TINGKAT TANGGUNG JAWAB MAHASISWA BIMBINGAN DAN KONSELING ANGKATAN 2017
YANG BERASAL DARI LUAR YOGYAKARTA
DALAM MENJALANKAN TUGASNYA SEBAGAI MAHASISWA (Studi Deskriptif Kuantitatif pada Mahasiswa Angkatan 2017 Program Studi Bimbingan dan Konseling Universitas Sanata Dharma)
Skripsi
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Bimbingan dan Konseling
Oleh:
Teguh Waluyo 161114047
PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING JURUSAN ILMU PENDIDIKAN
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2020
i
TINGKAT TANGGUNG JAWAB MAHASISWA BIMBINGAN DAN KONSELING ANGKATAN 2017
YANG BERASAL DARI LUAR YOGYAKARTA
DALAM MENJALANKAN TUGASNYA SEBAGAI MAHASISWA (Studi Deskriptif Kuantitatif pada Mahasiswa Angkatan 2017 Program Studi Bimbingan dan Konseling Universitas Sanata Dharma)
Skripsi
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Bimbingan dan Konseling
Oleh:
Teguh Waluyo 161114047
PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING JURUSAN ILMU PENDIDIKAN
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2020
iv
HALAMAN MOTTO
Setiap hembusan nafas yang diberikan Allah padamu bukan hanya berkah, tapi juga tanggung jawab
{Anonim}
“Mulailah dari tempatmu berada, Gunakan yang kau punya, Lakukan yang kau bisa”
{Teguh Waluyo}
v
HALAMAN PERSEMBAHAN
Karya skripsi ini saya persembahkan kepada:
Allah SWT yang senantiasa melimpahkan rahmatnya dengan memberikan kekuatan dan pertolongan sehingga saya dapat menyelesaikan tugas akhir
dengan baik.
Kedua orang tua saya Bapak.Samiarjo dan Ibu.Jumarti yang telah memberikan dukungan penuh dengan terus memotivasi saya serta kakak
saya Mbak.Eli dan Mas.Aji yang selalu memberikan saya semangat dalam menyelesaikan skripsi ini.
Keluarga besar yang selalu mendukung serta mendoakan dan mensuport saya untuk melaui proses ini.
Setiap orang yang berperan menjadi guru dan sahabat bagi saya, sehingga
saya mampu melewati proses dengan baik.
viii
ABSTRAK
TINGKAT TANGGUNG JAWAB MAHASISWA BIMBINGAN DAN KONSELING ANGKATAN 2017
YANG BERASAL DARI LUAR YOGYAKARTA
DALAM MENJALANKAN TUGASNYA SEBAGAI MAHASISWA
Teguh Waluyo Universitas Sanata Dharma
Yogyakarta 2020
Penelitian ini bertujuan untuk: 1) mendeskripsikan Tingkat Tanggung Jawab Mahasiswa Bimbingan dan Konseling Angkatan 2017 yang Berasal Dari Luar Yogyakarta Dalam Menjalankan Tugasnya Sebagai Mahasiswa yang diukur dengan Menggunakan Kuesioner Tingkat Tanggung Jawab; 2) menawarkan usulan topik pendampingan berdasarkan capaian butir item yang sangat rendah.
Jenis penelitian ini adalah kuantitatif dengan pendekatan deskriptif. Subjek penelitian adalah mahasiswa Program Studi Bimbingan dan Konseling Angkatan 2017 yang berasal dari luar Yogyakarta dengan jumlah 66 mahasiswa.
Pengumpulan data pada penelitian ini menggunakan Kuesioner Tingkat Tanggung Jawab yang berjumlah 76 item. Nilai koefisien reliabilitas instrumen menggunakan pendekatan Alpha Cronbach (α) sebesar 0,931. Teknik analisis data menggunakan statistik deskriptif kategorisasi, yaitu sangat tinggi, tinggi, sedang, rendah dan sangat rendah.
Hasil penelitian adalah sebagai berikut: 1) 66 mahasiswa (100%) memiliki tingkat tanggung jawab yang sangat tinggi, 0 mahasiswa (0%) memiliki tingkat tingkat tanggung jawab yang tinggi, sedang, rendah dan sangat rendah. 2) butir pengukuran item kuesioner tingkat tanggung jawab berada dalam kategori sangat rendah dengan jumlah 0 item (0%), kategori rendah dengan jumlah 0 item (0%), kategori sedang dengan jumlah 4 item (8%), kategori tinggi dengan jumlah 41 item (79%) dan sangat tinggi dengan jumlah 7 item (13%). Tingkat tanggung jawab mahasiswa Program Studi Bimbingan dan Konseling Angkatan 2017 yang Berasal Dari Luar Yogyakarta tergolong sangat tinggi dengan perolehan skor 100% atau 66 mahasiswa.
Kata kunci: tanggung jawab, mahasiswa luar Yogyakarta.
ix ABSTRACT
THE RESPONSIBILITY LEVEL OF 2017’S GUIDANCE AND COUNSELING STUDENTS THAT ORIGINATED FROM OUTSIDE
YOGYAKARTA IN CARRYING OUT THEIR DUTY AS STUDENTS
Teguh Waluyo Sanata Dharma University
Yogyakarta 2020
The aim of this study was to: 1) describe the Responsibility Level of 2017’s Guidance and Counseling Students who originated from outside Yogyakarta in carrying out their duties as students measured using the Responsibility Level Questionnaire; 2) offer proposals on mentoring topics based on the very low scored items.
The type of this research is quantitative with a descriptive approach. The research subjects were the 2017’s students Guidance and Counseling Study Program from outside Yogyakarta with total number 66 students. The data collection in this study used a 76 items Questionnaire on Responsibility Level. The instrument reliability coefficient measured using the Alpha Cronbach (α) approach of 0.931. The data analysis technique used was descriptive categorization statistics, which were very high, high, medium, low and very low.
The results of the study are as follows: 1) 66 students (100%) have very high levels of responsibility, 0 students (0%) have high, medium, low and very low levels of responsibility. 2) the measurement of the responsibility level questionnaire items shows that there is none (0%) of item in the very low and low category, there are 4 items (8%) in the medium category, and 41 items (79%) in the high category, and 7 items (13%) in the very high category. The responsibility level of the 2017’s Guidance and Counseling Study Program Students who originated from Outside Yogyakarta is classified as very high with a score of 100% of 66 students.
Keywords: responsibility, students from outside Yogyakarta.
x
KATA PENGANTAR
Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas segala berkat, kasih dan karunia-Nya, sehingga peneliti dapat menyelesaikan tugas akhir skripsi untuk memperoleh gelar sarjana pendidikan dari Program Studi Bimbingan dan Konseling. Peneliti menyelesaikan tugas akhir dengan judul “tingkat tanggung jawab mahasiswa bimbingan dan konseling angkatan 2017 yang berasal dari luar Yogyakarta dalam menjalankan tugasnya sebagai mahasiswa”. Selama penelitian tugas akhir ini, peneliti menyadari bahwa banyak pihak yang telah membantu, mendukung dan membimbing peneliti. Oleh karena itu, peneliti ingin mengucapkan terimakasih kepada:
1. Dr. Yohanes Harsoyo, S.Pd., M.Si. Selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sanata Dharma.
2. Dr. Yohanes Heri Widodo, M.Psi. Selaku Ketua Program Studi Bimbingan dan Konseling yang telah membantu dalam memperlancar pengerjaan skripsi.
3. Prias Hayu Purbaning Tyas M.Pd. Selaku Wakil Ketua serta dosen pembimbing skripsi yang sangat berperan aktif atas kelancaran skripsi, memberikan banyak waktunya, memberikan masukan dan mendorong saya untuk melangkah maju lebih baik.
