. Hari : Rabu

b. Tanggal : 3 Februari 2016

c. Jam : 19.00 WIB

d. Tempat : Rumah Bpk. Widodo, Ketua Kelompok Tani (KT) Mekar Sari,

Kelurahan Mangunsari, Kecamatan Gunungpati

g. Acara : Sosialisasi Sistem Jajar Legowo

i. Hasil :

1) Materi yang disampaikan ialah Sistem Tanam Padi Jajar Legowo.

Pemanfaatan sistem tersebut belum dilaksanakan semua petani.

2) Sistem Jajar Legowo untuk padi sawah merupakan salah satu teknologi

untuk meningkatkan hasil panen, melalui peningkatan populasi tanaman

dan efisiensi intersepsi sinar matahari, yang berpengaruh pada kinerja

fotosintesis. Ada beberapa sistem Jajar Legowo 2 – 1, 3 – 1, dan 4 – 1.

Dengan jarak 12,5 : 25 : 50 cm.

3) Beberapa manfaat Sistem Jajar Legowo antara lain :

a) Meningkatkan produksi tanaman padi secara signifikan.

b) Mengurangi serangan penyakit pada tanaman padi.

c) Mengurangi tingkat serangkat hama tanaman padi.

d) Mempermudah perawatan tanaman padi, baik dalam proses pemupukan

maupun penyemprotan pestisida.

e) Menghemat pupuk karena yang dipupuk hanya di bagian dalam baris

tanaman.

4) Kesimpulan :

Sistem Jajar Legowo dapat meningkatkan produksi padi sawah.

5) Sasaran :

Membuat demplot percontohan dengan Sistem Jajar Legowo.

6. Pembinaan PKT Kuncen Farm, Kelurahan Bubakan, Kecamatan Mijen

a. Hari : Rabu

b. Tanggal : 10 Februari 2016

c. Jam : 10.00 WIB

d. Tempat : Sekretariat PKT Kuncen Farm, Kelurahan Bubakan,

Kecamatan Mijen

a. Acara : Persiapan Lomba Kelompok Tani Ternak Kambing Tingkat

(16)

12 e. Hasil :

1) Bidang Penyuluhan dan Pengembangan Sumber Daya :

a) Pembenahan buku-buku administrasi.

b) Pembersihan data dinding.

2) Bidang Peternakan :

a) Pembuatan data populasi dan kepemilikan kambing.

b) Pengisian buku-buku kepemilikan kambing.

c) Pembuatan data produksi.

d) Pengisian buku produksi.

e) Pengobatan ternak.

f) Pengolahan susu dan pupuk.

3) Bidang Tanaman Pangan dan Hortikultura dan UPTD Balai Benih :

a) Dilaksanakan pelatihan budidaya sayuran dan tanaman TOGA.

b) Penanaman di dalam Polybag dan pralon.

4) Bidang Perkebunan dan Kehutanan :

a) Pengolahan pupuk dikembangkan secara optimal, mengingat kelompok

telah mendapatkan perhatian.

b) Pupuk akan dikemas di dalam kantong plastik yang ada tulisan

kelompok, selanjutnya dijual.

c) Penanaman Gliricidea dan tanaman turi di sekitar kandang.

7. Pembinaan Gapoktan Sekar Arum, Kelurahan Bulusan, Kecamatan Tembalang

a. Hari : Selasa

b. Tanggal : 23 Februari 2016

c. Jam : 10.00 WIB

d. Tempat : Balai Kelurahan Kramas – Kecamatan Tembalang

e. Acara : Pembinaan Kelembagaan dan Pengelolaan PUAP

f. Hasil :

1) Gapoktan Sekar Arum, Kelurahan Kramas, Kecamatan Tembalang

menerima dana PUAP Tahun 2013 dan merupakan pecahan dari Gapoktan

Sekarwangi I, Kelurahan Bulusan, Kecamatan Tembalang, yang menerima

dana PUAP Tahun 2008.

2) Permasalahan yang dihadapi Gapoktan Sekar Arum ialah pengurus yang

kurang solid dan ketua gapokta sulit ditemui. Pertemuan rutin

antarpengurus juga vakum dan dana yang diserap hanya 10 % dari

anggaran.

3) Pada saat rapat disepakati bahwa Bapak Hardi, Sekretaris Gapoktan Sekar

Arum, akan menemui Ketua Gapoktan – Bapak Prawoto, untuk meminta

kepastian kesanggupan akan pengelolaan dana PUAP. Bendahara lama, Ibu

Eti Fauziah, telah mengundurkan diri karena alasan pribadi, sehingga

(17)

13 4) Dengan pembinaan yang intensif dan komitmen pengurus pada tujuan

Program PUAP, diharapkan Gapoktan Sekar Arum dapat meningkatkan

kinerjanya. Terdapat alternatif lain, jika memang pengurus tidak dapat

mengelola dana PUAP maka dana tersebut dikembalikan ke Kas Negara,

melalui prosedur tertentu.

8. Pembinaan Perkumpulan Kelompok Tani (PKT) Rejosari Makmur, Kelurahan

Meteseh, Kecamatan Tembalang

a. Hari : Rabu

b. Tanggal : 24 Februari 2016

c. Jam : 19.30 WIB

d. Tempat : Rumah Bpk. Kumaidi, Ketua Kelompok Tani Rejosari

Makmur, Kelurahan Meteseh, Kecamatan Tembalang

e. Acara : Pembinaan Kelembagaan

f. Hasil :

1) PKT Rejosari Makmur sudah berbadan hukum, dengan SK Kemenkumham

Nomor AHU – 0004204.AH.01.07 Tanggal 9 September 2015.

2) Pengurus PKT Rejosari Makmur meliputi :

a) Pengawas : Zaenal.

b) Ketua : Kumaidi.

c) Sekretaris : Muhammad Arifin.

d) Bendahara : Massirat.

3) Dalam upaya mempercepat luas tanam padi, anggota PKT Rejosari

Makmur mengajukan bantuan benih varietas Situ Bagendit dan Ciherang

untuk luas yang diusulkan sebesar ± 20 Ha.

4) Untuk mendukung Program Padi Organik, anggota PKT Rejosari Makmur

ssebanyak 1 (satu) orang bersedia ikut magang petani padi organik di Balai

Pare Padi Organik, Kabupaten Karawang, Provinsi Jawa Barat, yang

dilaksanakan oleh Dinas Pertanian Kota Semarang.

5) Untuk mendukung penyaluran pupuk bersubsidi musim tahun 2016, petani

yang tergabung di dalam PKT Rejosari Makmur diharapkan memiliki

Kartu Tani yang berbasis RDKK Pupuk Bersubsidi, dengan dilampiri

fotocopy KTP.

6) Berkaitan dengan pelaksanaan DAK Pertanian, pembangunan sumur bor di

PKT Rejosari Makmur disepakati di lahan Bpk. Nahrowi RT 04/RW X,

Kelurahan Meteseh.

9. Pembinaan Kelompok Tani Subur Makmur, Kelurahan Tugurejo, Kecamatan Tugu

a. Hari : Rabu

b. Tanggal : 9 Maret 2016

c. Jam : 07.00 WIB

d. Tempat : Sekretariat Kelompok Tani Subur Makmur, Kelurahan

(18)

14 e. Acara : Pembinaan Kelembagaan

f. Hasil :

1) Ubinan padi Situ Bagendit dilaksanakan di lahan sawah milik Bpk. Baidi.

