• Tidak ada hasil yang ditemukan

Makalah pemeriksaan manajemen dosen pak

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Makalah pemeriksaan manajemen dosen pak"

Copied!
22
0
0

Teks penuh

(1)

PERSIAPAN AUDIT

Disusun untuk memenuhi mata kuliah Pemeriksaan manajemen Dosen pengampu:

BY:

NOVITA DYAH SWASTININGRUM 14.11.2060

PROGRAM STUDI S1 AKUNTANSI

STIE DHARMAPUTRA

(2)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG

Modern Auditing saat ini penekanannya lebih pada pada pemeriksaan internal yang digunakan untuk mengevaluasi efisiensi organisasi secara keseluruhan. Hal ini dilakukan secermat mungkin agar area-area kelemahan bisa diidentifikasi, untuk kemudian ditunjukkan kepada manajemen, dan selanjutnya ditawarkan rekomendasi untuk mempercepat proses perkembangan manajemen. Management audit merupakan konsep yang digunakan untuk maksud tersebut.

Management audit digunakan untuk memastikan seberapa baik manajemen, baik dalam hubungan eksternalnya dengan pihak luar maupun efisiensi internalnya. Pemeriksaan dilakukan terhadap smoothness organisasi, mulai dari level teratas sampai level terbawah. Dengan demikian, hampir setiap aspek manajemen diperiksa, dan rekomendasi yang ditawarkan diharapkan bisa meningkatkan efisiensi dan profitabilitas (Batra, 1997).

1.2 TUJUAN

Tujuan penulisan makalah ini adalah :

 Mengetahui pengertian dari manajemen audit

 Mengetahui tujuan dan manfaat dari manajemen audit  Mengetahui tahapan dan langkah dari manajemen audit  Mengetahui penentuan dari criteria audit operasional  Mengetahui tinjauan dari laporan audit

1.3 RUANG LINGKUP MATERI

Makalah ini akan membahas satu persatu mengenai persiapan audit manajemen. Pada Bab I akan membahas tentang latar belakang dan metode pembahasan, pada Bab II membahas tujuan dari penulisan makalah, dan Bab ke III akan membahas tentang kesimpulan dari makalah ini.

(3)

PEMBAHASAAN

A. PENGERTIAN DARI MANAJEMEN AUDIT

Audit manajemen seringkali diartiksan sama dengan audit operasional. Pengertian sederhana dari audit manajemen adalah investigasi dari suatu organisasi dalam semua aspek kegiatan manajemen dari yang paling tinggi sampai dengan ke bawah dan

pembuatan laporan audit mengenai efektifitasnya atau dari segi profitabilitas dan efisiensi kegiatan bisnisnya. Sedangkan pengertian sederhana audit operasional adalah uraian aktifitas perusahaan yang sistematis dalam hubungannya dengan tujuan untuk melihat, mengidentifikasikan peluang perbaikan, atau mengembangkan rekomendasi untuk perbaikan. Jelas kedua pengertian serupa karena pemeriksaan manajemen dilakukan saat manajemen beroperasi.

Pengertian managemen audit tersirat dalam definisi kalangan akademisi. Berikut beberapa definisi menurut :

1. Menurut Holmes dan Overmyer (1975) : “The management audit means the

examination and evaluation of all information gathering functions and all phases of management functions and activities, in order to ascertain if operating are conducted in a effective and efficient manner.” Definisi di atas dalam terjemahannya sebagai berikut : Manajemen audit mencakup penelitian dan evaluasi atas semua fungsi dari Manajemen, untuk memastikan bahwa pelaksanaan operasi perusahaan telah

dijalankan dengan cara yang efektif dan efisien.

2. Menurut American Institute of Certified Public Accountant /AICPA :

“Management audit is a systematic review of an organization’s activities or of a stipulated segment of them, in relation to specified objectives for the purpose of :  assesing performance

 identifying opportunities for improvement

 developing recommendations for improvement or further action”

Definisi tersebut dalam terjemahannya adalah pemeriksaan manajemen adalah suatu penelaahan yang sistematis terhadap aktivitas suatu organisasi, atau suatu segmen tertentu daripadanya, dalam hubungannya dengan tujuan tertentu, dengan maksud untuk :

 Menilai kegiatan

 Mengidentifikasikan berbagai kesempatan untuk perbaikan

 Mengembangkan rekomendasi bagi perbaikan atau tindakan lebih lanjut.

3. Menurut Arens dan Loebbecke (2003:12) Audit manajemen adalah evaluasi terhadap seluruh prosedur dan metode organisasi perusahaan, dalam tujuan untuk

mengevaluasi tingkat efisiensi dan efektivitas perusahaan.

4. Menurut Carmichael dan John Wilingham (Auditing Concepts and Methods : A Guide to Current Auditing Theory and Practise, 1996:625) manajemen audit adalah suatu penelaahan sistematis terhadap aktivitas suatu organisasi tertentu dalam hubungannya dengan tujuan-tujuan tertentu dengan maksud untuk menilai kegiatan, mengidentifikasi berbagai kesempatan untuk perbaikan, mengembangkan

(4)

Dari definisi yang dikumpulkan maka diperoleh beberapa karakteristik pemeriksaan manajemen yaitu :

a) Memberikan informasi tentang efektifitas , efisiensi dan ekonomisasi operasional perusahaan kepada manajemen.

b) Penilaian efektivitas, efisiensi dan ekonomisasi didasarkan pada standar-standar tertentu.

c) Audit diarahkan kepada operasional sebagian atau seluruh struktur organisasi. d) Hasil audit manajemen berupa rekomendasi perbaikan kepada manajemen. B. TUJUAN DAN MANFAAT DARI MANAJEMEN AUDIT

Tujuan dari audit manajemen adalah:

1. Penilaian atas pengendalian

Berhubungan dengan pengendalian administrasi (administrative control) pada suatu perusahaan, yang bertujuan untuk menentukan apakah pengendalian yang ada telah memadai dan terbukti efektif dalam mencapai tujuan yang telah ditetapkan

perusahaan.

2. Penilaian atas pelaksanaan

Auditor mengumpulkan informasi untuk menentukan apakah kegiatan perusahaan telah berjalan secara efektif dan efisien.

