• Tidak ada hasil yang ditemukan

TINGKAT KEGIATAN BELAJAR MANDIRI PARA SISWA PUTRA DAN PUTRI KELAS VIII SMP TAMAN DEWASA JETIS YOGYAKARTA TAHUN AJARAN 20072008 SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Bimbingan dan Konseling

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "TINGKAT KEGIATAN BELAJAR MANDIRI PARA SISWA PUTRA DAN PUTRI KELAS VIII SMP TAMAN DEWASA JETIS YOGYAKARTA TAHUN AJARAN 20072008 SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Bimbingan dan Konseling"

Copied!
65
0
0

Teks penuh

(1)

TINGKAT KEGIATAN BELAJAR MANDIRI PARA SISWA PUTRA DAN PUTRI KELAS VIII SMP TAMAN DEWASA JETIS YOGYAKARTA

TAHUN AJARAN 2007/2008

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Bimbingan dan Konseling

Disusun Oleh :

Bernardus Wahyu Ardi Prasetyo 001114015

PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING JURUSAN ILMU PENDIDIKAN

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA

(2)

TINGKAT KEGIATAN BELAJAR MANDIRI PARA SISWA PUTRA DAN PUTRI KELAS VIII SMP TAMAN DEWASA JETIS YOGYAKARTA

TAHUN AJARAN 2007/2008

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Bimbingan dan Konseling

Disusun Oleh :

Bernardus Wahyu Ardi Prasetyo 001114015

PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING JURUSAN ILMU PENDIDIKAN

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA 2008

(3)
(4)
(5)

MOTTO DAN PERSEMBAHAN

Segala Sesuatu Ada Waktunya:

Ada waktu untuk menagis, ada waktu untuk tertawa; Ada waktu

untuk mencari, ada waktu untuk membiarkan rugi; Ada waktu

untuk berdiam diri, ada waktu untuk berbicara. Setiap orang dapat

makan, minum dan menikmati kesenangan dalam segala jerih

payahnya, itu juga adalah pemberian Allah. Ia membuat segala

sesuatu indah pada waktunya.

(Pengkhotbah Pasal 3)

Skripsi ini kupersembahkan untuk:

Bapak Thomas Wahyudi dan Ibu Flaviana Poniyah

Orang tuaku yang selalu memberiku perhatian, dukungan dan

semangat untuk berjuang demi masa depanku

Adikku Dionysius Yudi Sanjaya dan Theresia Esti Seliastuti

Saudaraku yang selalu mengingatkanku dan selalu menyayangiku

Fausca Yesiana Tri Nugroho

Kekasihku yang selalu setia mendampingi, membantuku serta

memberikan dorongan dan semangat

(6)
(7)

ABSTRAK

TINGKAT KEGIATAN BELAJAR MANDIRI PARA SISWA PUTRA DAN PUTRI KELAS VIII SMP TAMAN DEWASA JETIS YOGYAKARTA

TAHUN AJARAN 2007/2008 Bernardus Wahyu Ardi Prasetyo Program Studi Bimbingan dan Konseling

Universitas Sanata Dharma Yogyakarta

2008

Masalah pertama yang diteliti adalah bagaimana tingkat kegiatan belajar mandiri para siswa putra kelas VIII SMP Taman Dewasa Jetis Yogyakarta Tahun Ajaran 2007/2008? Masalah kedua adalah bagaimana tingkat kegiatan belajar mandiri para siswa putri kelas VIII SMP Taman Dewasa Jetis Yogyakarta Tahun Ajaran 2007/2008?

Penelitian ini termasuk penelitian deskriptif dengan metode survei. Survei digunakan untuk melukiskan kondisi yang ada, dan membandingkan kondisi-kondisi tersebut dengan kriteria yang telah ditetapkan sebelumnya. Tujuan penelitian ini adalah mendeskripsikan tingkat kegiatan belajar mandiri para siswa putra dan putri kelas VIII SMP Taman Dewasa Jetis Yogyakarta Tahun Ajaran 2007/2008. Populasi penelitian ini adalah para siswa putra dan putri kelas VIII SMP Taman Dewasa Jetis Yogyakarta Tahun Ajaran 2007/2008 dengan jumlah 172 siswa, yang terdiri atas 89 siswa putra dan 83 siswa putri. Sampel penelitian sebanyak 164 siswa, yang terdiri atas 86 siswa putra dan 78 siswa putri. Sampel penelitian adalah sampel insidental. Alat pengumpul data adalah Kuesioner Tingkat Kegiatan Belajar Mandiri Para Siswa Putra dan Putri Kelas VIII SMP Taman Dewasa Jetis Yogyakarta Tahun Ajaran 2007/2008 yang disusun oleh penulis. Kuesioner terdiri dari dua bagian yaitu 1) bagian pengantar, identitas, dan petunjuk pengisian; 2) bagian pernyataan yang mengungkapkan mengenai tingkat kegiatan belajar mandiri siswa yang terdiri dari 50 item. Pedoman yang digunakan untuk membedakan kategori rendah dan tinggi dalam kegiatan belajar mandiri adalah skor ≥ Mean termasuk kategori tinggi dan skor < Mean termasuk ketegori rendah.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa 1) jumlah para siswa putra yang termasuk kategori tinggi dalam kegiatan belajar mandiri lebih banyak daripada jumlah para siswa putra yang termasuk kategori rendah; 2) jumlah para siswa putri yang termasuk kategori rendah dalam kegiatan belajar mandiri lebih banyak daripada jumlah para siswa putri yang termasuk kategori tinggi; 3) jumlah para siswa putra yang termasuk kategori rendah sama saja dengan jumlah para siswa putri yang termasuk kategori rendah; 4) jumlah para siswa putra yang termasuk kategori tinggi dalam kegiatan belajar mandiri lebih banyak daripada jumlah para siswa putri; 5) secara keseluruhan disimpulkan bahwa jumlah para siswa putra dan putri yang termasuk kategori rendah (51,83%) dalam kegiatan belajar mandiri lebih banyak daripada jumlah para siswa yang termasuk kategori tinggi (48,17%).

(8)

ABSTRACT

THE LEVEL OF CLASS VIII STUDENTS` SELF-LEARNING ACTIVITIES IN SMP TAMAN DEWASA JETIS YOGYAKARATA

ON 2007/2008 ACADEMIC YEAR Bernardus Wahyu Ardi Prasetyo Guidance and Counselling Study Programme

Sanata Dharma University Yogyakarta

2008

The first problem to be evaluated in this research was: how was the level of class VIII male students` self-learning in SMP Taman Dewasa Jetis Yogyakarta on 2007/2008 Academic Year? And the second was: how was the level of class VIII female students` self-learning in SMP Taman Dewasa Jetis Yogyakarta on 2007/2008 Academic Year?

This research was a descriptive research using the survey method. The survey was to describe the existing conditions, and to compared the determined criterions. The aim of this research was to describe the level of class VIII students` self-learning activities in SMP Taman Dewasa Jetis Yogyakarta on 2007/2008 Academic Year. They were 172 students (89 male students and 83 female students). There were 164 students as the sample of this research (consisted in 86 male students and 78 female students). This sample was an incidental sample. In collecting data, the researcher` used questionnaire. It was about the students` self-learning activities level in SMP Taman Dewasa Jetis Yogyakarta on 2007/2008 Academic Year. It has two parts. The first part was: introduction, identity, and filling up guidance. The second part was: statements about the level of class VIII female students` self-learning activities. It consisted of 50 items. The orientations to differ between low and high category in self-learning activities were: score ≥ Mean was high category and score < was low category.

The results of this research showed that: 1) the amount of the male students that belonged in high category in self-learning activities was bigger than the low category; 2) the amount of the female students that belonged in low category in self-learning activities was bigger than the high category; 3) the amount of the female students that belonged in low category in self-learning activities was equal with those who belonged in low category; 4) the amount of the male students that belonged in high category in self-learning activities was bigger than the female students; 5) as the conclusion, the amount of the male and female students that belonged in low category (51,83 %) in self-learning activities was bigger than the high category(48,17 %).

(9)
(10)

KATA PENGANTAR

Penulis mengucap syukur kepada Tuhan Yesus yang selalu penuh kasih dan

lembut hati, atas segala bimbingan-Nya selama penyelesaian skripsi ini.

Skrisi ini berjudul “Tingkat Kegiatan Belajar Mandiri Para Siswa Putra dan

Putri Kelas VIII SMP Taman Dewasa Jetis Yogyakarta Tahun Ajaran

2007/2008”. Penyusunan skripsi ini merupakan salah satu syarat untuk

memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Bimbingan dan Konseling Fakultas

Keguruan dan Ilmu Pendidikan.

Penulisan skripsi ini dapat terwujud berkat bantuan dan kerjasama dari

berbagai pihak yang telah berkenan membimbing, membantu, dan memotivasi

penulis. Untuk itu dalam kesempatan ini penulis ingin memyampaikan ucapan

terimakasih kepada:

1. Drs. Wens Tanlain, M. Pd. Pembimbing yang telah banyak menyediakan

waktu, tenaga, untuk membimbing penulisan skripsi ini sampai selesai.

