• Tidak ada hasil yang ditemukan

9 HUBUNGAN PENGETAHUAN TENTANG DIET DIABETES MELLITUS DENGAN PERILAKU DIET PENDERITA DIABETES MELLITUS

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "9 HUBUNGAN PENGETAHUAN TENTANG DIET DIABETES MELLITUS DENGAN PERILAKU DIET PENDERITA DIABETES MELLITUS"

Copied!
7
0
0

Teks penuh

(1)

HUBUNGAN PENGETAHUAN TENTANG DIET DIABETES MELLITUS

DENGAN PERILAKU DIET PENDERITA DIABETES MELLITUS

A. Ridwan*, Heri Pramono Putro ** *) Dosen Akper Pamenang Pare Kediri **) Perawat Magang di RSUD Pare Kediri

The Increasing of Diabetes Mellitus prevalence in several developing countries, for the impact of wealthy in those countries, has been recently much watched. The increasing salary and the change of life style especially in big cities causes the increasing of degenerative disease. Prevalence such as Diabetes Mellitus (DM). The type 2 of Diabetes Mellitus tends to occur to individualist with obesity. Obesity is the main trigger for the type 2 Diabetes Mellitus for that diet program is the main order action to do. The purpose of this is to identify the knowledge relation of DM diet with DM sufferers diet behaviour.

The observation design used is analytic with cross sectional. With Fiety Population and forty-four respondents as the samples who have inclusive and exclusive criteria. The taking of the samples is using simple random sampling technique. Methods of data collection in this study using a questionnaire, then the data were analyzed by stage editing, coding, scoring, tabulating. Analysis date be used Spearmen Correlation

From the result of observation it can be gained that most of respondents have good knowledge, 12 respondents (27,3%) and the good DM diet behaviour is 16 respondents (36,4%). From the result spearmen

correlation, it’s gained significant number 0,000 < 0,005 that means Ho rejected. It means that the knowledge relation about diet DM with DM suffers diet behaviour with very strong category.

The knowledge of respondents about DM diet, increase the knowledge, information, and also joins in the health counselling especially about DM diet in order to get maximal diet behaviour, so complication will not occur and the suffer can live happily.

Keyword : Knowledge, Diabetes Mellitus, DM diet, Diet Behaviour

Latar Belakang

Meningkatnya prevalensi Diabetes mellitus di beberapa negara berkembang, akibat peningkatan kemakmuran di negara berkembang, akhir-akhir ini banyak disoroti. Peningkatan perkapita dan perubahan gaya hidup terutama di kota – kota besar menyebabkan peningkatan prevalensi penyakit degeneratif diantaranya kencing manis / Diabetes Mellitus (DM) (slamet Suyono, 2006). Diabetes Mellitus merupakan kumpulan gejala yang timbul pada seseorang, akibat kadar glukosa yang tinggi (hiperglikemia). Kadar GD (gula darah ) tinggi ini disebabkan jumlah hormone insulin kurang atau jumlah insulin cukup bahkan kadang-kadang lebih, tapi kurang efektif (resistensi insulin), dan prevalensinya cukup besar. Yang paling dikhawatirkan penyandang DM bukanlah tingginya kadar GD tapi komplikasi. Diabetes Mellitus type 2 lebih sering terjadi pada individu dengan berat badan

lebih dan obesitas (gemuk). Obesitas merupakan pemicu utama penyebab DM type 2. untuk itu program diet merupakan penatalaksanaan yang utama.

(2)

Prevalensi DM di kotamadya Surabaya menurut kelompok umur 6-20 tahun : 0,26 % umur > 20 tahun 1,43 %, umur > 40 tahun : 4,16%. Jawa timur (penduduk ±30 juta) 22.430 penderita DM jumlah penderita di Poliklinik RSUD Kabupaten Kediri sekitar 30 – 50 orang. Hasil studi pendahuluan pada tanggal 4 Desember 2009 di Poliklinik Penyakit Dalam RSUD Kabupaten Kediri dari hasil wawncara 10 penderita DM, didapatkan pengetahuan tentang Diet DM (50%) cukup, (30%) kurang, dan (20%) baik. Perilaku Diet (50%) cukup, (30%) kurang, dan (20%) baik.

