• Tidak ada hasil yang ditemukan

DAFTAR ISI - DOCRPIJM 17b06b64a2 BAB IIIBAB 3

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "DAFTAR ISI - DOCRPIJM 17b06b64a2 BAB IIIBAB 3"

Copied!
88
0
0

Teks penuh

(1)

RENCANA PROGRAM INVESTASI JANGKA MENENGAH 2015-2019 Kab.Bolaang Mongondow

DAFTAR ISI

DAFTAR ISI ... i

DAFTAR GAMBAR ... ii

DAFTAR TABEL ... iii

BAB 3 ARAHAN KEBIJAKAN DAN RENCANA STRATEGIS INFRASTRUKTUR BIDANG CIPTA KARYA ... 1

3.1 Arahan Pembangunan Bidang Cipta Karya dan Arahan Penataan Ruang ... 1

3.1.1 Arahan Pembangunan Bidang Cipta Karya ... 1

3.1.2 Arahan Penataan Ruang ... 3

3.1.2.1 Rencana Pola Ruang Kawasan Lindung ... 10

3.1.2.2 Rencana Pola Ruang Kawasan Budidaya ... 40

3.1.3 Arahan Wilayah Pengembangan Strategis Kabupaten Bolaang Mongondow ... 62

3.1.3.1 Kawasan Strategis Provinsi Di Kabupaten Bolaang Mongondow ... 63

3.1.3.2 Penetapan kawasan strategis Kabupaten Bolaang Mongondow ... 64

3.1.3.3 Rencana pengembangan kawasan strategis Kabupaten ... 67

Bolaang Mongondow ... 67

3.1.4 Arahan Rencana Pembangunan Daerah ... 71

3.1.4.1 Visi Kabupaten Bolaang Mongondow ... 71

3.1.4.2 Misi Kabupaten Bolaang Mongondow ... 74

3.2 Rencana Strategis infrastruktur Bidang Cipta Karya ... 76

3.2.1 Arahan Rencana Induk Sistem Penyediaan Air Minum (RI-SPAM) ... 78

3.2.2 Arahan Strategi Sanitasi Kota (SSK) ... 78

3.2.3 Arahan Rencana Tata Bangunan dan Lingkungan (RTBL) ... 79

(2)

RENCANA PROGRAM INVESTASI JANGKA MENENGAH 2015-2019 Kab.Bolaang Mongondow

DAFTAR GAMBAR

BAB 3 ... 1

ARAHAN KEBIJAKAN DAN RENCANA STRATEGIS INFRASTRUKTUR BIDANG CIPTA KARYA ... 1

Gambar 3.1 Tahapan Pembangunan Nasional ... 1

Gambar 3.2 Strategi Pembangunan Nasional ... 2

Tabel 3. 1 Persebaran Rawan Gerakan Tanah di Kabupaten Bolaang Mongondow ... 20

Tabel 3. 2 Distribusi Kerawanan Bencana di Kabupaten Bolaang mongondow ... 22

Tabel 3. 3 Daerah Rawan Banjir di Kabupaten Bolaang Mongondow. ... 24

Gambar 3. 3 Jalur Pergerakan Lempeng Tektonik ... 28

Gambar 3. 4 Pembagian Wilayah Gempa di Indonesia ... 29

Gambar 3. 5 Peta Bencana Geologi Pada Zona Sesar Di Kabupaten Bolaang Mongondow Dengan Buffer 200 M... 30

Tabel 3.4 Kawasan berpotensi Lahar ... 33

Gambar 3.6 Ilustrasi Aliran Air Tanah ... 38

Gambar 3. 7 Siklus Hidrologi... 38

Gambar 3. 8 Konsep Sumur Resapan dari sebuah Bangunan ... 39

Gambar 3. 9 Daerah Perlindungan Air Tanah ... 39

Tabel 3. 5 Daerah Perlindungan Air tanah ... 40

Gambar 3. 10 Peta Overlay antara peta Hidrogeologi dan Peta kawasan pertambangan ... 53

Gambar 3. 11 Ilusterasi lokasi pengembangan industri di Kabupaten Bolaang Mongondow, pada Kawasan Perkotaan Lolakuan Uki ... 54

Pus ... 54

Tabel 3. 6 Jenis Wisata Dan Peruntukan Kawasan... 56

(3)

RENCANA PROGRAM INVESTASI JANGKA MENENGAH 2015-2019 Kab.Bolaang Mongondow

DAFTAR TABEL

Tabel 3. 1 Persebaran Rawan Gerakan Tanah di Kabupaten Bolaang Mongondow ... 20

Tabel 3. 2 Distribusi Kerawanan Bencana di Kabupaten Bolaang mongondow... 22

Tabel 3. 3 Daerah Rawan Banjir di Kabupaten Bolaang Mongondow. ... 24

Tabel 3.4 Kawasan berpotensi Lahar ... 33

Tabel 3. 5 Daerah Perlindungan Air tanah ... 40

(4)

RENCANA PROGRAM INVESTASI JANGKA MENENGAH 2015-2019 Kab.Bolaang Mongondow

BAB 3

ARAHAN KEBIJAKAN DAN RENCANA STRATEGIS INFRASTRUKTUR

BIDANG CIPTA KARYA

3.1 Arahan Pembangunan Bidang Cipta Karya dan Arahan Penataan Ruang

3.1.1 Arahan Pembangunan Bidang Cipta Karya

Pembangunan jangka panjang nasional ditetapkan daam UU No 17 Tahun 2007 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional 2005-2025 yang kemudian dijabarkan ke dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN). RPJMN yang saat ini telah sampai pada tahap ketiga, diarahkan untuk mempersiapkan proses tinggal landas menuju masyarakat Indonesia yang mandiri, maju, adil dan makmur, yaitu dengan memantapkan pembangunan yang menyeluruh diberbagai bidang dengan menekankan pencapaian pada daya saing kompetitif, perekonomian berdasarkan keunggulan sumber daya alam dan sumber daya manusia berkualitas serta kemampuan ilmu pengetahuan dan teknologi yang terus meningkat.

Gambar 3.1 Tahapan Pembangunan Nasional

Strategi pembangunan nasional selama 5 (lima) tahun ke depan sebagaimana yang tercantum dalam Peraturan Presiden Nomor 2 Tahun 2015 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasinal (RPJMN) 2015-2019 berdasarkan kepada:

A. Norma Pembangunan, meliputi antara lain: (1) membangunan untuk meningkatkan kualitas hidup manusia dan masyarakat; (2) setiap upaya meningkatkan kesejahteraan, kemakmuran, produktivas tidak boleh menciptakan ketimpangan yang makin melebar yang dapat merusak keseimbangan pembangunan; (3) aktivitas pembangunan tidak boleh merusak, menurunkan daya dukung lingkungan dan mengganggu keseimbangan ekosistem.

B. Dimensi Pembangunan

(5)

RENCANA PROGRAM INVESTASI JANGKA MENENGAH 2015-2019 Kab.Bolaang Mongondow

2. Dimensi pembangunan sector unggulan. Hal ini meliputi kedaulatan pangan, ketahanan energy dan ketenagalistrikan, kemaritiman dan kelautan, pariwisata dan industri. Terkait dengan kedaulatan pangan, Indonesia mempunyai modal untuk memenuhi kebutuhannya, agar tidak bergantung kepada negara lain.

Potensi sumber daya air yang besar dan terbarukan dapat dimanfaatkan untuk mendukung pemenuhan ketahanan energi dan ketenagalistrikan, sedangkan potensi kemaritiman dan kelautan harus dapat dimanfaatkan secara optimal. Potensi keindahan alam dan keanekaragaman budaya yang unik merupakan modal pengembangan pariwisata nasional, sedangkan potensi industri untuk penciptaan nilai tambah.

3. Dimensi pemerataan dan kewilayahan. Pembangunan harus meminimalkan kesenjangan baik antar kelompok pendapatan, maupun antar wilayah, serta untuk mengurangi jumlah penduduk miskin dengan prioritas pada wilayah desa, wilayah pinggiran, luar Jawa, dan kawasan Timur.

C. Kondisi sosial, politik, hukum, dan keamanan yang stabil. Hal ini meliputi kepastian dan penegakan hukum, keamanan dan ketertiban, politik dan demokrasi, serta tatakelola dan reformasi birokrasi.

D. Quickwins. Quickwins dilakukan agar output pembangunan segera dapat terwujud dan dirasakan hasilnya dan sekaligus dapat meningkatkan motivasi dan partisipasi masyarakat.

(6)

RENCANA PROGRAM INVESTASI JANGKA MENENGAH 2015-2019 Kab.Bolaang Mongondow

3.1.2 Arahan Penataan Ruang

Struktur ruang wilayah Kabupaten Bolaang Mongondow adalah suatu struktur

yang memperlihatkan dan terbentuk dari struktur pengembangan sistem pusat

kegiatan wilayah dalam radius pelayanannya, terkaitan fungsional dengan

jaringan prasarana transportasi, kelistrikan, telekomunikasi dan sumber daya

air dalam mendukung fungsi utama pada bagian wilayah kota sebagai pusat

kegiatan pelayanan kegiatan.

Pertimbangan utama dalam penetapan struktur ruang wilayah di Kabupaten

Bolaang Mongondow adalah berupa pengembangan dari sistem pusat-pusat

kegiatan yang terhubung oleh system melalui pembangunan prasarana

transportasi ke arah pusat-pusat pertumbuhan/produksi sebagai penggerak

sumberdaya. Disamping itu struktur ruang yang dibentuk memiliki suatu hirarki

pusat-pusat kegiatan sesuai dengan kemampuan pelayanan suatu wilayah

kawasan dan sub kawasan kota dan jaringan pendukungnya dengan tetap

memperhatikan aspek keseimbangan pertumbuhan wilayah dalam satuan

ruang.

