• Tidak ada hasil yang ditemukan

STUDI PENGGUNAAN ANTIRETROVIRAL PADA PASIEN HIV/AIDS (Penelitian dilakukan di RSUD dr. Saiful Anwar Malang)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "STUDI PENGGUNAAN ANTIRETROVIRAL PADA PASIEN HIV/AIDS (Penelitian dilakukan di RSUD dr. Saiful Anwar Malang)"

Copied!
29
0
0

Teks penuh

(1)

i

SKRIPSI

SISKA HERMAWATI

STUDI PENGGUNAAN ANTIRETROVIRAL

PADA PASIEN HIV/AIDS

(Penelitian dilakukan di RSUD dr. Saiful Anwar

Malang)

Halaman sampul

PROGRAM STUDI FARMASI

FAKULTAS ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG

(2)

ii

Lembar Pengesahan

STUDI PENGGUNAAN ANTIRETROVIRAL

PADA PASIEN HIV/AIDS

(Penelitian Dilakukan di RSUD dr. Saiful Anwar Malang)

SKRIPSI

Dibuat untuk memenuhi syarat mencapai gelar Sarjana Farmasi pada Program Studi Farmasi Fakultas Ilmu Kesehatan

Universitas Muhammadiyah Malang

2016

Oleh :

SISKA HERMAWATI NIM : 201210410311184

Disetujui Oleh :

Pembimbing I

Drs. Didik Hasmono, MS., Apt NIP : 195809111986011001

Pembimbing II Pembimbing III

(3)

iii

Lembar Pengujian

STUDI PENGGUNAAN ANTIRETROVIRAL PADA

PASIEN HIV/AIDS

(Penelitian Dilakukan di RSUD Dr. Saiful Anwar Malang)

SKRIPSI

Telah diuji dan dipertahankan di depan tim penguji Pada tanggal 25 Juli 2016

Oleh:

SISKA HERMAWATI NIM: 201210410311184

Tim Penguji:

Penguji I

Drs. Didik Hasmono, M.S., Apt. NIP: 195809111986011001

Penguji II Penguji III

Hidajah Rachmawati, S.Si.,Apt., Sp.FRS. Lya Widhayunita, MSc, Apt NIP UMM: 144.0609.0449 NIP : 198406052011012010

Penguji IV Penguji V

(4)

iv

KATA PENGANTAR

Bismillahirohmanirrohim

Assalamu’alaikum warohmatullahi wabarokatuh

Puji syukur atas segala nikmat Allah SWT, Tuhan semesta alam, karena berkat rahmat serta ridhonya penulis dapat menyelesaikan penulisan skripsi yang berjudul “STUDI PENGGUNAAN ANTIRETROVIRAL PADA PASIEN HIV/AIDS (Penelitian Dilakukan di RSUD dr. Saiful Anwar Malang) sebagai

persyaratan dalam memperoleh gelar Sarjana Farmasi pada Program Studi Farmasi Universitas Muhammadiyah Malang.

Penulis menyadari bahwa penulisan skripsi ini tidak mungkin akan terwujud apabila tidak ada bantuan, bimbingan dan kerjasama yang ikhlas dari berbagai pihak sehingga tidak lupa penulis menyampaikan rasa terima kasih yang tulus kepada:

1. Allah SWT yang telah memberikan kesehatan, kemudahan dan kelancaran kepada penulis selama proses pengerjaan skripsi ini.

2. Bapak Yoyok Bekti Prasetyo, S.Kep., M.Kep., Sp.Kom. selaku Dekan Fakultas Ilmu Kesehatan yang telah memberikan kesempatan kepada penulis untuk menempuh pendidikan di Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Malang.

3. dr. Restu Kurnia Tjahjani, M.Kes. selaku direktur RSUD dr. Saiful Anwar Malang, seluruh staf bagian rekam medik beserta seluruh staf RSUD dr. Saiful Anwar Malang yang telah membantu, membimbing dan mengizinkan penulis untuk melakukan penelitian sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. 4. Ibu Nailis Syifa’, S.Farm., Apt., M.Sc. selaku Ketua Program Studi Farmasi Universitas Muhammadiyah Malang yang telah memberikan motivasi dan memberikan kesempatan kepada penulis untuk selalu belajar di Program Studi Farmasi Universitas Muhammadiyah Malang.

(5)

v

memberikan arahan dan masukan yang membangun kepada penulis demi kesempurnaan skripsi ini.

6. Ibu Dra. Lilik Yusetyani, Apt., Sp.FRS. dan Ibu Nailis Syifa’, S.Farm., Apt., M.Sc. selaku dosen penguji yang telah memberikan masukan demi kesempurnaan skripsi ini.