3. Memberikan bantuan kepada manajemen

Dengan jalan memberikan rekomendasi perbaikan yang diperlukan oleh perusahaan. Dan sebagai seorang auditor untuk membantu manajemen harus memahami dahulu prinsip-prinsip manajemen yang diterapkan dan fungsi-fungsi manajemen, yaitu planning, organizing, staffing, leading, dan controlling.

Audit operasional bertujuan untuk menghasilkan perbaikan dalam pengelolaan aktivitas objek yang diperiksa dengan membuat saran-saran tentang cara-cara pelaksanaan yang lebih hemat, lebih efisien, dan lebih efektif. Hal tersebut dilakukan dengan menilai ketaatan pada ketentuan yang berlaku, efisiensi, dan efektivitas objek yang diperiksa dalam mengelola dan mempertanggungjawabkan pelaksanaan aktivitas.

1. Manfaat dari audit manejemen adalah:

Mengevaluasi tujuan, kebijakan, sasaran, peraturan, prosedur dari struktur organisasi yang belum ditentukan sebelumnya.

2. Mengevaluasi kriteria pengukuran pencapaian tujuan organissasi dan penilaian prestasi manajemen.

3. Secara independen dan objektif menilai prestasi individual dan kegiatan unit organisasi tertentu.

(5)

5. Menemukan/mengidentifikasi masalah organisasi yang timbul dan jika mungkin menentukan penyebabnya.

6. Menilai / meyakini reliabilitas dan manfaat berbagai laporan pengendalian manajemen.

C. TAHAP DAN LANGKAH DARI MANAJEMEN AUDIT Tahapan Audit Manajemen :

Ada beberapa tahapan yang harus dilakukan dalam audit manajemen. Secara garis besar dapat dikelompokkan menjadi lima, yaitu:

1. Audit Pendahuluan

2. Review dan pengujian pengendalian manajemen 3. Audit terinci

4. Pelaporan 5. Tindaklanjut 1. Audit Pendahuluan

Kompleksitas operasi yang terdapat pada perusahaan saat ini mungkin sulit dan membuat frustasi untuk dipelajari. Banyak auditor sangat berharap mereka mengetahui kerumitan operasi yang diaudit pada saat audit mulai dilakukan, sebagaimana kemudian ketahui pada saat audit telah selesai. Audit pendahuluan dapat menjadi senjata terbaik bagi auditor untuk memperoleh pemahaman, informasi, dan perspektif yang dibutuhkan untuk mendukung kesuksesan tersebut.

Audit pendahuluan dilakukan untuk mendapatkan informasi latar belakang terhadap objek yang diaudit. Di samping itu, pada audit ini juga dilakukan penelaahan terhadap berbagai peraturan, ketentuan dan kebijakan berkaitan dengan aktivitas yang diaudit, serta menganalisis berbagai informasi yang telah diperoleh untuk mengindentifikasi hal-hal yang potensial mengandung kelemahan pada perusahaan yang diaudit. Auditor mungkin menggunakan daftar pertanyaan, flow chart, Tanya jawab, laporan manajemen, dan observasi dalam pelaksanaan audit pendahuluan. Daftar pertanyaan terdiri dari pertanyaan-pertanyaan yang berhubungan dengan masalah yang mempengaruhi

efektivitas, efisiensi dan performa operasi. Auditor kemudian akan menilai jawaban yang diperoleh, kemudian auditor mengumpulkan bukti-bukti untuk memperkuat jawaban yang diterima. Beberapa contoh tipe pertanyaan yang dimaksud adalah sebagai berikut :

1. Bagaimana performa operasi dinilai oleh manajemen puncak?

2. Wewenang apa yang telah didelegasikan untuk memenuhi kriteria performa? 3. Apakah performa operasi telah memuaskan?

4. Area mana yang perlu diperhatikan manajemen?

5. Metode apa yang digunakan untuk mengamankan aktiva?

6. Cukupkah atau berlebihankah orang-orang yang ditugaskan dalam operasi? 7. Apakah ada suatu program untuk mengawasi pekerjaan krerikal yang berlebihan

atau duplikasi ?

(6)

ineffisensi dan kekurangan pengendalian, seperti operasi yang duplikasi, formulir dari operasi yang tidak perlu, dan kekurangan pengawasan.

2.Review dan pengujian pengendalian Manajemen

Pada tahap ini auditor melakukan review dan pengujian terhadap pengendalian manajemen objek audit, dengan tujuan untuk menilai efektivitas pengendalian

manajemen dalam mendukung pencapaian tujuan perusahaan. Dari hasil pengujian ini, auditor dapat lebih memahami pengendalian yang berlaku pada objek audit sehingga dengan lebih mudah dapat diketahui potensial-potensial terjadinya kelemahan pada berbagai aktivitas yang dilakukan. Jika dihubungkan dengan tujuan audit sementara yang telah dibuat pada audit pendahuluan, hasil pengujian pengendalian manajemen ini dapat mendukung tujuan audit sementara tersebut menjadi tujuan audit sesungguhnya, atau mungkin ada beberapa tujuan audit sementara yang gugur, karena tidak cukup (sulit memperoleh) bukti-bukti yang mendukung tujuan audit tersebut.

3.Audit terinci

Pada tahap ini auditor melakukan pengumpulan bukti yang cukup dan kompeten untuk mendukung tujuan audit yang telah dilakukan. Pada tahap ini juga dilakukan

pengembangan temuan untuk mencari keterkaitan antara satu temuan dengan temuan yang lain dalam menguji permasalahan yang berkaitan dengan tujuan audit. Temuan yang cukup, relevan, dan kompeten dalam tahap ini disajikan dalam suatu kertas kerja audit (KKA) untuk mendukung kesimpulan audit yang dibuat dan rekomendasi yang

diberikan.Kertas kerja dapat diorganisir berdasarkan sub unit dari usaha yang diaudit (seperti berdasarkan cabang, bagian), urutan prosedur audit dilaksanakan (seperti audit pendahuluan, bukti) atau setiap system logis yang mempertinggi pemahaman auditor terhadap pekerjaan yang dilakukan.

