• Tidak ada hasil yang ditemukan

ANALISIS PENILAIAN PADA KEMAMPUAN MENULI

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "ANALISIS PENILAIAN PADA KEMAMPUAN MENULI"

Copied!
14
0
0

Teks penuh

(1)

ANALISIS PENILAIAN TERHADAP KEMAMPUAN MENULIS SISWA Nurfitri Alfiah. S, Pendidikan Bahasa dan Sastra Inggris, Fakultas Keguruan dan

Ilmu Pendidikan, Universitas Muhammadiyah Makassar Nurfitrialfiah8@gmail.com

ABSTRAK

Setiap proses pembelajaran tidak dapat dipisahkan dari proses kegiatan penilaian terhadap peserta didik yang bertujuan untuk mengetahui keberhasilan dari para pendidik memberikan pengetahuan dan pencapaian peserta didik. Sebagaimana Pada kegiatan pembelajaran bahasa yang mencakup beberapa keterampilan seperti membaca, menulis, berbicara, dan menyimak. Pendidik harus mengetahui aspek dalam penilaian setiap keterampilan. Terkhusus pada keterampilan menulis, sangat penting untuk mengetahui prinsip dalam mendesain teknik yang akan digunakan untuk meningkatkan kemampuan berbahasa peserta didik karena dengan menulis seseorang melakukan kegiatan pengolahan kata yang juga berkaitan dengan keterampilan membaca seseorang. Oleh karena itu, pendidik harus mengetahui prinsip dalam mendesain teknik dan aspek dari pencapaian keterampilan menulis agar mampu memberikan penilaian dengan tepat sasaran.

(2)

BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang

Proses pembelajaran bukan hanya kegiatan mentransfer pengetahuan kepada peserta didik tetapi, adanya kompetensi yang ingin dicapai baik itu pada saat proses pembelajaran atau pun akhir dari pembelajaran. Seorang peserta didik bahasa harus mampu mengetahui beberapa kemampuan seperti membaca, menulis, berbicara, dan mendengarkan. Dengan beberapa kemampuan tersebut seorang peserta didik akan mampu berbahasa yang baik dan benar. Termasuk didalamnya adalah keterampilan menulis yang memiliki banyak manfaat dalam perkembangan berbahasa khususnya pada kemampuan menulis.

Kegiatan menulis adalah kegiatan mengungkapkan perasaan atau pikiran kepada orang lain melalui tulisan. Pernyataan ini juga didukung oleh pendapat Tarigan (1986:3) bahwa menulis merupakan suatu keterampilan berbahasa yang dipergunakan untuk berkomunikasi secara tidak langsung, tidak secara bertatap muka dengan orang lain. Jadi, dengan tulisan kita dapat menyampaikan suatu informasi kepada orang lain walaupun tidak bertatap muka secara langsung. Oleh karena itu, dapat pula dikatakan bahwa menulis merupakan penjelmaan bahasa lisan. Dalam penjelmaan bahasa lisan tersebut, kadangkala digunakanlah suatu simbol-simbol atau lambang-lambang bahasa tertentu sehingga orang lain dapat mengetahui isi tulisan tersebut apabila dapat membaca lambang-lambang grafik suatu bahasa tersebut.

B. Rumusan Masalah

1. Apa aspek penilaian dalam menulis ?

2. Apa prinsip yang digunakan dalam mendesain teknik writing ? C. Tujuan

Adapun tujuan dari karya tulis ini adalah :

1. Untuk mengetahui aspek apa saja yang ada pada keterampilan menulis 2. Untuk mengetahui prinsip yang digunakan dalam mendesain teknik

menulis. D. Manfaat

(3)

1. Agar mengetahui aspek apa saja yang ada pada keterampilan menulis/ writing

(4)

BAB II

TELAAH PUSTAKAPengertian Menulis

Banyak definisi tentang menulis menurut para ahli. Menurut Suria Miharja (1996: 2 ) dikutip oleh Akip Efendi yang menjelaskan bahwa menulis adalah berkomunikasi mengungkapkan pikiran, perasaan, dan kehendak terhadap orang lain melalui tulisan. Dalam proses ini, Menulis berarti menyampaikan pikiran, perasaan, atau pertimbangan melalui tulisan. Alatnya adalah bahasa yang terdiri atas kata, frasa, klausa, kalimat, paragraf, dan wacana. Pikiran yang di-sampaikan kepada orang lain harus dinyatakan dengan kata yang mendukung makna secara tepat dan sesuai dengan apa yang ingin dinyatakan.

