BAB V
PEMBAHASAN
A. Pengaruh Metode Pembelajaran Make a Match terhadap Motivasi
Belajar SKI Siswa Kelas III MI Negeri 9 Blitar, Desa Slemanan Kecamatan Udanawu Kabupaten Blitar.
Berdasarkan penyajian dan analisis data, nilai rata-rata (mean) angket
kelas eksperimen adalah 81,94 sedangkan pada kelaskontrol adalah 64,40.
Sehingga dapat disimpulkan bahwa nilai rata-rata (mean) angket kelas
eksperimen lebih besar dibandingkan dengan nilai rata-rata (mean) angket
kelas kontrol.
Pada uji analisis data yang penulis paparkan di bab IV dengan beberapa
tahapan pengujian prasyarat hipotesis diantaranya yaitu uji normalitas dan
homogenitas data. Uji normalitas dan homogenitas data penelitian dilihat dari
nilai Asymp.Sig. jika Asymp.Sig > 0,05 maka data tersebut dikatakan
berdistribusi normal dan homogen. Uji normalitas data menggunakan uji
kolmogorof Smirnov. Hasil pengujian normalitas untuk data nilai angket kelas
eksperimen sebesar 0,740 dan pada kelas kontrol sebesar 0,696. Untuk nilai
signifikansi atau Asymp.Sig kelas eksperimen sebesar 0,644 dan pada kelas
kontrol sebesar 0,718. Karena nilai Asymp.Sig kedua kelas > 0,05 maka data
angket kedua kelas tersebut dinyatakan berdistribusi normal. Setelah data
dinyatakan berdistribusi normal selanjutnya adalah uji homogenitas data
angket. Hasil homogenitas data angket diperoleh nilai Sig. 0,221. Nilai Sig.
0,221 > 0,05 sehingga data dinyatakan homogen.
Data yang sudah melalui uji prasyarat (normalitas dan homogenitas) dan
telah dinyatakan berdistribusi normal dan homogen, maka dapat dilanjutkan
dengan analisis uji hipotesis MANOVA. Pada bab IV dijelaskan melalui tabel
4.12 (Tests of Between-Subjects Effects) hasilnya untuk perhitungan nilai
angket pada baris metode dapat dijelaskan bahwa nilai signifikan dari
variabel terikat Motivasi_Belajar diperoleh nilai Signifikan (Sig.) sebesar
0,000. Nilai Sig. < 0,05 sehingga dapat disimpulkan bahwa ada pengaruh
yang signifikan metode pembelajaran make a match terhadap motivasi belajar
SKI siswa Kelas III MIN 9 Blitar Desa Slemanan Kecamatan Udanawu
Kabupaten Blitar, materi Mengetahui Bukti – Bukti Kerasulan Nabi
Muhammad. Hasil penelitian tersebut menunjukkan bahwa metode
pembelajaran Make a Match lebih baik dibandingkan dengan pembelajaran
konvensional. Dengan adanya metode pembelajaran make a match siswa
menjadi lebih aktif dalam berinteraksi dan memberikan motivasi kepada
teman sekelompoknya.
Berdasarkan paparan di atas dapat disimpulkan bahwa hasil penelitian
selaras dengan hipotesis ( ), yakni ada pengaruh yang signifikan metode
pembelajaran make a match terhadap motivasi belajar SKI siswa Kelas III
MIN 9 Blitar Desa Slemanan Kecamatan Udanawu Kabupaten Blitar.
Menurut Atkinson yang dikutip oleh Purwa, motivasi dijelaskan sebagai
menghasilkan satu hasil atau lebih pengaruh. A.W. Bernard memberikan
pengertian, motivasi sebagai fenomena yang dilibatkan dalam perangsangan
tindakan kearah tujuan-tujuan tertentu yang sebelumnya kecil atau tidak ada
gerakan sama sekali ke arah tujuan-tujuan tertentu.80
Motivasi juga dapat dikatakan sebagai serangkaian usaha untuk
menyediakan kondisi-kondisi tertentu, sehingga seseorang mau dan ingin
melakukan sesuatu, dan bila ia tidak suka, maka ia akan berusaha untuk
meniadakan atau mengelakkan perasaan tidak suka itu. Sehingga motivasi itu
dapat dirangsang oleh rangsangan dari luar, tetapi motivasi itu tumbuh dari
dalam diri seseorang. Dalam kegiatan belajar, motivasi dapat dikatakan
sebagai keseluruhan daya penggerak dalam diri siswa yang menimbulkan
kegiatan belajar, yang menjamin kelangsungan dari kegiatan belajar dan yang
memberikan pada arah kegiatan belajar, sehingga tujuan yang dikehendaki
oleh subjek belajar itu dapat tercapai.81
Semakin tepat motivasi yang diberikan guru atau semakin tinggi motivasi
belajar yang dimiliki siswa, maka semakin berhasil pelajaran yang
disampaikan. karena motivasi sangat diperlukan, sebab seseorang yang tidak
mempunyai motivasi dalam belajar tak akan mungkin melakukan aktivitas
belajar. Sardiman (2003), mengemukakan bahwa motivasi mempunyai fungsi
sebagai berikut :
a. Mendorong manusia untuk berbuat, menjadi motivasi sebagai penggerak
atau motor yang melepaskan energy motivasi.
