• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGENALAN BOTANI UNTUK ANAK USIA DINI

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "PENGENALAN BOTANI UNTUK ANAK USIA DINI"

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)

1

EduChild: Jurnal Ilmiah Pendidikan ISSN 977 2598 79901

PENGENALAN BOTANI UNTUK ANAK USIA DINI

Oleh: Aldila Rahma

Prodi Pendidikan Guru Pendidikan Anak Usia Dini, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Islam Nusantara

Email: aldila.rahma@fkip.uninus.ac.id

ABSTRAK

Pendidikan bagi anak usia dini merupakan pemberian upaya untuk menstimulasi, membimbing, mengasuh dan melaksanakan pembelajaran yang akan menghasilkan kemampuan dan keterampilan pada anak. Untuk mendukung hal tersebut, anak dapat dikenalkan pada Botani untuk mempelajari dunia tumbuhan. Sebagai media pengenalan Botani, tumbuhan memiliki kelebihan sebab tumbuhan mudah dijumpai lingkungan disekitar, memiliki bagian-bagian morfologi berbeda yang mudah diamati langsung oleh anak, memiliki jenis dan varietas serta fungsi yang beragam sehingga dapat merangsang rasa ingin tahu anak. Berbagai bentuk aktivitas yang dapat dilakukan untuk mengenalkan Botani pada anak yaitu mengamati langsung tumbuhan di habitatnya, mengenalkan bagian-bagian tumbuhan, praktik menanam dan mengamati pertumbuhannya, pembuatan terrarium dan berkebun. Kegiatan-kegiatan ini tentunya diperkenalkan dalam konsep sederhana yang mudah dimengerti anak, dan dilakukan secara menyenangkan. Anak yang diberi kesempatan untuk berinteraksi dengan lingkungannya akan membuat anak terus mendapatkan dan mengembangkan pengetahuan mereka.

Kata Kunci: Botani, tumbuhan, anak, aktivitas, terrarium, kebun

A. Pendahuluan

(2)

2

EduChild: Jurnal Ilmiah Pendidikan ISSN 977 2598 79901

Anak yang secara alamiah selalu penasaran dengan lingkungan sekitar mereka, sering mengajukan pertanyaan seperti apa, dimana, kapan dan bagaimana mengenai hal-hal yang terjadi disekitar mereka. Dalam aktivitas pembelajaran, tumbuhan dapat digunakan menjadi media yang dapat mendorong anak memunculkan rasa ingin tahu, sehingga anak dapat bertanya dan mencari jawabannya sendiri melalui proses pencarian (eksplorasi) dan pengamatan (observasi).

Ketika anak diajak berjalan-jalan diluar, mereka senang memungut sesuatu, melihat, mengamati dan bertanya mengenai dedaunan, biji-bijian, ranting, buah, atau apapun yang mereka temukan dari bagian tumbuhan. Karena tumbuhan memiliki wujud yang jelas serta memiliki daur hidup yang mudah dimengerti, memperkenalkan tumbuhan pada usia prasekolah akan membantu anak membangun skema tentang dunia tumbuhan. Skema ini merupakan dasar dari pemikiran kognitif yang akan membantu anak untuk menyusun dan memahami informasi yang nantinya akan diterapkan dalam proses pembelajaran berikutnya.

Sederhananya, skema adalah suatu konsep yang sudah “menempel” di otak yang

dapat dikembangkan dikemudian hari. Skema berkembang lebih kompleks lagi sejalan dengan semakin dewasanya anak (Thomas, 1992).

Berdasarkan salah satu teori belajar yaitu, teori konstruktivisme yang dikemukakan oleh Piaget, setiap tahap perkembangan intelektual anak dilengkapi dengan ciri-ciri tertentu dalam rangka mengkonstruksi ilmu pengetahuan yang diterimanya (Ruseffendi, 1988). Pengetahuan akan dibangun secara aktif oleh anak melalui persepsi dan pengalaman langsung dengan lingkungannya. Guru menuntun anak-anak dengan menyediakan bahan-bahan yang tepat, tetapi yang terpenting agar anak dapat memanfaatkan sesuatu, anak harus membangun pengertian itu sendiri, dan harus menemukannya sendiri (Musbikin, 2010). Anak yang banyak bersentuhan dengan alam akan lebih baik memaknai dunia mereka sehingga anak perlu mendapatkan kesempatan berinteraksi dengan lingkungan mereka yang akan membuat mereka secara aktif terus menerus mendapatkan pengetahuan.