Dari 30 % pasien dengan pengetahuan dan perilaku diet kurang, di akibatkan informasi mengenai diet DM kurang begitu jelas serta kejenuhan pasien terhadap makanan yang dikonsumsi, bila factor-faktor ini tidak ditangani dengan baik akan mengakibatkan peningkatan prevalensi penyakit DM di Indonesia bahkan di dunia, serta menyebabkan munculnya komplikasi pada penderita DM dan akan mengakibatkan kecacatan bahkan kematian (Imam Subekti, 2007).

Untuk mengatasi hal tersebut maka diperlukan kesadaran penderita DM dalam menerapkan perilaku hidup sehat. Dalam hal ini perlu didukung dengan pemberian informasi dan penyuluhan tentang diet. Berdasarkan uraian diatas peneliti tertarik untuk melakukan penelitian tentang Hubungan Pengetahuan Tentang Diet DM dengan Perilaku Diet Penderita DM di Poliklinik Penyakit Dalam RSUD Kabupaten Kediri.

Rumusan Masalah

Dari uraian latar belakang di atas, maka rumusan pertanyaan sebagai berikut: Bagaimana Hubungan Pengetahuan Tentang Diet DM dengan Perilaku Diet Penderita DM di Poliklinik Penyakit Dalam RSUD Kabupaten Kediri ?

Tujuan Penelitian A. Tujuan Umum

Mengetahui hubungan Pengetahuan Tentang Diet DM dengan Perilaku Diet Penderita DM di Poliklinik Penyakit Dalam RSUD Kabupaten

2. Mengidentifikasi perilaku diet penderita DM di Poliklinik Penyakit Dalam RSUD Kabupaten Kediri.

3. Menganalisis hubungan pengetahuan diet DM dengan perilaku diet penderita DM di Poliklinik Penyakit Dalam RSUD Kabupaten Kediri.

Desain Penelitian

Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalahanalitik dengan pendekatan “cross sectional” yaitu suatu penelitian untuk mempelajari dinamika korelasi antara faktor-faktor resiko dengan efek dengan cara pendekatan observasi atau pengumpulan data sekaligus pada suatu saat (point time approach) artinya tiap subjek penelitian hanya diobservasi sekali saja dan pengukuran dilakukan terhadap status karakter atau variabel subjek pada saat pemeriksaan. Hal ini tidak berarti bahwa semua objek peneliti diamati pada waktu yang sama. Pada penelitian ini terdapat 2 variabel yaitu variabel independen : Pengetahuan diet dan variabel dependen : Perilaku Diet DM.

Penelitian dilaksanakan di Poliklinik Penyakit Dalam RSUD Kabupaten Kediri pada 14 – 20 Mei 2010. Populasi penelitian ini adalah semua pasien penderita DM di Poliklinik Penyakit Dalam RSUD Kabupaten Kediri rata-rata 50 responden per bulan. Pada penelitian ini sampel yang diambil adalah penderita DM yang berkunjung di Poliklinik Penyakit Dalam RSUD Kabupaten Kediri yang sesuai dengan kriteria baik inklusi maupun eksklusi. Dengan cara pengambilan sapel adalah dengan purposive sampling. Cara pengumpulan data adalah dengan memberikan penjelasan kepada responden tentang cara pengisian kuesioner dan observasi. Membagikan kuesioner kepada Penderita DM di Poliklinik Penyakit Dalam RSUD Kabupaten Kediri Pengumpulan data Setelah itu dilakukan evaluasi. Instrumen dirancang oleh peneliti berdasarkan kajian teori.