80
Purwa Atmaja Prawira, Psikologi Pendidikan Dalam Perspektif Baru, (Jogjakarta : Ar-Ruzz Media, 2012), hlm. 319
81
b. Menentukan arah perbuatan yakni kearah tujuan yang akan dicapai.
c. Menyeleksi perbuatan yakni menentukan perbuatan yang harus dikerjakan
yang sesuai untuk mencapai tujuan dengan menyisihkan perbuatan yang
tidak bermanfaat bagi tujuan tersebut.
Dari pembelajaran yang telah diterapkan, terlihat bahwa penerapan
metode make a match dapat meningkatkan motivasi belajar siswa. Hal ini
dapat dilihat dari paparan yang telah dibahas di atas bahwa terdapat pengaruh
yang signifikan metode pembelajaran make a match terhadap motivasi belajar
SKI siswa Kelas III MIN 9 Blitar Desa Slemanan Kecamatan Udanawu
Kabupaten Blitar.
B. Pengaruh Metode Pembelajaran Make a Match terhadap Hasil Belajar
SKI Siswa Kelas III MIN 9 Blitar, Desa Slemanan Kecamatan Udanawu Kabupaten Blitar.
Berdasarkan penyajian dan analisis data di bab IV, nilai rata-rata (mean)
post test kelas eksperimen adalah 85,31 sedangkan pada kelas kontrol adalah
64,22. Sehingga dapat disimpulkan bahwa nilai rata-rata (mean) post test
kelas eksperimen lebih besar dibandingkan dengan nilai rata-rata (mean)post
test kelas kontrol.
Analisis data berikutnya adalah pengujian prasyarat hipotesis, yaitu uji
normalitas dan homogenitas data. Uji normalitas dan homogenitas data
penelitian dilihat dari nilai Asymp.Sig. jika Asymp.Sig > 0,05 maka data
tersebut dikatakan berdistribusi normal dan homogen. Uji normalitas data
nilai post test kelas eksperimen sebesar 1,177 dan pada kelas kontrol sebesar
0,679. Untuk nilai signifikansi atau Asymp.Sig kelas eksperimen sebesar
0,125 dan pada kelas kontrol sebesar 0,745. Karena nilai Asymp.Sig kedua
kelas > 0,05 maka data angket kedua kelas tersebut dinyatakan berdistribusi
normal. Setelah data dinyatakan berdistribusi normal selanjutnya adalah uji
homogenitas data post test. Hasil homogenitas data post test diperoleh nilai
Sig. 0,090. NilaiSig. 0,090 > 0,05 sehingga data dinyatakan homogen.
Data yang sudah melalui uji prasyarat (normalitas dan homogenitas) dan
telah dinyatakan berdistribusi normal dan homogen, maka dapat dilanjutkan
dengan analisis uji hipotesis. Pada tabel 4.12 (Tests of Between-Subjects
Effects) hasilnya untuk perhitungan nilai angket pada baris metode dapat
dijelaskan bahwa nilai signifikan dari variabel terikat Hasil_Belajar hasilnya
untuk perhitungan nilai post test diperoleh nilai Signifikan (Sig.) sebesar
0,000. Nilai Sig. < 0,05 sehingga dapat disimpulkan bahwa ada pengaruh
yang signifikan metode pembelajaran Make a Match terhadap hasil belajar
SKI siswa Kelas III MIN 9 Blitar Desa Slemanan Kecamatan Udanawu
Kabupaten Blitar materi mengetahui bukti – bukti kerasulan Nabi Muhammad
SAW. Hasil penelitian tersebut menunjukkan bahwa metode pembelajaran
Make a Match lebih baik dibandingkan dengan pembelajaran konvensional.
Dalam metode pembelajaran Make a Match peserta didik diberiwaktu untuk
bekerjasama setelah pelajaran diberikan oleh guru, tetapi tidak saling
membantu ketika menjalani kuis, sehingga setiap pesertadidik harus
mungkin bekerja berpasangan dan bertukar jawaban, mendiskusikan
ketidaksamaan dan saling membantu satu sama lain atau mereka bisa saling
memberikan pertanyaan tentang isi dari materi yang mereka pelajari itu.
