• Tidak ada hasil yang ditemukan

KALIMANTAN BARAT. (p2bggnrrpbgni /K/ ) GEOLOGI DAN PEMINERALAN U SEKTOR ONSOM - KA YU ARA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "KALIMANTAN BARAT. (p2bggnrrpbgni /K/ ) GEOLOGI DAN PEMINERALAN U SEKTOR ONSOM - KA YU ARA"

Copied!
11
0
0

Teks penuh

(1)

KUMPULAN LAPORAN BASIL PENELITIAN TAHUN 2003 ISBN.978-979-99141-2-5

GEOLOGI DAN PEMINERALAN U SEKTOR ONSOM - KA YU ARA KALIMANTAN BARAT

(p2BGGNrrPBGNI /K/00712003) Oleh : Bambang Soetopo

ABSTRAK

GEOLOGI DAN PEMINERALAN U SEKTOR ONSOM - KA YU ARA

KALIMANTAN BARAT. Di Sektor Onsom - Kayu Ara terdapat indikasi pemineralan U yang berasosiasi dengan turmalin, kuarsa, sulfida yang mengisi bidang bukaan fraktur berarah NW - SE. Tujuan dari studi ini untuk mengetahui geologi dan pemineralan U Sektor Onsom - Kayu Ara. Studi ini dilakukan dengan mengkaji hasil penelitian sebelumnya. Secara umum geologi Sektor Onsom - Kayu Ara terdiri dari kuarsit biotit, sekis, metapelit, filit, kuarsit serisit dan terobosan granit/adamelit, mikro diorit dan dasit. Sesar yang berkembang adalah sesar mendatar sinistral NE - SW, sesar mendatar dekstral NW - SE dan sesar nonnal S - N. Pemineralan U mengisi fraktur berarah NW - SE dan NE - SW berupa urat yang menipis (lensis) tebal milimetrik - sentimetrik. Pemineralan U berupa uraninit, monasit dan gummit yang berasosiasi dengan tunnalin, zirkon, biotit, kuarsa, pirit, pirhotit, hematit, rutil, kalkopirit, magnetit, ilmenit dan molibdenit, radiometri 1.000 -

>

15.000 cis. Pembentukan peminemlan U berkaitan dengan terobosan granit/adamelit pada fase pegmatit pneumatolitik. Kedapatan pemineralan U di sektor Onsom - Kayu Am kumng menarik, prospeksi di Sektor Onsom - Kayu Ara tidak perlu dilanjutkan .

Kata kunci : Geologi, mineralisasi D, Onsom-Kayuara, Kalan.

ABSTRACT

GEOLOGY AND U MINERALIZATION IN ONSOM AND KAYU ARA

SECTORS, WEST KALIMANTAN. In Onsom - Kayu Ara sectors was found that U mineralization associated with quartz, tourmaline, sulfide filling in open fracture NW - SE . Goal of the study is to know about geological and U mineralized connection between Onsom - Kayu Ara sectors. In general geology of Onsom is similar with Kayu Ara which consists of biotite quartzite, serisite quartzite, phyllite, schist, metapelite, micro diorite, granitel adarnelite and dacite. Prominent fault is NE - SW sinistral fault, NW - SE dextral fault and N - S nonnal faults. U mineralization in fracture system NW - SE and NE - SW and also as the vein the thickness of the minemlization is milimetric to centimetric. Uranium mineralization are uraninite, monazite, and gummite associated with tounnaline, zircon, biotite, quartz, pyrite, pyrhotite, hematite, rutile, chalcopyrite, magnetite ilmenite and molybdenite. The radiometric is in the range of 1.000 to 15.000 cIs. U minemlization process connected with intrusion of gmnite/adamelite and in the phase of pegmatite pneumatolitic. Based geology and U mineralization study was sugest that the U mineralization of Onsom - Kayu Ara is not interested to be continued in the next prospection stage.