Tujuan mengumpulkan bukti-bukti adalah untuk mendapatkan dasar factual dalam menilai kriteria performa yang sebelumnya diidentifikasi. Contoh bukti yang mungkin diuji untuk menilai performa adalah sebagai berikut :

1) Kriteria performanya adalah karyawan menerima pelatihan selama 40 jam setahun. Bukti performanya adalah menguji arsip personel atau catatan pelatihan untuk membuktikan 40 jam untuk pelatihan selama satu tahun.

2) Kriteria perfomanya adalah laporan anggaran diterima pada tanggal 10 bulan berikutnya. Bukti performanya adalah wawancara dengan bagian untuk menentukan waktu penerimaan laporan anggaran

3) Kriteria performanya adalah varian anggaran diselidiki dan tindakan koreksi dilakukan apabila perlu. Bukti performanya adalah menelaah anggaran untuk varian dan menguji dokumentasi tindakan korektif yang diambil (misalnya relokasi personel, penyesuaian peralatan, perubahan dalam jadwal produksi). 4) Kriteria perfomanya adalah peralatan EDP tidak digunakan operator untuk tujuan

pribadi. Bukti performanya adalah menelaah console log dari operasi computer. 5) Kriteria performanya adalah kelebihan dana diinvestasikan untuk mendapatkan

(7)

Wawancara merupakan alat yang penting untuk mendapatkan bukti-bukti selama audit manajemen. Semakin baik pewawancaraan, semakin banyak bukti yang diperoleh. Seorang pewawancara yang baik tidak sekedar mengajukan pertanyaan. Wawancara harus direncanakan dan sebanyak mungkin informasi diperoleh sebelum dilakukan wawancara. Orang yang diwawancara harus dibuat merasa seenak mungkin.

Pewawancara harus bijaksana dan menghindari untuk menyatakan tidak terhadap suatu pertanyaan. Sebagai contoh, pertanyaan. Anda menggunakan laporan ini, bukan? “ biasanya mengakibatkan suatu tanggapan yang kurang positif. Pertanyaan yang lebih baik adalah “ Apa yang anda lakukan dengan laporan ini? “ setelah wawancara selesai.suatu memo perlu disiapkan untuk hal-hal penting yang dicakup dalam wawancara. Memo ini akan memperkuat bukti-bukti informasi yang diperoleh dari wawancara. Auditor akan mengumpulkan bukti yang diperoleh dari suatu arsip. Bukti-bukti mungkin berupa bentuk daftar yang berisi informasi yang diuji (seperti daftar karyawan dan jumlah pelatihan yang diperoleh setahun), dan tembusan dokumen. Dengan menggambarkan formulir-formulir tersebut auditor harus mempunyai bukti dokumentasi untuk mendukung temuannya.

Pada saat mengumpulkan bukti-bukti, auditor harus waspada untuk deviasi dari kebijakan perusahaan dan performa yang tidak efektif dan efisien. Ia harus belajar membedakan deviasi yang tidak signifikan (misalnya satu pesanan penawaran yang kecil yang sedikit melebihi kuantitas pesanan ekonomis) dengan deviasi yang signifikan (misalnya

beberapa pesanan penawaran yang besar yang tidak dilakukan tender). Deviasi masa lampau dapat atau tidak dapat dikoreksi, akan tetapi auditor member perhatian terhadap perusahaan kalau pengaruh potensial deviasi berlangsung terus pada masa yang akan datang. Sebagai contoh, dalam audit manajemen dari deviasi biaya riset dan

pengembangan, auditor menemukan bahwa keamanan lemah karena daerahnya tidak secara terpisah dikunci selama bukan jam usaha dan hasil riset tidak dilindungi. Penyelidikan auditor dapat menghasilkan kesimpulan sebagai berikut:

1. Ini adalah deviasi yang signifikan karena ada kemungkinan kerugian yang

potensial atas produk yang baru atau yang telah diperbaiki jatuh ke tangan pesaing atau pihak lain.

2. Ini bukanlah deviasi yang terisolasi, akan tetapi merupakan kejadian yang berulang-ulang.

3. Deviasi disebabkan kebutuhan karyawan dan divisi untuk mengecek dan memonitor percobaan selama jam buka usaha.

4. Tidak ada keamanan yang formal untuk divisi ini.

Analisis dan penyelidikan deviasi harus didokumentasikan dalam arsip auditor, karena mereka merupakan dasar untuk menentukan tindakan korektif.

4. Pelaporan

(8)

audit untuk mendukung kesimpulan audit dan rekomendasi). Rekomendasi harus disajikan dalam bahasa operasional dan mudah dimengerti serta menarik untuk ditindak lanjuti.

Walaupun laporan formal dapat dianggap sebagai langkah terakhir dalam manajemen audit. Laporan informal ini harus dibuat selama audit. Sebagai contoh, apabila auditor menemukan suatu ineffisiensi yang serius selama survey pendahuluan. Ia harus diselidiki, dinilai, dan dilaporkan segera daripada menunggu audit selesai.

Laporan formal biasanya termasuk :

a. Suatu konferensi dengan supervisor bagian divisi pada saat selesainya audit. b. Suatu laporan audit yang tertulis kepada departemen atau divisi yang termasuk

temuan audit secara terinci dan rekomendasi, dan

c. Suatu laporan audit yang tertulis kepada manajemen puncak atau penilaian audit dari dewan direksi dengan meringkaskan hanya temuan audit yang lebih signifikan dari rekomendasi.

