• Tidak ada hasil yang ditemukan

TE-­‐10 DIPOLE CETAK 900 MHZ DAN 1800 MHZ UNTUK ANTENA REFERENSI Hendro Darmono

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "TE-­‐10 DIPOLE CETAK 900 MHZ DAN 1800 MHZ UNTUK ANTENA REFERENSI Hendro Darmono"

Copied!
12
0
0

Teks penuh

(1)

 

DIPOLE CETAK 900 MHZ DAN 1800 MHZ UNTUK ANTENA REFERENSI

Hendro Darmono

Jurusan Teknik Elektro, Politeknik Negeri Malang hendrodarmonoo@gmail.com

ABSTRACT

The objective of the research is to design the shape and size of the printed dipole antenna that will radiate energy at two 900 MHz and 1800 MHz frequencies. The antenna is printed on a FR4 double layer PCB with a 30 µm copper conductor thickness. The parameters tested were return loss, radiation pattern and antenna gain. The calculation of physical size yields a first arm size of 65 mm, and a second arm 25.8 mm. The antenna test results resonate at frequencies 916 MHz and 1848 MHz, return loss -19.8 dB at 916 MHz frequency with bandwidth of 280 MHz, and -14 dB at 1848 MHz frequency with 55 MHz bandwidth. Radiation pattern test results produce a directional pattern. The results of the strengthening test showed a value of -0.78 dB for a frequency of 916 MHz and at a frequency of 1884 resulted in a gain of -1 dB. Designed antennas have constraints in the design of balance to unbalance ¼λ which only works on one frequency but the design antenna can be used as a reference antenna at 900 MHz frequency.

Keywords: dipole antenna, return loss, radiation pattern, and gain

ABSTRAK

Tujuan penelitian adalah merancang bentuk dan ukuran antena dipole cetak yang akan meradiasikan energi pada dua frekuensi 900 MHz dan 1800 MHz. Antena dicetak pada PCB lapisan ganda FR4 dengan ketebalan konduktor tembaga 30 µm. Parameter yang diuji adalah return loss, pola radiasi dan penguatan antena. Perhitungan ukuran phisik menghasilkan ukuran lengan pertama 65 mm, dan lengan kedua 25.8 mm. Hasil pengujian antena beresonansi pada frekuensi 916 MHz dan 1848 MHz, return loss -19.8 dB pada frekuensi 916 MHz dengan bandwidth 280 MHz, dan -14 dB pada frekuensi 1848 MHz dengan bandwidth 55 MHz. Hasil pengujian pola radiasi menghasilkan pola direksional. Hasil pengujian penguatan menunjukkan nilai -0,78 dB untuk frekuensi 916 MHz dan pada frekuensi 1884 menghasilkan penguatan -1 dB. Antena hasil perancangan mempunyai kendala dalam perancangan balance to unbalance ¼ λ yang hanya bekerja pada satu frekuensi namun demikian antena hasil perancangan dapat digunakan sebagai antena referensi pada frekuensi 900 MHz.

(2)

 

PENDAHULUAN

Antena dipole banyak diaplikasikan pada sistem telekomunikasi diantaranya

sebagai antena penerima televisi sampai pada jaringan telekomunikasi nirkabel 2,4

GHz. Selain mempunyai kelebihan, antena dipole juga memiliki kekurangan. Salah satu

kelebihannya adalah keterarahan pemancaran gelombang elektromagnetik dan

kekurangannya adalah nilai gain yang tidak cukup besar nilainya. Pengujian antena

dalam sebuah laboratorium, salah satu antena acuan yang digunakan diantaranya antena

dipole karena dapat dikorelasikan langsung dengan isotropik. Pengujian untuk antena

mikrostrip telah banyak dilakukan yang mencakup pengujian polarisasi, polaradiasi, dan

pengujian gain antena. Pengujian gain antena memerlukan antena referensi dan antena

referensi yang sering digunakan adalah antena dipole non mikrostrip. Pengujian gain

antena mikrostrip dengan antena acuan berstruktur mikrostrip atau cetak belum banyak dilakukan dengan alasan belum terstandarisasi.