7. Bapak Ibu Dosen dan staf Program Studi Farmasi yang telah mengajarkan penulis banyak sekali ilmu pengetahuan yang bermanfaat sehingga penulis dapat menyelesaikan pendidikan sarjana.

8. Kepada orang tua tercinta, bapak Sholikin dan ibu Istikomah serta Bapak

Bahrudin Zuhri dan Ibu Mu’awanah yang selalu mendoakan dan

mencurahkan segenap kasih sayang yang tak terbatas serta memberi dukungan selama penulis menempuh pendidikan.

9. Kakak-adek tersayang Wilga dan Heni serta sadara jauh saya Risa Alviyanti yang selalu menemani, memberi semangat, mendukung, dan mendoakan. 10.Teman-teman seperjuangan skripsi HIV terhebat Rizqy Amalia Putri,

Mahfudhoh, Inne Fatima Abubakar, Rawina Nurmarianita dan Irsan Fahmi yang selalu mendukungdalam menyelesaikan penelitian ini.

11.Evy, Rahmi, Loreng, Venny, dan seluruh teman-teman Farmasi 2012 yang telah memberi warna selama 4 tahun perkuliahan.

12.Sahabatku Vagen dan Dian serta penghuni kos 324 tercinta, mbak Inna, Amel, Fani, Fatimah, Linda, Lia, dan Neva yang telah memberi dukungan dalam menyelesaikan skripsi ini.

13.Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu, terima kasih atas bantuan dan dukungannya selama penulis menyelesaikan skripsi ini.

Penulis menyadari bahwa skripsi ini jauh dari sempurna, oleh karena itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun. Semoga penulisan skripsi ini dapat bermanfaat bagi ppenelitian berikutnya, amin.

Wassalamu’alaikum warohmatullahi wabarokatuh

Malang, Juli 2016

(6)

vi

RINGKASAN

STUDI PENGGUNAAN ANTIRETROVIRAL PADA PASIEN

HIV/AIDS

(Penelitian Dilakukan di RSUD dr. Saiful Anwar Malang)

Human Immunodeficiency Virus (HIV) adalah retrovirus yang menginfeksi dan menyerang sel limfosit CD4. Virus ini mampu berkembang biak dengan cepat hingga membunuh sel CD4 dan akhirnya dapat menurunkan sistem kekebalan tubuh, serta melemahkan kemampuan tubuh dalam melawan infeksi dan penyakit. HIV umumnya menular melalui hubungan seksual. Infeksi HIV terbagi menjadi 4 stadium. Pada stadium 1 dan 2, infeksi HIV tidak menunjukkan gejala klinis yang spesifik, namun saat infeksi HIV sudah mencapai stadium 4 atau Acquired Immunno Deficiency Syndrome (AIDS), pasien HIV akan mengalami berbagai macam infeksi oportunistik (IO) yaitu infeksi yang mengambil keuntungan dari melemahnya sistem imunitas tubuh. Contoh IO yang paling sering terjadi pada pasien HIV/AIDS adalah candidiasis, tuberculosis, pneumonia, diare, dll.Terapi farmakologis utama dari HIV/AIDS adalah antiretroviral (ARV). National Institute of Allergy and Infectious Disease (NIAID) membagi type obat ARV menjadi enam kelompok, yaitu Entri Inhibitor; Fusion Inhibitor; Reverse Transcriptase (RT)

Inhibitors yang dibagi menjadi dua yaitu Nucleoside/nucleotide RT Inhibitors

(NRTI) dan Non-nucleoside RT Inhibitors (NNRTI); Protease Inhibitors; Integrase Inhibitors; dan Multi-class Combination. Tujuan pemberian ARV adalah untuk menekan replikasi virus secara maksimal, memperbaiki kualitas hidup ODHA (Orang dengan HIV/AIDS) dan menurunkan angka kematian karena HIV/AIDS. HIV dapat ditekan dengan terapi antiretroviral namun pemberian ARV tidak untuk menyembuhkan infeksi melainkan untuk mengendalikan replikasi virus dan memperkuat sistem imun.

Tujuan dari penelitian ini adalah mengetahui pola penggunaan obat ARV terkait jenis, dosis, bentuk sediaan, kombinasi, dan rute pemakaian yang diberikan pada pasien HIV/AIDS.

