• Tidak ada hasil yang ditemukan

UNIVERSITAS HALU OLEO KENDARI 2018 ABSTRAK - PENGELOLAAN DANA DESA DAN PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PEMBANGUNAN DESA MEKAR SARI KECAMATAN PALANGGA KABUPATEN KONAWE SELATAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "UNIVERSITAS HALU OLEO KENDARI 2018 ABSTRAK - PENGELOLAAN DANA DESA DAN PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PEMBANGUNAN DESA MEKAR SARI KECAMATAN PALANGGA KABUPATEN KONAWE SELATAN"

Copied!
11
0
0

Teks penuh

(1)

PENGELOLAAN DANA DESA DAN PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PEMBANGUNAN DESA MEKAR SARI KECAMATAN

PALANGGA KABUPATEN KONAWE SELATAN

ETI ELIN ROSTUTI Dr. Arifin Utha, M.Si Dr. Jopang, S. Pd., M.Si

Etielinrostuti@gmailco

JURUSAN ILMU ADMINISTRASI PUBLIK FAKULTAS ILMU ADMINISTRASI

UNIVERSITAS HALU OLEO KENDARI

2018 ABSTRAK

Tujuan Penelitian ini adalah untuk mengetahui dan mendeskripsikan Pengelolaan Dana Desa di Desa Mekar Sari Kecamatan Palangga Kabupaten Konawe Selatan, dan untuk mengetahui dan mendeskripsikan Partisipasi masyarakat dalam pembangunan di Desa Mekar Sari Kecamatan Palangga Kabupaten Konawe Selatan. Teknik pengumpulan data dilakukan dengan teknik studi kepustakaan dan studi lapangan (observasi, interview,dokumentasi). Sedangkan teknik analisisi data menggunakan teknik deskriptif kualitatif dengan cara reduksi data, penyajian data (display data) dan penarikan kesimpulan (verivikasi).

Dari hasil penelitian ini diperoleh kesimpulan sebagai berikut pemerintah desa Mekar Sari menunjukkn keaktifannya dalam menjalankan tugas dan tanggung jawabnya sesuai dengan tahapan pengelolaan keuangan desa melalui perencanaan, pelaksanaan, monitoring & evaluasi dan pelaporan untuk pembangunan desa. Dengan tahapan atau proses tersebut masyarakat memiliki inisiatif tinggi dan terdorong untuk berpartisipasi dalam meningkatkan pembangunan di desa Mekar Sari seperti ikut terlibat langsung dalam perencanaan, penagwasan, dan evaluasi pembangunan, serta masyarakat ikut terlibat dalam menikmati hasil pembangunan.

(2)

PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Setiap Negara memiliki cita-cita yang tinggi dalam mensejahterakan masyarakatnya. Bahkan disetiap daerahpun ketika berjuang untuk menjadi sebuah daerah otonomi tidak terlepas dari usaha untuk memajukan daerahnya demi tercipta masyarakat yang makmur dan sejahtera. Salah satu langkah pemerintah yang harus diambil adalah melakukan pembangunan besar-besaran yang mengarah kepada kepentingan masyarakat., bukan kepentingan pribadi atau kelompok, karena tidak jarang elit-elit poltik hari ini melakukan pembangunan mengatas namakan rakyat, namun penerapannya banyak ketimpangan yang menjadikan kepentingan rakyat terusik.

Pembangunan yang dimaksud adalah suatu usaha perbaikan untuk menuju keadaan yang lebih baik dengan mendayagunakan potensi yang ada, baik potensi Sumber Daya Alam (SDA) maupun Sumber Daya Manusia (SDM). Usaha tersebut tidak terlepas dari mekanisme pembangunan yang melibatkan semua pihak dimana dalam pelaksanaannya harus tersusun dan terencana dengan baik. Kondisi ini memberikan gambaran bahwa pembangunan merupakan suatu proses perubahan, perbaikan ataupun pembaharuan kearah yang lebih baik melalui upaya yang dilakukan secara terencana dan dilakukan secara sadar oleh suatu bangsa dan Negara. (Pratikno, 2002:119).

