• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengaruh Kepemilikan Manajerial, Independensi Dewan Komisaris, Komite Audit Terhadap Harga Sahan dengan Return On Investment (ROI) sebagai Variabel Moderating pada Perusahaan Sektor Industri Barang Konsumsi yang Terdaftar di BEI tahun 2010 - 2013

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "Pengaruh Kepemilikan Manajerial, Independensi Dewan Komisaris, Komite Audit Terhadap Harga Sahan dengan Return On Investment (ROI) sebagai Variabel Moderating pada Perusahaan Sektor Industri Barang Konsumsi yang Terdaftar di BEI tahun 2010 - 2013"

Copied!
32
0
0

Teks penuh

(1)

Universitas Sumatera Utara BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Tinjauan Teoritis

2.1.1 Teori Keagenan

Teori keagenan (teori agensi) merupakan konsep yang menjelaskan hubungan kontraktual antara principals dan agents. Pihak principals adalah pihak yang memberikan mandat kepada pihak lain, yaitu agent, untuk melakukan semua kegiatan atas nama principals dalam kapasitasnya sebagai pengambil keputusan (Jensen dan Smith, 1984).

Teori ini muncul pertama kali setelah adanya fenomena terpisahnya kepemilikan perusahaan dengan pengelola (manajemen) yang terjadi khususnya pada perusahaan – perusahaan besar yang modern, sehingga teori perusahaan yang klasik tidak bisa lagi dijadikan basis analisis perusahaan. Pada teori perusahaan klasik, pemilik perusahaan mengendalikan sendiri perusahaannya dan mengambil keputusan demi kelangsungan hidup perusahaanya.

(2)

Universitas Sumatera Utara profesional (disebut agents) yang lebih mengerti dalam menjalankan bisnis sehari-hari. Tujuan dari dipisahkannya pengelolaan dari kepemilikan perusahaan, yaitu agar pemilik perusahaan memperoleh keuntungan yang semaksimal mungkin dengan biaya yang seefisien mungkin dengan dikelolanya perusahaan oleh tenaga – tenaga profesional. Para tenaga profesional, bertugas untuk kepentingan perusahaan dan memiliki keleluasaan dalam menjalankan manajemen perusahaan, sehingga dalam hal ini para profesional tersebut berperan sebagai agents-nya pemegang saham.

Menurut Eisenhard (1989) teori agensi dilandasi oleh tiga asumsi, yaitu :

1. Asumsi tentang sifat manusia. Menekankan bahwa manusia memiliki sifat untuk mementingkan diri sendiri (self interest), memiliki keterbatasan rasionalitas (bounded rationality), dan tidak menyukai risiki (risk aversion).

2. Asumsi tentang keorganisasian. Asumsi keorganisasian adalah adanya konflik antar anggota organisasi, efisiensi sebagai kriteria produktivitas, dan adanya asimetri informasi antara prinsipal dan agen.

(3)

Universitas Sumatera Utara Untuk memahami corporate governance, jalan yang paling dekat adalah dengan memahami teori agensi. Teori ini memberikan wawasan analisis untuk bisa mengkaji dampak dari hubungan agent dengan principal atau principal dengan principal.

Dengan adanya corporate governance yang baik dapat meyakinkan investor untuk berinvestasi yang secara otomatis akan membuat harga jual saham suatu perusahaan yang menerapkan corporate governane akan meningkat dan juga memberikan keyakinan kepada calon investor bahwa dana yang akan mereka setorkan tidak akan digelapkan oleh manajer ataupun menginvestasikannya ke proyek yang tidak menguntungkan. Meskipun dalam mengimplementasikan teori agensi ini bukanlah hal yang mudah dan terdapat keterbatasan, namun apabila diterapkan dengan baik teori ini akan sangat membantu dalam hal pengembangan suatu perusahaan.

2.1.2 Saham

2.1.2.1 Pengertian Saham

(4)

Universitas Sumatera Utara saham, maka ia pun menjadi pemilik atau pemegang saham perusahaan tersebut.

Menurut Rahardjo (2006), saham adalah surat berharga yang merupakan instrumen bukti kepemilikan atau penyertaan dari individu atau instansi dalam suatu perusahaan.

Sedangkan, Menurut Husnan (2002) sekuritas (saham) merupakan secarik kertas yang menunjukkan hak pemodal untuk memperoleh bagian dari prospek atau kekayaan organisasi yang menerbitkan sekuritas (saham) tersebut dan berbagai kondisi yang memungkinkan pemodal tersebut menjalankan haknya.