4. Bapak/Ibu dosen Program Studi Bimbingan dan Konseling yang telah
membimbing dan memberikan ilmu pengetahuannya kepada peneliti, serta
Mas Moko yang senantiasa setia membantu peneliti dalam menyelesaikan
segala administrasi yang peneliti perlukan selama perkuliahan ini.
xii
DAFTAR ISI
HALAMAN SAMPUL ... i
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ... ii
HALAMAN PENGESAHAN ... iii
HALAMAN MOTTO ... iv
HALAMAN PERSEMBAHAN ... v
HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ... vi
HALAMAN PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI... vii
ABSTRAK ... viii
ABSTRACT ... ix
KATA PENGANTAR ... x
Daftar Isi ... xii
Daftar Tabel ... xiv
Daftar Gambar ... xv
Daftar Lampiran ... xvi
BAB I PENDAHULUAN ... 1
A. Latar Belakang Masalah ... 1
B. Identifikasi Masalah ... 6
C. Batasan Masalah ... 7
D. Rumusan Masalah ... 8
E. Tujuan Penelitian ... 8
F. Manfaat Penelitian ... 8
1. Manfaat Teoritis ... 8
2. Manfaat Praktis ... 9
G. Batasan Istilah ... 10
1. Tanggung Jawab ... 10
2. Dewasa Awal ... 10
3. Tugas Mahasiswa ... 10
BAB II KAJIAN PUSTAKA ... 11
A. Hakikat Tanggung Jawab ... 11
1. Pengertian Tanggung Jawab ... 11
2. Prinsip-prinsip Tanggung Jawab ... 13
3. Fungsi Tanggung Jawab ... 13
4. Macam-macam Tanggung Jawab ... 14
5. Aspek-aspek Tanggung Jawab ... 15
6. Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Tanggung Jawab... 20
B. Hakikat Mahasiswa Yang Sedang Menjalani Masa Dewasa Awal .... 22
1. Pengertian Perkembangan Mahasiswa Pada Masa Dewasa Awal... 22
2. Ciri-ciri Mahasiswa Yang Sedang Menjalani Masa Dewasa Awal ... 23
3. Tugas Perkembangan Masa Dewasa Awal ... 25
C. Hakikat Tugas Mahasiswa ... 26
1. Pengertian Tugas Mahasiswa ... 26
2. Kewajiban Mahasiswa Dalam Perkuliahan ... 27
D. Kajian penelitian yang relevan ... 28
E. Kerangka pikir ... 29
xiii
BAB III METODE PENELITIAN ... 31
A. Jenis Penelitian ... 31
B. Tempat dan Waktu Penelitian ... 32
C. Subjek Penelitian ... 32
D. Teknik dan Instrumen Pengumpulan Data ... 33
1. Teknik Pengumpulan Data ... 33
2. Instrumen Pengumpulan Data ... 34
E. Validitas dan Reliabilitas Instrumen ... 35
1. Validitas Instrumen ... 35
2. Reliabilitas Instrumen ... 36
F. Teknik Analisis Data ... 38
1. Analisis Deskriptif ... 38
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 45
A. Hasil Penelitian ... 45
1. Hasil Tingkat Tanggung Jawab ... 45
2. Usulan topik pendampingan ... 47
B. Pembahasan ... 48
1. Deskripsi Tingkat Tanggung Jawab ... 48
2. Deskripsi Butir Pengukuran Tingkat Tanggung Jawab ... 52
BAB V PENUTUP ... 59
A. Simpulan ... 59
B. Keterbatasan Penelitian ... 59
C. Saran ... 60
1. Bagi Program Studi Bimbingan dan Konseling ... 60
2. Bagi Peneliti Lain ... 60
DAFTAR PUSTAKA ... 61
DAFTAR LAMPIRAN ... 63
xiv
DAFTAR TABEL
Tabel 3.1 Jumlah Responden ... 32
Tabel 3.2 Kriteria Guilfrod ... 37
Tabel 3.3 Hasil Uji Reliabilitas Case Processing Semmary... 38
Tabel 3.4 Norma Skoring Tingkat Tanggung Jawab... 40
Tabel 3.5 Penentuan Kriteria Tingkat Tanggung Jawab Secara Keseluruhan ... 40
Tabel 3.6 Norma Kategorisasi Tingkat Tanggung Jawab ... 41
Tabel 3.7 Penentuan Kriteria Item Tingkat Tanggung Jawab Secara Keseluruhan .. 42
Tabel 3.8 Norma Kategorisasi Item Tingkat Tanggung Jawab ... 43
Tabel 4.1 Kategorisasi Hasil Tingkat Tanggung Jawab ... 45
Tabel 4.2 Penggolongan Item Tanggung Jawab ... 47
Tabel 4.3 Topik yang Relevam untuk Menjaga Konsistensi Tanggung Jawab ... 55
xv
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.0 kerangka pikir ... 30
Gambar 3.1 Rumus Pearson Product Moment ... 36
Gambar 3.2 Rumus Alpha Cronbach ... 37
Gambar 4.1 Diagram Kategorisasi Tingkat Tanggung Jawab ... 46
xvi
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Kisi-kisi Kuesioner Tingkat tanggung jawab ... 64
Lampiran 2 Kuesioner Tingkat Tanggung Jawab ... 66
Lampiran 3 Tabulasi Data Tingkat Tanggung Jawab ... 71
Lampiran 4 Validitas Kuesioner Tingkat Tanggung Jawab ... 74
Lampiran 5 Reliabilitas Kuesioner Tingkat Tanggung Jawab ... 77
1
BAB I PENDAHULUAN
Pada bab ini, berisikan tentang latar belakang masalah, identifikasi masalah, pembatasan masalah, rumusan penelitian, manfaat penelitian dan batasan istilah.
A. Latar Belakang
Tanggung jawab adalah suatu kewajiban untuk melakukan atau menyelesaikan suatu tugas. Orang yang memiliki tanggung jawab akan mengerjakan tugas-tugasnya dengan sebaik mungkin dan tidak akan menyalahkan orang lain ketika melakukan kesalahan. Kamus Bahasa Indonesia (KBI) mendefinisikan tugas adalah sesuatu yang wajib dikerjakan atau yang ditentukan untuk dilakukan, pekerjaan yang menjadi tanggung jawab seseorang atau pekerjaan yang dibebankan. Tugas biasanya diberikan oleh seseorang, atau ditentukan sendiri berdasarkan keadaan yang sedang dihadapi. Suatu tugas memiliki konsekuensi yang berwujud penerimaan hukuman apabila tugas tidak dilaksanakan secara benar.
Wujud nyata dari tanggung jawab adalah mengerjakan tugas dengan sebaik mungkin dan mencapai tujuan yang diinginkan serta berani menerima konsekuensi atau resiko dari setiap tindakan yang dilakukan.
Dengan demikian, yang dimaksud dengan tanggung jawab adalah
melaksanakan tugas dan kewajiban terhadap diri sendiri, masyarakat,
lingkungan (alam, sosial, dan budaya), Negara, dan Tuhan Yang Maha
Esa. (Yaumi, 2014: 114). Tanggung jawab sangat berperan penting terhadap kesuksesan kehidupan kelak. Tanpa tanggung jawab, individu akan menemui kesulitan dalam bermasyarakat.
Mahasiswa sebagai seorang individu yang sudah tergolong dewasa pada umumnya sudah mampu menjalani peran dan tanggung jawabnya.
Seorang individu semakin bertambah usianya tentu semakin bertambah besar tanggung jawabnya. Mereka justru merasa tertantang untuk membuktikan dirinya sebagai seorang pribadi dewasa yang mandiri.
Segala urusan ataupun masalah yang dialami dalam hidupnya sedapat mungkin akan ditangani sendiri tanpa bantuan orang lain, termasuk orang tua. Berbagai pengalaman baik yang berhasil maupun yang gagal dalam menghadapi suatu masalah akan dapat dijadikan pelajaran berharga guna membentuk seseorang untuk menjadi pribadi yang matang, tangguh, dan bertanggung jawab terhadap masa depannya.
Pada kenyataannya, mahasiswa pada saat ini masih banyak yang belum menerapkan secara penuh rasa tanggung jawab dalam dirinya.
Mahasiswa sering kali meremehkan apa yang sudah menjadi tanggung
jawabnya sebagai orang yang sedang menempuh pendidikan di perguruan
tinggi. Sering kali mereka tidak sadar akan tanggung jawabnya menjadi
seorang mahasiswa yang seharusnya memberi contoh sikap yang baik bagi
orang lain diluar sana yang belum bisa menempuh pendidikan di
Perguruan Tinggi. Menumbuhkan rasa tanggung jawab tidaklah
mudah, dilain pihak tanggung jawab bagi mahasiswa sangatlah
berpengaruh terhadap keberhasilan akademik dan masa depan kelak.
Tugas-tugas mahasiswa seperti percaya diri dalam melaksanakan tugas- tugas secara mandiri, tanggung jawab atas apa yang dilakukannya, mampu mengambil keputusan dan inisiatif untuk menghadapi masalah, mengendalikan emosi, mengerjakan tugas secara bersungguh-sungguh, berani menanggung konsekuensi dari sikap, perkataan dan perilaku, menyelesaikan semua kewajibannya dengan tepat waktu.