(3)

maka H1 ditolak yaitu tidak ada hubungan pengetahuan tentang Diet DM dengan Perilaku diet Penderita DM di Poliklinik Penyakit Dalam RSUD Kabupaten Kediri. Apabila hasil statistic < α 0.05 H1 diterima yaitu ada hubungan pengetahuan tentang diet dengan perilaku diet penderita DM di Poliklinik Penyakit Dalam RSUD Kabupaten Kediri.

Hasil Penelitian

Data Umum

a. Usia Responden

2%

39%

59%

31-40 th 41-50 th > 51 th

Dari gambar diatas didapatkan bahwa kelompok umur yang paling banyak adalah usia ≥51 tahun sebanyak 26 responden (59,1%) dan paling sedikit adalah usia 31 – 40 tahun sebanyak 1 responden (2,3%).

b. Tingkat Pendidikan

66% 23%

11%

SD SLTP SLTA

Dari diatas menunjukkan bahwa pendidikan responden yang paling banyak adalah SD yaitu sebanyak 29 responden (65,9%) dan paling sedikit SMA sebanyak 5 responden (11,4%).

c. Pekerjaan

9%

11%

78%

2%

petani swasta pensiunan tidak bekerja

Hasil menunjukkan bahwa pekerjaan responden penderita DM yang paling banyak adalah Tidak Bekerja yaitu sebanyak 34 responden (77,3%) dan paling sedikit adalah Pensiunan 1 responden (2,3%).

d. Jenis Kelamin

34%

66%

Laki-laki Perempuan

(4)

e. Informasi Tentang Diet DM

91% 9%

Ya Tidak

Berdasarkan gambar diatas menunjukkan bahwa pernah atau tidak responden mendapatkan informasi tentang diet DM yang paling banyak pernah (ya) sebanyak 40 responden (90,9%) sedangkan yang tidak mendapatkan informasi sebanyak 4 responden (9,1%).

Data Khusus

a. Pengetahuan Responden tentang Diet DM

53% 20%

27%

Kurang Cukup Baik

Berdasarkan grafik menunjukkan bahwa pengetahuan responden tentang diet DM yang paling banyak adalah pengetahuan kurang yaitu sebanyak 23 responden (52,3%) dan paling sedikit adalah pengatahuan cukup yaitu sebanyak 9 responden (20,5%).

b. Perilaku Responden terhadap Diet DM

16%

48% 36%

Kurang Cukup Baik

Berdasarkan grafik menunjukkan bahwa perilaku Diet DM bagi Penderita DM yang paling banyak adalah cukup yaitu sebanyak 21 responden (47,7%) dan paling sedikit adalah kurang yaitu sebanyak 7 responden (15,9%).

c. Hubungan Pengetahuan Tentang Diet DM dengan Perilaku Diet Penderita DM.

Pengetahuan

Perilaku Diet DM

Total (%) Baik

(%)

Cukup (%)

Kurang (%) Baik

Cukup Kurang

11 (25) 5 (11,4) 0 (0)

1 (2,3) 4 (9,1) 16 (36,3)

0 (0) 0 (0) 7 (15,9)

12 (27,3) 9 (20,5) 23 (52,2) Total 16 (36,4) 21 (47,7) 7 (15,9) 44 (100)

Uji Korelasi Spearmen p (0,000) <α(0,05)

Berdasarkan data tabulasi silang di atas menunjukkan bahwa pengetahuan responden tentang Diet DM Baik yang tercapai 11 responden (25,0%) dengan perilaku diet baik. Dari Spearmen Corelation p(0,000) < α(0,05) hal ini menunjukkan bahwa H0 ditolak berarti ada hubungan pengetahuan responden tentang Diet DM dengan perilaku Diet.

Pembahasan

1. Pengetahuan Penderita DM tentang Diet DM Dari data penelitian didapatkan pengetahuan yang paling banyak adalah pengetahuan kurang 23 responden (52,3%).