Pada prinsipnya saham dibagi atas dua tipe, yaitu saham biasa (common stock) dan saham preferen (preferred stock) atau disebut juga dengan saham istimewa.Keistimewaan dari saham preferen ini sendiri adalah pembayaran deviden dengan jumlah tetap setiap tahun, pembayaran deviden kumulati, adjustable dividend, callatibilty, dan convertible preferred stock. Jadi Saham

(5)

Universitas Sumatera Utara 2.1.2.2 Harga Saham

Harga saham adalah harga dari suatu saham yang ditentukan pada saat pasar saham sedang berlangsung dengan berdasarkan kepada permintaan dan penawaran pada saham yang dimaksud.Semakin banyak orang yang ingin membeli saham dari orang – orang yan ingin menjual, maka harga bergerak naik. Sedangkan, jika banyak orang yang ingin menjual saham daripada membelinya makan harga saham akan bergerak turun. Terdapat 2 faktor yang mempengaruhi harga saham, yaitu :

1. Faktor internal harga saham

Faktor ini biasanya dipengaruhi dari si penjual atau kemampuan dari suatu perusahaan tersebut dalam menangani kinerja perusahaan baik ekonomi dan manajemen finansialnya.Bagaimana perusahaan tersebut bisa memanage modal yang ada, mengatur kegiatan dari operasional perusahaan tersebut, bagaimana perusahaan tersebut bisa menarik keuntungan dan operasionalnya.

2. Faktor eksternal harga saham

(6)

Universitas Sumatera Utara Menurut Weston dan Brigham (1993:26-27) faktor yang

dapat mempengaruhi pergerakan harga saham adalah proyeksi laba per lembar saham, saat diperoleh laba, tingkat resiko dari proyeksi laba, proporsi utang perusahaan terhadap ekuitas serta kebijakan pembagian deviden. Faktor lain yang dapat mempengaruhi pergerakan saham adalah kendala eksternal seperti kegiatan perekonomian pada umumnya, pajak dan keadaan bursa saham.

Menurut Sawidji Widoatmojo (1996) harga saham dapat dibedakan menjadi 3 (tiga):

a. Harga Nominal

Harga yang tercantum dalam sertifikat saham yang ditetapkan oleh emiten untuk menilai setiap lembar saham yang dikeluarkan.Besarnya harga nominal memberikan arti penting saham karena deviden minimal biasanya ditetapkan berdasarkan nilai nominal.

b. Harga Perdana

(7)

Universitas Sumatera Utara c. Harga Pasar

Harga pasar adalah harga jual dari investor yang satu dengan investor yang lain. Harga ini terjadi setelah saham tersebut dicatatkan di bursa.Transaksi disini tidak lagi melibatkan emiten dari penjamin emisi harga ini yang disebut sebagai harga di pasar sekunder dan harga inilah yang benar – benar mewakili harga perusahaan penerbitnya, karena pada transaksi di pasar sekunder, kecil sekali terjadi negosiasi harga investor dengan perusahaan penerbit. Harga yang setiap hari diumumkan di surat kabar atau media lain adalah harga pasar.

Perubahaan harga saham tidak selalu positif namun dapat juga negatif tergantung banyaknya permintaan dan banyakny penawaran harga saham.Sehingga terbentuk pergerakan harga saham yang naik turun tidak beraturan. Namun ada juga harga saham yang berubah disebabkan karena tidak adanya permintaan dan penawaran dengan kata lain, tidak likuid karena volumenya sedikit atau bahkan tidak ada sama sekali, sehingga harga saham stagnan dari waktu ke waktu.

(8)

Universitas Sumatera Utara laba yang dipublikasikan melalui laporan keuangan apabila informasi itu dianggap relevan oleh pemodal dalam penentuan harga saham dan volume perdagangan (Mais,2005).

2.1.2.3 Analisis Terhadap Harga Saham

Tujuan untuk melakukan analisis saham yang diminati oleh investor adalah supaya kita mendapatkan gambaran yang lebih jelas terhadap kemampuan perusahaan tersebut untuk tumbuh dan berkembang di masa yang akan datang. Dalam melakukan analisis saham terdapat dua pendekatan yaitu analisis fundamental dan analisis teknikal. Dalam analisis fundamental, analis menganalisis faktor-faktor ekonomi yang mempengaruhi perusahaan dalam upaya untuk memprediksi perkembangan perusahaan di masa yang akan datang. Analisis laporan keuangan dan analisis rasio termasuk komponen yang digunakan dalam analisis fundamental. Sedangkan, dalam analisis teknikal yang digunakan adalah grafik riwayat harga dan volume transaksi.