Penelitian antena dipole cetak telah banyak dilakukan Z.G Fan (2009), tentang

pengaruh rekaraya bentuk pentanahan terhadap kinetja antena, Constantionus Votis (2010) tentang pengaruh jarak antar peradiasi terhadap impedansi antena, C.F. Tseng

(2009) tentang rekayasa bentuk peradiasi untuk perbaikan bandwidh impedance. Namun

demikian penelitian tersebut di atas untuk antena yang bekerja pada satu frekuensi

resonansi tertentu sehingga diduga penelitian antena dipole cetak yang menghasilkan

lebih dari satu frekuensi resonansi untuk kebutuhan pengujian antena belum dilakukan. Rumusan Masalah dalam penelitian ini adalah (1) Bagaimana bentuk dan ukuran antena dipole yang beresonansi pada frekuensi 900 MHz dan 1800 MHz, (2) Berapa

gain antena dipole mikrostrip terhadap antena dipole batang standar yang digunakan

sebagai acuan.

Tujuan dari penelitian ini adalah merancang antena dipole cetak yang dapat

digunakan sebagai antena referensi pada frekuensi 900 MHz dan/atau 1800 MHz.

Metode Penelitian

Metoda yang digunakan pada penelitian adalah eksperimen yang mencakup perencanaan bentuk dan ukuran antena, bahan antena, dan pengujian parameter antena.

(3)

 

dan panjang transformer terhadap nilai impedansi di titik catu antena sedangkan

pengujian mencakup pengujian return loss, gain, polaradiasi, dan polarisasi.

2.1 Perancangan

Perancangan mencakup perancangan bentuk antena dan ukuran antena. Hasil perhitungan diuji dengan perangkat lunak sehingga diperoleh hasil yang diharapkan.

Ukuran dipole diperoleh dengan memposisikan panjang masing masing lengan 1/4 λ

sehingga panjang keseluruhan ½ λ. Faktor pemendekan dipertimbangkan agar

impedansi pada titik catu peradiasi bersifat resistansi.

Frek. 900 MHz Frek. 1800 MHz

λ=

c

f!

λ=

3x10!  𝑚/𝑑𝑒𝑡

925x10!

 𝐻𝑧

λ=0.3243  m

1

2λ=

1

2x0.3243  m

1

2λ= 0.16215  m

1

2λ= 162.15  mm

λ= c

f!

λ=

3x10!  𝑚/𝑑𝑒𝑡

1795x10!

𝐻𝑧

λ= 0.1671  m

1

2λ=

1

2x0.1671  m

1

2λ= 0.08355  m

1

2λ= 83.55  mm

Penentuan panjang transformer¼λ pada dipole, frekuensi resonansi yang dipilih

adalah frekuensi tengah pada range frekuensi sebesar fr = 1385MHz, maka panjang

saluran transformer (LT) (Johnson, 1993:7-5):

λ= c

f!

λ=

3x10!

1385x10!

λ=0.2166  m

L! = 1

(4)

 

L! =

1

4x  0.2166  m

L! =0.05415  m

L! =54.15  mm

Penentuan lebar saluran (WZ) antena dengan Zo yang diinginkan 50  Ω digunakan

persamaan (Johnson, 1993:7-5):

Z!= 377

ε !

h W !

dari persamaan di atas, dapat diketahui nilai WZ sebagai berikut :

W ! =

377

ε !

h Z!

W

! =

377

4.4 1.47

50

W ! =

554.19

104.8808848

W

! ≈6.00  mm

Bentuk dan ukuran antena direncanakan berdasarkan konsep frekuensi resonansi dan

konsep transformasi dipole ke monopole. Bentruk dipole terdiri atas dua elemen dengan

panjang yang tidak sama. Elemen pertama akan beresonansi pada frekuensi yang lebih rendah dan elemen kedua beresonasi pada frekuensi lebih tinggi.

81 mm 81 mm

6

mm

6

mm

6

mm

6

mm

54

.15

mm

54

.15

mm

10

mm

10

mm

21.56 mm 42 mm 42 mm

(5)

 

2.2 Pengujian dengan Perangkat Lunak

Pengujian dengan perangkat lunak diperlukan agar bentuk dan ukuran antena diperoleh sesuai dengan harapan. Hasil pengujian dengan perangkat lunak diperliharkan pada Tabel 1.

