BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Pengelolaan
2.1.1 Pengertian Pengelolaan
Manajemen atau pengelolaan menurut Hersey dan blanchard dalam Sagala (2006: 13) merupakan proses kerjasama melalui orang-orang atau kelompok untuk mencapai tujuan organisasi yang diterapkan pada semua bentuk dan jenis organisasi. Manejemen juga dapat diartikan sebagai segala sesuatu yang berkenaan dengan pengelolaan proses pendidikan untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan, baik tujuan jangka pendek, menengah, maupun tujuan jangka panjang (Mulyasa, 2007: 19).
Manajemen pendidikan yang juga sering disebut dengan administrasi pendidikan, yaitu segenap proses usaha pengerahan dan pengintegrasian segala sesuatu, baik individual, spiritual maupun material, yang
berkaitan dengan pencapaian tujuan pendidikan.
Dalam proses administrasi pendidikan segenap usaha orang-orang yang terlibat di dalam proses pencapaian tujuan pendidikan itu terintegrasi, terorganisasi dan terkoordinasi secara efektif, dan semua sarana dan
prasarana yang ada, dapat dimanfaatkan secara
efektif (Purwanto, 2006: 3-4).
organising, penggerakan dan pengendalian secara lebih efektif dan efisien.
2.1.2 Fungsi Manajemen Pengelolaan
a. Perencanaan
Setiap program ataupun konseps memerlukan perencanaan terlebih dahulu sebelum dilaksanakan. Perencanaan adalah suatu cara menghampiri suatu masalah. Dalam penghampiran masalah itu, Perencana berbuat merumuskan apa saja yang akan dikerjakan dan bagaimana mengerjakannya (Purwanto, 2006: 15).
Sa’ud dan Makmun (2007: 3) mengatakan perencanaan adalah suatu rangkaian proses kegiatan menyiapkan keputusan mengenai apa yang diharapkan terjadi (peristiwa, keadaan, suasana dan sebagainya) dan apa yang akan dilakukan (intensifikasi, revisi eksistensifikasi, renovasi, substitusi, kreasi, dan sebagainya).
Uno (2008: 2) mengatakan perencanaan
merupakan suatu cara yang memuaskan untuk membuat kegiatan dapat berjalan dengan baik, disertai dengan berbagai langkah yang antisipatif guna untuk
memperkecil kesenjangan yang terjadi sehingga
kegiatan tersebut mencapai tujuan yang telah
ditetapkan.
b. Pengorganisasian
Purwanto (2006:16) mendefinisikan suatu
pengorganisasian adalah merupakan aktivitas
Dalam menjalankan suatu organisasi, maka harus ada pembagian tugas, wewenang, dan tanggug jawab secara rinci menurut bidangnya dan bagiannya, sehingga terciptalah adanya hubungan dan kerjasama yang harmonis dan lancar menuju pencapaian tujuan yang telah ditetapkan.
c. Pengarahan
Suharsimi Arikunto (1988) dalam Suryosubroto (2004: 25) memberikan difinisi pengarahan yaitu
sebagai suatu penjelasan, petunjuk, serta masukan
dan bimbingan terhadap para petugas yang terkait, baik secara struktural maupun fungsional agar dalam pelaksanaan tugas dapat berjalan dengan lancar. Pengarahan dapat juga diartikan sebagai suatu usaha untuk menjaga agar apa yang telah direncanakan dapat berjalan seperti yang dikehendaki.
d. Pengendalian
Pengelolaan yang baik, tentu memerlukan
pengendalian yang efektif. Pengendalian diperlukan untuk memastikan bahwa aktivitas atau kegiatan berjalan sesuai dengan yang direncanakan ( TIM, 2004: 14). Perencanaan dan pengendalian merupakan fungsi yang berpasangan, artinya pengendalian yang baik memerlukan perencanaan, dan perencanaan yang baik memerlukan pengendalian.