Key word: Geology, D mineralization, Onsom-Kayuara, Kalan

PUSAT PENGEMBANGAN GEOLOGI NUKLIR-BATAN 441

(2)

KUMPULAN LAPORAN BASIL PENELITIAN TABUN 2003

PENDAHULUAN

ISBN.978-979-99141-2-5

Latar Belakang

Laporan ini merupakan laporan kegiatan penunjang penelitian No kode :

P2BGGN/TPBGN/K/007/2003. Penelitian terdahulu menyimpulkan bahwa di sektor

Onsom-Kayu Ara ditemukan adanya indikasi mineralisasi uranium yang secara geologi merupakan daerah yang prospek untuk dikembangkan ke tahap penelitian selanjutnya. Kedua sektor tersebut saling berdekatan yang dibatasi oleh punggungan/tinggian. Penelitian tersebut dilakukan secara sektor per sektor sehingga belurn diketahui keterkaitan antara sektor satu dengan sektor lainnya baik litologi, struktur geologi dan keberadan pemineralan U di kedua sektor tersebut. Dari kegiatan studi pustaka ini diharapkan dapat memberikan pengetahuan geologi maupun pemineralan U kedua sektor secara keseluruhan dan komprehensip guna mendapatkan gambaran apakah kedua sektor tersebut perlu dikembangkan atau tidak. Secara geologi litologi di Sektor Onsom batuannya terdiri dari kuarsit biotit, sekis, metapelit dan terobosan granitik. Pemineralan U berupa uraninit berasosiasi dengan turmalin, pirit, pirhotit, magnetit, molibdenit dan kuarsa dengan radiometri 5.000 cis yang terakumulasi dalam fraktur berarah NW - SE dan NE - Sw. Sedang sektor Kayu Ara batuan terdiri dari filit, kuarsit serisit pemineralan U mengisi ftaktur berarah NW - SE dan NE - SW, radiometri berkisar antara 500 - 15.000 cis

Tujuan

Pengetahuan geologi dan pemineralan U sektor Onsom - Kayu ara secara keseluruhan dan komprehensip dan potensi pengembangan selanjutnya.

Lokasi

Secara administratif lokasi kajian terletak di Desa Nang Antai dan Desa Karang Kora Kecamatan Ella Illir, Nanga Pinoh, Kabupaten Melawai Kalimantan Barat (Gambar 1).

METODE KERJA

Studi data sekunder dari hasil penelitian sebelumnya di sektor Onsom dan Kayu Ara yang menyangkut aspek litologi, struktur dan pemineralan U.

(3)

KUMPULAN LAPORAN HASIL PENELITIAN TAHUN 2003

HASIL DAN PEMBAHASAN

Geologi Regional

ISBN.978-979-99141-2-5

Geologi Pegunungan Schwanner Kalimantan dimulai dari batuan metamorf (PZM) dan granit terdaunkan yang merupakan konstituen alas Kerak Benua (I) . Batuan metamorfik Pinoh (PZM) adalah batuan metamorf di Kalimantan yang berumur Permo Karbon yang terdiri dari sekis mika, sekis kuarsa mika, filit, filit kuarsa, sabak, hornfels kuarsa. Secara lokal pada batuan sabak, filit, sekis mengandung porfiroblast andalusit, garnet dan agregat silimanit (2) • Di Kalimantan bagian barat laut batuan ini diintrusi oleh granit biotit yang berumur Perm - Trias Akhir (201 - 320 juta tahun), sedang di Pegunungan Schwanner batuan metamorf terse but diintrusi oleh tonal it! granitoid berumur Kapur Awal (tonal it Sepauk) dan batuan volkanik kapur Akhir - Tersier Awal (granit Sukadana) (3) • Magma tonalit bersifat kalkalkali dan kejadiannya diidentifikasikan sebagai " igneous proces " . Intrusi granit Sukadana yang terjadi pada Kapur Akhir (91 - 80 juta tahun) terdiri dari granit monzonit, syenogranit dan alkali granit (1) •

