• Tidak ada hasil yang ditemukan

Gempa bumi di sumatera barat (4)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Gempa bumi di sumatera barat (4)"

Copied!
6
0
0

Teks penuh

(1)

TUGAS

TEKNIK GEMPA

Oleh :

A.A. NGURAH AGUNG ANGGA PRADHANA

1591561036

PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL

PASCASARJANA

UNIVERSITAS UDAYANA

2016

(2)

Gempa bumi adalah getaran atau guncangan yang terjadi di permukaan bumi akibat pelepasan energi dari dalam secara tiba-tiba yang menciptakan gelombang seismik. Gempa Bumi biasa disebabkan oleh pergerakan kerak Bumi (lempeng Bumi). Frekuensi suatu wilayah, mengacu pada jenis dan ukuran gempa Bumi yang di alami selama periode waktu.

Berdasarkan penyebabnya, gempa bumi dapat dibedakan menjadi 3 yaitu :

A. Gempa bumi Vulkanik

Bersumber dalam tubuh gunung berapi aktif yang disebabkan oleh pergerakan magma / lahar dalam gunung tersebut.

B. Gempa Bumi Runtuhan

Diakibatkan oleh runtuhan batuan di daerah kapur, karena adanya stalaktit yang jatuh pada dalam gua kapur. Runtuhan di daerah tambang (runtuhnya terowongan tambang).

C. Gempa Bumi Tektonik

Terjadi akibat aktifitas tektonik di zona batas antar lempeng dan patahan yang mengakibatkan sebaran gempa ke segala arah.

(3)

Beberapa metode untuk memprediksi gempa dan kelemahannya

1. Perilaku hewan

Sudah sejak lama manusia percaya bila hewan bisa mengetahui kapan bencana alam terjadi, terutama gempa bumi. Beberapa peristiwa gempa bumi yang terjadi ditandai dengan adangan perubahan perilaku pada hewan yang tidak wajar, seperti misalnya beberapa jenis hewan mulai bergerak meninggalkan sarangnya. Perilaku ini dipercayai bahwa hewan-hewan tersebut sudah mendeteksi akan terjadinya gempa, sehingga mulai bergerak menjauhi pusat gempa. Sebagai contoh, Perilaku semut secara signifikan berubah sebelum gempa bumi berkekuatan di atas 2,0 menghantam suatu daerah. Perilaku semut-semut itu tidak akan kembali normal sampai sehari setelah gempa Namun, tersebut bukan memprediksi terjadinya gempa, dikarenakan gempa telah terjadi terlebih dahulu, selanjutnya hewan – hewan bereaksi lebih cepat.

2. Perubahan Vp/Vs

Vp adalah simbol untuk kecepatan "P" seismik (primer atau tekanan) gelombang yang melewati lapisan batuan, sementara Vs adalah simbol untuk kecepatan "S" (sekunder atau geser) gelombang. Percobaan Laboratorium dengan skala kecil telah menunjukkan bahwa rasio dari dua kecepatan tersebut (Vp/Vs) berubah ketika batuan mendekati Fracturing Pointnya.

Pada tahun 1970an hal tersebut dianggap sebagai terobosan besar ketika seismolog Rusia melaporkan perubahan tersebut di wilayah gempa dekat Blue Mountain Lake di New York dimana Studi tentang fenomena ini berhasil diprediksi pada tahun 1973. Namun, Prediksi berikutnya tidak berhasil memprediksi kejadian gempa berikutnya. Geller (1997) mengungkapkan penelitian mengenai perubahan kecepatan yang signifikan telah berhenti semenjak 1980, hal tersebut dikarenakan cara tersebut kurang efektif dalam memprediksi terjadinya gempa.

3. Radon Emissions

(4)

seribu kilometer jauhnya, dan berbulan - bulan kemudian, dan terjadi pada setiap besaran gempa. Dalam beberapa kasus diamati bahwa radon ditemukan pada wilayah yang jauh dari sumber gempa, tetapi tidak pada daerah yang dekat dengan sumber gempa. Sehingga Gas Radon tersebut tidak menunjukkan hubungan yang signifikan dalam memprediksi terjadinya gempa.

4. Medan elektromagnetik

Berbagai upaya telah dilakukan untuk mengidentifikasi kemungkinan

indikasi praseismik pada fenomena magnetik. Yang paling terkenal adalah metode VAN, dari University of Athens. Pada sebuah jurnal pada tahun1981 mereka mengklaim bahwa dengan mengukur geolistrik tegangan atau apa yang disebut sinyal-sinyal listrik seismic (SES). Mereka dapat memprediksi gempa bumi berkekuatan lebih besar dari 2,8 dalam daerah Yunani hingga 7 jam sebelumnya . Pertentangan mengenai penggunaan metode VAN, dikemukakan Metode ini tidak mungkin dilakukan. VAN mengaku didahului oleh SES dihasilkan SES sendiri, seperti yang telah diharapkan. Analisis dari sifat propagasi gelombang SES di Bumi kerak menunjukkan bahwa tidak mungkin untuk sinyal dengan amplitudo yang dilaporkan oleh VAN telah dikirim melalui beberapa ratus kilometer jarak dari pusat gempa ke stasiun pemantauan. Selain itu, publikasi VAN ini tidak memperhitungkan (yaitu mengidentifikasi dan menghilangkan) kemungkinan sumber elektromagnetik gangguan (EMI). Secara keseluruhan, metode VAN telah dikritik sebagai kurang konsistensi dalam statistic pengujian validitas hipotesis mereka adalah tidak pasti.