Universitas Sanata Dharma sering dikatakan Indonesia kecil karena banyak sekali mahasiswa dari berbagai daerah seperti Sumatera, Kalimantan, Sulawesi, Jawa, NTB, NTT, Papua dan Bali yang menjalani perkuliahan di kampus Universitas Sanata Dharma Yogyakarta. Di Universitas Sanata Dharma Yogyakarta banyak sekali mahasiswa yang berasal dari luar Yogyakarta, terkhusus di Program Studi Bimbingan dan Konseling banyak sekali mahasiswa dari luar Yogyakarta yang masih memiliki tanggung jawab untuk menyelesaikan tugasnya sebagai mahasiswa.
Mahasiswa yang berasal dari Yogyakarta dan luar Yogyakarta
memiliki tanggung jawab yang sangat besar untuk bisa menjadi orang
yang berhasil. Berbagai tuntutan dari orang tua ataupun keluarga,
penyesuaian diri, hidup mandiri dikota yang berbeda dengan tempat
asalnya dari segi budaya dan lingkungan sosial membuatnya merasa
kesulitan. Terlebih mereka harus melakukan apa yang menjadi tuntutan,
tujuan dan tanggung jawab untuk masa depannya. Mahasiswa dari luar
Yogyakarta justru memiliki tanggung jawab yang lebih berat ketika mereka harus jauh dari orang tua dan memaksa dirinya untuk hidup mandiri dengan semua tugas yang harus dilaksanakan. Setiap mahasiswa pasti memiliki tugas yang wajib dikerjakan demi nilai akademik yang baik untuk membuat orang tua dan keluarganya bangga.
Mahasiswa yang berasal atau berdomisili di kota Yogyakarta dapat dengan mudah menyesuaikan diri dengan lingkungan, selain itu dilihat segi budaya mereka sudah terbiasa dengan budaya dan kebiasaan orang- orang di Yogyakarta sehingga tidak sulit bagi mereka untuk membangun relasi dengan orang yang belum dikenal. Mahasiswa yang berasal dari Yogyakarta juga masih terpantau oleh orangtua dan keluarga hal ini yang menjadikan sedikit kemungkinan mahasiswa yang berasal dari Yogyakarta tidak mengabaikan kewajiban sebagai mahasiswa atau tugas kuliah.
Sebagai contoh mahasiswa yang bangun kesiangan saat kuliah pagi, orang tua di rumah masih bisa membangunkan dan mengingatkan untuk segera pergi kuliah. Berbeda dengan mahasiswa yang merantau atau tinggal di kos-kos an ketika bangun kesiangan tidak ada yang membangunkan ataupun mengingatkan, sehingga kemungkinan besar akan sering sekali terlambat dan keterlambatan ini bisa mempengaruhi nilai akademik mahasiswa sendiri.
Hal ini dibuktikan melalui hasil mewawancara peneliti kepada
mahasiswa Bimbingan dan Konseling di Program Studi Bimbingan dan
Konseling Universitas Sanata Dharma angkatan 2017 yang berasal dari
luar Yogyakarta. Peneliti mewawancarai 10 orang mahasiswa dengan pertanyaan sebagai berikut: “mana yang kamu dahulukan mengerjakan tugas atau bermain?”. Peneliti menemukan bahwa ada mahasiswa yang masih kurang memiliki tanggung jawab. Selain itu, Salah satu pernyataan yang didapat oleh peneliti dari hasil wawancara dengan mahasiswa Bimbingan dan Konseling angkatan 2017, ada banyak mahasiswa yang mengambil Program Studi Bimbingan dan Konseling bukan karena atas keinginan dari hati melainkan karena tuntutan dari keluarganya. Hal ini menjadi salah satu kemungkinan kurangnya tanggung jawab mahasiswa dalam mengerjakan tugas kuliah, karena mahasiswa kuliah tidak sesuai dengan keinginan maka mahasiswa tersebut tidak maksimal dalam mengerjakan tugasnya.
Masih ditemukan banyak mahasiswa dari luar Yogyakarta yang
kurang menerapkan sikap tanggung jawab akan setiap tugasnya. Banyak
mahasiswa yang kurang merasa akan pentingnya adanya tugas dan disini
mahasiswa masih meremehkan tugas, seperti ada yang hanya mengerjakan
tugas dengan copy paste dari artikel atau jurnal yang sudah ada, ada yang
hanya menyalin pekerjaan teman, bahkan dengan rasa tidak berdosa ada
yang sampai sama sekali tidak mengerjakan padahal itu semua sudah
menjadi tanggung jawabnya sebagai mahasiswa. Pada tahun ini mahasiswa
angkatan 2017 sudah memasuki semester akhir yang artinya harus
meningkatkan tanggung jawab yang lebih tinggi baik dalam pengelolaan
waktu, pengerjaan tugas, dan proses penyusunan skripsi sehingga mahasiswa mampu menyelesaikannya dengan baik tanpa terhambat
Dalam hal ini mahasiswa yang berasal dari Yogyakarta pun masih sering melakukan hal-hal yang sudah diperjelas pada paragrap sebelumnya, namun peneliti ingin lebih fokus kepada mahasiswa yang berasal dari luar Yogyakarta, selain itu peneliti ingin lebih mencari tahu seberapa besar tanggung jawab dalam menjalankan tugas sebagai mahasiswa. Dari sini peneliti memilih untuk melaksanakan suatu penelitian yang membahas suatu fenomena dengan “tingkat tanggung jawab mahasiswa bimbingan dan konseling angkatan 2017 yang berasal dari luar Yogyakarta dalam menjalankan tugasnya sebag ai mahasiswa”.
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan pada latar belakang, dapat diidentifikasi masalah sebagai berikut:
1. Mahasiswa Program Studi Bimbingan dan Konseling Universitas Sanata Dharma angkatan 2017 yang berasal dari luar Yogyakarta mulai terbiasa menunda tugas-tugas, karena faktor lingkungan yang mempengaruhi individu tersebut.
2. Mahasiswa Program Studi Bimbingan dan Konseling Universitas
Sanata Dharma angkatan 2017 yang berasal dari luar Yogyakarta
kurang bersungguh-sungguh dan tergesa-gesa dalam mengerjakan
tugas kuliah sehingga mendapatkan hasil yang tidak maksimal.
3. Mahasiswa Program Studi Bimbingan dan Konseling Universitas Sanata Dharma angkatan 2017 yang berasal dari luar Yogyakarta kurang berani menanggung resiko ketika mengerjakan tugas secara mandiri.
4. Mahasiswa Program Studi Bimbingan dan Konseling Universitas Sanata Dharma angkatan 2017 yang berasal dari luar Yogyakarta kurang membiasakan diri untuk mandiri dalam melakukan tugas-tugas, atau terbiasa mengandalkan orang lain dalam menjalankan kewajibannya.
5. Mahasiswa Program Studi Bimbingan dan Konseling Universitas Sanata Dharma angkatan 2017 yang berasal dari luar Yogyakarta sering mengerjakan tugas dengan copy paste.
C. Batasan Masalah
Dalam penelitian ini, fokus kajian diarahkan untuk menjawab masalah-masalah yang teridentifikasi khususnya pada poin 3 dan 4.
Terkait dengan masalah tingkat tanggung jawab dari mahasiswa Program
Studi Bimbingan dan Konseling angkatan 2017 Universitas Sanata
Dharma yang berasal dari luar Yogyakarta dalam menjalankan tugasnya
sebagai mahasiswa.
D. Rumusan Masalah
Pertanyaan yang akan dijawab dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Seberapa tinggi tingkat tanggung jawab dari mahasiswa Program Studi Bimbingan dan Konseling Universitas Sanata Dharma angkatan 2017 yang berasal dari luar Yogyakarta dalam menjalankan tugasnya sebagai mahasiswa?
2. Usulan topik pendampingan apa sajakah yang bisa ditawarkan berdasarkan capaian butir item yang sangat rendah?
E. Tujuan Penelitian
Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Mendeskripsikan tingkat tanggung jawab dari mahasiswa Program Studi Bimbingan dan Konseling Universitas Sanata Dharma angkatan 2017 yang berasal dari luar Yogyakarta dalam mengerjakan tugas.
2. Menawarkan usulan topik pendampingan berdasarkan capaian butir item yang sangat rendah.
F. Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi berbagai pihak:
1. Manfaat Teoritis
Penelitian ini diharapkan mampu memberikan sumbangan
ilmu pengetahuan khususnya mengenai tingkat tanggung jawab dari
mahasiswa Program Studi Bimbingan dan Konseling angkatan 2017 Universitas Sanata Dharma yang berasal dari luar Yogyakarta.
