• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENDIDIKAN KARAKTER BAGI PELAJAR SEKOLAH

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "PENDIDIKAN KARAKTER BAGI PELAJAR SEKOLAH"

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

Surabaya, 18 Januari 2014

Program Studi Pendidikan Sains, Program Pascasarjana ISSN XXXX-YYYY

PENDIDIKAN KARAKTER BAGI PELAJAR SEKOLAH MENENGAH

MELALUI PEMBUDAYAAN DAN PERMAKNAAN LAGU-LAGU NASIONAL

(Sebuah Upaya Mewujudkan Kesehatan Mental dan Sosial)

Safran Rochim1), Hamdan Nur Rahman1), Widodo Hariyono1,2)

1)Program Studi Ilmu Kesehatan Masyarakat (IKM), Fakultas Kesehatan Masyarakat (FKM)

Universitas Ahmad Dahlan (UAD) Yogyakarta

2)Pusat Studi Keselamatan dan Kesehatan Kerja (PS-K3), UAD Yogyakarta

e-mail: safranrochim@yahoo.co.id

Abstract

Indonesia's future based on the younger generation, on the strength of character, moral integrity, high morale and great willingness to sacrifice. We need an attempt to awaken, grow, and form the character of young people who are psychologically soul being 'grown and formed'. One way through songs and music. Songs and music can affect a person's emotional and mental steer in a certain direction, so expect a songs and music nuanced struggle, chivalry, and heroism, patriotism emotions, spirit, effort, and fosters good behavior and healthy personality. It results are expected by this idea (1) to bring awareness to high school students to love and care for the nation's cultural heritage, in this case national songs and struggle for meaning and excavated contained in it, so it can be used to improve morale and patriotism, (2) to socialize again incessantly national songs and struggle, which has been largely forgotten, especially by high school students, (3) uplifting soul on high school students are capable, the awareness of the country defense and keep to national unity, (4) through song and music, the personality and character of high school students can be formed strong and healthy. There are 5 main steps familiarization program national songs.

Keywords: character education, cultivation, meaning, student, national songs.

Abstrak

Masa depan Indonesia bertumpu pada generasi mudanya, pada kekuatan karakter, integritas moral, semangat juang yang tinggi, dan kerelaan berkorban yang besar. Perlu upaya untuk menyadarkan, menumbuhkan, dan membentuk karakter generasi muda yang secara psikologis jiwanya sedang ‘tumbuh dan terbentuk’. Salah satu caranya melalui lagu dan musik. Lagu dan musik dapat memengaruhi emosi dan mengarahkan jiwa seseorang ke arah tertentu, sehingga diharapkan sentuhan lagu dan musik yang bernuansa perjuangan, keksatriaan, dan keperwiraan, perasaan emosi patriotisme, semangat kejuangan, serta menumbuhkan perilaku yang baik dan kepribadian yang sehat. Hasil yang diharapkan melalui gagasan ini (1) memberikan kesadaran bagi para pelajar sekolah menengah untuk mencintai dan peduli terhadap warisan budaya bangsa, dalam hal ini lagu-lagu nasional dan perjuangan, untuk digali makna dan arti yang terkandung di dalamnya, sehingga dapat digunakan untuk meningkatkan semangat juang dan patriotisme, (2) menyosialisasikan kembali secara gencar lagu-lagu nasional dan perjuangan yang saat ini telah banyak dilupakan, terutama oleh para pelajar sekolah menengah, (3) menggugah semangat jiwa pada para pelajar sekolah menengah secara kuat, dalam kesadaran akan bela negara dan menjaga persatuan nasional, (4) melalui lagu dan musik, kepribadian dan karakter pelajar sekolah menengah dapat dibentuk secara kuat dan sehat. Terdapat 5 langkah utama program pembudayaan lagu-lagu nasional.

Kata Kunci: pendidikan karakter, pembudayaan, permaknaan, pelajar, lagu nasional.

PENDAHULUAN

Latar belakang

Generasi muda adalah harapan bangsa, penerus cita-cita perjuangan bangsa di masa depan, yang akan menjadi generasi pelanjut pembangunan negara. Begitu besarnya nilai dan tumpuan masa depan pada generasi muda, sehingga dapat dikatakan, bahwa “nasib suatu bangsa terletak pada generasi mudanya”. Begitu pula dengan Indonesia, masa depan negeri ini bertumpu pada generasi mudanya, yang secara riil tentunya pada

kekuatan karakter, integritas moral, semangat juang yang tinggi, dan kerelaan berkorban yang besar.

(2)

Program Studi Pendidikan Sains, Program Pascasarjana ISSN XXXX-YYYY

tidak sesuai dengan harkat dan martabat ‘budaya bangsa Timur’ yang menjunjung tinggi akhlak dan moralitas.

Saat ini dapat disaksikan fakta dari berbagai media massa, bahwa banyak generasi muda Indonesia (khususnya pelajar sekolah menengah yang masih labil kepribadiannya) perikehidupannya tidak lagi mengindahkan nilai-nilai moral dan agama. Ada dua hal pokok yang dapat dijadikan penyebab timbulnya karakter yang tidak ‘sehat’ tersebut. Kemungkinan pertama adalah pergaulan yang tidak bisa dikontrol saat pelajar (terutama pada pelajar sekolah menengah) berada dalam komunitas usia sebayanya (kawan bergaul). Pergaulan yang negatif berdampak buruk bagi tumbuh berkembangnya psikologi seorang remaja (saat meningkat menjadi dewasa). Kemungkinan kedua adalah gancarnya paparan media massa (baik cetak maupun elektronik) yang memertontonkan budaya permisif, hedonis, dan menganjurkan kesenangan semata. Dalam konteks ini, paparan dari media massa dapat memengaruhi pembentukan watak dan karakter seseorang, khususnya di waktu usia muda.