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang diuraikan diatas, dapat dibuast rumusan masalah sebagai berikut :

1. Bagaimana Pengelolaan Dana Desa di Desa Mekar Sari Kecamatan Palangga Kabupaten Konawe Selatan?

2. Bagaimana partisipasi masyarakat dalam pembangunan di Desa Mekar Sari Kecamatan Palangga Kabupaten Konawe Selatan?

C. Tujuan Penelitian

Tujuan yang akan diwujudkan dalam penelitian adalah sebagai berikut :

1. Untuk mengetahui dan mendeskripsikan pengelolaan Dana Desa di Desa Mekar Sari Kecamatan Palangga Kabupaten Konawe Selatan.

2. Untuk mengetahui dan mendeskripsikan Partisipasi masyarakat dalam pembangunan di Desa Mekar Sari Kecamatan Palangga Kabupaten Konawe Selatan.

D. Manfaat Penelitian

Manfaat yang diharapkan dalam penelitian adalah sebagai berikut : 1. Manfaat Teoritis

a) Sebagai sumber pengembangan ilmu pengetahuan, khususnya mengenai konsep partisipasi dan konsep pembangunan desa,

b) serta, masukan bagi para peneliti lainnya yang ingin memperluas bidang kajian pada peneliti lanjutan.

(3)

a) Sebagai bahan masukan bagi Pemerintah Desa khususnya Desa Mekar Sari untuk perbaikan lebih lanjut dalam pengelolaan Dana Desa dan peningkatan partisipasi masyartakat.

b) Sebagai wahana pengembangan kebijakan khususnya terkait kebijakan pengelolaan Dana Desa;

TINJAUAN PUSTAKA A. Kebijakan Dana Desa

1. Konsep Desa

Secara etimologi kata “desa” berasal dari Bahasa Sansekerta, deca yang berarti tanah air, tanah asal atau tanah kelahiran. Dari perspektif geografis, desa atau village diartikan sebagai “a groups of hauses or shops in a country area, smaller than a town”. Desa adalah kesatuan masyarakat hukum yang memiliki kewenangan untuk mengurus rumah tangganya sendiri berdasarkan hak asal-usul dan adat istiadat yang diakui dalam sistem Negara Kesatuan Republik Indonesia. Sedangkan menurut Widjaja (2003) desa adalah kesatuan masyarakat hukum yang mempunyai susunan asli berdasarkan hak asal-usul yang bersifat istimewa. Landasan pemikiran mengenai pemerintahan desa adalah keanekaragaman, partisipasi, otonomi asli, demokratisasi dan pemberdayaan masyarakat. kata “desa” juga berasal dari bahasa india, yakni “swadesi” yang berarti tempat asal, tempat tinggal, negeri asal, atau tanah leluhur yang menunjuk pada satu kesatuan hidup, dengan satu kesatuan norma, serta memiliki batas-batas yang jelas (Yulianti, 2003:24).

2. Konsep Pemerintahan Desa

Pemerintahan Desa merupakan suatu kegiatan dalam rangka penyelenggaraan pemerintahan yang dilaksanakan oleh pemerintah desa yaitu kepala desa dan perangkat desa. Pemerintahan Desa menurut Widjaja, (2003:3) dalam bukunya “Otonomi Desa” pemerintahan desa diartikan sebagai: Penyelenggaraan pemerintah desa merupakan subsistem dari sistem penyelenggaraan pemerintah, sehingga desa memiliki kewenanagan untuk mengatur dan mengurus.

B. Teori dan Konsep Partisipasi Masyarakat

Selama ini partisipasi diperlakukan sebagai masukan dalam proses pembangunan, sebagai suatu prasyarat mutlak bagi tercapainya tujuan pembangunan. Partisipasi diartikan sebagai dana dan daya yang dapat disediakan atau dapat dihemat sebagai sumbangan atau kontribusi masyarakat kepada proyek-proyek pemerintah.

(4)

rencana-rencana kegiatan yang akan dilaksanakan, manfaat yang akan diperoleh serta bagaimana melaksanakan dan mengevaluasi hasil pelaksanaannya.

