1.1Latar belakang
Luka bakar adalah suatu respon kulit dan jaringan subkutan terhadap suhu atau termal. Luka bakar juga diidentifikasikan sebagai cedera pada kulit yang disebabkan oleh api, sengatan listrik, atau dengan bahan kimia (Corwin J. E., 2009 and Grace A. P. et al, 2007). Luka bakar ini juga dapat menyebabkan rusaknya jaringan tubuh yang disebabkan oleh trauma benda tajam atau tumpul, perubahan suhu, zat kimia, ledakan, sengatan listrik (Judha M., 2013).
Luka Bakar menyebabkan hilangnya epidermis, oleh karena itu pada kasus luka bakar akan menimbulkan kehilangan cairan. Cairan yang hilang tergantung pada luas daerah yang terkena luka bakar (Britto J.A., 2005). Efek luka bakar yang meluas juga mempengaruhi metabolisme dan fungsi di setiap sel tubuh. Semua sistem terganggu terutama sistem kardiovaskular, karena semua organ memerlukan aliran darah yang adekuat, maka perubahan fungsi kardiovaskular memiliki dampak terhadap ketahanan tubuh pasien dan pemulihan pasien (Corwin J. E., 2009). Perawatan luka bakar dapat dilakukan dengan pemantauan fisiologi cairan dan elektrolit, pemantauan nutrisi, pemantauan kardiopulmonar, dan perawatan luka (Schwartz S. et al, 2000).
Di Amerika dilaporkan sekitar 2 sampai 3 juta penderita setiap tahunnya dengan jumlah kematian 5 – 6 ribu kematian pertahun. Hal ini mengakibatkan luka bakar merupakan penyebab mortalitas dan morbiditas yang tinggi, sedangkan di Indonesia belum ada laporan tertulis. Di rumah sakit Cipto Mangun Kusumo Jakarta pada tahun 1998 dilaporkan 107 kasus luka bakar yang dirawat, dengan angka kematian 37,38% sedangkan di rumah sakit Dr. Soetomo Surabaya pada tahun 2000 dirawat 106 kasus luka bakar dengan angka kematian 26,41% (Kartohatmodjo, 2010).
Derajat luka bakar dibagi berdasarkan luasnya jaringan yang terkena, yaitu luka bakar derajat I, luka bakar derajat II, dan luka bakar derajat III. Luka bakar mengenai kulit dan dapat menimbulkan nyeri, nyeri disebabkan karena luka bakar dapat meningkatkan mediator inflamasi karena luka bakar dapat mengenai ujung saraf pada kulit yang dapat menghantarkan sinyal seperti tekanan, suhu, dan nyeri (Judha M., 2013). Dalam penanganan nyeri pada luka bakar diperlukannya terapi farmakologi seperti analgetika narkotik (Morfin) maupun analgetika non narkotik (Ketorolac). Obat analgetika non narkotik dapat dipakai untuk mengobati rasa nyeri ringan sampai sedang dan dapat dibeli bebas, penggunaan analgetika non narkotik ini mampu mengurangi atau menghilangkan rasa nyeri tanpa menurunkan kesadaran serta tidak menimbulkan efek ketagihan (Tjay T.H. et al, 2007).
Ketorolac merupakan golongan NSAID (Non-steroidal Anti inflammatory Drugs) yang dikembangkan sebagai analgesik dan dipasarkan dalam bentuk larutan intramuskular (IM), intravena (IV) atau tablet
Pada penelitian yang berjudul Intravenous Acetaminophen and Intravenous Ketorolac for Management of Pediatric Surgical Pain: A literature Review oleh Kit Baley et al (2014) bahwa IV ketorolac dapat digunakan secara tunggal maupun digunakan bersamaan dengan penggunaan analgesik opioid untuk mengontrol rasa nyeri.
Berdasarkan data diatas, maka penelitian ini perlu dilakukan untuk mengetahui pola penggunaan obat Ketorolac pada pasien luka bakar, sehingga dapat mencapai efek terapetik yang maksimal. Penelitian ini dilakukan di RSUD Dr. Saiful Anwar karena rumah sakit tersebut merupakan rumah sakit umum yang sudah diakui pemerintah, terakreditasi dan RSUD rujukan terbanyak di kota malang.
1.2 Rumusan masalah
Bagaimana profil pola penggunaan obat Ketorolac pada pasien luka bakar dan masalah terkait obat yang mungkin terjadi?
1.3 Tujuan Penelitian 1.3.1 Tujuan Umum
Mempelajari pola penggunaan obat dan masalah terkait obat Ketorolac pada pasien luka bakar di RSUD Dr. Saiful Anwar Malang.
1.3.2 Tujuan Khusus
1. Mengetahui pola penggunaan obat Ketorolac pada pasien luka bakar. 2. Mengkaji terapi Ketorolac terkait data Laboratorium dan data Klinik
pada pasien luka bakar.
3. Mengidentifikasi masalah terkait obat Ketorolac pada pasien luka bakar.
1.4 Manfaat penelitian 1. Pelayanan Kesehatan
luka bakar, menambah informasi mengenai pola penggunaan obat Ketorolac pada pasien luka bakar, serta mengurangi angka kejadian masalah terkait obat sehingga dapat meningkatkan pelayanan kefarmasian dan mempermudah perencanaan obat.