2) Ubinan dilaksanakan oleh :

a) Dinas Pertanian Kota Semarang

PPL dan PPK.

b) Badan Pusat Statistik.

c) Babinsa.

d) Penyuluh Swadaya.

e) Anggota kelompok.

3) Luasan ubinan ialah 2,5 x 2,5 meter.

4) Cara pelaksanaan ubinan :

a) Padi dipanen menggunakan sabit.

b) Padi diangkut dan diiles menggunakan karung.

c) Padi ditimbang.

d) Hasil ubinan 4,2 kg. Setelah dikonversikan ke tabel, hasil ubinan

adalah 5,59 Ton / Ha.

10. Pembinaan Kelompok Tani dan Gapoktan

a. Hari : Kamis

b. Tanggal : 24 Maret 2016

c. Jam : 10.00 WIB

d. Tempat : Dinas Pertanian Kota Semarang, Jalan Kompak No. 2 – 3 ,

Kelurahan Gemah, Kecamatan Pedurungan

e. Acara : Sosialisasi Pembentukan Badan Hukum

f. Hasil :

1) Sebagai narasumber yaitu Notaris Dyah Nawangwulan, yang beralamat di

Jalan Sukarno – Hatta Km. 29 Kecamatan Bergas, Kabupaten Semarang.

2) Kelompok tani dan gapoktan yang diundang dan yang hadir berasal dari

Kecamatan Gunungpati, Mijen, Pedurungan, Tugu, Banyumanik,

Candisari, dan Genuk.

3) Beberapa hal yang disampaikan oleh Ibu Notaris meliputi :

a) Persyaratan pembuatan akta yaitu :

Fotocopy KTP pengurus, fotocopy KK pengurus, surat keterangan

domisili dari kelurahan, Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga

(AD dan ART), dan NPWP salah satu pengurus.

b) Dilanjutkan pengurusan NPWP Kelompok/Badan Hukum, dengan

persyaratan sebagai berikut :

Fotocopy akta dan persyaratan A yaitu fotocopy KTP pengurus (ketua,

sekretaris, dan bendahara), fotocopy KK pengurus, surat keterangan

(19)

15 c) Akses ke Kemenkumham RI untuk pengesahan SK Badan Hukum,

dengan total biaya Rp. 650.000,-.

4) Kelompok tani dan gapoktan yang menguruskan status badan hukum

berjumlah sekitar 20.

11. Pembinaan Perkumpulan Kelompok Tani (PKT) Sumber Rejeki, Kelurahan

Jabungan, Kecamatan Banyumanik

a. Hari : Minggu

b. Tanggal : 27 Maret 2016

c. Jam : 19.00 WIB

d. Tempat : Sekretariat Perkumpulan Kelompok Tani (PKT) Sumber

Rejeki, Kelurahan Jabungan, Kecamatan Banyumanik

e. Acara : Sosialisasi Jajar Legowo melalui Program UPSUS

f. Hasil :

1) PKT Sumber Rejeki sudah berbadan hukum sejak tahun 2015, dengan SK

Kemenkumham Nomor AHU – 0007552.AH.01.07 Tanggal 6 Oktober

2016. Ketua kelompok yaitu Bpk. Muhtarom.

2) Pertemuan ini dihadiri oleh Dinas Pertanian Kota Semarang, Lurah

Jabungan, Babinsa, Babinkamtibmas, dan anggota kelompok tani.

3) Penyuluhan ini dititikberatkan pada peningkatan produksi dan

produktivitas, menggunakan Sistem Jajar Legowo, penggunaan benih

unggul, dan pemupukan berimbang.

4) Selama ini wilayah Kelurahan Jabungan masih bersifat tradisional dalam

budidaya padi. Melalui program UPSUS ini petani didorong untuk

menggunakan Sistem Jajar Legowo, benih unggul, dan pemupukan

berimbang, sehingga produksi dan produktivitasnya meningkat. Dengan

sistem tradisional, hasil panen mencapai 3 – 4 Ton per Ha. Dengan Sistem

Jajar Legowo, diharapkan hasil panen mencapai 6 – 8 Ton per Ha.

5) Petani mengalami kendala permodalan, sehingga petani mempergunakan

benih turunan, pupuk tunggal (urea), dan sistem tanam bukan Jajar

Legowo.

6) Melalui Gerakan UPSUS, diharapkan hasil panen petani lebih besar

kuantitas dan kualitasnya. Perlu pendampingan intensif dari Dinas

Pertanian Kota Semarang.

12. Pembinaan Perkumpulan Kelompok Tani (PKT) Rejo Makmur, Kelurahan

Mangunharjo, Kecamatan Tugu

a. Hari : Selasa

b. Tanggal : 29 Maret 2016

c. Jam : 10.00 WIB

d. Tempat : Sekretariat Perkumpulan Kelompok Tani (PKT) Rejo Makmur,

(20)

16 e. Acara : Pembinaan Kelembagaan dan Sosialisasi Plant Growth

Promoting Rhizobacteria (PGPR) f. Hasil :

1) PKT Rejo Makmur sudah berbadan hukum sejak tahun 2015, dengan SK

Kemenkumham Nomor AHU – 0004211.AH.01.07 Tanggal 9 September

2016. Ketua kelompok yaitu Bpk. HM. Kasri Imam. Komoditas yang

dikelola padi sawah dengan luas lahan 125 Ha.

2) Pembuatan Plant Growth Promoting Rhizobacteria (PGPR) atau Zat Perangsang Tumbuh dan Pencegah Penyakit Tanaman dilakukan,

memanfaatkan bahan-bahan sebagai berikut :

a) Panci besar.

b) Kompor.

c) Bambu untuk mengaduk.

d) Kain.

e) Jerigen atau ember yang ada penutupnya.

f) Botol plastik berkapasitas 1,5 Liter dengan penutup.

g) Air.

h) Katul 1 kg.

i) Terasi 15 gr.

j) Gula pasir 1 kg.

k) Kapur enjet seujung sendok.

l) Akar bambu 5 gr.

3) Cara pembuatan PGPR :

a) Membuat biangnya

Akar yang telah dibersihkan diambil, tapi tidak dicuci. Kemudian

dipotong kecil-kecil dan dimasukkan ke dalam botol plastik yang berisi

air matang dingin sebanyak 1 Liter. Botol kemudian dikocok secara

horisontal dan disimpan selama 3 hari, kemudian disaring dengan

menggunakan kain dan diambil air hasil saringannya.

b) Memperbanyak

Memasukkan air 20 Liter ke dalam panci, kemudian memasukkan gula,

katul enjet, dan terasi, kemudian merebusnya sampai mendidih. Setelah

itu, mendinginkan dan menyaring dengan kain. Selanjutnya,

memasukkannya ke dalam jerigen atau ember berpenutup, lalu

memasukkan biangnya, dan menutupnya serta membiarkannya selama 7

hari. Setelah 7 hari terjadi proses fermentasi yang menghasilkan aroma

segar seperti bau tape.

13. Pembinaan Perkumpulan Kelompok Tani (PKT) Banjarsari, Kelurahan Tinjomoyo,

Kecamatan Banyumanik

a. Hari : Rabu

(21)

17 c. Jam : 10.00 WIB

d. Tempat : Sekretariat Perkumpulan Kelompok Tani (PKT) Banjarsari,

Kelurahan Tinjomoyo, Kecamatan Banyumanik

e. Acara : Sosialisasi Penerapan UPSUS PAJALE

f. Hasil :

1) PKT Banjarsari sudah berbadan hukum sejak tahun 2015, dengan SK

Kemenkumham Nomor AHU – 0003966.AH.01.07 Tanggal 7 September

2016. Ketua kelompok yaitu Bpk. Mulyadi. Komoditas yang dikelola padi

sawah.