5. Metode Sinar matahari

(5)

kemiringan 23,5 derajat, untuk alasan yang tidak diketahui, tingkat derajatnya akan mengalami kemiringan selama beberapa hari dan akan kembali normal. Hal ini memungkinkan lava untuk mendorong mantel bumi. Dengan kata lain, kenaikan dari sudut kemiringan bumi secara otomatis mengaturnya dengan benar pada posisi semula. Kondisi ini mengaktifkan platetektonik dan lava cair untuk cenderung menusuk bagian lebih yang lemah pada piring bumi yang menyebabkan gempa bumi dan erupsi vulkanik. Hal ini tergantung pada kerak bumi di mana isinya akan cenderung keluar. Jadi, variasi ini dapat dicatat setiap hari pada permukaan yang halus dan dibangun di arah Utara/Selatan. Yaitu, dengan menggunakan sinar matahari terus-menerus dan tergantung tempat bencana anomaly ditentukan. Ini hanya salah satu metode yang terus-menerus dicatat untuk melihat deformasi kerak bumi sehingga gempa kecil maupun besar dapat diprediksi. Teori tersebut menitik beratkan pada perubahan sinar matahari yang di terima oleh bumi, sehingga mempengaruhi pergerakan lava cair, namun belum adanya data – data ilmiah yang mendukung teori tersebut sehingga teori tersebut belum dapat digunakan secara akurat dalam memprediksi gempa.

(6)

DAFTAR PUSTAKA

Wikipedia, 2016, Earthquake prediction

https://en.wikipedia.org/wiki/Earthquake_prediction Diakses tanggal : 12/02/2016

Shanmugasundaram, 2016 a special report on n-sumatra 9m quake http://earthquake.itgo.com/recent.htm

Diakses tanggal : 12/02/2016

Planet science, 2016, Can we predict earthquakes?

http://www.planet science.com/categories/over 11s/natural world/2011/03/can we -predict earthquakes.aspx

Diakses tanggal : 11/02/2016

National Geographic, 2016, How Do Earthquake Early Warning Systems Work?

http://news.nationalgeographic.com/news/2013/09/130927 earthquake early warning -system earth science/

Diakses tanggal : 11/02/2016

Battison, L., 2011, Can we predict when and where quakes will strike http://www.bbc.com/news/science environment 14991654 Diakses tanggal : 11/02/2016

Vuik, K. , 2015, Is it finally possible to predict earthquakes?

http://www.theguardian.com/global development professionals -network/2015/may/20/is it finally possible to predict earthquakes

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan hasil pengolahan data magnetik bumi dan analisis yang telah dilakukan, maka dapat disimpulkan bahwa anomali sinyal geomagnetik ULF terdeteksi untuk

Karena itu, tulisan ini memberikan koreksi dan hasil yang lebih teliti terhadap penentuan parameter gempa bumi berupa hiposenter dari gempa bumi yang ada di

upaya mitigasi adalah dengan menganalisis hubungan antara frekuensi dan magnitudo. Magnitudo merupakan ukuran kekuatan gempa bumi, menggambarkan besarnya energi yang

Model Gelombang Gempa Bumi Peta Zoning Guna Tanah Peta Geologi Peta Garis Sesar Gempa Bumi Peta Bahaya dan Risiko Cerun Peta Kerentanan Peta Risiko Bencana Untuk Pembangunan

Kadang-kadang, gerakan lempeng ini macet dan saling mengunci, sehingga terjadi pengumpulan energi yang berlangsung terus sampai pada suatu saat batuan pada lempeng tektonik

Analisa data menyimpulkan adanya zona kecepatan rendah bagian atas dari kerak bumi yang berkaitan dengan penggeseran gelombang langsung P diinterpretasikan sebagai ketebalan

polinomial fungsi kecepatan β di upper mantle menunjukkan bahwa vertikal anisotropi berbeda dengan nilai ini di model bumi PREMAN. Jalan gelombang dari hiposenter ke

KESIMPULAN Berdasarkan penelitian yang dilakukan pada daerah Kota Pariaman dapat diambil beberapa kesimpulan bahwa Parameter gempa bumi a-value 6,76 dan b-value 0,851 menandakan