Menurut Widoatmodjo (2007) analisis fundamental merupakanmetode analisis saham dengan melakukan penilaian atas laporan keuangan.

(9)

Universitas Sumatera Utara mempelajari atau mengamati berbagai indikator terkait kondisi makro ekonomi dan kondisi industri suatu perusahaan.

Analisis fundamental mencoba memperhitungkan harga saham di masa yang akan datang dengan (1) mengestimasi nilai faktor – faktor fundamental yang mempengaruhi harga saham di masa yang akan datang, dan (2) menerapkan hubungan variabel – variabel tersebut sehingga diperoleh taksiran harga saham. Beberapa data atau indikator yang umum digunakan dalam analisis fundamental adalah : pendapatan, laba, pertumbuhan penjualan, imbal hasil atau pengembalian ekuitas, margin laba dan data – data keuangan lainnya sebagai sarana untuk menilai kinerja perusahaan dan potensi pertumbuhan perusahaan di masa mendatang.

Menurut Widoatmodjo (2005) analisis teknikal merupakan salah satu metode penilaian saham dengan mengamati pembentukan saham dengan berbagai varian yang mungkin terjadi dibandingkan dengan perilaku harga sebelumnya.

(10)

Universitas Sumatera Utara 2.1.3 Good Corporate Governance

2.1.3.1 Pengertian Good Corporate Governance

Good Corporate Governance (GCG) dapat didefinisikan

sebagai suatu proses dan struktur yang digunakan oleh organ perusahaan (Pemegang Saham/Pemilik Modal, Komisaris/Dewan Pengawas dan Direksi) untuk meningkatkan keberhasilan usaha dan akuntabilitas perusahaan guna mewujudkan nilai pemegang saham dalam jangka panjang dengan tetap memperhatikan kepentingan stakeholder lainnya, berlandaskan peraturan perundang – undangan dan nilai – nilai etika.

Menurut Forum for Corporate Governance in Indonesia (FCGI) (2001) pengertian corporate governace adalah

Seperangkat peraturan yang mengatur hubungan antara pemegang saham, pengurus (pengelola) perusahaan, pihak kreditur, pemerintah, karyawan serta para pemegang kepentingan intern dan ekstern lainnya sehubungan dengan hak – hak dan kewajiban mereka, atau dengan kata lain suatu sistem yang mengarahkan dan mengendalikan perusahaan. Tujuan corporate governance ialah untuk menciptakan pertambahan nilai bagi semua pihak pemegang kepentingan (stakeholders).

Komite Cadbury (Cadbury committee) mendefinisikan Good Corporate Governance (GCG) sebagai :

(11)

Universitas Sumatera Utara pertanggungjawaban kepada stakeholders.Hal ini berkaitan dengan peraturan kewenangan pemilik, direktur, manajer, pemegang saham dan sebagainya.

Organization for Economic Coorperation and

Development (OECD) (2004) mendefinisikan corporate governance sebagai :

“Sekumpulan hubungan antara pihak manajemen perusahaan, board, pemegang saham, dan pihak lain yang mempunyai kepentingan dengan perusahaan. Corporate governance juga mensyaratkan adanya struktur perangkat

untuk mencapai tujuan dan pengawasan atas kinerja.”

Menurut Keputusan Menteri Badan Usaha Milik Negara Nomor KEP-117/M-MBU/2002, corporate governance adalah :

Suatu proses dari struktur yang digunakan oleh organ BUMN untuk meningkatkan keberhasilan usaha dan akuntabilitas perusahaan guna mewujudkan nilai pemegang saham dalam jangka panjang dengan tetap memerhatikan kepentingan stakeholder lainnya, berlandaskan peraturan perundangan dan nilai – nilai etika.