Di sisi lain, lembaga pendidikan (sekolah) yang tidak sepenuhnya mampu melakukan pengawasan yang ketat terhadap perkembangan perilaku anak didiknya. Pendidikan formal di sekolah lebih menitikberatkan pada pengolahan kecerdasan intelektual, sehingga seringkali pembinaan kecerdasan emosional mendapatkan porsi yang kurang memadai. Banyak pelajar dan mahasiswa yang meraih prestasi dalam pendidikan formal dan informal tinggi, tetapi karakter individualnya tidak peka pada masalah sosial, cenderung apatis (tidak peduli), dan individualistis.

Salah satu cara untuk menyadarkan, menumbuhkan, dan membentuk karakter generasi muda yang secara psikologis jiwanya sedang ‘tumbuh dan terbentuk’ adalah melalui lagu dan musik. Lagu dan musik dapat memengaruhi emosi dan mengarahkan jiwa seseorang ke arah tertentu. Bagi generasi muda, sentuhan lagu dan musik yang bernuansa perjuangan dan keperwiraan, juga akan memunculkan perasaan emosi semangat kejuangan yang menyala-nyala, sehingga akan tumbuh perilaku yang baik dan kepribadian yang sehat.

Alat musik yang paling utama adalah yang paling murah, yaitu suara manusia. Ini juga yang paling mahal, sebab mengendaki syarat-syarat dan kewajiban-kewajiban yang paling berat. Suara sebagai alat musik adalah anugrah setiap manusia (Dungga, 1983). Setiap orang diberi kemampuan suara yang dapat digunakan untuk tujuan mewujudkan keindahan berupa lagu dan musik. Aspek sebuah lagu yang dinyanyikan oleh sesorang pasti memiliki tujuan tertentu, yang intinya sebagai ungkapan perasaan orang yang menyanyikannya. Baik kesenangan maupun kesedihan yang sedang dihadapi seseorang, biasanya memunculkan sebuah ‘cetusan hati’ berwujud lagu yang dinyanyikannya.

Dari segi psikologi musik, Djohan (2009) menjelaskan, bahwa komunikasi hanya akan bermakna

bila seseorang memiliki pengertian yang sama dengan orang yang meresponnya, yang akhirnya dapat memperkuat kemampuan mengomunikasikan karakter emosi. Namun, bila hanya terkonsentrasi pada bagian ini, emosi tidak akan banyak memberi arti karena tidak ada kepentingan aspek lain yang berhubungan dengan pengalaman musikal. Bila kita mengamati cara seorang pendengar menggunakan berbagai cara isyarat ekspresi dalam keseharian untuk merekognisi karakter emosi, maka sangat dimungkinkan untuk menggunakan kombinasi dari kinerja suara yang telah disintesiskan.

Dari perspeksif fungsionalisme, komunikasi emosi dalam musik menunjukkan kekhususan melalui proses komunikasi non-verbal. Oleh sebab itu perspektif fungsionalisme memiliki implikasi penting. Implikasi lain adalah pendengar dapat mengingat dengan baik sesuai hasil yang diharapkan dari karakter emosi, tanpa perlu memperhatikan pengetahuan musikalnya (Djohan, 2009). Maka, komunikasi musikal lebih banyak menggunakan kode spatio-temporal sebagai bentuk lain dari komunikasi non-verbal. Selain itu perlu juga dipertimbangkan kenyataan bahwa walau musisi membutuhkan “pengetahuan emosi”, tetapi tidak berarti secara otomatis dapat mengekspresikan emosi.

Maksud dari teori psikologi musik yang dikutip di atas adalah memberikan pengertian bahwa “lagu dan musik mampu memengaruhi jiwa seseorang dan mengarahkannya kepada suatu tujuan tertentu”. Musik dan lagu yang diarahkan untuk membangkitkan semangat juang (patriotisme), membentuk karakter keperwiraan, meningkatkan etos kerja, dan sejenisnya, dapat mencapai tujuannya jika dikondisikan dalam suatu subjek dan waktu yang tepat. Termasuk dalam hal ini, generasi muda dapat dididik kerpibadiannya melalui lagu dan musik yang sesuai dengan tumbuhnya fase kejiwaan mereka yang sedang bergejolak.

Lagu dan musik bagi generasi muda menjadi sebuah kebutuhan sebab hal tersebut sejalan dengan fitrah manusia dan sebagai ungkapan rasa seni, ekspresi kepribadian, maupun sebagai hiburan. Tidak bisa dipungkiri kekuatan suatu lagu dapat merubah suatu keadaan, baik langsung maupun tidak langsung. Lagu dan musik muncul sepanjang perjalanan hidup manusia dan menjadi bagian dari kebudayaan yang nilainya tinggi. Tanpa lagu dan musik, seolah kehidupan menjadi ‘kering’ dan tiada kehalusan budi.

(3)

Program Studi Pendidikan Sains, Program Pascasarjana ISSN XXXX-YYYY

dapat memengaruhi kejiwaan manusia, mengarahkannya kepada suatu tujuan tertentu pada nilai kebaikan, seperti membangkitkan semangat dan memertebal etos kerja.

Seperti diketahui, bahwa Indonesia adalah termasuk negara yang kemerdekaannya (bebas dari penjajah) didapatkan dari perjuangan bersenjata yang begitu pedih dan pengorbanan yang luar biasa. Hal tersebut menjadi bukti bahwa rakyat Indonesia terutama para generasi mudanya mempunyai semangat berjuang yang hebat. Dalam konteks masa perjuangan tersebut, lagu-lagu nasional dan perjuangan menjadi modal yang cukup menentukan dalam menjaga konsistensi semangat, keyakinan, dan idealitas dalam perjuangan itu sendiri. Pada masa perjuangan kemerdekaan, begitu banyak muncul beragam lagu nasional dan perjuangan, salah satu hal yang membuat semangat kebangsaan (ingin merdeka) muncul secara konsisten dan besar.