Karena ekonomisasi dan efisiensi adalah istilah relative, seorang auditor tidak menyatakan pendapat apakah suatu operasi tidak menyatakan pendapat apakah suatu operasi dilakukan pada tingkat yang ekonomis dan efisien. Melainkan, auditor harus melaporkan temuan khusus dan simpulan. Tidak ada bentuk laporan yang standar dari suatu audit manajemen, akan tetapi berusaha masalah akan tercakup dalam kebanyakan laporan demikian. Suatu paragraph ruang lingkup atau pendahuluan harus menguraikan operasi yang diaudit, periode waktu. Setiap keterbatasan yang ditempatkan pada ruang lingkup pekerjaan auditor juga harus dicatat. Paragraf yang lain harus memberikan penilaian yang menyeluruh dari operasi dan penilaian performanya. Ini dapat diikuti suatu bagian yang menyajikan temuan yang terinci berdasarkan masalah individu. Di sini penting untuk melaporkan baik temuan yang baik ataupun yang jelek. Memberikan kredit yang tepat untuk performa yang baik mempromosikan suatu kesan yang objektif dari auditor dan mendorong kerjasama dengan auditor pada audit pada masa yang akan datang. Temuan yang jelek harus termasuk suatu uraian deviasi, tindakan korektif yang diusulkan, dan komentar oleh personel departemen atau divisi. Paragraf akhir dapat menyatakan apresiasi auditor untuk kerjasama dan bantuan yang diterima selama audit. Penemuan tindakan korektif actual yang diambil terhadap temuan termasuk dalam laporan adalah tanggung jawab manajemen dan biasanya di luar lingkup audit manajemen.

5.Tindak lanjut

Sebagai tahap akhir dari audit manajemen, tindaklanjut bertujuan untuk mendorong pihak-pihak yang berwenang untuk melaksanakan tindaklanjut sesuai dengan

(9)

Dalam penentuan tindakan korektif, auditor harus menjawab dua pertanyaan berikut: 1.Tindakan korektif apa yang harus diambil?

2.Apakah tindakan korektif dapat diterapkan?

Pertanyaan kedua sering paling sulit dijawab karena auditor perlu mempertimbangkan factor-faktor seperti hubungan biaya atau manfaat, pengaruh terhadap moral karyawan, dan konsistensi dengan kebijakan perusahaan yang lain.

Dalam contoh keamanan yang lemah dalam divisi riset dan pengembangan, suatu tindakan korektif yang mungkin adalah tidak memperbolehkan karyawan masuk ke daerah selama jam bukan usaha. Akan tetapi, hal ini bertentangan dengan percobaan. Tindakan korektif lain yang mungkin adalah merekrut staf keamanan untuk menjaga 24 jam daerah tersebut. Hal ini akan mahal, akan tetapi mungkin dapat dipertimbangkan dalam beberapa kasus. Tindakan korektif ketiga yang mungkin adalah mengunci daerah dan tanda identifikasi diri yang memperbolehkan mereka memasuki daerah tersebut. Semua tindakan korektif perlu diusulkan perlu didiskusikan dengan orang lain yang terlibat untuk mendapatkan ide dan kerjasamnya.

Beberapa hal penting yang harus diperhatikan berkaitan dengan pelaksanaan audit ini, antara lain:

1. Pemahaman auditor terhadap Objek Audit

Objek audit meliputi keseluruhan perusahaan dan/atau kegiatan yang dikelola oleh perusahaan tersebut dalam rangka mencapai tujuannnya. Dalam pemahaman terhadap objek audit, auditor harus mendapatkan informasi tentang sumber daya (kapasitas aktivitas) yang dimiliki objek audit dalam melaksanakan berbagai kegiatan.

Dalam pembahasan dengan manajer dan supervisor, auditor menjelaskan tujuan, sasaran, standar operasi, serta risiko bawaannya. Dalam kebanyakan audit, informasi penting dapat diklasifikasikan ke dalam empat fungsi dasar manajemen:

a) perencanaan, pengorganisasian, pengarahan dan control.

b) Pengamatan dalam arti umum, terus dilakukan selama audit pendahuluan. c) Melalui pengamatan yang gigih dan Tanya jawab yang cerdas,

Auditor membuat kesimpulan sementara secara umum atas pemahamannya terhadap objek audit termasuk indikasi adanya kelemahan-kelemahan yang perlu diperbaiki menjadi dasar dalam membuat kesimpulan tersebut berbagai temuan yang diperoleh pada tahap ini terutama indikasi adanya kelemahan-kelemahan yang perlu diperbaiki, digunakan sebagai dasar sementara untuk menentukan tujuan, ruang lingkup, tujuan audit dan penentuan kriteria serta bukti-bukti yang diperlukan.

Auditor harus mengomunikasikan dengan atasan pengelola objek atau pemberi tugas audit tentang pemahamannya terhadap berbagai program/aktivitas objek audit untuk menghindari terjadinya kesalahpahaman. Komunikasi ini lebih efektif jika dilakukan secara tertulis, dengan meminta tanggapan pemberi tugas audit tentang hal-hal berikut:

a) Informasi yang mendukung tujuan audit.

(10)

Auditor harus merumuskan tujuan audit yang lebih rinci. Beberapa alasan yang mendasari diperlukannya audit manajemen termasuk di antaranya:

a) Terjadinya pemborosan dan ketidakefisienan penggunaan sumber daya perusahaan. b) Tujuan yang telah ditetapkan tidak tercapai.

c) Adanya alternative yang lebih baik dalam pencapaian tujuan yang telah ditetapkan. d) Terjadinya penyimpangan dalam penggunaan sumber daya

e) Adanya penyimpangan terhadap peraturan dan kebijaksanaan perusahaan. f) Sistem informasi dan pelaporan kurang baik.

Dalam merumuskan tujuan ini, auditor dapat melakukannya dengan cara sebagai berikut: a. Mengindentifikasi tujuan yang ada, mungkin mempunyai arti penting pada pemberi

tugas.

b. Mempertimbangkan tujuan audit yang telah ditetapkan pada masa sebelumnya. c. Membahas dengan pemberi tugas dan pengelola objek audit.

Jika auditor memiliki wewenang yang besar harus memperhatikan dengan cermat tentang arti penting dan risiko dalam audit tersebut. Kedua hal ini dapat memberikan petunjuk/indikasi tentang bidang-bidang yang harus diuji dalam audit. Dalam penentuan tujuan audit, auditor harus memperkirakan dan mengukur dengan cermat apakah:

a. Sasaran dapat memungkinkan untuk diaudit.

b. Sumber daya cukup tersedia untuk melaksanakan audit. c. Waktu pelaksanaan yang tersedia cukup untuk audit.

Faktor-faktor ini memberikan gambaran kepada auditor tentang apakah audit dapat dilaksanakan dan dapat terselesaikan dalam waktu yang ditentukan. Auditor harus membedakan tujuan, sasaran dan standar. Dalam menentukan tujuan audit, auditor harus lebih menekankan pada aktivitas yang memerlukan perbaikan.