Tumbuhan dapat digunakan sebagai salah satu media pembelajaran karena tumbuhan merupakan objek nyata yang mudah dijumpai di lingkungan sekitar anak, memiliki bagian-bagian morfologi berbeda yang mudah diamati langsung oleh anak, serta memiliki jenis dan varietas beragam sehingga dapat merangsang rasa ingin tahu anak. Anak harus diberikan pembelajaran dengan benda-benda yang nyata (konkret), agar anak tidak menerawang dan bingung. Anak dapat mengingat dengan lebih baik benda-benda yang dapat dilihat, dipegang sehingga lebih membekas dan dapat diterima oleh otak dalam sensasi dan memori. Melalui interaksi dengan benda-benda konkret dan pengalaman langsung, pembelajaran menjadi lebih menyenangkan bagi anak dan apa yang dipelajari anak pun menjadi lebih bermakna. Anak akan bermain berdasarkan kebebasan dan rasa ingin tahunya yang dianggap sebagai kesempatan bagi anak untuk membangun pengetahuannya tentang dunia mereka.

(3)

3

EduChild: Jurnal Ilmiah Pendidikan ISSN 977 2598 79901

kognitif, perkembangan sosial emosional dan kemandirian, perkembangan bahasa, perkembangan fisik/motorik serta perkembangan seni. Pengenalan Botani pada anak usia dini dapat menunjang keenam aspek perkembangan anak tersebut. Berdasarkan latar belakang tersebut, tulisan ini disusun untuk memaparkan bentuk-bentuk kegiatan pengenalan dunia tumbuhan pada anak usia dini.

B. Kajian Pustaka

Pengenalan Botani pada anak usia dini sangat penting sebab anak dapat memahami konsep dasar kehidupan, seperti membedakan makhluk hidup dan yang tidak hidup. Studi Botani dimulai dari pengenalan siklus hidup tumbuhan dan pentingnya tumbuhan dalam menunjang kehidupan manusia dan hewan. Anak didorong untuk memahami bagaimana tumbuhan dapat memenuhi kebutuhan dasar hidup manusia. Studi Botani berlanjut dengan nomenklatur (pengenalan mana tumbuhan), memahami apa saja kebutuhan yang diperlukan tumbuhan untuk tetap hidup, bagian-bagian tumbuhan, fungsi dari bagian-bagian tersebut, serta manfaat dari tumbuhan (Montessori Reasearch and Development, 2013).

Anak usia dini terutama usia prasekolah sering dianggap terlalu muda untuk dilibatkan dalam kegiatan pengenalan Botani misalnya berkebun. Namun anak dapat dilibatkan dalam aktivitas lain yaitu penyiraman, pemanenan, menggali, ekspolrasi cacing dan sebagainya. Cara terbaik untuk mengenalkan Botani pada anak adalah melalui indera mereka. Indera penglihatan, contohnya pengenalan warna, bentuk tekstur visual, pergerakan, cahaya dan bayangan. Indera pendengaran, mengenal suara hembusan angin diantara dedaunan dan rerumputan, suara burung atau hewan lain, suara gemericik air dan sebagainya. Indera peraba, pengenalan tekstur lembut, tajam, tebal, kasar dan sebagainya. Indera pembau, mencium bau bunga, bau dedaunan, kayu dan lainnya. Indera pengecap, memberi kesempatan pada anak untuk merasakan buah-buahan atau sayuran yang edible (dapat dikonsumsi) (Growing Minds ASAP, 2017).

