• Tidak ada hasil yang ditemukan

Memahami Semangat Bandung melalui Sejara

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Memahami Semangat Bandung melalui Sejara"

Copied!
17
0
0

Teks penuh

(1)

Memahami Semangat Bandung melalui

Sejarah KAA

Oleh: Habib

International Relations Student of UNIKOM

Pendahuluan

Konferensi Asia Afrika 1955 menjadi tonggak penting sejarah yang menyatukan bangsa Asia dan Afrika dalam melawan dominasi, eksploitasi kaum Imperialis terhadap bangsa Asia maupun Afrika. Konferensi ini menimbulkan satu pesan penting yaitu bahwa penjajahan dalam bentuk apapun adalah satu hal yang harus dihilangkan dari dunia secara keseluruhan. Konferensi ini juga mengisyaratkan untuk dibentuknya system politik internasional yang lebih adil dan jauh darim praktek eksploitasi.

Beberapa hal unik dan patut dipuji dari konperensi ini adalah perwakilan Negara yang berkumpul di bandung pada tahun 1955 ini benar-benar berbeda dari segala aspek, bahkan dari segi arah politik, yang pada nyatanya saling bertentangan misalnya antara Vietnam Utara maupun Vietnam Selatan dan masih banyak lagi. Apalagi keberadaan RRC yang saat itu merupakan salah satu poros Komunis dunia setelah Uni Soviet, tentu bertentangan denga Iraq, Pakistan maupun Turki yang berhaluan liberalis dan salah satu pendukung AS sebagai poros liberalis. Malcolm X pernah berpidato, kutipannya ialah

“At Bandung all the nations came together [recording interrupted] [...] from Africa and Asia. Some of them were Buddhists, some of them were Muslims, some of them were Christians, some were Confucianists, some were atheists. Despite their religious differences, they came together. Some were communists, some were socialists, some were capitalists--despite their economic and political differences, they came together. All of them were black, brown, red or yellow

(2)

pendapat, namun penghasilan keputusan yang bisa dibilang sangat cepat dan berdampak sangat besar bagi keberadaan komunitas bangsa Asia maupun Afrika. Seolah menghalau pemikiran Realis bahwa tidak ada Moral Universal yang mampu menggantikan kepentingan nasional setiap Negara, Setiap Negara bahkan China (PRC) sekalipun mengenyampingkan dulu kepentingan nasionalnya, dan mengedepankan kesamaaan pendapat dan persatuan dari bangsa Asia Afrika. Bangsa Asia dan Afrika sadar akan kesamaan latar belakang sejarah sebagai wilayah yang baru merdeka dan sama-sama dijajah, sehingga pada akhirnya musuh yang sama (common enemy) dan menyatukan aspirasi seluruh delegasi pada waktu itu bahkan sebenarnya mewakili 1,5 milliar penduduk di kawasan Asia Afrika.

Munculnya KAA sebagai konferensi pertama yang bahkan secara keseluruhan Negara peserta merupakan perwakilan dari kulit berwarna mengilhami banyak daerah yang merdeka untuk sadar akan kemampuannya melawan penjajah. Inilah yang kemudian diibaratkan sebuah semangat KAA atau lebih sering disebut semangat Bandung, mengilhami banyak daerah untuk memperoleh kemerdekaannya. Bentuk dari semangat ini adalah dorongan psikologis yang mempengaruhi pemikiran Asia-afrika bahkan pemikiran barat yang sebelum KAA di jalankan, meremehkan persatuan bangsa Asia-Afrika.

(3)

bisa menjadi sebuah pengikat aspirasi dari dunia selatan untuk mendapatkan keadilan dan kesejahteraannya.

