• Tidak ada hasil yang ditemukan

Makalah Ilmu Ukur Tanah (1)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Makalah Ilmu Ukur Tanah (1)"

Copied!
14
0
0

Teks penuh

(1)

DAFTAR ISI

BAB I ………2

PENDAHULUAN ………2

1.1

Latar Belakang Masalah ………....……….2

1.2

Rumusan Masalah ………...2

BAB II ………...3

PEMBAHASAN ...………3

2.1

Peralatan Utama ………..3

2.1.1 Theodolit ………...3

2.1.2 Waterpass ………8

2.2

Peralatan Bantu………..11

BAB III ………...………13

PENUTUP ………...………...13

3.1

Kesimpulan ………...……….13

DAFTAR PUSTAKA

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

(2)

dipermkaan bumi. Ilmu ukur tanah merupakan bagian dari ilmu yang dinamakan ilmu geodesi.

Ilmu geodesi mempunyai dua maksud, yaitu:

 Maksud ilmiah : Menentukan permukaan bumi.

 Maksud praktis : Membuat bayangan dari sebagian besar atau kecil permukaan bumi yang dinamakan peta.

Ilmu Ukur Tanah sendiri terbagi menjadi dua bagian penting, yaitu :

 Geodesi rendah, yang disebut Plane Surveying.  Geodesi tinggi, yang disebut Geodetical Surveying.

Dalam hal yang dapat kita pelajari adalah ilmu geodesi dengan maksud praktis. Jadi ilmu geodesi yang kita pelajari adalah peta. Artinya bagaimana melakukan pengukuran diatas permukaan bumi yang mempunyai bentuk yang tidak beraturan karena adanya perbedaan ketinggian tempat antara satu dengan yang lainnya. Penempatan lokasi yang ada secara tepat dan sistematis termasuk bagian dari geodesi.

1.2 Rumusan Masalah

Adapun rumusan masalah, yaitu : 1. Peralatan Ilmu Ukur Tanah.

BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Peralatan Utama

Peralatan utama yang digunakan dalam ilmu ukur tanah adalah theodolit dan waterpass.

(3)

Theodolit adalah salah satu alat ukur tanah yang digunakan untuk menentukan tinggi tanah dengan sudut mendatar dan sudut tegak. Berbeda dengan waterpass yang hanya memiliki sudut mendatar saja. Di dalam theodolit sudut yang dapat di baca bisa sampai pada satuan sekon (detik).

Di dalam pekerjaan – pekerjaan yang berhubungan dengan ukur tanah, theodolit sering digunakan dalam bentuk pengukuran polygon, pemetaan situasi, maupun pengamatan matahari. Theodolit juga bisa berubah fungsinya menjadi seperti Pesawat Penyipat Datar bila sudut verticalnya dibuat 90º.

Dengan adanya teropong pada theodolit, maka theodolit dapat dibidikkan kesegala arah. Di dalam pekerjaan bangunan gedung, theodolit sering digunakan untuk menentukan sudut siku-siku pada perencanaan / pekerjaan pondasi, theodolit juga dapat digunakan untuk menguker ketinggian suatu bangunan bertingkat.

A. Bagian Alat – Alat Beserta Fungsinya Dari Theodolit

Fungsi dari bagian-bagian yang terdapat pada pesawat theodolit adalah sebagai berikut :

1. Teropong, berfungsi untuk membidik obyek pengukuran pada pengukuran poligon maupun situasi (membidik rambu/jalon). 2. Visier, berfungsi untuk alat bantu bidikan kasar untuk

mempercepat bidikan obyek.

(4)

4. Alat pelindung lingkaran vertikal, berfungsi untuk melindungi skala vertikal.

5. Sekrup pengatur fokus teropong, berfungsi untuk memperjelas obyek yang dibidik.

6. Sekrup pengatur ketajaman benang, berfungsi untuk memperjelas benang pada lensa (benang atas, benang tengah, benang bawah). 7. Lensa okuler (pengamat), berfungsi untuk mengamati obyek

bidik dan mengamati bacaan benang (pada rambu ukur).