Selain mengenalkan anak pada seluk beluk tumbuhan itu sendiri, ada tujuan lain dari pengenalan Botani yaitu mendukung pembentukan karakter pada anak. Anak dibiasakan dari sejak dini untuk berempati terhadap lingkungan dengan melestarikan alam dan menjaga lingkungannya. Selain itu, pengenalan tumbuhan dapat mengajarkan anak agar menyadari kebesaran Tuhan yang maha pencipta dan menyayangi makhluk ciptaan Tuhan lainnya.

C. Pembahasan

Anak belajar mengenali lingkungannya melalui inderanya yaitu penglihatan, sentuhan, suara, rasa dan bau. Menciptakan lingkungan belajar yang aman, beragam dan sesuai perkembangan anak, dapat memberikan manfaat baik secara kurikulum maupun perkembangan anak.

Berikut ini merupakan paparan mengenai berbagai bentuk aktivitas pengenalan Botani pada anak usia dini, yang dapat digunakan sebagai alternatif kegiatan pembelajaran baik di dalam kelas maupun di luar kelas.

(4)

4

EduChild: Jurnal Ilmiah Pendidikan ISSN 977 2598 79901

1. Tumbuhan Sebagai Media Pengembangan Keterampilan Anak

Penggunaan tumbuhan sebagai media pengenalan Botani untuk anak, diharapkan dapat membantu meningkatkan rasa ingin tahu anak. Anak cenderung senang mengajukan pertanyaan dan mencari jawaban sendiri. Dengan mengajak anak langsung ke kebun atau taman untuk melihat habitat tumbuhan, selain dapat meningkatkan rasa ingin tahu anak, juga dapat membangkitkan jiwa berpetualang anak, serta meningkatkan rasa percaya diri anak. Mengajarkan anak mengenai tumbuhan secara alamiah dapat membangun dasar untuk pembelajaran dan pemahaman saintifik anak dimasa yang akan datang. Melalui tumbuhan, anak dapat mengembangkan keterampilan dalam pemecahan masalah konkret dan penemuan yang fokus pada pengamatan (observasi) dan penyelidikan (inquiry) (Hachey and Butler, 2009).

Bentuk-bentuk keterampilan lain yang dapat dikembangkan pada anak dari pengenalan Botani diantaranya yaitu, keterampilan mengamati, dimana anak didorong untuk memperhatikan secara spesifik. Keterampilan klasifikasi, anak menggolongkan objek kedalam kategori yang ditentukan. Keterampilan membandingkan, yaitu memeriksa objek dalam hal kesamaan dan perbedaan. Keterampilan mengukur, misalnya perbandingan besar kecil, tinggi rendah, banyak sedikit. Keterampilan komunikasi, dimana anak didorong untuk berbicara mengenai hasil temuan mereka, serta keterampilan menyimpulkan, terkait dengan penyelesaian masalah dan menentukan hubungan sebab akibat yang terjadi (PAUD Jateng, 2017).

Tumbuhan menyediakan ruang kerja bagi anak untuk memahami mengenai alam, mengambil tindakan, dan mencari jawaban melalui observasi, ekplorasi dan pengumpulan data. Kegiatan ini dilakukan misalnya dengan menggunakan alat-alat sederhana seperti penggaris, kaca pembesar (lup), untuk mengobservasi fenomena, serta mendokumentasikan apa yang mereka temukan melalui gambar dan grafik. Tumbuhan menyediakan ruang belajar bagi anak untuk menghargai alam dan mencari pemecahan masalah melalui observasi, eksplorasi dan pengumpulan data. Tumbuhan menyediakan “laboratorium sempurna”, dimana konsep saintifik terjadi di kehidupan sehari-hari (Mohrmann, 1999).

2. Pengenalan Botani Pada Anak dengan Pengamatan Langsung

Observasi atau pengamatan merupakan langkah pertama dalam pengumpulan berbagai informasi. Observasi yang dimaksud disini adalah mengajak murid ke lapangan (kebun atau taman) untuk mengamati tumbuhan secara langsung. Murid dapat melihat langsung habitat dimana tumbuhan tumbuh dan menggunakan panca inderanya seperti melihat, meraba, membaui tumbuhan, sehingga dapat menganalisis karakter tumbuhan tersebut (Hensley, 1999). Semakin banyak keterlibatan panca indera, maka anak semakin mengerti apa yang sedang dipelajarinya.

