TINGKAT KEGIATAN BELAJAR MANDIRI PARA SISWA PUTRA DAN PUTRI KELAS VIII SMP TAMAN DEWASA JETIS YOGYAKARTA
TAHUN AJARAN 2007/2008
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Bimbingan dan Konseling
Disusun Oleh :
Bernardus Wahyu Ardi Prasetyo 001114015
PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING JURUSAN ILMU PENDIDIKAN
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA
TINGKAT KEGIATAN BELAJAR MANDIRI PARA SISWA PUTRA DAN PUTRI KELAS VIII SMP TAMAN DEWASA JETIS YOGYAKARTA
TAHUN AJARAN 2007/2008
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Bimbingan dan Konseling
Disusun Oleh :
Bernardus Wahyu Ardi Prasetyo 001114015
PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING JURUSAN ILMU PENDIDIKAN
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA 2008
MOTTO DAN PERSEMBAHAN
Segala Sesuatu Ada Waktunya:
Ada waktu untuk menagis, ada waktu untuk tertawa; Ada waktu
untuk mencari, ada waktu untuk membiarkan rugi; Ada waktu
untuk berdiam diri, ada waktu untuk berbicara. Setiap orang dapat
makan, minum dan menikmati kesenangan dalam segala jerih
payahnya, itu juga adalah pemberian Allah. Ia membuat segala
sesuatu indah pada waktunya.
(Pengkhotbah Pasal 3)
Skripsi ini kupersembahkan untuk:
Bapak Thomas Wahyudi dan Ibu Flaviana Poniyah
Orang tuaku yang selalu memberiku perhatian, dukungan dan
semangat untuk berjuang demi masa depanku
Adikku Dionysius Yudi Sanjaya dan Theresia Esti Seliastuti
Saudaraku yang selalu mengingatkanku dan selalu menyayangiku
Fausca Yesiana Tri Nugroho
Kekasihku yang selalu setia mendampingi, membantuku serta
memberikan dorongan dan semangat
ABSTRAK
TINGKAT KEGIATAN BELAJAR MANDIRI PARA SISWA PUTRA DAN PUTRI KELAS VIII SMP TAMAN DEWASA JETIS YOGYAKARTA
TAHUN AJARAN 2007/2008 Bernardus Wahyu Ardi Prasetyo Program Studi Bimbingan dan Konseling
Universitas Sanata Dharma Yogyakarta
2008
Masalah pertama yang diteliti adalah bagaimana tingkat kegiatan belajar mandiri para siswa putra kelas VIII SMP Taman Dewasa Jetis Yogyakarta Tahun Ajaran 2007/2008? Masalah kedua adalah bagaimana tingkat kegiatan belajar mandiri para siswa putri kelas VIII SMP Taman Dewasa Jetis Yogyakarta Tahun Ajaran 2007/2008?
Penelitian ini termasuk penelitian deskriptif dengan metode survei. Survei digunakan untuk melukiskan kondisi yang ada, dan membandingkan kondisi-kondisi tersebut dengan kriteria yang telah ditetapkan sebelumnya. Tujuan penelitian ini adalah mendeskripsikan tingkat kegiatan belajar mandiri para siswa putra dan putri kelas VIII SMP Taman Dewasa Jetis Yogyakarta Tahun Ajaran 2007/2008. Populasi penelitian ini adalah para siswa putra dan putri kelas VIII SMP Taman Dewasa Jetis Yogyakarta Tahun Ajaran 2007/2008 dengan jumlah 172 siswa, yang terdiri atas 89 siswa putra dan 83 siswa putri. Sampel penelitian sebanyak 164 siswa, yang terdiri atas 86 siswa putra dan 78 siswa putri. Sampel penelitian adalah sampel insidental. Alat pengumpul data adalah Kuesioner Tingkat Kegiatan Belajar Mandiri Para Siswa Putra dan Putri Kelas VIII SMP Taman Dewasa Jetis Yogyakarta Tahun Ajaran 2007/2008 yang disusun oleh penulis. Kuesioner terdiri dari dua bagian yaitu 1) bagian pengantar, identitas, dan petunjuk pengisian; 2) bagian pernyataan yang mengungkapkan mengenai tingkat kegiatan belajar mandiri siswa yang terdiri dari 50 item. Pedoman yang digunakan untuk membedakan kategori rendah dan tinggi dalam kegiatan belajar mandiri adalah skor ≥ Mean termasuk kategori tinggi dan skor < Mean termasuk ketegori rendah.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa 1) jumlah para siswa putra yang termasuk kategori tinggi dalam kegiatan belajar mandiri lebih banyak daripada jumlah para siswa putra yang termasuk kategori rendah; 2) jumlah para siswa putri yang termasuk kategori rendah dalam kegiatan belajar mandiri lebih banyak daripada jumlah para siswa putri yang termasuk kategori tinggi; 3) jumlah para siswa putra yang termasuk kategori rendah sama saja dengan jumlah para siswa putri yang termasuk kategori rendah; 4) jumlah para siswa putra yang termasuk kategori tinggi dalam kegiatan belajar mandiri lebih banyak daripada jumlah para siswa putri; 5) secara keseluruhan disimpulkan bahwa jumlah para siswa putra dan putri yang termasuk kategori rendah (51,83%) dalam kegiatan belajar mandiri lebih banyak daripada jumlah para siswa yang termasuk kategori tinggi (48,17%).
ABSTRACT
THE LEVEL OF CLASS VIII STUDENTS` SELF-LEARNING ACTIVITIES IN SMP TAMAN DEWASA JETIS YOGYAKARATA
ON 2007/2008 ACADEMIC YEAR Bernardus Wahyu Ardi Prasetyo Guidance and Counselling Study Programme
Sanata Dharma University Yogyakarta
2008
The first problem to be evaluated in this research was: how was the level of class VIII male students` self-learning in SMP Taman Dewasa Jetis Yogyakarta on 2007/2008 Academic Year? And the second was: how was the level of class VIII female students` self-learning in SMP Taman Dewasa Jetis Yogyakarta on 2007/2008 Academic Year?
This research was a descriptive research using the survey method. The survey was to describe the existing conditions, and to compared the determined criterions. The aim of this research was to describe the level of class VIII students` self-learning activities in SMP Taman Dewasa Jetis Yogyakarta on 2007/2008 Academic Year. They were 172 students (89 male students and 83 female students). There were 164 students as the sample of this research (consisted in 86 male students and 78 female students). This sample was an incidental sample. In collecting data, the researcher` used questionnaire. It was about the students` self-learning activities level in SMP Taman Dewasa Jetis Yogyakarta on 2007/2008 Academic Year. It has two parts. The first part was: introduction, identity, and filling up guidance. The second part was: statements about the level of class VIII female students` self-learning activities. It consisted of 50 items. The orientations to differ between low and high category in self-learning activities were: score ≥ Mean was high category and score < was low category.
The results of this research showed that: 1) the amount of the male students that belonged in high category in self-learning activities was bigger than the low category; 2) the amount of the female students that belonged in low category in self-learning activities was bigger than the high category; 3) the amount of the female students that belonged in low category in self-learning activities was equal with those who belonged in low category; 4) the amount of the male students that belonged in high category in self-learning activities was bigger than the female students; 5) as the conclusion, the amount of the male and female students that belonged in low category (51,83 %) in self-learning activities was bigger than the high category(48,17 %).
KATA PENGANTAR
Penulis mengucap syukur kepada Tuhan Yesus yang selalu penuh kasih dan
lembut hati, atas segala bimbingan-Nya selama penyelesaian skripsi ini.
Skrisi ini berjudul “Tingkat Kegiatan Belajar Mandiri Para Siswa Putra dan
Putri Kelas VIII SMP Taman Dewasa Jetis Yogyakarta Tahun Ajaran
2007/2008”. Penyusunan skripsi ini merupakan salah satu syarat untuk
memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Bimbingan dan Konseling Fakultas
Keguruan dan Ilmu Pendidikan.
Penulisan skripsi ini dapat terwujud berkat bantuan dan kerjasama dari
berbagai pihak yang telah berkenan membimbing, membantu, dan memotivasi
penulis. Untuk itu dalam kesempatan ini penulis ingin memyampaikan ucapan
terimakasih kepada:
1. Drs. Wens Tanlain, M. Pd. Pembimbing yang telah banyak menyediakan
waktu, tenaga, untuk membimbing penulisan skripsi ini sampai selesai.
2. Dr. M.M. Sri Hastuti, M. Si. Ketua Program Studi Bimbingan dan Konseling
yang telah memberikan dorongan semangat yang berguna bagi penulis.