Menulis bukanlah kegiatan yang mudah bagi para pemula karena dalam menulis ada beberapa hal yang perlu diperhatikan sebagaimana menurut Syafi’ie (1988:45) yaitu :

 kemampuan untuk menemukan masalah yang akan ditulis,  ke-pekaan terhadap kondisi pembaca,

 kemampuan menyusun rencana penulisan,  kemampuan menggunakan bahasa,

 kemampuan memulai tulisan, dan  kemampuan memeriksa tulisan.

1. Tujuan menulis

Kegiatan menulis dilakukan dengan berbagai tujuan. Menulis mempunyai empat tujuan, yaitu untuk mengekpresikan diri, memberikan informasi kepada pembaca, mempersuasi pembaca, dan untuk meng-hasilkan karya tulis.

2. Jenis tulisan

menurut tujuan menulis jenis-jenis tulisan terbagi sebagai berikut.

1) Narasi yakni karangan/tulisan ekspositoris maupun imajinatif yang secara spesifik menyampaikan informasi tertentu berupa perbuatan/tindakan yang terjadi dalam suatu rangkaian waktu.

(5)

3) Ekposisi yakni karangan/tulisan yang secara spesifik menyampaikan informasi tentang sesuatu hal (faktual maupun konseptual). Penyampaiannya dilakukan de-ngan tujuan menjelaskan, menerangkan, dan menguraikan sesuatu hal sehingga pengetahuan pendengar/pembaca menjadi bertambah.

4) Argumentatif yakni karangan/tulisan yang secara spesifik menyampaikan infor masi tentang sesuatu hal (faktual maupun konseptual). Penyampaiannya dilakukan dengan tujuan mempengaruhi, memperjelas, dan meyakinkan.

5) Persuasif yaitu tulisan yang secara spesifik menyampaikan informasi tentang sesuatu hal (faktual maupun konseptual). Penyampaiannya dilakukan dengan tujuan mempengaruhi, meyakinkan, dan mengajar.

Kemampuan Menulis

Kemampuan menulis seseorang ditandai oleh kemampuan menyusun kata menjadi kalimat, pada fase ini seseorang telah mampu membuat kalimat sederhana. Selanjutnya mengetahui fungsi penggunaan tanda baca, pada saat menulis sebuah kalimat harus memakai tanda baca agar maksud dari tulisan dapat diterima oleh pembaca dan yang terakhir adalah kemampuan menemukan ide pokok atau gagasan yang akan ditulis.

(6)

BAB III

METODE PENULISAN A. Jenis Tulisan

Jenis penulisan yang digunakan dalam karya ilmiah ini yaitu penelitian pustaka (Library Research) yang dilakukan dengan cara mengumpulkan data dan informasi dengan bantuan-bantuan materi dari berbagai literatur yang ditulis secara deskriptif.

B. Objek Tulisan

Objek dari karya tulis ini adalah “Analisis Penilaian terhadap Kemampuan Menulis terhadap Siswa”

C. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah dengan cara mengumpulkan data-data yang diperoleh dari berbagai jenis sumber yang berbeda untuk mendapatkan kerangka teori mengenai pembahasan masalah. Informasi data yang diperoleh berupa e-jurnal, artikel, dan internet.

D. Teknik Analisis Data

(7)

BAB IV PEMBAHASAN A. Aspek Penilaian dalam menulis

Kemampuan menulis atau writing adalah kemampuan menyampaikan gagasan dalam bentuk tertulis. Seseorang bisa menulis apabila dia minimal memiliki tiga kemampuan, yaitu gagasan atau content, kosa kata yang memadai atau vocabulary dan mempunyai kemampuan menulis kalimat dengan benar grammar. Jadi, minimal tiga kemampuan dasar ini harus dimiliki oleh seorang siswa. Di samping tiga hal tersebut suatu tulisan harus mempunyai kohesi dan koherensi yang baik.

1. Gagasan atau content

Dalam menulis gagasan atau ide sangat penting karena dengan adanya ide yang akan ditulis maka Seseorang akan mengetahui apa tujuan dari tulisan tersebut, siapa yang akan membaca tulisan tersebut dan apa manfaat dari tulisan tersebut. Hal tersebut didukung dengnan memiliki wawasan terlebih dahulu melalui membaca.