8. Dudukan lampu, berfungsi untuk menempatkan lampu apabila sinar matahari kurang terang (cuaca gelap).

9. Sekrup penggerak halus vertikal, berfungsi menempatkan bacaan benang pada obyek (rambu) secara halus.

10. Reflektor, berfungsi untuk memantulkan cahaya menuju mikroskop bacaan sudut vertikal dan horisontal (pada theodolit digital bagian ini tidak ada).

11. Klem aldehide horisontal, berfungsi untuk mengunci perputaran teropong arah horisontal.

12. Ring piringan horisontal, merupakan skala sudut datar sehingga dapat dibaca bacaan sudut datar, dapat juga digunakan untuk menempatkan posisi sudut 00˚00’00”.

13. Klem sumbu repetisi, berfungsi untuk mengunci ring piringan horisontal sehingga ring piringan horisontal tidak mengikuti perputaran teropong arah horisontal (jika ingin langsung didapat sudut azimuth, maka ring ini dikunci setelah pesawat diarahkan ke utara kompas, kemudian klem aldehide horisontal dibuka). 14. Nivo kotak, berfungsi untuk mengetahui posisi pesawat

benar-benar datar (sumbu I vertikal).

15. Sekrup A,B,C, berfungsi untuk mengatur nivo kotak maupun nivo tabung agar sumbu I vertikal.

16. Plat dasar theodolit, berfungsi untuk tempat landasan pesawat theodolit sehingga posisinya stabil.

17. Teropong obyektif, berfungsi untuk menangkap obyek yang dibidik sehingga bisa dibaca pada lensa okuler.

(5)

sudut horisontal dan vertikal pada bacaan menit dan detik (00’00”), setelah teropong diklem atau dikunci dan arah pesawat sudah tepat pada obyek.

19. Sekrup pengatur ketajaman sudut, berfungsi untuk memperjelas pembagian skala lingkaran tegak dan datar. Pada theodolit digital bagian ini tidak ada, karena bacaan sudut terdapat pada layar yang letaknya pada sisi luar pesawat.

20. Mikroskop bacaan lingkaran vertikal dan horisontal, berfungsi untuk membaca skala sudut tegak dan datar (pada theodolit digital bagian ini tidak ada).

21. Centering optik, berfungsi untuk mengecek kadudukan pesawat agar berada tepat di atas patok.

22. Dudukan kompas, berfungsi untuk menempatkan kompas.

23. Sekrup pengatur fokus centering optik, berfungsi untuk mengatur centering optik sehingga sumbu I (pesawat) tepat di atas patok. 24. Nivo tabung, berfungsi untuk mengetahui apakah pesawat sudah

benar-benar datar .

25. Sekrup penggerak halus aldehide horisontal, berfungsi untuk menggerakkan pesawat arah horisontal secara halus setelah klem aldehide horisontal dikunci.

26. Sekrup penggerak halus ring piringan horizontal.

B. Macam / Jenis Theodolit

Macam Theodolit berdasarkan konstruksinya, dikenal dua macam yaitu: 1. Theodolit Reiterasi ( Theodolit sumbu tunggal )

(6)

Theodolit yang di maksud adalah theodolit type T0 (wild) dan type DKM-2A (Kem)

2. Theodolite Repitisi

Konsruksinya kebalikan dari theodolit reiterasi, yaitu bahwa lingkaran mendatarnya dapt diatur dan dapt mengelilingi sumbu tegak.

Akibatnya dari konstuksi ini, maka bacaan lingkaran skala mendatar 0º, dapat ditentukan kearah bdikan / target myang

dikehendaki. Theodolit yang termasuk ke dakm jenis ini adalah theodolit type TM 6 dan TL 60-DP (Sokkisha ), TL 6-DE (Topcon), Th-51 (Zeiss). 3. Theodolite Elektro Optis

Dari konstruksi mekanis sistem susunan lingkaran sudutnya antara theodolite optis dengan theodolite elektro optis sama. Akan tetapi mikroskop pada pembacaan skala lingkaran tidak menggunakan system lensa dan prisma lagi, melainkan menggunkan system sensor. Sensor ini bekerja sebagai elektro optis model (alat penerima gelombang elektromagnetis). Hasil pertama system analogdan kemudian harus ditransfer ke system angka digital. Proses penghitungan secara otomatis akan ditampilkan pada layer (LCD) dalam angka decimal.