C. Konsep Pembangunan Desa

Pembangunan merupakan proses peningkatan dan pertumbuhan seimbang pada segala aspek kehidupan, baik aspek sosial, aspek ekonomi, aspek politik, aspek budaya, aspek pemerintahan, aspek pertahanan keamanan maupun aspek ideologi. Proses tersebut dalam rangka pencapaian hakikat tujuan pembangunan nasional yaitu menciptakan masyarakat adil dan makmur serta sejahtera berdasarkan pancasila dan UUD 1945. Pembangunan adalah suatu proses perubahan, perbaikan atau pembaharuan kearah yang lebih baik yang dilakukan secara terencana oleh suatu bangsa dan Negara (Pratikno, 2002:119).

D. Kerangka Pikir

Dalam penelitian ini, pengelolaan dana desa dan partisipasi masyarakat dalam pembangunan Desa Mekar Sari dapat dilihat dari kerangka pikir. Dimana pengelolaan dana desa yang dilakukan oleh pemerintah desa yang penuh tanggung jawab memberikan manfaaat bagi keberlangsungan pembangunan di desa Mekar Sari. Menurut Halim (2007:330) pengelolaan keuangan daerah adalah suatu rangkaian kegiatan yang tersusun secara sistematis yang terdiri dari perencanaan, pelaksanaan, penatausahaan, pelaporan, pertanggungjwaban serta pengawasan terhadap keuangan daerah. Melalui pengelolaan tersebut diharapkan desa akan mampu menyelenggarakan otonominya dengan baik.

Pelaksanaan tersebut akan berjalan sesuai yang diharapkan apabila didukung dengan adanya partisipasi masyarakat dalam pembangunan yang ditandai dengan masyarakat ikut terlibat dalam perencanaan, pelaksanaan, pengawasan dan evaluasi pembangunan serta masyarakat ikut terlibat dalam menikmati hasil pembangunan (Tjokromidjojo, 2001). Hasil pembangunan yang sudah direncanakan bersama diarahkan pada pembangunan infrastruktur dan pembangunan usaha ekonomi masyarakat. (Adisasmita, 2006:4).

METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di Desa Mekar Sari Kecamatan Palangga Kabupaten Konawe Selatan. Dipilihnya lokasi ini sebagai tempat penelitian didasarkan atas pertimbangan bahwa dalam manajamen pengelolaan Dana Desa (DD) di Desa Mekar Sari belum berjalan sebagaimana peraturan perundang-undangan yang ada. Beberapa permasalahan yang disebutkan sebelumnya menjadi pertimbangan sehingga pemilihan lokasi di Desa Mekar Sari Kecamatan Palangga Kabupaten Konawe Selatan menjadi dasar pertimbangan peneliti dalam melakukan studi.

Penelitian ini telah berlangsung sejak bulan Januari 2018 sampai dengan bulan Maret 2018.

(5)

Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif. Dipilihnya pendekatan kualitatif dalam studi ini dimaksudkan agar peneliti dapat mengungkap permasalahan secara empirik berdasarkan konteks yang terjadi di lapangan. Fenomena yang ada dapat digeneralisasikan secara empirik sesuai dengan fakta yang terjadi sehingga permasalahan dalam pengelolaan dana Desa dapat diungkap dengan baik.

C. Informan Penelitian

Informan dalam penelitian ini adalah semua orang-orang yang terlibat dalam pengelolaan Dana Desa di Desa Mekar Sar dari enam informan, antara lain Kepala Desa dan Perangkat Desa, Tim Pengelola Kegiatan, Badan Permusyawaratan Desa, Lembaga Pemberdayaan Masyarakat, PKK, Karang Taruna, serta tokoh masyarakat. Pemilihan informan dilakukan secara purposif sesuai dengan kapasitas masing-masing.

D. Fokus Penelitian

Fokus penelitian ini adalah mengkaji manajamen pengelolaan Dana Desa meliputi perencanaan, pelaksanaan, monitoring & evaluasi dan pelaporan serta mengkaji tentang partispasi masyarakat yaitu keterlibatan masyarakat dalam perencanaan, pelaksanaan, pengawasan dan evaluasi serta pelaporan dan partsipasi dalam menikmati hasil pembangunan. Hasil Pembangunan tersebut dalam bentuk Infrastruktur dan pembedayaan ekonomi masyarakat.