2. Ilmu Pengetahuan dan Teknologi
SKRIPSI
ALVINA PRASTIKA
STUDI PENGGUNAAN ANALGESIK KETOROLAC
PADA PASIEN LUKA BAKAR
(Penelitian Dilakukan di Instalasi Rawat Inap (IRNA) RSU
Dr. Saiful Anwar Malang)
PROGRAM STUDI FARMASI
FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG
Lembar Pengesahan
STUDI PENGGUNAAN ANALGESIK KETOROLAC
PADA PASIEN LUKA BAKAR
(Penelitian Dilakukan di Instalasi Rawat Inap (IRNA)
RSU Dr. Saiful Anwar Malang)
SKRIPSI
Dibuat Untuk Memenuhi Syarat Mencapai Gelar Sarjana Farmasi pada Program
Studi Farmasi Fakultas Ilmu Kesehatan
Universitas Muhammadiyah Malang
2014
Oleh:
ALVINA PRASTIKA
201010410311010
Disetujui oleh:
Pembimbing I Pembimbing II
Lembar Pengujian
STUDI PENGGUNAAN ANALGESIK KETOROLAC
PADA PASIEN LUKA BAKAR
(Penelitian Dilakukan di Instalasi Rawat Inap (IRNA)
RSU Dr. Saiful Anwar Malang)
SKRIPSI
Telah Diuji dan Dipertahankan di Depan Tim Penguji pada Tanggal 01 November 2014
Oleh:
ALVINA PRASTIKA 201010410311010
Disetujui oleh:
Penguji I Penguji II
Drs. Didik Hasmono., M.S., Apt. Hidajah Rachmawati, S.Si., Apt., Sp.FRS. NIP. 195809111986011001 NIP. 11406090449
Penguji III Penguji IV
Dra. Lilik Yusetiani, Sp.FRS.,Apt Nailis Syifa’, S.Farm., M.Sc., Apt
KATA PENGANTAR
Bismillahirrohmannirrohim
Assalamu’alaikum warrahmatullahi wabarrakatuh
Puji syukur tercurahkan kepada Allah SWT, Tuhan semesta alam karena berkat rahmat dan ridhonya, penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul STUDI PENGGUNAAN ANALGESIK KETOROLAC PADA PASIEN LUKA BAKAR (Penelitian di Instalasi Rawat Inap RSUD Dr. Saiful Anwar Malang).
Skripsi ini diajukan untuk memenuhi syarat mencapai gelar Sarjana Farmasi pada Program Studi Farmasi Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Malang. Dalam penyusunan skripsi ini tidak terlepas dari peran pembimbing dan bantuan dari seluruh pihak. Oleh karena itu, dengan segala kerendahan hati penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada :
1. Allah SWT, tuhan semesta alam yang memberikan rahmat, nikmat dan hidayahnya kepada umatnya, sehingga skripsi ini dapat terselesaikan. 2. Bapak Yoyok Bekti Prasetyo, M.Kep., Sp. Kom, selaku Dekan Fakultas
Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Malang yang telah memberikan kesempatan penulis belajar di Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Malang.
3. Dr. Budi Rahaju, MPH, selaku direktur RSUD Dr. Saiful Anwar Malang beserta jajarannya yang telah memberikan kesempatan kepada penulis untuk melakukan penelitian di RSUD Dr. Saiful Anwar Malang.
4. Staf pegawai RMK RSUD Dr. Saiful Anwar Malang yang banyak membantu dalam proses pengambilan data skripsi.
5. Ibu Nailis Syifa, S.Farm., M.Sc., Apt., selaku Ketua Program Studi Farmasi Universitas Muhammadiyah Malang yang telah memberikan motivasi dan kesempatan penulis belajar di Program Studi Farmasi Universitas Muhammadiyah Malang. Serta sebagai Dosen Penguji II yang telah memberikan banyak saran dan masukan demi kesempurnaan skripsi ini.
II yang disela kesibukan beliau masih bisa meluangkan waktu untuk membimbing dan memberi pengarahan serta dorongan moril sampai terselesaikannya skripsi ini.
7. Ibu Dra. Lilik Yusetyani, Apt., Sp. FRS., selaku Dosen Penguji I yang telah banyak memberikan saran dan masukan demi kesempurnaan skripsi ini.
8. Bapak Ahmad Firdiansyah S.Farm.,Apt., selaku Dosen Wali yang sudah banyak memberikan arahan selama perkuliahan ini.
9. Untuk semua Dosen Program Studi Farmasi Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Malang yang sudah memberikan waktunya untuk mengajarkan ilmu-ilmu yang sangat bermanfaat.
10.Staf Tata Usaha Program Studi Farmasi Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Malang yang telah banyak membantu dalam hal administrasi.
11.Orang tua tercinta, Ayahanda Prasetiyanto dan Ibunda Siti Mariyati, yang tiada henti memberikan motivasi dalam segala hal, serta selalu sabar dalam mendoakan kesuksesan dan keberhasilan putri tunggalnya. Terima kasih banyak atas didikan dan kerja keras ayah dan ibu dalam membahagiakan putrinya untuk mendapatkan ilmu yang bermanfaat.