2.2
Pengelolaan Supervisi Akademik
Supervisi Akademik merupakan usaha yang sifatnya membantu atau melayani guru agar ia dapat
memperbaiki, mengembangkan, dan bahkan
meningkatkan Proses Belajar Mengajar, serta dapat pula menyediakan kondisi belajar siswa yang efektif dan efisien demi mencapai tujuan pendidikan dan meningkatkan mutu pendidikan. Hal ini seperti yang
dikemukakan oleh (Purwanto, 2006:76-79) bahwa
bantuan atau pelayanan yang diberikan oleh kepala sekolah yang dimaksud adalah bantuan yang diberikan dengan jalan memberikan bimbingan dan pengarahan kepada guru untuk dapat mengembangkan pengelolaan pembelajaran yang terdiri dari penyusunan rencana pembelajaran, pelaksanaan pembelajaran dan penilaian prestasi belajar. Supervisi akademik bukan hanya dapat membantu guru dalam memahami pendidikan dan apa peran sekolah dalam mencapai tujuannya, tapi juga membantu guru dalam memahami keadaan dan kebutuhan siswanya, sebagai dasar analisis dalam menyusun rencana kegiatan belajar mengajar secara tepat (Arikunto, 2009: 12).
Menurut Muslim (2010: 41) supervisi akademik diberi pengertian sebagai serangkaian usaha pemberian
bantuan kepada guru dalam bentuk layanan
profesional yang diberikan oleh supervisor (kepala sekolah, penilik sekolah dan pembina lainnya) guna meningkatkan mutu proses dan hasil belajar mengajar.
2.2.2 Tujuan Supervisi Akademik
bantuan untuk meningkatkan kualitas mengajar guru di kelas yang pada gilirannya dapat meningkatkan kualitas belajar siswa. Bukan saja untuk memperbaiki
kemampuan mengajar tetapi juga untuk
pengembangan potensi dan kualitas guru. Dalam
penjabarannya adalah sebagai berikut.
1) Mengembangkan kurikulum yang sedang
digunakan di sekolah,
2) Meningkatkan mutu proses Kegiatan
Belajar Mengajar di sekolah dan,
3) Mengembangkan kemampuan seluruh staf
di sekolah.
Agar tujuan dan maksud supervisi
akademik dapat tercapai, maka perlu diketahui tentang sasaran supervisi. Sasaran supervisi akademik adalah guru dalam melaksanakan proses kegiatan belajar
mengajar, meliputi materi pokok dalam proses
pembelajaran, pembuatan silabus dan RPP, pemilihan metode pembelajaran, penggunaan alat peraga dan media informasi pembelajaran, menilai kegiatan dan
penilaian hasil kegiatan belajar mengajar serta
penelitian tindakan kelas. Oleh karena itu, pengelolaan supervisi akademik harus diperhatikan dengan baik. Hal ini bertujuan untuk meningkatkan kompetensi supervisi akademik yang meliputi (1) Memahami konsep supervisi akademik; (2) membuat rencana program supervisi akademik; (3) menerapkan teknik-teknik supervisi akademik; (4) menerapkan supervisi
klinis;(5) Melaksanakan tindak lanjut supervisi
2.2.3 Proses pengelolaan Supervisi
Proses pengelolaan supervisi akademik
pembelajaran tersebut dapat dijabarkan sebagai
berikut.
1. Perencanaan Program Supervisi Akademik Pembelajaran
Perencanaan merupakan salah satu syarat mutlak bagi setiap organisasi atau lembaga dan bagi
setiap kegiatan, baik secara individual maupun
kelompok. Tanpa planning yang baik, pelaksanaan
suatu kegiatan akan terjadi kesulitan/ hambatan dan bahkan mungkin kegagalan (Purwanto, 2006 : 106-107). Supervisi akademik harus direncanakan dengan baik, rapi dan terstruktur. Perencanaan dimulai dari pertemuan awal, observasi kelas, wawancara hingga diskusi dan tindak lanjutnya. Perencanaan ini meliputi tujuan, waktu, tempat, instrument dan sebagainya yang diperlukan demi kelancaran proses supervisi. Perencanaan sangat berpengaruh terhadap hasil supervisi, oleh karena itu perencanaan yang matang merupakan awal keberhasilan (Hartoyo, 2006:93).