Rencana struktur ruang Kabupaten Bolaang Mongondow sangat dipengaruhi

oleh kondisi wilayah saat ini serta ketetapan-ketetapan dalam rencana struktur

perwilayahan yang diatasnya yaitu RTRW Nasional dan RTRW Provinsi. Tabel

berikut memperlihatkan penetapan struktur ruang berdasar RTRW Nasional

dan RTRW Provinsi yang berada di Kabupaten Bolaang Mongondow. Struktur

ruang Kabupaten Bolaang Mongondow akan memperlihatkan sebuah bentuk dari

pengembangan sistem pusat kegiatan dengan dukungan dari infrastruktur

wilayah seperti jaringan prasarana transportasi, energi/kelistrikan,

telekomunikasi dan sumber daya air. Dukungan terhadap pusat-pusat kegiatan ini

akan mendorong fungsinya sehingga bersinergi antar pusat kegiatan. Struktur

ruang wilayah kabupaten yang baik adalah sebuah struktur yang mampu

menghidupkan sebuah hubungan saling ketergantungan antara daerah produksi

dengan daerah konsumen, daerah produksi dalam hal ini adalah kawasan

perdesaan dan daerah konsumen adalah kawasan perkotaan yang tidak terbatas

dalam satu wilayah kabupaten saja tetapi dapat juga kawasan perkotaan dalam

wilayah lain.

Dari hasil analisis identifikasi daerah fungsional perkotaan di Kabupaten

Bolaang Mongondow sistem perkotaan yang dapat dibentuk dalam Rencana sistem

perkotaan wilayah kabupaten hanya pada 2 kawasan saja yang dapat ditetapkan

sebagai kawasan perkotaan. Hal ini berdasar pada tingkat kemampuan pelayanan

(7)

RENCANA PROGRAM INVESTASI JANGKA MENENGAH 2015-2019 Kab.Bolaang Mongondow

dan prasarana-sarana wilayah penting. Adapun kedua kawasan perkotaan

tersebut adalah Kawasan Perkotaan Lolak dengan Kawasan Perkotaan Dumoga.

Untuk kawasan perkotaan Lolak kawasan yang termasuk dalam adalah beberapa

desa yang masuk dalam IKK (Ibukota Kecamatan), sedangkan kawasan perkotaan

Dumoga terdiri dari 3 wilayah kecamatan (Dumoga Barat, Dumoga Timur dan

Dumoga Utara) dengan kawasan perkotaan terdiri dari desa-desa yang masuk

dalam IKK dari ketiga kecamatan tersebut. Dengan adanya kedua kawasan

perkotaan ini maka system perkotaan dan Satuan Wilayah Pengembangan

daplat dibentuk di Kabupaten Bolaang Mongondow, di dalam Satuan Wilayah

Pengembangan tersebut terdapat Kawasan Perkotaan dan Kawasan Perdesaan.

Tabel berikut memperlihatkan rencana pembentukan Rencana Struktur Ruang dan

Satuan Wilayah Pengembangan di Kabupaten Bolaang Mongondow.

Sesuai dengan kebijakan Nasional penataan ruang, serta visi, misi, dan tujuan

pembangunan Kota Bolaang Mongondow, maka kebijakan dasar penataan ruang

witayah Kota Bolaang Mongondow ditetapkan sebagai berikut:

a. Membangun struktur ruang yang berhirarki untuk meningkatkan

efisiensi sarana dan prasarana.

b. Membangun infrastruktur yang mendukung kegiatan budidaya yang

bernilai ekonomi, khususnya sektor air bersih, energi listrik, telekomunikasi, dan

pengelolaan persampahan.

c. Membangun Ruang-ruang. Terbuka Hijau untuk mendapatkan kondisi iklim

dan lingkungan fisik kota yang sehat dan nyaman.

d. Memprioritaskan pengembangan pusat-pusat kegiatan jasa,

perdagangan, industri pertanian dalam pengertian luas yang

menyebarkan pengaruh kegiatan dibawahnya.

e. Menetapkan kawasan strategi. Potensi perekonomian wilayah dengan

kegiatan unggulan dikembangkan dalam konteks menjangkau peluang pasar yang

lebih luas, terutama di kawasan Regional.

f. Membuka peluang bagi penyelesaian konflik kepentingan pemanfaatan

ruang, baik antara kepentingan Provinsi dan Kota; antar sektor; dan antara

fungsi konservasi dengan fungsi budidaya.

g. Membatasi kepadatan di daerah permukiman yang berada di kawasan rawan

(8)

RENCANA PROGRAM INVESTASI JANGKA MENENGAH 2015-2019 Kab.Bolaang Mongondow

Strategi dasar penataan ruang wilayah di Kota Bolaang Mongondow

ditetapkan sebagai berikut:

1. Penetapan neraca lahan secara seimbang sesuai dengan amanat UU No. 26

tahun 2007 tentang penataan ruang dan demi kelestarian lingkungan hidup.

2. Pengalokasian ruang bagi kegiatan-kegiatan untuk memperkuat kinerja pusat

dan sub pusat kegiatan wilayah Kota Bolaang Mongondow. Pusat utama Bolaang

Mongondow akan didukung secara hirarkis oleh pusat - pusat lainnya pada

ordinasi yang lebih rendah.

3. Pengalokasian ruang bagi pengembangan perumahan rakyat untuk

memenuhi kebutuhan satu rumah bagi setiap keluarga

4. Pengalokasian ruang bagi pengembangan kegiatan-kegiatan strategis seperti

jasa dan perdagangan, pendidikan, kesehatan, dan industri pertanian.

5. Pengalokasian ruang berupa sentra-sentra produksi pangan dan industry

pertanian bagi kegiatan-kegiatan untuk membangun citra penguasaan

teknologi pangan bagi Kota Bolaang Mongondow.

6. Pengalokasian ruang untuk pengembangan infra struktur kawasan.

7. Penetapan kawasan strategis Kota terhadap sudut pandang Ekonomi,

Lingkungan Hidup dan kepentingan lainnya.

Penataan ruang wilayah Kota Bolaang Mongondow diselenggarakan

berdasarkan asas:

a. Manfaat, yaitu pemanfaatan ruang wilayah kota sesuai dengan potensi yang

terdapat didalamnya sehingga berdaya guna dan berhasil guna secara optimal;

b. Kelestarian, yaitu kewajiban mengingat dan menjaga sifat lingkungan alam dan

budaya warisan alam dan warisan budaya serta manfaat sosial dalam semua

tindakan dan kegiatan usaha yang dilakukan;

c. Keterpaduan, yaitu pengaturan atas semua penggunaan ruang dan sumber

daya yang ada, agar tercapai keserasian, keseimbangan dan keterkaitan yang

saling menguntungkan antara berbagai bentuk penggunaan, serta mengurangi

benturan kepentingan yang saling merugikan antara bentuk penggunaan ruang

(9)

RENCANA PROGRAM INVESTASI JANGKA MENENGAH 2015-2019 Kab.Bolaang Mongondow

d. Berkelanjutan, yaitu pemanfaatan sumber daya, agar kehidupan dan

penghidupan dapat tetap berlangsung dalam kualitas harapan yang semakin

meningkat; dan

e. Keterbukaan, Persamaan, Keadilan dan Perlindungan Hukum, yaitu

keterbukaan rencana tata ruang wilayah kota untuk umum dengan mewajibkan

setiap orang berperan serta dalam memelihara kualitas ruang wilayah kota dan

mentaati serta memperoleh manfaat dari rencana tata ruang wilayah kota.

Penataan ruang wilayah kota Bolaang Mongondow bertujuan untuk

memaksimalkan fungsi kawasan Bolaang Mongondow sebagai pendorong pusat

pertumbuhan ekonomi sektor jasa dan perdagangan, sosial dan budaya kawasan

sekitarnya dengan tetap menjaga keseimbangan lingkungan hidup.

Kebijakan penataan ruang wilayah kota Bolaang Mongondow meliputi:

a. peningkatan akses ke fasilitas pelayanan perkotaan dan pusat pertumbuhan

ekonomi wilayah kota yang merata dan berhierarki;

b. peningkatan kualitas dan jangkauan pelayanan jaringan prasarana

transportasi, telekomunikasi, energi, dan sumber daya air yang terpadu, merata

dan berkeadilan di seluruh wilayah kota;

c. pemeliharaan dan perwujudan kelestarian fungsi lingkungan hidup;

d. pencegahan dampak negatif kegiatan manusia yang dapat menimbulkan

kerusakan lingkungan hidup;

e. perwujudan dan peningkatan keterpaduan dan keterkaitan antar kegiatan budi

daya;

f. pengendalian perkembangan kegiatan budi daya agar tidak melampaui daya

dukung dan daya tampung lingkungan;

g. pelestarian, peningkatan fungsi dan daya dukung lingkungan hidup guna

mempertahankan, meningkatkan keseimbangan ekosistem, melestarikan

keanekaragaman hayati, mempertahankan dan meningkatkan fungsi perlindungan

kawasan, dan melestarikan keunikan bentang alam;

h. pengembangan dan peningkatan fungsi kawasan dalam pengembangan

perekonomian kota yang produktif, efisien, dan mampu bersaing dalam

perekonomian regional dan nasional; dan

(10)

RENCANA PROGRAM INVESTASI JANGKA MENENGAH 2015-2019 Kab.Bolaang Mongondow

Strategi untuk peningkatan akses pelayanan perkotaan dan pusat pertumbuhan

ekonomi wilayah meliputi:

a. menjaga keterkaitan antar kawasan kecamatan, antara kawasan pusat kota

dan kawasan pinggiran kota, serta antara kawasan kota dan wilayah di sekitarnya;

b. mengembangkan pusat pertumbuhan baru di kawasan yang belum terlayani

oleh pusat pertumbuhan yang sudah ada;

c. mengembangkan keterhubungan fungsional diantara pusat-pusat

pertumbuhan agar berfungsi secara sinergi sebagai pendorong pertumbuhan

ekonomi kawasan sekitarnya;

d. mengendalikan perkembangan kecamatan-kecamatan yang berbatasan

dengan wilayah kabupaten/kota lainnya agar tidak menimbulkan konflik

perbatasan; dan

e. mendorong pusat–pusat pertumbuhan agar lebih kompetitif dan lebih efektif dalam pengembangan wilayah kecamatan di sekitarnya.