2. Manfaat Praktis a. Bagi Peneliti Sendiri
Hasil penelitian ini dapat menambah wawasan baru mengenai tanggung jawab yang harus dimiliki mahasiswa Program Studi Bimbingan dan Konseling, sebagai calon guru yang harus memiliki kualitas pribadi konselor dan memahami Standar Kualifikasi Akademik dan kompetensi konselor.
b. Bagi Dosen
Dosen Program Studi Bimbingan dan Konseling Universitas Sanata Dharma dapat memberi pendekatan dan ruang yang lebih kepada mahasiswa untuk menjaga serta meningkatkan konsistensi tingkat tanggung jawab mahasiswa angkatan 2017 yang berasal dari luar Yogyakarta dalam menjalankan tugasnya sebagai mahasiswa dengan mengikutsertakan seluruh mahasiswa dalam kegiatan program studi.
c. Bagi Peneliti Lain
Hasil penelitian ini dapat dijadikan referensi dalam bidang
penelitian mengenai tanggung jawab mahasiswa dalam bidang
akademik.
G. Batasan istilah
1. Tanggung Jawab
Tanggung jawab (responsibility) adalah suatu tugas atau kewajiban untuk melakukan atau menyelesaikan tugas dengan penuh kepuasan (yang diberikan oleh seseorang, atau atas janji atau komitmen sendiri) yang harus dipenuhi seseorang, dan yang memiliki konsekuen hukuman terhadap kegagalan.
2. Dewasa Awal
Masa dewasa awal secara umum berada dalam rentang usia antara ± 18 tahun sampai ± 40 tahun. Masa dewasa awal secara umum adalah masa pemantapan diri dalam pola hidup baru dan sudah saatnya untuk melaksanakan tanggung jawab.
3. Tugas Mahasiswa
Tugas mahasiswa yaitu diharapkan mampu untuk
menyelesaikan administratif yang telah ditetapkan oleh kampus,
supaya bisa menjalankan perkuliahannya dengan baik. Mahasiswa
berkewajiban datang kuliah tepat waktu, mahasiswa wajib mengikuti
kegiatan perkuliahan 75 persen dari jumlah jam pertemuan nyata
dalam 1 semester dan mahasiswa dinyatakan lulus dari program pasca
sarjana (S1) jika sudah mengambil minimal 144 sks.
11
BAB II KAJIAN PUSTAKA
Dalam bab ini dipaparkan uraian mengenai hakikat tanggung jawab, hakikat dewasa awal dan hakikat tugas.
A. Hakikat Tanggung Jawab 1. Pengertian Tanggung Jawab
Menurut Mustari (2014), bertanggung jawab adalah sikap dan perilaku seseorang untuk melaksanakan tugas dan kewajibannya sebagai mana yang seharusnya dia lakukan, terhadap diri sendiri, masyarakat, lingkungan (alam, sosial, dan budaya), negara dan Tuhan.
Menurut Iriyanto (2015), tanggung jawab adalah komitmen kita dalam bertindak, yang dilanjutkan dengan melaksanakan tindakan tersebut, dan mengakui bahwa kitalah yang harus melakukan tindakan tersebut.
Menurut Nashir (2013), orang yang memiliki tanggung jawab
adalah orang yang melakukan apa yang hendak dilakukan, memiliki
rencana untuk mencapai tujuan hidup, tekun dalam menjalankan
kewajibannya, terus mencoba dan tidak putus asa, selalu melakukan
yang terbaik, mampu mengontrol diri, memiliki disiplin diri, berpikir
sebelum bertindak, mempertimbangkan konsekuensi yang ada,
tanggung jawab atas (kata-kata, tindakan, sikap), dan memberikan
contoh yang baik bagi orang lain.
Samani & Hariyanto (2012) tanggung jawab adalah orang yang melakukan tugas dengan sepenuh hati, bekerja dengan etos kerja yang tinggi, berusaha keras untuk mencapai prestasi terbaik (giving the best), mampu mengontrol diri dan mengatasi stress berdisiplin diri,
akuntabel terhadap pilihan dan keputusan yang diambil.
Yaumi (2014) menyatakan bahwa tanggung jawab adalah suatu tugas dan kewajiban untuk dilakukan atau diselesaikan dengan penuh kepuasan, yang diberikan oleh seseorang atas janji atau keinginan sendiri, dan memiliki konsekuensi hukuman terhadap kegagalan.
Menurut Lickona (2014), tanggung jawab adalah sisi aktif moralitas. Tanggung jawab meliputi peduli terhadap diri sendiri dan orang lain, memenuhi kewajiban, memberi kontribusi terhadap masyarakat, meringankan penderitaan orang lain, dan menciptakan dunia yang lebih baik.
Dari pendapat-pendapat di atas peneliti menyimpulkan bahwa
tanggung jawab adalah sikap dan perilaku seseorang untuk
melaksanakan tugas dan kewajibannya, meliputi peduli terhadap diri
sendiri dan orang lain, memenuhi kewajiban, memberi kontribusi
terhadap masyarakat, meringankan penderitaan orang lain, dan
menciptakan dunia yang lebih baik.
2. Prinsip-prinsip Tanggung Jawab
Prinsip-prinsip tanggung jawab sangatlah penting untuk diketahui.
Natalie Douglass (Lickona, 2014: 77) menjelaskan bahwa ada 5 prinsip tanggung jawab, yaitu :
a. bertanggung jawab atas perilaku.
b. bertanggung jawab atas pembelajaran.
c. bertanggung jawab untuk menghormati orang lain.
d. bertanggung jawab untuk mendukung ruang kelas dan kampus . e. bertanggung jawab pada lingkungan.
Berdasarkan penjelasan di atas peneliti mernyimpulkan bahwa setiap individu (mahasiswa) harus memiliki prinsip-prinsip tanggung jawab agar dalam mengontrol perilaku, menerima konsekuensi, menghargai pembelajaran atau ilmu yang diberikan oleh dosen, memperlakukan orang dengan tenggang rasa dan sikap hormat, menjaga suasana agar tetap kondusif, mencintai lingkungan dan memperlakukan lingkungan dengan baik.
3. Fungsi Tanggung Jawab
Individu yang memiliki karakter tanggung jawab memiliki fungsi yang dapat bermanfaat bagi diri dia sendiri dan orang lain (Suyadi, 2013: 65-195). Beberapa fungsi tanggung jawab yaitu:
a. Individu yang memiliki tanggung jawab yang tinggi dapat
berbagi kepada mereka yang kurang pandai dalam bertanggung
jawab.
b. Individu yang memiliki tanggung jawab yang tinggi berani mengambil resiko kegagalan, dapat menjadi individu yang memiliki kreativitas dan mandiri.
c. Individu yang memiliki tanggung jawab yang tinggi dapat memiliki kepekaan masalah yang tinggi, sehingga dapat memiliki panggilan dalam diri untuk menyelesaikannya.
Dari beberapa fungsi yang sudah dijelaskan diatas, maka setiap individu diharapkan memiliki karakter tanggung jawab dalam dirinya, sehingga dapat bermanfaat untuk diri sendiri serta orang lain yang membutuhkan.
4. Macam-macam tanggung jawab
Menurut Mustari (2011) macam-macam tanggung jawab antara lain:
a. Tanggung jawab Personal
Orang yang bertanggung jawab itu sepenuhnya tindakan
sukarela. Bertanggung jawab adalah disebabkan seseorang itu
memilih untuk bertindak atau berbicara atau mengambil posisi
tertentu sehingga ia harus bertanggung jawab. Ada pun ciri-ciri
orang yang bertanggung jawab seperti memilih jalan lurus, selalu
memajukan diri sendiri, menjaga kehormatan diri, selalu waspada,
memiliki komitmen pada tugas, melakukan tugas dengan standar
yang baik, mengakui semua perbuatannya, menepati janji, berani
menanggung resiko atas tindakan dan ucapannya.
b. Tanggung Jawab Moral
Tanggung jawab moral biasanya merujuk pada pemikiran bahwa seseorang mempunyai kewajiban moral dalam situasi tertentu. Orang yang tidak taat terhadap kewajiban-kewajiban moral kemudian menjadi alasan untuk diberikan hukuman.
c. Tanggung Jawab Sosial
Tanggung jawab sosial adalah tanggung jawab dimana manusia saling memberi dan tidak membuat kerugian kepada masyarakat yang lain, selain itu tanggung jawab sosial adalah tanggung jawab yang merupakan sifat-sifat yang perlu dikendalikan dalam hubungannya dengan orang lain.