Finance Committee on Corporate Governance Malaysia

(2008), menurut lembaga tersebut didefinisikan sebagai berikut :

(12)

Universitas Sumatera Utara 2.1.3.2Prinsip – prinsip Good Corporate Governance

Direksi dan Komisaris dipandang sebagai kunci utama keberhasilan pengembangan Good Corporate Governance oleh dunia usaha. Secara Teoritis harus diakui bahwa dengan melaksanakan prinsip Good Corporate Governance ada beberapa manfaat yang bisa diambil antara lain sebagai berikut :

a. Meningkatkan kinerja perusahaan melalui terciptanya proses pengambilan keputusan yang baik.

b. Mempermudah diperolehnya dana pembiayaan yang murah yang apda akhirnya akan meningkatkan corporate value.

c. Mengembalikan kepercayaan investor untuk menanamkan modalnya di Indonesia.

d. Pemegang saham akan merasa puas dengan kinerja perusahaan karena sekaligus untuk menigkatkan shareholders.

Secara umum, penerapan prinsip GCG secara konkret, memiliki tujuan terhadap perusahaan sebagai berikut.

1. Memudahkan akses terhadap investasi domestic maupun asing; 2. Mendapatkan cost of capital yang lebih murah;

3. Memberikan keputusan yang lebih baik dalam meningkatkan kinerja ekonomi perusahaan;

4. Meningkatkan keyakinan dan kepecayaan dari stakeholder terhadap perusahaan;

(13)

Universitas Sumatera Utara 2.1.3.3Implementasi Prinsip Corporate Governance

Penerapan prinsip – prinsip Good Corporate Governance dalam suatu perusahaan menjadi salah satu bahan pertimbangan utama dari bagi kreditor dalam mengevaluasi potensi suatu perusahaan untuk menerima pinjaman kredit.Bahkan bagi perusahaan yang berdomisili di negara – negara berkembang, implementasi prinsip corporate governance secara konkret, dapat memberikan kontribusi untuk memulihkan kepercayaan para kreditor terhadap kinerja suatu perusahaan yang telah dilanda krisis, misalnya di Indonesia.Di dunia Internasional, penerapan good corporate governance sudah merupakan suatu syarat utama

dalam perjanjian pemberian kredit.Seringkali perusahaan yang telah mengimplementasikan prinsip – prinsip good corporate governance, mempunyai kemungkinan besar untuk memperoleh

bantuan kredit bagi usahanya.

(14)

Universitas Sumatera Utara 2.1.4 Kepemilikan Manajerial

Kepemilikan manajerial adalah kepemilikan saham oleh manajemen perusahaan yang diukur dengan presentanse jumlah saham yang dimiliki oleh manajemen (Sujono dan Soebiantoro, 2007). Sturuktur kepemilikan manajerial dapat dijelaskan melalui dua sudut pandang, yaitu pendekatan keagenan dan pendekatan ketidakseimbangan. Pendekatan keagenan menganggap struktur kepemilikan manajerial sebagai suatu instrument atau alat yang digunakan untuk mengurangi konflik keagenan diantara beberapa klaim terhadap sebuah perusahaan. Sedangkan, Pendekatan ketidakseimbangan informasi memandang mekanisme struktur kepemilikan manajerial sebagai suatu cara untuk mengurangi ketidakseimbangan informasi secara insider dengan outsider melalui pengungkapan informasi didalam perusahaan.

(15)

Universitas Sumatera Utara Perusahaan yang memisahkan fungsi pengelolaan dengan fungsi kepemilikan akan rentan terhadap masalah keagenan. Perusahaan menggunakan laporan tahunan untuk mengurangi asimetris informasi antara manajemen dan pemilik. Masalah utama keagenan adalah adanya perbedaan antara pemilik dengan manajer. Semakin banyak saham yang dimiliki oleh publik, maka semakin besar tekanan yang dihadapi perusahaan untuk mengungkapkan informasi lebih banyak dalam laporan tahunannya.

(16)
(17)

Universitas Sumatera Utara 2.1.5 Independensi Dewan Komisaris

Istilah independen pada komisaris independen bukan menunjukkan bahwa komisaris lainnya tidak independen. Istilah komisaris independen ataupun menunjukkan keberadaan mereka sebagai wakil dari pemegang saham independen (minoritas) dan juga mewakili kepentingan investor. Dewan Komisaris memiliki fiduciaryduty yang timbul dari hubungan fiduciary untuk memerhatikan kepentingan perusahaan secara sungguh –

sungguh.

Untuk melindungi kepentingan pemegang saham independen maka harus ada sistem yang baik yaitu Good Corporate Governance yang mewajibkan keberadaan dewan komisaris atau direksi yang independen.