12.Sahabat seperjuangan kuliah (Siti Zukhrah, Wiwin Yulianti Ningsih, Noorbani, Aulia Mulida Putri, Rian Saputro, serta keluarga besar Farmasi kelas A 2010) terima kasih atas keceriaan, kebersamaan, dukungan, bantuan, motivasi, serta semangat yang diberikan hingga skripsi ini selesai dikerjakan.
13.Sahabat semasa SMA hingga sekarang, Para Bigbang’s Queens (Anna Bias, Catarina Mega, prilianda, dan Vina Indah) untuk selalu dukungan dan semangatnya untuk menyelesaikan penyusunan skripsi ini.
14.Teman-teman Farmasi 2010, terima kasih atas kebersamaanya selama empat tahun ini, kalian selalu memberikan warna baru dalam kehidupan. 15.Untuk semua pihak yang belum disebutkan namanya, penulis mohon maaf
Jasa dari semua pihak yang telah membantu dalam penelitian ini, penulis tidak mampu membalas dengan apapun. Semoga amal baik semua pihak mendapatkan imbalan dari Allah SWT. Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih belum sempurna. Oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun dari pembaca demi kebaikan skripsi ini. Semoga penulisan ini dapat berguna bagi penelitian berikutnya, amin.
Wassalamu’alaikum warohmatullohi wabarokatuh
Malang, 01 November 2014 Penyusun
RINGKASAN
STUDI PENGGUNAAN ANALGESIK KETOROLAC PADA PASIEN LUKA BAKAR
(Penelitian dilakukan di Instalasi Rawat Inap (IRNA) RSU Dr.Saiful Anwar Malang)
Luka bakar merupakan respon kulit dan jaringan subkutan terhadap trauma suhu/termal yang mengenai bagian dermis, epidermis, subkutan sehingga menimbulkan rasa nyeri. Penyebab luka bakar yaitu berasal dari api, sengatan listrik, bahan kimia, dan radiasi. Perawatan luka bakar dapat dilakukan dengan pemantauan fisiologi cairan dan elektrolit, debridement, pemantauan nutrisi, pemantauan kardiopulmonar, dan perawatan luka.
Derajat luka bakar dibagi berdasarkan luasnya jaringan yang terkena, yaitu luka bakar derajat I, luka bakar derajat II, dan luka bakar derajat III. Nyeri yang disebabkan luka bakar memerlukan analgesik yang kuat. Pemilihan analgesik yang tepat sangat berpengaruh pada keberhasilan terapi yang dilakukan.
Terapi farmakologis yang diberikan kepada pasien luka bakar salah satunya yaitu pemberian terapi analgesik yaitu bertujuan untuk mengontrol atau menghilangkan rasa nyeri pada pasien luka bakar. Terapi analgesik yang diberikan terbanyak pada pasien luka bakar yaitu analgesik ketorolac. Luka bakar yang memerlukan terapi analgesik ketorolac adalah luka bakar derajat II dan luka bakar derajat III yang mengenai seluruh lapisan epidermis dan dermis yang dapat menimbulkan nyeri yang hebat.
Ketorolac merupakan analgesik golongan NSAID (Non Steroid Anti Inflammation Drug). Ketorolac merupakan obat yang dapat diberikan parenteral dalam penatalaksanaan nyeri sedang hingga berat, yang mempunyai mekanisme kerja menghambat COX (Cyclooxygenase) yaitu menghambat 1 dan COX-2.
Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui pola penggunaan Ketorolac pada pasien luka bakar terkait jenis, dosis, dan lama pemakaian Ketorolac RSUD Dr.Saiful Anwar Malang. Manfaat penelitian ini adalah mengetahui kesesuaian terapi Ketorolac yang diberikan pada pasien luka bakar, sebagai tambahan informasi mengenai pola penggunaan Ketorolac pada pasien luka bakar, serta mengurangi angka kejadian masalah terkait obat sehingga dapat meningkatkan pelayanan kefarmasian.
Penelitian ini merupakan penelitian observasional karena peneliti tidak memberikan perlakuan terhadap pasien. Rancangan penelitian ini bersifat deksriptif dan pengumpulan data secara retrospektif (penelitian yang dilakukan dengan meninjau kebelakang). Kriteria inklusi meliputi pasien dengan diagnosis luka bakar dengan data rekam medik kesehatan (RMK) lengkap meliputi data terapi ketorolac.
ABSTRACT
DRUG UTILIZATION STUDY OF KETOROLAC ANALGESIC AT COMBUSTIO PATIENTS
(Research at Hospitalized Patients in Public Hospital Dr. Saiful Anwar Malang)
Background: Strong analgesic is needed to overcome the severe pain caused by burns which burns degree II and burns degree III. Ketorolac is used to treat severe pain in burn patients. Ketorolac is a NSAID (Non-steroid inflammation drugs) class with management for moderate pain to severe pain.
Objectives: To know the pattern of ketorolac therapy include type, dose, and duration corelated with clinical data and laboratory data at combustion patients to identify drug related problem.
Method: Descriptive-observational study with retrospective method using medical record patient during 1 january – 31 December 2012.