C.Pengoperasian Theodolite

(7)

3. Kencangkan sekrup pengunci perpanjangan 4. Buat kaki statif berbentuk segitiga sama sisi 5. Kuatkan (injak) pedal kaki statif

6. Atur kembali ketinggian statif sehingga tribar plat mendatar 7. Letakkan theodolite di tribar plat

8. Kencangkan sekrup pengunci centering ke theodolite

9. Atur (levelkan) nivo kotak sehingga sumbu kesatu benar-benar tegak / vertical dengan menggerakkan secara beraturan sekrup pendatar / kiap di tiga sisi alat ukur tersebut.

10. Atur (levelkan) nivo tabung sehingga sumbu kedua benar-benar mendatar dengan menggerakkan secara beraturan sekrup pendatar / kiap di tiga sisi alat ukur tersebut.

11. Posisikan theodolite dengan mengendurkan sekrup pengunci centering kemudian geser kekiri atau kekanan sehingga tepat pada tengah-tengah titi ikat (BM), dilihat dari centering optic. 12. Lakukan pengujian kedudukan garis bidik dengan bantuan tanda

T pada dinding.

13. Periksa kembali ketepatan nilai index pada system skala lingkaran dengan melakukan pembacaan sudut biasa dan sudut luar biasa untuk mengetahui nilai kesalaha index tersebut.

D.Syarat – Syarat Theodolite

Syarat – syarat utama yang harus dipenuhi alat theodolite sehingga siap dipergunakan untuk pengukuran yang benar adalah sbb: 1.Sumbu kesatu benar – benar tegak / vertical.

2.Sumbu Kedua haarus benar – benar mendatar.

3.Garis bidik harus tegak lurus sumbu kedua / mendatar. 4.Tidak adanya salah indeks pada lingkaran kesatu.

(8)

berdasarkan suatu system referensi atau bidang acuan.

Sistem referensi atau acaun yang digunakan adalah tinggi muka air laut rata-rata atau Mean sea Level (MSL) atau system referensi lain yang dipilih.Sistem referensi ini mempunyai arti sangat penting, terutama dalam bidang keairan, misalnya: Irigasi, Hidrologi, dan sebagainya. Namun demikian masih banyak pekerjaan-pekerjaan lain yang memerlukan system referinsi.

Untuk menentukan ketinggian suatu titik di permukaan bumi tidak selalu tidak selalu harus selalu mengukur beda tinggi dari muka laut (MSL), namun dapat dilakukan dengan titik-titik tetap yang sudah ada disekitar lokasi oengukuran. Titik-titik tersebut umumnya telah diketahui ketinggiannya maupun kordinatnya (X,Y,Z) yang disebut Banch Mark (BM). Banch mark merupakan suatu tanda yang jelas (mudah ditemukan) dan kokoh dipermukaan bumi yang berbentuk tugu atau patok beton sehingga terlindung dari faktor-faktor pengrusakan.

Manfaat penting lainnya dari pengukuran Levelling ini adalah untuk kepentingan proyek-proyek yang berhubungan dengan pekerjaan tanah (Earth Work) misalnya untuk menghitung volume galian dan timbunan. Untuk itu dikenal adanya pengukuran sipat datar profil memanjang (Long section) dan sipat datar profil melintang (Cross section).

Dalam melakukan pengukuran sipat datar dikenal adanya tingkat-tingkat ketelitian sesuai dengan tujuan proyek yang bersangkutan. Hal ini dikarenakan pada setiap pengukuran akan selalu terdapat kesalah-kesalahan. Fungsi tingkat-tingkat ketelitan tersebut adalah batas toleransi kesalahan pengukuran yang diperbolehkakan. Untuk itu perlu diantisipasi kesalah tersebut agar di dapat suatu hasil pengukuran untuk memenuhi batasan toleransi yang telah ditetapkan.

A. Bagian Alat – Alat Beserta Fungsinya Dari Waterpass

Fungsi dari bagian-bagian yang terdapat pada pesawat waterpass adalah sebagai berikut :

(9)

ketajaman benang diafragma (benang silang).