Mereka mengajari teman sekelompok dan menaksir kelebihan dan
kekurangan mereka untuk membantu agar bisa berhasil menjalani tes.
Dengan adanya metode pembelajaran Make a Match siswa menjadi lebih
bisa memahami materi yang sedang dipelajari. Hal ini terbukti dengan nilai
rata-rata kelas eksperimen lebihtinggi dibandingkan kelas kontrol.
Berdasarkan paparan di atas dapat disimpulkan bahwa hasil penelitian ini
selaras dengan hipotesis ( ), yaitu ada pengaruh yang signifikan metode
pembelajaran make a match terhadap hasil belajar SKI siswa Kelas III MIN 9
Blitar Desa Slemanan Kecamatan Udanawu Kabupaten Blitar.
Menurut Purwanto, hasil belajar adalah perubahan perilaku yang terjadi
setelah mengikuti suatu proses belajar mengajar sesuai dengan tujuan
pendidikan. Untuk memperoleh hasil belajar dilakukan evaluasi atau yang
merupakan tindak lanjut atau cara untuk mengukur penguasaan siswa. Hasil
belajar termasuk komponen pendidikan yang harus disesuaikan dengan
pendidikan, karena hasil belajar diukur untuk mengetahui ketercapaian tujuan
pendidikan melalui proses belajar mengajar.82
Sedangkan menurut Sudjana (2009) hasil belajar adalah kemampuan-
kemampuan yang dimiliki setelah ia menerima pengalaman belajarnya.
Dalam sistem pendidikan nasional rumusan tujuan pendidikan, baik tujuan
82
kulikurel maupun tujuan intruksional, menggunakan klasifikasi hasil belajar
dari Benjamin Bloom. Menurut Benjamin Bloom (dalam Sudjana, 2009) hasil
belajar terbagi menjadi tiga ranah kognitif, ranah afektif, dan ranah
psikomotoris.
Menurut Samatowa (2010) hasil belajar dapat dikategorikan menjadi (a)
informasi verbal, (b) keterampilan, (c) konsep, prinsip, dan pengetahuan, (d)
taksonomi dan keterampilan memecahkan masalah, (e) strategi belajar dan
strategi mengingat. Seluruh hal itu dipelajari “initially”, dan direpresentasikan
secara internal, diatur, dan disimpan dalam bentuk “images”, simbol dan
makna. Struktur kognitif mengalami perubahan sejak lahir dan maju
berkelanjutan sebagai hasil proses dan pendewasaan/kematangan.
Dari beberapa pendapat para ahli mengenai hasil belajar tersebut, maka
dapat dikaitkan bahwa suatu pembelajaran yang tepat ketika digunakan oleh
pendidik yang diterapkan kepada siswa akan meningkatkan hasil belajar
siswa tersebut. Hal ini dapat dilihat dari pemaparan diatas mengenai pengaruh
metode make a match terhadap hasil belajar siswa kelas III MIN 9 Blitar pada
mata pelajaran SKI. Dari penerapan metode pembelajaran make a match pada
mata pelajaran SKI terlihat bahwa terdapat pengaruh yang signifikan metode
pembelajaran make a match terhadap hasil belajar SKI siswa Kelas III MIN 9
C. Pengaruh Metode Pembelajaran Make a Match terhadap Motivasi dan
Hasil Belajar SKI Siswa Kelas III MIN 9 Blitar Desa Slemanan Kecamatan Udanawu Kabupaten Blitar
Berdasarkan hasil uji MANOVA, menunjukkan bahwa nilai signifikan
dari variabel terikat motivasi belajar dan hasil belajar adalah 0,000.
Berdasarkan kriteria tersebut menunjukkan bahwa 0,000 < 0,05. Jadi dapat
disimpulkan bahwa ada pengaruh motivasi dan hasil belajar SKI siswa yang
diperlakukan sebagai kelas eksperimen yang menggunakan metode
pembelajaran Make a Match dan kelas kontrol yang menggunakan metode
konvensional (ceramah). Sehingga dapat ditarik kesimpulan bahwa ada
pengaruh yang signifikan metode pembelajaran make a match terhadap
Motivasi dan Hasil Belajar SKI Siswa Kelas III materi Mengetahui Bukti –
Bukti Kerasulan Nabi Muhammad.
Dengan adanya metode pembelajaran Make a Match siswa menjadikan
motivasi belajar siswa yang tinggi sehingga hasil belajar siswapun meningkat.
Berdasarkan paparan di atas dapat disimpulkan bahwa hasil penelitian ini
selaras dengan hipotesis (Ha), yaitu ada pengaruh yang signifikan metode
pembelajaran Make a Match terhadap motivasi dan hasil belajar SKI Siswa
Kelas III MIN 9 Blitar Desa Slemanan Kecamatan Udanawu Kabupaten