3. Bapak dan Ibu Dosen Program Studi Bimbingan dan Konseling Universitas
Sanata Dharma yang telah membekali penulis dengan berbagai ilmu
pengetahuan.
4. Drs. Sunardi, M. Hum. Kepala Sekolah SMP Taman Dewasa Jetis Yogyakarta
yang telah memberikan kesempatan kepada penulis untuk mengumpulkan data
yang dibutuhkan dalam penelitian.
5. Ibu Musi Giri Astuti, S.Pd. Guru BK SMP Taman Dewasa Jetis Yogyakarta
yang telah membantu memberikan jam mengajarnya kepada penulis untuk
mengadakan penelitian.
6. Para siswa putra dan putri kelas VIII SMP Taman Dewasa Jetis Yogyakarta
yang telah berpartisipasi dalam proses pengumpulan data.
7. Fausca Yesiana Tri Nugroho yang selalu setia mendampingi, memberikan
dorongan dan semangat serta berpartisipasi dalam proses pengumpulan data.
8. Bapak dan Ibu Thomas Wahyudi yang telah memberikan biaya, sarana,
perhatian, dukungan dan semangat, serta doa selama penyusunan skripsi ini.
9. Dionysius Yudi Sanjaya dan Theresia Esti Seliastuti yang telah memberikan
dukungan dan semangat selama penyusunan skripsi ini.
10.Keluarga besar Lukas Marto Suwignyo yang telah memberikan dukungan dan
semangatnya.
11.Bapak dan Ibu Agustinus Ismanto sekeluarga yang telah memberikan
dukungan dan semangat selama penyusunan skripsi ini.
12.Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu yang telah
membantu dan memberikan semangat dalam menyelesaikan skripsi ini.
Akhir kata mudah-mudahan skripsi ini dapat bermanfaat pula bagi mereka
yang mendalami bimbingan di sekolah.
Penulis
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL... i
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING... ii
HALAMAN PENGESAHAN... iii
HALAMAN MOTTO DAN PERSEMBAHAN... iv
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA... v
ABSTRAK... vi
ABSTRACT... vii
LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS..viii
KATA PENGANTAR... x
DAFTAR ISI... xiv
DAFTAR TABEL... xv
DAFTAR LAMPIRAN... xvi
BAB I PENDAHULUAN... 1
A. Latar Belakang Masalah... 1
B. Rumusan Masalah ... 3
C. Batasan Istilah Variabel ... 3
D. Tujuan dan Manfaat Penelitian ... 4
BAB II KAJIAN TEORITIS... 5
A. Sekolah Menengah Pertama... 5
1. Pengertian Sekolah Menengah Pertama... 5
2. Tujuan Sekolah Menengah Pertama... 6
3. Kurikulum Sekolah Menengah Pertama ... 6
a. Pengertian Kurikulum Sekolah ... 6
b. Isi dan Struktur Kurikulum Sekolah Menengah Pertama ... 7
B. Kegiatan Siswa Sekolah Menengah Pertama... 8
1. Kegiatan pengajaran kelas ... 8
2. Kegiatan belajar mandiri siswa ... 9
3. Kegiatan Bimbingan dan Konseling Belajar... 9
a. Tujuan Kegiatan Bimbingan dan Konseling Belajar ... 9
b. Latihan Cara Belajar ... 10
1) Cara menggunakan sumber bahan tertulis ... 10
2) Cara menggunakan sumber masyarakat... 12
C. Pelaksanaan Kegiatan Belajar Mandiri Siswa... 12
1. Cara menggunakan buku catatan tiap mata pelajaran ... 12
2. Cara menggunakan buku pelajaran ... 13
3. Cara menggunakan buku kamus ... 13
4. Cara menggunakan buku ilmu ... 13
5. Cara menggunakan bahan rekaman ... 13
6. Cara menggunakan siaran radio dan televisi... 14
7. Cara menggunakan masyarakat... 14
D. Jenis Kelamin dan Kegiatan Belajar Mandiri Siswa... 14
BAB III METODOLOGI PENELITIAN... 17
A. Jenis Penelitian... 17
B. Alat Pengumpul Data ... 17
1. Kuesioner ... 17
2. Pemberian Skor-Skor ... 19
3. Validitas dan Reliabilitas Kuesioner... 19
a. Validitas Kuesioner... 19
b. Reliabilitas Kuesioner ... 19
4. Mean... 20
C. Populasi dan Sampel Penelitian ... 21
D. Pengumpulan Data ... 22
1. Tahap Persiapan ... 22
2. Tahap Pelaksanaan ... 22
E. Teknik Analisis Data... 23
1. Perhitungan Reliabilitas Kuesioner Tingkat Kegiatan Belajar Mandiri Siswa... 23
2. Perhitungan Reliabilitas Kuesioner Tingkat Kegiatan Belajar Mandiri Siswa... 24
3. Perhitungan Mean ... 24
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN... 26
A. Hasil Penelitian ... 26
1. Kegiatan Belajar Mandiri Para Siswa Putra... 26
2. Kegiatan Belajar Mandiri Para Siswa Putri ... 27
3. Kegiatan Belajar Mandiri Para Siswa Putra dan Putri Secara Keseluruhan ... 27
B. Pembahasan Hasil Penelitian ... 29
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN... 32
A. Kesimpulan ... 32
B. Saran... 33
DAFTAR PUSTAKA... 36
LAMPIRAN... 37
DAFTAR TABEL
Halaman Tabel 1 : Struktur kurikulum SMP... 8
Tabel 2 : Kisi-kisi Kuesioner Tingkat Kegiatan Belajar Mandiri Siswa ... 18
Tabel 3 : Hasil Penghitungan Koefisien Reliabilitas dan Validitas
Kuesioner Tingkat Kegiatan Belajar Mandiri Para Siswa
Putra dan Putri Kelas VIII SMP Taman Dewasa Jetis
Yogyakarta Tahun Ajaran 2007/2008... 20
Tabel 4 : Kualifikasi Koefisien Reliabilitas da Validitas Suatu Alat Ukur... 20
Tabel 5 : Sampel Penelitian Para Siswa Putra dan Putri Kelas VIII
SMP Taman Dewasa Jetis Yogyakarta Tahun Ajaran 2007/2008 ... 22
Tabel 6 : Perhitungan Koefisien Korelasi Skor Genap-Gasal Kuesioner
Untuk Korelasi Reliabilitas ... 42
Tabel 7 : Keadaan Tingkat Kegiatan Belajar Mandiri Para Siswa Putra
Kelas VIII SMP Taman Dewasa Jetis Yogyakarta
Tahun Ajaran 2007/2008... 26
Tabel 8 : Keadaan Tingkat Kegiatan Belajar Mandiri Para Siswa Putri
Kelas VIII SMP Taman Dewasa Jetis Yogyakarta
Tahun Ajaran 2007/2008 ... 27
Tabel 9 : Keadaan Tingkat Kegiatan Belajar Mandiri Para Siswa Putra dan
Putri Kelas VIII SMP Taman Dewasa Jetis Yogyakarta
Tahun Ajaran 2007/2008 ... 28
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman Lampiran 1 : Kuesioner Kegiatan Belajar Mandiri... 37
Lampiran 2 : Tabel 6. Perhitungan Koefisien Korelasi Skor Genap-Gasal
Kuesioner Untuk Korelasi Reliabilitas... 42
Lampiran 3 : Surat Ijin Penelitian 47
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang
Sistem Pendidikan Nasional Pasal 3, berbunyi:
“Pendidikan Nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab” (Departemen Pendidikan Nasional Republik Indonesia, 2003: 8).
Keluarga merupakan tempat pendidikan yang pertama dimana sifat-sifat
kepribadian anak bertumbuh dan terbentuk, sekolah pun berfungsi sebagai
tempat pendidikan yang kedua untuk pembentukan pribadi anak. Sekolah
adalah lembaga yang mempunyai tugas pokok yang terpusat pada
perkembangan siswa yang mengarah pada perkembangan
kemampuan-kemampuan dalam ilmu dan teknologi (W.S Winkel, 1996: 51). Sekolah
merupakan lingkungan pendidikan formal, di sekolah dilaksanakan kegiatan
pendidikan yang terencana dan terorganisir. Kegiatan tersebut berjenjang dan
berkesinambungan. Kegiatan pendidikan di sekolah dapat dibedakan menjadi
kegiatan pengajaran, kegiatan pembimbingan, dan kegiatan pelatihan.