Strategi untuk peningkatan kualitas dan jangkauan pelayanan jaringan

prasarana meliputi:

a. meningkatkan kualitas jaringan prasarana dan mewujudkan keterpaduan

pelayanan transportasi sebagai bagian dari sistim pembangunan ekonomi

kawasan;

b. meningkatkan jaringan energi untuk memanfaatkan energi terbarukan dan

tak terbarukan secara optimal serta mewujudkan keterpaduan sistem penyediaan

tenaga listrik; dan

c. meningkatkan kualitas jaringan prasarana serta mewujudkan keterpaduan

sistem jaringan sumber daya air.

Strategi untuk pemeliharaan dan perwujudan kelestarian fungsi lingkungan

hidup meliputi:

a. menetapkan kawasan lindung di ruang darat, termasuk ruang di dalam bumi;

b. mewujudkan kawasan berfungsi lindung dalam satu wilayah kota dengan luas

paling sedikit 30% (tiga puluh persen) dari luas kota sesuai dengan kondisi

(11)

RENCANA PROGRAM INVESTASI JANGKA MENENGAH 2015-2019 Kab.Bolaang Mongondow

c. mengembalikan dan meningkatkan fungsi kawasan lindung yang telah

menurun akibat pengembangan kegiatan budi daya dalam rangka mewujudkan

dan memelihara keseimbangan ekosistem wilayah.

Strategi untuk pencegahan dampak negatif kegiatan manusia yang dapat

menimbulkan kerusakan lingkungan hidup meliputi:

a. menyelenggarakan upaya terpadu untuk melestarikan fungsi lingkungan

hidup;

b. melindungi kemampuan lingkungan hidup dari tekanan perubahan

dan/atau dampak negatif yang ditimbulkan oleh suatu kegiatan agar tetap mampu

mendukung perikehidupan manusia dan makhluk hidup lainnya;

c. melindungi kemampuan lingkungan hidup untuk menyerap zat, energi,

dan/atau komponen lain yang dibuang ke dalamnya;

d. mencegah terjadinya tindakan yang dapat secara langsung atau tidak

langsung menimbulkan perubahan sifat fisik lingkungan yang mengakibatkan

lingkungan hidup tidak berfungsi dalam menunjang

pembangunan yang berkelanjutan;

e. mengendalikan pemanfaatan sumber daya alam secara bijaksana untuk

menjamin kepentingan generasi masa kini dan generasi masa depan;

f. mengelola sumber daya alam tak terbarukan untuk menjamin

pemanfaatannya secara bijaksana dan sumber daya alam yang terbarukan untuk

menjamin kesinambungan ketersediaannya dengan tetap memelihara dan

meningkatkan kualitas nilai serta keanekaragamannya; dan

g. mengembangkan kegiatan budi daya yang mempunyai daya adaptasi bencana di kawasan rawan bencana.

Strategi untuk perwujudan dan peningkatan keterpaduan dan keterkaitan antar

kegiatan budi daya meliputi:

a. menetapkan kawasan budi daya yang memiliki nilai strategis kota untuk

pemanfaatan sumber daya alam di ruang darat termasuk ruang di dalam bumi

secara sinergis untuk mewujudkan keseimbangan pemanfaatan ruang wilayah

kota;

(12)

RENCANA PROGRAM INVESTASI JANGKA MENENGAH 2015-2019 Kab.Bolaang Mongondow

dalam kawasan pedesaan beserta prasarana secara sinergis dan berkelanjutan

untuk mendorong pengembangan perekonomian kawasan dan wilayah

sekitarnya;

c. mengembangkan kegiatan budi daya untuk menunjang aspek politik,

pertahanan dan keamanan, sosial budaya, serta ilmu pengetahuan dan teknologi;

dan

d. mengembangkan dan melestarikan kawasan budi daya pertanian pangan di

wilayah pedesaan untuk mewujudkan ketahanan pangan nasional.

Strategi untuk pengendalian perkembangan kegiatan budi daya agar tidak

melampaui daya dukung dan daya tampung lingkungan meliputi:

a. membatasi perkembangan kegiatan budi daya terbangun di kawasan rawan

bencana untuk meminimalkan potensi kejadian bencana dan potensi kerugian

akibat bencana;

b. menetapkan penyangga disekitar batas kawasan rawan bencana

c. mengembangkan ruang terbuka hijau dengan luas paling sedikit 30% (tiga

puluh persen) dari luas kawasan perkotaan; dan

d. mengembangkan kegiatan budi daya yang dapat mempertahankan

keberadaan sentra-sentra pertanian didalam wilayah kota.

Strategi untuk pelestarian dan peningkatan fungsi dan daya dukung lingkungan

hidup meliputi:

a. menetapkan kawasan strategis kota berfungsi lindung;

b. mencegah pemanfaatan ruang di kawasan strategis kota yang berpotensi mengurangi fungsi lindung kawasan;

c. membatasi pemanfaatan ruang di sekitar kawasan strategis kota yang berpotensi mengurangi fungsi lindung kawasan;

d. membatasi pengembangan prasarana dan sarana di dalam dan di sekitar kawasan strategis kota yang dapat memicu perkembangan kegiatan budi daya;

e. mengembangkan kegiatan budi daya tidak terbangun di sekitar kawasan strategis kota yang berfungsi sebagai zona penyangga yang memisahkan kawasan lindung dengan kawasan budi daya terbangun; dan

(13)

RENCANA PROGRAM INVESTASI JANGKA MENENGAH 2015-2019 Kab.Bolaang Mongondow

Strategi untuk pengembangan dan peningkatan fungsi kawasan dalam pengembangan perekonomian kota meliputi:

a. mengembangkan pusat pertumbuhan berbasis potensi sumber daya alam dan kegiatan budi daya unggulan sebagai penggerak utama pengembangan wilayah;

b. menciptakan iklim investasi yang kondusif;

c. mengelola pemanfaatan sumber daya alam agar tidak melampaui daya dukung dan daya tampung kawasan;

d. mengelola dampak negatif kegiatan budi daya agar tidak menurunkan kualitas lingkungan hidup dan efisiensi kawasan;

e. mengintensifkan promosi peluang investasi; dan

f. meningkatkan pelayanan prasarana dan sarana penunjang kegiatan ekonomi.

Strategi untuk peningkatan fungsi kawasan untuk Pertahanan dan Keamanan Negara meliputi:

a. mendukung penetapan kawasan strategis nasional dengan fungsi khusus pertahanan dan keamanan;

b. mengembangkan kegiatan budi daya secara selektif di dalam dan disekitar kawasan strategis nasional untuk menjaga fungsi pertahanan dan keamanan;

c. mengambangkan zona penyangga yang melindungi dan mendukung fungsi

kawasan pertahanan dan keamanan; dan

d. memelihara dan menjaga aset-aset Pertahanan/TNI.

3.1.2.1 Rencana Pola Ruang Kawasan Lindung

Rencana Kawasan Lindung di wilayah Kabupaten Bolaang Mongondow tahun

2010-2030 meliputi:

a. kawasan hutan lindung;

b. kawasan yang memberikan perlindungan terhadap kawasan bawahannya,

meliputi: kawasan resapan air;

c. sungai, kawasan sekitar danau atau waduk, dan kawasan sekitar mata air;

d. kawasan suaka alam kawasan perlindungan setempat, meliputi: sempadan

pantai, sempadan, pelestarian alam dan cagar budaya meliputi: cagar alam

Gunung Ambang, Taman Nasional Bogani Nani Wartabone, dan kawasan

cagar budaya dan ilmu pengetahuan;

(14)

RENCANA PROGRAM INVESTASI JANGKA MENENGAH 2015-2019 Kab.Bolaang Mongondow

kawasan rawan gelombang pasang, dan kawasan rawan banjir;

f. kawasan lindung geologi, meliputi: kawasan cagar alam geologi, kawasan

rawan bencana alam geologi, dan kawasan yang memberikan perlindungan

terhadap air tanah

A. Kawasan Hutan Lindung

Kawasan hutan lindung adalah kawasan hutan yang memiliki sifat khas yang

mampu memberikan perlindungan pada kawasan bawahannya maupun

sekitarnya sebagai pengatur tata air, pencegahan banjir dan erosi serta

memelihara kesuburan tanah. Berdasarkan PP No. 26 tahun 2008 dan Keppres

No. 32 Tahun 1990, kriteria Hutan Lindung adalah:

a. Kawasan hutan dengan faktor-faktor lereng lapangan, jenis tanah, curah

hujan yang melebihi nilai skor 175, dan/atau

b. Kawasan hutan yang mempunyai lereng lapangan 40% atau lebih,

dan/atau

c. Kawasan hutan yang mempunyai ketinggian di atas permukaan laut 2.000

meter atau lebih.