2. Kosa kata yang memadai

Kosa kata sangat diperlukan karena kalimat tersusun dari kata, penguasaan kosa kata bagi siswa akan memudahkan dalam menyusun kalimat sesuai dengan gagasan yang diinginkan. Hal ini sesuai dengan Pandangan para ahli menunjukkan betapa pentingnya penguasaan kosa kata sebelum seseorang mampu menjadi penulis yang sukses. Berdasarkan pendapat dari Johnson and Pearson (1987) mengatakan bahwa a basic function of language is efficient, effective unless the words meanings used to transmit information hold similar values in the minds of both the author and the reader. Pemahaman pembaca terhadap bacaan yang dibaca ditandai oleh pembaca mengidentifikasi kosa kata yang dipilih oleh penulis, pembaca mengenali hubungan antara kosa kata yang tertera dalam teks, dan pembaca menghubungkan kosa kata yang tertera dalam teks dalam suatu kombinasi kosa kata yang unik yang digunakan oleh penulis. 3. Kemampuan Struktur kalimat atau Grammar

(8)

kalimat tidak teratur maka maksud dari penulis tidak tersampaikan karena pembaca kesulitan dalam menghubungkan makna. Oleh karena itu, kemampuan dalam struktur kalimat dibutuhkan agar kalimat tersusun dan dapat dimengerti maksud dan tujuannya.

B.Prinsip-Prinsip dalam mendesain teknik menulis Tidak ada suatu kegiatan yang bisa terlaksana dengan baik bila tidak direncanakan dan didesain dengan baik. Hasil lebih maksimal akan mungkin dicapai bila kegiatan pembelajaran yang akan dilaksanakan didesain dengan baik. Untuk itu, perlu bagi seorang guru atau dosen untuk mengacu kepada prinsip-prinsip tertentu ketika mendesain kegiatan pembelajaran di kelas. Ada sejumlah prinsip yang dikemukakan oleh Brown yang dapat dijadikan landasan dalam mendesain teknik menulis , meliputi:

1. Terapkan kegiatan-kegiatan yang dilakukan oleh penulis yang baik Saat menggunakan sebuah teknik menulis, pertimbangkan beberapa hal yang dilakukan penulis yang efektif, misalnya:

 fokuskan pada tujuan atau ide utama dalam menulis  secara cerdas berupaya mengukur audiens mereka

 memanfaatkan waktu (tetapi tidak terlalu lama) untuk perencanaan menulis

 membiarkan ide-ide pertama mereka mengalir di kertas  mengikuti rencana umum pengorganisasian ketika menulis  mencari dan menggunakan umpan balik pada tulisan mereka  tidak terikat pada struktur permukaan tertentu

 merevisi hasil tulisan mereka dengan sungguh-sungguh dan efisien  melakukan revisi sesuai dengan yang dibutuhkan

2. Keseimbangan proses dan produk

(9)

jangan terlalu terpaku pada pada tahap-tahap menuju hasil akhir yang menyebabkan anda mengabaikan pencapaian akhir: sebuah tulisan yang jelas, kritis, tersusun baik, dan efektif. Pastikan mahasiswa mengetahui bahwa apapun proses yang dilalui menuju hasil akhir ini merupakan upaya

yang berharga.

3. Mempertimbangkan latar belakang kultural atau sastra Pastikan bahwa teknik-teknik yang digunakan tidak menganggap bahwa mahasiswa tahu aturan-aturan retoris bahasa Inggris. Jika ada, sejumlah pertentangan nyata antara tradisi asal mahasiswa dengan apa yang akan anda ajarkan, cobalah untuk membantu mahasiswa memahami pertentangan tersebut dan secara perlahan membawa mereka pada penggunaan retoris bahasa Inggris yang dapat diterima. 4. Hubungkan antara kegiatan membaca dengan menulis Jelas bahwa mahasiswa belajar menulis sebagian dengan cara mengamati apa yang sudah tertulis. Jadi, mereka belajar dengan mengamati atau membawa kata-kata yang tertulis. Dengan membaca dan mempelajari berbagai tipe teks yang relevan, mahasiswa dapat memperoleh wawasan pengetahuan yang penting tentang bagaimana mereka harus menulis dan tentang subjek yang mungkin akan menjadi topik tulisan mereka. 5. Memberikan sebanyak mungkin tulisan otentik Apakah tulisan berupa tulisan sesungguhnya atau untukditunjukkan, tulisan tersebut tetap otentik jika tujuannya jelas bagi mahasiswa, pendengarnya jelas, dan ada maksud untuk menyampaikan makna. Mengerjakan tugas menulis bersama-sama dengan mahasiswa lain di kelas merupakan salah satu cara untuk menambah keotentikan. Membuat laporan kelas, menulis surat untuk orang-orang di luar kelas, menulis naskah untuk drama, menulis resume, menulis iklan semuanya dapat

dianggap sebagai menulis otentik.