Pengajaran terpusat pada kegiatan guru dan siswa mengolah bahan ilmu
pengetahuan.
2
Di sekolah terjadi proses mengajar. Siswa melakukan latihan-latihan di
kelas dengan tuntunan guru. Kegiatan yang bergantung dengan guru
dilanjutkan dengan kegiatan belajar mandiri di luar lingkungan sekolah seperti
mengerjakan PR (Pekerjaan Rumah), membaca buku pelajaran dan membuat
ringkasan, serta mempelajari kembali bahan pelajaran. Belajar mandiri adalah
proses belajar siswa tanpa ada pendampingan dan penugasan guru pengajar,
guru pembimbing, guru pelatih. Latihan-latihan tersebut dan hasilnya mungkin
baik atau mungkin kurang baik. Apabila siswa dalam mengerjakan
latihan-latihan memperoleh hasil yang baik maka kepercayaan dirinya akan tumbuh
karena ia yakin bahwa ia bisa mengerjakan latihan-latihan itu, tetapi
sebaliknya apabila ia kurang bisa mengerjakan latihan-latihan itu maka rasa
percaya dirinya akan berkurang, maka siswa perlu belajar lebih giat lagi agar
ia memperoleh hasil yang baik. Kegiatan belajar siswa dapat diartikan sebagai
usaha siswa mengolah bahan ajar sehingga ia memperoleh perubahan dalam
dirinya berupa pengetahuan, ketrampilan dan sikap yang menjadi tujuan
pengajaran, pembimbingan dan pelatihan.
Ada kecenderungan sebagian siswa SMP kurang melakukan kegiatan
belajar secara mandiri. Hal tersebut dikarenakan kurangnya kesadaran diri
siswa untuk belajar, padahal tugas seorang siswa adalah belajar. Hal yang
sering ditemukan adalah beberapa siswa yang menghabiskan waktu luangnya
untuk bermain (game play station) atau jalan-jalan bersama teman-temannya
maupun sendirian. Pertanyaan yang timbul: Sejauh manakah para siswa
3
penulis untuk melakukan penelitian ini dan dipusatkan pada para siswa kelas
VIII SMP Taman Dewasa Jetis Yogyakarta Tahun Ajaran 2007/2008.
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana tingkat kegiatan belajar mandiri para siswa putra kelas VIII
SMP Taman Dewasa Jetis Yogyakarta Tahun Ajaran 2007/2008?
2. Bagaimana tingkat kegiatan belajar mandiri para siswa putri kelas VIII
SMP Taman Dewasa Jetis Yogyakarta Tahun Ajaran 2007/2008?
C. Batasan Istilah Variabel
1. Tingkat kegiatan belajar mandiri yaitu kecenderungan siswa dalam
berlatih bahan pelajaran yang menjadi program pendidikan sekolah tanpa
kehadiran guru dan tanpa ditugaskan oleh guru, yang diukur dengan
Kuesioner Tingkat Kegiatan Belajar Mandiri Siswa dan ditunjuk melalui
skor yang diperoleh para siswa kelas VIII SMP Taman Dewasa Jetis
Yogyakarta Tahun Ajaran 2007/2008. Ada dua kategori yaitu rendah dan
tinggi.
2. Jenis kelamin siswa adalah identitas diri siswa yaitu putra atau putri. Ada
4
D. Tujuan dan Manfaat Penelitian 1. Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan mendeskripsikan tingkat kegiatan belajar mandiri
para siswa putera dan puteri kelas VIII SMP Taman Dewasa Jetis
Yogyakarta Tahun Ajaran 2007/2008.
2. Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini dapat digunakan oleh guru Bimbingan dan Konseling
untuk pengembangan program Bimbingan dan Konseling, khususnya
BAB II
KAJIAN TEORITIS
Dalam bab ini dikemukakan hasil kajian teoritis secara urut sebagai
berikut.
A. Sekolah Menengah Pertama
1. Pengertian Sekolah Menengah Pertama
Sekolah adalah lembaga yang mempunyai tugas pokok yang terpusat
pada perkembangan siswa yang mengarah pada perkembangan
kemampuan-kemampuan dalam ilmu dan teknologi (W.S Winkel, 1996:
51). Sekolah merupakan jalur pendidikan yang menyelenggarakan
kegiatan pendidikan secara berjenjang dan berkesinambungan. Sekolah
merupakan pendidikan formal dengan serangkaian kegiatan terencana dan
terorganisasi. Sekolah Menengah Pertama ditempuh dalam waktu tiga
tahun, mulai dari kelas VII sampai kelas IX. Sekolah Menengah Pertama
merupakan jenjang pendidikan dasar yang merupakan lanjutan dari
Pendidikan Sekolah Dasar. Hal ini sejalan dengan rumusan
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem
Pendidikan Nasional Pasal 18 ayat 1 menyatakan bahwa Pendidikan
Menengah merupakan lanjutan pendidikan dasar.
6
2. Tujuan Sekolah Menengah Pertama
Sekolah Menengah Pertama merupakan lanjutan dari pendidikan
dasar. Masing-masing jenis dan jenjang pendidikan memiliki tujuan.
Tujuan Sekolah Menengah Pertama tidak terlepas dari tujuan pendidikan
nasional yaitu berkembangnya potensi tiap-tiap siswa agar dapat menjadi
manusia dewasa yang bertanggung jawab. Dengan demikian pendidikan di
Sekolah Menengah Pertama bertujuan mengembangkan potensi tiap-tiap
siswa melalui kegiatan pendidikan siswa agar tiap siswa dapat berkembang
menjadi manusia dewasa yang bertanggung jawab terhadap diri,
masyarakat dan negara. Hal ini sejalan dengan rumusan Undang-Undang
Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan
Nasional Pasal 3 bahwa Pendidikan Nasional bertujuan:
“Berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab” (Departemen Pendidikan Nasional Republik Indonesia, 2003: 8).
3. Kurikulum Sekolah Menengah Pertama a. Pengertian Kurikulum Sekolah
Pendidikan di sekolah dilaksanakan melalui kegiatan akademik
(mata pelajaran) dan non akademik. Kegiatan akademik (mata
pelajaran) dan non akademik disusun dalam kurikulum. Kurikulum
adalah suatu program pendidikan yang direncanakan dan dilaksanakan
untuk mencapai sejumlah tujuan pendidikan tertentu. Hal ini sejalan
7
Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional Pasal 1 bahwa
kurikulum merupakan:
“Seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi, dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu” (Departemen Pendidikan Nasional Republik Indonesia, 2003: 7).
Dengan demikian kurikulum sekolah merupakan suatu alat/usaha
untuk mencapai tujuan-tujuan pendidikan sekolah. Kurikulum sekolah
dalam pelaksanaannya menunjuk pada semua pengalaman pendidikan
siswa dalam bimbingan sekolah (Winkel, 1997).
Pengalaman-pengalaman pendidikan tersebut merupakan satu kesatuan dengan
tujuan siswa berkembang secara utuh.
b. Isi dan Struktur Kurikulum Sekolah Menengah Pertama
Isi kurikulum Sekolah Menengah Pertama sesuai dengan Pasal 37
ayat (1) Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003
tentang Sistem Pendidikan Nasional yaitu:
Kurikulum pendidikan dasar dan menengah wajib memuat: 1. pendidikan agama;
2. pendidikan kewarganegaraan; 3. bahasa;
4. matematika;
5. ilmu pengetahuan alam; 6. ilmu pengetahuan sosial 7. seni dan budaya;
8. pendidikan jasmani dan olahraga; 9. keterampilan atau kejuruan; dan
8
Kurikulum sekolah harus memiliki struktur yang jelas. Struktur
kurikulum merupakan pola dan sususan mata pelajaran yang harus
ditempuh oleh peserta didik.
Struktur kurikulum SMP menurut Peraturan Menteri Pendidikan
Nasional Nomor 22 Tahun 2006 tentang Standar Isi sebagai berikut:
Tabel 1. Struktur Kurikulum SMP
Kelas dan Alokasi Waktu Komponen
VII VIII IX A. Mata Pelajaran
1. Pendidikan Agama 2 2 2
10. Keterampilan atau Teknologi Informasi
dan Komunikasi 2 2 2
B. Muatan Lokal 2 2 2
C. Pengembangan Diri 2*) 2*) 2*)
Jumlah 32 32 32
Ekuivalen 2 jam pembelajaran
B. Kegiatan Siswa Sekolah Menengah Pertama 1. Kegiatan pengajaran kelas
Kegiatan pengajaran kelas merupakan salah satu kegiatan pendidikan
sekolah. Kegiatan pendidikan sekolah adalah semua tindakan yang
dilakukan oleh siswa bersama guru dengan tujuan siswa menjadi
9
sikap. Kegiatan pengajaran yang diikuti oleh siswa dilaksanakan terjadwal.