Ada keterkaitan yang signifikan antara lagu perjuangan, semangat berjuang, dan realisasi perjuangan itu sendiri. Sebagai contoh dinyanyikannya pertama kali lagu “Indonesia Raya” oleh penciptanya yaitu Wage Rudolf Supratman pada Kongres Pemuda II, tanggal 28 Oktober 1928 (Sularto et al, 1982). Hal tersebut menjadi contoh bahwa semangat para pemuda muncul dan menggelora, salah satunya oleh syair dan nada lagu “Indonesia Raya”. Banyak lagu nasional dan perjuangan yang digubah pada masa revolusi fisik maupun ketika suasana Negara Indonesia masih penuh pergolakan politik dan keamanan. Beberapa contoh di bawah ini adalah judul lagu-lagu nasional yang bersifat wajib untuk dinyanyikan oleh generasi muda Indonesia di sekolah-sekolah.

Tabel 1. Contoh lagu-lagu wajib di Indonesia

No. Judul Lagu Pengarang 1 Bangun Pemuda Pemudi A. Simandjuntak 2 Berkibarlah Benderaku Ibu Sud

3 Dari Sabang Sampai Merauke

R. Soerarjo

4 Gugur Bunga di Taman Bakti

Ismail Marzuki

5 Hallo-hallo Bandung Ismail Marzuki 6 Hari Merdeka H.S. Mutahar 7 Indonesia Pusaka Ismail Marzuki 8 Indonesia Tetap Merdeka C. Simanjuntak 9 Maju Tak Gentar C. Simanjuntak 10 Rayuan Pulau Kelapa Ismail Marzuki 11 Satu Nusa Satu Bangsa L. Manik 12 Tanah Airku Ibu Sud

Penghargaan terhadap para pengarang atau pencipta lagu-lagu nasional dan perjuangan di Indonesia, direalisasikan dengan wujud penetapan Hari Musik Nasional. Hari Musik Nasional yang ditetapkan untuk diperingati pada setiap tanggal 9 Maret, diusulkan oleh Persatuan Artis, Pencipta, dan Rekaman Musik Indonesia (PAPRI) sebagai penghargaan kepada Wage Rudolf Supratman, sang pencipta lagu kebangsaan “Indonesia Raya”. Wage Rudolf Soepratman dilahirkan pada hari Selasa Wage, tanggal 9 Maret 1903, di Dusun

Trembelang, Kelurahan Somongari, Kecamatan Kaligesing, Kabupaten Purworejo (Sularto et al, 1982). Penetapan Hari Musik Nasional tersebut atas dasar gagasan dari Presiden Megawati Soekarnoputri pada saat beliau menjabat sebagai Presiden Republik Indonesia (http://saktiancool.blogspot.com/).

Adanya Hari Musik Nasional diharapkan dapat mengingatkan generasi muda pada kekayaan lagu nasional, termasuk lagu-lagu daerah (musik etnik), yang kemudian tergerak untuk memelihara dan mengembangkannya. Sebab, jika tidak dipelihara dan dikembangkan, bukan hanya pulau dan laut saja yang bisa lepas dari negeri ini, melainkan juga bisa kehilangan kekayaan musik Indonesia, baik lagu nasional maupun lagu-lagu daerah, sebagai warisan budaya yang tak ternilai harganya. Hilangnya warisan budaya bangsa yang berupa lagu atau musik, bukan hanya karena diplagiasi, tetapi juga dapat secara internal (hilang dengan sendirinya), yaitu tidak dimengertinya atau tidak dipahaminya makna yang terkandung dalam isi atau materi dalam lagu-lagu tersebut.

Bentuk lain perhatian Pemerintah Indonesia yang belakangan mewacana di sebagian kalangan insan musik, adalah keinginan untuk membangun Museum Musik Indonesia. Pembangunan museum ini menjadi sangat strategis terkait dengan upaya untuk mengabadikan sejarah panjang perkembangan lagu dan musik di Indonesia, sekaligus nantinya dapat menjadi objek wisata dan objek penelitian yang menarik serta bermanfaat bagi generasi mendatang.

Tujuan dan Manfaat

Tujuan penulisan ini adalah (1) menyadarkan kembali kepada segenap pihak akan pentingnya lagu-lagu nasional dan perjuangan di kalangan masyarakat, khususnya generasi muda, untuk membangkitkan kembali semangat patriotisme dan pembentukan karakter yang kuat, (2) merumuskan cara-cara untuk memanfaatkan lagu-lagu nasional dan perjuangan tersebut untuk menumbuhkan semangat patriotisme dan pembentukan karakter, agar nilai kejuangan dan semangat idealisme yang dicita-citakan para pahlawan terdahulu dapat mengakar kuat di kalangan generasi muda, (3) memahamkan kepada generasi muda akan berharganya lagu-lagu nasional dan perjuangan, sebagai warisan para pejuang terdahulu yang harus dijaga agar tidak ‘hilang’, baik makna maupun nilainya dalam kehidupan kebangsaan saat ini, (4) menumbuhkan kecintaan akan seni musik yang dapat menghaluskan budi dan perasaan, atau untuk membentuk karakter yang baik, (5) untuk menanggulangi berbagai penyimpangan perilaku dan kepribadian buruk atau negatif pada generasi muda melalui lagu dan musik.