Untuk mempelajari semangat Bandung, tentu kita harus memahami bagaimana sejarah, sehingga kita bisa melihat factor penting kemunculan persatuan, jalannya konferensi sehingga kita bisa tahu bagaimana perjuangan untuk bisa saling menundukkan kepentingan masing-masing Negara di bawah paying Asia-Afrika juga Efek yang ditimbulkan baik pada bangsa Asia Afrika secara keseluruhan, Bangsa Eropa sebagai suspect dari kolonialisme juga pada political order of International System pada umumnya. Dengan begitu kita bisa memahami keadaan, rasa Pan –Asia Afrika yang sampai sekarang masih ada sekalipun sudah meredup dan menggunakan rasa ini untuk membangun sebuah perdamaian dan kesejahteraan yang sampai sekarang masih belum terwujud secara menyeluruh.

Rumusan Masalah

1. Bagaimana Pendekatan Sejarah dan latar Belakang dari terbentuknya konperensi Asia Afrika?

2. Bagaimana Jalannya Konperensi Asia Afrika dan bagaimana Hasil dari Konperensi Asia Afrika?

3. Bagaimana Efek dan tanggapan dari dan terhadap system Internasional, baik pada Negara-negara Asia Afrika, maupun Negara Eropa juga pada Sistem internasional itu sendiri?

1. Pendekatan Historis

(4)

Pasca perang dunia kedua, dunia internasional menimbulkan satu perubahan yang sangat vital di seluruh penjuru dunia. Salah satunya ialah kemerdekaan di beberapa daerah jajahan di benua asia maupun di Afrika. Sebut saja di Indonesia dari belanda, Vietnam dari perancis, India maupun Pakistan dari Inggris. Fenomena ini tentu menggembirakan dan merupakan perubahan yang sangat diimpikan oleh banyak Negara di kawasan asia maupun afrika. Muncullah harapan akan terbebasnya dominasi bangsa barat di kawasan Asia-Afrika.

Namun kolonialisme secara keseluruhan sebenarnya belum berakhir. Terhitung masih banyak daerah yang belum mendapatkan “angin kebebasan” menuju kemerdekaan, terutama di benua Afrika yang sampai waktu itu, yang merdeka hanya bisa dihitung dengan jari saja. Persoalan lain ialah banyaknya Negara yang merdeka pun masih bergantung pada Negara penjajahnya terdahulu secara politik ataupun secara ekonomi. Selain kebergantungan, hal yang paling mendasar adalah kemiskinan bagsa Asia Afrika yang sangat timpang jika dibandingkan dengan bangsa Eropa.

Masalah baru muncul setelah perang dunia kedua yaitu tumbuhnya dua blok pemenang perang dan saling bertentangan satu sama lain secara ideology. Dimulailah era yang sering disebut dengan term “Perang Dingin (Cold War)”. Sekalipun masalah pertentangan ini dimulai di kawasan “barat”, namun efeknya, bahkan perang, terjadi kawasan lain yaitu Asia dan Afrika. Bangsa dua benua ini digiring kedalam framework dua blok adidaya, dan saling diperebutkan pengaruhnya seakan-akan nasib bangsa Asia maupun Afrika tetap harus mengikuti salah satu blok yang muncul. Benturan 2 ideologi ini berubah menjadi konflik fisik bahkan peperangan ketika memasuki beberapa wilayah yang baru merdeka. Sebut saja perang semenanjung Korea pada decade 1950 -1960 an.

(5)

senjata non konvensional ini juga menjadi sebuah power yang tidak terbantahkan yang pada akhirnya menjadi perlombaan senjata gaya baru antara blok barat dan blok timur dengan mengembangkan senjata nuklir. Dahsyatnya efek bom yang digadang tidak hanya satu daerah saja yang terkena dampak, tapi seluruh dunia juga kena dampaknya jika kemudian berkembang sebagai perang nuklir membuat bangsa Asia-Afrika yang berada ditengah-tengah merasa kembali menjadi kepanjangan konflik kaum bangsa eropa. Inilah yang kemudian menjadi pertimbangan serius untuk menjaga kawasan asia afrika bebas dari senjata nuklir dan promosi dari perlucutan senjata nuklir.