Supervisi Akademik harus direncanakan dengan baik, dan terstruktur. Perencanaan program supervisi akademik pembelajaran adalah penyusunan dokumen perencanaan pemantauan serangkaian kegiatan
membantu guru untuk mengembangkan
koordinasi antara keduanya sehingga pelaksanaa supervisi tidak tumpang tindih (Arikunto, 2009:95-96).
Kegunaan dari perencanaan program supervisi akademik adalah sebagai berikut :
1)sebagai acuan dalam pelaksanaan dan
pengawasan supervisi akademik,
2)untuk menyamakan persepsi bagi seluruh warga sekolah tentang program supervisi akademik, dan
3)penjamin penghematan serta keefektifan
penggunaan sumber daya sekolah
(tenaga, waktu dan biaya).
Seorang kepala sekolah/madrasah yang akan melaksanakan kegiatan supervisi harus menyiapkan instrumen supervisi, sesuai dengan tujuan, sasaran, objek , metode, teknik dan pendekatan yang telah
direncanakan. Perencanaan supervisi akademik di
Sekolah Dasar Negeri Kedondong 1 Kecamatan Gajah Kabupaten Demak dilakukan dengan mendata lengkap nama guru, mencatat bahwa kegiatan ini adalah kegiatan tahunan, bulanan dan mingguan, serta membuat jadwal kunjungan.
2. Pelaksanaan Teknik Supervisi Pembelajaran
Satu di antara tugas kepala sekolah adalah
melaksanakan supervisi akademik. Untuk
melaksanakan supervisi akademik diperlukan keahlian ketrampilan konseptual, interpersonal dan teknikal (Glickman, at al; 2007). Oleh sebab itu, setiap Kepala Sekolah harus mampu memiliki ketrampilan teknikal
Supervisi Akademik yang tepat dalam melaksanakan supervisi akademik. Teknik-teknik supervisi akademik meliputi dua macam, yaitu : individual dan kelompok (Gwyn, 1961).
Pelaksanaan teknik supervisi dengan sistem individual terdiri dari:
1) Kunjungan kelas
Kunjungan kelas artinya kepala sekolah datang langsung kekelas pada saat guru mengajar untuk melihat kelemahan dan kelebihan guru tersebut dalam mengajar, sehingga jika ada yang kurang bisa diperbaiki. Tahap pelaksanaan kunjungan kelas adalah dengan perencanaan tentang waktu, sasaran dan cara
mengobservasi selama kunjungan kelas. Tahap
pelaksanaan adalah melihat langsung jalannya proses
kegiatan belajar mengajar di kelas, Tahap akhir
kunjungan adalah kepala sekolah membuat
kesepakatan dengan guru untuk melakukan pertemuan kembali dalam membahas hasil observasi ini. Tahap akhir adalah tahap tindak lanjut.
2) Pertemuan Individual
Pertemuan individual artinya pertemuan yang dilakukan oleh kepala sekolah langsung kepada guru tujuannya untuk mengembangkan profesional guru dalam perangkat pembelajaran, kemampuan dalam
mengajar dan memperbaiki kelemahan dan
3) Kunjungan Antar Kelas
Kunjungan antar kelas berarti guru mengunjungi
guru lain pada waktu proses pembelajaran
berlangsung, Tujuannya yaitu berbagi pengalaman
dalam pembelajaran.