Beberapa hal berikut ini mengandung risiko kegagalan tinggi terhadap keberhasilan pencapaian tujuan audit yang harus diperhatikan auditor:

a. Tujuan objek audit yang beraneka ragam dan tidak konsisten. b. Tujuan objek audit yang kurang jelas.

c. Kegiatan objek audit yang rumit dan kompleks d. Pengendalian yang lemah

e. Perubahan-perubahan yang tidak terencana dan perputaran karyawan yang tinggi f. Perubahan lingkungan objek audit.

Hasil dari berbagai analisis yang dilakukan terhadap factor-faktor yang mempengaruhi penentuan tujuan audit, harus dikomunikasikan kepada pemberi tugas audit untuk mendapatkan kesamaan sudut pandang dalam penentuan tujuan audit.

3. Penentuan Ruang lingkup dan Tujuan Audit

Ruang lingkup audit menunjukkan luas (area) dari tujuan audit. Di samping itu, penentuan ruang lingkup audit harus mengacu pada tujuan audit yang telah ditetapkan. Ruang lingkup audit manajemen terdiri atas :

a) Bidang Keuangan

b) Ketaatan kepada peraturan dan kebijakan perusahaan c) Ekonomisasi

(11)

e) Efektivitas

Tujuan audit adalah target yang akan diaudit. Dalam target ini terkandung pertanyaan auditor yang jawabannya akan diperoleh melalui proses dan kesimpulan hasil audit. Elemen-elemen penting dalam setiap tujuan audit:

a. Kriteria b. Penyebab c. Akibat (effect)

4. Penelaahan terhadap Peraturan dan kebijakan yang berkaitan dengan objek audit

Penelaahan ini bertujuan untuk memperoleh informasi tentang peraturan-peraturan yang berhubungaan dengan objek audit baik bersifat umum maupun yang berhubungan khusus dengan berbagai program/aktivitas yang diselenggarakan pada objek audit, sehingga auditor dapat memahami batas-batas wewenang objek audit dan berbagai program yang dilaksanakan dalam mencapai tujuannya

5. Pengembangan Kriteria Awal dalam audit

Kriteria adalah norma atau standar yang merupakan pedoman bagi setiap individu maupun kelompok dalam melakukan aktivitasnya di dalam perusahaan. Faktor yang mempengaruhi kriteria yang akan digunakan dalam audit antara lain:

a. Tujuan dari kegiatan yang diaudit b. Pendekatan audit

c. Aktivitas tujuan audit

Karakteristik kriteria yang baik antara lain: a. Realistis

b. Dapat dipercaya

c. Bebas dari pengaruh kelemahan manusia

d. Mengarah pada temuan-temuan dan kesimpulan untuk memenuhi kebutuhan informasi pemberi tugas audit.

e. Dirumuskan secara jelas dan tidak mengandung arti ganda yang dapat menimbulkan interpretasi yang berbeda.

f. Dapat dibandingkan g. Diterima semua pihak h. Lengkap

i. Memerhatikan adanya rentang waktu pada saat suatu kejadian/kegiatan berlangsung. Dalam pengembangan kriteria ini, auditor dapat mengacu pada beberapa sumber, antara lain :

a. Undang-undang (peraturan) yang berlaku

b. Kebijakan-kebijakan yang ditetapkan dalam objek audit c. Norma yang sudah mendapat pengakuan secara umum d. Kriteria yang digunakan pada objek audit sejenis

(12)

Kesimpulan ini menjadi dasar dalam menentukan langkah-langkah yang akan diambil dalam tahapan audit selanjutnya. Data yang dikumpulkan dapat mengindentifikasi hal-hal penting dan masalah-masalah yang ada serta membantu auditor memutuskan apakah pemeriksaan lanjutan diperlukan.

Pada tahap ini pula auditor seharusnya sudah menetapkan tujuan audit walaupun masih bersifat sementara. Kesimpulan hasil audit pendahuluan memuat tentang hal-hal sebagai berikut :

a) Daftar bidang/kegiatan yang mengandung kelemahan, yang akan dijadikan tujuan audit pada tahap audit selanjutnya.

b) Alasan mengapa bidang/kegiatan tersebut memerlukan audit lanjutan

c) Temuan-temuan sementara yang diperoleh berkaitan dengan bidang/kegiatan yang termasuk dalam daftar bidang/kegiatan yang masih mengandung kelemahan, berdasarkan kriteria yang telah ditetapkan.

d) Rekomendasi sementara yang diajukan untuk memperbaiki kelemahan-kelemahan yang ada.

e) Tindakan-tindakan perbaikan yang sudah dilakukan objek audit berdasarkan rekomendasi sementara yang diberikan auditor sebelumnya.

f) Bukti-bukti yang diperoleh pada audit selanjutnya berkaitan dengan tujuan audit sementara yang telah ditetapkan.

Jika audit pendahuluan memberi keyakinan adanya system, control, pengawasan, dan manajemen yang baik, maka bisa menjadi dasar keputusan tidak dilakukannya audit. Dalam situasi program audit akan disiapkan dan pekerjaan lapangan akan dilakukan, mungkin berguna untuk membuat ringkasan hasil survey dan melaporkan secara informal ke manajemen.

D. PENENTUAN DARI CRITERIA AUDIT OPERASIONAL

Salah satu kesulitan yang umumnya dihadapi dalam audit operasional adalah menentukan kriteria untuk mengevaluasi apakah efisiensi dan efektivitas telah tercapai. Di dalam audit keuangan, Standar Akuntansi Keuangan merupakan kriteria umum untuk mengevaluasi kewajaran penyajian laporan keuangan, dalam audit operasional tidak ada kriteria standar yang dapat digunakan sebagai pedoman.