Konperensi Asia afrika kemudian muncul dari dengan dilandasi factor-faktor khusus yaitu:

… as a reluctance by the Western powers to consult with them (Asia Africa) on decisions affecting Asia; their concern over tension between the People’s Republic of China and the United States; their desire to lay firmer foundations for China’s peaceful relations with themselves and the West; their opposition to colonialism, especially French influence in North Africa; and Indonesia’s desire to promote its case in the dispute with the Netherlands over western New Guinea (Irian Jaya). (Britannica.com)

Adapun factor pemersatu yang kemudian menjadi landasan terselenggaranya Konperensi Asia Afrika ialah

1. Kesamaan latar belakang sejarah umum bangsa Asia Afrika yang diwarnai Kolonialisme dan Imperialisme.

2. Secara geografis yang saling berdekatan

3. Persoalan yang sama yang sedang dihadapi bangsa Asia Afrika seperti yang telah dijelaskan sebelumnya seperti masalah kolonialisme, kemiskinan, kemunuclan dua blok adidaya, konflik antar tetangga juga kemiskinan.

2. Konferensi pendahuluan sebelum Konperensi Asia Afrika

(6)

1954. Konperensi ini dihadiri oleh perdana menteri 5 negara yang kemudian menjadi pelopor KAA, yaitu Pakistan, India, Myanmar, Sri lanka dan juga Indonesia. Dalam konperensi Kolombo dibahas masalah Vietnam dan juga Konferensi Jenewa yang dihadapinya. Juga diputuskan untuk mendirikan mengadakan konferensi Asia Afrika dengan 5 negara ini lah yang menjadi Negara sponsor.

Konperensi ini dilanjutkan di Bogor atau disebut Konperensi Bogor untu membicarakan lebih jelas lagi mengenai Konperensi Asia Afrika maka diputuskan

a)Konferensi Asia Afrika akan diselenggarakan di Bandung pada bulan 18-24 April 1955.

b) Penetapan tujuan KAA dan menetapkan negara-negara yang akan diundang sebagai peserta Konferensi Asia Afrika, yaitu,

1. memajukan kerja sama bangsa-bangsa di Asia dan Afrika dalam bidang sosial, ekonomi, dan kebudayaan;

2. memberantas diskriminasi ras dan kolonialisme;

3. memperbesar peranan bangsa Asia dan Afrika di dunia dan ikut serta mengusahakan perdamaian dunia dan kerja sama internasional.

4. bekerja sama dalam bidang sosial, ekonomi, dan budaya,

5. membicarakan masalah-masalah khusus yang menyangkut kepentingan bersama seperti kedaulatan negara, rasionalisme, dan kolonialisme.

c) Hal-hal yang akan dibicarakan dalam Konferensi Asia Afrika.

d) Pemberian dukungan terhadap tuntutan Indonesia mengenai Irian Barat.

3. Pelaksanaan Konperensi Asia Afrika

(7)

sebagai pertama kalinya bangsa kulit berwarna mengadakan sebuah konperensi multilateral. Surat kabar Italia Coriella Della Sera menuliskan

It is being called the Afro-Asian conference: not a single white man is there, as the Union of South Africa has been deliberately excluded and the Central African Federation including both Rhodesias and Nyasaland, set up recently under British impetus, did not want to take part. Negotiating international affairs at public conferences is a Western invention, for good or for ill. This is the first time that coloured people have used this method on such a grand scale.

Bersama Negara sponsor, Negara yang diundang ialah sejumlah 24 negara terdiri atas 6 negara Afrika dan 18 negara meliputi Asia (Filipina, Thailand, Kampuchea, Laos, RRC, Jepang, Vietnam Utara, Vietnam Selatan, Nepal, Afghanistan, Iran, Irak, Saudi Arabia, Syria (Suriah), Yordania, Lebanon, Turki, Yaman), dan Afrika (Mesir, Sudan, Etiopia, Liberia, Libia, dan Pantai Emas/Gold Coast). 29 Negara ini bukan berarti mewakili kepentingan negaranya saja, namun secara luas mewakili kepentingan bangsa asia afrika yang juga masih terjajah.