2) Untuk meningkatkan produksi dan produktivitas padi di dalam Program

UPSUS PAJALE, di PKT Banjarsari, dilakukan penerapan inovasi

pertanian melalui langkah-langkah sebagai berikut :

a) Seleksi Benih

Setiap petani menyeleksi benih melalui cara merendam benih di dalam

larutan garam 3 %. Benih yang terapung adalah benih yang tidak boleh

disemai karena kualitasnya jelek. Benih yang tenggelam saja yang

kemudian disemai.

b) Pindah Tanam dengan Bibit Muda

Setelah benih disemai dan tumbuh, kemudian dilakukan pindah tanam

dengan umur muda yaitu tidak boleh lebih dari 20 HSS. Dengan umur

muda, diharapkan nantinya akan beranak banyak, sehingga malai yang

dihasilkan juga banyak dan meningkatkan produktivitas.

c) Sistem Jajar Legowo

Menggunakan sistem 4 : 3 : 1 atau 2 : 1, untuk mempermudah

perawatan, pemupukan, penyiangan, dan pengendalian OPT.

d) Pengendalian OPT

Pengendalian OPT dianjurkan memakai pestisida organik, melalui

pemanfaatan potensi di sekitarnya. Diolah melalui cara fermentasi,

kemudian diaplikasikan setiap 10 hari sekali.

e) Pengairan

Pengairan memanfaatkan air yang tidak terlalu banyak atau

macak-macak dan menggunakan sistem pengairan berselang karena tanaman

padi adalah tanaman yang membutuhkan air dan bukan tanaman air.

f) Panen dan Pascapanen

Panen dan pascapanen juga harus ditangani dengan baik, agar tidak

terjadi kehilangan hasil panen. Panen dengan umur yang tepat dan

peralatan yang baik merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi

kehilangan hasil panen.

14. Pembinaan PKT Kuncen Farm, Kelurahan Bubakan, Kecamatan Mijen

a. Hari : Kamis

(22)

18 c. Jam : 10.00 WIB

d. Tempat : Sekretariat Perkumpulan Kelompok Tani (PKT) Kuncen Farm,

Kelurahan Bubakan, Kecamatan Mijen

e. Acara : Persiapan Lomba Kelompok Tani Ternak Kambing Tingkat

Nasional

f. Hasil :

1) Pembersihan kandang di 3 pos yang meliputi pos 1 di dekat sekretariat, pos

2 di dekat rumah Ahmad Zaidi, dan pos 3 di dekat embung. Kandang agar

tidak terlalu rimbun. Kebersihan kandang wajib diperhatikan secara

swadaya dan tidak bergantung kepada pihak lain. Lingkungan di sekitar

kandang juga harus diperhatikan kebersihannya.

2) Kebersihan lingkungan di sekitar kandang dapat ditingkatkan melalui

permohonan bantuan kepada pihak Kelurahan Bubakan.

3) Pavingisasi kandang di pos 2 dimintakan bantuan dari Dinas Bina Marga.

4) Diharapkan adanya bantuan dari warga di sekitar kelompok untuk menjadi

anggota kelompok, sehingga jumlah anggota bertambah.

5) Penataan sekretariat dilakukan secara terjadwal dan kontinyu.

6) Komunikasi dengan Disnakkeswan Prov. Jateng agar dilakukan secara

terus-menerus.

7) Dalam minggu ini Rumah Produksi dan peralatannya selesai, kemudian

dilaksanakan shooting ulang.

8) Bibit turi dan APPO di-drop ke lokasi dalam minggu ini.

9) Pembenahan administrasi agar terus dilaksanakan. Undangan bia SMS

harus ditulis di Buku Khusus. Semua barang agar dicatat di Buku

Inventaris.

15. Pembinaan Gapoktan Sido Makmur, Kelurahan Banjardowo, Kecamatan Genuk

a. Hari : Jumat

b. Tanggal : 8 April 2016

c. Jam : 09.00 WIB

d. Tempat : Sekretariat Gapoktan Sido Makmur, Kelurahan Banjardowo,

Kecamatan Genuk

e. Acara : Pembinaan dalam rangka Persiapan Lomba Kelembagaan

Ekonomi Berprestasi Tingkat Provinsi Jawa Tengah

f. Hasil :

1) Koperasi Gapokta Sido Makmur, Kel. Banjardowo, Kec. Genuk, termasuk

6 besar akan diverifikasi/dinilai dalam rangka Lomba Kelembagaan

Ekonomi Berprestasi Tingkat Provinsi Jawa Tengah Tahun 2016. Jadwal

penilaian yang semula tanggal 15 April 2016, diajukan tanggal 11 April

(23)

19 2) Untuk mempersiapkan Lomba Kelembagaan Ekonomi Berprestasi Tingkat

Provinsi Jawa Tengah, dilaksanakan pembenahan administrasi dan

sekretariat serta pemanfaatan anggota kelompok.

3) Gapoktan Sido Makmur terbentuk menjadi suatu badan hukum berdasarkan

SK Kemenkumham Nomor: 0126/180.8/BH/XIV.34/XI/2015 tanggal 29

Mei 2015, dengan susunan pengurus sebagai berikut :

a) Ketua : Murdaningsih.

b) Sekretaris : Siti Mar’ah

c) Bendahara : Heri Purnomo

d) Pengawas :

Ketua : Umiyatun

Anggota : Puji Nur Hidayah

Khoirul Badriyah

4) Koperasi Gapoktan Sido Makmur merupakan lembaga keuangan yang

menghimpun dana dari anggotanya yaitu para anggota kelompok tani dan

masyarakat, kemudian menyalurkannya kembali kepada

anggota-anggotanya dalam bentuk pembiayaan, untuk memecahkan kendala dan

permasalahan permodalan dan kebutuhan dana yang dihadapi para

anggotanyanya, dalam rangka mengembangkan usaha produktif,

meningkatkan pendapatan, dan meningkatkan kesejahteraan keluarga.

5) Koperasi Gapoktan Sido Makmur memiliki visi, misi, tujuan, sasaran, dan

konsep sebagai berikut :

a) Visi

Menjadi gapoktan yang besar, sehat, dan kuat serta terpercaya

berdasarkan nilai dan prinsip koperasi.

b) Misi

 Mengembangkan dan mengelola koperasi secara profesional.  Memberikan pelayanan yang cerdas dan ikhls kepada anggota.  Membudayakan 5 S yaitu Senyum, Salam, Sapa, Sopan, dan

Santun.

c) Tujuan

 Meningkatkan kesejahteraan dan kemakmuran anggota pada khususnya dan masyarakat pada umumnya.

 Menjadi salah satu koperasi terbaik di Indonesia. d) Konsep Masyarakat Sasaran Koperasi

 Layanan keuangan (pinjaman dan simpanan) standar koperasi.  Agar tidak terjerat rentenir dan bank swasta, dengan pengembalian

yang tinggi.