E. Teknik Pengumpulan Data

Dalam penelitian ini pengumpulan data, dilakukan dengan teknik sebagai berikut:

1. Studi kepustakaan (data sekunder) yaitu teknik pengumpulan data dan informasi melalui berbagai literatul, dokumen-dokumen dan sumber bacaan lainnya yang relevan dengan masalah penelitian ini.

2. Studi lapangan (data primer) yaitu teknik pengumpulan data secara langsung pada objek yang diteliti dengan metode:

a. Observasi (pengamatan) yaitu pengumpulan data dengan mengadakan pengamatan langsung mengenai situasi dan kondisi yang terjadi. b. Interview (wawancara) yaitu penelitian yang dilakukan dengan Tanya

jawab langsung terhadap objek/responden secara sistematis berdasarkan tujuan penelitian.

c. Dokumentasi yaitu perolehan data melaui potret dari peneliti dan pengkajian dokumen-dokumen masyrakat yang sesuai dengan data yang dibutuhkan dalam melakukan analisis.

F. Jenis dan Sumber Data

Dalam pelaksanaan penelitian ini menggunakan dua jenis data, yaitu primer dan sekunder.

1. Data primer adalah data yang dikumpulkan langsung dari berbagai sumber yaitu data yang diperoleh dari informan serta melalui pengamatan langsung dilapangan.

(6)

G. Teknik Analisis Data

Dalam rangka menjawab permasalahan yang diangkat dalam penelitian ini, maka teknik analisis data yang digunakan adalah teknik deskriptif kualitatif yaitu data yang diperoleh dianalisis berdasarkan teori Miles dan Huberman (2004). Dimana Miles dan Huberman menyatakan bahwa langkah-langkah dalam analisis data adalah reduksi data, penyajian data (display data) dan penarikan kesimpulan (verifikasi).

1. Reduksi data diartikan sebagai proses pemilihan, pemisahan, perbaikan dan penyederhanaan, pengabstrakan dan transformasi data kasar yang muncul dari catatan-catatan tertulis lapangan.

2. Display data atau penyajian data merupakan penyajian data dilakukan dengan cara penyampaian informasi berdsarkan data yang dimiliki dan disusun secara runtut dan baik dalam bentuk naratif, sehingga mudah dipahami. Dalam tahap ini peneliti membuat rangkuman secara deskriptif dan sistematis sehingga teman sentral dapat di ketahui dengan mudah. 3. verifikasi data atau penarikan simpulan yaitu menarik simpulan

berdasarkan data yang di peroleh dari berbagi sumber, kemudian peneliti mengambil simpulan yang bersifat sementara sambil mengambil data pendukung atau menolak kesimpulan. Pada tahap ini, peneliti melakukan pengkajian tentang kesimpulan yang telah diambil dengan data pembanding teori tertentu. Pengujian ini dimaksudkan untuk melihat kebenaran hasil analisis yang melahirkan kesimpulan yang dapat dipercaya. Dengan cara ini diharapkan dapat diperoleh data yang lebih akurat dan dapat membantu kelancaran peneliti.

H. Definisi Konsep

Untuk menghindari adanya salah satu pengertian konsep yang akan diteliti serta untuk mendapatkan batasan yang lebih jelas dari masing-masing konsep, maka definisi konsep yang dipakai dalam penelitian ini dikemukakan sebagai berikut:

a) Pengelolan Dana Desa adalah suatu rangkaian kegiatan yang diawali dengan kegiatan perencanaan selanjutnya dihasilkan dokumen perencanaan dalam bentuk RPJM Desa, RKP Desa, dituangkan dalam APBDesa dan dietapkan dengan Peraturan Desa. Setelah disepakati bersama maka dilaksanakan oleh Tim Teknis, Monitoring dan evaluasi sampai dengan pelaporan.

b) Perencanaan adalah proses tahapan kegiatan yang diselenggarakan oleh Badan Permusyawaratan Desa dengan dihadiri oleh Pemerintah Desa, Lembaga Pemberdayaan Masyarakat dan Perwakilan Masyarakat Desa yang dilakukan secara partisipastif dan demokratis guna pemanfaatan dan pengalokasian sumber daya desa dalam rangka mencapai tujuan pembangunan desa.