(5)

faktor pendidikan, pengalaman, intelligence, pemberian informasi dan sosial budaya (Monks, FJ, 2002). Menurut Wahjudi nugroho, pada lanjut usia mengalami perubahan pada sistem endokrin. Hal ini dapat dibuktikan dari hasil kuisioner 44 responden didapatkan 26 responden berusia > 51 tahun (59,1%) penderita DM. Menurut Notoatmodjo pengetahuan dapat dipengaruhi oleh jenjang pendidikan dan intelligence sesorang. Hal ini dapat dibuktian dari hasil observasi, dari 44 responden, 19 responden (43,2%) berpengatahuan kurang pada pendidikan SD. Wahjudi Nugroho menyatakan lansia mengalami perubahan pada sistem indra dan pola pikir (IQ), sehingga lemah dalam menerima informasi. Hal ini dibuktikan dari 44 responden, sebanyak 18 responden (40,9%) pengetahuan kurang berusia > 51 tahun.

Data di lapangan yang menyebabkan pengetahuan kurang yaitu penderita yang kurang begitu paham tentang diet DM dan Penyakit DM, dan usia penderita DM mayoritas berusia lanjut dan berpendidikan SD.

Untuk itu upaya untuk meningkatkan pengetahuan responden tentang Diet DM yaitu bagi pelayanan kesehatan harus memberikan penyuluhan kesehatan sesering mungkin kepada pnderita DM khususnya mengenai Diet dengan memperhatikan pola penyampaian ata komunikasi dan tekhnik agar dapat diterma oleh semua pasien.

2. Perilaku Diet Penderita DM

Dari data penelitian didapatkan dari 44 responden diketahui perilaku diet DM yang palng banyak adalah Cukup sebanyak 21 responden (47,7%).

Perilaku menurut Notoatmodjo merupakan tindakan atau aktivitas dari manusia itu sendiri yang mempunyai bentangan yang sangat luas antara lain : berjalan, berbicara, menangis, tertawa, bekerja, kuliah, menulis, membaca, dan sebagainya. Dari uraian ini dapat disimpulkan bahwa yang dimaksud perilaku manusia adalah semua kegiatan atau aktivitas manusia, baik yang diamati langsung, maupun yang tidak dapat diamati oleh pihak luar. Menurut Skinner, seperti yang dikutip oleh Notoatmodjo (2003), merumuskan bahwa perilaku merupakan respon atau reaksi seseorang terhadap stimulus atau

rangsangan dari luar. Oleh karena perilaku ini terjadi melalui proses adanya stimulus terhadap organisme, dan kemudian organisme tersebut merespons, maka teori Skinner ini disebut teori “S -O-R” atau Stimulus – Organisme – Respon. Teori Snehandu B. Kar (1983) menyatakan bahwa perilaku merupakan fungsi dari : Niat seseorang untuk bertindak sehubungan dengan kesehatan atau perawatan kesehatannya (behavior itention). Dukungan sosial dari masyarakat sekitarnya (social support). Adanya atau tidak adanya informasi tentang kesehatan atau fasilitas kesehatan (accesebility of information). Otonomi pribadi orang yang bersangkutan dalam hal mengambil tindakan atau keputusan (personal autonomy). Situasi yang memungkinkan untuk bertindak (action situation).

Data di lapangan bahwa menunjukkan perilaku penderita dengan kategori cukup baik karena adanya informasi formal maupun non formal mengenai diet DM, dukungan dari keluarga dan masyrakat, dan faktor lingkungan yang mendukung. Untuk itu upaya untuk merubah perilau dari cukup menjadi baik dan dari kurang menjadi cukup, tidak lain yaitu menciptakan lingkungan yang mendukung, dan dari pelayan kesehatan hendak memberikan makanan pengganti untuk dietnya.

3. Hubungan Pengetahuan Penderita tentang Diet DM dengan Perilaku Diet Penderita DM

Dari hasil Uji Statistik Korelasi Spearmen didapatkan adanya hubungan yang signifikan antara pengetahuan Penderita DM dengan perilaku diet dengan signifikan (sig) adalah 0,000 di bawah angka 0,05 (alpa atau tingkat kesalahan 5% : (0,05) atau istilah lain 0,000 < 0,05 ini berarti H0 ditolak, H1 diterima berarti ada hubungan pengetahuan penderita DM dengan perilaku diet. Spearmen Correlation menunjukkan angka + 0.807 menunjukkan hubungan positif antara kedua variabel tetapi dengan kekuatan hubungan yang sangat kuat. Dengan kekuatan hubungan yang sangat kuat tersebut membuktikan bahwa pengetahuan penderita DM dengan perilaku diet sangat tinggi .