Secara regional Cekungan Kalan adalah cekungan sedimenter yang terdiri dari sedimen Permokarbon berbutir kasar - halus yang termetamorfose tingkat rendah. Menurut CEA - BAT AN, 1977, secara litologi Cekungan Kalan dibagi menjadi tiga seri, yaitu seri bawah (Lower serie), seri tengah (intermediet serie) dan seri atas (upper serie) (Gambar 2). Serie bawah meliputi sektor Dendang Arai, Tanah Merah, Jumbang I, Jumbang II, Jumbang III dan Prembang Kanan yang dicirikan batuan berbutir kasar dengan terdapat terobosan -terobosan granit sepanjang perlapisan. Sedangkan sektor Rabau termasuk seri Tengah ( "Intermediate serie") yang dicirikan batuan kuarsit yang berukuran kasar - sedang. Sedang Sektor Remaja, Lemajung Sarana, Amir Engkala dan Rirang termasuk serie atas atau " upper

serie " yang dicirikan berselingan batuan volkanik dan sedimen pada beberapa tempat

mengandung material karbon (4) •

Geologi Daerah Onsom - Kayu Ara

Secara stratigrafi litologi Sektor Onsom terdiri dari kuarsit biotit radiometri 100

-250

cis,

sekis radiometri 100-150

cis,

metapelit 100- 00

cis,

terobosan granitik 100-500

cis,

(4)

KUMPULAN LAPORAN BASIL PENELITIAN TABUN 2003 ISBN.978-979-99141-2-5

mikrodiorit serta dasit. Struktur yang berkembang berupa stratifikasi (So) berarah NE - SW/25 ° - 30 ° sedang foliasi(S 1) berarah ENE - WSW miring 40 ° - 43 ° ke arah selatan. Sesar yang terdapat berupa sesar sinistral NW - SE dan NNW - SSE serta sesar mendatar dekstral NW - SE (5). Sektor Kayu Ara batuan terdiri dari filit, kuarsit serisit. Stratifikasi yang berkembang berarah NE - SW/42 - 45° miring ke arah selatan dan terdapat urat-urat kuarsa dan lampropir tebal mili-centimetrik. Sesar yang berkembang berupa sesar mendatar sinistral NNE - SSW miring 50° - 80° ke ESE dan NE - SW miring 60° - 80° ke arah SE dan sesar mendatar dekstral NW - SE miring 50° - 80° kearah NE (6) (garnbar 3).

Dari data terse but menunjukkan bahwa kesarnaan kedua sektor tersebut adalah pola penyebaran litologi yang mendekati sarna berarah NE - SW miring ke arah selatan dan sebagian struktur sesar yang berkembang mempunyai kesarnaan berarah NE SW dan NW -SE. Sedang perbedaan kedua sektor tersebut adalah kedapatan granitik/adarnelit di Sektor Onsom tidak terdapat di Sektor Kayu Ara.

Keberadaan granitik

Intrusi granitik yang terdapat di Sektor Onsom sebagai adarnelit yang penyebarannya pada bagian timur S. Onsom, batuan tersebut merupakan terobosan dalam dengan komposisi mineral terdiri dari kuarsa, K felspar, plagioklas, biotit, monasit, pirit, pirhotit, magnetit dengan nilai radiometri berkisar antara 100 500 cis. Batuan mikro diorit radiometri 75 -100 cis dan dasit radiometri 60 - -100 cis. Sedang intrusi yang terdapat di Sektor Kayu Ara berupa agregat mineral mafik dengan komposisi kuarsa, biotit, muskovit, turmalin, apatit, alanit, monasit, dengan ketebalan sentimetrik yang bersifat granitik dan mikrodiorit yang kedapatannya sarna dengan mikrodiorit yang terdapat di Sektor Onsom mengisi bidang fraktur berarah NW - SE. Perbedaannya mikrodiorit di Sektor Kayu Ara menerobos batuan kuarsit serisit dan filit sedang di Sektor Onsom menerobos batuan kuarsit biotit, metapelit. Pemineralan U

- Batuan favorabel

Batuan favorabel di sektor Onsom terdiri dari kuarsit biotit, metapelit sedang di Sektor Kayu Ara batuan favorabel berupa kuarsit serisit dan filit. Secara umum kedua batuan