Konferensi Asia Afrika membicarakan hal-hal yang menyangkut kepentingan bersama negara-negara di Asia dan Afrika, terutama kerja sama ekonomi dan kebudayaan, serta masalah kolonialisme dan perdamaian dunia. Pembicaraan ini tentu bukanlah hal yang mudah dilihat dari beragamnya aspirasi dan kepentingan dari Negara peserta. Bahkan pada pelaksanaanya terbentuk tiga blok arah politik, seperti blok “barat” yang didukung oleh, Muang Thai, Turki, Iraq, Pakistan dan Filiphina; Aliran komunis yaitu RRC dan Vietnam Utara; dan para Negara netral yang diwakili Birma, Sri lanka, India dll.

Konperensi di buka dengan Pidato dari Ir. Soekarno sebagai Presiden RI. Ia menjelaskan betapa Bangsa Asia Afrika telah melewati banyak kesedihan dalam mencapai kemerdekaan,

(8)

tribulations which have exacted a heavy toll in life, in material things, and in the things of the spirit. (Pidato pembuka Soekarno)

Ia juga menjelaskan mengenai masalah dunia yang berada dalam 2 kekuatan besar dan ancaman nuklir

Yes, we are living in a world of fear. The life of man today is corroded and made bitter by fear. Fear of the future, fear of the hydrogen bomb, fear of ideologies. Perhaps this fear is a greater danger than the danger itself, because it is fear which drives men to act foolishly, to act thoughtlessly, to act dangerously.

Satu hal penting juga yang ia jelaskan adalah munculnya imperialism yang baru dan ber”baju” yang beda namun niat nya tetap sama. Di tengah kemudian dia menjelaskan betapa persatuan antara Asia Afrika juga dibentuk dari perbedaan yang signifikan namun ia menjelaskan bahwa ada satu hal yang membedakan Asia Afrika ketimbang kawasan yang lain, yaitu solidaritas. Ia contohkan solidaritas itu ketika Indonesia di blockade Ekonomi oleh Belanda, Ia berterima kasih secara langsung terhadap India yang kemudian menyelamatkan Indonesia dengan menembus blockade dan inilah yang kemudian dilihat sebagai sinyal dari kekuatan solidaritas (bukan berupa pragmatism) bangsa Asia Afrika.

(9)

maupun Australia (bangsa kulit putih) ke perspektif Asia. Sekalipun begitu, ia menekankan untuk mengakhiri pengaitan Bangsa Asia Afrika dari konflik yang terjadi di Eropa.

Satu yang sering dibicarakan dan menjadi topic utama barat dari konperensi ini adalah keberadaan China. Pidato yang di ucapkan Zhou En Lai sebagai delegasi dari RRC, banyak pihak menganggap sebagai pidato yang sangat berpengaruh bahkan dari pidatonya Jawaharlal Nehru. Zhou mengatakan di kalimat pertamanya bahwa ia tidak datang untuk berselisih dalam artian ia tidak serta merta mempertahankan kepentingannya saja disini namun ia mengatakan mendukung persatuan.

…Its success will go a long way to furthering our common goal, that of ending colonialism, defending peace and further consolidating friendly cooperation between our countries (Zhou en Lai Speech)

Zhou enlai sendiri tidak terlalu mengaitkan pertentangan nya dengan AS masalah Taiwan ke konferensi ini. Namun ia berjanji akan mau berbicara dengan AS tentang maslah Taiwan. Artinya di KAA, China berjanji untuk mengedepankan jalan damai, ketimbang ekspansi menggunakan senjata, yang selama ini dikhawatirkan sebagai salah satu pemicu perang dunia yang berikutnya.

Dalam pelaksanaannya kepentingan barat bukan berarti tidak muncul. Dalam surat PM perancis untuk Indonesia yang dikirimkan ke Perancis mengungkapkan bahwa tidak munculnya masalah suku mau mau di Kenya, British Malaya maupun Papua Nugini. Ini diperlihatkan oleh duta besar perancis sebagai keberhasilan dari Iraq sebagai ”natural ally” dari Inggris.