(5)

5

EduChild: Jurnal Ilmiah Pendidikan ISSN 977 2598 79901

pengalaman baru bagi anak akan lingkungan alam. Tujuan lainnya yaitu menciptakan suasana pembelajaran yang menarik dan menyenangkan bagi anak. Metode observasi ini mengharuskan agar murid dapat mengamati secara langsung tumbuhan di habitatnya, sehingga sebaiknya rencanakan untuk mengadakan kunjungan ke kebun sekolah, kebun budidaya atau lahan pertanian yang mudah diakses.

3. Pengenalan Bagian-Bagian Tumbuhan

Pengenalan bagian tumbuhan pada anak bertujuan untuk mendukung anak dalam berinteraksi dengan alam dan memberikan kesempatan pada anak untuk mengamati, bertanya, dan mencatat kesamaan dan perbedaan antara bagian-bagian tumbuhan. Disiplin ilmu yang lebih spesifik mempelajari tumbuhan seperti Ekologi, Biologi, Botani, Hortikultura dan sebagainya akan terlalu abstrak jika diperkenalkan untuk anak usia prasekolah.

Kegiatan ini dapat dilakukan baik di dalam kelas maupun di luar kelas. Dalam aktivitas ini, anak akan mengamati beberapa bagian tumbuhan melalui aktivitas pengamatan langsung dan diskusi kelompok, dengan dibantu alat seperti kaca pembesar (lup) dan alat ukur (penggaris) dan mendokumentasikan hasil observasi mereka pada lembar kerja untuk anak. Kebanyakan anak usia prasekolah tertarik pada makhluk hidup lain dan sudah dapat membedakan ciri-ciri yang umum terlihat (Sohail, 2015).

Guru dapat mengembangkan daya pikir anak untuk berpir lebih kritis mengenai bagian tumbuhan. Misalnya memberikan kaca pembesar, agar anak mengamati bagian tumbuhan lebih seksama, membaui tumbuhan, atau menugaskan anak untuk menggambar bagian akar, bagian batang, bagian daun dan seluruh tumbuhan utuh. Kegiatan ini juga dapat dilakukan melalui game untuk mencari dan mencocokkan kesamaan bagian tumbuhan seperti akar, batang, daun, buah, bunga dan sebagainya (Math/ Science Nucleus. 2000).

Dengan mendorong anak untuk mengetahui bahwa tumbuhan terdiri dari berbagai bagian, hal ini dapat memfasilitasi anak untuk dapat berpikir lebih detail lagi. Semakin detail cara berpikir, semakin mendorong kemampuan dalam mengobservasi dan mengklasifikasi, dan secara bersamaan dapat membangun pembelajaran lebih lanjut mengenai tumbuhan dan hubungan antara makhluk hidup di alam. Berdasarkan Botany Manual tingkat usia dini yang diterbitkan oleh Montessori Research and Development, 2013), pengenalan bagian tumbuhan meliputi nomenklatur sederhana tumbuhan, pengenalan bagian akar, batang, daun, bunga, buah, dan biji.

Tumbuhan memiliki bagian-bagian yang dapat diingat dan diidentifikasi oleh anak usia prasekolah. Bagian-bagian tumbuhan yang dapat diamati morfologinya secara langsung yaitu (Tjitrosoepomo, 2015):

a. Daun

(6)

6

EduChild: Jurnal Ilmiah Pendidikan ISSN 977 2598 79901

b. Batang

Batang merupakan bagian tumbuhan yang fungsi utamanya yaitu sebagai penopang tubuh, pengangkut pengangkut hasil asimiliasi dan menyalurkan air serta zat hara menuju daun, dan sebagai penimbun cadangan makanan.