6) Pendekatan untuk penumbuhan dan pengembangan gapoktan dan koperasi

(24)

20 a) Menekankan pada penyediaan kredit untuk petani anggota dan

masyarakat atau lembaga yang berperan utama dalam pemberdayaan

masyarakat.

b) Tanggap dan bergerak untuk kegiatan sosial masyarakat.

c) Mengandalkan pada peran kelembagaan yang sudah ada, baik formal,

nonformal, maupun tokoh masyarakat.

d) Mengutamakan mobilisari dana berdasarkan kemampuan masyarakt

sendiri sebagai sumber finansial support bagi koperasi.

e) Melaksanakan pelayanan keuangan yang diperuntukkan anggota atau

bersifat membership base.

f) Melaksanakan pelatihan dan pendidikan kepada masyarakat serta

semangat kemandirian pada pendekatan ini mendapatkan penekanan

pula.

7) Mengatasi kredit macet (kasus koperasi) :

a) Jangka Pendek

 Meningkatkan frekuensi penagihan.  Kontrak resmi/perjanjian pinjaman.  Pemberlakuan jaminan.

 Pemutihan. b) Jangka Panjang

 Mengikat dengan tabungan.

 Membangun jaringan/asosiasi gapoktan PUAP.  Reorganisasi.

 Perbaikan aturan.

 Pemberlakuan penjaminan.

 Shock terapis/pemasangan pengumuman kredit macet di tempat publik/umum.

16. Pembinaan Gapoktan Sido Makmur, Kelurahan Banjardowo, Kecamatan Genuk

a. Hari : Senin

b. Tanggal : 11 April 2016

c. Jam : 08.00 WIB

d. Tempat : Sekretariat Gapoktan Sido Makmur, Kelurahan Banjardowo,

Kecamatan Genuk

e. Acara : Pembinaan rangka Verifikasi dan Penilaian pada Lomba

Kelembagaan Ekonomi Berprestasi Tingkat Provinsi Jawa

Tengah

f. Hasil :

1) Susunan acara :

a) Pembukaan.

b) Sambutan Kepala Dinas Pertanian Kota Semarang.

(25)

21 d) Doa.

e) Yel-yel.

f) Paparan Ketua Gapoktan Sido Makmur, Kel. Banjardowo, Kec. Genuk.

g) Kesan dan Pesan Tim Juri.

2) Pembukaan oleh MC – Ana Widaningrum, SP.

3) Sambutan Kepala Dinas Pertanian Kota Semarang :

a) Dengan segala keterbatasan yang ada, Kota Semarang tetap eksis dan

semangat dalam pembangunan pertanian.

b) Dengan diselenggarakannya Lomba Kelembagaan Ekonomi Berprestasi

Tingkat Provinsi Jawa Tengah ini, diharapkan semakin memotivasi

gapoktan untuk semakin maju.

4) Sambutan Tim Juri :

a) Tim Juri memperkenalkan diri. Tim Juri berasal dari Setbakorluh

Provinsi Jawa Tengah, berjumlah 3 orang yaitu : A. Wildani, Rostian,

dan Herning.

b) Tim Juri akan melaksanakan verifikasi dan penilaian terhadap kinerja

Koperasi Gapoktan Sido Makmur secara jelas dan transparan.

5) Setelah doa dan Yel-yel dari anggota Koperasi Gapoktan Sido Makmur,

dilanjutkan paparan dari Ketua Koperasi Gapoktan Sido Makmur,

Murdaningsih, sebagai berikut :

a) Motto pelayanan yaitu senyum, sapa, salam, sopan, dan santun, atau

disingkat 5 S.

b) Lembaga yang terdapat di sekitar lokasi koperasi ada 8, yang

diharapkan dapat mendukung koperasi memberikan pelayanan yang

lebih baik.

c) Komoditas utama koperasi yaitu olahan pangan.

d) Koperasi agar lebih berperan di masyarakat, sehingga rentenir

berkurang.

e) Koperasi agar melakukan pendidikan koperasi dari anggota sendiri.

f) Berdasarkan rencana, akan diselenggarakan asuransi dan tabungan

umroh.

g) Cadangan SHU (10 %) untuk yang tertib angsuran, angsuran maksimal

dilunasi sebelum tanggal 10.

h) Semula simpanan pokok Rp. 50.000,- setelah ada pendidikan koperasi.

Simpanan pokok kemudian naik menjadi Rp. 500.000,- yang bisa

dicicil sebanyak 3 x. Sebelum cicilan lunas, masih sebagai calon

anggota. Setelah lunas, baru menjadi anggota.

i) Jumlah anggota sekarang 53 orang.

6) Kesan dan pesan dari Tim Juri :

a) Aspek Administrasi

(26)

22  Laporan Pembinaan Pengawas belum ada.

 Undangan pelatihan dan laporan setelah pelatihan belum ada.  Rapat di luar RAT belum dilaksanakan.

b) Aspek Pembinaan dan Pengawas

 Sumber daya manusia pengurus sudah cukup memadai.  Latihan sudah dilaksanakan lebih dari 5 kali.

 Untuk indikator penilaian pada setiap anggota, dilakukan reward dan punishment.

 Kegiatan-kegiatan sosial sudah dilaksanakan, belum tertulis di perencanaan.

 Meskipun setiap anggota sudah memiliki segmen pasar, sebaiknya koperasi mengupayakan pihak ketiga untuk pemasaran.

 Konsistensi dan perencanaan hingga laporan akhir harus dipertahankan dan dilaksanakan.

7) Kesimpulan :

a) Pengumpulan data dan konsistensi dan perencanaan hingga laporan

akhir masih lemah dan perlu ditingkatkan.

b) Meskipun koperasi baru berdiri 2 tahun, prestasinya luar biasa.

17. Pembinaan dalam rangka Penyerahan Hadiah Lomba Kelompok Tani Padi Sawah

Pengguna Pupuk Organik, Lomba Kelompok Tani Ternak, Lomba Gapoktan,

Lomba Buah Durian Unggul, dan Lomba Makan Durian Tercepat

a. Hari : Jumat

b. Tanggal : 13 Mei 2016

c. Jam : 08.00 WIB

d. Tempat : Dinas Pertanian Kota Semarang

e. Hasil :

1) Lomba-lomba yang diselenggarakan di lingkungan Kota Semarang oleh

Dinas Pertanian Kota Semarang meliputi :

a) Lomba Kelompok Tani Padi Sawah Pengguna Pupuk Organik.

b) Lomba Kelompok Tani Ternak Sapi Organik.

c) Lomba Gapoktan.

d) Lomba Buah Durian Unggul.

e) Lomba Makan Durian Tercepat.

2) Lomba Kelompok Tani Padi Sawah Pengguna Pupuk Organk :

a) Juara I

 Kelompok Tani Loh Jinawi, Kel. Purwosari, Kec. Mijen. b) Juara II

 Kelompok Tani Karya Usaha, Kel. Banjardowo, Kec. Genuk. c) Juara III

(27)

23 3) Lomba Kelompok Tani Ternak Sapi Potong :

a) Juara I

 Kelompok Tani Tlumpak Makmur, Kel. Tandang, Kec. Tembalang. b) Juara II

 Kelompok Tani Makmur, Kel. Pudakpayung, Kec. Banyumanik. c) Juara III

 Kelompok Tani Sidodani, Kel. Cepoko, Kec. Gunungpati. 4) Lomba Gapoktan :

a) Juara I

 Gapoktan Sido Makmur, Kel. Banjardowo, Kec. Genuk. b) Juara II

 Gapoktan Curug Jaya, Kel. Sadeng, Kec. Gunungpati. c) Juara III

 Gapoktan Novelti, Kel. Jatingaleh, Kec. Candisari. 5) Lomba Buah Durian Unggul :

a) Juara I

 Rois Zaidi, Kel. Bubakan, Kec. Mijen. b) Juara II

 Isron, Ds. Siroto, Kel. Gunungpati, Kec. Gunungpati. c) Juara III

 Rohman, Kel. Purwosari, Kec. Mijen. 6) Lomba Makan Durian Tercepat :

a) Juara I

 Heri Kurniawan, Ds. Krumpakan RT 07/RW III, Kec. Gemuh, Kab. Kendal.