Adanya komisaris independen tidak terlepas dari keberadaan komisaris (pada umumnya). Komisaris merupakan organ yang mengawasi kebijaksanaan direksi dalam menjalankan perseroan serta memberikan nasihat kepada direksi. Di Indonesia dewan komisaris merupakan organ yang bersifat pasif dan tidak dapat menjalankan fungsi pengawasannya secara efektif terhadap direksi. Atau pun sebaliknya, peran komisaris yang terlalu kuat dalam perusahaan, sehingga sering kali melakukan intervensi terhadap kebijakan direksi.

(18)

Universitas Sumatera Utara tetapi sebagai penghormatan atau penghargaan, sehingga loyalitas ditujukan pada pembeli jabatan. Atau jabatan komisaris diberikan kepada pejabat atau mantan pejabat pemerintah yang masih mempunyai pengaruh untuk meningkatkan posisi tawar (bargaining power) perusahaan di kalangan pemerintah.

Hal ini bertolak belakang dengan pendapat Fama dan Jensen (1983) yang menyebutkan dewan komisaris merupakan mekanisme pengendalian intern tertinggi yang bertanggung jawab untuk memonitor tindakan manajemen puncak. Sejalan dengan pendapat ini KNKG (2006) menyebutkan bahwa Dewan komisaris sebagai organ perusahaan bertugas dan bertanggung jawab secara kolektif untuk melakukan pengawasan dan memberikan nasihat kepada direksi serta memastikan bahwa perusahaan melaksanakan GCG.

Dapat dikatakan pemilihan komisaris perusahaan di Indonesia kurang mempertimbangkan integritas serta kompetensi orang tersebut. Oleh karena itu, muncul gagasan tentang keberadaan komisaris independen.

(19)

Universitas Sumatera Utara Efek yang mewajibkan perusahaan yang sahamnya tercatat di Bursa Efek untuk memiliki komisaris independen sekurang – kurangnya 30% dari jajaran anggota dewan komisaris yang dapat dipilih dahulu melalui RUPS sebelum pencatatan dan mulai efektif bertindak sebagai komisaris independen setelah saham perusahaan tersebut tercatat.

Komisaris independen adalah komisaris yang bukan merupakan anggota manajemen, pemegang saham mayoritas, pejabat atau dengan cara lain yang berhubungan langsung atau tidak langsung dengan pemegang saham mayoritas dari suatu perusahaan yang mengawasi pengelolaan perusahaan. Pengertian komisaris independen sebenarnya berasal dari pengertian komisaris dalam Pasal 1 angka 5 UU No. 1 Tahun 1995 tentang Perseroaan Terbatas menyatakan :

“Komisaris adalah organ perseroan yang bertugas melakukan pengawasan secara umum dan/atau khusus serta memberikan nasihat kepada direksi dalam menjalankan perseroan”.

(20)

Universitas Sumatera Utara bentuk laporan pertanggungjawaban komisaris independen akan tugas – tugas yang diembannya.

2.1.6 Komite Audit

Komite audit adalah organ tambahan yang diperlukan dalam pelaksanaan prinsip GCG. Komite audit ini dibuntuk oleh dewan komisaris untuk melakukan pemeriksaan atau penelitian yang dianggap perlu terhadap pelaksanaan fungsi direksi dalam melaksanakan pengelolaan perusahan serta melaksanakan tugas penting berkaitan dengan sistem pelaporan keuangan.

Komite audit dituntut untuk dapat bertindak secara independen. Independen komite audit tidak dapat dipisahkan moralitas yang melandasi integritasnya. Hal ini perlu disadari karena komite audit merupakan pihak yang menjembatani antara eksternal auditor dan perusahaan yang juga sekaligus menjembatani antara fungsi pengawasan dewan komisaris dengan internal auditor.

(21)

Universitas Sumatera Utara Selain itu, agar penyelenggaraan corporate governance berjalan dengan baik, pemerintah mengeluarkan beberapa peraturan antara lain Bapepam dengan Surat Edaran No. SE-03/PM/2000 mensyaratkan bahwa setiap perusahaan go public di Indonesia wajib membentuk Komite Audit. Sementara bagi perusahaan BUMN/BUMD, sesuai dengan Keputusan Menteri Badan Usaha Milik Negara Nomor : 117/M-MBU/2002 menyatakan bahwa : “komisaris pengawas harus membentuk komite yang bekerja secara kolektif dan berfungsi membantu Komisaris Pengawas dalam melaksanakan tugasnya, yaitu membantu Komisaris Pengawas dalam memastikan efektifitas sistem pengendalian intern, efektivitas pelaksanaan tugas auditor eksternal dan auditor internal”.