(4)

Program Studi Pendidikan Sains, Program Pascasarjana ISSN XXXX-YYYY

khususnya dalam kegiatan pembelajaran di sekolah dan perguruan tinggi, (2) bagi sekolah dan perguruan tinggi, diharapkan mendapat manfaat dalam mengonsep penumbuhan kecintaan terhadap lagu dan musik perjuangan sebagai media untuk meningkatkan semangat patriotisme dan pembentukan karakter peserta didik, (3) bagi segenap masyarakat, agar ikut mendukung dan berpartisipasi aktif dalam menyosialisasikan lagu-lagu nasional dan perjuangan dalam berbagai kegiatan, baik formal maupun informal, (4) bagi generasi muda, dapat bermanfaat untuk menumbuhkan nilai semangat kejuangan, rasa memiliki dan bangga pada lagu-lagu nasional dan perjuangan, yang merupakan warisan seni dan budaya bangsa Indonesia dalam masa perjuangan kemerdekaan dan memertahankan keutuhan negara, baik sekarang maupun di masa depan.

METODE

Metode penulisan ini dengan studi kepustakaan dan bersifat deskriptif, penjelasan dilakukan secara argumentatif. Materi berupa tinjauan situasi riil dengan pemecahan secara teoritis berdasarkan sumber-sumber literatur yang sesuai dengan topik penulisan.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Gambaran Kondisi Kekinian

Akhir-akhir ini ditengarai bahwa dari segi semangat nasionalisme dan patriotisme masyarakat Indonesia telah memudar. Beberapa indikasi antara lain adalah (1) munculnya semangat kedaerahan/egoisme kesukuan, keagamaan, dan kekelompokan tertentu, seiring dengan diberlakukannya otonomi daerah, (2) mengecilkan nilai dan arti Pancasila sebagai Dasar Negara dan alat pemersatu bangsa yang ber-Bhinneka Tunggal Ika, sehingga Pancasila tidak lagi menjadi perekat persatuan bangsa yang majemuk, (3) ketidakpedulian terhadap makna dan arti bendera negara dan lagu kebangsaan, (4) kurangnya apresiasi terhadap kebudayaan dan kesenian, baik skala nasional maupun daerah, (5) konflik antaretnis dan agama yang mengakibatkan pertumpahan darah, tawuran antardesa, antarsiswa, dan antar mahasiswa, (6) para siswa maupun mahasiswa cenderung tidak menyukai lagu-lagu nasional, tetapi justru menyukai jenis lagu dan musik yang membawa nilai kesenangan semata, pergaulan bebas, dan tidak bernilai positif bagi mentalitas.

Musik ‘modern’ merupakan salah satu seni yang sangat disukai di kalangan generasi muda. Hampir setiap hari, berbagai jenis corak musik dan lagu diputar di televisi, radio, maupun media elektronik lainnya. Berbagai aliran musik berkembang mulai dari lagu pop, rock, hip-hop, rap, dan sebagainya. Berkembangnya kemajuan di dunia musik tersebut telah membawa dampak bagi generasi muda, baik berdampak positif maupun negatif. Namun, dampak negatif dari beberapa aliran musik ‘modern’ tersebut, yaitu (1) musik dan lagu yang beraliran keras seperti rock terkadang identik dengan minuman keras, narkoba, dan pergaulan bebas, (2) lirik dari lagu tersebut terkadang tidak membawa

nilai moral yang baik, tetapi kadang-kadang berbau porno ataupun cengeng, sehingga secara psikologis dapat merusak moral dan kepribadian generasi muda, (3) adanya berbagai aliran musik baru dan ‘modern’ tersebut membuat generasi muda merasa malu atau menganggap kuno//kolot/tertinggal/tidak mengikuti zaman, jika harus menyanyikan lagu-lagu kebangsaan yang diciptakan pada masa lalu.

Adanya anggapan bahwa lagu-lagu nasional dan perjuangan tidak ‘modern’, membuat generasi muda melupakan semangat patriotisme yang terkandung dalam lagu tersebut. Generasi muda sekarang cenderung memilih lagu ‘modern’ yang lirik serta lagunya tidak mendidik. Muatan lagu sekarang yang paling banyak berisi kisah percintaan, kesenangan yang tiada berujung, dan keluh-kesah dalam menjalani kehidupan yang penuh kesusahan. Oleh sebab kesehariannya selalu diliputi oleh jenis lagu atau musik seperti itu, mentalitas generasi muda yang menjadi penggemarnya juga menjadi cengeng, berhati lemah, dan tidak suka bekerja keras.

Kegiatan upacara bendera di sekolah-sekolah yang biasanya dilakukan pada setiap hari Senin, masih menjadi kegiatan seremonial dan formalitas yang tidak dipahami maknanya secara benar. Lagu-lagu wajib seperti “Indonesia Raya” dan “Mengheningkan Cipta” hanya sebatas dinyanyikan, tanpa ada upaya untuk memahami makna dan filosofi yang terkandung dalam lagu tersebut. Banyak generasi muda yang tidak mengetahui sejarah dan kronologi digubahnya lagu-lagu perjuangan tersebut. Sebagai contoh, Lagu Kebangsaan “Indonesia Raya” yang diciptakan oleh Wage Rudolf Supratman, mempunyai lirik yang sangat luar biasa menyentuh hati dan memunculkan semangat kejuangan.

Lagu Kebangsaan “Indonesia Raya” merupakan sarana pemersatu, identitas, dan wujud eksistensi bangsa yang menjadi simbol kedaulatan dan kehormatan negara, sebagaimana diamanatkan dalam Undang-undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 (UUD 1945). Lagu Kebangsaan Indonesia Raya merupakan manifestasi kebudayaan yang berakar pada sejarah perjuangan bangsa, kesatuan dalam keragaman budaya, dan kesamaan dalam mewujudkan cita-cita bangsa dan negara kesatuan Republik Indonesia. Lagu Kebangsaan “Indonesia Raya” adalah lagu wajib pertama milik seluruh rakyatnya.

(5)

Program Studi Pendidikan Sains, Program Pascasarjana ISSN XXXX-YYYY

Tahun 1958, syair lagunya adalah sebagai berikut (Sularto, 1982).