b) Juara II

 Ikram, Ds. Karangawen RT 01/RW II, Kabupaten Grobogan. c) Juara III

 Bram Basari, Perum Primavita No. C1, Macanan, Kota Salatiga. 18. Pembinaan Kelompok Kontak Tani Nelayan Andalan (KTNA) Kota Semarang

a. Hari : Selasa

b. Tanggal : 24 Mei 2016

c. Jam : 12.00 WIB

d. Tempat : Pemancingan Sekopek, Kel. Polaman, Kec. Mijen

e. Acara : Konsolidasi Kelompok Kontak Tani Nelayan (KTNA) Kota

Semarang

f. Hasil :

1) Agenda-agenda yang dirembug meliputi :

a) Pada Gelar Promosi Agribisnis yang diselenggarakan pada tanggal 26 –

27 Mei 2016. Kelompok KTNA Kota Semarang ikut terlibat.

(28)

24 b) KTNA Expo diselenggarakan di Samarinda, Provinsi Kalimantan

Timur, pada tanggal 15 – 18 September 2016.

c) PRPP diselenggarakan pada bulan Agustus 2016 dan KTNA Kota

Semarang berpartisipasi mengisi stand.

d) Pekan Daerah (PEDA) di Kabupaten Grobogan pada tanggal 17 – 19

Maret 2017. Pengajuan anggaran tahun 2017 untuk ± 15 peserta.

e) Pekan Nasional (PENAS) di Provinsi Aceh tanggal 6 – 11 Mei 2017.

Pengajian anggaran tahun 2017 untuk ± 15 peserta.

f) Rembug Paripurna KTNA Kota Semarang (reorganisasi). Masa

kepengurusan tanggal 6 Juli 2012 sampai dengan 6 Juli 2017 (5 tahun).

2) Usul dan saran :

a) Proposal atau surat yang berkaitan dengan KTNA agar dikirim ke Dinas

Pertanian dan Dinas Kelautan dan Perikanan.

b) Pembangunan Toko Tani yang dikelola Kantor Ketahanan Pangan,

tetapi sebetulnya pemasoknya ialah petani. Peran Dinas Pertanian

diharapkan sekali pada pengembangan Toko Tani.

c) Dari hasil Kunjung Lapang ke Bandung, diketahui bahwa komoditas

beras sudah seharusnya diwajibkan dibeli oleh kalangan PNS.

d) Karena seringnya terjadi penggantian pejabat di Dinas Kelautan dan

Perikanan Kota Semarang, KTNA Kota Semarang kurang dikenal.

Diharapkan adanya kolaborasi antara Dinas Pertanian Kota Semarang

dan Dinas Kelautan dan Perikanan Kota Semarang.

e) Pesanan durian untuk luar Jawa mengalami kendala aturan pengiriman.

f) Penjual Durian Jawa Tengah sudah terbentuk. Ada perwakilan untuk

Provinsi Jawa Tengah di Jalan Darmawangsa dan Jalan Maluku.

g) KTNA Kota Semarang agar membuat surat kepada Dinas Pertanian

untuk berbagai kegiatan.

h) Semua kegiatan agar dibuat perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi

serta permasalahan agar dirembug dengan baik.

19. Pembinaan Perkumpulan Kelompok Tani (PKT) Loh Jinawi, Kelurahan Purwosari,

Kecamatan Mijen

a. Hari : Senin

b. Tanggal : 30 Mei 2016

c. Jam : 10.00 WIB

d. Tempat : Sekretariat PKT Loh Jinawi, Kel. Purwosari, Kec. Mijen

e. Acara : Pembinaan Kelembagaan

g. Hasil :

1) Kelompok Tani Loh Jinawi sudah dibentuk pada tahun 2003 dengan jumlah

anggota 61 orang. Pada awalnya kurang aktif di dalam kegiatan kelompok

tani karena keterbatasan sumber daya manusia. Pada tanggal 18 Agustus

(29)

25 Keputusan Lurah Purwosari No. 411.61/10/VIII/2015 tanggal 18 Agustus

2015.

2) Susunan pengurus dan anggota setelah reorganisasi adalah :

a) Ketua : Ahmad Marno.

b) Wakil Ketua: Ahmad Mahmudi.

c) Bendahara : Sunarto

d) Pengawas : Amintoyo

e) Bidang-bidang :

 Pertanian Padi : Yamsuri.  Perkebunan dan Palawija : Suyono

 Peternakan : Rasiyanto

 Perikanan : Nastain

 Pemberdayaan dan Pengkaderan : Sodikin f) Anggota-anggota :

 Sudarno. ● Sukisman. ● Senin.  Sumali/Lasmi. ● Sumali/Birah. ● Surani.

 Sukoyo. ● Suradi. ● Suradi (gendut).  Sumiran. ● Sukiban. ● Suryati.  Kalimah. ● Sujarwo. ● Sariyono.  Sargi. ● Sariman. ● Achmat.  Ali As’ari. ● Abron. ● Karyadi.  Misriyanto. ● Wiradi. ● Ngadi.  Jumar (modin). ● Jumar (selep). ● Jumari.  Sidik. ● Misbah. ● Marwan.  Gimin. ● Parno. ● Ponijo.

3) Kelompok Tani Loh Jinawi berubah nama menjadi PKT Loh Jinawi yang

berbadan hukum sejak tahun 2015, dengan SK Kemenkumham Nomor

AHU – 0004046.AH.01.07 Tanggal 7 September 2016, dengan susunan

pengurus sebagai berikut :

a) Ketua : Ahmad Marno.

b) Wakil Ketua : Ahmad Mahmudi.

c) Bendahara : Sunarto.

d) Pengawas : Amintoyo.

Komoditas yang dikelola adalah padi dan jagung, dengan luas lahan ±

25,75 Ha. Komoditas lainnya sebagai pendukung adalah sapi dan kambing.

20. Pembinaan PKT Loh Jinawi, Kelurahan Purwosari, Kecamatan Mijen

a. Hari : Rabu

b. Tanggal : 1 Juni 2016

c. Jam : 12.00 WIB

(30)

26 e. Acara : Verifikasi dan Penilaian Kelompok Tani Berprestasi Bidang

Tanaman Pangan Tingkat Provinsi Jawa Tengah

f. Hasil :

1) Berdasarkan Surat Kepala Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan

Hortikultura Provinsi Jawa Tengah Nomor : 411.5/688/V/20/2016 Tanggal

19 Mei 2016 perihal Verifikasi Kelompok Tani Berprestasi Bidang

Tanaman Pangan Tahun 2016, disebutkan bahwa verifikasi dilaksanakan

pada tanggal 6 Juni 2016.

2) PKT Loh Jinawi Gilisari menjadi Juara I Lomba Kelompok Tani Padi

Sawah Pengguna Pupuk Organik Kota Semarang, sehingga berhak maju ke

tingkat Provinsi Jawa Tengah.

4) Kriteria penilaian meliputi :

a) Teknik budidaya, dari pengolahan lahan sampai dengan penanaman.