Siswa melakukan kegiatan mengolah bahan pelajaran atau bahan
bimbingan atau bahan latihan, sehingga ia memperoleh
kemampuan-kemampuan baru dan menyempurnakan kemampuan-kemampuan yang sudah ia miliki
demi perkembangan dirinya. Kegiatan siswa berlatih dan berpraktek dan
memecahkan masalah dapat dilakukan oleh siswa sendiri, dan diatur serta
dibimbing oleh guru baik di kelas maupun tugas rumah. Selanjutnya siswa
sendiri melakukan kegiatan belajar mandiri di luar sekolah diatur oleh
siswa sendiri.
2. Kegiatan belajar mandiri siswa
Belajar mandiri yaitu siswa berlatih bahan pelajaran yang menjadi
program pendidikan sekolah tanpa kehadiran guru dan tanpa ditugaskan
oleh guru. Menurut Haris Mudjiman (2007: 7):
Belajar mandiri adalah kegiatan belajar aktif, yang didorong oleh niat atau motif untuk menguasai sesuatu kompetensi guna mengatasi sesuatu masalah, dan dibangun dengan bekal pengetahuan atau kompetensi yang telah dimiliki.
Kegiatan belajar mandiri siswa adalah proses siswa mempelajari
bahan pelajaran atas inisiatif siswa sendiri dengan tujuan untuk
menyempurnakan pengetahuan, ketrampilan, dan sikap yang berkaitan
dengan bahan pelajaran.
3. Kegiatan Bimbingan dan Konseling Belajar
a. Tujuan Kegiatan Bimbingan dan Konseling Belajar
Bimbingan belajar atau bimbingan akademik, yaitu bimbingan
10
yang sesuai, dan dalam menghadapi tugas-tugas yang berkaitan dengan
mata pelajaran atau kegiatan ekstrakurikuler (Winkel, 1997: 140).
Kegiatan bimbingan belajar ini di tujukan kepada semua siswa melalui
bimbingan klasikal dengan tujuan siswa melakukan kegiatan belajar
secara terencana, rutin dan teratur.
Konseling belajar adalah pelayanan bimbingan belajar yang di
tujukan kepada siswa yang mengalami kesulitan atau kurang mahir
dalam mempelajari bahan mata pelajaran, baik secara perorangan
maupun secara berkelompok dengan tujuan siswa mengembangkan
sikap dan cara belajar serta mahir menggunakannya dalam
mempelajari tugas-tugas belajar di sekolah.
b. Latihan Cara Belajar
1) Cara menggunakan sumber bahan tertulis
Guru pembimbing membantu siswa mengenai cara
menggunakan sumber bahan tertulis melalui kegiatan bimbingan
belajar dan konseling belajar dengan memberikan informasi kepada
siswa mengenai metode SQ3R dan melatihkan kepada siswa
bagaimana cara menggunakannya. Langkah-langkah penggunaan
metode SQ3R menurut Robinson (1946: 28-31) yaitu sebagai
berikut:
a) Langkah orientasi (Survey/S) yaitu tahap siswa mengamati
secara keseluruhan untuk memperoleh suatu gambaran secara
11
cara memusatkan perhatian pada tiap bagian dari judul bahan
tersebut.
b) Langkah Bertanya (Question/Q) yaitu tahap siswa mengajukan
pertanyaan-pertanyaan berdasarkan hasil orientasi secara
tertulis dari bahan mata pelajaran yang telah dipelajari untuk
dicari jawaban sendiri secara lebih lanjut.
c) Langkah Membaca (Read/R) yaitu tahap siswa membaca suatu
bahan mata pelajaran secara berurutan mengikuti bahan tertulis
untuk mencari jawaban dari pertanyaan mengenai arti istilah,
isi kalimat, isi alinea yang sudah ia rumuskan. Tujuan kegiatan
membaca ini adalah siswa memahami secara terinci isi bacaan.
d) Langkah Merumuskan (Recite/R) yaitu tahap siswa
merumuskan kembali dalam bahasa sendiri. Pada tahap ini
siswa dibiasakan bertanggungjawab atas pengetahuan dan
pengertian yang telah diperoleh dari bacaan, jika ada kesalahan
maka dengan mudah dan cepat diperbaiki.
e) Langkah Merangkum (Review/R) yaitu tahap siswa merangkum
atau memadukan semua bahan-bahan mata pelajaran yang
sudah dirumuskan menjadi satu keseluruhan dalam bentuk
kata-kata, kalimat dan bahasa sendiri. Dengan tahap ini siswa
memperdalam pengetahuan dan pengertiannya tentang
12
juga dengan pengetahuan dan pengertian yang sudah dimiliki
sebelumnya.
2) Cara menggunakan sumber masyarakat
Guru pembimbing membantu siswa untuk menggunakan
pengetahuan yang telah diperoleh di dalam kelas dengan berlatih
mengolah bahan dari sumber masyarakat. Cara yang dapat
dilakukan siswa dalam menggunakan sumber masyarakat yaitu
pengetahuan dan pemahaman yang diperoleh siswa di sekolah
dibandingkan dengan keadaan yang sesungguhnya di lapangan
melalui kegiatan observasi. Dengan mengolah bahan dari sumber
masyarakat, siswa akan memperoleh pemahaman yang mendalam
mengenai bahan pelajaran yang dipelajari tiap siswa.
C. Pelaksanaan Kegiatan Belajar Mandiri Siswa
Menurut Peraturan Akademik Universitas Sanata Dharma Yogyakarta
Tahun 2002 pasal 6 ayat 2 menegaskan bahwa kegiatan belajar mandiri siswa
dapat dilakukan oleh tiap siswa dan juga oleh kelompok siswa dengan
menggunakan berbagai sumber bahan antara lain (Peraturan Akademik
Universitas Sanata Dharma Yogyakarta, 2002: 4) :
1. Cara menggunakan buku catatan tiap mata pelajaran
Siswa dapat berlatih kembali apa yang sudah dipelajari dalam buku
catatan, siswa menghafalkan bahan ajar, merumuskan kembali isi bahan
13
mencakup: (a) informasi digunakan untuk membangun pengetahuan; (b)
konsep digunakan untuk membangun pemahaman; (c) prinsip digunakan
untuk membangun pemecahan masalah atau penerapan prinsip; (d)
ketrampilan digunakan untuk membangun ketrampilan menggunakan alat
dan anggota tubuh; (e) nilai digunakan untuk membangun sikap atau
penghayatan.
2. Cara menggunakan buku pelajaran
Siswa mempelajari bahan-bahan pelajaran dari buku pelajaran yang
telah ditentukan oleh masing-masing guru mata pelajaran. Siswa
mempelajari buku pelajaran menggunakan metode SQ3R, agar siswa lebih
memahami mata pelajaran tersebut.
3. Cara menggunakan buku kamus
Dengan menggunakan buku kamus, siswa mencari arti kata-kata atau
istilah baru atau yang belum ia pahami dalam bahan pelajaran, dan
mencatat serta menghafalkan sehingga siswa menjadi tahu arti yang
sebenarnya dari kata-kata atau istilah tersebut.
4. Cara menggunakan buku ilmu
Siswa mempelajari buku yang membahas bidang mata pelajaran
tertentu secara spesifik untuk memperdalam penguasaan bahan isi
menggunakan metode SQ3R, sehingga siswa lebih paham tentang ilmu
14
5. Cara menggunakan bahan rekaman
Siswa dapat berlatih kembali bahan pelajaran yang sudah dipelajari
dengan memutar dan mendengarkan melalui media audio dan alat visual,
sehingga siswa dapat mengingat, menghafal, dan merumuskan ulang isi
bahan pelajaran.
6. Cara menggunakan siaran radio dan televisi
Siswa mendengar dan melihat secara langsung berita yang
berhubungan dengan kegiatan pendidikan, sehingga siswa mendapat
informasi dan menambah wawasannya dalam bidang-bidang ilmu
pengetahuan yang sedang dipelajari siswa saat ini.
7. Cara menggunakan masyarakat
Siswa mengamati secara langsung objek (unsur sosial, unsur budaya,
unsur fisik) yang berhubungan dengan pelajaran di sekolah, dan siswa
mencatat informasi yang berkaitan dengan bahan pelajaran serta siswa
mengolah informasi-informasi tersebut lalu menarik kesimpulan. Siswa
memperoleh pemahaman yang mendalam mengenai bahan pelajaran.