(5)

KUMPULAN LAPORAN BASIL PENELITIAN TAHUN 2003 ISBN .978-979-99141-2-5

baik kuarsit biotit maupun kuarsit serisit tersebut mempunyai kesamaan baik tekstur maupun ukuran mineral sebagai batuan kuarsit. Penyebaran batuan favorabe1 kedua sektor secara umum berarah NE - SW miring kearah selatan. Secara mikroskopis batuan kuarsit serisit maupun kuarsit biotit berkomposisi kuarsa, serisit, muskovit, biotit, klorit, kordierit, apatit, epidot, zirkon, mineral opak. Berdasarkan indikasi mineral tersebut batuan favorabe1 tersebut termasuk fasies albit epidot ampibolit (8)

Radiometri Soil

Secara umum kenampakan pola penyebaran radiometri soil di Sektor Onsom - Kayu Ara berarah NW - SE dan NE - SW (Gambar 4). Radiometri soil yang terdapat dipermukaan tersebut merupakan pencerminan dari pemineralan U yang terakumulasi dalam bidang fraktur yang terdapat di kedua sektor tersebut. Hal ini menunjukkan bahwa pola penyebaran radiometri soil re1atif sama dengan pola penyebaran pemineralan U yang terdapat pada bidang fraktur terse but. Secara litologi, struktur maupun pemineralan U sektor Onsom maupun Kayu Ara mempunyai kesamaan.

lCedapatan/lCarakter

Kedapatan pemineralan U di Sektor Onsom pada batuan kuarsit biotit, metapelit dan batuan adamelit yang terakumulasi dalam fraktur yang berarah NW - SE dan NE - SW miring 40

° -

81 0. Kenampakan pemineralan U berbentuk urat tebal milimetrik -sentimetrik, radiometri berkisar antara 400 - 5.000 cIs berasosiasi dengan mineral sulfida, magnetit, biotit, turmalin (5).

Kedapatan pemineralan U di Sektor Kayu Ara pada batuan kuarsit serisit terakumulasi dalam fraktur berarah NW - SE dan NE - SW berbentuk urat dan kadang-kadang menipis seperti lensa, ketebalan ti[pis (milimetrik - sentimetrik) dengan jumlah frekuensi sedikit, radiometri berkisar antara 500 - 5000 cIs dan radiometri 15.000 cIs (satu titik) berasosiasi dengan biotit, turmalin, magnetit, pirhotit, molibdenit, pirit, rutil, ilmenit. Sebagian urat mineralisasi U, biotit, turmalin memotong urat kuarsa (6).

Secara mikroskopis pemineralan U di Sektor Onsom berupa uraninit, monasit (mineral primer), gummit (mineral sekunder), hal ini dapat ditunjukkan dengan terdapatnya jejak - jejak pertike1 alpa pada film CN 85. Karakter mineralisasi U mengisi retakan-retakan

(6)

KUMPULAN LAPORAN HASIL PENELITIAN TAHUN 2003 ISBN.978-979-99141-2-5

batuan sebagai urat tebal 0,003 - 0,042 mm yang berasosiasi dengan pirit, ilmenit, kuarsa, magnetit, kalkopirit, molibdenit, rutil, kovelit, spalerit dan turmalin. Karakter mineral uraninit tersebut sebagian terlingkupi oleh mineral sulfida dan silika, menunjukkan bahwa mineral uraninit tersebut terbentuk lebih dulu dibandingkan mineral sulfida dan silika. Mineral uraninit terlingkupi oleh pirit, sedang mineral pirit terlingkupi oleh rutil dan hematit, mineral magnetit terlingkupi oleh pirit dan kalkopirit (5), Sedang pemineralan U di Sektor Kayu Ara

berupa uraninit, monasit (primer), autunit, gummit (sekunder) yang beasosiasi dengan magnetit, ilmenit, hematit, pirit, molibdenit, pirhotit, kuarsa, turmalin. Sebagian mineral molibdenit memotong uraninit dan terlingkupi oleh pirit. dan mineral pirit terlingkupi oleh rutil, sedang rutil terlingkupi hematit (6)