Sesuai SOP atau tidak.

b) Pemupukan, masih semi organik atau sudah full organik, yang

memanfaatkan limbah pertanian dan limbah ternak. Juga pembuatan

pupuk organik cair dan pembuatan rumah kompos.

c) Sistem penanaman SRI melalui Jajar Legowo, varietas Si Denuk.

d) Peningkatan hasil produksi, dari 4,0 Ton per Ha menjadi 5,8 Ton per

Ha.

e) Penanganan OPT, dengan menggunakan predator alami. Sebagai

contoh: dengan menanam tanaman kenikir.

f) Pemasaran hasil, dengan menjalin kemitraan.

21. Pembinaan PKT Loh Jinawi, Kelurahan Purwosari, Kecamatan Mijen

a. Hari : Jumat

b. Tanggal : 3 Juni 2016

c. Jam : 09.00 WIB

d. Tempat : Sekretariat PKT Loh Jinawi, Kel. Purwosari, Kec. Mijen

e. Acara : Persiapan Penilaian Lomba Tingkat Provinsi Jawa Tengah

f. Hasil :

1) Pembenahan administrasi :

a) Buku-buku administrasi.

b) Surat dokumen.

c) Foto kegiatan.

d) Pembuatan profil.

2) Penataan sekretariat :

a) Meja.

b) Kursi.

c) Taplak.

d) Tratag.

(31)

27 3) Pembagian kelompok :

a) Budidaya : Ponijo Pendamping : Juli Kurniawan, S.Pt.

b) Pupuk Padat : Nastain Pendamping : Ir. Sutanta.

c) Pupuk Cair : Sodikin Pendamping : Ir. Sutanta.

d) OPT : Suyono Pendamping : Satiwan.

e) Pemasaran : Rasiyanto Pendamping : Nur Hasan A, S.Pt.

4) Lain-lain :

a) Kelompok harus menjaga kekompakan.

b) Kelurahan dan kecamatan siap mendukung.

c) Kelurahan menyediakan umbul-umbul dan pemasangannya.

22. Pembinaan Asosiasi Tanaman Obat “Ngudi Waras Sejahtera” dan Asosiasi Jamu

Instan dan Jamu Gedong “Herbal Alam Sehat”

a. Hari : Senin

b. Tanggal : 25 Juli 2016

c. Jam : 10.00 WIB

d. Tempat : Dinas Pertanian Kota Semarang

e. Acara : Rakor Asosiasi Tanaman Obat “Ngudi Waras Sejahtera” dan

Asosiasi Jamu Instan dan Jamu Gendong “Herbal Alam

Sehat”

f. Hasil :

1) Asosiasi Tanaman Obat “Ngudi Waras Sejahtera” memiliki susunan

pengurus sebagai berikut :

a) Ketua : Soemono.

b) Sekretaris : Anang Purnomo.

c) Bendahara : Syafi’i.

d) Seksi : Matori dan Mahfud

2) Asosiasi Tanaman Obat “Ngudi Waras Sejahtera” dibentuk pada tanggal

18 Juli 2011 dengan masa kepengurusan 5 tahun. Sejak terbentuknya,

sampai tahun 2013 aktif pertemuan. Setelah itu vakum. Salah satu

penyebabnya masalah pemasaran, sehingga tidak ada pemasukan untuk kas.

3) Asosiasi Tanaman Obat “Ngudi Waras Sejahtera” pernah menjalin MoU

dengan PT Petropack. PT Petropack sudah membeli tanaman obat dari

asosiasi karena PT Petropack tidak jadi operasional sehingga MoU batal.

Asosiasi Tanaman Obat “Ngudi Waras Sejahtera” pernah bekerja sama

dengan PT Air Mancur dan PT Sido Muncul, tetapi belum terlaksana. Juga

(32)

28 yang meminta franko di tempat, sehingga menimbulkan kerugian. Pada

intinya, asosiasi telah berusaha menjalin kerjasama dalam hal pemasaran.

4) Asosiasi Tanaman Obat “Ngudi Waras Sejahtera” sering ikut pameran,

tetapi hanya sedikit (sekitar 5 kg). Sementara ini, banyak permintaan untuk

komoditas bengle, porang, dan jali ketan (untuk kosmetik).

5) Permasalahan yang dihadapi Asosiasi Tanaman Obat “Ngudi Waras

Sejahtera” di antaranya :

a) 1 orang petani memiliki lahan 10 Ha. Harga panen per kg Rp. 1.300,-

baru petani memperoleh keuntungan. Petani hanya menanam 1.000 m2.

b) Pak Narmin dan 7 anggota asosiasi lainnya mengajukan kredit ke

Koperasi Sinergi Inti Arta, dengan agunan miliki Pak Narmin. Karena

adanya masalah pemasaran, angsuran mengalami kendala, tetapi tetap

harus mengangsur. Dari kejadian ini, dapat disimpulkan bahwa

penanaman tanaman obat belum baik prospeknya.

c) Karena jatuhnya harga panen, petani tanaman obat mengalami kerugian.

Banyak temulawak tidak dipanen. Sangat diperlukan pelatihan

tambahan untuk meningkatkan kualitas temulawak.

6) Asosiasi Jamu Instan dan Jamu Gendong “Herbal Alam Sehat” memiliki

susunan pengurus sebagai berikut :

a) Penasehat : dr. Sasmita.

b) Ketua : K.E. Yuliani

c) Wakil Ketua : Khalimah

d) Sekretaris I : Kusumawardhani

e) Sekretaris II : Ely Herlina

f) Bendahara I : Retno Titisari

g) Bendahara II : Emi Susilowati

h) Seksi Humas : Dwi Saputro, Kolidi

i) Seksi : Nur Indah, Sri Mulyani

Pemasaran

dan Promosi

j) Bidang : Sumardi, Luky, Suminah, Siti Rahmawati, dan

Umum Musliah

7) Asosiasi Jamu Instan dan Jamu Gendong “Herbal Alam Sehat” terbentuk

pada tanggal 5 Juni 2012. Pada awal pembentukan sering dilaksanakan

pertemuan. Aktivitas asosiasi terhambat karena kesibukan masing-masing

anggota. Sudah pernah mengadakan kegiatan, di antaranya pameran. Secara

pribadi, Ketua Asosiasi Jamu Instan dan Jamu Gendong “Herbal Alam

Sehat” membuka outlet Kampung Jamu “Jeng Ratu” di Dukuh Kuncen,

Kelurahan Bubakan, Kecamatan Mijen (contact person : 081805975030)

(33)

29 0877399661273). Kampung Jamu dan Omah Jamu “Jeng Ratu”

memerlukan tanaman obat antara lain :

a) Kunyit tanpa empu. Kebutuhan 1 Ton/bln. Harga Rp. 4.000,- sd

Rp. 6.000,- per kg.

b) Jahe emprit. Kebutuhan 1 Ton/bln. Harga Rp. 6.000,- sd Rp. 9.000,- per

kg.

c) Jeruk nipis. Kebutuhan 500 kg/bln. Harga Rp. 9.000,- sd Rp. 11.000,-

per kg.

d) Temulawak. Kebutuhan 1 Ton/bln. Harga Rp. 2.500,- sd Rp. 4.000,- per

kg.

e) Asam Jawa. Kebutuhan 3 kwintal/bln. Harga Rp. 7.000,- sd Rp. 8.000,-

per kg.

f) Kencur. Kebutuhan 1 Ton/bln. Harga Rp. 7.000,- sd Rp. 9.000,- per kg.

g) Serai bumbu (dicabut sampai akar, ± 30 cm). Kebutuhan 1 Ton/bln.

Harga Rp. 3.000,- sd Rp. 4.000,-.

h) Bengle. Kebutuhan 10 kg/bln. Harga belum diketahui pasti.