(7)

d) Monitoring & Evaluasi merupakan proses menentukan nilai atau pentingnya suatu kegiatan, kebijakan, atau program. Sedangkan evaluasi merupakan sebuah penilaian yang subyektif dan sistematis terhadap sebuah intervensi yang direncanakan. Monitoring dan evaluasi dilakukan oleh Badan permusyawaratan Desa sesuai dengan perencanaan yang telah tertuang dalam RKP Pemerintah Desa dan melakukan evaluasi terhadap perencanaan dan realisasi APBDesa yang telah ditetapkan dalam peraturan desa.

HASIL DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian

1. Sejarah Singkat Desa

Desa Mekar Sari merupakan salah satu desa yang secara administratif terletak dalam wilayah Kecamatan Palangga Kabupaten Konawe Selatan. Terletak sekitar ±10 km dari ibu kota kecamatan dan ± 15 km dari Ibu Kota Kabupaten Konawe Selatan. Desa ini terbentuk sejak tahun 1983, ketika itu disebut sebagai Desa Ambawi Jaya sebagai bagian penempatan warga transmigrasi dari Jawa yang merupakan bagian Satuan Pemukiman 4 (SP-4) Roraya III Kecamatan Tinanggea Kabupaten Kendari. Pada tahun 1990 Desa Ambawi Jaya berubah nama menjadi Desa Wawouru Kecamatan Tinanggea. Selanjutnya pada tahun 1996 Desa Wawouru dimekarkan menjadi dua desa yaitu Desa Wawouru dan Desa Mekar Sari.

2. Letak Geografis Desa

Secara geografis desa Mekar Sari memiliki batas-batas wilayah sebagai berikut:

a. Di sebelah Utara berbatasan dengan Desa Anggondara b. Di sebelah Timur berbatasan dengan Desa Aepodu

c. Di sebelah selatan berbatasan dengan Kecamatan Palangga d. Di sebelah Barat berbatasan dengan Desa Wawouru

Desa Mekar Sari mempunyai luas wilayah 1.011 hektar terdiri dari lahan tegalan 151 ha, lahan persawahan 13,5 ha, tanaman perkebunan (jambu mete, jati, cengkeh, lada, coklat, merica, pisang 161,5 ha, wilayah pemukiman 71 ha dan lahan tidur 592 ha.

3. Keadaan Demografis

Berdasarkan data Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJM) Desa Mekar Sari periode 2013-2019, jumlah penduduk di Desa Mekar Sari secara administrasi tercatat sebanyak 1.315 jiwa yang terdiri dari 680 orang laki-laki dan 635 orang perempuan. Sedangkan jumlah Kepala Keluarga (KK) sebanyak 393 KK. Penduduk Desa Mekar Sari didominasi oleh Suku Jawa dan Tolaki. Selain itu ada juga Suku Bugis dan Suku Muna, tetapi jumlahnya relatif kecil. Mata pencaharian penduduk pada umumnya sebagai petani sebanyak 880 orang, industri pengolahan sebanyak 34 orang, pedagang sebanyak 34 orang dan PNS/TNI/POLRI sebanyak 26 orang tukang.

4. Keadaan Sarana Prasarana dan Sosial Budaya

(8)

Deuker 4 unit, gedung Sekolah Dasar 1 unit, pasar desa 1 unit dan 4 kelompok usaha ekonomi. Di Desa Mekar Sari masih perlu peningkatan sarana dan prasarana lingkungan, kesehatan, pendidikan serta sarana air bersih. Setelah kebijakan pemerintahan Jokowi-JK melalui Dana Desa (DD) selama tiga tahun terakhir terjadi peningkatan pembangunan sarana prasarana fisik seperti drainase, sumur gali masyarakat, deuker, pengadaan kelengkapan sarana kesehatan dan peningkatan jalan lingkungan.