c. Akar

Akar merupakan bagian terbawah dari tumbuhan yang memiliki fungsi sebagai penyerap nutrisi atau makanan tumbuhan dari dalam tanah serta berfungsi juga sebagai pengangkut air dan zat hara menuju seluruh bagian tumbuhan di atasnya. Akar tidak berbuku-buku, tidak beruas, dan tidak mendukung daun-daun. Pertumbuhannya umumnya mengarah ke pusat bumi (Geotrop) atau menuju ke air (Hidrotrop); namun adapula bagian akar yang tumbuh lateral atau menjauhi pusat bumi.

d. Bunga

Merupakan alat reproduksi seksual (generatif) yang akan menghasilkan buah. Bunga adalah bagian dari perhiasan tumbuhan yang biasanya memiliki beragam warna dan bentuk yang menarik.

e. Buah dan biji

Buah berasal dari bunga sebagai hasil dari proses fertilisasi. Berfungsi sebagai tempat cadangan makanan tumbuhan. Didalamnya terdapat biji, yaitu sebagai calon tumbuhan baru. Ada pula tumbuhan yang bijinya tidak ditutup oleh daging buah (Gymnospermae).

4. Praktik Menanam

Menanam dan memperhatikan bagaimana biji dapat tumbuh dapat menjadi aktivitas yang memberikan inspirasi, khususnya jika anak berkesempatan untuk melihat bagaimana biji dapat tumbuh menjadi tumbuhan dewasa. Memperhatikan proses pertumbuhan tumbuhan akan mengajarkan siswa akan kesabaran dan kemampuan observasi. Praktik menumbuhkan tumbuhan bertujuan agar anak dapat mengidentifikasi apa saja yang dibutuhkan tumbuhan untuk bertahan hidup, dan membantu siswa untuk menumbuhkan sendiri tumbuhan mereka. Anak juga dapat diperkenalkan dengan instilah baru seperti cahaya, nutrisi, biji, air.

(7)

7

EduChild: Jurnal Ilmiah Pendidikan ISSN 977 2598 79901

Gambar 1. Contoh puzzle tahapan menaman. (Sumber: Education.com, 2011)

5. Pembuatan Terrarium

Terrarium merupakan lanskap mini yang berada atau dibuat di dalam botol, toples atau pot. Bisa dikatakan terrarium adalah taman yang berisi tumbuhan mini yang ditumbuhkan di dalam berbagai jenis wadah dan tentunya dapat dirawat. Terkadang terrarium dikombinasikan dengan hewan kecil misalnya kura-kura. Terrarium menyajikan suasana “hijau” yang dapat ditempatkan hampir dimanapun karena ukurannya yang mini (Kidsgardening.org., 2016).

(8)

8

EduChild: Jurnal Ilmiah Pendidikan ISSN 977 2598 79901

temperatur turun, berikutnya akan terjadi presipitasi yaitu air turun dari dinding wadah dan jatuh kembali ke tanah (Education.com, 2017).

Dari praktik pembuatan terrarium, diharapkan siswa dapat belajar mengenai kehidupan tumbuhan. Masing-masing anak mendapat kesempatan untuk menyusun terrarium mereka menggunakan kombinasi tumbuhan yang mereka inginkan. Melalui pembuatan terrarium, anak dapat mengetahui elemen pembentuk terrarium, kebutuhan dasar untuk pertumbuhan tumbuhan, dan peranan penting siklus air di alam. Guru juga dapat menekankan pentingnya melestarikan lingkungan untuk menjaga keseimbangan ekosistem.

Anak-anak dapat mengamati bagaimana tumbuhan dapat tumbuh dan berubah tanpa harus khawatir jika tumbuhan terlalu banyak diberi air atau tumbuhan mati karena terabaikan. Lingkungan yang tertutup memungkinkan air terkondensasi dan menjaga tumbuhan tetap lembab sehingga dapat terus tumbuh. Praktik pembuatan terrarium kurang lebih berdurasi 1 jam – 1 jam 30 menit.