D. Jenis Kelamin dan Kegiatan Belajar Mandiri Siswa
Setiap individu memiliki bawaan sejak lahir yaitu jenis kelamin. Jenis
kelamin tiap individu tersebut dibedakan menjadi dua yaitu jenis kelamin pria
ataupun wanita. Pengetahuan bahwa individu adalah pria atau wanita,
penghayatan individu terhadap identitas jenis kelamin, diperoleh saat awal
15
adalah identitas diri/tiap individu yaitu pria atau wanita. Jenis kelamin siswa
menandakan identitas diri sebagai siswa putra atau identitas diri sebagai siswa
putri. Jenis kelamin siswa akan mempengaruhi sikap dan perilaku siswa. Sears
dkk mengemukakan bahwa:
“Pria ditampilkan dalam bermacam-macam peran sosial, sedangkan wanita sering kali hanya terbatas dalam peran-peran domestik dan keluarga saja. Pria biasanya digambarkan sebagai tenaga ahli dan pemimpin, wanita sebagai bawahan. Pria biasanya digambarkan sebagai seorang yang lebih aktif, tegas dan berpengaruh daripada wanita” (Sears, Freedman and Anne Peplau, 1985: 195).
Kegiatan yang berbeda-beda yang dilakukan oleh siswa putra dan siswa
putri akan mempengaruhi kecenderungan tertentu. Bem (1975), membuat
hipotesis bahwa manusia maskulin akan tampil dengan baik dalam situasi
tugas dimana dituntut kecakapan dan ketegasan; manusia feminim akan tampil
dengan baik dalam situasi yang membutuhkan ungkapan kasih sayang dan
emosional (Sears, Freedman and Anne Peplau, 1985: 206). Kegiatan belajar
mandiri berkaitan dengan tugas siswa dalam menempuh pendidikan sekolah.
“O’Kelly (1980), mengemukakan dalam sebuah penelitian terhadap
lukisan-lukisan dan pahatan yang termashur menemukan bahwa pria sering kali
ditampilkan dalam situasi kerja atau peperangan sedangkan wanita biasanya
sedang mengerjakan pekerjaan rumah tangga atau mengasuh anak” (Sears,
Freedman and Anne Peplau, 1985: 194). Kegiatan belajar dan hasil belajar
siswa dipengaruhi oleh munculnya perbedaan jenis kelamin siswa. “Eagly &
Carli, 1981 mengemukakan bahwa perbedaan jenis kelamin muncul, biasanya
16
Singkatnya menurut Sears dkk, penemuan yang paling lazim adalah
bahwa kedua jenis kelamin tersebut menampilkan respons yang serupa
terhadap usaha-usaha untuk mempengaruhi mereka (Sears, Freedman and
Anne Peplau, 1985: 214).
Kegiatan belajar mandiri merupakan tugas seorang siswa (baik putra
maupun putri). Kegiatan belajar mandiri siswa dilakukan di luar jam pelajaran
sekolah dan lazimnya di rumah. Sesuai dengan kehidupan sehari-hari sesuai
dengan kebudayaan masyarakat ada tugas-tugas yang dikerjakan oleh siswa
putra dan ada tugas-tugas yang dikerjakan oleh oleh siswa putri. Tiap siswa
memiliki cara sendiri untuk mempelajari tiap bahan pelajaran dalam waktu di
luar jam pelajaran sekolah.
Berkaitan dengan uraian di atas timbul pertanyaan bagaimanakah
kecenderungan kegiatan belajar mandiri para siswa putra? Demikian pula
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Penelitian ini termasuk penelitian deskriptif dengan metode survei.
“Penelitian deskriptif dirancang untuk memperoleh informasi tentang status
gejala saat penelitian dilakukan” (Furchan, 2005: 447). Survei dapat
digunakan bukan saja untuk melukiskan kondisi yang ada, melainkan juga
membandingkan kondisi-kondisi tersebut dengan kriteria yang telah
ditetapkan sebelumnya atau untuk menilai keefektifan program (Furchan,
2005: 457). Penelitian ini dimaksudkan untuk mendeskripsikan Tingkat
Kegiatan Belajar Mandiri Para Siswa Putra Dan Putri Kelas VIII SMP Taman
Dewasa Jetis Yogyakarta Tahun Ajaran 2007/2008.
B. Alat Pengumpul Data 1. Kuesioner
Alat pengumpul data yang digunakan dalam penelitian ini adalah
Kuesioner Tingkat Kegiatan Belajar Mandiri Para Siswa Putra Dan Putri
Kelas VIII SMP Taman Dewasa Jetis Yogyakarta Tahun Ajaran
2007/2008 dengan bentuk tertutup. “Kuesioner bentuk tertutup berisi
pertanyaan-pertanyaan yang disertai dengan pilihan jawaban untuk
pertanyaan-pertanyaan tersebut” (Furchan, 2005: 260). Kuesioner yang
disusun oleh peneliti mengenai aspek-aspek kegiatan belajar mandiri siswa
18
yaitu cara menggunakan buku catatan tiap mata pelajaran, cara
menggunakan buku pelajaran, cara menggunakan buku kamus, cara
menggunakan buku ilmu, cara menggunakan bahan rekaman, cara
menggunakan siaran radio dan televisi, cara menggunakan masyarakat.
Kuesioner tingkat kegiatan belajar mandiri siswa ini terdiri atas: (1)
bagian pengantar, identitas, dan petunjuk pengisian. (2) bagian pernyataan
yang mengungkapkan mengenai tingkat kegiatan belajar mandiri siswa.
Kuesioner tingkat kegiatan belajar mandiri siswa merupakan penjabaran
dari teori yang tersaji dalam bab II. Kisi-kisi kuesioner tingkat kegiatan
belajar mandiri siswa digambarkan pada tabel berikut ini:
Tabel 2. Kisi-kisi Kuesioner Tingkat Kegiatan Belajar Mandiri Siswa NO Aspek Kegiatan Belajar Mandiri Siswa No. Item
1 Cara menggunakan buku catatan tiap mata pelajaran 1-6
2 Cara menggunakan buku pelajaran 7-12
3 Cara menggunakan buku kamus 13-20
4 Cara menggunakan buku ilmu 21-26
5 Cara menggunakan bahan rekaman 27-34
6 Cara menggunakan siaran radio dan televisi 35-42
7 Cara menggunakan masyarakat 43-50
19
2. Pemberian Skor-Skor
Tiap pernyataan (item) disertai jawaban alternatif: selalu memiliki
skor 4, jawaban banyak kali memiliki skor 3, jawaban kadang-kadang
memiliki skor 2, dan jawaban tidak pernah memiliki skor 1. Pernyataan
(item) berkaitan dengan tingkat kegiatan belajar mandiri siswa.
3. Validitas dan Reliabilitas Kuesioner a. Validitas Kuesioner
Validitas suatu alat pengukur adalah derajat ketepatan dan
ketelitian alat tersebut dalam mengukur apa yang seharusnya diukur.
Validitas menunjukkan sejauh mana alat pengukur mampu mengukur
apa yang seharusnya diukur (Furchan, 2005 : 293). Validitas yang
dipakai dalam penelitian ini adalah validitas isi (content validity),
sebab item-item dari kuesioner disusun berdasarkan indikator-indikator
kegiatan belajar mandiri siswa (variabel) yang dibahas dalam kajian
teoritis skripsi ini. Validitas isi (content validity) menunjuk pada
sejauh mana instrumen tersebut mencerminkan isi yang dikehendaki
(Furchan, 2005 : 295). Pengesahan validitas isi didasarkan pada
pertimbangan melalui evaluasi eksternal. Dalam pelaksanaannya
peneliti meminta pendapat dan mengkonsultasikan kuesioner tingkat
kegiatan belajar mandiri para siswa kepada dosen pembimbing untuk
memeriksa setiap butir item pernyataan kuesioner tingkat kegiatan
belajar mandiri para siswa tersebut, supaya setiap item pernyataan
20
aspek-aspek kegiatan belajar mandiri siswa, dan sesuai dengan tujuan
penelitian tingkat kegiatan belajar mandiri para siswa putra dan putri
kelas VIII di SMP Taman Dewasa Jetis Yogyakarta Tahun Ajaran
2007/2008. Penyusunan demikian menjamin item-item tetap mengukur
apa yang hendak diukur.
b. Reliabilitas Kuesioner
Reliabilitas kuesioner adalah derajat keajegan alat tersebut dalam
mengukur apa saja yang diukurnya (Furchan, 2005 : 310). Pendekatan
yang digunakan untuk memeriksa reliabilitas kuesioner adalah teknik
belah dua gasal-genap (Split Half Method). Bagian pertama berupa
item-item yang bernomor gasal (25 item), dan bagian kedua berupa
item-item yang bernomor genap (25 item).