Berdasarkan penjelasan diatas, peneliti memfokuskan pada poin tanggung jawab personal, poin ini sesuai dengan apa yang akan diteliti yaitu menjalankan mengenai tugasnya sebagai mahasiswa.
5. Aspek-aspek Tanggung Jawab
Tanggung jawab memiliki 10 aspek yang harus dipahami.
Joshepshon, Peter dan Dowd 2003 (dalam Dwi, 2016) mengatakan
bawah tanggung jawab yang baik memiliki 10 aspek. Aspek-aspek
tanggung jawab dalam konteks mengerjakan tugasnya sebagai
mahasiswa tersebut adalah sebagai berikut:
a. Berani menanggung resiko
Berani menanggung resiko berarti: 1) memiliki kesiapan untuk menerima resiko yang mungkin timbul dari tindakan yang dilakukan, seperti: a) siap untuk mencoba/memperbaiki nilai ujian yang gagal b) siap untuk tidak presensi jika terlambat masuk kelas.
2) mampu menerima resiko apabila melalaikan tugas yang bersangkutan, seperti: a) siap meminta tugas tambahan dan mengulang mata kuliah yang belum terpenuhi b) siap mendapat nilai jelek jika tidak mengumpulkan tugas akhir.
b. Kemampuan Mengendalikan Diri
Mampu mengendalikan diri ditandai oleh: 1) adanya kebiasaan berpikir terlebih dahulu sebelum bertindak, seperti: a) memperhitungkan konsekuensi dari keterlambatan masuk kelas b) memilih berangkat lebih awal dari pada terlambat masuk kelas. 2) kemampuan mengelola perasaan negatif yang dialami, seperti: a) tetap masuk kelas walaupun tidak cocok dengan dosen yang mengajar b) selalu masuk kelas tepat waktu walaupun sedang tidak semangat.
c. Merencanakan langkah-langkah untuk mencapai tujuan
Merencanakan langkah-langkah untuk mencapai tujuan
mencakup: 1) merencanakan kegiatan yang akan dilakukan,
seperti: membuat dateline untuk mengerjakan tugas yang diberikan
dosen, dan 2) melaksanakan rencana dari program yang telah
dibuat, seperti: selalu mengerjakan tugas sesuai dengan rencana yang sudah dibuat.
d. Menentukan tujuan hidup yang akan dicapai
Orang yang bertanggungjawab memiliki kemampuan untuk: 1) memenuhi target dengan membagi waktu dan menepati janji, seperti: a) bangun lebih awal untuk mengumpulkan tugas sebelum jam batas pengumpulan berakhir b) berangkat kuliah 30 menit lebih awal supaya tidak terlambat masuk kelas dan 2) memilih hal-hal apa yang perlu dilakukan, seperti: a) lebih mendahulukan nilai mata kuliah D diulang untuk mencapai jumlah sks min 144 b) lebih memprioritaskan perkuliahan dari pada organisasi dikampus.
e. Sikap positif terhadap tugas
Orang yang bertanggungjawab memiliki sikap positif
terhadap tugasnya sehingga: 1) dalam ranah kognitif (pikiran)
seperti: menyadari bahwa untuk mendapatkan nilai yang bagus
harus mengerjakan tugas semaksimal mungkin 2) dalam ranah
afektif (perasaan) seperti: memiliki keyakinan jika mendengarkan
penjelasan materi dari dosen, bisa mengerjakan tugas dengan baik
dan 3) dalam ranah konatif (perilaku) seperti: menerima masukan
dari dosen ketika presentasi supaya kedepannya lebih baik lagi.
f. Melakukan kewajiban
Melakukan kewajiban mencakup dua hal, yaitu: 1) mau untuk melakukan apa yang menjadi perannya walaupun yang dilakukan bukan hal yang disukai, seperti: a) seorang ketua kelompok harus rajin meminta pertemuan untuk mengerjakan tugas kelompok b) Seorang bendahara kelas rutin meminta uang kas setiap minggu. a) melakukan kewajiban sebagai seorang mahasiswa, dan 2) berpegang teguh pada pendirian, seperti: a) memilih tetap berangkat kuliah walaupun diajak teman untuk bolos b) selalu bersungguh-sungguh dalam mengerjakan tugas supaya dapat nilai yang bagus.
g. Berusaha mencapai hasil yang baik
Orang yang bertanggungjawab berusaha mencapai hasil yang
baik dalam mengerjakan tugasnya yaitu dengan: 1) melakukan
usaha sebaik mungkin dengan hasil yang maksimal, seperti: a)
mengerjakan tugas dari jauh hari agar hasilnya maksimal b) selalu
berusaha mencari sumber tambahan diperpustakaan ketika
mengerjakan tugas dan 2) bekerja keras dalam mengerjakan tugas,
seperti: a) selalu bertanya kepada dosen dikelas ketika ada hal
yang sulit dipahami b) selalu tidur lebih awal dan memasang alarm
supaya tidak kesiangan.
h. Bersikap proaktif
Orang yang memiliki proaktifitas memungkinkannya untuk: 1) berinisiatif sendiri, seperti: spontan terlibat dalam kegiatan kelompok tanpa diminta atau disuruh oleh teman sekelompok, dan 2) cepat tanggap terhadap situasi, seperti: a) selalu menempatkan barang-barang yang sudah dipakai pada tempatnya, b) peka terhadap situasi yang terjadi, seperti: cepat tanggap terhadap masalah dan perasaan negatif yang terjadi pada orang lain.
i. Mandiri
Tidak mudah bergantung pada orang lain dalam melaksanakan tugasnya seperti: yakin dengan kemampuan dalam menyelesaikan tugas tanpa copy paste. Tangguh ketika menghadapi berbagai hambatan seperti: bertanya kepada dosen yang bersangkutan mengenai tugas yang belum dipahami, selalu pergi keperpustakaan mencari sumber materi untuk menyelesaikan tugas
.j. Reflektif
Individu dapat menemukan nilai dari apa yang telah dia
lakukan dalam kehidupannya melalui pengalaman-pengalaman
atau peristiwa yang ada serta tidak mudah menyalahkan orang lain
seperti: 1) mengevaluasi hal yang sudah dilakukan seperti: a) dapat
menyadari keberhasilan presentasi untuk meningkatkan
kepercayaan diri b) selalu berusaha menangkap makna ketika dosen menunjuk untuk menjawab pertanyaan, dan 2) memikirkan hal apa saja yang sudah dilakukan seperti: berpikir bahwa kegagalan adalah bagian dari proses belajar.
6. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Tanggung Jawab
Menurut Lickona (2014) terdapat beberapa faktor yang dapat mempengaruhi perkembangan tanggung jawab:
a. Keluarga
Keluarga adalah lingkungan utama yang mendidik individu dalam bersikap dan berperilaku. Mendidik moral, nilai dan norma-norma yang ada. Sikap individu atau perilaku yang ditunjukan kepada orang-orang biasanya berasal dari faktor keluarga. Jika di dalam keluarga individu didik sebagai pribadi yang sopan , maka dalam berperilaku individu akan bersikap sopan. Ketika di dalam keluarga individu didik mengerjakan tugas dengan teliti, maka ketika di sekolah individu akan teliti ketika mendapatkan tugas.
b. Sekolah
Di sekolah individu mendapatkan pendidikan atau
mempelajari ilmu yang menjelaskan tentang norma-norma atau
aturan yang ada di masyarakat dan di sekolah atau di sekolah
individu diajarkan pendidikan karakter oleh guru-guru yang
mengajar di sekolah. Dari yang dijelaskan oleh guru-guru
tentunya individu dapat membedakan mana yang harus dilakukan dan tidak dilakukan. Sering kali individu ketika di sekolah menjadikan guru-guru mereka sebagai model yang dicontoh dalam berperilaku atau berbicara.
c. Masyarakat
Lingkungan masyarakat dan setiap anggota masyarakat juga merupakan faktor penting dalam perkembangan tanggung jawab individu, dimana di dalam masyarakat pergaulan semakin meluas, oleh karena itu kontrol diri dan kontrol dari masyarakat sangat diperlukan. Peringatan dari masyarakat bahwa di dalam masyarakat terdapat norma-norma yang harus dipatuhi itu juga penting, agar individu dapat menjadi sosok yang bertanggung jawab dan dapat menumbuhkan karakter tersebut dalam dirinya.
Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa karakter tanggung adalah sikap atau perilaku individu untuk melakukan tugas dan kewajibannya berdasarkan nilai-nilai yang ada dan mampu menanggung segala resiko yang ada didepannya.