2. Dr. M.M. Sri Hastuti, M. Si. Ketua Program Studi Bimbingan dan Konseling

yang telah memberikan dorongan semangat yang berguna bagi penulis.

3. Bapak dan Ibu Dosen Program Studi Bimbingan dan Konseling Universitas

Sanata Dharma yang telah membekali penulis dengan berbagai ilmu

pengetahuan.

4. Drs. Sunardi, M. Hum. Kepala Sekolah SMP Taman Dewasa Jetis Yogyakarta

yang telah memberikan kesempatan kepada penulis untuk mengumpulkan data

yang dibutuhkan dalam penelitian.

(11)

5. Ibu Musi Giri Astuti, S.Pd. Guru BK SMP Taman Dewasa Jetis Yogyakarta

yang telah membantu memberikan jam mengajarnya kepada penulis untuk

mengadakan penelitian.

6. Para siswa putra dan putri kelas VIII SMP Taman Dewasa Jetis Yogyakarta

yang telah berpartisipasi dalam proses pengumpulan data.

7. Fausca Yesiana Tri Nugroho yang selalu setia mendampingi, memberikan

dorongan dan semangat serta berpartisipasi dalam proses pengumpulan data.

8. Bapak dan Ibu Thomas Wahyudi yang telah memberikan biaya, sarana,

perhatian, dukungan dan semangat, serta doa selama penyusunan skripsi ini.

9. Dionysius Yudi Sanjaya dan Theresia Esti Seliastuti yang telah memberikan

dukungan dan semangat selama penyusunan skripsi ini.

10.Keluarga besar Lukas Marto Suwignyo yang telah memberikan dukungan dan

semangatnya.

11.Bapak dan Ibu Agustinus Ismanto sekeluarga yang telah memberikan

dukungan dan semangat selama penyusunan skripsi ini.

12.Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu yang telah

membantu dan memberikan semangat dalam menyelesaikan skripsi ini.

Akhir kata mudah-mudahan skripsi ini dapat bermanfaat pula bagi mereka

yang mendalami bimbingan di sekolah.

Penulis

(12)

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL... i

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING... ii

HALAMAN PENGESAHAN... iii

HALAMAN MOTTO DAN PERSEMBAHAN... iv

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA... v

ABSTRAK... vi

ABSTRACT... vii

LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS..viii

KATA PENGANTAR... x

DAFTAR ISI... xiv

DAFTAR TABEL... xv

DAFTAR LAMPIRAN... xvi

BAB I PENDAHULUAN... 1

A. Latar Belakang Masalah... 1

B. Rumusan Masalah ... 3

C. Batasan Istilah Variabel ... 3

D. Tujuan dan Manfaat Penelitian ... 4

(13)

BAB II KAJIAN TEORITIS... 5

A. Sekolah Menengah Pertama... 5

1. Pengertian Sekolah Menengah Pertama... 5

2. Tujuan Sekolah Menengah Pertama... 6

3. Kurikulum Sekolah Menengah Pertama ... 6

a. Pengertian Kurikulum Sekolah ... 6

b. Isi dan Struktur Kurikulum Sekolah Menengah Pertama ... 7

B. Kegiatan Siswa Sekolah Menengah Pertama... 8

1. Kegiatan pengajaran kelas ... 8

2. Kegiatan belajar mandiri siswa ... 9

3. Kegiatan Bimbingan dan Konseling Belajar... 9

a. Tujuan Kegiatan Bimbingan dan Konseling Belajar ... 9

b. Latihan Cara Belajar ... 10

1) Cara menggunakan sumber bahan tertulis ... 10

2) Cara menggunakan sumber masyarakat... 12

C. Pelaksanaan Kegiatan Belajar Mandiri Siswa... 12

1. Cara menggunakan buku catatan tiap mata pelajaran ... 12

2. Cara menggunakan buku pelajaran ... 13

3. Cara menggunakan buku kamus ... 13

4. Cara menggunakan buku ilmu ... 13

5. Cara menggunakan bahan rekaman ... 13

6. Cara menggunakan siaran radio dan televisi... 14

7. Cara menggunakan masyarakat... 14

(14)

D. Jenis Kelamin dan Kegiatan Belajar Mandiri Siswa... 14

BAB III METODOLOGI PENELITIAN... 17

A. Jenis Penelitian... 17

B. Alat Pengumpul Data ... 17

1. Kuesioner ... 17

2. Pemberian Skor-Skor ... 19

3. Validitas dan Reliabilitas Kuesioner... 19

a. Validitas Kuesioner... 19

b. Reliabilitas Kuesioner ... 19

4. Mean... 20

C. Populasi dan Sampel Penelitian ... 21

D. Pengumpulan Data ... 22

1. Tahap Persiapan ... 22

2. Tahap Pelaksanaan ... 22

E. Teknik Analisis Data... 23

1. Perhitungan Reliabilitas Kuesioner Tingkat Kegiatan Belajar Mandiri Siswa... 23

2. Perhitungan Reliabilitas Kuesioner Tingkat Kegiatan Belajar Mandiri Siswa... 24

3. Perhitungan Mean ... 24

(15)

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN... 26

A. Hasil Penelitian ... 26

1. Kegiatan Belajar Mandiri Para Siswa Putra... 26

2. Kegiatan Belajar Mandiri Para Siswa Putri ... 27

3. Kegiatan Belajar Mandiri Para Siswa Putra dan Putri Secara Keseluruhan ... 27

B. Pembahasan Hasil Penelitian ... 29

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN... 32

A. Kesimpulan ... 32

B. Saran... 33

DAFTAR PUSTAKA... 36

LAMPIRAN... 37

(16)

DAFTAR TABEL

Halaman Tabel 1 : Struktur kurikulum SMP... 8

Tabel 2 : Kisi-kisi Kuesioner Tingkat Kegiatan Belajar Mandiri Siswa ... 18

Tabel 3 : Hasil Penghitungan Koefisien Reliabilitas dan Validitas

Kuesioner Tingkat Kegiatan Belajar Mandiri Para Siswa

Putra dan Putri Kelas VIII SMP Taman Dewasa Jetis

Yogyakarta Tahun Ajaran 2007/2008... 20

Tabel 4 : Kualifikasi Koefisien Reliabilitas da Validitas Suatu Alat Ukur... 20

Tabel 5 : Sampel Penelitian Para Siswa Putra dan Putri Kelas VIII

SMP Taman Dewasa Jetis Yogyakarta Tahun Ajaran 2007/2008 ... 22

Tabel 6 : Perhitungan Koefisien Korelasi Skor Genap-Gasal Kuesioner

Untuk Korelasi Reliabilitas ... 42

Tabel 7 : Keadaan Tingkat Kegiatan Belajar Mandiri Para Siswa Putra

Kelas VIII SMP Taman Dewasa Jetis Yogyakarta

Tahun Ajaran 2007/2008... 26

Tabel 8 : Keadaan Tingkat Kegiatan Belajar Mandiri Para Siswa Putri

Kelas VIII SMP Taman Dewasa Jetis Yogyakarta

Tahun Ajaran 2007/2008 ... 27

Tabel 9 : Keadaan Tingkat Kegiatan Belajar Mandiri Para Siswa Putra dan

Putri Kelas VIII SMP Taman Dewasa Jetis Yogyakarta

Tahun Ajaran 2007/2008 ... 28

(17)

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman Lampiran 1 : Kuesioner Kegiatan Belajar Mandiri... 37

Lampiran 2 : Tabel 6. Perhitungan Koefisien Korelasi Skor Genap-Gasal

Kuesioner Untuk Korelasi Reliabilitas... 42

Lampiran 3 : Surat Ijin Penelitian 47

(18)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang

Sistem Pendidikan Nasional Pasal 3, berbunyi:

“Pendidikan Nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab” (Departemen Pendidikan Nasional Republik Indonesia, 2003: 8).

Keluarga merupakan tempat pendidikan yang pertama dimana sifat-sifat

kepribadian anak bertumbuh dan terbentuk, sekolah pun berfungsi sebagai

tempat pendidikan yang kedua untuk pembentukan pribadi anak. Sekolah

adalah lembaga yang mempunyai tugas pokok yang terpusat pada

perkembangan siswa yang mengarah pada perkembangan

kemampuan-kemampuan dalam ilmu dan teknologi (W.S Winkel, 1996: 51). Sekolah

merupakan lingkungan pendidikan formal, di sekolah dilaksanakan kegiatan

pendidikan yang terencana dan terorganisir. Kegiatan tersebut berjenjang dan

berkesinambungan. Kegiatan pendidikan di sekolah dapat dibedakan menjadi

kegiatan pengajaran, kegiatan pembimbingan, dan kegiatan pelatihan.