6. Aktivitas Berkebun

Aktivitas pengenalan tumbuhan berkebun untuk anak usia dini dapat berupa kesatuan unit tematik. Melalui unit tematik ini, anak prasekolah dapat diperkenalkan dengan beberapa jenis tumbuhan dan dasar-dasar berkebun. Anak dapat belajar mengenai perbedaan antar tumbuhan, dan apa saja yang dibutuhkan dalam berkebun. Anak-anak dapat belajar mengenal tumbuhan dan berkebun sekaligus meningkatkan kemampuan matematika, sains, seni, pemahaman dan berbicara (Panse, 2012). Melalui berkebun, perilaku saintifik anak dapat dibangun dengan mendorong naluri rasa ingin tahu anak, mengeksplorasi alam, dan memberikan kesempatan untuk membangun rasa percaya diri melalui keberhasilan merawat tumbuhan dari waktu ke waktu.

Namun demikian, kegiatan ini memiliki kelemahan karena tidak semua sekolah dapat mempraktikkan kegiatan ini, sebab tentunya harus tersedia area yang akan digunakan sebagai kebun percobaan. Kegiatan berkebun berbeda dengan kegiatan menanam tanaman yang dapat dilakukan dalam ruangan menggunakan pot, polybag atau semacamnya. Kegiatan ini harus dilakukan di kebun sebenarnya. Umumnya sekolah-sekolah yang terletak di perkotaan atau sekolah kecil, jarang atau hampir tidak memiliki sebidang tanah yang dapat digunakan untuk berkebun.

Kegiatan ini memiliki tujuan utama yaitu belajar bagaimana tumbuhan butuh untuk dirawat, dipupuk dan bagaimana cara menanam di kebun. Anak dapat mengenal berbagai jenis tumbuhan, cara menanamnya dan manfaat tumbuhan tersebut. Anak akan diajari bagaimana untuk membedakan peralatan-peralatan berkebun dan cara penggunaannya. Mereka juga akan belajar pentingnya air, cahaya matahari, jarak tanam, temperatur dan nutrient (tanah) untuk menunjang pertumbuhan tanaman. Pada kegiatan berkebun, lebih baik jika dilakukan secara berkelompok untuk mengefisienkan waktu (Judd and Tedesco, 2011).

Aspek-aspek yang dapat dikembangkan dari kegiatan berkebun diantaranya (Hachey and Butler, 2009):

(9)

9

EduChild: Jurnal Ilmiah Pendidikan ISSN 977 2598 79901

b. Praktik langsung: meningkatkan kemampuan sensori

c. Inklusif: menghubungkan anak-anak dari berbagai budaya, semua usia dan semua tingkat kemampuan.

d. Ikatan sosial: kegiatan ini memungkinkan anak-anak untuk berbicara satu sama lain dan bekerja sama.

e. Emosional: membangun keyakinan diri (self efficacy) dan harga diri atau evaluasi diri (self esteem).

f. Stimulasi fisik: membantu perkembangan motorik kasar.

g. Integratif: memungkinkan untuk menggabungkan sains, matematika, membaca, studi social dan seni.

h. Estetika: memberikan kesempatan untuk mengagumi makhluk ciptaan Tuhan dan hasil karya masing-masing anak.

D. Simpulan

Pengenalan Botani pada anak dengan menggunakan tumbuhan sebagai media pembelajaran dapat mendukung interaksi anak dengan lingkungan. Terutama untuk anak yang tinggal di perkotaan, anak memiliki kesempatan yang sedikit dalam berinteraksi dengan alam. Berkebun dan kurikulum berbasis alam mendukung perkembangan dan belajar anak dalam hal akademis, sosial, dan berkaitan dengan kesehatan. Tanaman sebagai media pebelajaran sangat mudah untuk tumbuh dan mudah dirawat serta dapat melibatkan anak dalam proyek berkebun dan dapat menjadi sebagai penunjang pembelajaran di luar kelas.

Selain itu, pengenalan Botani pada anak dapat membantu anak untuk dapat mengenal dan memupuk rasa cinta terhadap alam dan menyadari kebesaran serta keagungan Tuhan akan ciptaannya.

DAFTAR RUJUKAN

Education.com. 2017. Activity: Build a Terrarium. https://www.education.com/activity/article/Build_Terrarium/.