6. Susunlah teknik menulis anda dengan urutan tahap pra-menulis, naskah,

(10)

Pendekatan menulis proses cenderung dilakukan dalam tiga tahap menulis. Tahap pre-writing mendorong munculnya ide-ide dalam berbagai cara :

 membaca sebuah wacana

skimming (membaca cepat) dan scanning (membaca detail)  melakukan penelitian

 Brainstorming (tukar pendapat)  membuat daftar secara individu

 mengelompokkan (dimulai dengan kata kunci, kemudian tambahkan kata- kata lain dengan menggunakan hubungan bebas)

 membahas sebuah topik atau pertanyaan  pertanyaan-pertanyaan dan tes dari dosen  menulis bebas

Tahap naskah dan revisi merupakan inti dari proses menulis. Pada pendekatan tradisional dalam pembelajaran writing, mahasiswa diberi tugas mengarang di kelas untuk menulis dari awal hingga selesai selama perkuliahan berlangsung atau diberi tugas rumah. Aktivitas tersebut tidak memberikan kesempatan kepada mahasiswa untuk fokus pada tahap drafting. Pada pendekatan proses, drafting dipandang sebagai rangkaian strategi yang penting dan kompleks, menguasainya membutuhkan waktu,

kesabaran, dan dosen yang terlatih.

Beberapa strategi dan keterampilan yang dapat diterapkan pada proses drafting dan revisi dalam menulis:

 proses memulai (adaptasi dari teknik mengarang bebas)

 monitoring yang “optimal” terhadap tulisan seseorang (tanpa editing yang prematur dan mengabaikan pemilihan kata, tata bahasa, dan lain-lain)  review dari rekan mahasiswa untuk isi tulisan (memanfaatkan komentar

rekan-rekan sekelas)

 memanfaatkan feedback dari dosen  editing terhadap kekeliruan gramatikal

 teknik “read aloud” (membaca keras) (dalam kelompok kecil atau berpasangan, mahasiswa membacakan draft mereka yang hampir selesai kepada teman-teman mereka untuk pemeriksaan akhir terhadap kesalahan, runtutan ide, dan lain-lain)

(11)

7. Berupaya menawarkan teknik-teknik yang seinteraktif mungkin tidak diragukan lagi bahwa pendekatan proses terhadap pembelajaran writing sangatlah interaktif (karena mahasiswa bekerja berpasangan dan berkelompok untuk menghasilkan ide-ide dan untuk melakukan kegiatan editing dengan rekannya), serta learner-centered (terpusat pada mahasiswa) (dengan kesempatan yang luas bagi mahasiswa untuk memulai aktivitas dan bertukar pikiran). Teknik-teknik menulis yang memfokuskan pada tujuan-tujuan lain selain karangan (seperti surat, formulir, memo, petunjuk, laporan singkat) juga merupakan kegiatan-kegiatan yang harus mengacu pada prinsip-prinsip kegiatan-kegiatan kelas yang interaktif. Kolaborasi kelompok, tukar pikiran, dan mengkritik merupakan bagian dari teknik-teknik yang memfokuskan pada writing.

8. Secara peka menerapkan metode merespon dan mengoreksi tulisan

mahasiswa anda

Koreksi kesalahan dalam writing harus dilakukan dengan cara yang berbeda. Karena menulis, tidak seperti berbicara, seringkali meliputi tahap perencanaan yang panjang, koreksi terhadap kesalahan yang dimulai pada tahap penaskahan atau drafting dan revisi, yang merupakan waktu yang paling tepat untuk mengoreksi dibandingkan dengan pada tahap-tahap menulis yang lain. Ketika mahasiswa menerima respon terhadap hasil tulisan mereka, kesalahan – yang hanya merupakan salah satu aspek untuk direspon – jarang diperbaiki oleh dosen; sebaliknya, kesalahan-kesalahan tersebut diperbaiki melalui self-correction (koreksi sendiri), peer-correction (koreksi oleh rekan), dan komentar-komentar oleh dosen. Sejalan dengan hal ini, Mc Crimmon juga mengemukakan beberapa tahapan dalam menulis:

 Pre-writing

Pada aktivitas pre-writing, sebelum mulai memunculkan ide-idenya dalam bentuk sebuah tulisan di atas selembar kertas, seorang penulis harus mempertimbangkan hal-hal berikut: Apakah tujuan tulisan ini dibuat?