Di Kabupaten Bolaang Mongondow, Kawasan Hutan Lindung didasarkan pada

Peta Kawasan Hutan dan Perairan Provinsi Dati I Sulawesi Utara Skala 1 :

250.000 (SK Menhutbun No. 452/Kpts-II/1999 tanggal 17 Juni 1999.

Tujuan Pemantapan Kawasan Hutan Lindung adalah mencegah terjadinya

erosi, bencana banjir, sedimentasi dan menjaga fungsi hidrologi tanah untuk

menjamin ketersediaan unsur hara tanah dan air permukaan.

Kawasan hutan lindung di wilayah Kabupaten Bolaang Mongondow memiliki

luas 195996.326 yang meliputi wilayah kecamatan Bilalang, Bolaang, Bolaang

Timur, Dumoga Barat, Dumoga Timur, Dumoga Utara, Lolak, Lolayan, Passi

Barat, Passi Timur, Poigar, Sangtombolang.

Rencana pengelolaan untuk kawasan hutan lindung adalah sebagai berikut:

Pemantapan kawasan hutan lindung berdasarkan Keppres No.32/1990

melalui pemetaan, pengukuhan dan penataan batas di lapangan untuk

memudahkan pengendaliannya.

Pengendalian kegiatan budidaya yang telah berlangsung lama dalam

(15)

RENCANA PROGRAM INVESTASI JANGKA MENENGAH 2015-2019 Kab.Bolaang Mongondow

Pengembalian fungsi hidrologis kawasan hutan yang telah mengalami

kerusakan dengan reboisasi.

Percepatan rehabilitasi hutan/reboisasi hutan lindung dengan tanaman

yang sesuai dengan fungsi lindung;

Pelestarian ekosistem yang merupakan ciri khas kawasan melalui tindakan

pencegahan perusakan dan upaya pengembalian pada rona awal sesuai

ekosistem yang pernah ada.

Pemantauan kegiatan yang diperbolehkan di kawasan hutan lindung agar

tidak mengganggu fungsi lindung.

B. Kawasan Yang Memberikan Perlindungan Terhadap Kawasan Bawahannya, Kawasan Resapan Air

Kawasan resapan air adalah kawasan yang mempunyai kemampuan tinggi untuk

meresapkan air hujan sehingga merupakan tempat pengisian air bumi (aquifer)

yang berguna sebagai sumber air. Kawasan resapan air ditetapkan dengan

kriteria kawasan yang mempunyai kemampuan tinggi untuk meresapkan air

hujan dan sebagai pengontrol tata air permukaan. Perlindungan terhadap

kawasan resapan air bertujuan untuk memberikan ruang yang cukup bagi

peresapan air hujan pada daerah tertentu untuk keperluan penyediaan

kebutuhan air tanah dan penanggulangan banjir, baik untuk kawasan

bawahannya maupun kawasan yang bersangkutan.

Rencana Kawasan Resapan Air Kabupaten Bolaang Mongondow 2010-2030

meliputi wilayah-wilayah resapan air, terutama yang terdapat di wilayah

perbukitan sampai pegunungan yang memiliki struktur tanah yang mudah

meresapkan air dan bentuk geomorfologi yang mampu meresapkan air hujan

secara besar-besaran, seperti Pegunungan Buludaweketan dengan puncak-

puncaknya adalah G. Poniki, G. Matabulewa, G. Bumbungon. Daerah yang

memiliki kemiringan lahan > 40% ditetapkan sebagai kawasan resapan air.

C. Kawasan Lindung Setempat

Kawasan perlindungan setempat terdiri atas: sempadan pantai, sempadan

sungai, kawasan sekitar danau, kawasan sekitar mata air.

1. Sempadan pantai

Sempadan pantai adalah kawasan tertentu sepanjang pantai yang mempunyai

(16)

RENCANA PROGRAM INVESTASI JANGKA MENENGAH 2015-2019 Kab.Bolaang Mongondow

mengganggu kelestarian fungsi pantai. Kawasan ini meliputi daratan

sepanjang tepian yang lebarnya proposional dengan bentuk dan kondisi fisik

pantai minimal 100 meter dari titik pasang tertinggi ke arah darat. Tujuan

Pemantapan Kawasan Sempadan Pantai adalah melindungi wilayah pantai dari

usikan kegiatan yang mengganggu kelestarian fungsi pantai. .

Kawasan Sempadan pantai di Kabupaten Bolaang Mongondow mencakup pantai

utara terutama yang berpotensi abrasi, terdapat di sepanjang lintas utara trans

Sulawesi yaitu antara Kecamatan Sang Tombolang – Kecamatan Lolak –

Kecamatan Bolaang - Kecamatan Bolaang Timur - Kecamatan Poigar.

Rencana Pengelolaan Kawasan Sempadan pantai di Kabupaten Bolaang

Mongondow adalah sebagai berikut :

Mencegah kegiatan di sepanjang sungai yang dapat menganggu kelestarian

fungsi pantai.

Permukiman yang sudah ada di kawasan sempadan pantai perlu

dikendalikan aktifitasnya.

Melarang pembuangan sampah dan limbah rumah tangga langsung ke

pantai/badan air.

Mengatur saluran drainase terutama saluran limbah rumah tangga agar

tidak langsung masuk ke badan air tetapi ditampung terlebih dahulu dalam lobang

resapan di setiap halaman rumah dan/atau ditampung dan dikelola di bak

penampungan/IPAL.

Tidak menggunakan pantai/laut sebagai tempat pembuangan sampah.

Pengendalian kegiatan yang telah ada di kawasan sempadan pantai dengan

mengarahkan kegiatan untuk mengembalikan fungsi kawasan sebagai

fungsi lindung.

Menetapkan zona aman dan evakuasi pada pesisir yang berpotensi tsunami

dan merencanakan perwilayahan pesisir yang mengacu pada mitigasi bencana.

2. Sempadan sungai

Kawasan sempadan sungai adalah kawasan sepanjang kiri kanan sungai,

termasuk sungai buatan/kanal/saluran irigasi primer yang mempunyai

manfaat penting untuk mempertahankan kelestarian fungsi sungai. Tujuan

(17)

RENCANA PROGRAM INVESTASI JANGKA MENENGAH 2015-2019 Kab.Bolaang Mongondow

kegiatan manusia yang dapat mengganggu dan merusak kualitas air sungai,

kondisi fisik dan dasar sungai serta mengamankan aliran sungai.

Menurut PP No. 26 tahun 2008, sempadan sungai ditetapkan dengan kriteria:

a. Daratan sepanjang tepian sungai bertanggul dengan lebar paling sedikit 5

(lima) meter dari kaki tanggul sebelah luar;

b. Daratan sepanjang tepian sungai besar tidak bertanggul di luar kawasan

permukiman dengan lebar paling sedikit 100 (seratus) meter dari tepi sungai;

dan

c. Daratan sepanjang tepian anak sungai tidka bertanggul di luar kawasan

permukiman dengan lebar paling sedikit 50 (lima puluh) meter dari tepi

sungai.

Dalam implementasinya, penetapan sempadan sungai mengacu pada Permen PU

No. 63/PRT/1993 tentang Garis Sempadan Sungai, Daerah Manfaat Sungai,

Daerah Penguasaan Sungai dan Bekas sungai. Garis sempadan sungai

ditetapkan berdasarkan kondisi, lokasi dan hal-hal yang berpengaruh terhadap

sungai pada saat ditetapkan :

a. sungai bertanggul di luar kawasan perkotaan, ditetapkan

sekurang-kurangnya 5 (lima) meter di sebelah luar sepanjang kaki tanggul.

b. Sungai bertanggul di dalam kawasan perkotaan, ditetapkan sekurang-

kurangnya 3 (tiga) meter.

c. Sungai tidak bertanggul diluar kawasan perkotaan

- sungai besar yaitu sungai yang mempunyai daerah pengaliran sungai

seluas 500 km2 . Pada sungai besar dilakukan ruas per ruas dengan

mempertimbangkan luas daerah pengaliran sungai pada ruas yang bersangkutan

dan ditetapkan sekurang-kurangnya 100 meter dihitung dari tepi sungai pada

waktu ditetapkan.

- sungai kecil yaitu sungai yang mempunyai daerah pengaliran sungai

seluas kurang dari 500 km2 , ditetapkan sekurang-kurangnya 50 (lima puluh)

meter dari tepi sungai pada waktu ditetapkan.

d. Sungai tidak bertanggul di dalam kawasan perkotaan, ditetapkan sebagai

(18)

RENCANA PROGRAM INVESTASI JANGKA MENENGAH 2015-2019 Kab.Bolaang Mongondow

- sungai yang mempunyai kedalaman tidak lebih dari 3 (tiga) meter, garis

sempadan ditetapkan sekurang-kurangnya 10 (sepuluh) meter dihitung dari tepi

sungai pada waktu ditetapkan.

- Sungai yang mempunyai kedalaman lebih dari 3 (tiga) meter sampai

dengan 20 (dua puluh) meter, garis sempadan ditetapkan sekurang-

kurangnya 15 (limabelas) meter dihitung dari tepi sungai pada waktu

ditetapkan.

- Sungai yang mempunyai kedalaman maksimum lebih dari 20 (dua puluh)

meter, garis sempadan sungai sekurang-kurangnya 30 (tiga puluh)

meter dihitung dari tepi sungai pada waktu ditetapkan.

e. Sungai yang terpengaruh pasang surut air laut, garis sempadan ditetapkan

sekurang-kurangnya 100 (seratus) meter dari tepi sungai dan berfungsi sebagai

jalur hijau.

Garis sempadan sungai tidak bertanggul yang berbatasan dengan jalan, adalah

tepi bahu jalan yang bersangkutan dengan ketentuan konstruksi dan

penggunaan jalan harus menjamin bagi kelestarian dan keamanan sungai serta

bangunan sungai.