Tabel 1 Hasil simulasi return loss antena dipole Return Loss (dB)

Frek. (MHz)

Pengurangan ukuran masing-masing lengan 0

mm 10 mm

12 mm

14 mm

16 mm 900 -14.3 -14.7 -16.0 -15.7 -18.6 925 -14.3 -14.6 -15.9 -15.1 -17.6 930 -14.2 -14.5 -15.7 -15.2 -16.7 1790 -14.1 -13.7 -14.7 -13.7 -13.9 1795 -13.7 -13.2 -13.7 -13.7 -13.9 1800 -12.5 -12.5 -13.50 -12.4 -12.6

Hasil menunjukkan bahwa ukuran peradiasi antena yang sesuai adalah 65 mm dan 25,8 mm.

65.00 mm 65.00 mm

6

mm

6

mm

6

mm

6

mm

5

4

.1

5

mm

5

4

.1

5

mm

10 mm

10 mm

20 mm 25.8 mm 25.8 mm

Gambar 2 Ukuran antena dari hasil simulasi

Ukuran antena yang akan diuji kemungkinan tidak sama dengan nilai ukuran yang dimaksud karena keterbatasan teknologi proses cetak.

(6)

 

Gambar 4 Tampak belakang antena dipole

HASIL DAN PEMBAHASAN

Pengujian parameter antena mencakup pengujian return loss, pengujian pola radiasi,

dan gain antena dengan rentang frekuensi 890 MHz sampai 960 MHz, dan 1710 MHz

sampai 1880 MHz.

Pengujian Return Loss

Tujuan pengujian return loss adalah untuk mengetahui nilai return loss dari antena.

Pengujian return loss menggunakan perangkat spectrum analyzer yang dilengkapi

dengan sebuah directional coupler, dan konektor adapter dari SMA ke BNC

sebagaimana ditunjukkan dalam Gambar 5

Gambar 5 Koneksi pengujian return loss

Hasil pengujian return loss menunjukkan bahwa antena beresonansi pada dua

frekuensi yaitu pada frekuensi 916 MHz dan 1848 MHz seperti diperlihatkan dalam

Gambar 6. yang menujukkan nilai return loss antena dipole pada frekuensi 916 MHz

sebesar - 42,8 dBm dan -37 dBm pada frekuensi 1848 MHz. Nilai yang terbaca sebesar

(7)

 

terbaca mencakup pelemahan directional coupler (DC) sebesar 20 dB dan acuan

perangkat sebesar -3 dB dengan demikian nilai return loss dari AUT (antenna under

test) sebesar -19.8 dB.

fL = 850 MHz

fH = 1130 MHz

Bandwidth = 280 MHz -32.5

-33.5

Gambar 6 Hasil pengujian return loss pada fr= 916 MHz.

Nilai return loss yang terbaca pada frekuensi 1848 MHz sebesar - 37 dBm, sedang

pada frekuensi 1825 MHz dan terbaca -35.5 dBm pada frekuensi 1880 MHz, dengan

demikian nilai return loss antena pada kedua frekuensi tersebut berturut turut sebesar

-14 dBm dan -12,5 dBm sebagaimana diperlihatkan dalam Gambar 7

fL = 1825 MHz fH = 1880 MHz -35.5

Bandwidth = 55 MHz

Gambar 7 Hasil pengujian return loss pada fr= 1848 MHz.

Nilai return loss (RL) antena mempunyai kaitan erat dengan parameter SWR

(standing wave ratio) dan nilai koeffisien pantul antena. Keterkaitan parameter tersebut

dijabarkan sebagaimana dituangkan pada persamaan

RL = 20 log |Г|

(8)

 

|Г|= 0.102

Hasil perhitungan koefisien pantul Г| dapat diperoleh nilai VSWR sebesar 1.227

dan nilai impedansi input antena (Zin) pada frekuensi resonansi 916 MHz sebesar

Г      =Z!"−Z!

Z!"+Z!