4) Menilai Diri Sendiri
Menilai diri sendiri artinya yaitu guru melakukan
penilaian diri terhadap dirinya sendiri tentang
penyusunan perangkat kegitan belajar mengajar,
pelaksanaan proses kegiatan belajar mengajar yang
aktif, inovatif, kreatif, efektif, penilaian dan analisis
hasil test serta kemampuan membuat dan
melaksanakan remidial dan pengayaan
Pelaksanaan Teknik supervisi akademik dengan teknik kelompok adalah Salah satu cara yang digunakan oleh Kepala sekolah untuk melaksanakan supervisi dua guru atau lebih. Guru yang akan disupervisi berdasarkan hasil analisis kebutuhan,
kemampuan kinerjanya, dan dikelompokkan
berdasarkan kebutuhan guru. Selanjutnya guru
diberikan layanan supervisi akademik yang sesuai dengan permasalahan atau kebutuhan. Menurut (Purwanto, 2006) menyatakan bahwa dalam teknik
supervisi kelompok, ada 13 teknik yang dapat
dilaksanakan yaitu kepanitiaan, kerja kelompok,
Berdasarkan uraian di atas bahwa dalam melaksanakan supervisi terdapat dua teknik yang bisa dilakukan yaitu teknik individual dan teknik kelompok. Sekolah tidak bisa melakukan supervisi akademik secara bersamaan. Oleh sebab itu, seorang kepala sekolah harus mampu menentukan teknik-teknik yang mampu membina keterampilan Proses Belajar Mengajar
guru. Untuk menetapkan teknik-teknik supervisi
akademik yang tepat tidaklah mudah. Seorang kepala sekolah, selain harus memahami aspek atau bidang ketrampilan yang akan dibina, juga harus memahami karakteristik / sifat atau kepribadian guru sehingga teknik yang digunakan betul-betul sesuai dengan guru yang sedang dibina melalui supervisi akademik. Adapun menurut Mulyasa ( 2003, 160-162) teknik supervisi yang banyak digunakan selama ini adalah
kunjungan kelas dan observasi kelas, diskusi
perorangan, diskusi kelompok, demonstrasi mengajar, dan perpustakaan profesional.
Sekolah Dasar Negeri Kedondong 1 Kecamatan
Gajah Kabupaten Demak melaksanakan teknik
supervsi kunjungan kelas dan pertemuan guru sebagai salah satu teknik yang digunakan kepala sekolah dalam usaha mengembangkan profesional guru dalam mengajar.
3.
Evaluasi Supervisi Akademik
sebagai acuan dalam memberikan umpan balik
ataupun motivasi, penyempurnaan instrumen
pembelajaran , dan tindak lanjut. Mengidentifikasi dari beberapa kekuatan dan kelemahan guru yang telah disupervisi.
Beberapa hal yang harus dianalisa, ialah :
a. Perencanaan pembelajaran, yang meliputi
dokumen perangkat pembelajaran. b. Pelaksanaan pembelajaran.
Penilaian hasil pembelajaran.
Buatlah rangkuman/kesimpulan hasil analisis supervisi saudara terhadap perangkat kegiatan belajar mengajar, proses kegiatan belajar mengajar, dan penilaian kegiatan belajar mengajar secara rapi dan baik untuk dievaluasi dan diberikan umpan balik. Buatlah laporan hasil analisis dan penilaian Saudara dalam bentuk rangkuman hasil identifikasi masalah pelaksanaan supervisi akademik dan rekapitulasi hasil pelaksanaan supervisi akademik (Hidayat, 2014: 2).
4.
Umpan balik supervisi
Hasil supervisi perlu ditindaklanjuti agar
memberikan dampak yang nyata untuk meningkatkan profesionalisme guru. Dampak nyata ini diharapkan
dapat sesuai keinginan masyarakat maupun
orang-orang yang berkepentingan . Tindak lanjut tersebut
adalah berupa : Motivasi atau penghargaan diberikan
kepada guru yang telah memenuhi standar,
pembinaan/ pengarahan yang bersifat pembinaan
dan guru diberi kesempatan untuk mengikuti pelatihan/ penataran Iebih lanjut.