Individu yang memiliki karakter tanggung jawab dalam
melakukan kewajibannya dapat melakukannya dengan baik
sekalipun itu menanggung hal-hal yang dapat berdampak yang
tidak baik bagi dirinya, peduli terhadap diri sendiri dan orang
lain. Karakter tanggung jawab dapat dilihat dari beberapa hal
yang dia lakukan seperti mengumpulkan tugas sesuai dengan waktunya, mengerjakan tugas sesuai aturan yang sudah ditentukan, tidak mencontek, mempertanggung jawabkan setiap hal yang dilakukan.
B. Mahasiswa yang Sedang Menjalani Masa Dewasa Awal
1. Pengertian Perkembangan Mahasiswa pada Masa Dewasa Awal
Khairani (2013) menyatakan bahwa periode dewasa merupakan
periode yang terpanjang dalam keseluruhan masa hidup seorang
individu, yaitu antara kurang lebih 18 tahun sampai 60-an. Hurlock
(Khairani, 2013) mengatakan bahwa masa dewasa terbagi dalam
beberapa periode, yaitu dewasa awal: 18-40 tahun, dewasa madya: 40-
60 tahun, dan dewasa akhir: 60 tahun sampai meninggal. Periode
dewasa akhir ini sering disebut lanjut usia atau lansia. Orang dewasa
awal adalah individu yang telah menyelesaikan pertumbuhannya dan
siap menerima statusnya di lingkungan sosial. Periode dewasa awal
merupakan periode yang khas berbeda dari periode-periode
sebelumnya, dan merupakan periode yang terberat, karena orang yang
sedang menjalankan masa dewasa awal diharapkan memiliki pola
hidup dan harapan-harapan yang baru, yang berbeda dari periode
sebelumnya; pada masa remaja individu relatif masih lebih bebas dan
tidak banyak dibebani tanggung jawab.
Schulenberg & Zarrett (Upton, 2012) menyampaikan bahwa sebagian orang akan berpikir bahwa peralihan ke masa dewasa awal kurang begitu mudah. Meningkatnya tanggung jawab serta kemandirian di masa dewasa awal terbukti merupakan hal yang sulit dihadapi. Menurut Jahja (2011), masa dewasa awal merupakan masa yang sulit karena seseorang harus dapat menyesuaikan diri dan melepaskan ketergantungannya terhadap orang tua dan mulai belajar mandiri karena telah mempunyai tugas dan peran yang baru. Jika tugas-tugas perkembangan pada masa dewasa awal tidak dilakukan dengan baik, individu akan mengalami hambatan di masa yang akan datang.
2. Ciri-ciri Masa Dewasa Awal
Mahasiswa yang sedang menjalani masa dewasa awal memiliki ciri-ciri (Wibowo & Purnama, 2013: 119; Jahja, 2011: 247-249) sebagai berikut:
b. Masa bermasalah (pengendalian diri untuk mengambil keputusan yang tepat)
Masa dewasa awal dikatakan sebagai masa yang sulit dan
bermasalah. Jika seseorang tidak siap memasuki masa ini, maka
dia akan kesulitan dalam menyelesaikan tahap perkembangannya,
seperti mampu menyelesaikan tugas dan siap menghadapi
persoalan dalam bidang pekerjaan, teman hidup dan keuangan.
c. Masa ketegangan emosional (tidak senang dipaksa atau ditekan) Pada masa dewasa awal ini, kondisi emosional kurang terkendali, cenderung labil, dan mudah memberontak karena ia merasa semua serba baru dan asing. Dalam hal pengerjaan tugas tak jarang mahasiswa merasa tertekan oleh deadline pengumpulan tugas. Ketegangan tersebut disebabkan karena ia harus mulai mampu melepaskan ketergantungan dari orang tua, teman-teman, sehingga dapat berproses secara mandiri.
d. Masa komitmen (memiliki kepercayaan dan tanggung jawab diri) Pada masa dewasa awal, orang mulai sadar akan pentingnya sebuah komitmen dan tangggung jawab. Seperti, mulai membentuk pola hidup teratur, mandiri, mampu menyelesaikan studi dan mendapatkan gelar sajana.
e. Masa ketergantungan
Meskipun secara hukum telah dianggap mandiri, namun pada
masa dewasa awal orang masih punya ketergantungan pada orang
tua maupun instansi-instansi tertentu secara finansial. Beberapa
orang masih dibantu orang tua dalam segi keuangan, beberapa lagi
masih disekolahkan oleh lembaga pendidikan yang memberikan
beasiswa, atau pada pemerintah karena mereka memperoleh
pinjaman untuk membiayai mereka.
f. Masa perubahan nilai
Nilai yang dimiliki seseorang ketika berada pada masa dewasa awal berubah karena pengalaman dan hubungan sosialnya semakin meluas.
3. Tugas Perkembangan Masa Dewasa Awal
Danim (2013) menyebutkan bahwa tugas-tugas perkembangan pada masa dewasa awal adalah sebagai berikut:
a. Memilih teman bergaul
Pada masa dewasa awal ini individu sudah mulai berpikir dan memilih teman yang mampu mendukung dalam proses perkuliahannya serta dapat memberikan pengaruh positif, sehingga studi dapat terselesaikan.
b. Mulai bekerja dalam suatu jabatan
Seseorang yang sudah memasuki masa dewasa awal dituntut untuk dapat memenuhi kebutuhannya sendiri, yaitu dengan jalan bekerja.
Dalam pekerjaannya tersebut, individu dituntut untuk dapat menyesuaikan diri dengan lingkungannya.
c. Mulai bertanggung jawab sebagai warga Negara secara layak
Seseorang yang dikatakan dewasa sudah berhak untuk menentukan
cara hidupnya sendiri, termasuk dalam hal ini hak dan
kewajibannya sebagai warga dari suatu Negara.
d. Memperoleh kelompok sosial yang seirama dengan nilai-nilai atau fahamnya.
Setiap individu mempunyai nilai-nilai dan faham yang berbeda satu sama lain. Pada masa ini seorang individu akan mulai mencari orang-orang atau kelompok yang mempunyai faham yang sama atau serupa dengan dirinya.
C. Hakikat Tugas Mahasiswa 1. Pengertian Tugas Mahasiswa
Menurut Santoso (2015) Tugas utama mahasiswa yaitu belajar secara total sesuai dengan bidang ilmu yang dipilihnya, karena diharapkan mahasiswa itu mempunyai wawasan yang luas dan jauh ke depan (khususnya bagi mahasiswa S1). Dengan bekal wawasan yang luas itu diharapkan mahasiswa ketika bekerja mampu mengembangkan diri lebih cepat jika dibandingkan dengan tamatan SMA.
Mahasiswa diharapkan memiliki tingkat intelektualitas yang tinggi, kecerdasan dalam berpikir dan kerencanaan dalam bertindak.
Berpikir kritis dan bertindak dengan cepat dan tepat merupakan sifat
yang cenderung melekat pada diri mahasiswa, yang merupakan
prinsip saling melengkapi. Berdasarkan uraian diatas dapat
disimpulkan bahwa mahasiswa adalah seorang individu yang sedang
menempuh studi di salah satu di perguruan tinggi baik dari akademik, politeknik, sekolah tinggi, dan institut.
2. Kewajiban Mahasiswa Dalam Perkuliahan
Berdasarkan Peraturan Akademik Program Sarjana Universitas Sanata Dharma Yogyakarta pada tahun 2018 ada beberapa poin kewajiban mahasiswa dalam mengikuti kuliah, mahasiswa memiliki otonomi dan kemandirian untuk melaksanakan hak dan kewajibannya demi keberhasilan studinya. Dalam pelaksanaan perkuliahan mahasiswa memiliki kewajiban antara lain:
a. Mahasiswa yang telah memenuhi ketentuan administratif berhak mendapatkan perkuliahan yang baik dari dosen, ketentuan administratif seperti pembayaran SKS, UKT dan penguatan mata kuliah lainnya.
b. Mahasiswa berkewajiban datang kuliah tepat waktu, keterlambatan dapat ditoleransi 15 menit setelah perkuliahan dimulai jika lebih dari 15 menit maka mahasiswa tidak diizinkan mengikuti perkuliahan.
c. Mahasiswa wajib mengikuti kegiatan perkuliahan sekurang-
kurangnya 75 persen dari sejumlah jam pertemuan nyata dalam 1
semester. Mahasiswa yang kehadirannya kurang dari 75 persen dari
jumlah pertemuan nyata selama 1 semester dinyatakan belum
menempuh kuliah dan diberi tanda F.
d. Jumlah satuan kredit semester yang harus ditempuh oleh mahasiswa untuk dinyatakan lulus dari program pasca sarjana (S1) adalah minimal 144 sks.