Rencana Kawasan Sempadan Sungai Kabupaten Bolaang Mongondow

2010-2030 mencakup wilayah sungai-sungai besar yang terdapat di Kabupaten

Bolaang Mongondow, yaitu Sungai Poigar (perbatasan dengan Kabupaten

Minahasa Selatan), Ongkak Dumoga, Ongkak Mongondow, Sungai Sangkup.

Rencana Pengelolaan Kawasan Sempadan sungai sebagai berikut:

Mencegah kegiatan budidaya di sepanjang sungai yang dapat menganggu

dan merusak kualitas air sungai, kondisi fisik pinggir dan dasar sungai serta

alirannya.

Kawasan pemukiman yang dilewati sungai harus memperhatikan batas

sempadan sungai menurut ketentuan yang ada, antara lain Permen PU No.

63/PRT/1993.

Melarang pembuangan sampah dan limbah rumah tangga langsung ke

sungai.

Mengatur saluran drainase terutama saluran limbah rumahtangga agar

(19)

RENCANA PROGRAM INVESTASI JANGKA MENENGAH 2015-2019 Kab.Bolaang Mongondow

resapan di setiap halaman rumah dan/atau ditampung dan dikelola di bak

penampungan/IPAL.

Tidak menggunakan sungai sebagai tempat MCK.

Menanami kawasan sempadan sungai dengan vegetasi permanen.

Pengendalian kegiatan yang telah ada di sekitar sungai dengan

mengarahkan kegiatan untuk mengembalikan fungsi kawasan sebagai fungsi

lindung.

3. Kawasan sekitar waduk

Kawasan sekitar danau/waduk adalah kawasan di sekeliling danau yang

mempunyai manfaat penting untuk mempertahankan kelestarian fungsi

waduk/danau. Wilayah tersebut adalah daratan sekeliling tepian yang lebarnya

proposional dengan bentuk dan kondisi fisik danau/waduk antara 50-100 meter

dari titik pasang tertinggi ke arah darat. Tujuan perlindungan terhadap kawasan

sekitar danau adalah untuk melindungi danau dari kegiatan budidaya yang

dapat mengganggu pelestarian fungsi danau.

Rencana Kawasan Sekitar Danau di Kabupaten Bolaang Mongondow 2010-2030

meliputi kawasan di sekitar Danau Iloloi.

Rencana Pengelolaan Kawasan Sekitar Danau adalah sebagai berikut:

Mencegah kegiatan budidaya di sekitar danau yang dapat mengganggu

kuantitas air danau dan merusak kualitas air dan kondisi fisik kawasan.

Menanami kawasan sekitar danau dengan vegetasi permanen.

Pengendalian kegiatan yang telah ada di kawasan sekitar danau dengan

mengarahkan penggunaan lahan yang memiliki penutupan lahan tinggi.

4. Kawasan sekitar mata air

Kawasan sekitar mata air adalah kawasan di sekeliling mata air yang

mempunyai manfaat penting untuk mempertahankan kelestarian fungsi mata

air. Kriteria yang digunakan sesuai Keputusan Presiden Republik Indonesia No.

32 Tahun 1990 tentang Pengelolaan Kawasan Lindung dan PP No. 26 tahun

2008 tentang RTRWN, untuk mata air ditetapkan sekurang-kurangnya 200 (dua

ratus) meter di sekitar mata air sebagai kawasan lindung. Perlindungan kawasan

sekitar mata air adalah untuk melindungi mata air dari kegiatan budidaya yang

(20)

RENCANA PROGRAM INVESTASI JANGKA MENENGAH 2015-2019 Kab.Bolaang Mongondow

Rencana Kawasan Sekitar Mata Air Kabupaten Bolaang Mongondow 2010-2030

mencakup beberapa mata air yang digunakan sebagai sumber air bersih bagi

masyarakat.

Rencana Pengelolaan Kawasan Sekitar Mata Air adalah sebagai berikut:

Mencegah kegiatan budidaya di sekitar mata air yang dapat mengganggu

kuantitas air dan merusak kualitas air dan kondisi fisik kawasan.

Menanami kawasan sekitar mata air dengan vegetasi permanen.

Pengendalian kegiatan yang telah ada di kawasan sekitar mata air dengan

mengarahkan penggunaan lahan yang memiliki penutupan lahan tinggi.

Mengupayakan pembebasan lahan yang telah dikuasai penduduk dengan

penggantian yang layak dan menjadikan kawasan tersebut sebagai hutan lindung.

Pembuatan resapan air di daerah permukiman, penghijauan di luar

kawasan hutan dan reboisasi di dalam kawasan hutan.

D. Kawasan Suaka Alam; Pelestarian Alam; Cagar Budaya

Kawasan suaka alam, pelestarian alam, dan cagar budaya yang termasuk dalam

Kawasan Lindung Nasional (Lampiran VIII, PP No. 28 Tahun 2008) yang berada di

Kabupaten Bolaang Mongondow adalah kawasan Cagar Alam Gunung Ambang dan

Taman Nasional Bogani Nani Wartabone. Di samping itu, terdapat juga

kawasan-kawasan yang belum termasuk dalam kawasan-kawasan lindung nasional sehingga dengan

demikian ditetapkan sebagai kawasan lindung provinsi, seperti kawasan cagar

budaya dan ilmu pengetahuan

1. Cagar Alam Gunung Ambang

Penunjukan Cagar alam Gn. Ambang berdasarkan Surat Keputusan Menteri

Pertanian Nomor 359/Kpts/Um6/1978 memiliki luas 8.638 ha. Kawasan ini telah

diperluas menjadi 18.765,4 ha berdasarkan Tata Batas Definitif Kawasan Hutan

dan SK Menhutbun No.452/Kpts-II/99. Kawasan cagar alam ini terletak di

dalam tiga kabupaten, yakni Kabupaten Bolaang Mongondow, Kabupaten

Minahasa Selatan dan Kabupaten Bolaang Mongondow Timur. Luas kawasan ini

yang terletak di Kabupaten Bolaang Mongondow adalah 12.409 ha

Perlindungan terhadap kawasan cagar alam dilakukan dengan tujuan untuk

melindungi keanekaragaman biota, tipe ekosistem, gejala dan keunikan alam

bagi kepentingan plasma nutfah, ilmu pengetahuan dan pembangunan pada

umumnya. Berdasarkan tujuan di atas maka rencana pengelolaan yang ditetapkan

(21)

RENCANA PROGRAM INVESTASI JANGKA MENENGAH 2015-2019 Kab.Bolaang Mongondow

Pengelolaan kawasan cagar alam sesuai dengan tujuan perlindungannya

Kegiatan budidaya tidak diperkenankan, kecuali kegiatan yang berkaitan

dengan fungsinya dan tidak mengubah bentang alam, kondisi penggunaan

lahan, serta ekosistem alami yang ada.

Pengembangan areal yang berpotensi untuk dijadikan Taman Wisata

Alam yang memadukan kepentingan pelestarian dan pariwisata/ rekreasi

alam.

2. Kawasan pantai berhutan bakau

Kawasan pantai berhutan bakau adalah kawasan pesisir laut yang merupakan

habitat alami hutan bakau yang berfungsi memberi perlindungan kepada

perkehidupan pantai dan lautan, sebagai pembentuk ekosistem hutan bakau,

tempat berkembang biaknya berbagai biota laut, pelindung panati dan

pengikisan air laut.

Kriteria kawasan pantai berhutan bakau adalah koridor dengan lebar paling

sedikit 130 (seratus tiga puluh) kalinilai rata-rata perbedaan air pasang tertinggi

dan terendah tahunan, diukur dari garis air surut terendah ke arah darat.

3. Taman Nasional Bogani Nani Wartabone

Taman Nasional adalah kawasan pelestarian alam yang dikelola dengan sistem

zonasi yang dimanfaatkan untuk tujuan pengembangan ilmu pengetahuan,

pariwisata, rekreasi dan pendidikan. Tujuan perlindungan terhadap Kawasan

Taman Nasional adalah untuk pengembangan pendidikan, rekreasi dan

pariwisata serta peningkatan kualitas lingkungan sekitarnya dan perlindungan

dari pencemaran.

Kriteria kawasan lindung untuk taman nasional menurut PP No. 26 tahun 2008

adalah:

Kawasan berhutan dan bervegetasi tetap yang memiliki tumbuhan dan satwa

yang beragam;

Memiliki luas yang cukup untuk menjamin kelangsungan proses ekologi

secara alami;

Memiliki sumber daya alam yang khas dan unik baik berupa jenis tumbuhan

(22)

RENCANA PROGRAM INVESTASI JANGKA MENENGAH 2015-2019 Kab.Bolaang Mongondow

Memiliki paling sedikit satu ekosistem yang terdapat di dalamnya yang secara

materi atau secara fisik tidak boleh diubah baik oleh eksploitasi maupun

pendudukan manusia.

Memiliki keadaan alam yang asli dan alami untuk dikembangkan sebagai

pariwisata alam.

4. Kawasan cagar budaya dan ilmu pengetahuan

Kawasan Cagar Budaya dan ilmu pengetahuan merupakan kawasan yang di

dalamnya terdapat lokasi bangunan hasil budaya manusia yang bernilai tinggi ,

situs purbakala maupun bentukan geologi alami yang khas, yang mempunyai

manfaat tinggi untuk pengembangan ilmu pengetahuan. Kawasan cagar budaya

dan ilmu pengetahuan sebagaimana dimaksud dalam PP No. 26 tahun 2008

ditetapkan dengan Kriteria sebagai hasil budaya manusia yang bernilai tinggi yang

dimanfaatkan untuk pengembangan ilmu pengetahuan.