Menurut Arens dan Loebbecke (1997; 797), ada beberapa sumber kriteria yang dapat digunakan, yaitu :

a) Historical Performance

Historical performance merupakan kriteria yang didasarkan pada hasil aktual dari periode (atau audit) sebelumnya. Hal ini dilaksanakan untuk membandingkan apakah prestasi kerja periode sekarang lebih baik atau lebih buruk dibandingkan dengan prestasi kerja periode sebelumnya. Keuntungan penggunaan kriteria ini adalah kemudahan untuk menerapkannya. Kerugiannya adalah tidak dapat memberikan gambaran apakah

(13)

b) Benchmarking

Benchmarking merupakan kriteria yang ditetapkan berdasarkan hasil yang dicapai oleh entitas yang sama dalam organisasi secara keseluruhan atau di luar organisasi. Data prestasi dari entitas yang dibandingkan merupakan sumber yang baik untuk kriteria dalam benchmarking.

c) Engineered Standards

Engineered standards merupakan kriteria yang ditetapkan berdasarkan standar teknik, seperti time and motion study untuk menetukan banyaknya output yang harus diproduksi. Penggunaan kriteria ini efektif untuk menyelesaikan brbagai masalah operasional yang penting, tetapi pembuatan kriteria ini memerlukan keahlian yang khusus sehingga memakan banyak waktu dan biaya yang cukup tinggi.

d) Discussion and Agreement

Discussion and Agreement merupakan kriteria yang ditetapkan berdasarkan hasil diskusi dan kesepakatan bersama antara pihak manajemen dari entitas yang akan di audit, auditor operasional, dan pihak yang akan menerima laporan hasil audit operasional. Kriteria ini umum digunakan karena pembuatan kriteria yang lalu sering kali sulit dan membutuhkan biaya yang tinggi.

E. TINJAUAN DARI LAPORAN AUDIT

Dalam meninjau laporan pimpinan harus mempertimbangkan: 1. Laporan hendaknya ringkas, jelas dan mudah di pahami 2. Laporan harus mengemukakan fakta

3. Mengungkapkan dimensi yang tidak atau belum di ketahui klien 4. Berisi tentang informasi yang up to date

5. Menggunakan bahasa yang baik dan benar sesuai dengan kaidah bahasa tulisan Tinjauan laporan audit dilakukan dalam 2 tahap , yang pertama oleh pengawas dan yang kedua oleh penanggung jawab. Koreksi koreksi harus kelihatan jelas artinya konsep asli tidak di hapus terlebih dahulu. Tinjauan laporan tidak hanya dilaksanakan atas konsep saja tetapi juga atas hasil dari cetak ulang.dari tinjauan laporan juga harus diperhatikan istilah istilah baku atau istila istilah teknis yang digunakan apakah sudah tepat dan tidak ada penggunaanistilah teknis yangtidak tepat dapat menimbulkan penafsiran lain dari pembaca laporan.

F. CONTOH LAPORAN AUDIT MANAJEMEN

(14)

Lampiran : 3 Eksemplar

Perihal : Laporan Hasil Audit Manajemen Kepada Yth,

Direktur PT. Aminuddin Djarum Di Medan

Kami telah melakukan audit atas Manajemen Penjualan dan Pemasaran pada PT. Aminuddin Djarum untuk periode tahun 2010/ 2011. Audit kami tidak dimaksudkan untuk memberikan pendapat atas kewajaran laporan keuangan perusahaan dan oleh karenanya kami tidak memberikan pendapat atas Laporan Keungan tersebut.

Audit kami hanya mencakup bidang Manajemen Penjualan dan Pemasaran yang dimiliki (terjadi pada) Perusahaan. Audit tersebut dimaksudkan untuk menilai ekonomisasi (kehematan), efisiensi (daya guna), dan efektivitas (hasil guna).

Manajemen Penjualan dan Pemasaran yang dilakukan dan memberikan saran perbaikan atas kelemahan pelayanan yang ditemukan selama audit, sehingga diharapkan di masa yang akan datang dapat dicapai perbaikan atas kekurangan tersebut dan perusahaan dapat beroperasi dengan lebih ekonomis, efisien dan lebih efektif dalam mencapai tujuannya. Hasil audit kami sajikan dalam bentuk laporan audit yang meliputi :

BAB I : Informasi Latar Belakang

BAB II : Kesimpulan Audit yang Didukung dengan Temuan Audit BAB III : Rekomendasi

BAB IV : Ruang Lingkup Audit

Dalam melaksanakan audit, kami telah memperoleh banyak bantuan, dukungan, dan kerja sama dari berbagai pihak baik jajaran Direksi maupun Staff yang berhubungan dengan pelaksanaan audit ini. Untuk itu, kami mengucapkan terima kasih atas kerja sama yang telah terjalin dengan baik ini.

Kantor Akuntan Publik Nuda Kartika dan Rekan

Nuda Kartika Harahap, SE.,Ak.CPA

Bab I

Informasi Latar Belakang

PT. Aminuddin Djarum (selanjutnya disebut “Perusahaan”) yang ber-lokasi di Jl. Ali bin Abi Thalib No. 50 Medan, didirikan pada tanggal 10 Maret 2008 oleh para pendiri yang terdiri atas :

1. Ir. Lisna 2. Ainul Yaqin 3. Amin Sentosa, SE 4. Doharni Soraya 5 Dewi Maharani

(15)

maupun di luar Negara Indonesia dan juga untuk memperoleh keuntungan, dengan hasil produksi yang baik, bermutu dan juga berkualitas.

Proses Produksi untuk menghasilkan tiap batangan rokok terdiri dari 2 tahap : 1. Bahan baku berupa pohon diambil dari supplier, kemudian bahan baku diolah

menjadi serbuk rokok menggunakan mesin pabrik.

2. Pengolahan serbuk rokok menjadi batangan rokok yang dilakukan oleh karyawan . Susunan Direksi Perusahaan, sebagai berikut :

Direktur Utama : Ir. Lisna Direktur Umum dan Keuangan : Ainul Yaqin

Sedangkan Tujuan Dilakukannya Audit, adalah untuk :

1. Menilai kecukupan prosedur Manajemen Penjualan yang digunakan dalam meningkatkan penjualan.

2. Menilai ekonomisasi, efisiensi, dan efektivitas Manajemen Penjualan yang dimiliki perusahaan.

3. Memberikan berbagai saran perbaikan dan kelembagan Manajemen Penjualan yang ditemukan.

Bab II Kesimpulan Audit

Berdasarkan temuan (bukti) yang kami peroleh selama berlangsungnya audit yang kami lakukan, kami dapat menyimpulkan beberapa hal sebagai berikut :

A. Kondisi

1. Terjadinya penurunan tingkat penjualan pada Triwulan II dan Triwulan III, masing-masing sebesar 75% dan 30%. Hal ini merupakan masalah Perusahaan. 2. Karyawan yang bekerja pada Manajemen Penjualan dan Pemasaran berjumlah

200 orang. Jumlah itu cukup besar dan seharusnya sangat berpeluang untuk meningkatkan penjualan perusahaan.