Pengajaran terpusat pada kegiatan guru dan siswa mengolah bahan ilmu

pengetahuan.

(19)

2

Di sekolah terjadi proses mengajar. Siswa melakukan latihan-latihan di

kelas dengan tuntunan guru. Kegiatan yang bergantung dengan guru

dilanjutkan dengan kegiatan belajar mandiri di luar lingkungan sekolah seperti

mengerjakan PR (Pekerjaan Rumah), membaca buku pelajaran dan membuat

ringkasan, serta mempelajari kembali bahan pelajaran. Belajar mandiri adalah

proses belajar siswa tanpa ada pendampingan dan penugasan guru pengajar,

guru pembimbing, guru pelatih. Latihan-latihan tersebut dan hasilnya mungkin

baik atau mungkin kurang baik. Apabila siswa dalam mengerjakan

latihan-latihan memperoleh hasil yang baik maka kepercayaan dirinya akan tumbuh

karena ia yakin bahwa ia bisa mengerjakan latihan-latihan itu, tetapi

sebaliknya apabila ia kurang bisa mengerjakan latihan-latihan itu maka rasa

percaya dirinya akan berkurang, maka siswa perlu belajar lebih giat lagi agar

ia memperoleh hasil yang baik. Kegiatan belajar siswa dapat diartikan sebagai

usaha siswa mengolah bahan ajar sehingga ia memperoleh perubahan dalam

dirinya berupa pengetahuan, ketrampilan dan sikap yang menjadi tujuan

pengajaran, pembimbingan dan pelatihan.

Ada kecenderungan sebagian siswa SMP kurang melakukan kegiatan

belajar secara mandiri. Hal tersebut dikarenakan kurangnya kesadaran diri

siswa untuk belajar, padahal tugas seorang siswa adalah belajar. Hal yang

sering ditemukan adalah beberapa siswa yang menghabiskan waktu luangnya

untuk bermain (game play station) atau jalan-jalan bersama teman-temannya

maupun sendirian. Pertanyaan yang timbul: Sejauh manakah para siswa

(20)

3

penulis untuk melakukan penelitian ini dan dipusatkan pada para siswa kelas

VIII SMP Taman Dewasa Jetis Yogyakarta Tahun Ajaran 2007/2008.

B. Rumusan Masalah

1. Bagaimana tingkat kegiatan belajar mandiri para siswa putra kelas VIII

SMP Taman Dewasa Jetis Yogyakarta Tahun Ajaran 2007/2008?

2. Bagaimana tingkat kegiatan belajar mandiri para siswa putri kelas VIII

SMP Taman Dewasa Jetis Yogyakarta Tahun Ajaran 2007/2008?

C. Batasan Istilah Variabel

1. Tingkat kegiatan belajar mandiri yaitu kecenderungan siswa dalam

berlatih bahan pelajaran yang menjadi program pendidikan sekolah tanpa

kehadiran guru dan tanpa ditugaskan oleh guru, yang diukur dengan

Kuesioner Tingkat Kegiatan Belajar Mandiri Siswa dan ditunjuk melalui

skor yang diperoleh para siswa kelas VIII SMP Taman Dewasa Jetis

Yogyakarta Tahun Ajaran 2007/2008. Ada dua kategori yaitu rendah dan

tinggi.

2. Jenis kelamin siswa adalah identitas diri siswa yaitu putra atau putri. Ada

(21)

4

D. Tujuan dan Manfaat Penelitian 1. Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan mendeskripsikan tingkat kegiatan belajar mandiri

para siswa putera dan puteri kelas VIII SMP Taman Dewasa Jetis

Yogyakarta Tahun Ajaran 2007/2008.

2. Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini dapat digunakan oleh guru Bimbingan dan Konseling

untuk pengembangan program Bimbingan dan Konseling, khususnya

(22)

BAB II

KAJIAN TEORITIS

Dalam bab ini dikemukakan hasil kajian teoritis secara urut sebagai

berikut.

A. Sekolah Menengah Pertama

1. Pengertian Sekolah Menengah Pertama

Sekolah adalah lembaga yang mempunyai tugas pokok yang terpusat

pada perkembangan siswa yang mengarah pada perkembangan

kemampuan-kemampuan dalam ilmu dan teknologi (W.S Winkel, 1996:

51). Sekolah merupakan jalur pendidikan yang menyelenggarakan

kegiatan pendidikan secara berjenjang dan berkesinambungan. Sekolah

merupakan pendidikan formal dengan serangkaian kegiatan terencana dan

terorganisasi. Sekolah Menengah Pertama ditempuh dalam waktu tiga

tahun, mulai dari kelas VII sampai kelas IX. Sekolah Menengah Pertama

merupakan jenjang pendidikan dasar yang merupakan lanjutan dari

Pendidikan Sekolah Dasar. Hal ini sejalan dengan rumusan

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem

Pendidikan Nasional Pasal 18 ayat 1 menyatakan bahwa Pendidikan

Menengah merupakan lanjutan pendidikan dasar.

(23)

6

2. Tujuan Sekolah Menengah Pertama

Sekolah Menengah Pertama merupakan lanjutan dari pendidikan

dasar. Masing-masing jenis dan jenjang pendidikan memiliki tujuan.

Tujuan Sekolah Menengah Pertama tidak terlepas dari tujuan pendidikan

nasional yaitu berkembangnya potensi tiap-tiap siswa agar dapat menjadi

manusia dewasa yang bertanggung jawab. Dengan demikian pendidikan di

Sekolah Menengah Pertama bertujuan mengembangkan potensi tiap-tiap

siswa melalui kegiatan pendidikan siswa agar tiap siswa dapat berkembang

menjadi manusia dewasa yang bertanggung jawab terhadap diri,

masyarakat dan negara. Hal ini sejalan dengan rumusan Undang-Undang

Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan

Nasional Pasal 3 bahwa Pendidikan Nasional bertujuan:

“Berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab” (Departemen Pendidikan Nasional Republik Indonesia, 2003: 8).

3. Kurikulum Sekolah Menengah Pertama a. Pengertian Kurikulum Sekolah

Pendidikan di sekolah dilaksanakan melalui kegiatan akademik

(mata pelajaran) dan non akademik. Kegiatan akademik (mata

pelajaran) dan non akademik disusun dalam kurikulum. Kurikulum

adalah suatu program pendidikan yang direncanakan dan dilaksanakan

untuk mencapai sejumlah tujuan pendidikan tertentu. Hal ini sejalan

(24)

7

Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional Pasal 1 bahwa

kurikulum merupakan:

“Seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi, dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu” (Departemen Pendidikan Nasional Republik Indonesia, 2003: 7).

Dengan demikian kurikulum sekolah merupakan suatu alat/usaha

untuk mencapai tujuan-tujuan pendidikan sekolah. Kurikulum sekolah

dalam pelaksanaannya menunjuk pada semua pengalaman pendidikan

siswa dalam bimbingan sekolah (Winkel, 1997).

Pengalaman-pengalaman pendidikan tersebut merupakan satu kesatuan dengan

tujuan siswa berkembang secara utuh.

b. Isi dan Struktur Kurikulum Sekolah Menengah Pertama

Isi kurikulum Sekolah Menengah Pertama sesuai dengan Pasal 37

ayat (1) Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003

tentang Sistem Pendidikan Nasional yaitu:

Kurikulum pendidikan dasar dan menengah wajib memuat: 1. pendidikan agama;

2. pendidikan kewarganegaraan; 3. bahasa;

4. matematika;

5. ilmu pengetahuan alam; 6. ilmu pengetahuan sosial 7. seni dan budaya;

8. pendidikan jasmani dan olahraga; 9. keterampilan atau kejuruan; dan

(25)

8

Kurikulum sekolah harus memiliki struktur yang jelas. Struktur

kurikulum merupakan pola dan sususan mata pelajaran yang harus

ditempuh oleh peserta didik.

Struktur kurikulum SMP menurut Peraturan Menteri Pendidikan

Nasional Nomor 22 Tahun 2006 tentang Standar Isi sebagai berikut:

Tabel 1. Struktur Kurikulum SMP

Kelas dan Alokasi Waktu Komponen

VII VIII IX A. Mata Pelajaran

1. Pendidikan Agama 2 2 2

10. Keterampilan atau Teknologi Informasi

dan Komunikasi 2 2 2

B. Muatan Lokal 2 2 2

C. Pengembangan Diri 2*) 2*) 2*)

Jumlah 32 32 32

Ekuivalen 2 jam pembelajaran

B. Kegiatan Siswa Sekolah Menengah Pertama 1. Kegiatan pengajaran kelas

Kegiatan pengajaran kelas merupakan salah satu kegiatan pendidikan

sekolah. Kegiatan pendidikan sekolah adalah semua tindakan yang

dilakukan oleh siswa bersama guru dengan tujuan siswa menjadi

(26)

9

sikap. Kegiatan pengajaran yang diikuti oleh siswa dilaksanakan terjadwal.