Metode penelitian yang digunakan adalah metode observasional karena peneliti tidak memberikan perlakuan kepada sampel. Rancangan penelitian dilakukan secara deskriptif dengan metode retrospektif (penelitian yang dilakukan dengan meninjau ke belakang pola terapi yang diberikan pasien). Kriteria inklusi penelitian ini meliputi pasien yang terdiagnosa HIV/AIDS dengan atau tanpa disertai penyakit penyerta yang menerima terapi ARV serta memiliki Rekam Medik Kesehatan (RMK) lengkap periode 1 Januari 2015-31 Desember 2015, sedangkan kriteria eksklusi penelitian ini adalah semua pasien (usia <10 tahun) yang memenuhi seluruh kriteria inklusi.

(7)

vii

(8)

x DAFTAR ISI

HALAMAN SAMPUL ... i

LEMBAR PENGESAHAN ... ii

LEMBAR PENGUJIAN ... iii

KATA PENGANTAR ... iv

RINGKASAN ... vi

ABSTRAK ... viii

ABSTRACT ... ix

DAFTAR ISI ... x

DAFTAR TABEL ... xv

DAFTAR GAMBAR ... xvi

DAFTAR LAMPIRAN ... xviii

DAFTAR SINGKATAN ... xixviii

BAB I PENDAHULUAN ... 1

1.1 Latar Belakang ... 1

1.2 Rumusan Masalah ... 5

1.3 Tujuan Penelitian ... 5

1.3.1 Tujuan Umum ... 5

1.3.2 Tujuan Khusus... 5

1.4 Manfaat Penelitian ... 5

1.4.1 Manfaat Bagi Peneliti ... 5

1.4.2 Manfaat Bagi Rumah Sakit ... 5

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ... 6

1.1 Epidemiologi HIV dan AIDS ... 6

1.2 Etiologi dan HIV/ AIDS ... 7

2.2.1 Morfologi HIV... 9

2.2.2 Siklus Replikasi HIV ... 10

2.3 Patofisiologis dan Patogenesis HIV/AIDS ... 12

2.4 Transmisi HIV ... 15

(9)

xi

2.4.2 Transmisi HIV melalui Darah dan Produk Darah ... 16

2.4.3 Transmisi HIV dari Ibu ke Janin ... 16

2.4.4 Transmisi HIV melalui Cairan Tubuh yang Lain... 16

2.4.5 Transmisi HIV melalui Pekerja pada Pekerja Kesehatan dan Petugas Laboratorium ... 16

2.5 Manifestasi Klinik HIV/AIDS ... 17

2.5.1 Sindroma HIV Akut ... 17

2.5.2 Tingkat asimptomatik- Periode Latensi ... 17

2.5.3 Tingkat Simptomatis ... 18

2.6 Pemeriksaan Laboratorium untuk Tes HIV ... 18

2.6.1 Diagnosis HIV secara Serologis ... 18

2.6.2 Rapid Tes HIV ... 19

2.7 Penatalaksanaan HIV/AIDS ... 19

2.7.1 Penatalaksanaan Umum ... 20

2.7.2 Penatalaksanaan Khusus ... 20

2.8 Antiretroviral ... 20

2.8.1 Entry Inhibitor ... 21

2.8.1.1 Maraviroc (MVC) ... 21

2.8.2 Fussion Inhibitor ... 22

2.8.2.1 Enfuvirtide (T-20) ... 22

2.8.3 Reverse Transcriptase Inhibitor ... 23

2.8.3.1 Nucleoside/nucleotide RT inhibitors (NRTIs) ... 23

2.8.3.1.1 Abacavir (ABC)... 23

2.8.3.1.2 Didanosin (ddI) ... 24

2.8.3.1.3 Emtricitabine (FTC) ... 25

2.8.3.1.4 Lamivudine (3TC) ... 26

2.8.3.1.5 Stavudin (d4T) ... 27

2.8.3.1.6 Tenofovir (TDF) ... 28

2.8.3.1.7 Zalcitabine (ddC) ... 29

2.8.3.1.8 Zidovudine (AZT) ... 29

2.8.3.2 Non-Nucleoside Reverse Transcriptase Inhibitors (NNRTI) ... 31

(10)

