• Tidak ada hasil yang ditemukan

Luas dan Volume Kontur Peta

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Luas dan Volume Kontur Peta"

Copied!
7
0
0

Teks penuh

(1)

Menghitung Luasan dan Volume pada Peta

I. Tujuan

 Mahasiswa dapat menghitung luas dan volume dari sebuah peta

II. Alat dan Bahan

 Peta RBI Indonesia skala 1:25.000  Kertas milimeter infromasi dari permukaan bumi. Informasi geografis yang tergambar dalam peta dapat dikelompokkan dalam 4 kategori yaitu:

 Posisional disimbolkan dengan titik. Misalnya titik ketinggian, sumur bor, pusat pelayanan, SPBU, dan informasi lainnya.

Linier/garis

Unsur yang memiliki perluasan 1 dimensi yaitu panjang mislanya jalan, sungai, garis pantai, rel kereta api, sutet dan sebagainya.

Untuk data liner, tergantung dari panjang-pendeknya obyek yang digambar. Luasan

Unsur yang mempunyai bentuk perluasan atau dua dimensi dan nilai ditentukan berdasarkan luasnya.

Data dalam peta yang berdimensi dua misalnya perkebunan, permukiman, sawah, danau, dan informasi lainnya.

Volumetrik

Unsur yang mempunyai bentuk 3 dimensi yaitu panjang, luas, dan ketinggian. Contoh unsur yang dapat dicari volumenya yaitu cekungan danau, lembah, maupun perbukitan. Berikut ini keterangan gambar terkait dengan bentuk informasi geografi yang terdapat di permukaan bumi.

Meskipun demikian perlu diketahui bahwa peta menggunakan sistem proyeksi, maka hasil perhitungan melalui peta tidak akan sama dengan hasil pengukuran langsung di lapangan, kecuali pea tersebut digambar dengan sistem proyeksi yang sama luas dengan obyek yang diukur.

(2)

 Alat pengukur luas (planimeter)

 Volume dapat dihitung berdasarkan luas dan kedalaman yang dihitung dari ketinggian yang digambar oleh garis kontur.

IV. Cara Kerja

Langkah Kerja Square Method

 Buatlah kotak-kota yang sama luasnya, misalnya 1cm x 1 cm.

 Klasifikasikan jumlah kotak yang luasnya lebih setengah/sama dengan setengah petak dibulatkan menjadi satu

 Sedangkan yang luasnya lebih kurang dari setengah kotak dihilang/tidak dihitung.

 Carilah luas wilayah dengan menggunakan rumus berikut:  N x1 x 1 cm x skala

Contoh:

Pada peta skala 1:50.000, berarti luas 1 cm2 = 50.000 x 50.000 cm2 di medan = 0.25 Km2. Jadi luas bangunan yang diukur adalah 9 x 0.25 Km2 = 2,25 Km2.

Langkah Kerja Perhitungan Luas dengan Potongan Garis  Buatlah garis potong sejajar dengan jarak sama  Pada bagian tepi buatlah garis keseimbangan\

 Luas bangun = jumlah luas segiempat panjang, yakni tinggi dikalikan jumlah sisi-sisinya

 Hitunglah dengan rumus:

(3)

Contoh:

B1 = 3 cm; B2 = 6 cm; B3 = 8 cm; B4 = 9 cm; B5 = 8 cm; B6 = 6 cm; B7 = 3 cm Luas= ((3+6+8+9+8+6+3)x1) x (25.000)2

L = (43 x 1) x (625.000.000) L = 43 x 625.000.000

L = 26.875.000.000 dikonversi ke Km = 26,875 Km2

Langkah Kerja Menghitung dengan Pembuatan Segitiga  Bagilah daerah atas segitga

 Segitiga yang luasnya = jumlah segitiga (rumus segitga)  Luas offset sama dengan

 Ab = a1+a2+a3+a4+a5+a6+a7+a8/9

 Kemudian jumlahkan luas segituga +jumlah luas offset Volume Genangan

 V= Ci x (L1+L2/2)+(L2+L3/2)…)  Ci = 12.5 meter = 0.0125 km

V. Hasil Praktikum

Skala 1:25.000 = 25.000 x 25.000 cm2 = 625.000.000 cm2 = 0,0625 km2 Square Method

(4)

Luas segitiga 27,29 : ½ x 0,8 x 1,35 x 2 = 1,08 Luas segitiga 28,30 : ½ x 0,55 x 0,8 x 2 = 0,44 Luas segitiga 31 : ½ x 1 x 0,8 = 0,4

Luas segitiga 32 : ½ x 0,8 x 0,7 = 0,28 Luas segitiga 33,34 : ½ x 1,2 x 2,9 x 2 = 3,48 Luas segitiga 35,36 : ½ x 4,05 x 5 x 2 = 20,25 Luas segitiga 37,38 : ½ x 4 x 7,35 x 2 = 29,4 Luas segitiga 39,40 : ½ x 1,15 x 2,65 x 2 = 3,0475 Luas segitiga 41 : ½ x 0,3 x 0,75 = 0,1125

Luas segitiga 42,43 : ½ x 1,15 x 0,55 x 2 = 0,6325 Luas keseluruhan segitiga :

(9.8+2,6+4,26+10,8+31,6+24,18+2,7+5,4+6,3+9,625+0,16+0,6+0,96+0,28+1,625+ 1,08+0,44+0,4+0,28 3,48+20,25+29,4+3,0475+0,1125+0,6325 ) x 0,0625 km2 = 10,6257 km2