Tabel 2. Lagu Kebangsaan “Indonesia Raya”

Stanza II Stanza III

Jika direnungi secara mendalam, stanza atau kouplet ke-2 dan ke-3 kutipan syair Lagu Kebangsaan “Indonesia Raya” di atas (seperti halnya stanza ke-1), berisi nilai-nilai kejuangan dan cita-cita yang luar biasa dari penggubahnya. Dia seolah dapat mewakili “suara hati” seluruh rakyat Indonesia yang menginginkan kemerdekaan negerinya dari penjajahan. Lagu tersebut semestinya dapat menggugah hati setiap Warga Negara Indonesia pada saat ini, yang sedang menginginkan perasaan bersatu dalam kemakmuran dan keadilan bersama. Isi lagu tersebut tetap relevan dalam konteks kekinian, cita-cita “kemerdekaan” dari segala situasi dan kondisi negatif yang sedang dihadapi oleh bangsa Indonesia.

Lagu kebangsaan Indonesia Raya, isi dan maknanya telah memberikan “gelora dan semangat perjuangan yang hebat” bagi seluruh rakyat pada masa perjuangan kemerdekaan, sehingga akhirnya Indonesia dapat merdeka pada 17 Agustus 1945. Namun, yang patut disesalkan, perjuangan untuk kemerdekaan yang saat ini telah berbentuk lain (merdeka dari berbagai kondisi yang buruk) di Indonesia, belum terwujud. Salah satu sebabnya, bahwa lagu kebangsaan tersebut, makna dan filosofinya telah dilupakan oleh ‘anak-anak bangsa’ itu sendiri, sehingga secara maknawi telah dilupakan hakekat keberadaannya.

Sebuah contoh lagu lain yang sangat tepat dibutuhkan oleh generasi muda, syairnya dikutip di bawah ini. Lagu tersebut diciptakan oleh A. Simandjutak (seorang komponis besar Indonesia) (Muchlis dan Azmy, 1978), sebagai berikut.

Bangun Pemudi Pemuda

Bangun pemudi pemuda Indonesia Tangan bajumu singsingkan untuk Negara Masa yang akan datang kewajibanmulah Menjadi tanggunganmu terhadap Nusa Menjadi tanggunganmu terhadap Nusa

Sudi tetap berusaha jujur dan kuat Tak usah banyak bicara t’rus kerja keras Hati teguh dan lurus pikir tetap jernih Bertingkah laku halus hai putra Negri Bertingkah laku halus hai putra Negri

Pesan semangat yang dikandung dalam lagu tersebut adalah ajakan bagi segenap generasi muda Indonesia (pelajar, mahasiswa, dan semua pemuda-pemudi) untuk menumbuhkan jiwa patriotisme dan membentuk karakter yang kuat, dengan partisipasi aktifnya dalam membangun Negara Indonesia. Jenis lagu seperti inilah yang seharusnya terus diperdengarkan dan digelorakan pada seluruh generasi muda Indonesia sepanjang waktu. Sebuah program yang mulia bagi kelangsungan masa depan bangsa dan negara ini.

Solusi yang Pernah Diterapkan Sebelumnya

Pemerintah selama ini sebenarnya sudah melakukan berbagai cara untuk menanamkan kecintaan masyarakat, khususnya pada generasi muda, terhadap lagu dan musik perjuangan untuk menumbuhkan rasa patriotisme. Salah satu upaya yang dilakukan pemerintah adalah kegiatan upacara bendera yang dilakukan setiap hari Senin dan Hari Besar Nasional. Dalam pelaksanaan upacara bendera tersebut dinyanyikan beberapa lagu nasional, diantaranya lagu “Indonesia Raya” dan “Mengheningkan Cipta”. Beberapa lagu lain juga dinyanyikan dalam prosesi upacara tersebut, yang pada dasarnya bertujuan untuk menumbuhkan kembali semangat para pelajar tentang pentingnya patriotisme yang dimulai sejak dini. Namun, usaha tersebut masih belum maksimal, sebab prosesi upacara bendera masih hanya menjadi kegiatan seremonial tanpa ada penjelasan tentang makna yang terkandung dalam upacara, khususnya makna lagu-lagu yang dinyanyikan.

Adanya Hari Musik Nasional yang mulai ditetapkan tanggal 9 Maret, juga bagian dari upaya menumbuhkan kecintaan kepada lagu-lagu nasional. Bentuk perhatian pemerintah lainnya yang belakangan mewacana di sebagian kalangan insan musik, adalah keinginan untuk membangun Museum Musik Indonesia. Pembangunan museum ini menjadi sangat strategis terkait dengan upaya untuk mengabadikan sejarah panjang perkembangan musik Indonesia, sekaligus nantinya dapat menjadi objek wisata dan objek penelitian yang menarik serta bermanfaat bagi generasi mendatang.

Tingkat Keberhasilan Gagasan

1. Segi Pendidikan

(6)

Program Studi Pendidikan Sains, Program Pascasarjana ISSN XXXX-YYYY

mahasiswa) dapat memelajari sejarah dan makna lagu nasional dan perjuangan, sesuai dengan disiplin ilmu dasar yang berhubungan, seperti seni budaya, pendidikan kewarganegaraan, dan ilmu lain yang terkait, selain juga secara umum bagi siswa dan mahasiswa yang memelajari disiplin ilmu tersebut.

2. Segi Seni dan Budaya

Bagi segi seni dan budaya, diharapkan dapat diangkatnya kembali lagu-lagu nasional dan perjuangan yang telah banyak dilupakan, terutama oleh generasi muda. Para seniman juga dapat lebih meningkatkan kreativitasnya dengan mengolaborasikan antara lagu-lagu ‘modern’ yang saat ini sangat digemari kalangan generasi muda, dengan corak lagu-lagu perjuangan, misalnya dengan mengombinasikan lirik ataupun musiknya. Hal tersebut diharapkan dapat menjadikan kebudayaan modern Indonesia lebih berwarna dan bervariasi, tanpa harus meninggalkan warisan masa lalu yang sangat berharga.