Results and Conclusions:146 RMK obtained from 32 samples in accordance with the inclusion criteria. Women (47%) and men (53%), the age range is adult age (>18 years old) (84%). Therapy of analgesics was Ketorolac (94%) iv (100%), ketorolac most widely used dose 3x10mg iv (69%). Prolonged use of Ketorolac at most that 1-5 days (84%). The use dose and duration of Ketorolac is appropriate with the Guidelines.
ABSTRAK
STUDI PENGGUNAAN ANALGESIK KETOROLAC PADA PASIEN LUKA BAKAR
(Penelitian dilakukan di Instalasi Rawat Inap (IRNA) RSU Dr. Saiful Anwar Malang)
Latar Belakang: Analgetik yang kuat diperlukan untuk mengatasi nyeri hebat yang disebabkan luka bakar derajat II dan luka bakar derajat III. Pemberian ketorolac digunakan untuk mengatasi nyeri berat pada pasien luka bakar. Ketorolac merupakan golongan NSAID (Non Steroid Inflammation drugs) dengan penatalaksanaan nyeri sedang hingga berat.
Tujuan: Untuk mengetahui pola penggunaan Ketorolac terkait tipe, dosis, dan durasi terkait data klinik dan data laboratorium pada pasien luka bakar untuk mengidentifikasi terkait masalah obat.
Metode Penelitian: Penelitian ini bersifat observasional-deskriptif dengan metode retrospektif menggunakan rekam medik pasien luka bakar di instalasi rawat inap periode 1 januari- 31 desember 2012.
Hasil dan Kesimpulan: Dari 146 RMK diperoleh 32 sampel yang sesuai dengan kriteria inklusi yaitu perempuan (47%) dan laki-laki (53%), usia paling banyak terjadi yaitu di usia dewasa (>18 tahun) (84%). Terapi analgesik yang digunakan adalah Ketorolac tunggal (94%) yang diberikan dengan rute iv (100%). Dosis terbanyak yang digunakan adalah 3x10mg iv (69%). Lama penggunaan Ketorolac paling banyak yaitu 1-5 hari (84%). Penggunaan dosis Ketorolac dan lama pemberian Ketorolac sesuai dengan guideline yang ada.
DAFTAR ISI
Halaman
JUDUL ... i
LEMBAR PENGESAHAN ... ii
LEMBAR PENGUJIAN ... iii
KATA PENGANTAR ... iv
RINGKASAN ... vii
ABSTRACT ... ix
ABSTRAK ... x
DAFTAR ISI ... xi
DAFTAR TABEL ... vii
DAFTAR GAMBAR ... viii
BAB I PENDAHULUAN ... 1
1.1Latar Belakang ... 1
1.2Rumusan Masalah ... 3
1.3Tujuan Penelitian ... 3
1.3.1 Tujuan Umum ... 3
1.3.2 Tujuan Khusus ... 3
1.4Manfaat Penelitian ... 4
1.4.1 Pelayanan Kesehatan ... 4
1.4.2 Ilmu Pengetahuan dan Teknologi ... 4
BAB II TINJAUAN PUSTAKA ... 5
2.1 Tinjauan Tentang Anatomi Kulit ... 5
2.1.1 Definisi Kulit ... 5
2.1.2 Struktur Lapisan Kulit ... 5
2.1.2.1Lapisan Epidermis ... 5
2.1.2.2 Lapisan Dermis ... 5
2.1.2.3 Lapisan Subdermis/Hipodermis ... 6
2.1.3 Kalenjar-kalenjar pada kulit ... 7
2.1.3.1 Kalenjar Sebasea... 7
2.1.3.2 Kalenjar Keringat ... 7
2.1.4.1 Fungsi Proteksi ... 7
2.1.4.2 Fungsi Proteksi terhadap bahan kimia ... 8
2.1.4.3 Fungsi Absorbsi ... 8
2.1.4.4 Fungsi Kulit sebagai pengatur suhu ... 8
2.1.4.5 Fungsi Eksresi ... 9
2.1.4.6 Fungsi Persepsi ... 9
2.1.4.7 Fungsi Pembentuk vitamin D ... 9
2.2 Tinjauan Tentang Luka Bakar ... 9
2.2.1 Luka Bakar ... 9
2.2.2 Epidemiologi Luka Bakar ... 12
2.2.3 Etiologi Luka Bakar ... 12
2.2.4 Penyebab Luka Bakar ... 13
2.2.4.1 Suhu Tinggi (Thermal Burn) ... 13
2.2.4.2 Bahan Kimia (Chemical Burn) ... 13
2.2.4.3 Sengatan Listrik (Electrical Burn) ... 13