Beikutnya friksi pun terlihat dalam konperensi yang terjadi seperti yang dilaporkan French Commisioner General In Indochina ke Menlu Perancis saat itu.

(10)

Moreover, Nehru, visibly edgy and confounded by Chou En-lai’s prestige, lost his composure and was the target of sharp criticism from some delegations, even though relations between these two major powers have been rather cool. Still, they agreed to salvage the Conference, and the final communiqué was drafted in one go under their supervision, although the behind-the-scenes negotiations were led by India and China

Di sini diungkapkan bahwa perbedaan mendalam muncul ketika Sri Lanka mengambil langkah anti-komunisme yang disertai oleh Turki dll. Maka dari itu adalah sebuah kehebatan ketika naskah komunike dari konperensi ini beres dengan cepat.

Pada akhirnya, Konperensi Asia Afrika menghasilkan beberapa keputusan penting. Yaitu,

1. Memajukan kerja sama bangsa-bangsa Asia Afrika di bidang sosial, ekonomi, dan kebudayaan;

2. menuntut kemerdekaan bagi Aljazair, Tunisia, dan Maroko;

3. mendukung tuntutan Indonesia atas Irian Barat dan tuntutan Yaman atas Aden;

4. menentang diskriminasi ras dan kolonialisme dalam segala bentuk;

5. aktif mengusahakan perdamaian dunia.

Selain itu yang paling penting KAA menciptakan prinsip dasar yang kemudian disebut dasasila Bandung. Inilah puncak kesuksesan dari KAA, dengan menyatukan seluruh aspirasi bahkan hanya dengan 6 hari pertemuan saja.

Dasasila tersebut antara lain :

1. menghormati hak-hak dasar manusia, tujuan, serta asas yang termuat dalam Piagam PBB;

(11)

3. mengakui persamaan ras dan persamaan semua bangsa, baik bangsa besar maupun bangsa kecil;

4. tidak melakukan intervensi atau ikut campur tangan dalam persoalan dalam negeri negara lain;

5. menghormati hak-hak tiap bangsa untuk mempertahankan diri, baik secara sendirian maupun secara kolektif sesuai dengan Piagam PBB;

6. a ) tidak menggunakan peraturan-peraturan dari pertahanan kolektif untuk bertindak bagi kepentingan khusus salah satu negara besar;

b ) tidak melakukan tekanan terhadap negara lain;

7. tidak melakukan tindakan atau ancaman agresi ataupun penggunaan kekerasan terhadap integritas teritorial atas kemerdekaan politik suatu negara;

8. menyelesaikan segala perselisihan internasional secara damai sesuai dengan Piagam PBB;

9. memajukan kepentingan bersama dan kerja sama internasional;

10. menghormati hukum dan kewajiban internasional lainnya.

Inilah yang kemudian menjawab bahwa KAA bukanlah sebuah kelompok yang anti barat secara ras maupun pemerintahan. KAA tidak menjadi sebuah pengganti dari PBB yang notabene merupakan produk dari pemenang perang alias Barat. Namun KAA sangat mengedepankan piagam PBB dan mengedepankan penyelesaian melalui piagam PBB. Prinsip yang dikedepankan melawan imperialism sendiri seperti yang diungkapkan Ir. Soekarno ialah bukan lewat senjata, tapi lewat nilai-nilai kedamaian pengajuan kepentingan bersama.

Seperti yang dituliskan surat kabar german yaitu Suddeutsche Zeitung

(12)

the Charter of the United Nations is to be a model for Asia; one of the most important recommendations for international politics in the Final Communiqué states that the Bandung participants should make greater use of existing international organisations than hitherto.