Growing Minds ASAP’s. 2017. Early Introduction to Sensory Gardens: Infants and Toddlers. http://growing-minds.org/early-introductions-to-sensory-gardens-infants-and-toddlers/

Hachey, A.C. and Butler, D. L. 2009. Science Education through Gardening and Nature-Based Play. Young Children.

Hensley, D. B. 1999. Discovering Science in Nature.

https://www.scholastic.com/teachers/articles/teaching-content/discovering-science-nature/.

Judd, L and Tedesco, M. J. N. 2011. Wow! Plants Are So Cool!. Part 2 – Kindergarten. Salt Lake City: Wasatch Community Gardens.

Math/ Science Nucleus. 2000. Life Cycle Diversity in a Balance. Kindergarten

Plant Life. 2 Weeks Lesson Plans and Activities.

(10)

10

EduChild: Jurnal Ilmiah Pendidikan ISSN 977 2598 79901

Montessori Research and Development. 2013. Botany Manual: Early Childhood. https://www.montessorird.com/manuals/botany-manual-early- childhood.

Mohrmann, P. 1999. Planting the seeds of science: The school garden—A perfect laboratory for teaching science. Instructor 108 (i6): 25–29.

Musbikin, I. 2010. Buku Pintar PAUD. Jakarta: Laksana.

Panse, S. 2012. Preschool Plants and Gardening Thematic Unit. http://www.brighthubeducation.com/preschool-lesson-plans/65915-plants-and-gardening-lesson/.

Parlamas, A. 2015. Lesson Plan: How Plants Grow. Plant Survival.

https://www.education.com/download/lesson-plan/parts-of-a-plant/attachments/leaf-shapes.pdf.

Ruseffendi, E.T. 1988. Pengajaran Matematika Modern dan Masa Kini Untuk Guru dan SPG. Bandung: Tarsito

Republik Indonesia. 2014. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional No. 137 Tahun 2014 tentang Standar Nasional Pendidikan Anak Usia Dini. Jakarta. Kemendiknas.

Sohail, S. 2015. Lesson Plan: Parts of a Plant. https://www.education.com/lesson-plan/parts-of-a-plant/.

Steere, W. C. 2017. Botany. Encyclopedia Britannica. https://www.britannica.com/science/botany. 2017.

Thomas, R. M. 1992. Comparing Theories of Child Development. Belmont, CA: Wadsworth Publishing Company, Inc.

Gambar

Gambar 1. Contoh puzzle tahapan menaman. (Sumber: Education.com, 2011)

Referensi

Dokumen terkait

Organ tumbuhan Ruruhi yang dimanfaatkan oleh masyarakat Kota Kendari tidak hanya buah tetapi juga memanfaatkan daun, bunga, batang dan akar tumbuhan tersebut

penambahan jumlah kromosom dalam sel sehingga tanaman poliploid lebih kekar dan memiliki akar, batang, daun, bunga dan buah lebih besar dibandingkan dengan tanaman diploid..

Bagian tumbuhan yang digunakan sebagai obat berupa akar, batang, daun, bunga, buah, dan biji, Adapun distribusi frekuensi bagian tumbuhan yang digunakan untuk

 Bagian-bagian tumbuhan yang langsung ataupun tidak, berguna untuk menegakkan kehidupan tumbuhan (makanan)  akar, daun, umbi, batang dan alat khusus pada tumbuhan tertentu..

Siklus I (Pengamatan struktur jaringan organ akar dan batang tumbuhan). Siklus II (Pengamatan morfologi organ daun dan

Bagian tumbuhan yang dimanfaatkan sebagai bahan obat meliputi daun, batang/ kulit batang, bunga, buah, biji, umbi, getah, rimpang, dan akar, untuk diolah dengan cara

Pengambilan data pasak bumi berupa data umum tumbuhan, data akar, habitus dan morfologi batang, daun, bunga, buah yang dicatat dalam tally sheet.. Data akar

Pengambilan data pasak bumi berupa data umum tumbuhan, data akar, habitus dan morfologi batang, daun, bunga, buah yang dicatat dalam tally sheet.. Data akar