D. Kajian Penelitian yang Relevan
Penelitian yang relevan dengan penelitian ini adalah penelitian yang dilakukan oleh Herawati (2017) yaitu mengenai tanggung jawab mahasiswa pada Program Studi Bimbingan Dan Konseling Angkatan 2014 Universitas Sanata Dharma. Jenis penelitian ini menggunakan studi deskriptif dengan metode survei. Penelitian ini dimaksudkan untuk mendeskripsikan tingkat tanggung jawab dari mahasiswa Program Studi Bimbingan dan Konseling angkatan 2014 Universitas Sanata Dharma.
Jumlah subjek dalam penelitian ini adalah 60 mahasiswa dan termasuk
dalam penelitian populasi. Berikut adalah hasil penelitian yang dilakukan
oleh peneliti; 11 mahasiswa yang tergolong sangat tinggi tanggung
jawabnya, 17 mahasiswa yang tergolong tinggi, 19 mahasiswa yang
tergolong cukup tinggi, 13 mahasiswa tergolong kurang tinggi. Dari hasil
penelitian tersebut dapat disimpulkan bahwa tingkat tanggung jawab
mahasiswa. Tanggung jawab yang cukup tinggi peneliti tafsirkan sebagai
kurang tinggi, karena yang ideal adalah tinggi atau sangat tinggi. Dengan
demikian dapat disimpulkan bahwa tanggung jawab dari kebanyakan
mahasiswa masih termasuk kurang tinggi.
E. Kerangka Pikir
Tanggung jawab adalah sikap dan perilaku seseorang untuk melaksanakan tugas dan kewajibannya, dalam hal ini mahasiswa juga diharapkan memiliki rasa tanggung jawab yang tinggi dalam dirinya.
Mahasiswa diharapkan mampu untuk menyelesaikan semua tugasnya, adapun tugas utama seorang mahasiswa adalah belajar dengan serius dan total sesuai dengan program studi/jurusan yang dipilihnya. Namun tak jarang mahasiswa sering lalai dalam menjalankan tugasnya bahkan melakukan hal-hal yang menghambat proses studi seperti, menunda pekerjaan, mengerjakan sesuatu kurang maksimal (copy paste), sering terlambat dengan alasan bangun kesiangan, terbiasa mengandalkan teman dan lain-lain. Contoh tersebut merupakan cerminan mahasiswa yang kurang memiliki rasa tanggung jawab dalam dirinya untuk menyelesaikan studi yang ia jalani.
Universitas Sanata Dharma khususnya di Program Studi Bimbingan dan Konseling, mengharapkan mahasiswa memiliki rasa tanggung jawab dalam dirinya. Namun tetap saja masih menemukan mahasiswa yang tidak memiliki tanggung jawab terkhusus dalam proses pembelajaran akademik.
Contoh yang sudah disebutkan diatas juga sering dilakukan oleh
mahasiswa BK, bahkan mahasiswa yang perantauan pun sering
melakukannya padahal seharusnya mereka justru lebih serius dalam
menyelesaikan studinya karena tuntutan tanggung jawabnya lebih besar
yaitu dari keluarga, orang tua, lingkungan dan masyarakat tempat
tinggalnya. Melihat fenomena tersebut peneliti mencoba untuk mencari tahu seberapa tinggi tingkat tanggung jawab mahasiswa BK yang berasal dari luar Yogyakarta, dengan tanggung jawabnya yang semakin besar dimana mereka harus mampu bertahan hidup sendiri dan mandiri demi menyelesaikan studinya. Berikut adalah gambar kerangka pikir peneliti:
Gambar 2.0 Kerangka Pikir
Mahasiswa
Melaksanakan kewajiban dalam perkuliahan = 1. Mahasiswa yang telah memenuhi ketentuan
administratif berhak mendapatkan perkuliahan yang baik
2. Datang kuliah tepat waktu
3. Wajib mengikuti kegiatan perkuliahan sekurang-kurangnya 75%
4. Jumlah SKS yang harus ditempuh oleh mahasiswa S1 adalah minimal 144 sks.
Menyelesaikan Tanggung Jawab
31
BAB III
METODE PENELITIAN
Bab ini berisi paparan secara berurutan mengenai jenis atau desain penelitian, tempat dan waktu penelitian, subjek atau populasi dan sampel penelitian, teknik dan instrumen pengumpulan data, validitas, dan reliabilitas instrumen serta teknik analisis data.
A. Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuantitatif dengan metode deskriptif. Penelitian kuantitatif adalah penelitian yang berlandaskan pada filsafat positivisme, digunakan untuk meneliti pada populasi atau sampel tertentu, teknik pengambilan sampel pada umumnya dilakukan secara random, pengumpulan data menggunakan instrumen penelitian, analisis data bersifat kuantitatif/statistik dengan tujuan untuk menguji hipotesis (Sugiyono, 2015).
Jenis penelitian yang digunakan oleh peneliti adalah kuantitatif
dengan pendekatan studi deskriptif. Dalam penelitian ini, peneliti ingin
mendeskripsikan seberapa tinggi tingkat tanggung jawab mahasiswa
Bimbingan dan Konseling Universitas Sanata Dharma angkatan 2017 yang
berasal dari luar Yogyakarta dalam menjalankan tugasnya sebagai
mahasiswa.
B. Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di Universitas Sanata Dharma yang berlokasi di Kampus I FKIP Mrican, Tromol Pos 29, Yogyakarta 55002.
Adapun waktu penelitian dilakukan pada bulan Agustus 2019 sampai dengan Maret 2020 dan pengumpulan data dilaksanakan pada hari Jumat 10 Januari 2020.
C. Subjek Penelitian
Menurut Arikunto (2007) subjek penelitian merupakan sesuatu yang sangat penting kedudukannya di dalam penelitian, subjek penelitian harus ditata sebelum peneliti siap untuk mengumpulkan data. Subjek penelitian dapat berupa benda, hal atau orang. Dengan demikian subjek penelitian umumnya manusia atau apa saja yang menjadi urusan manusia.
Subjek dalam penelitian ini adalah mahasiswa semester VI angkatan 2017 Universitas Sanata Dharma Program Studi Bimbingan dan Konseling yang berasal dari luar Yogyakarta sejumlah 66 orang. Adapun data penelitian sebagai berikut:
Tabel 3.1 Jumlah Responden
Laki-laki Perempuan Total
12 mahasiswa 54 mahasiswa 66 mahasiswa
D. Teknik dan Instrumen Pengumpulan Data 1. Teknik Pengumpulan Data
Kuesioner merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberikan seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada responden untuk dijawabnya, (Sugiyono, 2015: 199).
Kuesioner digunakan untuk mengukur seberapa tinggi tingkat tanggung jawab mahasiswa Bimbingan dan Konseling angkatan 2017 yang berasal dari luar Yogyakarta dalam menjalankan tugasnya sebagai mahasiswa. Dalam pengerjaan kuesioner mahasiswa tidak diperbolehkan untuk meniru jawaban teman, karena kuesioner ini bersifat rahasia. Oleh karena itu, mahasiswa diharapkan untuk menjawabnya dengan jujur dan sesuai dengan pengalaman pribadi.
Data yang diisi oleh mahasiswa tidak akan mempengaruhi penilaian di dalam proses perkuliahan.
Teknik sampling yang digunakan peneliti adalah probability sampling yaitu simple random sampling. Simple random sampling
merupakan pengambilan anggota sampel dari populasi tanpa
memperhatikan strata yang ada dalam populasi tersebut (Sugiyono,
2015: 120). Dalam penelitian ini, peneliti mengambil sampel 66
mahasiswa dari populasi 99 mahasiswa angkatan 2017 Program Studi
Bimbingan dan Konseling yang berasal dari luar Yogyakarta.
2. Instrumen Pengumpulan Data
Instrumen penelitian merupakan alat bantu bagi peneliti dalam mengumpulkan data hasil penelitian (Zuriah, 2007: 168). Bentuk skala dalam kuesioner ini adalah skala likert, di mana masing-masing item membentuk item favorabel dan unfavorabel. Skala likert digunakan untuk mengukur sikap, pendapat, persepsi sekelompok orang tentang fenomena sosial. Pada skala ini variabel yang akan diukur dijabarkan menjadi indikator variabel, kemudian indikator variabel tersebut dijadikan sebagai dasar untuk menyusun item-item instrumen yang berupa pertanyaan atau pernyataan (Sugiyono 2011).