Offset (Kontur 800) Offset A

1,4 x (0,1 + 0,2 + 0,4 + 0,5 + 0,6 + 0,7 + 0,9 / 7) x 0,0625 km2 = 0,0425 km2

Offset B

1,25x (0,1 + 0,2 + 0,3 + 0,4 + 0,5 + 0,6 / 6) x 0,0625 km2 = 0,027 km2

Offset C

0,25 x (0,1 + 0,8 / 2) x 0,0625 km2 =0,007 km2

Offset D

1 x (0,2 + 0,3 + 0,4 + 0,5 / 4) x 0,0625 km2 = 0,021 km2 Offset E

0,55 x (0,1 +0,3 + 0,4 + 0,5 / 4) x 0,0625 km2 = 0,0111 km2 Offset F

0,3 x (0,2 + 0,7 + 1 / 3) x 0,0625 km2 = 0,118 km2 Offset G

1,15 x (0,1 + 0,2 + 0,3 + 0,4 / 4) x 0,0625 km2 = 0,017 km2

(5)

1,5 x (0,1 + 0,2 + 0,3 + 0,4 + 0,5 + 0,6 + 0,7 + 0,8 + 0,9 + 1 / 10) x 0,0625 km2 = 0,51 km2

Offset I

0,65 x (0,3 + 0,4 + 0,5 + 0,7 + 0,9 / 5) x 0,0625 km2 = 0,022 km2 Offset J

1 x (0,2 + 0,4 + 0,5 + 0,7 + 0,8 + 1 / 6) x 0,0625 km2 = 0,0375 km2 Offset K

2,5 x (0,1 + 0,2 + 0,4 + 0,5 + 0,6 + 0,7 + 0,8 + 0,9 + 1,1 + 1,2 + 1,3 + 1,4 / 12) x 0,0625 km2 = 0,1197 km2

Offset L

1,35 x (0,1 + 0,2 + 0,3 + 0,4 + 0,5 + 0,6 / 6) x 0,0625 km2 = 0,029 km2 Offset M

2,75 x (0,1 + 0,2 + 0,3 + 0,4 + 0,5 + 0,6 + 0,7 + 0,8 + 0,9 / 9) x 0,0625 km2 = 0,085 km2

Offset N

0,75 x (0,3 + 0,7 + 0,9 + 1 + 1,2 + 1,3+ 1,4 / 7) x 0,0625 km2 = 0,045 km2

Offset O

1,8 x (0,1 + 0,2 + 0,3 + 0,4 / 4) x 0,0625 km2 = 0,028 km2 Offset P

0,8 x (0,4 + 0,8 + 0,9 + 1,1 + 1,5 / 14) x 0,0625 km2 = 0,047 km2

Luas Keseluruhan offset :

(0,0425 + 0,027 + 0,007 + 0,021 + 0,0111 + 0,0118 + 0,017 + 0,051 + 0,022 + 0,375 + 0,1197 + 0,029 + 0,085 + 0,045 + 0,028 + 0,047) = 0,6016 km2

Luas Total :

(6)

o Kontur Square Metode Striped Metode Triangle Metode

 Kertas kalkir 3 kontur (terlampir)

 Square metode kontur 750, 800, 850 (terlampir)  Striped metode kontur 750 (terlampir)

 Triangle metode 800 (terlampir)

VI. Pembahasan

Pada Paktikum kali ini ada 3 metode yang digunakan dan 3 garis kontur.Adapun metode pertama square method hasilnya 14,75km2 (750), 11,5km2 (800), 8,5625km2 (850).Kemudian stripe method 14,9375km2 (pada ketinggian 750) untuk triangle method menggunakan kontur ketinggian 800 dan hasilnya 11,2273km2.Adapun volume genangan square method 435m3.Untuk cara penerapannya dari tiga metode tersebut square dan stripe method lebih mudah dibandingkan dengan triangle method namun untuk ketelitian triangle lebih unggul.Hal ini dikarenakan untuk square dan stripe hampir mirip menggunakan bentuk kotak bedanya square menggunakan persegi dan stripe persegi panjang namun untuk triangle dibutuhkan ketelitian ekstra karena kita perlu satu persatu menghitung luas segtiga yang ukurannya berbeda ditambah dengan pengukuran offsetnya yang memerlukan tingkat ketelitian yang lebih baik daripada square dan stripe method

VII. Kesimpulan

Setiap metode penggambaran baik square,stripe maupun triangle memiliki kelebihan dan kekurangan sesuai dengan proses penerapannya,adapun untuk kelebihan dan kekurangannya sebagai berikut :

 Square metode

 kelebihanya adalah mudah dalam penggambaran penerapannya karena memakai bidang persegi yang memiliki luas yang sama.  kekurangannya adalah wilayah pada objek tidak keseluruhan

(7)

 Striped metode

 kelebihan dan kekurangan sama dengan square metode.  Triangle metode

 kelebihanya adalah semua wilayah pada objek terhitung

 kekurangannya adalah dalam penggambaran memerlukan ketelitian yang lebih untuk meletakkan segitiga pada objek supaya mudah dalam penghitungan.

VIII. Daftar Pustaka

Modul Pratikum Kartografi Dasar 2014.

Referensi

Dokumen terkait