(6)

2003). Pengetahuan seseorang dapat dikategorikan menjadi pengetahuan baik, cukup dan kurang (Nursalam, 2003). Dari data penelitian didapatkan pengetahuan baik 12 responden (27,3%) pengetahuan cukup 9 responden (20,5%) dan pengetahuan kurang 23 responden (52,3%). Perilaku menurut Notoatmodjo merupakan tindakan atau aktivitas dari manusia itu sendiri yang mempunyai bentangan yang sangat luas antara lain : berjalan, berbicara, menangis, tertawa, bekerja, kuliah, menulis, membaca, dan sebagainya. Dari uraian ini dapat disimpulkan bahwa yang dimaksud perilaku manusia adalah semua kegiatan atau aktivitas manusia, baik yang diamati langsung, maupun yang tidak dapat diamati oleh pihak luar. Dari data penelitian didapatkan dari 44 responden diketahui perilaku diet DM yang Baik sebanyak 16 responden (36,4%), Cukup sebanyak 21 responden (47,7%), dan kurang 7 responden (15,9%). Menurut Notoatmodjo perilaku sesorang dapat dipengaruhi oleh pengetahuan. Menurut Askandar Tjokroprawiro (2008) Dalam melaksanakan Diit Diabetes sehari-hari hendaknya diikuti pedoman “3J” (Jumlah, Jadwal, Jenis), Artinya : J1 : Jumalah kalori yang diberikan harus habis, J2 : Jadwal diit harus diikuti sesuai dengan intervalnya, yaitu 3 jam, J3 : Jenis makanan manis harus dihindari, termasuk pantang buah golongan A. Dari hasil pengujian hubungan antara dua variabel, pengetahuan responden tentang diet DM memberikan pengaruh terhadap perilaku diet. Dari data di atas menunjukkan penderita diabetes yang paling banyak berpendidikan SD yaitu sebanyak 29 responden (65,9%) dan yang paling banyak berusia > 51 tahun sebanyak 26 responden (59,1%). Pendidikan SD merupakan pendidikan dasar, dan ditunjang usia > 51 tahun diamana sesorang akan mengalami kemunduran memori, sistem penginderaan dan mental. (Wahjudi Nugroho, 2000) oleh sebab itu dala menyerap informasi sangatlah lemah. Menurut notoatmodjo bahwa semakin baik pengetahuan responden tentang diet DM maka semakin baik perilaku

keluarga, juga dapat mempengaruhi perilaku seseorang.

Proses terbentuknya perilaku dapat diilustrasikan pada gambar berikut : Pengalaman, Keyakinan, Fasilitas, Sosio-budaya, Pengetahuan, Persepsi, Sikap, Keinginan, Kehendak, Motivasi, dan Niat. Dari data di lapangan responden banyak yang lansia (lanjut usia) sehingga daya serap dalam menerima informasi sangatlah terlambat, dan menganggap bahwa penyakit DM hanya disembuhkan dengan obat saja. Mereka (responden) merasa jenuh dengan makanan diet DM sehingga responden keluar dari program diet tersebut. Untuk itu upaya yang harus dilakukan adalah pelayanan kesehatan harus mampu memberi penyuluhan kesehatan tidak hanya cara diet saja melainkan makanan pengganti untuk diet, sehingga penderita DM tidak jenuh dengan jenis makanan yang dikonsumsi. Dukungan keluarga dan masyarakat juga tidak kalah penting untuk merubah perilaku sesorang.