4. Tanggapan dan efek yang diterima Sistem Internasional.

Efek dari KAA ini ialah munculnya semangat kemerdekaan yang mendasari banyak daerah yang belum merdeka. Di Indochina, sebagai muncul Kamboja dan Laos dibantu oleh China. 1967 menjadi titik perlawanan Aden mendapatkan kemerdekaannya dari protektorat Inggris. Di tahun 50-60 an juga, Tunisia, Maroko dan Algeria berturut-turut mendapatkan kemerdekaannya dari Perancis seperti yang ditakutkannya sebagai imbas dari semangat Bandung. Bahkan Maroko menamakan salah satu jalannya sebagai jalan Ir. Soekarno sebagai tanda jasa atas diberlakukannya KAA. Dan masih banyak lagi Negara yang merdeka setelah KAA.

Bagi Indonesia sendiri, penerapan isu Irian barat berhasil mendapatkan dukungannya dan akhirnya mendapatkan Irian barat pada tahun 1962. Ide anti rasisme sendiri mengilhami kebangkitan kulit hitam di Afrika selatan maupun di Amerika. Yang pada akhirnya menghapus diskriminasi yang telah mereka dapatkan selama bertahun tahun.

Satu Ide kongkrit yang muncul ialah pendirian GNB atau Non-alignment Movement, ini mengilhami akan sebuah kelompok yang berdiri di tengah-tengah perselisihan Blok barat dan Timur dan mempromosikan perdamaian.

Dampak kongkrit yang lain bisa disimpulkan sebagai berikut

1. KAA menjadi penengah 2 blok yang berseteru dan mengurangi ketegangan akibat perang dingin dan mencegah terjadinya perang terbuka. Salah satunya, ialah pengurangan ketegangan China dengan AS dengan mengedepankan perdamaian.

2. Gagasan KAA diperluas dan dikhususkan menjadi GNB.

(13)

4. Kecemasan barat khususnya yang masih status nya sebagai kolonialis, ini

The lesson of the Conference is that we now know more or less how these individual Asian countries respond to international issues, but it has also indicated the extent to which they are prepared to subordinate their own interests to a pan-Asian strategy, in other words the extent to which their interests overlap.

Konperensi ini mengindikasikan sebuah kemauan bangsa Asia Africa untuk mengedepankan kepentingan mereka dan memasukkannya ke sebuah persatuan dalam bawah payung Pan-Asian Strategy.

Dalam Luxemburg Wort “Warning From Bandung” dituliskan bahwa

The type of awakening we have witnessed in Bandung has been particularly gratifying. The nations represented there are beginning to think for themselves and to formulate their own common objectives. They have no desire to be passed from hand to hand like bargaining counters

Kebangkitan Asia Afrika bisa dibilang memuaskan. Mereka setelah Konperensi mulai berfikir akan tujuan bersama ketimbang menjadi bargaining posisi antar Negara barat.

Satu hal yang penting yang bisa disimpulkan adalah, secara tidak langsung Kaum Barat merasa terancam dengan adanya KAA. Kebijakan AS sendiri menjadi terbagi dua untuk urusan ini, ia mendukung adanya dekolonisasi Asia Afrika namun juga tidak mau meninggalkan aliansi nya dengan Eropa Barat yang notabene adalah Negara penjajah.

(14)

Perancis sendiri mendapatkan banyak tantangan dan kritikan dari Negara seperti Iraq dll atas kolonisasi nya di Afrika. Perancis pun seolah diabaikan oleh Negara-negara Indochina seperti Laos dan Kamboja yang mencapai kesepakatan dengan RRC.

France came under fire from all sides. Both Djamali, the Iraqi delegate, and the representative of Ethiopia expressed the most virulent criticism towards France while, to everyone’s surprise, (General Ely Report to Foreign minister of France)

“Ketakutan”barat tentu berdasarkan fakta, karena muncul kritikan ini bukan hanya pada perancis tapi pada semua colonial barat. Media Coriella Della Sera mengungkapkan

Extremely poisonous arrows are being fired from all sides against surviving imperialism: against French policy in North Africa, against hard-line Boer racism in South Africa, against the Portuguese in Goa, against the Dutch in New Guinea and even against the British, whose popularity has improved somewhat following their unconditional and orderly withdrawal from their Asian empire, for their repression in Malaya. This was foreseen in the invitation that India and the other four host powers sent out last December.