Siswa melakukan kegiatan mengolah bahan pelajaran atau bahan

bimbingan atau bahan latihan, sehingga ia memperoleh

kemampuan-kemampuan baru dan menyempurnakan kemampuan-kemampuan yang sudah ia miliki

demi perkembangan dirinya. Kegiatan siswa berlatih dan berpraktek dan

memecahkan masalah dapat dilakukan oleh siswa sendiri, dan diatur serta

dibimbing oleh guru baik di kelas maupun tugas rumah. Selanjutnya siswa

sendiri melakukan kegiatan belajar mandiri di luar sekolah diatur oleh

siswa sendiri.

2. Kegiatan belajar mandiri siswa

Belajar mandiri yaitu siswa berlatih bahan pelajaran yang menjadi

program pendidikan sekolah tanpa kehadiran guru dan tanpa ditugaskan

oleh guru. Menurut Haris Mudjiman (2007: 7):

Belajar mandiri adalah kegiatan belajar aktif, yang didorong oleh niat atau motif untuk menguasai sesuatu kompetensi guna mengatasi sesuatu masalah, dan dibangun dengan bekal pengetahuan atau kompetensi yang telah dimiliki.

Kegiatan belajar mandiri siswa adalah proses siswa mempelajari

bahan pelajaran atas inisiatif siswa sendiri dengan tujuan untuk

menyempurnakan pengetahuan, ketrampilan, dan sikap yang berkaitan

dengan bahan pelajaran.

3. Kegiatan Bimbingan dan Konseling Belajar

a. Tujuan Kegiatan Bimbingan dan Konseling Belajar

Bimbingan belajar atau bimbingan akademik, yaitu bimbingan

(27)

10

yang sesuai, dan dalam menghadapi tugas-tugas yang berkaitan dengan

mata pelajaran atau kegiatan ekstrakurikuler (Winkel, 1997: 140).

Kegiatan bimbingan belajar ini di tujukan kepada semua siswa melalui

bimbingan klasikal dengan tujuan siswa melakukan kegiatan belajar

secara terencana, rutin dan teratur.

Konseling belajar adalah pelayanan bimbingan belajar yang di

tujukan kepada siswa yang mengalami kesulitan atau kurang mahir

dalam mempelajari bahan mata pelajaran, baik secara perorangan

maupun secara berkelompok dengan tujuan siswa mengembangkan

sikap dan cara belajar serta mahir menggunakannya dalam

mempelajari tugas-tugas belajar di sekolah.

b. Latihan Cara Belajar

1) Cara menggunakan sumber bahan tertulis

Guru pembimbing membantu siswa mengenai cara

menggunakan sumber bahan tertulis melalui kegiatan bimbingan

belajar dan konseling belajar dengan memberikan informasi kepada

siswa mengenai metode SQ3R dan melatihkan kepada siswa

bagaimana cara menggunakannya. Langkah-langkah penggunaan

metode SQ3R menurut Robinson (1946: 28-31) yaitu sebagai

berikut:

a) Langkah orientasi (Survey/S) yaitu tahap siswa mengamati

secara keseluruhan untuk memperoleh suatu gambaran secara

(28)

11

cara memusatkan perhatian pada tiap bagian dari judul bahan

tersebut.

b) Langkah Bertanya (Question/Q) yaitu tahap siswa mengajukan

pertanyaan-pertanyaan berdasarkan hasil orientasi secara

tertulis dari bahan mata pelajaran yang telah dipelajari untuk

dicari jawaban sendiri secara lebih lanjut.

c) Langkah Membaca (Read/R) yaitu tahap siswa membaca suatu

bahan mata pelajaran secara berurutan mengikuti bahan tertulis

untuk mencari jawaban dari pertanyaan mengenai arti istilah,

isi kalimat, isi alinea yang sudah ia rumuskan. Tujuan kegiatan

membaca ini adalah siswa memahami secara terinci isi bacaan.

d) Langkah Merumuskan (Recite/R) yaitu tahap siswa

merumuskan kembali dalam bahasa sendiri. Pada tahap ini

siswa dibiasakan bertanggungjawab atas pengetahuan dan

pengertian yang telah diperoleh dari bacaan, jika ada kesalahan

maka dengan mudah dan cepat diperbaiki.

e) Langkah Merangkum (Review/R) yaitu tahap siswa merangkum

atau memadukan semua bahan-bahan mata pelajaran yang

sudah dirumuskan menjadi satu keseluruhan dalam bentuk

kata-kata, kalimat dan bahasa sendiri. Dengan tahap ini siswa

memperdalam pengetahuan dan pengertiannya tentang

(29)

12

juga dengan pengetahuan dan pengertian yang sudah dimiliki

sebelumnya.

2) Cara menggunakan sumber masyarakat

Guru pembimbing membantu siswa untuk menggunakan

pengetahuan yang telah diperoleh di dalam kelas dengan berlatih

mengolah bahan dari sumber masyarakat. Cara yang dapat

dilakukan siswa dalam menggunakan sumber masyarakat yaitu

pengetahuan dan pemahaman yang diperoleh siswa di sekolah

dibandingkan dengan keadaan yang sesungguhnya di lapangan

melalui kegiatan observasi. Dengan mengolah bahan dari sumber

masyarakat, siswa akan memperoleh pemahaman yang mendalam

mengenai bahan pelajaran yang dipelajari tiap siswa.

C. Pelaksanaan Kegiatan Belajar Mandiri Siswa

Menurut Peraturan Akademik Universitas Sanata Dharma Yogyakarta

Tahun 2002 pasal 6 ayat 2 menegaskan bahwa kegiatan belajar mandiri siswa

dapat dilakukan oleh tiap siswa dan juga oleh kelompok siswa dengan

menggunakan berbagai sumber bahan antara lain (Peraturan Akademik

Universitas Sanata Dharma Yogyakarta, 2002: 4) :

1. Cara menggunakan buku catatan tiap mata pelajaran

Siswa dapat berlatih kembali apa yang sudah dipelajari dalam buku

catatan, siswa menghafalkan bahan ajar, merumuskan kembali isi bahan

(30)

13

mencakup: (a) informasi digunakan untuk membangun pengetahuan; (b)

konsep digunakan untuk membangun pemahaman; (c) prinsip digunakan

untuk membangun pemecahan masalah atau penerapan prinsip; (d)

ketrampilan digunakan untuk membangun ketrampilan menggunakan alat

dan anggota tubuh; (e) nilai digunakan untuk membangun sikap atau

penghayatan.

2. Cara menggunakan buku pelajaran

Siswa mempelajari bahan-bahan pelajaran dari buku pelajaran yang

telah ditentukan oleh masing-masing guru mata pelajaran. Siswa

mempelajari buku pelajaran menggunakan metode SQ3R, agar siswa lebih

memahami mata pelajaran tersebut.

3. Cara menggunakan buku kamus

Dengan menggunakan buku kamus, siswa mencari arti kata-kata atau

istilah baru atau yang belum ia pahami dalam bahan pelajaran, dan

mencatat serta menghafalkan sehingga siswa menjadi tahu arti yang

sebenarnya dari kata-kata atau istilah tersebut.

4. Cara menggunakan buku ilmu

Siswa mempelajari buku yang membahas bidang mata pelajaran

tertentu secara spesifik untuk memperdalam penguasaan bahan isi

menggunakan metode SQ3R, sehingga siswa lebih paham tentang ilmu

(31)

14

5. Cara menggunakan bahan rekaman

Siswa dapat berlatih kembali bahan pelajaran yang sudah dipelajari

dengan memutar dan mendengarkan melalui media audio dan alat visual,

sehingga siswa dapat mengingat, menghafal, dan merumuskan ulang isi

bahan pelajaran.

6. Cara menggunakan siaran radio dan televisi

Siswa mendengar dan melihat secara langsung berita yang

berhubungan dengan kegiatan pendidikan, sehingga siswa mendapat

informasi dan menambah wawasannya dalam bidang-bidang ilmu

pengetahuan yang sedang dipelajari siswa saat ini.

7. Cara menggunakan masyarakat

Siswa mengamati secara langsung objek (unsur sosial, unsur budaya,

unsur fisik) yang berhubungan dengan pelajaran di sekolah, dan siswa

mencatat informasi yang berkaitan dengan bahan pelajaran serta siswa

mengolah informasi-informasi tersebut lalu menarik kesimpulan. Siswa

memperoleh pemahaman yang mendalam mengenai bahan pelajaran.