Menurut Hasan (2002: 93) Langkah tindak lanjut dilakukan melalui proses dialogis antara kepala sekolah dengan yang disupervisi untuk mendiskusikan langkah perbaikan atas kekurangan dan kelemahan yang dialami guru dalam proses Belajar Mengajar. Dialog tersebut dilakukan secara kekeluargaan dan bersifat kemitraan sehingga terjadi proses yang terbuka, manusiawi dan saling menghormati untuk bersama-sama dalam mencari solusi terbaik dalam upaya peningkatan mutu proses pembelajaran yang pada akhirnya prestasi peserta didik dapat meningkat. Pidarta (2009: 107) menyatakan bahwa untuk
kasus-kasus atau kelemahan-kelemahan kecil yang
membutuhkan diskusi setelah supervisi selesai dibawa ke pertemuan balikan. Karena jumlah kasus atau guru yang disupervisi lebih dari satu dalam satuan waktu tertentu maka pertemuan balikan dilakukan secara bergantian. Diskusi pada pertemuan balikan perlu mempertimbangkan kemampuan guru, pribadi, watak, dan sifat-sifat guru lainnya.
Berdasarkan hal tersebut, maka fungsi balikan
dalam pelaksanan supervisi adalah
mengkomunikasikan hasil supervisi kepada guru
sebagai feedback atau umpan balik untuk memperbaiki
perbaikan proses pembelajaran dan meningkatnya mutu pembelajaran yaitu dengan tercapainya tingkat pelayanan siswa pada proses pembelajaran dan meningkatnya perolehan hasil belajar.
2.3
Penelitian Yang Relevan
Ryan dan Gottfried (2012) dalam penelitiannya
yang berjudul “ Elementary Supervision and the
Supervisor: Teacher Attitudes and Inclusive Education ”,
menunjukkan bahwa seorang supervisor harus
mengetahui kondisi dari setiap orang atau individu yang akan disupervisi agar kegiatan supervisi tersebut
dapat berjalan dengan lancar. Sehingga dalam
pelaksanaan supervisi diperlukan adanya dukungan dari semua komponen sekolah seperti kepala sekolah, guru agar kegiatan supervisi dapat berjalan dengan baik dan memperoleh hasil yang maksimal.
Sharma, Yusof, Kannan dan Baba (2011) dalam penelitiannya yang berjudul “Concerns of Teachers and Principals on Instructional Supervision in Three Asian Countries”, membahas tentang sifat pengawasan pembelajaran yang dilakukan di sekolah di tiga Negara di Asia yaitu India, Malaysia, dan Thailand. Penelitian
ini menggunakan metode kualititaif dengan
menggunakan kuesioner dan wawancara. Hasil
penelitian menunjukkan bahwa pengawasan atau
supervisi dilakukan oleh kepala sekolah yang
memberikan manfaat bagi guru melalui kegiatan
harus melibatkan guru, kepala sekolah, guru mata pelajaran agar kegiatan supervisi dapat berjalan lancar.
Zulkifli Dalimunthe (2008) dalam penelitiannya yang berjudul “Model Pendampingan Kepala Sekolah Dalam Melakukan Supervisi Akademik di Sekolah Dasar Negeri 060915 Medan Sunggal”, menunjukkan bahwa Supervisi Akademik Model pendampingan oleh Pengawas bersama dengan Kepala Sekolah dilakukan secara terus menerus.Hal ini akan tercipta interaksi edukatif, komunikasi yang positif sesuai dengan keinginan dan harapan kepala sekolah. Pendampingan yang dilaksanakan dalam penelitian ini menggunakan disain PTK model siklus oleh Kemmis dan Taggart. Pada setiap siklus ada empat komponen kegiatan yang
dilakukan yaitu : rencana , tindakan, pemantau,
refleksi dan evaluasi. Hasil evaluasi pada siklus I ternyata pelaksanaan supervisi oleh kepala sekolah belum masuk kategori baik. Siklus II dan siklus III, kepala sekolah melakukan supervisi akademik dengan metode pendampingan. Hasil Supervisi menunjukkan bahwa dengan model pendampingan, tehnik ini dapat meningkatkan keterampilan kepala sekolah melakukan supervisi akademik.