2. Lensa pembacaan sudut horisontal, berfungsi untuk memperbesar dan memperjelas bacaan sudut horisontal.

3. Sekrup A,B,C, berfungsi untuk mengatur kedataran pesawat (sumbu I vertikal).

4. Sekrup pengatur fokus teropong, berfungsi untuk memperjelas obyek yang dibidik.

5. Teropong, berfungsi untuk menempatkan lensa serta peralatan yang berfungsi untuk meneropong atau membidik obyek pengukuran.

6. Pelindung lensa obyektif, berfungsi untuk melindungi lensa obyektif dari sinar matahari secara langsung.

7. Lensa obyektif, berfungsi untuk menerima obyek yang dibidik. 8. Klem aldehide horisontal, berfungsi untuk mengunci perputaran

pesawat arah horisontal.

9. Sekrup penggerak halus aldehide horisontal, berfungsi untuk menggerakkan pesawat arah horisontal secara halus setalah klem aldehide horisontal dikunci agar kedudukan benang pada pesawat tepat pada obyek yang dibidik.

10. Sekrup pengatur sudut, berfungsi untuk mengatur landasan sudut datar.

11. Visier, berfungsi sebagai alat bantu bidikan kasar untuk mempercepat pembidikan obyek.

12. Plat dasar Waterpass, berfungsi sebagai landasan pesawat.

B. Cara Menggunakan Waterpass

(10)

beberapa istilah yang sering digunakan:

1. Garis vertikal adalah garis yang mengarah ke pusat bumi, yang umumnya dianggap sama dengan garis menurun.

2. Bidang datar adalah bidang yang tegak lurus garis vertikal pada titik apapun. Bidang horizontal melengkung mengikuti bentuk permukaan laut.

3. Datum adalah bidang yang digunakan sebagai acuan untuk tinggi, misalnya, permukaan laut rata-rata.

4. Elevation adalah jarak vertikal (tinggi) diukur terhadap bidang datum.

5. Banch Mark (BM) adalah titik tetap elevasi diketahui dari datum yang digunakan untuk mengukur pedoman elevasi daerah sekitarnya.

Prinsip cara kerja dari alat ukur waterpass sebenarnya sederhana yaitu dengan membuat garis sumbu teropong horisontal. Bagian yang membuat kedudukan menjadi horisontal adalah nivo, yang berbentuk tabung berisi cairan dengan gelembung di dalamnya.

Waterpass Waterpass Nikon Ac 2S Waterpass Topcon AT-B4

2.2 Peralatan Bantu

Peralatan bantu yang selalu digunakan selama pelaksanaan pengukuran tanah adalah :

1. Tripod (statip), berfungsi untuk menempatkan pesawat.

2. Baak ukur (rambu), berfungsi sebagai obyek oleh pesawat untuk mendapatkan data-data bacaan benang.

3. Jalon, berfungsi sebagai alat bantu memegang baak ukur.

(11)

5. Rol meter, berfungsi untuk mengukur jarak langsung pada pengukuran penyipat datar.

6. Meteran, berfungsi untuk mengukur tinggi pesawat.

7. Unting-unting, berfungsi untuk menempatkan sumbu I pada patok 8. Kompas, berfungsi untuk menunjukkan arah utara kompas.

9. Payung, berfungsi untuk melindungi pesawat dari sinar matahari langsung maupun terpaan hujan.

10. Alat tulis, berfungsi untuk mencatat hasil pembacaan di lapangan.

(12)

Jalon Patok

Roll meter Meteran

Unting - unting Kompas

BAB III

PENUTUP

3.1. Kesimpulan

(13)

permukaan bumi tersebut.

Pengukuran data menggunakan waterpass menghasilkan data untuk dihitung dan juga dapat menghasilkan gambar data.

DAFTAR PUSTAKA

http://www.ilmutekniksipil.com/ilmu-ukur-tanah/peralatan-ukur-tanah

(18/9/16 , 18:00)

(14)

http://surveyor-surta.blogspot.co.id/2015/02/macam-macam-alat-ukur-survei-pemetaan.html

(18/9/16 , 21:00)

Referensi

Dokumen terkait