Untuk siapa tulisan ini ditujukan?

(12)

oleh pembelajar ketika mempersiapkan tulisannya, relevansi tugas tersebut dapat diperluas, misalkan sebagai berikut: berpikir mengenai isi, berpikir mengenai pembaca, dan persiapan yang sistematis untuk menulis.

 Penyusunan atau Composing and naskah atau drafting Selama mengarang, seorang penulis merangkai kalimat-kalimat menjadi sebuah tulisan yang paling sesuai dengan apa yang ingin mereka sampaikan kepada pembaca mereka. Mengarang hanyalah salah satu bagian dari suatu rangkaian, dan momen ketika pertama kali pena penulis menyentuh kertas.

(13)

BAB V PENUTUP A. Kesimpulan

1. Keterampilan menulis adalah keterampilan produktif dalam keterampilan berbahasa.

2. Ada tiga hal yang dinilai dalam keterampilan menulis yaitu : a. Ide

b. Kosakata c. Struktur kalimat

3. Dalam keterampilan menulis sangat dibutuhkan teknik untuk meningkatkan kemampuan pembelajar, ada beberapa hal yang dapat dilakukan seperti :

a. Membuat kelas menulis seinteraktif mungkin b. Berfokus pada satu ide yang akan ditulis

c. Memberikan contoh autentik pada saat memberi bacaan dan berkaitan dengan kultural yang akan ditulis

d. Memberi respon dan mengoreksi tulisan pembelajar. B. Saran

1. Sebaiknya pendidik menggunakan metode yang menarik untuk menarik perhatian siswa agar menulis tidak menjadi hal yang membosankan.

(14)

DAFTAR PUSTAKA Arini, 2011, Teknik dalam menulis, http://yusti

arini.blogspot.co.id/2011/04/writing-dan-teknik-teknik.html (Online) 1 mei 2017

Effendy, Akip. 2012. Hakikat keterampilan menulis.

http://akipeffendy.blogspot.co.id/2012/03/hak-i-kat-keterampilan-menulis.html.(Online) 24 April 2017

Fajrianti, Nurul. 2015. Pengembangan penilaian menulis di kelas. http://nurulfajriatiii.blogspot.co.id/2015/12/pengembangan-penilaian-menulis-di-kelas.html. (online) 24 April 2017

Pantouw, Johanna B. S.http://simpen.lppm.ut.ac.id/htmpublikasi/32johanna.htm (Universitas Terbuka) (Online) 24 April 2017

Sastra, Wisma. 2016. Pengembangan keterampilan menulis.

https://wismasastra.wordpress.com/2016/01/02/pengembangan-keterampilan-menulis/. (Online) 24 April 2017

Wibowo, Ari. 2016. Peningkatan keterampilan menulis.

Referensi

Dokumen terkait

Kedapatan pemineralan U di Sektor Kayu Ara pada batuan kuarsit serisit terakumulasi dalam fraktur berarah NW - SE dan NE - SW berbentuk urat dan kadang-kadang menipis seperti

Sosialisasi ke warga : mekanisme penanganan aduan, pilihan penyam- paian aduan, no kontak (hot line), alamat yang bisa didatangi warga... Jumlah pengaduan yang diterima 2. Jumlah

Imam Ibnu ash-Sholah rahimahullah berkata, “Nasehat bagi para pemimpin kaum muslimin adalah dengan membantu mereka dalam kebenaran, mentaati mereka di dalamnya, mengingatkan

Memotivasi karyawan adalah kunci dari efektivitas manajemen. Seorang manajer harus memotivasi para bawahannya agar mau bekerja keras untuk mencapai tujuan

Tujuan penelitian adalah untuk meningkatkan prestasi belajar siswa pada pokok bahasan Koloid kelas XI IPA SMAN 7 Pekanbaru dengan menerapkan metode pembelajaran

Dengan menebak pilihan jawaban yang disediakan maka siswa memiliki peluang cukup besar untuk dapat menjawab butir soal dengan benar dibandingkan bila jawaban

[r]

Guru memberikan tes unjuk kerja 1 dengan tujuan untuk mengetahui keberhasilan siswa dalam proses belajar mengajar yang telah dilakukan. Pada tahap akhir siklus ini,