0.102= Z!"−

50Ω

Z!"+50Ω

Z!"      = 61.359  Ω

Perbandingan nilai return loss simulasi dan pengukuran untuk rentang frekuensi 850

MHz s/d 1130 MHz ditampilkan pada grafik sebagaimana diperlihatkan dalam Gambar 8

Gambar 8 Grafik perbandingan return loss hasil simulasi dan pengujian

Pengujian Gain Antena

Pengujian gain antena dipole dilakukan untuk mengetahui berapa nilai gain antena

jika dibandingkan dengan antena dipole batang yang selama ini digunakan sebagai

antena acuan pada setiap pengukuran antena. Hasil pengukuran ditunjukkan pada Tabel 2

Tabel 2 Hasil pengujian gain antena dipole

No. Frek (MHz)

Eref dipole batang λ/2 (dB)

EAUT dipole mikrostrip

(dB)

Gain

(dB)

1 890 -48.3 -49.9 -6.4

2 900 -43.4 -45.4 -2

3 910 -42.8 -43.9 -1

4 912 -43.4 -45.4 -2

5 914 -43.5 -44.6 -1.1

-11.6

-16 -16.6 -16.1 -14.7 -13.5 -13 -9.5

-18

-19.8 -19 -15.5

-13 -9.5

-30 -20 -10 0

850 890 916 925 960 1110 1130

Hasil Simulasi

Hasil Pengukuran Frekuensi

(MHz)

Re

tu

rn

L

os

s

(d

(9)

 

6 916 -43.5 -42.3 1.2

7 918 -43.1 -44.1 -1

8 920 -43.8 -43.6 0.2

9 930 -48.2 -48.9 0.7

10 940 -47.1 -46.1 1

11 950 -46.5 -45.7 0.8

12 960 -41.5 -41.7 0.2

rata-rata -44.6 -45.1 -0.78

Pada rentang frekuensi 890 MHz s/d 960 MHz, antena dipole mikrostrip

mempunyai nilai gain yang lebih rendah dibanding dipole batang. Hal ini dapat

dimengerti bahwa secara struktur phisik antena dipole batang lebih besar dan alasan

kedua adalah daya yang diterima pada titik catu antena mikrostrip lebih kecil dibanding

antena dipole batang. Demikian pula pada rentang frekuensi 1710 MHz s/d 1880 MHz,

gain antena mikrostrip lebih rendah 1,05 dB.

Tabel 3 Hasil pengujian gain antena dipole frekuensi untuk 1710 s/d 1884 MHz No. Frek

(MHz)

Erefantena dipole batang

λ/2 (dB)

EAUT dipole

mikrostrip (dB)

Gain

(dBd)

1 1710 -72.5 -75.7 -3.2

2 1730 -70 -72.2 -2.2

3 1750 -63.9 -64.9 -1

4 1770 -67.1 -67.5 -0.4

5 1790 -61.3 -62.7 -1.4

6 1810 -58.6 -60.2 -1.6

7 1830 -63.6 -63.1 0.5

8 1840 -53.4 -54.1 -0.7

9 1842 -52.9 -51.8 1.1

10 1844 -52.2 -50.9 1.3

11 1846 -52.8 -52.2 0.6

12 1848 -53.2 -52.4 0.8

No. Frek (MHz)

Erefantena dipole batang

λ/2 (dB)

EAUT dipole

mikrostrip (dB)

Gain

(dBd)

13 1860 -51.4 -54.9 -3.5

14 1880 -55.3 -60.3 -5

Rata-rata -59.2 -60.2 -1.05

Pengujian Polaradiasi

Tujuan pengujian pola radiasi adalah untuk mengetahui bentuk pola radiasi antena

dipole menggambarkan diagram polar pola radiasi antena.

Pengujian pola radiasi dilakukan dengan cara memutar secara azimuth antena penerima

(dipole) dari 0o sampai 360o dengan jarak antena pemancar dan penerima dijaga tetap.

(10)

 

dengan signal generator. Pada pengujian ini antena dipole mikrostrip berfungsi sebagai

antena undertest.

Hasil pengujian ditunjukkan dalam Gambar 9 untuk frekuensi 916 MHz. Pola

radiasi yang diperoleh adalah directional dengan nilai maksikum pada sudut 20 ° dan

nilai minimum pada sudut 90 °. Demikian pula untuk frekuensi 1884 MHz, Pola radiasi

yang diperoleh adalah directional dengan nilai maksikum pada sudut 20 ° dan nilai

minimum pada sudut 90 °. Pada sudut 0°, besarnya daya yang diterima lebih rendah jika

dibandingkan sudut 10° . Hal ini disebabkan adanya pemantulan pada ruang uji yang

sifatnya dapat melemahkan sinyal yang langsung arah antena.