Hasil penghitungan koefisien reliabilitas dan validitas kuesioner
disajikan pada tabel berikut:
Tabel 3. Hasil Penghitungan Koefisien Reliabilitas dan Validitas Kuesioner Tingkat Kegiatan Belajar Mandiri Para Siswa Putra dan Putri Kelas VIII SMP Taman Dewasa Jetis Yogyakarta Tahun Ajaran 2007/2008.
Koefisien Siswa putra dan siswa putri
21
Garrett (1967: 176) mengemukakan suatu deskripsi tentang
penafsiran koefisien korelasi sebagai berikut:
Tabel 4. Kualifikasi Koefisien Reliabilitas dan Validitas Suatu Alat Ukur
Koefisien Korelasi Kualifikasi
± 0,70 −± 1,00 Tinggi atau sangat tinggi
± 0,40 −± 0,70 Cukup
± 0,20 −± 0,40 Rendah
0,00 −± 0,20 Tidak ada atau sangat rendah
Berdasarkan tabel kualifikasi di atas disimpulkan bahwa
koefisien reliabilitas dan koefisien validitas kuesioner termasuk tinggi.
4. Mean
Penentuan kategori rendah dan kategori tinggi berdasarkan Mean,
dikarenakan Mean mempunyai stabilitas yang terbesar (Hadi, 2004: 59).
Skor ≥ Mean termasuk kategori tinggi. Skor < Mean termasuk kategori rendah. Mean adalah jumlah semua nilai dalam suatu sebaran dibagi
dengan jumlah kasus (Furchan, 2005 : 158).
C. Populasi dan Sampel Penelitian
Populasi penelitian adalah semua anggota kelompok yang dimaksud
untuk diselidiki. Menurut Donald Ary dkk, populasi adalah “semua anggota
sekelompok orang, kejadian, atau objek yang telah dirumuskan secara jelas”
(Furchan, 2005 : 193). Populasi penelitian ini adalah para siswa putra dan
22
2007/2008 dengan jumlah 172 siswa, yang terdiri atas 89 siswa putra dan 83
siswa putri. Ada delapan siswa yang tidak masuk, yang terdiri atas 3 siswa
putra dan 5 siswa putri.
Jadi sampel penelitian sebanyak 164 siswa, yang terdiri atas 86 siswa
putra dan 78 siswa putri. Sampel penelitian adalah sampel insidental. Sampel
insidental adalah sampel yang diambil hanya itu saja karena yang tersedia
hanya itu saja. Menurut Donald Ary dkk, sampel adalah “sebagian dari
populasi” (Furchan, 2005 : 193).
Tabel 5. Sampel Penelitian Para Siswa Putra dan Putri Kelas VIII SMP Taman Dewasa Jetis Yogyakarta Tahun Ajaran 2007/2008
Kelas Putra Putri Total
VIII A 16 19 35
VIII B 20 14 34
VIII C 16 15 31
VIII D 17 15 32
VIII E 17 15 32
Total 86 78 164
D. Pengumpulan Data 1. Tahap Persiapan
a. Meminta ijin kepala sekolah SMP Taman Dewasa Jetis Yogyakarta
23
b. Menemui koordinator bimbingan untuk meminta jadwal bimbingan
klasikal untuk dijadikan jadwal penelitian.
2. Tahap Pelaksanaan
Pengumpulan data dilaksanakan pada:
a. Hari/Tanggal: Kamis, 17 April 2008.
1) KelasVIII E : 07.00 – 07.40 (40 menit)
2) KelasVIII C : 07.40 – 08.20 (40 menit)
b. Hari/Tanggal: Jumat, 18 April 2008.
1) KelasVIII B : 07.00 – 07.40 (40 menit)
2) KelasVIII A : 08.20 – 09.00 (40 menit)
3) KelasVIII D : 09.55 – 10.35 (40 menit)
Peneliti membagikan Kuesioner Tingkat Kegiatan Belajar Mandiri
kepada para siswa, siswa mengisi kuesioner dan peneliti menunggu di
dalam kelas masing-masing pada jam pelajaran Bimbingan dan Konseling
(BK), dan pengumpulan kembali kuesioner yang telah diisi oleh siswa.
Dalam pelaksanaan penelitian ini pada hari pertama dan kedua kuesioner
diedarkan oleh peneliti bersama seorang teman.
E. Teknik Analisis Data
1. Perhitungan Reliabilitas Kuesioner Tingkat Kegiatan Belajar Mandiri Siswa
Langkah a: Menghitung koefisien korelasi skor item gasal dan skor item
24
r = korelasi skor-skor belahan gasal dan genap
N = jumlah subyek
X = skor item belahan gasal
Y = skor item belahan genap
XY= hasil perkalian antara skor X dan skor Y
Langkah b: Menghitung koefisien reliabilitas kuesioner tingkat kegiatan
belajar mandiri siswa kelas VIII di SMP Taman Dewasa Jetis Yogyakarta
Tahun Ajaran 2007/2008 menggunakan rumus Spearman-Brown:
gg
r koefisien reliabilitas
=
gg
r koefisien gasal-genap
2. Perhitungan Validitas Kuesioner Tingkat Kegiatan Belajar Mandiri Siswa
Menghitung koefisien validitas kuesioner tingkat kegiatan belajar
mandiri siswa kelas VIII di SMP Taman Dewasa Jetis Yogyakarta Tahun
Ajaran 2007/2008 menggunakan rumus (Guilford, 1965: 443):
tt
t
r
25
Keterangan:
∞
t
r
= koefisien validitastt
r = koefisien reliabilitas
3. Perhitungan Mean
Menghitung Mean menggunakan rumus:
N X M = Σ
Keterangan:
M = Mean
ΣX = jumlah semua skor
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Pada bab ini disajikan hasil dari penelitian dan pembahasannya dengan
mengikuti sistematika rumusan masalah pada Bab I.
A. Hasil Penelitian
1. Kegiatan Belajar Mandiri Para Siswa Putra
Penelitian ini adalah penelitian yang bertujuan untuk mengukur
tingkat kegiatan belajar mandiri para siswa. Ada dua kategori kegiatan
belajar mandiri siswa, yaitu kategori Tinggi (T) dan kategori Rendah (R).
Nilai Mean adalah 96. Siswa yang memperoleh skor ≥96 termasuk kategori Tinggi (T) sedangkan siswa yang memperoleh skor <96 termasuk
kategori Rendah (R).
Keadaan tingkat kegiatan belajar mandiri para siswa putra disajikan
dalam tabel berikut.
Tabel 7. Keadaan Tingkat Kegiatan Belajar Mandiri Para Siswa Putra Kelas VIII SMP Taman Dewasa Jetis Yogyakarta Tahun Ajaran 2007/2008.
Kegiatan Belajar Mandiri Jenis Kelamin
R T Total
Putra 42 44 86
Berdasarkan data pada tabel di atas disimpulkan bahwa jumlah para
siswa putra yang termasuk kategori tinggi dalam kegiatan belajar mandiri
27
lebih banyak daripada jumlah para siswa putra yang termasuk kategori
rendah.
2. Kegiatan Belajar Mandiri Para Siswa Putri
Keadaan tingkat kegiatan belajar mandiri para siswa putri disajikan
dalam tabel berikut.
Tabel 8. Keadaan Tingkat Kegiatan Belajar Mandiri Para Siswa Putri Kelas VIII SMP Taman Dewasa Jetis Yogyakarta Tahun Ajaran 2007/2008.
Kegiatan Belajar Mandiri Jenis Kelamin
R T Total
Putri 43 35 78
Berdasarkan data pada tabel di atas disimpulkan bahwa jumlah para
siswa putri yang termasuk kategori rendah dalam kegiatan belajar mandiri
lebih banyak daripada jumlah para siswa putri yang termasuk kategori
tinggi.
3. Kegiatan Belajar Mandiri Para Siswa Putra dan Putri Secara Keseluruhan
Keadaan tingkat kegiatan belajar mandiri para siswa putra dan putri
28
Tabel 9. Keadaan Tingkat Kegiatan Belajar Mandiri Para Siswa Putra dan Putri Kelas VIII SMP Taman Dewasa Jetis Yogyakarta Tahun Ajaran 2007/2008.