Menurut pedoman GCG, tugas dan tanggung jawab komite audit adalah :

1. Mendorong terbentuknya struktur pengawasan intern yang memadai. Adanya pengawasn intern ditujukan untuk mewujudkan prinsip pertanggungjawaban (responsibility) agar organ – organ perusahaan melaksanakan fungsi dan tanggung jawabnya berdasarkan aturan yang ada;

2. Meningkatkan kualitas keterbukaan dan pelaporan keuangan. Prinsip transparansi (transparency) dikembangkan dalam tugas ini;

(22)

Universitas Sumatera Utara Komite audit dalam hal ini menjalankan prinsip akuntabilitas (accountability);

4. Mempersiapkan surat uraian tugas dan tanggung jawab komite audit selama tahun buku yang sedang diperiksa eksternal audit. Hal ini terkait dengan prinsip pertanggungjawaban (responsibility)

Sedangkan, wewenang yang dimiliki oleh Komite audit adalah sebagai berikut :

1. Menyelidiki semua aktivitas dalam batas ruang lingkup tugasnya; 2. Mencari informasi yang relevan dari setiap karyawan;

3. Mengusahakan saran hukum dan profesional lainnya yang independen apabila dipandang perlu;

4. Mengundang kehadiran pihak luar dengan pengalaman sesuai, apabila dianggap perlu.

Kalbers & Fogarty (1993) juga menyebutkan tiga faktor yang mempengaruhi keberhasil komite audit dalam menjalankan tugasnya yaitu 1) kewenangan formal dan tertulis, 2) kerja sama maajemen, dan 3) kualitas/kompetensi anggota komite audit.

2.1.7 Return On Investment (ROI)

(23)

Universitas Sumatera Utara Return On Investment (ROI) atau return on total assets merupakan

rasio yang menunjukkan hasil (return) atas jumlah aktiva yang digunakan dalam perusahaan. ROI juga merupakan suatu ukuran tentang efektivitas manajemen dalam mengelola investasinya.

ROI membandingkan laba bersih setalah bunga dan pajak dengan total aktiva. Dimana rasio ini menunjukkan kemampuan untuk menghasilkan laba berdasarkan total aktiva perusahaan.

Di samping itu, hasil pengembalian investasi menunjukkan produktivitas dari seluruh dana perusahaan, baik modal pinjaman maupun modal sendiri. Semakin tinggi rasio ROI ini akan semakin baik, demikian pula sebaliknya. Artinya rasio ini digunakan untuk mengukur efektivitas dari keseluruhan operasi perusahaan.

Besarnya Return On Investment (ROI) dipengaruhi oleh dua faktor, yaitu :

1. Tingkat perputaran aktiva yang digunakan oleh operasi

(24)

Universitas Sumatera Utara 2.2 Tinjauan Peneliti Terdahulu

Tabel 2.1

Ringkasan Penelitian Terdahulu Nama

Peneliti

Judul Variabel Penelitian Hasil Penelitian Arnika

Wihardiani Putri, 2010

Pengaruh Economic Value Added Dan Mekanisme Good Corporate

Governance Terhadap Harga Saham Pada Sektor Keungan Yang Terdaftar di BEI

Variabel independen : Economic Value Added, Komposisi Dewan Komisaris, Ukuran Dewan Direksi, Kepemilikan Asing. Variabel dependen : Harga Saham dewan direksi, dan komposisi dewan Yang Listed di BEI)

Variabel independen : Komisaris Independen, Kepemilikan

Institusional,

Kepemilikan Manajerial, Kualitas Auditor

(25)

Universitas Sumatera Utara Pada Harga Saham Perbankan Yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Tahun 2009 – 2011

Variabel independen : Proporsi Dewan

Komisaris Indepeden, Jumlah anggota Komite Audit, ROA, LDR, CAR Variabel dependen : Harga Saham komite audit serta kinerja keuangan Return On Equity (ROI) Sebagai Variabel

Moderating Pada

Variabel independen : Proporsi Dewan

Komisaris, Komite Audit, Kepemilikan Asing

Variabel dependen : Harga Saham

(26)

Universitas Sumatera Utara Perusahaan

Manufaktur (Tahun 2008 – 2010)

Variabel pemoderasi : Return On Equity (ROI)

saham. Secara parsial, proporsi dewan komisaris berpengaruh terhadap Return On Equity sedangkan variabel

kepemilikan asing dan komite audit tidak memiliki pengaruh apa pun.