D. Jenis Kelamin dan Kegiatan Belajar Mandiri Siswa

Setiap individu memiliki bawaan sejak lahir yaitu jenis kelamin. Jenis

kelamin tiap individu tersebut dibedakan menjadi dua yaitu jenis kelamin pria

ataupun wanita. Pengetahuan bahwa individu adalah pria atau wanita,

penghayatan individu terhadap identitas jenis kelamin, diperoleh saat awal

(32)

15

adalah identitas diri/tiap individu yaitu pria atau wanita. Jenis kelamin siswa

menandakan identitas diri sebagai siswa putra atau identitas diri sebagai siswa

putri. Jenis kelamin siswa akan mempengaruhi sikap dan perilaku siswa. Sears

dkk mengemukakan bahwa:

“Pria ditampilkan dalam bermacam-macam peran sosial, sedangkan wanita sering kali hanya terbatas dalam peran-peran domestik dan keluarga saja. Pria biasanya digambarkan sebagai tenaga ahli dan pemimpin, wanita sebagai bawahan. Pria biasanya digambarkan sebagai seorang yang lebih aktif, tegas dan berpengaruh daripada wanita” (Sears, Freedman and Anne Peplau, 1985: 195).

Kegiatan yang berbeda-beda yang dilakukan oleh siswa putra dan siswa

putri akan mempengaruhi kecenderungan tertentu. Bem (1975), membuat

hipotesis bahwa manusia maskulin akan tampil dengan baik dalam situasi

tugas dimana dituntut kecakapan dan ketegasan; manusia feminim akan tampil

dengan baik dalam situasi yang membutuhkan ungkapan kasih sayang dan

emosional (Sears, Freedman and Anne Peplau, 1985: 206). Kegiatan belajar

mandiri berkaitan dengan tugas siswa dalam menempuh pendidikan sekolah.

“O’Kelly (1980), mengemukakan dalam sebuah penelitian terhadap

lukisan-lukisan dan pahatan yang termashur menemukan bahwa pria sering kali

ditampilkan dalam situasi kerja atau peperangan sedangkan wanita biasanya

sedang mengerjakan pekerjaan rumah tangga atau mengasuh anak” (Sears,

Freedman and Anne Peplau, 1985: 194). Kegiatan belajar dan hasil belajar

siswa dipengaruhi oleh munculnya perbedaan jenis kelamin siswa. “Eagly &

Carli, 1981 mengemukakan bahwa perbedaan jenis kelamin muncul, biasanya

(33)

16

Singkatnya menurut Sears dkk, penemuan yang paling lazim adalah

bahwa kedua jenis kelamin tersebut menampilkan respons yang serupa

terhadap usaha-usaha untuk mempengaruhi mereka (Sears, Freedman and

Anne Peplau, 1985: 214).

Kegiatan belajar mandiri merupakan tugas seorang siswa (baik putra

maupun putri). Kegiatan belajar mandiri siswa dilakukan di luar jam pelajaran

sekolah dan lazimnya di rumah. Sesuai dengan kehidupan sehari-hari sesuai

dengan kebudayaan masyarakat ada tugas-tugas yang dikerjakan oleh siswa

putra dan ada tugas-tugas yang dikerjakan oleh oleh siswa putri. Tiap siswa

memiliki cara sendiri untuk mempelajari tiap bahan pelajaran dalam waktu di

luar jam pelajaran sekolah.

Berkaitan dengan uraian di atas timbul pertanyaan bagaimanakah

kecenderungan kegiatan belajar mandiri para siswa putra? Demikian pula

(34)

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Penelitian ini termasuk penelitian deskriptif dengan metode survei.

“Penelitian deskriptif dirancang untuk memperoleh informasi tentang status

gejala saat penelitian dilakukan” (Furchan, 2005: 447). Survei dapat

digunakan bukan saja untuk melukiskan kondisi yang ada, melainkan juga

membandingkan kondisi-kondisi tersebut dengan kriteria yang telah

ditetapkan sebelumnya atau untuk menilai keefektifan program (Furchan,

2005: 457). Penelitian ini dimaksudkan untuk mendeskripsikan Tingkat

Kegiatan Belajar Mandiri Para Siswa Putra Dan Putri Kelas VIII SMP Taman

Dewasa Jetis Yogyakarta Tahun Ajaran 2007/2008.

B. Alat Pengumpul Data 1. Kuesioner

Alat pengumpul data yang digunakan dalam penelitian ini adalah

Kuesioner Tingkat Kegiatan Belajar Mandiri Para Siswa Putra Dan Putri

Kelas VIII SMP Taman Dewasa Jetis Yogyakarta Tahun Ajaran

2007/2008 dengan bentuk tertutup. “Kuesioner bentuk tertutup berisi

pertanyaan-pertanyaan yang disertai dengan pilihan jawaban untuk

pertanyaan-pertanyaan tersebut” (Furchan, 2005: 260). Kuesioner yang

disusun oleh peneliti mengenai aspek-aspek kegiatan belajar mandiri siswa

(35)

18

yaitu cara menggunakan buku catatan tiap mata pelajaran, cara

menggunakan buku pelajaran, cara menggunakan buku kamus, cara

menggunakan buku ilmu, cara menggunakan bahan rekaman, cara

menggunakan siaran radio dan televisi, cara menggunakan masyarakat.

Kuesioner tingkat kegiatan belajar mandiri siswa ini terdiri atas: (1)

bagian pengantar, identitas, dan petunjuk pengisian. (2) bagian pernyataan

yang mengungkapkan mengenai tingkat kegiatan belajar mandiri siswa.

Kuesioner tingkat kegiatan belajar mandiri siswa merupakan penjabaran

dari teori yang tersaji dalam bab II. Kisi-kisi kuesioner tingkat kegiatan

belajar mandiri siswa digambarkan pada tabel berikut ini:

Tabel 2. Kisi-kisi Kuesioner Tingkat Kegiatan Belajar Mandiri Siswa NO Aspek Kegiatan Belajar Mandiri Siswa No. Item

1 Cara menggunakan buku catatan tiap mata pelajaran 1-6

2 Cara menggunakan buku pelajaran 7-12

3 Cara menggunakan buku kamus 13-20

4 Cara menggunakan buku ilmu 21-26

5 Cara menggunakan bahan rekaman 27-34

6 Cara menggunakan siaran radio dan televisi 35-42

7 Cara menggunakan masyarakat 43-50

(36)

19

2. Pemberian Skor-Skor

Tiap pernyataan (item) disertai jawaban alternatif: selalu memiliki

skor 4, jawaban banyak kali memiliki skor 3, jawaban kadang-kadang

memiliki skor 2, dan jawaban tidak pernah memiliki skor 1. Pernyataan

(item) berkaitan dengan tingkat kegiatan belajar mandiri siswa.

3. Validitas dan Reliabilitas Kuesioner a. Validitas Kuesioner

Validitas suatu alat pengukur adalah derajat ketepatan dan

ketelitian alat tersebut dalam mengukur apa yang seharusnya diukur.

Validitas menunjukkan sejauh mana alat pengukur mampu mengukur

apa yang seharusnya diukur (Furchan, 2005 : 293). Validitas yang

dipakai dalam penelitian ini adalah validitas isi (content validity),

sebab item-item dari kuesioner disusun berdasarkan indikator-indikator

kegiatan belajar mandiri siswa (variabel) yang dibahas dalam kajian

teoritis skripsi ini. Validitas isi (content validity) menunjuk pada

sejauh mana instrumen tersebut mencerminkan isi yang dikehendaki

(Furchan, 2005 : 295). Pengesahan validitas isi didasarkan pada

pertimbangan melalui evaluasi eksternal. Dalam pelaksanaannya

peneliti meminta pendapat dan mengkonsultasikan kuesioner tingkat

kegiatan belajar mandiri para siswa kepada dosen pembimbing untuk

memeriksa setiap butir item pernyataan kuesioner tingkat kegiatan

belajar mandiri para siswa tersebut, supaya setiap item pernyataan

(37)

20

aspek-aspek kegiatan belajar mandiri siswa, dan sesuai dengan tujuan

penelitian tingkat kegiatan belajar mandiri para siswa putra dan putri

kelas VIII di SMP Taman Dewasa Jetis Yogyakarta Tahun Ajaran

2007/2008. Penyusunan demikian menjamin item-item tetap mengukur

apa yang hendak diukur.

b. Reliabilitas Kuesioner

Reliabilitas kuesioner adalah derajat keajegan alat tersebut dalam

mengukur apa saja yang diukurnya (Furchan, 2005 : 310). Pendekatan

yang digunakan untuk memeriksa reliabilitas kuesioner adalah teknik

belah dua gasal-genap (Split Half Method). Bagian pertama berupa

item-item yang bernomor gasal (25 item), dan bagian kedua berupa

item-item yang bernomor genap (25 item).

Hasil penghitungan koefisien reliabilitas dan validitas kuesioner

disajikan pada tabel berikut:

Tabel 3. Hasil Penghitungan Koefisien Reliabilitas dan Validitas Kuesioner Tingkat Kegiatan Belajar Mandiri Para Siswa Putra dan Putri Kelas VIII SMP Taman Dewasa Jetis Yogyakarta Tahun Ajaran 2007/2008.