B. Hasil Penelitian

1. Pengelolaan Dana Desa

Pengelolaan Dana Desa dalam penelitian ini meliputi (a). Perencanaan; (b) Pelaksanaan; (c). Monitoring dan Evaluasi dan (d) Pelaporan.

a). Perencanaan

Perencanaan desa adalah proses tahapan kegiatan yang diselenggarakan oleh Badan Permusyawaratan Desa dengan dihadiri oleh Pemerintah Desa, dan unsur masyarakat desa untuk memusyawarakan Rencana Pembangunan Jangka Menegah Desa (RPJM Desa) untuk jangka waktu enam tahun dan Rencana Kerja Pemerintah Desa (RKPD) untuk jangka waktu satu tahun. RPJM Desa dan RKPD ditetapkan dengan Peraturan Desa dan merupakan pedoman dalam penyusunan Anggaran Pendapatan dan Belanja Desa (APBDesa).

b). Pelaksanaan

Pelaksanaan pengelolaan Dana Desa dikoordinir oleh Kepala Desa sebagai Kuasa Pengguna Anggaran (KPA). Tim Pengelola Keuangan Desa dipimpin oleh Sekretaris Desa dan Tim Pengelola Kegiatan (TPK) terdiri dari 3 orang yang berasal dari perangkat desa dan perwakilan masyarakat.

c). Monitoring & Evaluasi

Masyarakat desa berhak mendapatkan informasi mengenai rencana pelaksanaan pembangunan desa, melakukan pemantauan terhadap pelaksanaan pembangunan desa, melaporkan hasil pemantauan dan berbagai keluhan terhadap pelaksanaan pembangunan desa kepada pemerintah desa dan BPD dan berpartisipasi dalam musyawarah desa untuk menanggapi laporan pelaksanaan pembangunan desa.

d). Pelaporan

Pelaporan merupakan perwujudan dari akuntabilitas penyelenggaraan pemerintahan. Akuntabilitas penting dalam rangka menumbuhkan rasa kepercayaan masyarakat kepada pemerintah. Pelaporan juga merupakan bentuk pemenuhan atas kewajiban pemerintah. Pelaporan yang dilaksanakan oleh pemerintah adalah perwujudan dari pelaksanaan Anggaran Pendapatan dan Belanja Desa yang meliputi penyelenggaraan pemerintahan pelaksanaan pembangunan, pembinaan kemasyarakatan dan pemberdayaan masyarakat dalam satu tahun anggaran.

2. Partisipasi Masyarakat dalam Pembangunan

(9)

mendapatkan informasi yang akurat tentang pelaksanaan pembangunan mulai dari perencanaan, pelaksanaan, monitoring dan evaluasi serta pelaporan. setiap tahapan pengelolaan Dana Desa dalam menghasilakn pembangunan yang berkualitas adalah didukung oleh partsipasi masyarakat yang tinggi. Semakin tinggi partisipasi masyarakat maka semakin baik kualitas pembangunan yang dihasilkan.

3. Pembangunan Infrastruktur Desa

Pembangunan infrastruktur adalah pembangunan fisik yang dilaksanakan di Desa Mekar Sari yang menunjukan adanya bukti fisik dan digunakan sebagai keperluan umum. Selama kebijakan pemerintah melalui Dana Desa sejak tahun 2016 dan 2017 telah banyak pembangunan fisik yang nampak di Desa Mekar sari. Pembangunan tersebut antara lain adalah : (1). Tahun 2016 telah dibangunan drainase, jalan lingkungan, plat deker dan sarana air bersih (sumur gali). Sementara tahun 2017 berupa drainase, sumur gali, deker dan pengadaan kelengkaan puskestu. Dari aspek pemberdayaan masyarakat antara lain : tahun 2016 meliputi penyertaan modal BUMDes. Pelatihan manajemen pengurus BUMDes, pelatihan sistem keuangan desa dan pelatihan sistem manajamen pemerintahan desa. Tahun 2017 kegiatan pemberdayaan masyarakat berupa penyertaan BUMDes, pelatihan para legal desa, peningkatan kapasitas KPMD dan Studi banding PKK.