Paragenesis :

Berdasarkan hubungan dan asosiasi mineral yang ditemukan, maka paragenesis pemineralan pada Sektor Onsom - Kayu Ara adalah sebagai berikut :

• paragenesis fasa 1 dicirikan oleh terdapatnya mineral pirit, ilmenit, magnetit, kalkopirit, molibdenit, rutil, kovelit, spalerit, biotit dan turmalin

• Paragenesis fasa 2 dicirikan oleh terdapat urat kuarsa, kalsit.

Urutan kristalisasi mineral dengan menggunakan mikroskop bijih

Mineral Magnetit Pirhotit Kalkopirit Molibdenit Uraninit Pirit Ilmenit Rutil Kovelit Spalerit Hematit Gummit Kuarsa kalsit 446 1 2

(7)

KUMPULAN LAPORAN HASIL PENELITIAN TAHUN 2003 ISBN.978-979-99141-2-5

Pembentukan pemineralan U

Mineral uraninit terse but sebagian telah berubah menjadi gummit yang berasosiasi pirit, ilmenit, kuarsa, magnetit, kalkopirit, molibdenit, rutil, kovelit dan turmalin. Dari indikasi terdapatnya asosiasi mineral tersebut menunjukkan bahwa pemineralan U terbentuk pada fase magmatik berupa pegmatik pneumatolitik (8) • Menurut Anthony M. Evans fase pegmatitik pneumatolitik terjadi pada temperatur 300 0 - 6000 C(9). Fase magmatik

terse but berkaitan erat dengan sumber magma dalam yang berumur Kapur Atas (91 - 80) Juta tahun (I).

Hubungan Sektor Onsom Dan kayu Ara

Hasil studi data sekunder baik secara litologi maupun struktur gelogi kedua sektor tersebut mempunyai kesarnaan, yaitu keduanya mempunyai ciri litologi mendekati sarna baik ukuran maupun komposisi mineral dengan ukuran halus - kasar (kuarsa, sekis, filit) yang termetamorfose regional termasuk fasies albit epidot arnpibolit. Terobosan mikrodiorit ditemukan di Sektor Onsom juga ditemukan Di kayu Ara dengan ukuran milimetrik -centimetrik, sedang perbedaannya terobosan adamelit dan dasit hanya terdapat pada Sektor Onsom tidak terdapat di Sektor Kayu Ara. Ketidak terdapatan adarnelit dan dasit diduga tidak tersingkap karena morfologi Sektor Kayu Ara lebih tinggi dibanding Sektor Onsom. Pemineralan U pada kedua sektor mempunyai kecenderungan yang sarna yaitu asosiasi mineral dan kedapatannya . Pemineralan U di kedua sektor terakumulasi dalarn bidang fraktur sebagai urat berbentuk lensis atau spot yang berarah NW - SE dan NE - SW. Pola penyebaran radiometri soil mempunyai kenarnpakan sarna berarah NW - SE dan NE - SW. Kedua sektor tersebut baik Onsom maupun kayu Ara secara litologi berfasies albit epidot arnpibolit dan terdapat adanya terobosan granitik, dasit serta pola penyebaran pemineralan U berarah NW - SE dan NE - SW. Dari indikasi tersebut diduga Sektor Onsom - Kayu Ara termasuk bagian bawah dari Stratigrafi Cekungan Kalan.