8) Asosiasi Tanaman Obat “Ngudi Waras Sejahtera” dapat bekerja sama

dengan Jeng Ratu dalam penyediaan bahan baku jamu. Sebagai percobaan,

akan diadakan MoU untuk 3 bulan ke depan kecuali jeruk nipis dan asam

Jawa.

9) Menurut rencana, kedua asosiasi akan digabung, sehubungan penasehat

Asosiasi Jamu Instan dan Jamu Gendong “Herbal Alam Sehat” telah

meninggal dan wakil ketuanya pindah ke Yogyakarta.

10) Info dari Dinas Pertanian Kota Semarang :

a) Pada bulan Desember 2015 terbentuk Klaster Jamu Kota Semarang,

yang dikoordinasi oleh Disperindag Kota Semarang, dengan susunan

pengurus sebagai berikut :

 Ketua : K.E. Yuliani  Wakil Ketua : Anang Purnomo

 Sekretaris : Supriyono  Wakil Sekretaris : Kawitno

 Bendahara : Anggoro Widiyatmoko, SP.  Wakil Bendahara : Rahmawati

 Divisi Keuangan : Ridwan (Seksi Permodalan) Tessa (Seksi Keuangan)  Divisi Pelayanan : Samino (Seksi Informasi)

Miyono (Seksi Pemasaran)

(34)

30  Divisi Peningkatan : Sutrisno, SH. (Seksi Kerjasama)

Sumber Daya Agam Tasir (Seksi Humas)

Manusia

 Koordinator : Supriyono Wilayah Kecamatan

se-Kota Semarang

 Anggota :

 KUB Produsen > Kelompok Tani Sido Mukti.

 KUB Bahan Baku > Kelompok Tani Lestarinda.

 Asosiasi Jamu Instan dan Jamu Gendong “Herbal Alam Sehat” Kota Semarang.

23. Pembinaan Asosiasi Petani Jamur Kota Semarang (APJAKS)

a. Hari : Jumat

b. Tanggal : 29 Juli 2016

c. Jam : 13.00 WIB

d. Tempat : Dinas Pertanian Kota Semarang

e. Acara : Rakor Asosiasi Petani Jamur Kota Semarang (APJAKS)

f. Hasil :

1) Asosiasi Petani Jamur Kota Semarang (APJAKS) dibentuk pada tanggal 24

Mei 2012, dengan masa kepengurusan 5 tahun dan susunan pengurus

sebagai berikut :

g) Bendahara II : Adi Jumaryanto

h) Seksi Humas : Zaidun dan Wiyoto

i) Seksi : Andi Dwi S. dan Adran

Budidaya

j) Seksi : Ali Mahmudi, Sudaryoso, dan Hariyanto

Pemasaran

2) Sekretaris Asosiasi Petani Jamur Kota Semarang (APJAKS) melaporkan

bahwa kegiatan dan pertemuan vakum.

3) Ketua Asosiasi Petani Jamur Kota Semarang (APJAKS) melaporkan :

a) Karena kesibukan masing-masing pengurus dan anggota (jarang

bertemu), pertemuan tidak pernah dilakukan, tetapi silaturahmi tetap

terjalin baik.

b) Asosiasi tidak dapat mewujudkan visi-nya, tetapi mengalami pesimistis

(35)

31 Pertanian Kota Semarang, tetapi semangat asosiasi turun. Padahal

kebutuhan jamur di Kota Semarang cukup besar dan sebagian besar

dipasok dari luar kota, sehingga menjadi peluang bagi petani jamur

Kota Semarang. Perlu pembenahan yang menyeluruh di tubuh

organisasi asosiasi.

c) Program-program yang tetap perlu dilaksanakan meliputi :

 Pertemuan rutin 1 – 2 bulan sekali, bergantung keadaan (bersifat insidensial). Pertemuan hanya terbatas pada pengurus.

 Penanaman jamur masih perlu dikembangkan meskipun modal terbatas.

d) Usulan-usulan yang perlu ditindaklanjuti meliputi :

 Asosiasi Petani Jamur Kota Semarang (APJAKS) harus tetap memiliki semangat dan perlu memperoleh dukungan yang positif

dari berbagai pihak. Yang memiliki lahan luas, harus mampu

mengembangkan usahanya lebih optimal dan dapat difungsikan

sebagai tempat pelatihan.

 Mengadakan pameran khusus jamur, kampanye konsumsi jamur, dan konsep pangan lestari.

 Wilayah barat (Ngaliyan) belum pernah memperoleh bantuan dari dinas, sementara ini dibantu LAZIS, padahal pernah menjadi Juara

I se-Karesidenan Semarang pada Lomba Olahan Jamur. Produk

yang dilombakan di antaranya dawet, nugget, sate, dan lumpia

jamur. Pada setiap even memperoleh pesanan sekitar 500 porsi.

Dinas Pertanian Kota Semarang menyarankan agar di wilayah

Ngaliyan dibentuk kelompok, agar dapat memperoleh bantuan.  Pertemuan rutin harus dapat dilaksanakan secara baik, meskipun

banyak kesibukan anggota. Iuran wajib dan arisan dapat

dipergunakan untuk mengikat anggota.

 Asosiasi perlu melakukan studi banding ke luar Kota Semarang. e) Yang baru saja mendapat bantuan baglog dari Dinas Pertanian Kota

Semarang masing-masing sebesar 1.000 baglog adalah :

 KWT Sri Rahayu, Kelurahan Ngadirgo, Kecamatan Mijen. Ketua : Nur Janah. 15 anggota.

 Slamet Mugi Hastuti, Kelurahan Pandean Lamper, Kecamatan Semarang Selatan. Selain memperoleh bantuan baglog, juga

memperoleh bantuan Toga. Rencananya akan membentuk

kelompok jamur.

 Margiati, dari KWT Sembungharjo, Kelurahan Sembungrejo, Kecamatan Genuk.

(36)

32 Meskipun telah memperoleh bantuan baglog, pemasaran yang

dilakukan bersifat tidak kontinyu. Perlu koordinasi yang intensif antara

pengurus dengan anggota.

f) Sebagai tambahan informasi, Bpk. Saiful dari Kelurahan Podorejo,

Kecamatan Ngaliyan, pernah menjalankan budidaya jamur. Pada

awalnya 500 baglog kemudian berkembang menjadi 5.000 baglog.

Selama 10 bulan mengalami perkembangan yang cukup baik dan tidak

ada permasalahan tenaga kerja, tetapi setelah banyak tenaga kerja

pulang kampung, kegiatan budidaya jamur terbengkalai. Namun, masih

ada harapan untuk bangkit kembali.

4) Dinas Pertanian Kota Semarang sudah sering melaksanakan pelatihan,

kunjung lapang, dan magang. Sudah seharusnya ilmu yang diperoleh harus

dikembangkan oleh anggota asosiasi dan ditularkan kepada

anggota-anggota lainnya. Pada akhir bulan Agustus 2015 akan diselenggarakan

pelatihan selama 2 hari, meliputi teori dan praktek, yang dilanjutkan oleh

Kunjung Lapang ke Kabupaten Sragen selama 1 hari.