2.2.4.4 Radiasi (Radiation Injury) ... 13
2.2.5 Klasifikasi Luka Bakar... 14
2.2.5.1 Luka Bakar derajat I ... 16
2.2.5.2 Luka Bakar derajat II ... 16
2.2.5.3 Luka Bakar derajat III... 17
2.2.6 Patofisiologi Luka Bakar ... 17
2.2.7 Fase Pada Luka Bakar ... 18
2.2.7.1 Fase Akut ... 18
2.2.7.2 Fase Subakut ... 19
2.2.7.3 Fase Lanjut ... 19
2.3 Komplikasi pada Luka Bakar ... 19
2.3.1 Sepsis ... 19
2.3.2 Gagal ginjal ... 19
2.3.3 Syok Hipovolemik ... 19
2.4 Terapi Utama pada Luka Bakar ... 20
2.4.1 Resusitasi Cairan ... 20
2.4.3 Nutrisi ... 20
2.4.4 Stress Ulcer ... 21
2.4.5 Antibiotik ... 21
2.4.6 Analgesik ... 21
2.5 Tinjauan tentang Nyeri ... 22
2.5.1 Patofisiologi Nyeri ... 23
2.6 Tinjauan tentang Analgesik... 24
2.5.1 Non Steroidal Anti Inflammatory Drugs (NSAIDs) ... 24
2.5.1.1 Analgetika Narkotik ... 25
2.5.1.2 Analgetika Perifer (Non Narkotik) ... 26
2.7 Macam-macam obat analgesik yang digunakan pada luka bakar ... 26
2.7.1 Asam Mefenamat ... 26
2.7.2 Ibuprofen ... 26
2.7.3 Metamizole ... 27
2.8 Tinjauan Tentang Ketorolac ... 27
2.8.1 Definisi Ketorolac ... 27
2.8.1.1 Farmakodinamik Ketorolac ... 28
2.8.1.2 Farmakokinetik Ketorolac ... 29
2.8.1.3 Efek Samping Ketorolac ... 29
2.8.1.4 Sediaan Obat yang ada di Indonesia ... 30
BAB III KERANGKA KONSEPTUAL ... 31
BAB IV METODE PENELITIAN ... 34
4.1 Rancangan Penelitian ... 34
4.2 Tempat dan Waktu Penelitian ... 34
4.3 Populasi dan Sampel Penelitian ... 34
4.3.1 Populasi Penelitian ... 34
4.3.2 Sampel Penelitian ... 34
4.4 Jumlah Sampel ... 35
4.5 Cara Pengambilan Sampel ... 35
4.6 Instrumen Penelitian... 35
4.7 Definisi Operasional dan istilah dalam Penelitian ... 35
4.9 Analisis Data ... 37
BAB V HASIL PENELITIAN ... 39
5.1 Karakteristik Subyek Penelitian ... 39
5.1.1 Distribusi Tipe Luka Bakar ... 39
5.1.2 Distribusi Jenis Kelamin ... 40
5.1.3 Usia dan Jenis Kelamin ... 40
5.1.4 Data Status Pasien ... 40
5.2 Profil Terapi pada Pasien Luka Bakar ... 41
5.2.1 Dosis Analgesik Ketorolac ... 41
5.2.2 Pemakaian Analgesik Ketorolac ... 41
5.3 Profil Penggunaan Terapi Analgesik Ketorolac ... 42
5.3.1 Analgesik yang di Switch pada Pasien Luka Bakar ... 42
5.3.2 Lama Pemakaian Analgesik Ketorolac ... 43
5.4 Profil Terapi Penyerta pada Pasien Luka Bakar ... 43
5.5 Lama Perawatan Pasien... 44
5.6 Status Pasien Saat Keluar Rumah Sakit ... 44
5.7 Komplikasi Penyerta ... 44
5.8 Status Pasien Meninggal Saat Keluar Rumah Sakit ... 45
BAB VI PEMBAHASAN ... 46
BAB VII KESIMPULAN ... 55
7.1 Kesimpulan ... 55
7.2 Saran ... 55
DAFTAR PUSTAKA ... 56
DAFTAR TABEL
Tabel Halaman
II.1 Perubahan Fisiologis pada Luka Bakar ... 11 II.2 Kedalaman Luka Bakar ... 15 II.3 Sediaan Obat Ketorolac yang ada Di Indonesia ... 30 V.1 Tipe Luka Bakar di instalasi rawat inap di RSUD Dr. Saiful Anwar
Malang Periode 1 Januari – 31 Desember 2012 ... 39 V.2 Distribusi jenis kelamin pada pasien luka bakar yang menjalani rawat
inap di RSUD Dr. Saiful Anwar Malang Periode 1 Januari – 31 Desember 2012 ... 40 V.3 Distribusi usia dan jenis kelamin pada pasien luka bakar yang rawat
inap di RSUD Dr. Saiful Anwar Malang Periode 1 Januari – 31 Desember 2012 ... 40 V.4 Status pada pasien luka bakar yang menjalani rawat inap di RSUD Dr.