Koefisien Siswa putra dan siswa putri

(38)

21

Garrett (1967: 176) mengemukakan suatu deskripsi tentang

penafsiran koefisien korelasi sebagai berikut:

Tabel 4. Kualifikasi Koefisien Reliabilitas dan Validitas Suatu Alat Ukur

Koefisien Korelasi Kualifikasi

± 0,70 −± 1,00 Tinggi atau sangat tinggi

± 0,40 −± 0,70 Cukup

± 0,20 −± 0,40 Rendah

0,00 −± 0,20 Tidak ada atau sangat rendah

Berdasarkan tabel kualifikasi di atas disimpulkan bahwa

koefisien reliabilitas dan koefisien validitas kuesioner termasuk tinggi.

4. Mean

Penentuan kategori rendah dan kategori tinggi berdasarkan Mean,

dikarenakan Mean mempunyai stabilitas yang terbesar (Hadi, 2004: 59).

Skor ≥ Mean termasuk kategori tinggi. Skor < Mean termasuk kategori rendah. Mean adalah jumlah semua nilai dalam suatu sebaran dibagi

dengan jumlah kasus (Furchan, 2005 : 158).

C. Populasi dan Sampel Penelitian

Populasi penelitian adalah semua anggota kelompok yang dimaksud

untuk diselidiki. Menurut Donald Ary dkk, populasi adalah “semua anggota

sekelompok orang, kejadian, atau objek yang telah dirumuskan secara jelas”

(Furchan, 2005 : 193). Populasi penelitian ini adalah para siswa putra dan

(39)

22

2007/2008 dengan jumlah 172 siswa, yang terdiri atas 89 siswa putra dan 83

siswa putri. Ada delapan siswa yang tidak masuk, yang terdiri atas 3 siswa

putra dan 5 siswa putri.

Jadi sampel penelitian sebanyak 164 siswa, yang terdiri atas 86 siswa

putra dan 78 siswa putri. Sampel penelitian adalah sampel insidental. Sampel

insidental adalah sampel yang diambil hanya itu saja karena yang tersedia

hanya itu saja. Menurut Donald Ary dkk, sampel adalah “sebagian dari

populasi” (Furchan, 2005 : 193).

Tabel 5. Sampel Penelitian Para Siswa Putra dan Putri Kelas VIII SMP Taman Dewasa Jetis Yogyakarta Tahun Ajaran 2007/2008

Kelas Putra Putri Total

VIII A 16 19 35

VIII B 20 14 34

VIII C 16 15 31

VIII D 17 15 32

VIII E 17 15 32

Total 86 78 164

D. Pengumpulan Data 1. Tahap Persiapan

a. Meminta ijin kepala sekolah SMP Taman Dewasa Jetis Yogyakarta

(40)

23

b. Menemui koordinator bimbingan untuk meminta jadwal bimbingan

klasikal untuk dijadikan jadwal penelitian.

2. Tahap Pelaksanaan

Pengumpulan data dilaksanakan pada:

a. Hari/Tanggal: Kamis, 17 April 2008.

1) KelasVIII E : 07.00 – 07.40 (40 menit)

2) KelasVIII C : 07.40 – 08.20 (40 menit)

b. Hari/Tanggal: Jumat, 18 April 2008.

1) KelasVIII B : 07.00 – 07.40 (40 menit)

2) KelasVIII A : 08.20 – 09.00 (40 menit)

3) KelasVIII D : 09.55 – 10.35 (40 menit)

Peneliti membagikan Kuesioner Tingkat Kegiatan Belajar Mandiri

kepada para siswa, siswa mengisi kuesioner dan peneliti menunggu di

dalam kelas masing-masing pada jam pelajaran Bimbingan dan Konseling

(BK), dan pengumpulan kembali kuesioner yang telah diisi oleh siswa.

Dalam pelaksanaan penelitian ini pada hari pertama dan kedua kuesioner

diedarkan oleh peneliti bersama seorang teman.

E. Teknik Analisis Data

1. Perhitungan Reliabilitas Kuesioner Tingkat Kegiatan Belajar Mandiri Siswa

Langkah a: Menghitung koefisien korelasi skor item gasal dan skor item

(41)

24

r = korelasi skor-skor belahan gasal dan genap

N = jumlah subyek

X = skor item belahan gasal

Y = skor item belahan genap

XY= hasil perkalian antara skor X dan skor Y

Langkah b: Menghitung koefisien reliabilitas kuesioner tingkat kegiatan

belajar mandiri siswa kelas VIII di SMP Taman Dewasa Jetis Yogyakarta

Tahun Ajaran 2007/2008 menggunakan rumus Spearman-Brown:

gg

r koefisien reliabilitas

=

gg

r koefisien gasal-genap

2. Perhitungan Validitas Kuesioner Tingkat Kegiatan Belajar Mandiri Siswa

Menghitung koefisien validitas kuesioner tingkat kegiatan belajar

mandiri siswa kelas VIII di SMP Taman Dewasa Jetis Yogyakarta Tahun

Ajaran 2007/2008 menggunakan rumus (Guilford, 1965: 443):

tt

t

r

(42)

25

Keterangan:

t

r

= koefisien validitas

tt

r = koefisien reliabilitas

3. Perhitungan Mean

Menghitung Mean menggunakan rumus:

N X M = Σ

Keterangan:

M = Mean

ΣX = jumlah semua skor

(43)

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Pada bab ini disajikan hasil dari penelitian dan pembahasannya dengan

mengikuti sistematika rumusan masalah pada Bab I.

A. Hasil Penelitian

1. Kegiatan Belajar Mandiri Para Siswa Putra

Penelitian ini adalah penelitian yang bertujuan untuk mengukur

tingkat kegiatan belajar mandiri para siswa. Ada dua kategori kegiatan

belajar mandiri siswa, yaitu kategori Tinggi (T) dan kategori Rendah (R).

Nilai Mean adalah 96. Siswa yang memperoleh skor ≥96 termasuk kategori Tinggi (T) sedangkan siswa yang memperoleh skor <96 termasuk

kategori Rendah (R).

Keadaan tingkat kegiatan belajar mandiri para siswa putra disajikan

dalam tabel berikut.

Tabel 7. Keadaan Tingkat Kegiatan Belajar Mandiri Para Siswa Putra Kelas VIII SMP Taman Dewasa Jetis Yogyakarta Tahun Ajaran 2007/2008.

Kegiatan Belajar Mandiri Jenis Kelamin

R T Total

Putra 42 44 86

Berdasarkan data pada tabel di atas disimpulkan bahwa jumlah para

siswa putra yang termasuk kategori tinggi dalam kegiatan belajar mandiri

(44)

27

lebih banyak daripada jumlah para siswa putra yang termasuk kategori

rendah.

2. Kegiatan Belajar Mandiri Para Siswa Putri

Keadaan tingkat kegiatan belajar mandiri para siswa putri disajikan

dalam tabel berikut.

Tabel 8. Keadaan Tingkat Kegiatan Belajar Mandiri Para Siswa Putri Kelas VIII SMP Taman Dewasa Jetis Yogyakarta Tahun Ajaran 2007/2008.

Kegiatan Belajar Mandiri Jenis Kelamin

R T Total

Putri 43 35 78

Berdasarkan data pada tabel di atas disimpulkan bahwa jumlah para

siswa putri yang termasuk kategori rendah dalam kegiatan belajar mandiri

lebih banyak daripada jumlah para siswa putri yang termasuk kategori

tinggi.

3. Kegiatan Belajar Mandiri Para Siswa Putra dan Putri Secara Keseluruhan

Keadaan tingkat kegiatan belajar mandiri para siswa putra dan putri

(45)

28

Tabel 9. Keadaan Tingkat Kegiatan Belajar Mandiri Para Siswa Putra dan Putri Kelas VIII SMP Taman Dewasa Jetis Yogyakarta Tahun Ajaran 2007/2008.

Kegiatan Belajar Mandiri

R T Total

Jenis Kelamin

f(%) f(%) f(%) Putra 42 (25,61) 44 (26,83) 86 (52,44)

Putri 43 (26,22) 35 (21,34) 78 (47,56) Total 85 (51,83) 79 (48,17) 164 (100)

Berdasarkan data pada tabel di atas disimpulkan: (1) jumlah para

siswa putra yang termasuk kategori rendah sama dengan para siswa putri

dalam kegiatan belajar mandiri yang termasuk kategori rendah; (2) jumlah

para siswa putra yang termasuk kategori tinggi dalam kegiatan belajar

mandiri lebih banyak daripada jumlah para siswa putri; (3) secara

keseluruhan disimpulkan bahwa jumlah para siswa putra dan putri yang

termasuk kategori rendah dalam kegiatan belajar mandiri lebih banyak

(46)

29

B. Pembahasan Hasil Penelitian

Hasil penelitian tingkat kegiatan belajar mandiri para siswa putra dan

putri kelas VIII SMP Taman Dewasa Jetis Yogyakarta Tahun Ajaran

2007/2008 menunjukkan:

1. Jumlah para siswa putra yang termasuk kategori tinggi dalam kegiatan

belajar mandiri lebih banyak daripada jumlah para siswa putra yang

termasuk kategori rendah.