Potensi Pengembangannya

Berdasarkan kedapatan pemineralan U baik pada Sektor Onsom maupun kayu Ara yang mengisi bidang fraktur NW - SE dan NE - Sw yang berbentuk urat dan kadang-kadang

(8)

KUMPULAN LAPORAN HASIL PENELITIAN TAHUN 1003 ISBN.978-979-99141-2-5

menipis seperti lensa dengan tebal sangat tipis (milimetrik - centimetrik) dengan jumlah frekuensi sedikit. Secara mikroskopis pemineralan U berupa uraninit, monasit dan gummit yang berasosiasi dengan mineral sulfida, magnetit, tunnalin. Dari asosiasi mineral tersebut pemineralan U terbentuk pada fase magmatik berupa pegmatik pneumatolitik yang terjadi pada temperatur 300 0 - 600 0 C . Dari indikasi tersebut baik kedapatan, fase pembentukan (temperatur tinggi) maupun tidak diketemukannya alterasi silisifikasi dan terdapatnya urat kuarsa, kalsit memperkuat dugaan pembentukan pemineralan berdekatan dengan terobosan granit, sehingga untuk pengembangan selanjutnya tidak perlu dilanjutkan

Kronologi Geologi Sektor Onsom - Kayu Ara

Kronologi pembentukan geologi dan mineralisasi uranium Sektor Onsom - Kayu Ara diawali dengan pembentukan batuan metasedimen (kuarsit muskovit, metapelit serisit, sekis, kuarsa biotit, filit) yang berumur Pernio Karbon. Batuan kuarsit biotit, kuarsit serisit, metapelit dan filit merupakan batuan favorabel mengandung elemen U yang terdapat dalam mineral biotit. Di Pegunungan Schwaner pada Kapur Awal terjadi intrusi granotoid/tonalit yang mengintrusi batuan Permo Karbon, akibat intrusi tersebut terbentuk struktur roof pendant. Pada Kapur Tengah terjadi proses tektonik yang membentuk struktur dengan arah N 500- 80 0 E dan N 310 0 - 3250 E (Kalan). Pada Kapur Akhir (91 - 80 juta tahun) terjadi intrusi batuan granit yang mengandung unsur mineralisasi uranium yang kaya akan kadar elemen Th, U, Cu, Nb, Mn, W diduga sebagai granit Sukadana (2) .Di Sektor Onsom intrusi granit tersebut ditemukan sebagai adamelit. Akibat intrusi granit tersebut mengakibatkan terbentuknya urat - urat kuarsa felspatik, gipsum, kalsit. Sedang unsur U yang terdapat dalam mineral biotit pada batuan metasedimen akan termobilisasi dan terakumulasi dalam bidang fraktur sebagai urat berarah NW - SE dan NE - SW.

(9)

KUMPULAN LAPORAN HASIL PENELITIAN TAHUN 2003

KESIMPULAN

ISBN .978-979-99141-2-5

• Kedapatan pemineralan U mengisi bidang fraktur berarah NW - SE dan NE - SW dengan ketebalan milimetrik - centimetrik, pada batuan metapelit" kuarsit biotit, kuarsit serisit, filit dan adamelit .

• Pembentukan pemineralan U terjadi akibat proses pegmatik pneumatolitik pada temperatur 300

0 -

600

0

C.

• Dari kedapatan pemineralan U di sektor Onsom - Kayu Ara kurang menarik baik dari karakter, pembentukan pemineralan U, ukuran kedapatan pemineralan U milimetrik -centimetrik, maka tidak perlu dilanjutkan .

DAFTAR PUSTAKA

1. PIETER PE and SUPRlATNA S, Peta Geologi Daerah Kalimantan Barat, Tengah, Timur. Pusat Penelitian Dan Pengembangan Geologi DEPTAMBEN bekerjasama dengan BMR Australia,1990, page 25.

2. PIETER PE and SANYOTO P, Geological Data Record Nangataman and Pontianak 1 : 250.000 Quadrayles, West Kalimantan. Geological Research and Development Center, Indonesia in Cooperation With The Berau of Mineral Resources Australia, 1989, page 55. 3. WILLIAMS PR, JOHNSTON CR, ALMOND RA and Cooperation WH, late Cretaceous to early Tertiary Structrural elements of west Kalimantan, Tectonophysics, 1988, page 35. 4. SOEPRAPTO TJOKROKARDONO , MUDJO SUMEDI, RETNO WITJA YATI, MANTO WIDODO, Studi Mineralisasi dan Paragenesis Pernineralan U di Sektor Rabau Hulu Kalimantan Barat, Majalah BAT AN Vol XX No 3 - 4, Juli - Oktober 1987.