PENUTUP A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil peneltian dan pembahasan yang telah dijelaskan sebelumnya, maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut:

1. Pengelolaan Dana Desa di desa Mekar Sari secara umum sudah berjalan dengan baik namun ada beberapa permasalahan yang harus diperbaiki oleh pemerintah desa, antara lain perencanaan pembangunan harusnya menjadi forum BPD akan tetapi dilaksanakan oleh Pemerintah Desa. Peran Pemerintah Desa adalah menfasilitasi pelaksanaan musyawarah perencanaan tersebut. Selain itu perencanaan yang dilakukan seharusnya dimulai dari RT/Dusun. Hasil musyawarah perencanaan RT/dusun dilokakaryakan pada tingkat Desa. Pelaksanaan Dana Desa teah berlangsung dengan baik. Sementara monitoring dan evaluasi serta pelaporan kepala desa harus dilakukan perbaikan karena monitoring dan evaluasi belum berlangsung sebagaimana ketentuan peraturan perundang-undangan. Demikian pula dengan pelaporan kepala desa belum dilaksanakan secara akunatebl dihadapan masyarakat desa.

(10)

ditingkatkan lagi agar kualitas pembangunan yang dihasilkan lebih baik dan menumbuhkan rasa kepemilikan masyarakat terhadap hasil pembangunan juga semakin baik.

3. Bentuk-bentuk partisipasi masyarakat dalam pembangunan di desa Mekar Sari hanya sebatas partisipasi dalam bentuk sumbangan pikiran/ide, tenaga dan keterampilan serta partisipasi dalam proses pengambilan keputusan. Sedangkan partisipasi masyarakat dalam bentuk uang dan material sudah tidak dilakukan.

4. Dengan adanya kebijakan Dana Desa Pembangunan Desa Mekar Sari menunjukkan adanya peningkatan. Hal ini menunjukkan bahwa DD telah berkontribusi dalam pembangunan desa. Beberapa hasil pembangunan sarana dan prasarana fisik antara lain deuker, jalan lingkungan, sarana dan parasarana kesehatan, sarana air bersih. Sementara dalam pengembangan ekonomi melalui pemberdayaan masyarakat berupa penyertaan modal untuk Badan Usaha Milik Desa dan pelatihan tata kelola BUMDesa dan pelatihan kellembagaan PKK untuk meningkatkan kualitas perempuan.

B. Saran

Berdasarkan kesimpulan diatas, maka peneliti dapat mengemukakan saran-saran sebagai berikut:

1. Bagi pemerintah Desa Mekar Sari diharapkan agar dalam setiap tahap pelaksanaan pembangunan mulai dari perencanaan, pelaksanaan, monitoring dan evaluasi serta pelaporan dilakukan melalui forum yng difasilitasi oleh BPD sehingga dapat merepresentasekan keterwakilan rakyat dalam pengambilan keputusannya. Pengelolaan Dana Desa bersifat partsipatif artinya melibatkan seluruh elemen mayarakat yang ada.

2. Bagi masyarakat diharapkan untuk selalu berpartisipasi dalam setiap kegiatan-kegiatan yang ada didesa demi untuk kesejahteraan masyarakat.

3. Bagi peneliti selanjutnya dibutuhkan kajian yang mendalam mengenai tingkat partsipasi masyarakat dalam pengelolaan Dana Desa.

DAFTAR PUSTAKA

Abdul Halim. 2007. Akuntansi Sektor Publik Akuntansi Keuangan Daerah, Edisi Revisi, Jakarta, Salemba Empat.

Adisasmita, Rahardjo. 2006.Membangun Desa Partisipatif.Yogyakarta : Graha Ilmu.

Adrian, Sutedi. 2012. Good Coorporate Governance. Sinar Grafika. Jakarta. Bhungin, Burhan. 2004. Metodologi Penelitian Kualitatif. Jakarta : PT. Raja

Grafindo Persada\

Fattah, Nanang. 2004.Konsep Manajemen Berbasis Sekolah (MBS) dan Dewan Sekolah.Bandung : Pustaka Bani Quraisy.

(11)

Miles, Mattew B dan A. Michael Huberman. (2007). Analisis Data Kuantitatif, Buku sumber tentang metode -metode baru. Jakarta: Universitas Indonesia Press.

Slamet, M. 2004.Pembangunan Masyarakat Berwawasan Partisipasi,Surakarta : Sebelas Maret University Press.