2. Jumlah para siswa putri yang termasuk kategori rendah dalam kegiatan

belajar mandiri lebih banyak daripada jumlah para siswa putri yang

termasuk kategori tinggi.

Masih ada siswa (baik putra maupun putri) yang rendah dalam kegiatan

belajar mandiri. Kegiatan belajar mandiri merupakan usaha tiap siswa untuk

menyelesaikan tugas-tugas pendidikannya. Para siswa yang masih rendah

tingkat kegiatan belajar mandiri perlu menyusun jadwal belajar dan mulai

belajar mandiri secara tetap dengan menggunakan berbagai sumber bahan,

antara lain menggunakan buku catatan tiap mata pelajaran; menggunakan

buku pelajaran; menggunakan buku kamus; menggunakan buku ilmu; cara

menggunakan bahan rekaman; menggunakan siaran radio dan televisi; dan

menggunakan masyarakat.

Guru pembimbing dapat membantu mereka mengenai cara

menggunakan sumber bahan tertulis melalui kegiatan bimbingan belajar dan

(47)

30

SQ3R cara mengkaji isi bacaan. Langkah-langkah penggunaan metode SQ3R

menurut Robinson (1946 : 28 - 31) yaitu sebagai berikut:

a) Langkah orientasi (Survey/S) yaitu tahap siswa mengamati secara

keseluruhan untuk memperoleh suatu gambaran secara umum mengenai isi

dari setiap judul bahan pelajaran dengan cara memusatkan perhatian pada

tiap bagian dari judul bahan tersebut.

b) Langkah Bertanya (Question/Q) yaitu tahap siswa mengajukan

pertanyaan-pertanyaan berdasarkan hasil orientasi secara tertulis dari

bahan mata pelajaran yang telah dipelajari untuk dicari jawaban sendiri

secara lebih lanjut.

c) Langkah Membaca (Read/R) yaitu tahap siswa membaca suatu bahan mata

pelajaran secara berurutan mengikuti bahan tertulis untuk mencari jawaban

dari pertanyaan mengenai arti istilah, isi kalimat, isi alinea yang sudah ia

rumuskan. Tujuan kegiatan membaca ini adalah siswa memahami secara

terinci isi bacaan.

d) Langkah Merumuskan (Recite/R) yaitu tahap siswa merumuskan kembali

dalam bahasa sendiri. Pada tahap ini siswa dibiasakan bertanggungjawab

atas pengetahuan dan pengertian yang telah diperoleh dari bacaan, jika ada

kesalahan maka dengan mudah dan cepat diperbaiki.

e) Langkah Merangkum (Review/R) yaitu tahap siswa merangkum atau

memadukan semua bahan-bahan mata pelajaran yang sudah dirumuskan

menjadi satu keseluruhan dalam bentuk kata-kata, kalimat dan bahasa

(48)

31

pengertiannya tentang hubungan-hubungan isi bahan mata pelajaran satu

sama lain, juga dengan pengetahuan dan pengertian yang sudah dimiliki

sebelumnya.

Latihan melalui pelayanan bimbingan dan konseling belajar secara

(49)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

Dalam bab ini akan dikemukakan mengenai kesimpulan hasil penelitian dan

saran-saran terhadap kegiatan bimbingan dan konseling belajar di sekolah.

A. Kesimpulan

1. Ada dua masalah penelitian yaitu (1) Bagaimana tingkat kegiatan belajar

mandiri para siswa putra kelas VIII SMP Taman Dewasa Jetis Yogyakarta

Tahun Ajaran 2007/2008? (2) Bagaimana tingkat kegiatan belajar mandiri

para siswa putri kelas VIII SMP Taman Dewasa Jetis Yogyakarta Tahun

Ajaran 2007/2008?

2. Sampel penelitian

Populasi penelitian terdiri dari para siswa putra dan putri kelas VIII

SMP Taman Dewasa Jetis Yogyakarta Tahun Ajaran 2007/2008 dengan

jumlah 172 siswa, yang terdiri dari 89 siswa putra dan 83 siswa putri.

Sampel penelitian adalah sampel insidental (sampel penelitian sebanyak

164 siswa, yang terdiri dari 86 siswa putra dan 78 siswa putri).

3. Hasil penelitian:

a. Jumlah para siswa putra yang termasuk kategori tinggi dalam kegiatan

belajar mandiri lebih banyak daripada jumlah para siswa putra yang

termasuk kategori rendah.

(50)

33

b. Jumlah para siswa putri yang termasuk kategori rendah dalam kegiatan

belajar mandiri lebih banyak daripada jumlah para siswa putri yang

termasuk kategori tinggi.

c. Jumlah para siswa putra maupun para siswa putri dalam kegiatan

belajar mandiri yang termasuk kategori rendah sama saja.

d. Jumlah para siswa putra yang termasuk kategori tinggi dalam kegiatan

belajar mandiri lebih banyak daripada jumlah para siswa putri.

e. Secara keseluruhan disimpulkan bahwa jumlah para siswa putra dan

putri yang termasuk kategori rendah dalam kegiatan belajar mandiri

lebih banyak daripada jumlah para siswa yang termasuk kategori

tinggi.

B. Saran

Hasil penelitian menunjukkan bahwa masih ada banyak siswa (baik

putra maupun putri) yang rendah dalam kegiatan belajar mandiri. Berkaitan

dengan hal itu dikemukakan saran sebagai berikut. Para siswa yang masih

rendah dalam kegiatan belajar mandiri mendapatkan layanan bimbingan dan

konseling belajar khususnya latihan penggunaan sumber belajar tertulis.

Latihan antara lain tentang kemahiran menggunakan metode SQ3R.

Langkah-langkah penggunaan metode SQ3R yaitu sebagai berikut:

a) Langkah orientasi (Survey/S) yaitu tahap siswa mengamati secara

(51)

34

dari setiap judul bahan pelajaran dengan cara memusatkan perhatian pada

tiap bagian dari judul bahan tersebut.

b) Langkah Bertanya (Question/Q) yaitu tahap siswa mengajukan

pertanyaan-pertanyaan berdasarkan hasil orientasi secara tertulis dari

bahan mata pelajaran yang telah dipelajari untuk dicari jawaban sendiri

secara lebih lanjut.

c) Langkah Membaca (Read/R) yaitu tahap siswa membaca suatu bahan mata

pelajaran secara berurutan mengikuti bahan tertulis untuk mencari jawaban

dari pertanyaan mengenai arti istilah, isi kalimat, isi alinea yang sudah ia

rumuskan. Tujuan kegiatan membaca ini adalah siswa memahami secara

terinci isi bacaan.

d) Langkah Merumuskan (Recite/R) yaitu tahap siswa merumuskan kembali

dalam bahasa sendiri. Pada tahap ini siswa dibiasakan bertanggungjawab

atas pengetahuan dan pengertian yang telah diperoleh dari bacaan, jika ada

kesalahan maka dengan mudah dan cepat diperbaiki.

e) Langkah Merangkum (Review/R) yaitu tahap siswa merangkum atau

memadukan semua bahan-bahan mata pelajaran yang sudah dirumuskan

menjadi satu keseluruhan dalam bentuk kata-kata, kalimat dan bahasa

sendiri. Dengan tahap ini siswa memperdalam pengetahuan dan

pengertiannya tentang hubungan-hubungan isi bahan mata pelajaran satu

sama lain, juga dengan pengetahuan dan pengertian yang sudah dimiliki

(52)

35

Latihan dilaksanakan dalam bentuk kelompok-kelompok siswa (tiga

(53)

36

DAFTAR PUSTAKA

Departemen Pendidikan Nasional Republik Indonesia. 2003. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional. Jakarta: Biro Hukum dan Organisasi Sekretariat Jenderal Departemen Pendidikan Nasional.

Furchan, Arief. 2004. Pengantar Penelitian Dalam Pendidikan. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Garrett, Henry. E. Statistic In Psychology And Education. London: Longmans Green and Co, Ltd.

Guilford, J.P. 1965. Fundamental Statistics In Psychology And Education. 4th. Ed.

New York: McGraw-Hill Book Company, Inc.

Hadi, Sutrisno. 2004. Statistika. Yogyakarta: Andi Offset.

Mujiman, Haris. 2007. Belajar Mandiri. Surakarta: Lembaga Pengembangan Pendidikan (LPP) dan UPT Penerbitan dan Percetakan UNS (UNS Press).

Peraturan Akademik Universitas Sanata Dharma Yogyakarta Tahun 2002.

Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 22 Tahun 2006 Tentang Standar Isi Untuk Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah.

Robinson, Francis P. 1946. Effective Study. New York: Harper & Brothers Publishers.

Sears, dkk. 1985. Psikologi Sosial. Jakarta: Erlangga.