Kesimpulan

Kebangkitan kaum Asia Afrika menandakan sebuah turning point in history. KAA menjadi pertama kalinya dalam sejarah umat manusia perkumpulan manusia kulit berwarna bahkan tanpa bantuan sedikitpun dari Eropa ataupun Uni Soviet. Ini menandakan pencarian peran Asia Afrika dalam system Internasional berhasil sukses dan mengakhiri dominasi berlebihan bangsa Eropa terhadap bangsa Asia dan Afrika.

Tentu yang mengejutkan berbagai pihak adalah semangat kemerdekaan yang digaungkan KAA berhasil sampai di telinga para nasionalis di daerah-daerah yang masih terjajah. Terhitung banyak sekali Negara yang berhasil merdeka setelah Konferensi ini. Apa yang menyebabkan ini? Semangat Bandung, yaitu dorongan psikologis bahwa Asia Afrika bukanlah “barang” bagi kaum barat untuk dipermainkan juga kesadaran akan membentuk nilai-nilai sendiri ketimbang mengikuti Eropa.

Bagaimana kita bisa memahami Semangat Bandung?

(15)

dalam pelaksanaannya pun tergambarkan friksi antara pendukung liberalis, komunis dan netral. Namun yang terjadi kemudian adalah saling mengesampingkan kepentingan masing-masing dan mengedepankan persatuan. Maka pada akhirnya kemunculan dasasila hanya ditempuh melalui 6 hari dan semua peserta mampu mengangkat senyumnya ketika dasasila yang ada dalam komunike dikumandangkan. Ini menggambarkan betapa kuatnya semangat persatuan bangsa Asia Afrika.

Efeknya pun tidak tanggung-tanggung, semangat bandung meluas ke daerah-daerah yang masih terjajah. Semangat akan kebebasan penentuan nasib tanpa intervensi dll berhasil mengangkat para nasionalis memerdekakan diri dari penjajah Eropa.

Di Masa sekarang apakah masih penting semangat bandung? Tentu, Imperialisme seperti kata Bung Karno telah berubah wujud ke sesuatu yang lebih “soft” namun niatnya sama saja. Penjajahan di bidang ekonomi seperti penguasaan investasi asing pada sector-sektor yang tidak terbaharui seperti SDA minyak, emas masihlah terjadi. Rezim Internasional WTO sendiri menerapkan aturan-aturan yang dinilai menguntungkan pihak barat dalam perdagangan internasional. IMF dan World Bank dituduh dalam pemiskinan Asia Afrika dengan hutang-hutang nya yang menggiurkan. Muncullah New Development Bank yang diprakarsai BRICS ( Brazil, Russia, India, China dan South Africa) untuk menyaingi IMF dan World Bank. Sekalipun masihlah dalam pertumbuhan namun pendirian ini bisa menjadi harapan bagi kawasan selatan untuk bisa mewujudkan keadilan dalam pendistribusian kesejahteraan dalam ekonomi internasional.

DAFTAR PUSTAKA

Nugraha, Fajar. 2015. Konferensi Asia Afrika, Peletak Dasar

Kemerdekaan Negara Dunia Ketiga.

http://m.metrotvnews.com/read/2015/04/01/379657 diakses pada 3 April 2015 pukul 12.30 WIB

The Ministry Of Foreign Affairs of People’s Republic Of China. The Asian-African Conference .

(16)

Anjaiah , Veeramalla. 2005. Asia-Africa Conference .

http://www.thejakartapost.com/news/2005/04/21/indonesia-and-1955-asiaafrica-conference.html diakses pada 3 April 2015 pukul 10.00 WIB Editors of Encyclopædia Britannica. Bandung Conference Asia-Africa [1955]. http://www.britannica.com/EBchecked/topic/51624/Bandung-Conference diakses pada 3 April 2015 pukul 10.12 WIB

Us department of state , office of the historian. Bandung Conference .