Kesimpulan

1. Pengetahuan responden tentang diet DM di Poliklinik Penyakit Dalam RSUD Kabupaten Kediri didapatkan pengetahuan kurang sebanyak 23 responden (52,3%).

2. Perilaku diet DM di Poliklinik Penyakit Dalam RSUD Kabupaten Kediri didapatkan 21 responden (47,7) cukup.

3. Ada hubungan pengetahuan responden dengan perilaku diet DM di Poliklinik Penyakit Dalam RSUD Kabupaten Kediri sangat bermakna dengan angka signifikan p (0,000) < α (0,05). Spearmen Correlation sebesar + 0,807 menunjukkan sangat kuat hubungan antara kedua variable.

Saran

1. Bagi Klien

(7)

dapat di pahami oleh seluruh pasien DM dengan cara penyebaran leaflet.

3. Bagi Peneliti Selanjutnya

Bagi peneliti selanjutnya hendaknya meneliti pengaruh diet DM terhadap Jenis DM type 1.

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, S. (2006). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta : Rhineka Cipta

Depdiknas RI.2001.Kamus besar bahasa Indonesia.Jakarta: Balai Pustaka.

Monk, Fj dan Hadianto, Siti Rahayu. (2002). Psikologi Perkembangan. Yogyakarta : Gajah Mada Universuty

Notoatmodjo, Soekidjo. (2005). Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta : Rhineka Cipta

Notoatmodjo, Soekidjo. (2007). Promosi Kesehatan dan Ilmu Perilaku. Jakarta : Rhineka Cipta

Nursalam. (2003). Konsep dan Penerapan Metodologi Penelitian Ilmu Keperawatan. Jakarta : Salemba Medika

Soewondo, Pradana. (2007). Hidup Sehat Dengan Diabetes. Jakarta : Fakultas Krdokteran Indonesia

Tjokroprawiro, Askandar. (2006). Hidup Sehat Dan Bahagia Bersama Diabetes Mellitus. Jakarta : Gramedia Pustaka Utama

Tjokroprawiro, Askandar. Dkk . (2007). Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam. Surabaya : Airlangga University Press

Tamsuri, Anas. (2008). Panduan Praktis Riset Keperawatan Bagi Pemula. Kediri : Diktat Pembelajaran Riset Akademi Keperawatan Pamenang

Waspadji,dkk.2004. Pedoman Diet Diabetes Mellitus. Balai Pustaka. FK.UI.Jakarta

Referensi

Dokumen terkait

“ Observasi adalah suatu cara yang digunakan oleh peneliti untuk mendapatkan data informasi yang merupakan tingkah laku non-verbal dari responden, dengan tujuan

Uji kaji proses pemesinan kisar ke atas benda-kerja bahan komposit plastik bertetulang serabut kenaf ekaarah dan tenunan dilakukan bagi melihat pembandingan faktor pelekangan

minuman yang terdaftar di bursa efek Indonesia periode 2010-2013 menunjukan bahwa variabel bebas yaitu operating leverage, financial leverage, dan current ratio

Dalam pembelajaran Bahasa Arab, muhadatsah merupakan salah satu cara agar siswa mampu bercakap-cakap (berbicara) sehari-hari dengan menggunakan Bahasa Arab.. Untuk

Penelitian ini termasuk penelitian deskriptif dengan metode survei. Survei digunakan untuk melukiskan kondisi yang ada, dan membandingkan kondisi- kondisi tersebut dengan kriteria

Untuk perespon darurat : Jika pakaian khusus diperlukan dalam mengatasi tumpahan, memperhatikan informasi di Bagian 8 mengenai bahan-bahan yang cocok dan tidak cocok.. Penanganan

Kesesuaian antara anggota, manajemen dan program merupakan suatu keterikatan dalam mencapai suatu tujuan akan tetapi anggota tetap memiliki prioritas utama dalam

Hebrank (dalam Shidarta, 2007:1) menyatakan bahwa pedagogi (cara mengajar) menganjurkan untuk suatu pendekatan inkuiri, yang melibatkan siswa secara aktif