Tujuan Pemantapan Kawasan Cagar Budaya dan ilmu pengetahuan adalah untuk

memelihara nilai sejarah, pengembangan pendidikan, rekreasi dan pariwisata

serta perlindungan dari kepunahan. Pengembangan Kawasan Cagar Budaya dan

Ilmu Pengetahuan (CBP) di Kabupaten Bolaang Mongondow berlokasi di

Rencana Pengelolaan kawasan cagar budaya dan ilmu pengetahuan adalah

sebagai berikut:

Melestarikan dan melindungi kawasan lindung dari alih fungsi.

Melestarikan bangunan tua, bangunan bernilai sejarah dan/ atau bernilai

arsitektur tinggi, serta potensi sosial budaya masyarakat yang memiliki nilai

sejarah .

Seperti kawasan cagar budaya dan ilmu pengetahuan.

E. Kawasan Rawan Bencana Alam

Sebagaimana disebutkan dalam UU Nomor 24 tahun 2007 tentang

Penanggulangan Bencana, bahwa yang dimaksud dengan Bencana Alam adalah

bencana yang diakibatkan oleh peristiwa atau serangkaian peristiwa yang

disebabkan oleh alam antara lain berupa gempa bumi, tsunami, gunung meletus,

banjir, kekeringan, angin topan, dan tanah longsor.

Bencana alam ini sangat sulit dideteksi namun dapat dipelajari dan dapat

dipetakan dimana wilayah yang kemungkinan besar akan terkena bencana

tersebut setelah terlebih dahulu dipelajari berbaqai karakteristik wilayahnya

(23)

RENCANA PROGRAM INVESTASI JANGKA MENENGAH 2015-2019 Kab.Bolaang Mongondow

topografinya, kelerengan, kondisi hidrologi, kondisi oseanografis, serta

penggunaan lahannya dan kondisi demografisnya serta infrastruktur wilayah.

1. Kawasan rawan tanah longsor

Berdasarkan hasil investigasi dan analisis kawasan-kawasan longsor yang ada di

Kabupaten Bolaangmongondow tersebar di berbagai wilayah Kecamatan.

Kecamatan-kecamatan yang wilayah rentan terhadap bahaya tanah longsor adalah

Kecamatan Dumoga Barat, Bilalang, Bolaang, Lolayan, Passi Barat, Passi Timur dan

Poigar. Sedangkan yang rawan terhadap gerakan tanah adalah di Kecamatan

Dumoga Barat, Passi Timur, dan Sangtobolang. Adapun luasan wilayah yang

rentang terhadap gerakan tanah dan longsor dapat dilihat pada Tabel A.

Potensi gerakan tanah di zona ini termasuk pada klasifikasi tinggi, setempat

pada zona lapukan batuan dasar dijumpai gerakan tanah jenis aliran bahan

rombakan (debris flow) dan runtuhan batu (rock fall).

Tabel 3. 1 Persebaran Rawan Gerakan Tanah di Kabupaten Bolaang Mongondow

Dengan demikian maka di wilayah yang rawan bencana tanah longsor dan gerakan

tanah ini sebaiknya dibatasi pembangunannya terutama pembangunan

permukiman. Sebaiknya daerah ini dijadikan daerah hijau dengan memperbanyak

tanaman tahunan.

Longsor merupakan salah satu jenis gerakan massa tanah atau batuan, ataupun

NO.

JENIS GERAKAN

TANAH

KECAMATAN LUAS (HA)

1 Gerakan Tanah

Kec. Dumoga Barat 425.87

Kec. Passi Timur 412.80

Kec. Sangtombolang 971.86

2 Longsor

Kec. Dumoga Barat 792.34

Kec. Bilalang 1,226.17

Kec. Bolaang 1,408.41

Kec. Lolayan 0.02

Kec. Passi Barat 4,687.16

Kec. Passi Timur 109.11

(24)

RENCANA PROGRAM INVESTASI JANGKA MENENGAH 2015-2019 Kab.Bolaang Mongondow

percampuran keduanya, menuruni atau keluar lereng akibat dari terganggunya

kestabilan tanah atau batuan penyusun lereng tersebut. Secara umum, faktor

pendorong yang dapat menyebabkan terjadinya longsor adalah curah hujan

yang tinggi, lereng yang terjal, lapisan tanah yang kurang padat dan tebal, jenis

batuan (litologi) yang kurang kuat, jenis tanaman dan pola tanam yang tidak

mendukung penguatan lereng, getaran yang kuat (peralatan berat, mesin pabrik,

kendaraan bermotor), beban tambahan seperti konstruksi bangunan dan

kendaraan angkutan, terjadinya pengikisan tanah atau erosi, adanya material

timbunan pada tebing, bekas longsoran lama yang tidak segera ditangani,

adanya bidang diskontinuitas, penggundulan hutan, dan/atau daerah pembuangan

sampah. Kegiatan pemotongan lereng bukit karena pembuatan jalan di

daerah-daerah berlereng curam dan/atau kegiatan lain sering menjadi penyebab

terjadinya longsor.

Kriteria kawasan rawan tanah longsor menurut PP No. 26 tahun 2008 adalah

kawasan berbentuk lereng yang rawan terhadap perpindahan material pembentuk

lereng berupa batuan, bahan rombakan, tanah, atau material campuran. Tujuan

perlindungan Kawasan Rawan Tanah Longsor adalah untuk melindungi manusia

dan kegiatan dari bencana akibat gerakan masa tanah atau batuan yang

disebabkan oleh alam maupun secara tidak langsung oleh perbuatan

manusia.

Rencana Pengembangan Kawasan Rawan Tanah Longsor Kabupaten Bolaang

Mongondow 2010-2030 tersebar di kecamatan Dumoga barat, Bilalang, Bolaang,

Lolayan, Passi Barat, Passi Timur, Poigar.

Pengelolaan kawasan rawan longsor:

Peruntukan ruang sebagai kawasan lindung (tidak layak untuk

pembangunan fisik).

Pada lokasi tertentu beberapa kegiatan terutama non fisik masih dapat

dilaksanakan dengan ketentuan khusus dan/atau persyaratan yang pada dasarnya

diarahkan dengan pendekatan konsep penyesuaian lingkungan, yaitu upaya untuk

menyesuaikan dengan kondisi alam, dengan lebih menekankan pada upaya

rekayasa kondisi alam yang ada.

(25)

RENCANA PROGRAM INVESTASI JANGKA MENENGAH 2015-2019 Kab.Bolaang Mongondow

diperbolehkan serta kegiatan yang tidak memenuhi persyaratan harus segera

dihentikan atau direlokasi.

Kegiatan-kegiatan Pertanian/Perkebunan, Hutan Kota, dan Hutan

Produksi/Hutan Rakyat, dapat dilaksanakan dengan beberapa persyaratan

seperti pemilihan vegetasi dan pola tanam yang tepat, sistem teras dan drainase

lereng yang tepat, rencana jalan untuk kendaraan roda empat yang ringan hingga

sedang.

2. Kawasan rawan gelombang pasang dan abrasi

Kawasan rawan gelombang pasang dan abrasi terletak di wilayah pesisir utara

mulai dari Kecamatan Santobolang hingga Poigar. Persebaran lokasi dan luasan

untuk potensi bahaya pasang dan abrasi dapat dilihat pada Tabel 3.2

Tabel 3. 2 Distribusi Kerawanan Bencana di Kabupaten Bolaang mongondow

Berdasarkan Tabel diatas dan dalam rangka mitigasi bencana alam, maka

pemerintah Kabupaten Bolaangmongondow wajib menetapkan batas-batas dan

pemetaan detail tentang kondisi kerawanan bencana yang akan menimpa di

lokasi di atas. Khusus untuk penanggulang abrasi upaya-upaya yang ditempuh

melalui usaha vegetative dengan cara penanaman bakau atau jenis pepohonan

pesisir lainnya. Selain itu cara-cara teknik sipil dengan menempatkan konstruksi

pemecah gelombang pada beberapa titik yang dianggap perlu.

Mengingat kondisi kegempaan di sekitar Kabupaten Bolaangmongondow cukup

besar maka sepanjang pesisir utara daerah ini adalah rawan tsunami, terutama

pada desa-desa yang terletak dekat pantai dengan topografi yang datar. Pada NO.

JENIS KERAWANAN

BENCANA KECAMATAN LUAS (HA)

1 Pasang

Kec. Lolak 2,404.37

Kec. Sangtombolang 1,410.36

Kec. Sangtombolang 246.32

Kec. Bolaang 410.57

Kec. Bolaang Timur 1,097.44

2 Abrasi

Kec. Lolak 449.78

Kec. Bolaang Timur 487.00

Kec. Poigar 451.40

(26)

RENCANA PROGRAM INVESTASI JANGKA MENENGAH 2015-2019 Kab.Bolaang Mongondow

wilayah dengan topografi datar dengan ketinggian wilayah hingga 5-10 meter

adalah daerah yang rawan terhadap tsunami.

Untuk mencegah dan mitigasi bencana yang ada di wilayah peisisir maka

Penetapan batas Sempadan Pantai mengikuti ketentuan dalam UU No. 27 tahun

2007 tentang Pengelolaan Wilayah Pesisir Dan Pulau-Pulau Kecil sebagai berikut:

a) perlindungan terhadap gempa dan/atau tsunami;

b) perlindungan pantai dari erosi atau abrasi;

c) perlindungan sumber daya buatan di pesisir dari badai, banjir,

dan bencana alam lainnya;

d) perlindungan terhadap ekosistem pesisir, seperti lahan basah, mangrove,

terumbu karang, padang lamun, gumuk pasir, estuaria, dan delta;

e) pengaturan akses publik; serta

f) pengaturan untuk saluran air dan limbah.