3. Segi Sejarah Perjuangan Bangsa

Lagu kebangsaan, nasional, dan perjuangan merupakan modal penting dalam upaya membangkitkan semangat para pejuang dalam perjuangan kemerdekaan di masa lampau. Terangkatnya kembali jenis lagu-lagu tersebut, secara tidak langsung merupakan wujud penghargaan kepada para pejuang, pahlawan, dan perintis kemerdekaan, yang telah mengorbankan jiwa, raga, maupun harta untuk kemerdekaan negeri tercinta Indonesia ini. Inti dari manfaat ini adalah kesadaran untuk menghidupkan kembali semangat juang dan tipologi perjuangan yang telah dicontohkan para pendahulu negeri, baik dalam segi perjuangan fisik, maupun perjuangan nonfisik (dengan seni, budaya, ilmu, pengetahuan, teknologi, dan bentuk lainnya).

4. Segi Sosial dan Kemasyarakatan

Lagu-lagu nasional dan perjuangan, jika dilihat dari liriknya mengandung makna yang sangat dalam tentang semangat dalam (1) solidaritas atau kesetiakawanan, (2) rela berkorban bagi sesama, (3) suka menolong, (4) mewujudkan kehidupan yang adil dan makmur, (5) kerukunan dalam masyarakat. Makna dari lagu atau musik perjuangan tersebut melahirkan rasa semangat perjuangan dan patriotisme yang kuat bagi masyarakat, khususnya generasi muda. Munculnya rasa patriotisme tersebut dapat melahirkan generasi muda yang berkarakter kuat tidak mudah diombang-ambingkan oleh pengaruh buruk kehidupan akibat dampak globalisasi.

5. Segi Politik

Manfaat dari segi politik, lagu-lagu nasional dan perjuangan diharapkan dapat memerbaiki karakter dan sifat para generasi muda yang kini aktif dalam dunia politik dan pemerintahan, sehingga dapat ‘melahirkan’ para pemimpin yang (1) berbudi pekerti baik, (2) berakhlak mulia, (3) berkarakter kuat. Generasi muda yang bergelut di bidang politik dengan karakter yang kuat dan berbudi pekerti baik akan membawa negeri ini menjadi negeri yang baik pula, yang menjadikan

pemerintahan Indonesia lebih adil dan berorientasi kepada rakyat. Sebagai contoh, saat ini banyak orang yang sudah tidak menjalankan tugas dan tanggung jawab yang diembannya secara amanah.

6. Segi Pertahanan dan Keamanan

Dari segi ini, lagu-lagu nasional dan perjuangan dapat mampu menggugah semangat jiwa para generasi muda secara kuat, dalam kesadaran akan bela negara dan menjaga stabilitas nasional. Lagu-lagu ini akan dapat membuat gejolak psikologis para generasi muda untuk bangkit dari kemalasan, kelemahan hati, dan ketidakpercayadiri dalam menyongsong masa depan. Banyak hal yang akan dihadapi oleh bangsa Indonesia, terutama ketika pada suatu saat nanti berhadapan dengan bangsa-bangsa lain (negara-negara tetangga) dalam masalah kebutuhan sumberdaya alam, kepentingan geopolitik, masalah persaingan ekonomi, dan sebagainya. Semua hal tersebut harus dihadapi oleh generasi muda mendatang, sehingga nilai-nilai kebangsaan dan nasionalisme harus senantiasa dipupuk dan dijaga. Melalui lagu-lagu nasional dan kebangsaan, baik makna teksnya maupun nilai spiritnya, akan diperoleh suatu kekuatan untuk menghadapi segala macam tantangan tersebut, seolah menjadi senjata ampuh yang mampu memukul mundur setiap ancaman musuh yang akan mengganggu keutuhan dan kedaulatan negara.

Pihak-pihak yang Terlibat

1. Pemerintah Pusat dan Daerah

Peran pemerintah pusat dan daerah sangat penting demi terwujudnya program ini. Peran pemerintah pusat dimulai dengan pengumpulan dan pemaknaan (penggalian makna dan maksud secara filosofis) kembali lagu-lagu nasional dan perjuangan Indonesia, dengan menyusunnya kembali dalam sebuah buku sebagai dokumen, sampai pada tahap pembuatan peraturan tentang pengangkatan dan pelestarian kembali lagu-lagu perjuangan. Pemerintah juga harus membatasi peredaran lagu-lagu ‘Barat’ dan lagu-lagu dengan aliran musik tertentu yang membawa dampak negatif terhadap pembentukan karakter dan kepribadian generasi muda. Pemerintah daerah sebagai pihak yang memiliki wewenang dalam suatu daerah, memiliki kewajiban untuk memberikan kesadaran kepada masyarakat, khususnya para generasi muda (pelajar dan mahasiswa). Sosialisasi besar-besaran melalui media massa (elektronik maupun cetak) menjadi tanggung jawab Pemerintah dengan kebijakan yang ditetapkan untuk masyarakat.

2. Seniman dan Budayawan

(7)

Program Studi Pendidikan Sains, Program Pascasarjana ISSN XXXX-YYYY

masyarakat, dari dimensi kebangsaan dan nasionalisme. Diharapkan banyak muncul lagu-lagu baru yang dapat membawa kebaikan bagi generasi muda, yang syarat dengan nilai kepahlawanan, kerelaan berkorban, kebijaksanaan dalam menghadapi kehidupan, dan nilai positif lainnya.