Sudiramunawar, Haryono, 2002. Pembangunan Desa. Jakarta : Ikhtiar Baru. Suhartono, 2001. Parlemen Desa. Yogyakarta : Lapera Pustaka Umum. Sumarto, Hetifah Sj. 2004. Inovasi, Partisipasi, dan Good Governance:

20 Prakarsa inovatif dan Partisipatif di Indonesia. Jakarta : Yayasan Obor Indonesia.

Suprihatini, Amin, 2007.Pemerintahan Kelurahan dan Desa, Penerbit Cempaka Putih.

Supriatna, Tahya, 2007.Partisipasi Masyarakat Dibidang Pembangunan Desa, Jakarta: Yayasan Karya Dharma Up.

Soeterto, Endriatmo. 2006. Elite Versus Rakyat. Yogyakarta : Lapera Pustaka Utama.

Siagian, SP, 2006. Fungsi-Fungsi Manajerial, Jakarta : Bumi Aksara.

---. 2008. Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta : Bumi Aksara Tikson. D. 2005. Teori Pembangunan Di Indonesia, Malaysia dan Thailand.

Makassar: Ininnawa.

Tjokroamidjojo, Bintoro. 2001. Pengantar Administrasi Pembangunan. Jakarta : LP3ES.

Widjaja, HAW, 2003. Otonomi Desa Jakarta: Raja Grafindo Persada. Yulianti, 2003.Pemerintahan Desa dan Administrasi Desa. Jakarta : LP3ES. A. Peraturan Perundang-undangan

Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014 tentang Desa. Jakarta : Pemerintah Republik Indonesia.

Peraturan Pemerintah Nomor 43 Tahun 2014 tentang Peraturan Pelaksanaan Undang-Undang Nomor 6 tahun 2014 tentang Desa;

Peraturan Pemerintah No. 60 Tahun 2014 tentang Dana Desa yang Bersumber dari APBN.

Peraturan Menteri Desa, Daerah Tertinggal dan Transmigarsi Republik Indonesia Nomor 2 Tahun 2015 tentang Pedoman Tata Cara Pengambilan Keputusan Musyawarah Mufakat di Desa .

Permendagri No. 83 Tahun 2015 tentang Pengangkatan Perangkat Desa; Permendagri Nomor 69 tahun 2017 tentang Perubahan Atas Permendagri Nomor

83 tahun 2015 tentang Pengangkatan Perangkat Desa

Referensi

Dokumen terkait

pada tanaman sengon, hama kutu loncat Heteropsylla cubana pada tanaman lamtoro, hama ulat grayak ( Spodoptera sp.), hama gall pada tanaman masohi, sedangga hama yang

Hasil output tegangan ultimit pada uji axial tarik tulangan untuk spesimen C10 pada pemodelan finite element (ABAQUS) didapatkan sebesar 925 MPa pada regangan 0,8 yang

Berdasarkan hasil diskusi kelompok didapatkan kinerja perawat baik terhadap pencegahan risiko jatuh serta kinerja perawat yang baik, hal ini dibuktikan dengan tidak

Pendekatan (approach), menurut Joni (1991) dalam Rianto (2006:4), menunjukan cara umum dalam memandang permasalahaan atau objek kajian, sehingga berdampak pada permasalahan atau

2.0 FAKTOR UTAMA YANG MENDORONG KEPADA PERUBAHAN PERANAN WANITA DALAM INSTITUSI KELUARGA.. Keluarga adalah unit asas sosial terkecil di dalam sistem masyarakat

Wujud deiksis tempat meliputi (a) Kata tunjuk tempat atau arah, seperti menyatakan tempat yang jauh seperti hong kanih ( di sana), hong hete (di situ), kata tunjuk tempat yang

Biaya pengukuran adalah biaya-biaya yang dikeluarkan perusahaan untuk menghasilkan informasi biaya produk yang digunakan oleh perusahaan (Supriyono, 1994:665). Sebelum

Dari penelitian yang telah dilakukan diperoleh hasil bahwa Asas proporsionalitas tidak hanya penting untuk menghasilkan kontrak yang berkeadilan dan saling