3. Masalah utama pada Manajemen Penjualan dan Pemasaran yaitu mengenai karyawan, diantaranya:

a) Pada saat peneriman karyawan di bagian Manajemen Pemasaran, karyawan yang diterima tidak diuji dan tidak dipilih secara selektif.

b) Karyawan yang diterima untuk tamatan SLTA, tidak diperhatikan bidang ilmunya.

c) Sebesar 80% karyawan yang diterima belum pernah bekerja atau tidak pernah memiliki pengalaman kerja sama sekali.

d) Karyawan di bagian Manajemen Penjualan dibebaskan dalam bekerja, tidak diawasi sama sekali dan hanya dibebani target-target tertentu yang harus mereka capai.

e) Karyawan di bagaian Penjualan dan Pemasaran hanya diberikan uang makan sebesar Rp.15,000 per hari.

(16)

1. Adanya pendekatan hubungan antara Perusahaan dengan Karyawan di bagian Manjemen Penjualan dan Pemasaran. Hal ini menjadi sangat penting karena berkaitan dengan masalah utama perusahaan yaitu menurunnya tingkat Penjualan yang cukup tinggi.

2. Perusahaan harus mengadakan pelatihan terhadap 200 karyawannya agar kapasitas karyawan (input) sebanding dengan tingkat penjualan (output). 3. Perusahaan harus lebih berhati-hati lagi dalam menerima calon karyawan. 4. Perusahaan harus mengadakan seleksi yang cukup selektif untuk penerimaan

calon pegawai, meliputi :

a. Bagi calon pegawai tamatan SLTA harus diperhatikan bidang studi nya, harus berkaitan dengan pemasaran dan penjualan pada suatu perusahaan

b. Calon karyawan juga harus memiliki pengalaman kerja, khususnya di bidan penjualan maupun pemasaran.

c. Karyawan di bagian penjualan harus diperhatikan proses kerja dan hasil kerjanya, agar mereka tidak semena-mena dalam bekerja, dan tidak hanya terfokus pada target / pencapain saja, biaya yang dikeluarkan juga sangat perlu diperhatikan. d. Manajer di bagian Penjualan dan Pemasaran harus melakukan pendekatan

terhadap para karyawannya. Mereka harus mengetahui apa yang sebenarnya diinginkan karyawannya.

e. Manajer Perusahaan harus menjalin hubungan yang baik dengan para karyawan, karyawan yang bekerja harus diberi apresiasi seperti adanya tambahan gaji lembur, adanya peningkatan karir bagi karyawan yang baik dan berprestasi. Hal ini akan meningkatkan motivasi dan kinerja karyawan.

f. Uang makan menjadi salah satu masalah apresasi terhadap karyawan di bagian Pemasaran dan Penjualan. Manajer harus memberikan uang makan yang sebenarnya dibutuhkan karyawan.

g. Perusahaan harus memiliki perencanaan penjualan agar kapasitas mesin dapat digunakan semaksimal mungkin.

h. Perusahaan harus memiliki perencanaan penjualan yang baik, agar penggunaan SDM juga dapat secara maksimal.

i. Perusahaaan memerlukan sebuah Sistem Informasi Manajemen dalam hal Pemasaran dan Penjualan agar karyawan dapat bekerja dengan mudah dan tersistem dengan baik.

C. Penyebab

1. Kurang lakunya produk yang dijual karena ketidaktahuan konsumen terhadap produk yang ditawarkan.

2. Kurang maksimalnya kinerja karyawan dikarenakan kurangnya pemahaman mengenai bidang penjualan dan pemasaran.

3. Tidak terjalinnya hubungan yang cukup dekat antara manajer dan karyawan, sehingga para Manajer kurang tau apa yang sebenarnya karyawan inginkan. 4. Tidak dilakukannya pelatihan terhadap karyawan sehingga karyawan belum

mengetahui secara maksimal cara-cara mendapatkan dan mempertahankan pelanggan.

(17)

6. Perusahaan belum memliki system manajemen penjualan dan pemasaran yang baik.

D. Akibat

1. Kurangnya jumlah konsumen yang berminat terhadap produk yang ditawarkan. 2. Tidak setianya konsumen terhadap produk perusahaan dikarenakan karyawan

pemasaran kurang pintar mempertahankan konsumen.

3. Terjadinya penurunan tingkat penjualan pada Triwulan II dan Triwulan III, masing-masing sebesar 75% dan 30%. Hal ini merupakan masalah Perusahaan.

Pejabat yang Bertanggungjawab : Direktur Administrasi dan Keuangan,

ttd Ainul Yaqin

Bab III Rekomendasi

Hasil audit yang dilakukan menemukan beberapa kelemahan yang harus segera menjadi perhatian pihak manajemen di masa yang akan datang. Kelemahan ini dapat

dikelompokkan menjadi 2 (dua), yakni :

1. Kelemahan yang terjadi pada sistem dan prosedur penjualan dan pemasaran yang dimiliki oleh Perusahaan.

2. Kelemahan yang terjadi karena kurang terlatihnya karyawan di bagian penjualan dan pemasaran dalam melakukan proses menjual dan memasarkan barang.

Atas keseluruhan kelemahan yang terjadi, maka diberikan rekomendasi sebagai koreksi atau langkah perbaikan yang bisa diambil manajemen untuk memperbaiki kelemahan tersebut.

Rekomendasi :

1. Perusahaan harus memiliki system dan prosedur promosi yg lebih luas, cth: lewat iklan di berbagai media sehingga masyarakat lebih mengenal produk rokok yang ditawarkan.

2. Karyawan yang bertugas untuk melakukan proses penjualan dan pemasaran harus mendapatkan pelatihan yang memadai untuk meningkatkan kemampuan dalam melaksanakan tugas-tugasnya.