Kegiatan Belajar Mandiri
R T Total
Jenis Kelamin
f(%) f(%) f(%) Putra 42 (25,61) 44 (26,83) 86 (52,44)
Putri 43 (26,22) 35 (21,34) 78 (47,56) Total 85 (51,83) 79 (48,17) 164 (100)
Berdasarkan data pada tabel di atas disimpulkan: (1) jumlah para
siswa putra yang termasuk kategori rendah sama dengan para siswa putri
dalam kegiatan belajar mandiri yang termasuk kategori rendah; (2) jumlah
para siswa putra yang termasuk kategori tinggi dalam kegiatan belajar
mandiri lebih banyak daripada jumlah para siswa putri; (3) secara
keseluruhan disimpulkan bahwa jumlah para siswa putra dan putri yang
termasuk kategori rendah dalam kegiatan belajar mandiri lebih banyak
29
B. Pembahasan Hasil Penelitian
Hasil penelitian tingkat kegiatan belajar mandiri para siswa putra dan
putri kelas VIII SMP Taman Dewasa Jetis Yogyakarta Tahun Ajaran
2007/2008 menunjukkan:
1. Jumlah para siswa putra yang termasuk kategori tinggi dalam kegiatan
belajar mandiri lebih banyak daripada jumlah para siswa putra yang
termasuk kategori rendah.
2. Jumlah para siswa putri yang termasuk kategori rendah dalam kegiatan
belajar mandiri lebih banyak daripada jumlah para siswa putri yang
termasuk kategori tinggi.
Masih ada siswa (baik putra maupun putri) yang rendah dalam kegiatan
belajar mandiri. Kegiatan belajar mandiri merupakan usaha tiap siswa untuk
menyelesaikan tugas-tugas pendidikannya. Para siswa yang masih rendah
tingkat kegiatan belajar mandiri perlu menyusun jadwal belajar dan mulai
belajar mandiri secara tetap dengan menggunakan berbagai sumber bahan,
antara lain menggunakan buku catatan tiap mata pelajaran; menggunakan
buku pelajaran; menggunakan buku kamus; menggunakan buku ilmu; cara
menggunakan bahan rekaman; menggunakan siaran radio dan televisi; dan
menggunakan masyarakat.
Guru pembimbing dapat membantu mereka mengenai cara
menggunakan sumber bahan tertulis melalui kegiatan bimbingan belajar dan
30
SQ3R cara mengkaji isi bacaan. Langkah-langkah penggunaan metode SQ3R
menurut Robinson (1946 : 28 - 31) yaitu sebagai berikut:
a) Langkah orientasi (Survey/S) yaitu tahap siswa mengamati secara
keseluruhan untuk memperoleh suatu gambaran secara umum mengenai isi
dari setiap judul bahan pelajaran dengan cara memusatkan perhatian pada
tiap bagian dari judul bahan tersebut.
b) Langkah Bertanya (Question/Q) yaitu tahap siswa mengajukan
pertanyaan-pertanyaan berdasarkan hasil orientasi secara tertulis dari
bahan mata pelajaran yang telah dipelajari untuk dicari jawaban sendiri
secara lebih lanjut.
c) Langkah Membaca (Read/R) yaitu tahap siswa membaca suatu bahan mata
pelajaran secara berurutan mengikuti bahan tertulis untuk mencari jawaban
dari pertanyaan mengenai arti istilah, isi kalimat, isi alinea yang sudah ia
rumuskan. Tujuan kegiatan membaca ini adalah siswa memahami secara
terinci isi bacaan.
d) Langkah Merumuskan (Recite/R) yaitu tahap siswa merumuskan kembali
dalam bahasa sendiri. Pada tahap ini siswa dibiasakan bertanggungjawab
atas pengetahuan dan pengertian yang telah diperoleh dari bacaan, jika ada
kesalahan maka dengan mudah dan cepat diperbaiki.
e) Langkah Merangkum (Review/R) yaitu tahap siswa merangkum atau
memadukan semua bahan-bahan mata pelajaran yang sudah dirumuskan
menjadi satu keseluruhan dalam bentuk kata-kata, kalimat dan bahasa
31
pengertiannya tentang hubungan-hubungan isi bahan mata pelajaran satu
sama lain, juga dengan pengetahuan dan pengertian yang sudah dimiliki
sebelumnya.
Latihan melalui pelayanan bimbingan dan konseling belajar secara
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
Dalam bab ini akan dikemukakan mengenai kesimpulan hasil penelitian dan
saran-saran terhadap kegiatan bimbingan dan konseling belajar di sekolah.
A. Kesimpulan
1. Ada dua masalah penelitian yaitu (1) Bagaimana tingkat kegiatan belajar
mandiri para siswa putra kelas VIII SMP Taman Dewasa Jetis Yogyakarta
Tahun Ajaran 2007/2008? (2) Bagaimana tingkat kegiatan belajar mandiri
para siswa putri kelas VIII SMP Taman Dewasa Jetis Yogyakarta Tahun
Ajaran 2007/2008?
2. Sampel penelitian
Populasi penelitian terdiri dari para siswa putra dan putri kelas VIII
SMP Taman Dewasa Jetis Yogyakarta Tahun Ajaran 2007/2008 dengan
jumlah 172 siswa, yang terdiri dari 89 siswa putra dan 83 siswa putri.
Sampel penelitian adalah sampel insidental (sampel penelitian sebanyak
164 siswa, yang terdiri dari 86 siswa putra dan 78 siswa putri).
3. Hasil penelitian:
a. Jumlah para siswa putra yang termasuk kategori tinggi dalam kegiatan
belajar mandiri lebih banyak daripada jumlah para siswa putra yang
termasuk kategori rendah.
33
b. Jumlah para siswa putri yang termasuk kategori rendah dalam kegiatan
belajar mandiri lebih banyak daripada jumlah para siswa putri yang
termasuk kategori tinggi.
c. Jumlah para siswa putra maupun para siswa putri dalam kegiatan
belajar mandiri yang termasuk kategori rendah sama saja.
d. Jumlah para siswa putra yang termasuk kategori tinggi dalam kegiatan
belajar mandiri lebih banyak daripada jumlah para siswa putri.
e. Secara keseluruhan disimpulkan bahwa jumlah para siswa putra dan
putri yang termasuk kategori rendah dalam kegiatan belajar mandiri
lebih banyak daripada jumlah para siswa yang termasuk kategori
tinggi.
B. Saran
Hasil penelitian menunjukkan bahwa masih ada banyak siswa (baik
putra maupun putri) yang rendah dalam kegiatan belajar mandiri. Berkaitan
dengan hal itu dikemukakan saran sebagai berikut. Para siswa yang masih
rendah dalam kegiatan belajar mandiri mendapatkan layanan bimbingan dan
konseling belajar khususnya latihan penggunaan sumber belajar tertulis.
Latihan antara lain tentang kemahiran menggunakan metode SQ3R.
Langkah-langkah penggunaan metode SQ3R yaitu sebagai berikut:
a) Langkah orientasi (Survey/S) yaitu tahap siswa mengamati secara
34
dari setiap judul bahan pelajaran dengan cara memusatkan perhatian pada
tiap bagian dari judul bahan tersebut.
b) Langkah Bertanya (Question/Q) yaitu tahap siswa mengajukan
pertanyaan-pertanyaan berdasarkan hasil orientasi secara tertulis dari
bahan mata pelajaran yang telah dipelajari untuk dicari jawaban sendiri
secara lebih lanjut.
c) Langkah Membaca (Read/R) yaitu tahap siswa membaca suatu bahan mata
pelajaran secara berurutan mengikuti bahan tertulis untuk mencari jawaban
dari pertanyaan mengenai arti istilah, isi kalimat, isi alinea yang sudah ia
rumuskan. Tujuan kegiatan membaca ini adalah siswa memahami secara
terinci isi bacaan.
d) Langkah Merumuskan (Recite/R) yaitu tahap siswa merumuskan kembali
dalam bahasa sendiri. Pada tahap ini siswa dibiasakan bertanggungjawab
atas pengetahuan dan pengertian yang telah diperoleh dari bacaan, jika ada
kesalahan maka dengan mudah dan cepat diperbaiki.
e) Langkah Merangkum (Review/R) yaitu tahap siswa merangkum atau
memadukan semua bahan-bahan mata pelajaran yang sudah dirumuskan
menjadi satu keseluruhan dalam bentuk kata-kata, kalimat dan bahasa
sendiri. Dengan tahap ini siswa memperdalam pengetahuan dan
pengertiannya tentang hubungan-hubungan isi bahan mata pelajaran satu
sama lain, juga dengan pengetahuan dan pengertian yang sudah dimiliki
35
Latihan dilaksanakan dalam bentuk kelompok-kelompok siswa (tiga
36
DAFTAR PUSTAKA
Departemen Pendidikan Nasional Republik Indonesia. 2003. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional. Jakarta: Biro Hukum dan Organisasi Sekretariat Jenderal Departemen Pendidikan Nasional.