2.3 Kerangka Konseptual

(27)

Universitas Sumatera Utara - Kepemilikan Manajerial

(X1)

Harga Saham (Y)

Return On Investment (ROI)

(Z) - Independensi Dewan

Komisaris (X2)

- Komite Audit (X3)

Gambar 2.1 Kerangka Konseptual Penelitian

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan antara Kepemilikan Manajerial, Independensi Dewan Komisaris, dan Komite Audit terhadap Harga Saham. Dan juga, untuk mengetahui apakah Return On Investment (ROI) dapat memoderasi Kepemilikan Manajerial, Independensi Dewan Komisaris, dan Komite Audit terhadap harga saham.

Kepemilikan Manajerial yang meliputi pemegang saham yang memiliki kedudukan dalam perusahaan sebagai dewan komisaris maupun dewan direksi perusahaan. Semakin besar persentase kepemilikan manajerial dinilai dapat berpengaruh terhadap penawaran saham perusahaan yang akhirnya dapat

H3 H2 H1

H4

(28)

Universitas Sumatera Utara mempengaruhi harga saham perusahaan. Keberadaan Independensi Dewa Komisaris dan Komite Audit dipandang mempengaruhi perusahaan untuk membuat laporan keuangan yang dijasikan lebih berkualitas, transparan, akurat serta dapat membantu investor dan pihak – pihak lain yang berkepentingan dalam perusahaan untuk mengambil keputusan sehingga dapat meningkatkan kinerja keuangan perusahaan.

Rasio Return On Investment (ROI) digunakan sebagai variabel pemoderasi karena dianggap mampu untuk memoderasi hubungan antara kepemilikan manajerial, independensi dewan komisaris dan komite audit dengan harga saham. Indikator untuk menilai ROI adalah persentase laba bersih sesudah bunga dan pajak perusahaan dengan total aktiva perusahaan.

2.4 Hipotesis Penelitian

Hipotesis dikembangkan dari telaah teoritis sebagai jawaban sementara dari masalah atau pertanyaan penelitian yang memerlukan pengujian secara empiris (Sugiyono, 2007:51). Oleh karena itu, berdasarkan perumusan masalah maka dibuat hipotesis sebagai berikut :

2.4.1 Pengaruh Kepemilikan Manajerial Terhadap Harga Saham

(29)

Universitas Sumatera Utara ini sejalan dengan Teori Agensi (Agency Theory), dimana Teori agensi merupakan konsep yang menjelaskan hubungan kontraktual antara principals (pemegang saham) dan agents (manajer).

Semakin meningkatnya proporsi kepemilikan saham manajerial maka manajemen akan cenderung lebih termotivasi untuk meningkatkan kinerjanya sehingga dalam hal ini akan berdampak baik kepada perusahaan serta memenuhi keinginan dari para pemegang saham. Dengan kondisi perusahaan yang baik dan juga terpenuhinya keinginan pada pemegang saham akan membuat semakin banyak investor tertarik membeli saham perusahaan tersebut yang secara otomatis akan membuat harga saham perusahaan tersebut ikut naik. Hal ini menunjukkan bahwa Kepemilikan Manajerial berpengaruh positif terhadap Harga Saham.

H1 : Kepemilikan Manajerial berpengaruh terhadap Harga.

2.4.2 Pengaruh Independensi Dewan Komisaris Terhadap Harga Saham

(30)

Universitas Sumatera Utara tersebut pun ikut meningkat yang berdampak kepada tingginya permintaan akan saham dan meningkatnya harga saham perusahaan tersebut. Hal ini menunjukkan bahwa Independensi Dewan Komisaris berpengaruh positif terhadap Harga Saham.

H2 : Independensi Dewan Komisaris berpengaruh terhadap Harga Saham.

2.4.3 Pengaruh Komite Audit Terhadap Harga Saham

Komite audit adalah sekelompok orang yang dipilih oleh kelompok yang lebih besar untuk mengerjakan pekerjaan tertentu atau untuk melakukan tugas-tugas khusus atau sejumlah anggota dewan komisaris perusahaan klien yang bertanggungjawab untuk membantu auditor dalam mempertahankan independensinya dari manajemen (KNKG, 2006; dalam Andrean, 2012). Komite audit merupakan organ tambahaan yang dibentuk oleh dewan komisaris dalam hal pelaksanaan prinsip GCG di suatu perusahaan. Komite audit dituntut untuk dapat bertindak secara independen. Semakin independen komite audit sebuah perusahaan dan semakin baik pula kinerjanya maka tingkat kepercayaan investor pun ikut meningkat, hal ini dapat berakibat baik kepada peningkatan harga saham perusahaan itu sendiri. Hal ini menunjukkan bahwa Komite Audit berpengaruh positif terhadap Harga Saham.