Saiful Anwar Malang Periode 1 Januari – 31 Desember 2012 ... 40 V.5 Distribusi terapi pada pasien luka bakar di instalasi rawat inap di RSUD
Dr. Saiful Anwar Malang Periode 1 Januari – 31 Desember 2012 ... 41 V.6 Pemakaian dosis analgesik ketorolac pada pasien luka bakar yang
menjalani rawat inap di RSUD Dr. Saiful Anwar Malang Periode 1 Januari – 31 Desember 2012 ... 41 V.7 Pemakaian analgesik ketorolac baik pemakaian tunggal maupun
kombinasi pada pasien luka bakar yang rawat inap di RSUD Dr. Saiful Anwar Malang Periode 1 Januari – 31 Desember 2012... 41 V.8 Analgesik yang di switch pada pasien luka bakar yang menjalani rawat
inap di RSUD Dr. Saiful Anwar Malang Periode 1 Januari – 31 Desember 2012 ... 42 V.9 Lama pemakaian analgesik ketorolac pada pasien luka bakar yang
V.10 Terapi penyerta yang digunakan pada pasien luka bakar yang menjalani instalasi rawat inap di RSUD Dr. Saiful Anwar Malang Periode 1 Januari – 31 Desember 2012 ... 43 V.11 Distribusi lama perawatan pasien luka bakar yang menjalani rawat
inap di RSUD Dr. Saiful Anwar Malang Periode 1 Januari – 31 Desember 2012 ... 44 V.12 Distribusi status pasien keluar rumah sakit pada pasien luka bakar
yang menjalani rawat inap di RSUD Dr. Saiful Anwar Malang Periode 1 Januari – 31 Desember 2012... 44 V.13 Distribusi komplikasi penyerta pada pasien luka bakar yang menjalani
rawat inap di RSUD Dr. Saiful Anwar Malang Periode 1 Januari – 31 Desember 2012 ... 44 V.14 Pasien meninggal pada saat keluar rumah sakit yang menjalani rawat
DAFTAR GAMBAR
Gambar Halaman
2.1 Struktur Kulit ... 6
2.2 Segitiga Perawatan Luka Bakar ... 10
2.3 Anatomi Kulit dan Hubungan Dengan Kedalaman Luka ... 14
2.4 Diagram Luas Luka Bakar ... 15
2.5 Derajat Luka Bakar Derajat I ... 16
2.6 Derajat Luka Bakar Derajat II ... 16
2.7 Derajat Luka Bakar Derajat III ... 17
2.8 Pathway Patofisiologi Luka Bakar ... 18
2.9 Skala Nyeri ... 22
2.10 Patofisiologi Nyeri ... 23
2.11 Proses Perjalanan Nyeri ... 24
2.12 Aksi Mekanisme NSAIDs ... 25
2.13 Struktur Kimia Ketorolac ... 28
3.1 Kerangka Konseptual ... 29
DAFTAR LAMPIRAN
1. Daftar Riwayat Hidup ... 62
2. Surat Pernyataan ... 63
3. Keterangan Kelayakan Etik ... 64
4. Surat Ijin Penelitian Skripsi ... 65
5. Surat Permohonan Penelitian ... 66
DAFTAR SINGKATAN
AINS : Antiinflamasi Nonsteroid
Cl- : Klorida
GCS : Glasgow Coma Scale
GD : Gula Darah
Hb : Hemoglobin
Hct : Hematokrit
K+ : Kalium
KRS : Keluar Rumah Sakit
LED : Laju Endap Darah
MCH : Mean Corpuscular Hemoglobin
MCHC : Mean Corpuscular Hemoglobin Concentration
Na+ : Natrium
MCV : Mean Corpuscular Volume
MRS : Masuk Rumah Sakit
PCT : Procalcitonin
PDW : Platelet Distribution Width
RDW : Red Cell Distribution Width
RMK : Rekam Medik Kesehatan
SGOT : Serum Glutamic Oxaloacetic Transaminase
SGPT : Serum Glutamic Pyruvic Transaminase
TBSA : Total Body Surface Area
TD : Tekanan Darah
DAFTAR PUSTAKA
Arifin, H. 2010. Medicinus: Scientific journal of Pharmaceutical Development And Medical Application. Vol 24: ISSN: 1979-39x.
American Burn Association (ABA). 2008. https://ameriburn.site-ym.com/ Diakses pada tanggal 10 Oktober 2014.
American Medical Association. Pain management: Pathophysiology of Pain and
Pain Assesment.
http://www.ama-meonline.com/pain_mgmt/mod-ule01/index.htm. Diakses pada tanggal 10 Oktober 2014.
Avidan, M. 2003. Pain Management In perioperative Care, Anaeste=hesia, Pain Management and Intensive Care. London: 78-102.
Avni T, Levcovich A, Ad-El DD, Leibovici L, Paul M. 2010."Prophylactic antibiotics for burns patients: systematic review and
meta-analysis". BMJ 340:c241.doi:10.1136/bmj.c241.PMC 2822136.PMID 201
56911.
Behrman, R.E., Kliegman & Arvin, Nelson. 2000. Nelson Textbook Of Pediatrics. Philadelphia: W.B. Saunders Company.
Berman, A., Snyder, S., Kozier, B., Erb, G. 2009. Buku ajar: keperawatan klinis kozier & erb. Jakarta: Penerbit buku kedokteran EGC.
Betz, C.L., and Sowden, L.A. 2009. Buku saku keperawatan Pediatri. Diterjemahkan oleh Meiliya, E. Jakarta: Penerbit buku Kedokteran EGC. Bhimantoro, F.X.A ,Wibowo N. Perbandingan awitan kerja ketorolac dengan
terbutalin sebagai obat tokolitik pada persalinan preterm. Maj Obstet
Ginekol Indones 2003 ; 27 : 21–6 .
Bowler, P.G., Duerden, B.I., Armstrong, D.B. 2001. Wound Microbiology and Associated Approaches to wound management. Ckin. Microbiol. Rev. 14
(2)-244-269.