Furchan, Arief. 2004. Pengantar Penelitian Dalam Pendidikan. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Garrett, Henry. E. Statistic In Psychology And Education. London: Longmans Green and Co, Ltd.
Guilford, J.P. 1965. Fundamental Statistics In Psychology And Education. 4th. Ed.
New York: McGraw-Hill Book Company, Inc.
Hadi, Sutrisno. 2004. Statistika. Yogyakarta: Andi Offset.
Mujiman, Haris. 2007. Belajar Mandiri. Surakarta: Lembaga Pengembangan Pendidikan (LPP) dan UPT Penerbitan dan Percetakan UNS (UNS Press).
Peraturan Akademik Universitas Sanata Dharma Yogyakarta Tahun 2002.
Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 22 Tahun 2006 Tentang Standar Isi Untuk Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah.
Robinson, Francis P. 1946. Effective Study. New York: Harper & Brothers Publishers.
Sears, dkk. 1985. Psikologi Sosial. Jakarta: Erlangga.
Winkel, W.S. 1997. Bimbingan dan Konseling Belajar di Institusi Pendidikan. Jakarta: Grasindo.
37 Lampiran 1
KUESIONER
KEGIATAN BELAJAR MANDIRI Kata pengantar,
Pada kesempatan ini, kami memohon kesediaan anda untuk menjawab pernyataan-pernyataan dalam kuesioner ini. Maksud dari kuesioner ini adalah untuk mengetahui kegiatan belajar mandiri. Informasi yang anda berikan dengan menjawab kuesioner ini, akan diolah dan hasilnya akan digunakan untuk mengembangkan kegiatan bimbingan dan konseling yang akan membantu pengembangan diri anda.
Kuesioner ini bersifat rahasia, dan jawaban anda tidak akan mempengaruhi nilai rapor anda. Oleh karena itu, kami mengharapkan anda menjawabnya secara jujur, sesuai dengan pengalaman anda sendiri.
Atas bantuan anda, kami mengucapkan banyak terima kasih.
Identitas:
Kelas : ... Jenis kelamin : Laki-laki / Perempuan Tgl. Pengisian : ...
Petunjuk
a. Bacalah masing-masing pernyataan berikut dengan teliti. Kemudian tentukanlah seberapa sering anda alami dan melakukan hal-hal pada setiap butir angket ini. Alternatif jawabannya adalah sebagai berikut:
SLL : Selalu
BK : Banyak Kali
KK : Kadang-Kadang
TP : Tidak Pernah
b. Berilah tanda cek ( √ ) pada alternatif jawaban yang anda pilih pada kolom yang telah tersedia.
c. Periksa kembali jawaban anda, dan pastikan semua pernyataan sudah anda isi.
38
ALTERNATIF JAWABAN NO PERNYATAAN
SLL BK KK TP
1 Saya menghafalkan bahan pelajaran dari buku catatan saya.
2 Saya menghafalkan bahan pelajaran dari buku catatan bersama teman-teman.
3 Saya merumuskan kembali pengertian bahan pelajaran dari buku catatan.
4
Saya merumuskan kembali pengertian bahan
pelajaran dari buku catatan bersama
teman-teman.
5 Saya berlatih ulang soal-soal pelajaran dari buku catatan saya.
6 Saya berlatih ulang soal-soal pelajaran dari buku catatan bersama teman-teman.
7 Saya menghafalkan bahan pelajaran dari buku pelajaran saya.
8 Saya menghafalkan bahan pelajaran dari buku pelajaran bersama teman-teman.
9 Saya merumuskan kembali pengertian bahan pelajaran dari buku pelajaran.
10
Saya merumuskan kembali pengertian bahan
pelajaran dari buku pelajaran bersama
teman-teman.
11 Saya berlatih ulang soal-soal pelajaran dari buku pelajaran saya.
12 Saya berlatih ulang soal-soal pelajaran dari buku pelajaran bersama teman-teman.
39
dari buku kamus.
14 Saya mencari kosa kata baru atau istilah baru dari buku kamus bersama teman-teman.
15 Saya mencatat arti kata-kata baru atau istilah baru dari buku kamus.
16 Saya mencatat arti kata-kata baru atau istilah baru dari buku kamus bersama teman-teman.
17 Saya menghafalkan kosa kata baru atau istilah baru dari buku kamus.
18 Saya menghafalkan kosa kata baru atau istilah baru dari buku kamus bersama teman-teman.
19 Saya merumuskan kembali pengertian kosa kata baru atau istilah baru dari buku kamus.
20
Saya merumuskan kembali pengertian kosa
kata baru atau istilah baru dari buku kamus
bersama teman-teman.
21 Saya menghafalkan bahan pelajaran dari buku ilmu yang saya baca.
22 Saya menghafalkan bahan pelajaran dari buku ilmu yang saya baca bersama teman-teman.
23 Saya merumuskan kembali pengertian bahan pelajaran dari buku ilmu yang saya baca.
24
Saya merumuskan kembali pengertian bahan
pelajaran dari buku ilmu yang saya baca
bersama teman-teman.
25 Saya berlatih ulang soal-soal pelajaran dari buku ilmu yang saya baca.
26
Saya berlatih ulang soal-soal pelajaran dari
buku ilmu yang saya baca bersama
40
27 Saya mendengarkan bahan pelajaran dari bahan rekaman saya.
28 Saya mendengarkan bahan pelajaran dari bahan rekaman bersama teman-teman.
29 Saya menghafalkan bahan pelajaran dari bahan rekaman saya.
30 Saya menghafalkan bahan pelajaran dari bahan rekaman bersama teman-teman.
31 Saya merumuskan kembali isi bahan pelajaran dari bahan rekaman saya.
32
Saya merumuskan kembali isi bahan
pelajaran dari bahan rekaman bersama
teman-teman.
33 Saya berlatih kembali bahan pelajaran dari bahan rekaman saya.
34 Saya berlatih kembali bahan pelajaran dari bahan rekaman bersama teman-teman.
35 Saya mendengarkan siaran berita di radio yang berkaitan dengan bahan pelajaran.
36
Saya mendengarkan siaran berita di radio
yang berkaitan dengan bahan pelajaran
bersama teman-teman.
37 Saya mendengarkan siaran pendidikan di radio yang berkaitan dengan bahan pelajaran.
38
Saya mendengarkan siaran pendidikan di
radio yang berkaitan dengan bahan pelajaran
bersama teman-teman.
39 Saya melihat acara berita di televisi yang berkaitan dengan bahan pelajaran.
41
berkaitan dengan bahan pelajaran bersama
teman-teman.
41
Saya melihat acara siaran pendidikan di
televisi yang berkaitan dengan bahan
pelajaran.
42
Saya melihat acara siaran pendidikan di
televisi yang berkaitan dengan bahan
pelajaran bersama teman-teman.
43 Saya mengamati objek yang berhubungan dengan bahan pelajaran.
44
Saya mengamati objek yang berhubungan
dengan bahan pelajaran bersama
teman-teman.
45 Saya mencatat informasi tentang objek yang berhubungan dengan bahan pelajaran.
46
Saya mencatat informasi tentang objek yang
berhubungan dengan bahan pelajaran bersama
teman-teman.
47 Saya mengolah informasi tentang objek yang berhubungan dengan bahan pelajaran.
48
Saya mengolah informasi tentang objek yang
berhubungan dengan bahan pelajaran bersama
teman-teman.
49
Saya menyusun kesimpulan berdasarkan
pengolahan informasi tentang objek yang
berhubungan dengan bahan pelajaran.
50
Saya menyusun kesimpulan berdasarkan
pengolahan informasi tentang objek yang
berhubungan dengan bahan pelajaran bersama
42 Lampiran 2
Tabel 6. Perhitungan Koefisien Korelasi Skor Genap-Gasal Kuesioner Untuk Korelasi Reliabilitas
45 1. Hasil Perhitungan Reliabilitas Kuesioner
46
{
80113016 76457536}{
51355616 49084036}
61260464
2. Hasil Perhitungan Validitas Kuesioner 75
3. Hasil Perhitungan Mean