https://history.state.gov/milestones/1953-1960/bandung-conf diakses pada 3 April 2015 pukul 10.30 WIB

http://www.history.com/this-day-in-history/the-bandung-conference-concludes diakses pada 3 April 2015 pukul 10.37 WIB

Yoo, Jiwon Amy. Bandung-Conference.

http://www.blackpast.org/gah/bandung-conference-1955Contributor diakses pada 3 April 2015 pukul 12.15 WIB

Yusuf, Dede. 2011. Peranan Indonesia dalam Konferensi Asia Afrika.

www.academia.edu Diakses pada 3 april 2015 pukul 08.30 WIB

_______ 1955.Letter from General Ely to Antoine Pinay (Saigon, 28 April 1955).

http://www.cvce.eu/obj/letter_from_general_ely_to_antoine_pinay_saigo n_28_april_1955-en-f71582f5-0631-4b0d-a1a9-4d7a75eeffdb.html

Diakses pada 2 April 2015 pukul 22.23 WIB

________ 1955.'Warning from Bandung', from Luxemburger Wort (27 April 1955).

http://www.cvce.eu/obj/warning_from_bandung_from_luxemburger_wort _27_april_1955-en-cb4e2feb-6991-4113-a24a-818d8512e127.html

DIAKSES PADA 2 APRIL 2015 Pukul 22. 40

_________ .1955.Letter from Renaud Sivan to Antoine Pinay (Jakarta, 27 April 1955).

http://www.cvce.eu/obj/letter_from_renaud_sivan_to_antoine_pinay_jak arta_27_april_1955-en-90cbb3a0-8e6a-4747-bc49-af39f4e3513d.html Fackler, Maxim. 1955. 'The world after Bandung', from Süddeutsche Zeitung (26 April 1955).

http://www.cvce.eu/obj/the_world_after_bandung_from_suddeutsche_ze

(17)

http://www.cvce.eu/obj/a_backdrop_of_anti_european_sentiment_from_ corriere_della_sera_19_april_1955

end5abb8ad-f3d4-4403-a60d-4d7fad167fb4.html diakses pada 2 april 2015 pukul 24.30 WIB __________1955. Statement by the Indian Delegation at the closing session (Bandung, 17 to 24 April 1955).

http://www.cvce.eu/obj/statement_by_the_indian_delegation_at_the_clo sing_session_bandung_17_to_24_april_1955-en-ff02a695-6b4a-4d88-ba17-7595b8715e62.html diakses pada 3 april 2015 pukul 01.12 WIB __________1955. Address given by Sukarno (Bandung, 17 to 24 April 1955).

Referensi

Dokumen terkait

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh model pembelajaran generatif berbantuan alat peraga puzzle Pythagoras terhadap kemampuan pemahaman konsep matematis

c. Materi dapat direspon secara antusias √ √ √ Metode yang digunakan belum bervariasi, seharusnya untuk mata pelajaran IPA menggunkan metode demonstrasi agar

atau dengan pengertian lain pembelajaran tematik adalah suatu pendekatan pembelajaran dengan pengertian lain pembelajaran tematik adalah suatu pendekatan

Dalam al-Quran, misalnya, Allah SWT menggambarkan bahwa orang-orang yang saling berwasiat satu sama lain untuk saling berkasih sayang akan mendapatkan keberkahan, baik di dunia

Rendahnya kinerja pegawai bukan hanya kesalahan karyawan, organisasi atau perusahaan tidak hanya melihat dari aspek kesalahan atau pelanggaran yang dilakukan

0, yang disebut “lingkaran dunia luar” terdiri dari pikiran-pikiran dan anggapan- anggapan yang hampir sama dengan pikiran-pikiran yang terletak dalam lingkaran-lingkaran nomor 1,

study in Mozambique and suggested that socioeconomic status was an important determinant of fitness in Mozambique, especially because of influence on body size,

Seluruh Staf Jurusan Hukum Ekonomi Syariah, Pasca Sarjana Universitas Muhammadiyah Surabaya yang tiada lelah membantu dan mengingatkan untuk penyelesaian tesis ini