Kuesioner ini berisi 76 item pernyataan yang harus dijawab oleh mahasiswa dengan tanda centang (√). Kuesioner ini dimodifikasi dengan empat pilihan jawaban, yaitu Sangat Sesuai (SS), Sesuai (S), Kurang Sesuai (KS), dan Tidak Sesuai (TS). Maksud jawaban SS-S- KS-TS adalah terutama untuk melihat kecenderungan pendapat atau responden, ke arah sesuai atau ke arah tidak sesuai. Untuk item favorabel, skor bergerak dari 4 untuk sangat sesuai (SS), 3 untuk
sesuai (S), 2 untuk kurang sesuai (KS), dan 1 untuk Tidak Sesuai (TS).
Demikian juga untuk item unfavorabel, skor 1 untuk sangat sesuai
(SS), 2 untuk sesuai (S), 3 untuk kurang sesuai (KS), 4 untuk Tidak
Sesuai (TS). Tidak ada skor 0 karena sifat jawaban akan tidak menjadi
mutlak ya atau tidak. Kisi-kisi kuesioner dapat dilihat pada lampiran 1
pada halaman 78.
E. Validitas dan Reliabilitas Instrumen 1. Validitas Instrumen
Menurut Sukamadinata (2008) validitas yang diuji untuk instrumen penelitian ini adalah validitas isi, validitas isi berkenaan dengan isi dan format dari instrumen. Instrumen valid berarti alat ukur yang digunakan mengukur apa yang seharusnya diukur dengan teliti.
Instrumen yang valid dan reliabel merupakan syarat mutlak (Sugiyono, 2015 :173). Menurut Suryabrata (2008) validitas isi ditentukan dengan analisis rasional atau lewat professional judgment (penilaian professional). Instrumen tingkat tanggung jawab mahasiswa dikonstruksi berdasarkan aspek-aspek tanggung jawab kemudian validasi item dilakukan oleh Prias Hayu Purbaning Tyas M.Pd.
Menurut Sugiyono (2014) setelah melakukan validitas isi bersama dengan ahli, selanjutnya peneliti mengukur validitas empiris.
dari Kuesioner Tingkat Tanggung Jawab dengan menggunakan rumus Pearson Product Moment dan untuk menghitung validitas Tingkat
Tanggung Jawab peneliti menggunakan bantuan aplikasi SPSS version
20. Sesuai dengan ketentuan signifikan 5% norma r
tabeldengan N=66,
maka nilai r
tabel= 0,244. Pengambilan sebuah keputusan validitas item
instrumen tanggung jawab adalah jika nilai r
hitung>r
tabelmaka item
tersebut dikatakan valid/konsisten, jika nilai r
hitung<r
tabelmaka item
tersebut dikatakan tidak valid/tidak konsisten. Setelah menginput data
hasil dari perhitungan validitas ditemukan bahwa 52 item valid dan 24
item tidak valid. Berikut adalah rumus Pearson Product Moment dan hasil validitas dari Kuesioner Tingkat Tanggung Jawab:
r
- ( { } { }Gambar 3.1
Rumus Pearson Product Moment
Keterangan :
r = product moment X= nilai setiap item Y= nilai dari jumlah item N= Jumlah responden 2. Reliabilitas instrumen
Menurut Furchan (2005) reliabilitas suatu alat ukur/derajat keajegan alat tersebut dalam mengukur apa yang diukur. Reliabilitas menunjukkan konsisten hasil pengukuran. Salah satu ciri instrumen yang berkualitas baik adalah reliabel. Pengukuran yang mempunyai reliabilitas tinggi menunjukkan konsistensi hasil pengukuran.
Perhitungan reliabilitas kuesioner penelitian ini menggunakan pendekatan koefisien Alpha Cronbach (α). Adapun rumus koefisien Alpha Cronbach adalah sebagai berikut :
α [
] [
]
Keterangan rumus :
k = jumlah instrumen pernyataan
= jumlah varians dari tiap instrumen = varians dari keseluruhan instrument
Setelah dihitung validitas Kuesioner Tingkat Tanggung Jawab di atas diperoleh 52 item valid, lalu item yang valid kemudian dihitung reliabilitasnya dengan menggunakan Alpha Cronbach melalui program komputer SPSS Version 20, diperoleh perhitungan reliabilitas seluruh instrumen dengan menggunakan rumus koefisien alpha (α), yaitu 0,931 dapat disimpulkan bahwa koefisien reliabilitas kuesioner termasuk kualifikasi sangat tinggi. Rumus Alpha Cronbach dan Hasil perhitungan indeks reliabilitas dicocokkan dengan kriteria Guilford (Masidjo, 1995) terdapat dalam tabel di bawah ini:
Tabel 3.2 Kriteria Guilford
No Koefesien Korelasi Kualifikasi
1. 0,91 – 1, 00 Sangat Tinggi
2. 0,71 – 0,90 Tinggi
3. 0,42 – 0,70 Cukup
4. 0,21 – 0,40 Rendah
5. Negatif – 0,20 Sangat Rendah Gambar 3.2
Rumus Alpha Cronbach R=𝛼 =R= N (S2 (1 - ∑st2))
(N – 1) (s2)
Dimana: r
11= reliabilitas instrumen
K = banyaknya butir pertanyaan atu banyaknya soal
∑α
2b= jumlah varian butir/item
V
2t= varian total
Tabel 3.3 Hasil Uji Reliabilitas
Case Processing Summary
N %
Cases
Valid 66 100.0
Excludeda 0 .0
Total 66 100.0
a. Listwise deletion based on all variables in the procedure.
Reliability Statistics Cronbach's
Alpha
N of Items
.931 52
F. Teknik Analisis Data
Menurut Sugiyono (2015), analisis data merupakan kegiatan mengelompokkan data berdasarkan variabel dan jenis responden, membuat tabulasi data berdasarkan variabel dan seluruh responden, menyajikan data tiap variabel yang diteliti, melakukan perhitungan untuk menjawab rumusan masalah, dan melakukan perhitungan untuk menguji hipotesis yang telah diajukan. Teknik analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis deskriptif.
1. Analisis Deskriptif
Analisis deskriptif adalah analisis yang dilakukan untuk menilai
karakteristik dari sebuah data. Deskriptif kategorisasi pada penelitian
ini menggunakan nilai-nilai mean, standar deviasi, skor maksimum
dan skor minimum. Menurut Sugiyono (2015) statistik deskripstif
adalah statistik yang digunakan untuk menganalisis data dengan cara
mendeskripsikan atau menggambarkan data yang telah terkumpul sebagaimana adanya tanpa bermaksud membuat kesimpulan yang berlaku untuk umum atau generalisasi. Adapun kategorisasi- kategorisasi yang menggambarkan pencapaian hasil pendidikan karakter dan tingkat resiliensi siswa, antara lain: sangat tinggi, tinggi, sedang, rendah, dan sangat rendah. Langkah-langkah teknik analisis data yang akan dilakukan adalah sebagai berikut:
a. Peneliti memberikan skor pada item angket yang telah diisih oleh responden dengan mengacu pada skor dari masing-masing alternatif jawaban dengan mengikuti aturan pemberian skor yang ada dalam tabel norma skoring.
b. Setelah memberikan skor pada masing-masing item, peneliti mentabulasi seluruh data yang diperoleh dan memasukannya ke dalam micosoft excel.
c. Menghitung Mean, Median, Modus, standar deviasi menggunakan SPSS
d. Menurut Azwar (2009), pengkategorian memiliki tujuan untuk menempatkan individu ke dalam kelompok-kelompok yang terpisah berdasarkan atribut yang diukur secara berjenjang dan menurut suatu kontinum berdasarkan atribut yang diukur.
Kategorisasi Tingkat Tanggung Jawab Mahasiswa yang
digunakan dalam penelitian ini adalah menggunakan
penghitungan dari sangat sesuai sampai tidak sesuai, dengan penggolongan norma kategorisasi sebagai berikut:
Tabel 3.4
Norma Skoring Tingkat Tanggung Jawab Mahasiswa yang Berasal Dari Luar Yogyakarta Dalam Menjalankan Tugasnya Sebagai
Mahasiswa.
Alternatif Jawaban Item Favorable Item unfavorable
Sangat Sesuai (SS) 4 1
Sesuai (S) 3 2
Kurang Sesuai (KS) 2 3
Tidak Sesuai (TS) 1 4
Tabel 3.5
Penentuan Kriteria secara Keseluruhan