Brown, G.R., Burns, T. 2005. Lecture Notes: Dermatologi. Edisi 8. Jakarta: Penerbit Erlangga.
Chandra S. 2009. Panduan Tatalaksana Nyeri Perioperatif. Jakarta: Perhimpunan Dokter Spesialis Anestesiologi dan Reanimasi Indonesia. Connolly, S., 2011. ACI Statewide Burn Injury Service. Clinical Practice
Guidelines: Burn Patient Management. Diakses dari
http://www.aci.health.nsw.gov.au/__data/assets/pdf_file/0019/162631/Clin ical_Practice_Guidelines_2012.pdf pada tanggal 01 November 2013.
Corwin J.E. 2009. Buku Saku Patofisiologi. Third Edition. Jakarta: Penerbit buku kedokteran EKG.
Damayanti, T. 2011. Journal of Emergency: Nilai Uji Diagnostik Prokalsitonin sebagai Deteksi Dini Sepsis pada Luka Bakar Berat. Surabaya: Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga, RSUD Dr. Soetomo Surabaya
Deglin, J.H., Vallerand, A.H. 2005. Pedoman obat untuk perawat. Edisi 4. Jakarta: Penerbit buku kedokteran EKG.
Dickman A., Jennifer S. 2013. The Syringe Driver: Continous Subcutaneous Infusions in Palliative Care. Edisi 3. New York: Oxford University Press.
Enkhbaatar, P., Murakami, K., Shimoda, K. et al. 2003. Ketorolac May control the pain. Clin. Sci. 105, 621–628.
Franco, K.L., Putnam, Jr. J.B. 2005. Thoracic Surgery. Second Edition. Printed in United States America.
Grace, A.P., Borley, N.R. 2007. At a glance: ILMU BEDAH. Third Edition. Jakarta: Penerbit Erlangga.
Hayes, K., Kee, J.E.R. 2012. Farmakologi: Pendekatan proses Keperawatan. Jakarta: Penerbit Buku kedokteran EKG.
Hidayat A.A., Uliyah M. 2008. Ketrampilan Dasar Praktik Klinik Kebidanan. Edisi 2. Jakarta: Salemba Medika.
http://www.burndoc.net/article_reprints/burns_-_general_article_fro.pdf. 2004. ABC of Burns: Introduction. Diakses pada tanggal 14 Mei 2014.
http://www.who.int/mediacentre/factsheets/fs365/en/#content . 2012. Burns . Diakses pada tanggal 01 November 2013.
http://www.scribd.com/doc/176745703/Luka-Bakar Diakses pada tanggal 03 November 2013.
James, H., Kaye, A.D., Fox C. 2014. Essentials Of Pediatric Anesthesiology. United Kingdom: Camridge University Press.
James, M. 2006. Volume expanders: Crystalloid vs. Plasma colloids vs. Synthetic colloids. ISBT Science Series, I, 52-58.
Jeschke, M.G., Wolf, S.E., Kamolz, L.P., Sjoberg, O. 2012. Handbook of Burns Volume 1: Acute Burn Care. New York: Springer.
Judha, M., Majid, A., Prayogi, A.S. 2013. Buku pintar: Perawatan pasien luka bakar. Yogyakarta: Gosyen Publishing.
Kalsum, U. 2011. Pengaruh Sediaan Salep Ekstrak Daun Sirih (Piper Berle Linn.) Terhadap Jumlah Fibroblas Luka Bakar Derajat II A pada Tikus
Putih (Rattus Norvegicus) Galur Wistar.
Kartohatmodjo, S. 2010. Luka Bakar (Combustio). Diakses dari http://ml.scribd.com/doc/138044558/48104678-luka-bakar-akut-Tecvct pada tanggal 04 Januari 2014.
Katzung, B.G. 2002. Farmakologi Dasar dan Klinik. Edisi 8. Diterjemahkan oleh staf Dosen Farmakologi FK UNAIR. Jakarta : Salemba Medika
Ketorolac tromethamine injection, USP IV / IM. Abbott Laboratories, North Chicago 1997.
Khotib, J. 2006. Mekanisme Molekular Toleransi Obat Anti Nyeri Opioid. Surabaya: Bagian Ilmu Biomedik Farmasi Fakultas Farmasi Universitas Airlangga.
Kit B., Kara M., Mark A.K., Mason M. Intravenous Acetaminophen and Intravenous Ketorolac for Management of Pediatric Surgical Pain: A
literature Review. Aajournalonline. 2014.
Klein M.B., Mosier M.J., Pham T.N., Gibran N.S., Arnoldo B.D., Gamelli R.L., Tompkins R.G., Herndon D.N. Early enteral nutrition in burns: compliance with guidelines and associated outcomes in a multicenter study. Pubmed: 2011.
Kopf, A. 2010. IASP: Guide to Pain Management in Low-Resource Setting. Seattle. P317-320.
Latief, S.A. 2001. Petunjuk Praktis Anestesiologi. Edisi 3. Jakarta: Bagian Anestesiologi dan Terapi Intensif FKUI.
Mangku, G. 2002. Diktat Kumpulan Kuliah Bagian SMF Anestesiologi dan Reanimasi. Denpasar: FKU Udayana.