Back lobe dan side lobe yang muncul pada pola terjadi karena radiasi pada arah yang

tidak diinginkan dan tidak dapat dihilangkan serta kemungkinan pengaruh pemantulan-pemantulan pada ruang.

Gambar 9 Diagram polar pola radiasi antena dipole pada frekuensi 916 MHz

(11)

 

Gambar 10 Diagram polar pola radiasi antena dipole pada frekuensi 1844 MHz

Kesimpulan

Berdasarkan hasil perencanaan dan pengujian dapat diambil kesimpulan sebagai berikut :

1. Hasil pengujian antena dipole didapatkan nilai ukuran lengan pertama 65 mm dan

lengan kedua 25,8 mm yang menghasilkan frekuensi resonansi pertama 916 MHz dan 1884 MHz

2. Gain antena mikrostrip pada rentang frekuensi 890 MHz s/d 960 Mhz bernilai

lebih rendah 0,78 dB dibanding dipole batang dan lebih rendah 1,05 dB untuk

rentang frekuensi 1710 MHz s/d 1880 MHz.

DAFTAR PUSTAKA

Balanis, Constantine A. 2005. Antena Theory Analisis dan Design Third Edition.

New York: John Wiley & Sons, Inc.

Brown. 1982. Line, Wave and Antenna, Wiley, USA

Constantinus Votis, Measurement of Balun and Gap Effects in a Dipole Antenna, Int. J

Communications, Network and System Sciences, 2010, 3, 434-440

C.F Tseng, Design of a Plannar UWB Dipole Antenna with Band Notched

Characteristic, Progress In Electromagnetics Research, Vol 11. 1 – 10, 2009

Garg, 2002. Microstrip Antenna Design Handbook, Artech House, Norwood, England

Nasimuddin. 2011. Microstrip Antenas. India: Intechweb, Org.

Sinnema W.1988. Electronic Trasmission Technology, Prentice Hall, New Jersey,

(12)

 

Wong. 2002. Compact and Broadband Microstrip Antennas. John Wiley and Sons,

Inc, New York.

Z. G Fan, 2007, AMiniaturized Printed Dipole Antenna with V Shaped Ground for

Gambar

Gambar 3 Tampak depan antena dipole
Gambar 4  Tampak belakang  antena dipole
Gambar 6  Hasil pengujian return loss pada fr= 916     MHz.
Tabel 2 Hasil pengujian gain  antena dipole
+3

Referensi

Dokumen terkait

Kuil sebagai tempat beribadah atau bersembahyang bagi umat Hindu Tamil untuk memuja Ida Sang Hyang Widhi yang berasal dari bahasa Sansekerta yaitu Tuhan Yang Maha Esa.. Bapak

Kerangka modal sosial yang dimaksud dalam artian convertibility modal, yaitu: modal relasional yang dibangun dalam jaringan dipergunakan untuk mengakses sumber daya

Warna minyak ditentukan oleh adanya pigmen yang masih tersisa setelah proses pemucatan, karena asam asam lemak digliserida tidak berwarna.Warna orange atau kuning

Faktor kontigensi yang akan digunakan adalah desentralisasi dan gaya kepemimpinan karena faktor ini mampu berperan sebagai variabel moderating dalam hubungan antara

graf 8-Bintang yang dibangun dari 2 graf lingkaran dimana salah satu simpul dari graf lingkaran menjadi pusat graf tersebut sedangkan simpul lainnya diberikan

Dengan banyak sumber penerimaan yang berasal dari pajak daerah, maka diharapkan Pemerintah Daerah Kabupaten Wonogiri memiliki peluang untuk meningkatkan Pendapatan Asli

Meskipun demikian hasil penelitian perlakuan pencucian air bebas ion dikombinasikan dengan bahan organik dapat menurunkan kandungan logam berat Merkuri (Hg) dalam tanah

Tahapan mendesain perangkat keras sistem ada dua: pertama desain rangkaian elektronika yang terdiri dari beberapa blok rangkaian, seperti rangkaian motor DC, sensor