Winkel, W.S. 1997. Bimbingan dan Konseling Belajar di Institusi Pendidikan. Jakarta: Grasindo.

(54)
(55)

37 Lampiran 1

KUESIONER

KEGIATAN BELAJAR MANDIRI Kata pengantar,

Pada kesempatan ini, kami memohon kesediaan anda untuk menjawab pernyataan-pernyataan dalam kuesioner ini. Maksud dari kuesioner ini adalah untuk mengetahui kegiatan belajar mandiri. Informasi yang anda berikan dengan menjawab kuesioner ini, akan diolah dan hasilnya akan digunakan untuk mengembangkan kegiatan bimbingan dan konseling yang akan membantu pengembangan diri anda.

Kuesioner ini bersifat rahasia, dan jawaban anda tidak akan mempengaruhi nilai rapor anda. Oleh karena itu, kami mengharapkan anda menjawabnya secara jujur, sesuai dengan pengalaman anda sendiri.

Atas bantuan anda, kami mengucapkan banyak terima kasih.

Identitas:

Kelas : ... Jenis kelamin : Laki-laki / Perempuan Tgl. Pengisian : ...

Petunjuk

a. Bacalah masing-masing pernyataan berikut dengan teliti. Kemudian tentukanlah seberapa sering anda alami dan melakukan hal-hal pada setiap butir angket ini. Alternatif jawabannya adalah sebagai berikut:

SLL : Selalu

BK : Banyak Kali

KK : Kadang-Kadang

TP : Tidak Pernah

b. Berilah tanda cek ( √ ) pada alternatif jawaban yang anda pilih pada kolom yang telah tersedia.

c. Periksa kembali jawaban anda, dan pastikan semua pernyataan sudah anda isi.

(56)

38

ALTERNATIF JAWABAN NO PERNYATAAN

SLL BK KK TP

1 Saya menghafalkan bahan pelajaran dari buku catatan saya.

2 Saya menghafalkan bahan pelajaran dari buku catatan bersama teman-teman.

3 Saya merumuskan kembali pengertian bahan pelajaran dari buku catatan.

4

Saya merumuskan kembali pengertian bahan

pelajaran dari buku catatan bersama

teman-teman.

5 Saya berlatih ulang soal-soal pelajaran dari buku catatan saya.

6 Saya berlatih ulang soal-soal pelajaran dari buku catatan bersama teman-teman.

7 Saya menghafalkan bahan pelajaran dari buku pelajaran saya.

8 Saya menghafalkan bahan pelajaran dari buku pelajaran bersama teman-teman.

9 Saya merumuskan kembali pengertian bahan pelajaran dari buku pelajaran.

10

Saya merumuskan kembali pengertian bahan

pelajaran dari buku pelajaran bersama

teman-teman.

11 Saya berlatih ulang soal-soal pelajaran dari buku pelajaran saya.

12 Saya berlatih ulang soal-soal pelajaran dari buku pelajaran bersama teman-teman.

(57)

39

dari buku kamus.

14 Saya mencari kosa kata baru atau istilah baru dari buku kamus bersama teman-teman.

15 Saya mencatat arti kata-kata baru atau istilah baru dari buku kamus.

16 Saya mencatat arti kata-kata baru atau istilah baru dari buku kamus bersama teman-teman.

17 Saya menghafalkan kosa kata baru atau istilah baru dari buku kamus.

18 Saya menghafalkan kosa kata baru atau istilah baru dari buku kamus bersama teman-teman.

19 Saya merumuskan kembali pengertian kosa kata baru atau istilah baru dari buku kamus.

20

Saya merumuskan kembali pengertian kosa

kata baru atau istilah baru dari buku kamus

bersama teman-teman.

21 Saya menghafalkan bahan pelajaran dari buku ilmu yang saya baca.

22 Saya menghafalkan bahan pelajaran dari buku ilmu yang saya baca bersama teman-teman.

23 Saya merumuskan kembali pengertian bahan pelajaran dari buku ilmu yang saya baca.

24

Saya merumuskan kembali pengertian bahan

pelajaran dari buku ilmu yang saya baca

bersama teman-teman.

25 Saya berlatih ulang soal-soal pelajaran dari buku ilmu yang saya baca.

26

Saya berlatih ulang soal-soal pelajaran dari

buku ilmu yang saya baca bersama

(58)

40

27 Saya mendengarkan bahan pelajaran dari bahan rekaman saya.

28 Saya mendengarkan bahan pelajaran dari bahan rekaman bersama teman-teman.

29 Saya menghafalkan bahan pelajaran dari bahan rekaman saya.

30 Saya menghafalkan bahan pelajaran dari bahan rekaman bersama teman-teman.

31 Saya merumuskan kembali isi bahan pelajaran dari bahan rekaman saya.

32

Saya merumuskan kembali isi bahan

pelajaran dari bahan rekaman bersama

teman-teman.

33 Saya berlatih kembali bahan pelajaran dari bahan rekaman saya.

34 Saya berlatih kembali bahan pelajaran dari bahan rekaman bersama teman-teman.

35 Saya mendengarkan siaran berita di radio yang berkaitan dengan bahan pelajaran.

36

Saya mendengarkan siaran berita di radio

yang berkaitan dengan bahan pelajaran

bersama teman-teman.

37 Saya mendengarkan siaran pendidikan di radio yang berkaitan dengan bahan pelajaran.

38

Saya mendengarkan siaran pendidikan di

radio yang berkaitan dengan bahan pelajaran

bersama teman-teman.

39 Saya melihat acara berita di televisi yang berkaitan dengan bahan pelajaran.

(59)

41

berkaitan dengan bahan pelajaran bersama

teman-teman.

41

Saya melihat acara siaran pendidikan di

televisi yang berkaitan dengan bahan

pelajaran.

42

Saya melihat acara siaran pendidikan di

televisi yang berkaitan dengan bahan

pelajaran bersama teman-teman.

43 Saya mengamati objek yang berhubungan dengan bahan pelajaran.

44

Saya mengamati objek yang berhubungan

dengan bahan pelajaran bersama

teman-teman.

45 Saya mencatat informasi tentang objek yang berhubungan dengan bahan pelajaran.

46

Saya mencatat informasi tentang objek yang

berhubungan dengan bahan pelajaran bersama

teman-teman.

47 Saya mengolah informasi tentang objek yang berhubungan dengan bahan pelajaran.

48

Saya mengolah informasi tentang objek yang

berhubungan dengan bahan pelajaran bersama

teman-teman.

49

Saya menyusun kesimpulan berdasarkan

pengolahan informasi tentang objek yang

berhubungan dengan bahan pelajaran.

50

Saya menyusun kesimpulan berdasarkan

pengolahan informasi tentang objek yang

berhubungan dengan bahan pelajaran bersama

(60)

42 Lampiran 2

Tabel 6. Perhitungan Koefisien Korelasi Skor Genap-Gasal Kuesioner Untuk Korelasi Reliabilitas

(61)
(62)
(63)

45 1. Hasil Perhitungan Reliabilitas Kuesioner

(64)

46

{

80113016 76457536

}{

51355616 49084036

}

61260464

2. Hasil Perhitungan Validitas Kuesioner 75

3. Hasil Perhitungan Mean

(65)

Gambar

Tabel 1. Struktur Kurikulum SMP
Tabel 2. Kisi-kisi Kuesioner Tingkat Kegiatan Belajar Mandiri Siswa
Tabel 3. Hasil Penghitungan Koefisien Reliabilitas dan Validitas
Tabel 4. Kualifikasi Koefisien Reliabilitas dan Validitas
+6

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan penjelasan diatas hubungan loyalitas pada teman sebaya akan sangat berperan penting jika tidak seimbang dengan kontrol diri yang baik maka dari itu untuk

Dosen Program Studi Bimbingan dan Konseling Universitas Sanata Dharma dapat memberi pendekatan dan ruang yang lebih kepada mahasiswa untuk menjaga serta

Efikasi diri merupakan keyakinan akan kemampuan diri dalam konteks belajar. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tingkat efikasi diri siswa SMP kelas IX dan yang

Penelitian ini bertujuan:(1) mendeskripsikan tingkat kemampuan berempati mahasiswa Angkatan 2016 Program Studi Bimbingan dan Konseling Universitas Sanata Dharma Yogyakarta

Maka penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tingkat pemahaman mahasiswa Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam Universitas Islam Negeri Antasari Banjarmasin tentang Sukuk

Untuk itu diharapkan orang tua dapat menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari, dimana orang tua diharapkan melakukan diskusi dengan anak, memberikan kasih sayang dan kehangatan

Hasil penelitian ini menunjukan bahwa mahasiswa angkatan 2016 Program Studi Bimbingan dan Konseling Universitas Sanata Dharma Yogyakarta memiliki tingkat kecenderungan

Hasil penelitian ini menunjukan bahwa (1) Peranan guru bimbingan dan konseling dalam meningkatkan motivasi belajar siswa kelas IX yang pernah memiliki motivasi