Beberapa proses alam yang terjadi dalam waktu yang bersamaan akan

membentuk variasi muka air laut dengan periode gelombang yang panjang.

Yang termasuk dalam kategori gelombang periode panjang, antara lain:

gelombang pasang surut (astronomical tide/tidal wave), gelombang tsunami,

dan gelombang badai (storm wave). Gelombang pasang surut (pasut) adalah

gelombang yang ditimbulkan oleh Gelombang pasang surut (pasut) adalah

gelombang yang ditimbulkan oleh gaya tarik menarik antara bumi dengan

planet‐planet lain terutama dengan bulan dan matahari. Gelombang ini

mempunyai periode sekitar 12,4 jam dan 24 jam.

a) Berdasarkan faktor pembangkitnya, pasang surut dapat dibagi dalam

dua kategori yaitu: pasang purnama (pasang besar, spring tide) dan

pasang perbani (pasang kecil, neap tide). Pada setiap sekitar tanggal 1 dan 15

(saat bulan mati dan bulan purnama) posisi bulan‐bumi‐matahari berada

pada satu garis lurus, sehingga gaya tarik bulan dan matahari terhadap

bumi saling memperkuat. Dalam keadaan ini terjadi pasang purnama dimana

tinggi pasang sangat besar disbanding pada hari‐hari yang lain. Sedangkan pada

sekitar tanggal 7 dan 21, dimana bulan dan matahari membentuk sudut

siku‐siku terhadap bumi maka gaya tarik bulan dan matahari terhadap bumi

saling mengurangi. Dalam keadaan ini terjadi pasang perbani, dimana

tinggi pasang yang terjadi lebih kecil dibanding dengan hari‐hari yang lain.

(27)

RENCANA PROGRAM INVESTASI JANGKA MENENGAH 2015-2019 Kab.Bolaang

tropis dengan kecepatan rata‐rata (34–64) knots di sekitar pusatnya.

c) Kawasan rawan gelombang pasang menurut PP No. 26 tahun 2008 adalah

kawasan sekitar pantai yang rawan terhadap gelombang pasang dengan

kecepatan antara 10 sampai dengan 100 kilometer per jam yang timbul akibat

angin kencang atau gravitasi bulan atau matahari. Kawasan rawan gelombang

pasang di Kabupaten Bolaang Mongondow meliputi pesisir pantai utara.

3. Kawasan rawan banjir

Kawasan rawan banjir yang ada di Kabupaten Bolaangmongondow, berdasarkan

peta kerawanan bencana dan hasil pengamatan di lapangan terletak di Kecamatan

Dumoga Barat, Dumoga Timur dan Dumoga Utara. Di ketiga kecamatan tersebut

banjir disebabkan oleh kondisi daerah aliran sungai yang ada dan kondisi

topografinya (Datar dan relatif cekung) lihat Tabel C. Selain itu banjir juga

terdapat di wilayah yang rawan akan Pasang, dimana saat pasang air laut terjadi

akan menggenangi wilayah tersebut seperti yang ada pada Tabel 3.3

Tabel 3. 3 Daerah Rawan Banjir di Kabupaten Bolaang Mongondow.

NO.

Banjir yang terjadi di tiga kecamatan tersebut selain dapat menggenangi

permukiman juga menggenangi sawah yang kemungkinan besar dapat

menyebabkan banyak kerugian. Penanggulan banjir di tiga kecamatan

sebagaimana pada tabel 3.4 dilakukan dengan melakukan perbaikan daerah aliran

sungai yang ada dengan cara melakukan reboisasi daerah-daerah yang kritis,

khususnya di DAS Domoga bagian hulu dan tengah. Selain melakukan

reboisasi juga dilakukan tindakan konservasi lainnya seperti pembuatan

terasering pada lahan produktif yang mempunyai kemiringan lereng yang relatif

(28)

RENCANA PROGRAM INVESTASI JANGKA MENENGAH 2015-2019 Kab.Bolaang Mongondow

Banjir pada umumnya disebabkan oleh curah hujan yang tinggi di atas

normal, sehingga sistim pengaliran air yang terdiri dari sungai dan anak sungai

alamiah serta system saluran drainase dan kanal penampung banjir buatan yang

ada tidak mampu menampung akumulasi air hujan tersebut sehingga meluap.

Kemampuan/daya tampung sistem pengaliran air dimaksud tidak selamanya

sama, tetapi berubah akibat sedimentasi, penyempitan sungai akibat

phenomena alam dan ulah manusia, tersumbat sampah serta hambatan lainnya.

Penggundulan hutan di daerah tangkapan air hujan (catchment area) juga

menyebabkan peningkatan debit banjir karena debit/pasokan air yang masuk ke

dalam sistem aliran menjadi tinggi sehingga melampaui kapasitas pengaliran

dan menjadi pemicu terjadinya erosi pada lahan curam yang menyebabkan

terjadinya sedimentasi di sistem pengaliran air dan wadah air lainnya.

Disamping itu berkurangnya daerah resapan air juga berkontribusi

atas meningkatnya debit banjir. Pada daerah permukiman dimana telah padat

dengan bangunan sehingga tingkat resapan air kedalam tanah berkurang, jika

terjadi hujan dengan curah hujan yang tinggi sebagian besar air akan menjadi

aliran air permukaan yang langsung masuk ke dalam sistem pengaliran air

sehingga kapasitasnya terlampaui dan mengakibatkan banjir.

Berdasarkan sumber airnya, banjir dapat dikategorikan dalam empat kategori:

Banjir yang disebabkan oleh hujan lebat yang melebihi kapasitas

penyaluran sistem pengaliran air yang terdiri dari sistem sungai alamiah dan

sistem drainase buatan manusia.

Banjir yang disebabkan meningkatnya muka air di sungai sebagai akibat

pasang laut maupun meningginya gelombang laut akibat badai.

Banjir yang disebabkan oleh kegagalan bangunan air buatan manusia

seperti bendungan, bendung, tanggul, dan bangunan pengendalian banjir.

Banjir akibat kegagalan bendungan alam atau penyumbatan aliran sungai

akibat runtuhnya/longsornya tebing sungai. Ketika sumbatan/bendungantidak

dapat menahan tekanan air maka bendungan akan hancur, air sungai yang

terbendung mengalir deras sebagai banjir bandang.

Kawasan Rawan Banjir di Kabupaten Bolaang Mongondow meliputi daerah muara

sungai, dataran banjir dan dataran aluvial terutama di sepanjang Sungai. Daerah

yang sering terkena banjir, yaitu di sekitar Mopuya dan Imandi (Kecamatan

Dumoga Barat dan Kecamatan Dumoga Utara) dan daerah pantai utara di sekitar

(29)

RENCANA PROGRAM INVESTASI JANGKA MENENGAH 2015-2019 Kab.Bolaang Mongondow

Rencana pengelolaan kawasan rawan banjir dapat diuraikan sebagai berikut:

Pengendalian pemukiman di kawasan sempadan sungai dan pengendalian

larian air hujan di wilayah cekungan.

Melakukan pemeliharaan seluruh saluran drainase berupa pembersihan

dari sampah dan memperbaiki struktur saluran.

Membangun bangunan pengendali banjir seperti tanggul dan membangun

saluran primer dan sekunder di wilayah-wilayah yang biasanya terkena banjir dan

menghindari daerah lainnya dari kemungkinan tergenang.

Mengkaji dan melakukan pelurusan sungai, pengerukan endapan, serta

perelokasian kawasan terbangun yang mengganggu fungsi sungai.

Meningkatkan pemahaman masyarakat berupa berbagai penyuluhan atau

melalui media massa mengenai pentingnya keberadaan sungai/badan air.

Pengendalian kegiatan yang telah ada di sekitar sungai dengan

mengarahkan kegiatan untuk mengembalikan fungsi kawasan tersebut.

Perlu ditetapkan Perda sempadan sungai.

Meningkatkan upaya pemeliharaan keseimbangan tata air dengan

melibatkan masyarakat untuk berperan serta dalam menahan larian air hujan

melalui peresapan-peresapan buatan.

F. Kawasan Lindung Geologi

Kawasan lindung geologi terdiri atas kawasan rawan bencana alam geologi, dan

kawasan yang memberikan perlindungan terhadap air tanah.

1. kawasan cagar alam geologi

Pengertian/definisi cagar alam adalah suatu tempat yang dilindungi baik dari

segi tanaman maupun binatang yang hidup di dalamnya yang nantinya dapat

dipergunakan untuk berbagai keperluan di masa kini dan masa mendatang.

Khusus Kawasan Cagar alam geologi adalah cagar alam yang ditetapkan

berdasarkan pertimbangan-pertimbangan geologis antara lain daerah itu

mempunyai fosil yang sangat berharga bagi sejarah kehidupan, daerah tersebut

mempunyai struktur geologi yang kompleks sehingga dapat digunakan untuk

laboratoriumm alam geologis contohnya Cagar Alam Geologi karang Sambung di

Jawa tengah. Karakteristik geologis lainnya adalah jenis batuan dan memiliki

(30)

RENCANA PROGRAM INVESTASI JANGKA MENENGAH 2015-2019 Kab.Bolaang Mongondow

pengetahuan dan atau pariwisata sehingga memenuhi syarat sebagai kawasan

keunikan batuan dan fosil.

Dengan demikian Kriteria kawasan cagar alam geologi adalah kawasan yang

Mengkaji dan melakukan pelurusan sungai, pengerukan endapan, serta

perelokasian kawasan terbangun yang mengganggu fungsi sungai.

Meningkatkan pemahaman masyarakat berupa berbagai penyuluhan atau

melalui media massa mengenai pentingnya keberadaan sungai/badan air.