Murat dan Sibel (2010) dalam penelitiannya yang berjudul “English Language Teachers’ Perceptions Of Educational Supervision In Relation To Their Professional Development: A Case Study Of Northern Cyprus”. Penelitian ini menghasilkan bahwa persepsi guru tentang supervisi pendidikan berhubungan secara langsung dengan perkembangan profesionalisme guru
dilaksanakannya supervisi pendidikan, guru berharap terdapat hasil yang positif yang dapat membantu dalam meningkatkan profesionalisme.
Wiyono (2014) dalam penelitiannya yang
berjudul “Pengelolaan Supervisi Akademik Pengawas Sekolah Di Sekolah Dasar Negeri Ngadirejan Kecamatan Pringkuku Kabupaten Pacitan”, menunjukkan bahwa: (1) Pelaksanaan pengawasan peraturan mengajar di sekolah-sekolah di Sekolah Dasar Negeri Ngadirejan dalam tiga tahap, pengawasan pengawas sekolah didasarkan pada kolaborasi dengan kepala sekolah; Permasalahan yang dihadapi oleh pengawas sekolah mengawasi status peringkat, senioritas dan teman-sejawat (2) Implikasi dari efektivitas pengawasan peraturan sekolah pada pengajaran sekolah tingkat kesiapan sekolah, sekolah adalah persepsi yang sangat
positif bahwa pengawas memberikan bantuan,
bimbingan, arahan dan pengalaman guru terhadap profesionalisme dan sangat sedikit persepsi negatif, keberhasilan yang dicapai setelah pengawasan adalah adanya pembangunan fisik menjadi lebih baik.
2.4 Kerangka Berfikir
Berdasarkan uraian di atas maka kerangka
berfikir dalam penelitian ini adalah pengelolaan supervisi akademik oleh kepala sekolah di Sekolah
Dasar Negeri Kedondong 1 Kecamatan Gajah
masalah penelitian. Masalah yang dialami guru pada saat pembelajaran baik kesulitan atas metode, media
dan pengembangana perangkat pembelajaran
menjadikan dasar pelaksanaan supervisi akademik. Pada pelaksanaan supervisi akademik, kepala sekolah menerapkan beberapa teknik supervisi baik berupa diskusi bersama guru, ataupun berupa kunjungan ke kelas. Pelaksanaan supervisi harus disurvei lebih lanjut dengan sebuah evaluasi yang
dilakukan kepala sekolah. Pelaksanaan evaluasi
dilakukan setelah semua teknik supervisi dilakukan dan dikumpulkan hasilnya. Hasil juga bisa dilihat perolehan rata-rata nilai hasil ujian nasional dan prestasi non akademik yang lain.
Umpan balik dilakukan setelah evaluasi, langkah ini sangat jarang dilakukan oleh kepala sekolah, rata-rata mereka berhenti pada sebuah evaluasi saja. Umpan balik dapat berupa pengarahan atau masukan dan motivasi. Masukan diberikan untuk mengubah kinerja guru dalam memperbaiki kualitas pembelajaran
yang langsung disampaikan setelah supervisi
pembelajaran. Umpan balik yang berupa motivasi
digunakan untuk mendorong guru agar bekerja lebih baik dengan memberikan penghargaan bagi yang berprestasi dalam pembelajaran.
Gambar 2.1 Kerangka Berfikir Penelitian
Pelaksanaan Perencanaan
Supervisi Evaluasi