Miller F.P., McBrewster A.F. 2009. Ibuprofen. Springer.
Moenadjat, Y. 2001. Luka Bakar. Edisi 2. Jakarta : Balai Penerbit FKUI.
Montoya, B. J. J., Canedo H.T., Paniagua A.A., Ortega F.V., Garcia1 O.F.D, Olvera H.R. 2013. A randomized, clinical trial of Ketorolac tromethamine vs ketorolac tromethamine complex B vitamins for
cesarean delivery analgesia.
Muttaqin, A. 2008. Buku ajar: Asuhan Keperawatan Dengan Gangguan Sistem Persarafan. Jakarta: Salemba Medika
O’Donnel, J.T. 2005. Drug Injury: Liability, Analysis and Prevention. Second edition. Lawyers & judges publishing company, Inc.
Oman, K.S., Mclain J.K., Scheetz L.J. 2008. Panduan belajar Keperawatan Emergency. Jakarta: Penerbit buku kedokteran EKG.
Orgill, D.P. 2009. Excision and Skin Grafting of Thermal Burns. New England Journal Med: 360:893-901.
Otto, S.E. 2005. Buku saku keperawatan onkologi. Jakarta: Penerbit buku kedokteran EKG.
Patterson, D.R., Sharar, S.R. 2001. Burn Pain. Pp. 780-787.
Pranata, A.E. 2013. Manajemen Cairan & Elektrolit. Yogyakarta: Nuha Medika. Rahardjo, R. 2009. Kumpulan Kuliah Farmakologi. Edisi 2. Jakarta: Penerbit
buku kedokteran EKG.
Ray, C.E., 2008. Pain Management in Interventional Radiology. Cambridge University press.
Raylene, M.R., Lyrawati, D. 2008. Penilaian Nyeri. Diakses dari http://lyrawati.files.wordpress.com/2008/07/pemeriksan-dan-penilaian-nyeri.pdf pada tanggal 17 November 2014.
Roche Indonesia. 2012. Toradol. Product monograph: Roche Products PTY Limited.
Runtuwene, T. 2001. Nyeri Neuropatik: Patofisiologi dan Penatalaksanaan. Jakarta: Kelompok studi Nyeri PERDOSSI. h.121-8.
Sakai M, Tanebe k, Sasaki Y, Momma K , Yoneda S, Saito S. Evaluation of the tocolytic effect of a selective cyclooxygenase-2 inhibitor in a mouse
model of lipopolysaccharide-induced preterm delivery. Molecular Human
Reproduction 2001; 7: 595–602.
Schwartz, S. 2000. Intisari prinsip-prinsip ilmu bedah. Edisi 6. Jakarta: Penerbit buku kedokteran EKG.
Schorr, SJ , Ascarelli, MH, Rust, OA , Ross, EL, Calfee, EL, Perry, KG et al. A Comparative study of ketorolac ( toradol ) and magnesium sulfate for
arrest of preterm labor. South Med J 1998 ; 91: 1028–32 .
Sinastra, R.S., Jahr, J.S., Watkins-Pitchford, M.J. 2011. The Essence of: Analgesia and Analgesic. New york: Cambridge University.
Sukandar, E.Y., dkk. 2008. ISO Farmakoterapi. Edisi 1. Jakarta: PT.ISFI Penerbitan.
Susanto, R.C., dan Ari, G.A.M., 2013. Penyakit Kulit dan Kelamin. Edisi 1. Yogyakarta : Nuha Medika.
Sutjahjo, Rita A. 2003. Pain Relief In Trauma. Surabaya: Bagian SMF Anestesiologi dan Reanimasi FKU Airlangga.
Tambayong, J. 2000. Patofisiologi Untuk Keperawatan. Jakarta: Penerbit buku Kedokteran EGC.
Tanu, I., 2007. Farmakologi dan Terapi. Edisi 5. Jakarta: Badan Penerbit Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia.
Tarantino D. P. 2002. Burn Pain and Dressing Changes. Vol 6. South Green: W.B Saunders.
.
Torpy, M.J., 2009. Burn Injuries. The Journal the American Medical Association. Diakses dari http://jama.jamanetwork.com/ Pada Tanggal 01 November 2013.
Wisniewski, P., Howard, G., Smith, M.D. 2013. Acute Burn Resucitation. www.Surgicalcriticalcare.net/guidelines/acute%20burn%20resusitacion/ Diakses pada Tanggal 10 Oktober 2014.
Wilson, W.C., Grande C.M., Hoyt B.D. 2007. Trauma Critical Care. Volume 2. New York: Informa health care USA.
Wolf, S.E., Jeschke M.G., Kamolz, L.P., Sjoberg, F. 2012. Handbook of burns : Acute Burn Care. Volume 1. Germany : SpringerWienNewYork.
Wood, F., 2009. Injury trauma and health network. Burn Injury Model Of Care.
Diakses dari
http://www.healthnetworks.health.wa.gov.au/modelsofcare/docs/Burn_Inj ury_Model_of_Care.pdf Pada tanggal 28 Oktober 2013.
www.who.int/violence_injury_prevention/index.html Diakses pada tanggal 21 Oktober 2013.