Pengendalian kegiatan yang telah ada di sekitar sungai dengan

mengarahkan kegiatan untuk mengembalikan fungsi kawasan tersebut.

Perlu ditetapkan Perda sempadan sungai.

Meningkatkan upaya pemeliharaan keseimbangan tata air dengan

melibatkan masyarakat untuk berperan serta dalam menahan larian air hujan

melalui peresapan-peresapan buatan.

F. Kawasan Lindung Geologi

Kawasan lindung geologi terdiri atas kawasan rawan bencana alam geologi, dan

kawasan yang memberikan perlindungan terhadap air tanah.

2. kawasan cagar alam geologi

Pengertian/definisi cagar alam adalah suatu tempat yang dilindungi baik dari

segi tanaman maupun binatang yang hidup di dalamnya yang nantinya dapat

dipergunakan untuk berbagai keperluan di masa kini dan masa mendatang.

Khusus Kawasan Cagar alam geologi adalah cagar alam yang ditetapkan

berdasarkan pertimbangan-pertimbangan geologis antara lain daerah itu

mempunyai fosil yang sangat berharga bagi sejarah kehidupan, daerah tersebut

mempunyai struktur geologi yang kompleks sehingga dapat digunakan untuk

laboratoriumm alam geologis contohnya Cagar Alam Geologi karang Sambung di

Jawa tengah. Karakteristik geologis lainnya adalah jenis batuan dan memiliki

keragaman batuan dan atau fosil yang bersifat langka, mempunyai nilai ilmu

pengetahuan dan atau pariwisata sehingga memenuhi syarat sebagai kawasan

keunikan batuan dan fosil.

Dengan demikian Kriteria kawasan cagar alam geologi adalah kawasan yang

memiliki wujud dan cirri geologi unik, langka dan khas sebagai hasil proses

(31)

RENCANA PROGRAM INVESTASI JANGKA MENENGAH 2015-2019 Kab.Bolaang Mongondow

Mendasarkan hal-hal tersebut diatas maka untuk kabupaten

Bolaangmongondow, kawasan yang mempunyai parameter tersebut hingga kini

belum teridentifikasi. Oleh karena itu hal ini harus dilakukan kajian dan penelitian

lebih lanjut sebelum diusulkan ke Kementerian Energi dan Sumberdaya Mineral

Republik Indonesia.

2. kawasan rawan bencana alam geologi

disebabkan lokasi kabupaten yang terletak pada pertemuan 4 lempeng tektonik

utama, yaitu lempeng Eurasia, Indo-Australia, Pasifik, dan Fhilipine

sebagaimana terlihat pada gambar di bawah. Pertemuan empat lempeng

tersebut mengakibatkan mekanisme tektonik dan geologi di wilayah ini

menjadi lebih rumit. Wilayah ini juga memiliki struktur island-arc dengan

karakteristik physiografik yang unik seperti palung samudera yang dalam,

geanticlines belt, volcanic inner arc, dan marginal basin.

Gambar 3. 3 Jalur Pergerakan Lempeng Tektonik

Berdasarkan SNI-1726 2002 Indonesia dibagi menjadi 6 wilayah gempa seperti

ditunjukkan dalam gambar dibawah ini. Dimana wilayah gempa 1 adalah

wilayah dengan kegempaan yang paling rendah dan wilayah gempa 6 adalah

wilayah dengan kegempaan paling tinggi. Pembagian wilayah gempa ini,

didasarkan atas percepatan puncak batuan dasar akibat pengaruh gempa

rencana dengan periode ulang 500 tahun, yang nilai rata-ratanya untuk setiap

wilayah gempa ditetapkan dalam tabel dibawah ini. Wilayah Kabupaten

Bolaang Mongondow terletak pada zona wilayah 5 yaitu zona tinggi dengan

percepatan puncak batuan dasar mencapai 0.25 g. Melihat urain diatas dapat

disimpulkan bahwa Kabupaten Bolaangmongondow berpotensi untuk

(32)

RENCANA PROGRAM INVESTASI JANGKA MENENGAH 2015-2019 Kab.Bolaang Mongondow

Gambar 3. 4 Pembagian Wilayah Gempa di Indonesia

Gempa yang bekerja pada suatu struktur menyebabkan struktur tersebut akan

mengalami pergerakan secara vertikal maupun secara lateral. Pergerakan tanah

tersebut menimbulkan percepatan sehingga struktur yang memiliki massa akan

mengalami gaya berdasarkan rumus F = m x a. Namun struktur pada umumnya

memiliki faktor keamanan yang cukup dalam menahan gaya vertikal dibandingkan

dengan gaya gempa lateral. Gaya gempa vertikal harus diperhitungkan untuk

unsur-unsur struktur gedung yang memiliki kepekaan yang tinggi terhadap beban

gravitasi seperti balkon, kanopi dan balok kantilever berbentang panjang, balok

transfer pada struktur gedung tinggi yang memikul beban gravitasi dari dua atau

lebih tingkat diatasnya serta balok beton pratekan berbentang panjang. Sedangkan

gaya gempa lateral bekerja pada setiap pusat massa lantai.

Berdasarkan UBC 1997, tujuan desain bangunan tahan gempa adalah untuk

mencegah terjadinya kegagalan struktur dan kehilangan korban jiwa, dengan

tiga kriteria standar sebagai berikut:

Tidak terjadi kerusakan sama sekali pada gempa kecil

Ketika terjadi gempa sedang, diperbolehkan terjadi kerusakan

arsitektural tapi bukan merupakan kerusakan struktural

Diperbolehkan terjadinya kerusakan struktural dan non struktural pada

gempa kuat, namun kerusakan yang terjadi tidak menyebabkan

bangunan runtuh. Beban gempa nilainya ditentukan oleh 3 hal, yaitu oleh besarnya

probabilitas beban itu dilampaui dalam kurun waktu tertentu, oleh tingkat

daktilitas struktur yang mengalaminya, dan oleh kekuatan lebih yang terkandung

(33)

RENCANA PROGRAM INVESTASI JANGKA MENENGAH 2015-2019 Kab.Bolaang Mongondow

kurun waktu umur gedung 50 tahun adalah 10% dan gempa yang

menyebabkannya adalah gempa rencana dengan periode ulang 500 tahun. Tingkat

daktilitas struktur gedung dapat ditetapkan sesuai dengan kebutuhan, sedangkan

faktor kuat lebih f1 untuk struktur gedung secara umum nilainya adalah 1,6.

Dengan demikian, beban gempa nominal adalah beban akibat pengaruh gempa

rencana yang menyebabkan terjadinya pelelehan pertama didalam struktur

gedung, kemudian direduksi dengan faktor kuat lebih f1.

Oleh karena itu struktur bangunan yang akan dibangun di wilayah kabupaten ini

harus memperhatikan faktor kegempaan ini, agar bangunan yang ada aman

terhadap gempa yang mungkin terjadi. Secara mikro wilayah yang kemungkin

besar mempunyai resiko besar terhadapat terjadi gempa di Kabupaten Bolaang

Mongondow adalah pada wilayah yang dilalui oleh sesar aktiv. Sesar aktif yang

ditunjukkan pada gambar 3.1 sebagai berikut:

Gambar 3. 5 Peta Bencana Geologi Pada Zona Sesar Di Kabupaten Bolaang Mongondow Dengan Buffer 200 M

Dengan banyaknya desa dan permukiman yang dilalui jalur sesar di Kabupaten

Bolaang Mongondow maka hal ini menjadi kewaspadaan bagi pemerintah dalam

pelaksanaan penataan bangunan dan gedung yang ada dan yang akan dibangun.

Peran serta dan tanggung jawab pemerintah terhadap mitigasi bencana Didalam

UU No 24 Tahun 2007 secara umum adalah bertanggung jawab dalam

Gambar

Gambar 3.1 Tahapan Pembangunan Nasional
Gambar 3.2 Strategi Pembangunan Nasional
Tabel 3. 1 Persebaran Rawan Gerakan Tanah di Kabupaten Bolaang Mongondow
Tabel 3. 2 Distribusi Kerawanan Bencana di Kabupaten Bolaang mongondow
+7

Referensi

Dokumen terkait

Analisis Faktor merupakan nama umum yang menunjukkan suatu kelas prosedur, utamanya untuk mereduksi data atau meringkas, dari variabel yang banyak diubah menjadi

Rencana Kerja Pembangunan Daerah, yang selanjutnya disingkat RKPD adalah dokumen perencanaan Pemerintah Daerah untuk periode satu tahun. Sebagai suatu dokumen resmi rencana

Waduk memiliki catchment area paling luas, karena waduk tergolong tipe perairan buatan, akibatnya volume air banyak, dan kandungan mineral tinggi (tergolong meso- eutrofik)

Dilarang memperbanyak sebagian atau seluruh isi dokumen tanpa ijin tertulis dari Fakultas Teknik Universitas Negeri Yogyakarta.. Sutriyati

Dalam rangka penguatan informasi pertanian di pedesaan, maka kegiatan diseminasi inovasi teknologi pertanian hasil penelitian Badan Litbang Pertanian, perlu didukung oleh

Motor bakar adalah salah satu pesawat kalor yang mengubah energi panas hasil pembakaran bahan bakar dalam selinder menjadi energi mekanik yang keluar pada poros

faktual dalam bahasa yang jelas, sistematis dan logis, dalam karya yang estetis, dalam gerakan yang mencerminkan anak sehat, dan dalam tindakan yang mencerminkan perilaku

Hasil evaluasi dari validasi ahli materi yang dilakukan 2 tahap terlihat perbandingan nya pada gambar grafik di atas yang terdapat peningkatan dari semua aspek