3. Masyarakat

Peran masyarakat adalah membantu pemerintah dalam usaha sosialisasi kembali lagu-lagu nasional dan perjuangan, sebagai usaha memunculkan jiwa patriotisme dan pendidikan karakter bagi generasi muda. Orang tua berperan memberikan pemahaman sejak dini mengenai manfaat dan pentingnya lagu-lagu perjuangan sepanjang masa. Selain itu, orang tua berkewajiban mengawasi segala sesuatu yang dilakukan anaknya, tanpa si anak merasa terkekang, misalnya orang tua harus tahu hal yang dilakukan dan diinginkan anaknya, hal yang mereka tonton mengenai pertunjukan musik dan lagu, dan jenis hobi yang diinginkan oleh anaknya mengenai seni dan budaya (khususnya jenis musik), dan sebagainya. Peran orang tua sebagai fasilitator akan kebutuhan seni dan budaya anak-anaknya.

4. Institusi Pendidikan

Orang yang peduli terhadap dunia pendidikan dan bergerak di bidang pendidikan menjadi kunci untuk mewujudkan pendidikan karakter. Guru sebagai orang yang dipercaya dan diteladani oleh murid, harus dapat memberikan contoh karakter yang kuat. Pendidikan karakter harus benar-benar direalisasikan pada pendidikan di Indonesia, mengingat bangsa Indonesia sedang mengalami krisis karakter. Guru-guru yang berkewajiban mengajarkan, harus dididik dulu tentang makna lagu-lagu nasional dan perjuangan tersebut.

Langkah-langkah Pelaksanaan

1. Permaknaan Kembali Lagu-lagu Nasional

Indonesia memiliki banyak sekali lagu nasional dan perjuangan yang digubah pada masa penjajahan dan revolusi masa lalu. Sudah semestinya berbagai lagu tersebut dieksplorasi dalam isi dan maknanya, sehingga dapat menjadi nilai dan ilmu dalam masa sekarang dan yang akan datang. Permaknaan (tafsiran) ini bukan dalam konteks puitisasi atau prosaisasi, melainkan pada konteks filosofi perjuangan dan patriotisme yang menjadi niat diciptakannya lagu tersebut.

Selain Lagu Kebangsaan “Indonesia Raya”, Wage Rudolf Supratman juga mencipta lagu lain, sebagai contohnya lagu “Di Timur Matahari” (Sularto et al, 1982), yang syair lagunya adalah sebagai berikut.

Di Timur Matahari

Di timur matahari mulai bercahaya Bangun dan berdiri kawan semua Marilah mengatur barisan kita Seluruh pemuda Indonesia

Syair lagu tersebut memberikan pengertian yang luar biasa, bahwa pengarangnya menginginkan suatu kebangkitan para pemuda dan pemudi Indonesia untuk

menyongsong terbitnya matahari “kemerdekaan”. Seperti inilah yang seharusnya dilakukan, yaitu permaknaan kembali setiap waktu, bahwa cita-cita nasional Indonesia adalah persatuan (mengatur barisan), sehingga akan tercapailah cita-cita bangsa, apapun itu bentuknya. Diperlukan kerja sistemis untuk menggali kembali nilai-nilai dasar dan filosofi setiap lagu nasional yang dimiliki bangsa Indonesia.

2. Penguatan Dalam Kurikulum Pendidikan

Suatu ide yang bagus jika segera dilakukan penguatan kurikulum mengenai pengajaran lagu-lagu nasional dalam mata pelajaran seni suara atau seni musik. Terutama lagu-lagu nasional, hendaknya hal itu menjadi materi wajib yang diberikan secara utuh, bukan hanya sekedar teks lagunya, tetapi juga “makna dan latar belakang penyusunan” yang terkandung di dalamnya. Saat ini lagu-lagu nasional dan perjuangan hanya diajarkan secara seadanya, seolah agar hafal secukupnya, padahal yang lebih penting adalah penggalian “makna dalam syair lagu” tersebut, diambil menjadi nilai-nilai dalam kehidupan riil sehari-hari.

3. Pemutaran Lagu-lagu Nasional Secara Berkala

Tidak hanya pada saat memeringati Hari Kemerdekaan Republik Indonesia pada setiap tanggal 17 Agustus, yang ketika itu melalui pengeras suara diputarkan lagu-lagu nasional dan perjuangan. Namun, mestinya di berbagai sekolah dasar, menegah, kampus perguruan tinggi, dan kantor-kantor Pemerintah, pada setiap pekan (bahkan lebih frekuentif, pada setiap kegiatan yang penting) selalu diperdengarkan lagu-lagu nasional dan perjuangan melalui pengeras suara. Hal tersebut akan dapat mengingatkan pentingnya bersikap bagi setiap individu dalam bermasyarakat dan bernegara. Adanya upaya yang “sistematis dan berkesinambungan” dalam memerdengarkan berbagai lagu nasional dan perjuangan tersebut, pada hakekatnya akan cepat menumbuhkan kesadaran masyarakat akan nilai-nilai kebangsaan dan kecintaan terhadap tanah air.

4. Pembentukan Komunitas Pencinta Lagu Perjuangan

Munculnya berbagai macam aliran musik di kalangan pemuda tentunya semakin berdampak negatif bagi perkembangan lagu/musik perjuangan. Seniman musik saat ini lebih tertarik untuk menciptakan lagu yang sedang berkembang tanpa memerhatikan dampak dari lagu tersebut. Berbagai lagu percintaan yang liriknya cengeng telah menjadi santapan rutin generasi muda, akibatnya karakter pemuda menjadi lemah, berhati lembek, dan sebagainya. Diperlukan adanya komunitas seniman yang mencintai lagu dan musik yang bertemakan perjuangan.

5. Pembangunan Museum Lagu dan Musik

(8)

Program Studi Pendidikan Sains, Program Pascasarjana ISSN XXXX-YYYY

begitu kental dalam “mendeskripsikan suasana perang, pertempuran, dan penderitaan”. Semua itu perlu direkam dalam suatu bentuk museum yang secara utuh memberikan informasi detil perjalanan lagu dan musik di Indonesia, dari masa ke masa.