(31)

Universitas Sumatera Utara 2.4.4 Pengaruh Kepemilikan Manajerial, Independensi Dewan

Komisaris dan Komite Audit Terhadap Harga saham

Kepemilikan manajerial, independensi dewan komisaris dan komite audit merupakan bagian dari Good Corporate Gocernance. Dimana, Good Corporate Governance merupakan seperangkat peraturan yang mengatur hubungan antara pemegang saham, pengurus perusahaan, pihak kreditur, pemerintah, karyawan serta para pemegang kepentingan intern dan ekstern lainnya sehubungan dengan hak – hak dan kewajiban mereka, atau dengan kata lain suatu sistem yang mengarahkan dan mengendalikan perusahaan (FCGI, 2001).

Apabila penerapan Good Corporate Governance di sebuah sesuai dengan standar yang ditetapkan maka ada kemungkinan harga saham perusahaan tersebut akan meningkat. Karena dengan diterapkan Good Corporate Governance di sebuah perusahaan maka tingkat kepercayaan

investor akan ikut meningkat. Ini berarti, Kepemilikan Manajerial, Independensi Dewan Komisaris dan Komite Audit berpengaruh positif terhadap Harga Saham.

(32)

Universitas Sumatera Utara 2.4.5 Return On Investment (ROI) Memoderasi Hubungan

Kepemilikan Manajerial, Independensi Dewan Komisaris dan Komite Audit dengan Harga Saham

Dengan melihat stuktur dan tata kelola perusahaan saja tidaklah cukup untuk memilih perusahaan mana yang cocok untuk dibeli sahamnya. Kadang kala, investor ingin melihat laporan keuangan yang merupakan representasi dari kinerja manajemen dalam waktu tertentu. Salah satu rasio yang dapat digunakan adalah Return On Investment (ROI).

Return On Investment (ROI) adalah satu bentuk dari rasio

profitabilitas yang dimaksudkan untuk dapat mengukur kemampuan perusahaan dengan keseluruhan dana yang ditanamkan aktiva yang digunakan untuk kegiatan operasi perusahaan untuk menghasilkan keuntungan (Munawir, 1995). Semakin tinggi rasio ROI akan semakin baik, demikian pula sebaliknya. Hal ini menunjukkan Return On Investment (ROI) mampu memoderasi hubungan kepemilikan manajerial, independensi dewan komisaris dan komite audit dengan harga saham

Gambar

Tabel 2.1
Gambar 2.1 Kerangka Konseptual Penelitian

Referensi

Dokumen terkait

Pada pengujian sub sistem dimulai dari penyedia daya tegangan rendah DC yang terdiri dari pengukuran tegangan keluaran, arus beban, tegangan ripple , untuk

Tujuan studi Andal Jembatan Suramadu adalah : Mengidentifikasi rencana pembangunan Jembatan Suramadu serta jalan aksesnya yang diperkirakan dapat menimbulkan dampak

Hasil penelitian Sundari (2014) menunjukkan bahwa cincau hijau dapat menurunkan tekanan darah sistolik dengan rata-rata penurunan sebesar 20-25 mmHg dan penurunan

Penggunaannya untuk pabrik yang kecil masih menggunakan sistem 1 fasa tegangan rendah (220V/380V), untuk pabrik-pabrik skala besar menggunakan sistem 3 fasa dan saluran masuknya

Septiani Sari, Mahyar Suara.2013.Faktor-Faktor Yang Berhunungan Dengan Perilaku Pemeriksaan Payudara Sendiri (SADARI) Pada Siswa SMAN 62 Jakarta tahun 2012.

Dengan memanjatkan puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat, taufik dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul

Nanofluids can be applied in the refrigeration system because it has the ability to improve the thermal conductivity of a working fluid, so the process of cooling and heating is

Memberi izin kepada Pemohon (TERBANDING ) untuk menjatuhkan talak satu raj’i terhadap Termohon (PEMBANDING) didepan sidang Pengadilan Agama3.