24. Pembinaan Perkumpulan Kelompok Tani (PKT) Mbangun Karso, Kelurahan

Purwosari, Kecamatan Mijen

a. Hari : Rabu

b. Tanggal : 10 Agustus 2016

c. Jam : 12.00 WIB

d. Tempat : Gubug Pertemuan PKT Mbangun Karso (kandang kerbau),

Kelurahan Purwosari, Kecamatan Mijen

e. Acara : Pembinaan Kelembagaan

f. Hasil :

1) PKT Mbangun Karso merupakan gabungan dari kelompok-kelompok

sebagai berikut :

a) Kelompok kambing/domba : Sido Makmur

b) Kelompok sapi : Mugi Rahayu

c) Kelompok padi : Mbangun Karso

d) Kelompok kerbau : Maheso Krido

2) PKT Mbangun Karso telah berberbadan hukum sejak tahun 2015, dengan

SK Kemenkumham Nomor : AHU – 0004050.AH.01.07 Tanggal

7 September 2016, dengan susunan pengurus sebagai berikut :

a) Pengawas : Mujiyo

b) Ketua : Dartono

c) Sekretaris : Suparyami

d) Bendahara : Mujio

e) Seksi Budidaya Kerbau : Sugiyan

f) Seksi Budidaya Sapi : Kusriyono

(37)

33 h) Seksi Budidaya Kambing: Suratmin

dan Domba

i) Seksi Hortikultura : Musriyanto

Susunan pengurus Divisi Budidaya Kerbau :

a) Ketua : Sugiyan

b) Seksi Kesehatan Hewan : Sugiyarto

c) Seksi Produksi : Jarmin

d) Seksi Agro Industri : Rohyani

3) Data sesuai komoditas :

a) Lahan padi dan palawija : 60 Ha

b) Lahan hortikultura : 25 Ha

c) Populasi kambing/domba: 60 ekor

d) Populasi sapi : 20 ekor

e) Populasi kerbau : 58 ekor

4) Kandang kerbau berada di dalam 1 kawasan lahan bengkok seluas

70.000 m2.

5) Anggota aktif komoditas kerbau sebanyak 20 orang. Kandang yang ada 40

plong. Pada tahun 1991 Kelompok Tani Ternak Mahisa Krido pernah

menjadi Juara I Lomba Kelompok Tani Ternak Kerbau Tingkat Provinsi

Jawa Tengah. Perkembangan populasi kerbau saat ini berada di bawah

pengelolaan PKT Mbangun Karso.

25. Pembinaan PKT Mbangun Karso, Kelurahan Purwosari, Kecamatan Mijen

a. Hari : Jumat

b. Tanggal : 2 September 2016

c. Jam : 08.30 WIB

d. Tempat : Gubug Pertemuan PKT Mbangun Karso (kandang kerbau),

Kelurahan Purwosari, Kecamatan Mijen

e. Acara : Pembinaan dari Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan

Provinsi Jawa Tengah

f. Hasil :

1) Pembukaan, oleh MC Nisa.

2) Sambutan dari Dinas Pertanian Kota Semarang, oleh Bpk. Hestu Nugroho :

a) Kota Semarang memiliki potensi ternak kerbau di PKT Mbangun

Karso, dengan jumlah populasi 70 ekor.

b) Pada tahun 1991 PKT Mbangun Karso (dulu bernama Kelompok Tani

Mahisa Krido) meraih Juara I Lomba Kelompok Tani Ternak Kerbau.

c) PKT Mbangun Karso membutuhkan dukungan dan semangat

anggotanya untuk mempertahankan dan mengembangkan populasi

kerbau.

d) PKT Mbangun Karso mengharapkan dukungan dan pembinaan rutin

(38)

34 3) Sambutan dari Danramil, oleh Mayor Artileri Bpk. Sulistyono :

a) Mengajak untuk melestarikan populasi kerbau.

b) Siap membantu kelompok dalam mengembangkan usahanya.

c) Memanfaatkan pembinaan dari Disnakkeswan Prov. Jateng untuk

meraih kemajuan bagi kelompok.

4) Doa, oleh Bpk. Suratmin (anggota kelompok).

5) Paparan oleh Ketua Kelompok Divisi Budidaya Kerbau, Bpk. Sugiyan :

a) Secara kronologi, dahulu ternak kerbau dipelihara di rumah-rumah

anggota kelompok. Kemudian, oleh Dinas Peternakan Kota Semarang,

dipaksa dipindah ke kawasan eks bengkok di Dukuh Sodong.

b) Pada tahun 1991 Kelompok Tani Mahisa Krido meraih Juara I Lomba

Kelompok Tani Ternak Kerbau.

c) Kelompok sangat mengharapkan pembinaan intensif dari Dinas

Pertanian Kota Semarang. Permasalahan yang dihadapi di antaranya :  Regenerasi anggota dan pengurus agak sulit karena generasi muda

tidak tertarik pada budidaya kerbau.

 Populasi kerbau semakin berkurang karena kurangnya pejantan.  Ternak kerbau lebih dianggap sebagai “tabungan”, tidak

dikembangkan populasinya.

 Ternak kerbau kalah dengan traktor.

 Pemasaran ternak mengalami kendala karena umumnya petani berhutang kepada blantik terlebih dulu, kemudian ternak dijual

dengan harga murah kepada blantik.  Kelompok sudah berbadan hukum.

6) Ir. Lusy Mesrawati, M.P. dari Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan

Provinsi Jawa Tengah menyampaikan hal-hal sebagai berikut :

a) Disnakkeswan Prov. Jateng telah mengunjungi kabupaten/kota sebagai

berikut :

Dari kelima kabupaten/kota tersebut, diambil 1 kelompok untuk maju

ke tingkat nasional pada tahun 2017. Pada tahun 2017 Disnakkeswan

Prov. Jateng menyelenggarakan Lomba Kelompok Tani Ternak

Kerbau.

b) Untuk pembuatan profil kelompok, disarankan agar kelompok lebih

menonjolkan masalah kerbau, bukan tanaman pangan.

c) Untuk meningkatkan kinerja kelompok, perlu dilakukan pembenahan

Referensi

Dokumen terkait

Analisis hubungan antara tingkat implementasi budidaya padi sistem tanam jajar legowo dengan pendapatan petani di Desa Suak Batok Kecamatan Indralaya Utara

Berdasarkan hasil penelitian tentang persepsi petani terhadap penerapan sistem tanam jajar legowo pada usahatani padi di Desa Baturappe Kecamatan Biring Bulu

Hasil penelitian menunjukkan bahwa perkembangan jajar legowo di pada usaha tani padi sawah di Kecamatan VII Koto Ilir Kabupaten Tebo selalu mengalami peningkatan

Mesin tanam padi 6 baris jajar legowo ini memiliki kapasitas kerja 0,36 ha/jam (2,8 jam/ha), efisiensi kerja lapang 57%, kedalaman tanam antara 2 - 6 cm dan jumlah bibit 3 -

Total Biaya Penggunaan Pupuk serta Biaya pada Usaha Tani Padi Sawah Sistem Tanam Legowo per Petani Permusim Tanam di Desa Pematang

Jumlah petani responden yang tidak tepat dalam mengadopsi sistem tanam padi Jajar Legowo dalam tahap pemeriksaan kurang memperhatikan anjuran melakukan pemeriksaan

Petani sampel adalah petani pemilik dan penggarap yang melakukan pola tanam jajar legowo dalam budidaya padi sawah pada Kelompok Tani Sekar Arum di Desa Pabuaran, Kecamatan Salem,

PENINGKATAN PRODUKTIVITAS DAN KEUNTUNGAN USAHATANI PADI SAWAH IRIGASI DENGAN SISTEM TANAM JAJAR LEGOWO Kasus di Kelompok Wanita Tani Payau Indah Desa Manggul Kecamatan Manna