5. ZAINUDDIN HAMID, TUGIYO, SUBAGYO ES, Inventarisasi Sumberdaya U Sektor Onsom - Inau Kalimantan Barat Tahapan Prospeksi Sistematik, 1995.

6. ALDAN DJALIL, RUSMADI, NASRUN SAMSUL, PRlYO SULARTO, PAIMIN .Inventarisasi Sumberdaya U Sektor Kayu Ara Hulu Kalimantan Barat Tahapan Prospeksi Sistematik,1995 ..

(10)

KUMPULAN LAPORAN HASIL PENELITIAN TAHUN 2003 ISBN.978-979-99141-2-5

7. WILLIAM TUNER and GILBERT, Petrography An Introduction to the study of rocks in thin Section, Second Edition, by W. H. Freeman and Company, 1982.

8. PAUL RAMDOHR, The are Minerals and Their Intergrowths, Second edition in two volume, Pergamon Press, Oxfords New York, Toronto, Sydney, Paris, Frankufrt, 1980. 9. ANTHONY M. EVANS, An Introduction to ore Geology Geoscience Tex to Volume

2, University of Leicester Elservier, New York, 1980.

U I 2Km

---.---.-Gamhar I. PF.TA LOKASI KA.IIA:"i

(11)

KUMPULAN LAPORAN HASIL PENELITIAN TAHUN 1003

A KEfEAANGAN

C~J Kuarsit biat4

CE0 kuarsit semit Lr': Filit C~~~:Sekis " :._~p'_j Metapelit '. -{d'") Adametit Stfabflkui Foliasi Patahan Sinklin B PE~AI'J!PANG CeOLOGI I ~ 8

Gambar 3. Peta Geologi Sektor Onsom - Kayu Ara Kalimantan Barat

IModifikasi AWan Jalil. dkk. 1995&Zainuddin H, dkk, 19951

KETERANGAN

Seldw On$Om

CD >137.01cis

C!J 117,t1-137.G7c1s

S.lctorfYlyuAra

[IJ

>'",35'''

[IJ

91-10S,35cll

"~G

<$.': ~;'

Gombor 4. Pota __ Sod (Modililcosl dan Aidon jalil dkk; 1995 d•• Zainuddin H. dkk. 18951

ISBN.978-979-99141-2-5

PUSATPENGEMBANGANGEOLOGINUKLIR-BATAN 451

Gambar

Gambar 3. Peta Geologi Sektor Onsom - Kayu Ara Kalimantan Barat

Referensi

Dokumen terkait

a) Pelaksanaan pelayanan kepada masyarakat perikanan pihak Pelabuhan Perikanan Samudera Belawan tetap berpedoman sesuai dengan ketentuan dan peraturan

Artikel ini menggambarkan kompleksitas persoalan yang dihadapi oleh industry kecil kain tenun cepuk di Nusa Penida (Desa Pejukutan dan Desa Tanglad) dan

Apabila suatu kejadian yang tidak diinginkan terjadi pada suatu proyek, dan pihak kontraktor  mengajukan klaim pada perusahaan asuransi, manajer risiko mempunyai

Jika nilai ROI lebih kecil atau sama dengan bunga pinjaman, maka perlu dilakukan pengecekan kembali apakah ada modal yang terlalu besar atau investasi

• Ordo Anisomyra : biasanya kelopaknya tidak sama besar, otot penutup anterior hampir atau sudah lenyap, otot posterior yang kuat sekali terdapat dekat titik tengah kelopak

Perjuangan tanpa pamrih dapat juga kita lihat ketika perang telah usai.Meskipun dapat dikatakan anggota pemenang, tetapi mereka tidak menyombongkan diri ataupun

- Bahwa sebelumnya, atas tanah yang terletak di Jalan Sungai Belutu I No. Medan Baru yang telah dikuasai ± 52 tahun oleh Tergugat sejak dari orangtuanya in casu, pernah digugat