Kontekstualisasi Dalam Berbagai Forum

1. Forum Kesiswaan

Penumbuhan jiwa patriotisme dengan menyanyikan lagu-lagu nasional pada para siswa dan mahasiswa, dapat dilakukan dengan mengadakan kompetisi di bidang seni, khususnya perlombaan lagu-lagu nasional (contoh: Gita Bahana Nusantara). Selain itu, forum-forum keorganisasian siswa dapat pula dimanfaatkan. Setiap melaksanakan suatu forum resmi di sekolah, wajib melantunkan lagu-lagu nasional, seperti diadakannya Aubade (Aubade adalah paduan suara besar, terdiri dari dua ratusan lebih penyanyi). Aubade ini dapat dilakukan juga bagi siswa pada saat perayaan hari-hari besar nasional seperti upacara peringatan Hari Kemerdekaan, upacara peringatan Hari Sumpah Pemuda, upacara peringatan Hari Kebangkitan Nasional, serta acara-acara kenegaraan seperti upacara pembukaan dan penutupan SEA GAMES, dan sejenisnya.

2. Forum Kepemudaan dan Kepanduan

Semangat patriotisme dapat ditumbuhkan dengan menyanyikan lagu-lagu nasional pada forum kepemudaan, misalnya pertemuan Karang Taruna, Remaja Islam Masjid, Pramuka dan Kepanduan Hizbul Wathon (dalam Muhammadiyah), dan sejenisnya, yang merupakan forum bagi pembentukan semangat patriotisme dan nilai kejuangan.

SIMPULAN

Simpulan yang diambil adalah (1) perlu penyadaran kembali akan pentingnya lagu-lagu nasional dan perjuangan bagi generasi muda, untuk membangkitkan kembali semangat patriotisme dan pembentukan karakter yang kuat, (2) perlu cara-cara untuk menyosialisasikan lagu-lagu nasional dan perjuangan pada generasi muda, (3) perlu pemahaman kepada generasi muda akan berharganya nilai lagu-lagu nasional dan perjuangan, sebagai warisan budaya bangsa yang harus dijaga agar tidak ‘hilang’, (4) perlu menumbuhkan kecintaan akan seni musik untuk menghaluskan budi dan perasaan, atau untuk membentuk karakter yang baik, (5) perlu menanggulangi berbagai penyimpangan perilaku dan kepribadian buruk atau negatif pada generasi muda melalui lagu dan musik.

Saran kepada Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia (melalui seluruh Dinas Pendidikan di daerah-daerah), agar membuat program riil, dengan teknik implementasi yang dilakukan melalui lima cara, yaitu (1) pemaknaan kembali lagu-lagu nasional dan perjuangan, (2) penguatan dalam kurikulum pendidikan, (3) pemutaran lagu-lagu nasional secara berkala, (4) pembentukan komunitas

pencinta lagu perjuangan, (5) pendirian museum lagu dan musik.

Prediksi keberhasilan konsep ini sangat besar, sebab adanya berbagai masalah moral yang sedang dihadapi generasi muda Indonesia saat ini. Melalui pembudayaan lagu-lagu tersebut, tujuannya adalah (1) sebagai media pembangkit semangat juang, keperwiraan, dan keksatriaan, (2) bermuatan nilai-nilai kejujuran, kerelaan berkorban, kepedulian kepada sesama, dan sejenisnya.

DAFTAR PUSTAKA

Ammer, C. 1973. Harper’s Dictionary of Music. New York: Barnes and Noble Books.

Djohan. 2006. Terapi Musik. Teori dan Aplikasi. Yogyakarta: Galangpress.

Djohan. 2009. Psikologi Musik. Yogyakarta: Best Publisher.

Dungga, J.A. 1983. Musik. Pandangan dan Renungan. Jakarta: Cipta Karya.

Mintargo. 2008. Musik Revolusi Indonesia. Yogyakarta: Ombak.

Muchlis & Azmy. 1978. Lagu-lagu untuk Sekolah Dasar dan Lanjutan. 1. Lagu Wajib. Jakarta: Musika.

Sularto, B. 1982. Sejarah Lagu Kebangsaan Indonesia Raya. Jakarta: PN Balai Pustaka.

Gambar

Tabel 1. Contoh lagu-lagu wajib di Indonesia
Tabel 2. Lagu Kebangsaan “Indonesia Raya”

Referensi

Dokumen terkait

[r]

Semakin besar kecepatan pengadukan, lama waktu kontak dan pemanasan yang digunakan semakin meningkat penurunan kadar Fe karena proses penyerapan adsorbat oleh

 PIHAK PANITIA BURSA KERJA STEI TAZKIA JOB FAIR 2014 akan mempromosikan pihak media partner sesuai matriks kontapretasi..

Penurunan kadar CRP pada kelompok konseling intensif lebih besar dibandingkan dengan kelompok konseling tidak intensif (2,91 mg/dL dibanding 1,21 mg/dL). Simpulan:

Media Audio Visual sebagai media promosi dan informasi yang dikemas dalam bentuk video sangat di perlukan bagi SMK Harapan Jaya Kota Tangerang yang bertujuan

Sektor pertanian merupakan sektor yang perlu dilakukan peningkatan sebagai upaya mengurangi ketimpangan spasial dikarenakan perekonomian masyarakat yang bertumpu

Umur singkong yang paling optimal dalam menyerap karbondioksida adalah umur 3 bulan dengan daya serap per hektar per musim sebesar 2745.0160 g.ha -1 .musim -1.. Kata

Isolasi dan Karakteristik Bakteri Asam Laktat Dari Usus Udang Penghasil Bakteriosin Sebagai Agen Antibakteria Pada Produk-Produk Hasil Perikanan.. Jurnl Saintek Perikanan