3. Perusahaan harus membuat kebijakan dan peraturan yang cukup untuk menjadi dasar dalam Sistem Penjualan dan Pemasaran, baik dalam menentukan

perencanaan, anggaran, target penjualan, laba minimum, biaya promosi dan target perusahaan.

Keputusan untuk melakukan perbaikan atas kelemahan ini sepenuhnya ada pada pihak manajemen, tetapi jika kelemahan ini tidak segera diperbaiki kami mengkhawatirkan terjadi akibat yang lebih buruk lagi pada Sistem Penjualan dan Pemasaran Perusahaan di masa yang akan datang.

Bab IV

(18)

Sesuai dengan penugasan yg kami terima, audit yang kami lakukan hanya meliputi masalah Sistem Manajemen Penjualan dan Pemasaran PT. Aminuddin Djarum untuk periode tahun 2010/ 2011. Audit kami mencakup penilaian atas kecukupan Manajemen Penjualan dan Pemasaran, Sistem Perencanaan Anggaran Penjualan, dan aktivitas Sistem Penjualan itu sendiri.

G. PERBEDAAN ANTARA MANAJEMEN AUDIT DAN AUDIT KEUANGAN

AUDIT MANAJEMEN AUDIT KEUANGAN

1. Karakterstik Menemukan penyebab kelemahan, menganalisis

2. Keluasan audit Keseluruhan aspek manajemen baik yang

3. Tujuan Audit Menemukan berbagai kelemahan dalam

operasional perusahaan selanjutnya dilakukan perbaikan  penghematan, efisiensi, dan efektivitas

4. Ruang Lingkup Keseluruhan fungsi manajemen dan unit

5. Dasar Yuridis Berdasar kepedulian manajemen untuk

6. Pelaksana audit Audit Internal maupun eksternal  objektivitasnya ?

Audit independen (Audit eksternal).  objektivitas

(19)

ketentuan kepedulian manajemen mencapai efektivitas dan efisien program.

rutin penerbitan LK

8. Orientasi hasil Audit

Audit  perbaikan kinerja masa

datang  anticipatory audit

Audit  Data keuangan yang bersifat

historispenilaian kinerja masa lalu

9. Bentuk laporan Komrehensip : kesimpulan audit, kesimpulan

penting rekomendasi  b elum ada standar

baku  laporan tergantung dari kemampuan auditor

Memiliki standar baku Standar Profesional Akuntan Publik

(SPAP)  laporan bentuk pendek yang menyertai laporan keuangan hasil audit

10. Pengguna laporan Pihak internal Pihak

(20)

Bab iii

Penutup/ kesimpulan

(21)

DAFTAR PUSTAKA

http://rumah-akuntansi.blogspot.co.id/2014/04/makalah-manajemen-audit.html

http://www.kajianpustaka.com/2013/03/audit-manajemen.html

https://nedyahestika.wordpress.com/2008/12/04/persiapan-pendahuluan-dan-penelitian-lapangan-audit-manajemen/

http://yuliakurnia.blogspot.co.id/2011/07/langkah-langkah-audit-manajemen.html

http://denricositorus.blogspot.co.id/2012/07/tahapan-audit-manajemen.html

http://modul.mercubuana.ac.id/files/pbael/pbaelmercubuanaacid/Modul%20Backlink/Modul %20Ganjil%202011-2012/Fakultas%20Ekonomi/Akuntansi/Iskandar%20-%20Manajemen %20Audit/ModulManajemenAuditGJ1112TM6.pdf

http://nurhayati-willa.blogspot.co.id/p/blog-page.html

Bayangkara, IBK (2008). Audit Manajemen: Prosedur dan Implementasi. Jakarta:Salemba Empat

http://kikimartha25.blogspot.com/2011/07/laporan-audit-manajemen-letter-dan.html

http://learnourworld.wordpress.com/category/kuliahku/audit-manajemen/

http://kuliahbandoro.wordpress.com/tag/standar-pelaporan-audit-manajemen/

http://yuliakurnia.blogspot.com/2011/12/kertas-kerja-audit-dan-program-audit.html

http://asnamaulida.wordpress.com/2013/04/01/contoh-kertas-kerja-audit/

http://yuliakurnia.blogspot.com/2011/07/langkah-langkah-audit-manajemen.html

(22)

Ikatan Akuntansi Indonesia, Kompartemen Akuntan Publik . Standar Profesional Akuntan Publik per 1 januari 2001. Jakarta : PT. Salemba Empat,2001.

Mulyadi. Auditing. Edisi ke-6, Jakarta : PT. Salemba Empat, 2002.

Referensi

Dokumen terkait

Länsimaisessa filosofiassa metafyysinen mikrokosmosajatus säilyi platonistisen ajattelun piirissä läpi keskiajan, vaikka aristoteelisen filosofian valta-asema verotti

 Pertumbuhan wajah sangat dipengaruhi oleh Intrinsic genetic factor.  Peristiwa utama dalam pertumbuhan sutura ini adalah Proliferasi dari sel mesenkim jaringan conectivus diantara

Dalam hal penjualan kembali Unit Penyertaan REKSA DANA BNP PARIBAS INTEGRA dilakukan oleh Pemegang Unit Penyertaan melalui media elektronik, maka Formulir Penjualan Kembali

maka pembelajaran yang cenderung searah, dalam artian bahwa pengetahuan hanya disampaikan oleh pendidik, maka nantinya dapat terentaskan menjadi pembelajaran dari segala arah

Anggaran Belanja Daerah Kabupaten Kapuas Hulu Tahun Anggaran 2016 ditetapkan dengan Peraturan Daerah Nomor 24 Tahun 2015 tanggal 30 Desember 2015 sebesar Rp.. a)

Pada akhirnya, diharapkan melalui keberadaan dan fungsi Rencana Strategis Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral Provinsi Jawa Tengah Tahun 2018-2023 ini,

STUDI TENTANG KESADARAN PEKERJA TERHADAP PELAPORAN KECELAKAAN KERJA.. DI PT ASTRA NISSAN DIESEL INDONESIA PERIODE JUNI - JULI