xii

2.8.3.2.2 Efavirenz... 32

2.8.3.2.3 Nevirapine ... 33

2.8.4 Protease Inhibitor ... 34

2.8.4.1 Atazanavir ... 35

2.8.4.2 Fosamprenavir ... 35

2.8.4.3 Indinavir ... 36

2.8.4.4 Nelfinavir ... 37

2.8.4.5 Ritonavir ... 37

2.8.4.6 Sakuinavir ... 38

2.8.5 Integrase Inhibitor... 39

2.8.5.1 Dolutegravir ... 39

2.8.6 Multi Class Combination Product... 40

2.8.6.1 Lopinavir/ Ritonavir (LVP/r) ... 40

2.9 ARV yang Beredar di Indonesia ... 41

2.10 Tatalaksana Pemberian ARV ... 42

2.10.1 Regimen ARV Lini Pertama ... 43

2.10.2 Regimen ARV Lini Kedua ... 43

2.11 Drug Related Problem (DRP) ... 44

2.12 Interaksi Obat ARV ... 45

2.13 Toksisitas ARV ... 47

2.14 Kegagalan Terapi ARV ... 50

2.15 Obat ARV untuk kelompok tertentu... 51

2.15.1 Wanita Hamil atau Menyusui ... 51

2.15.2 Pasien HIV/AIDS dengan Tuberculosis ... 51

2.15.3 . Terapi ARV untuk Ko-infeksi HIV/Hepatitis B (HBV) dan Hepatitis C (HCV) ... 52

2.15.4 Terapi ARV pada Pengguna NAPZA suntik ... 52

2.16 Monitoring Penggunaan ARV ... 53

2.16.1 Viral Load ... 53

2.16.2 CD4 Recovery ... 53

2.16.3 Therapeutic Drug Monitoring (TDM)... 54

(11)

xiii

2.17 Terapi Lain ... 55

BAB III KERANGKA KONSEPTUAL ... 57

3.1 Kerangka Konseptual ... 57

3.2 Skema Kerangka Operasional ... 60

BAB IV METODE PENELITIAN ... 61

4.1 Rancangan Penelitian... 61

4.2 Bahan Penelitian ... 61

4.3 Kriteria Inklusi ... 61

4.4 Kriteria Eksklusi ... 61

4.5 Populasi ... 61

4.6 Sampel ... 62

4.7 Instrumen Penelitian ... 62

4.8 Lokasi dan Waktu Penelitian ... 62

4.9 Definisi Operasional ... 62

4.10 Prosedur Pengumpulan Data ... 63

4.11 Analisis Data ... 63

BAB V HASIL PENELITIAN... 64

5.1 Jumlah Sampel Penelitian ... 64

5.2 Data Demografi Pasien ... 64

5.2.1 Jenis Kelamin ... 65

5.2.2 Distribusi Usia Pasien... 65

5.2.3 Status Pembayaran Biaya Pengobatan Pasien HIV/AIDS... 65

5.2.4 Faktor Resiko Terjadinya HIV pada Pasien HIV/AIDS... 65

5.3 Tingkat Infeksi HIV/AIDS ... 65

5.4 Profil Infeksi Oportunistik (IO) pada Pasien HIV/AIDS ... 66

5.5 Manajemen Terapi Pasien HIV/AIDS ... 67

5.5.1 Jenis ARV pada Pasien HIV/AIDS ... 67

5.5.2 Jenis Antiretroviral (ARV) pada Pasien HIV/AIDS ... 67

5.5.3 Pola Terapi Antiretroviral (ARV) ... 68

5.5.4 Switch dosis dan jenis ARV pada Pasien HIV/AIDS ... 68

5.5.5 Terapi Farmakologi lain pada Pasien HIV/AIDS ... 69

(12)

xiv

5.5.5.2 Terapi Farmakologi OAT ... 70

5.5.5.3 Terapi Farmakologi Anti Jamur ... 70

5.5.5.4 Terapi Farmakologi Antiprotozoa dan Antivirus ... 70

5.5.5.5 Terapi Farmakologi Analgesik dan Antipiretik ... 71

5.5.5.6 Terapi Farmakologi Kortikosteroid... 71

5.5.5.7 Terapi Farmakologi Obat-obat saluran pencernaan ... 71

5.6 Potensial Efek Samping ARV ... 71

5.7 Potensial Interaksi Obat ... 72

5.8 Lama Terapi Antiretroviral... 73

5.9 Lama Masuk Rumah Sakit pada Pasien HIV/AIDS ... 74

5.10 Kondisi Keluar Rumah Sakit pada Pasien HIV/AIDS dengan IO ... 74

BAB VI PEMBAHASAN ... 75

BAB VII KESIMPULAN DAN SARAN ... 89

(13)

xv

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

II.1 Stadium Klinis HIV Menurut KEMENKES RI 2011...8

II.2 Obat ARV yang Ada di Indonesia ...41

II.3 Rekomendasi Waktu Untuk Memulai ARV pada Dewasa, Remaja, Ibu Hamil dan Wanita Menyusui, Serta Anak-Anak Menurut WHO 2013 ...42

II.4 ARV yang Cocok untuk Memulai Terapi ...43

II.5 Pilihan Terapi ARV Lini Kedua Menurut WHO ...44

II.6 Klasifikasi dari Drug Related Problem ...44

II.7 Interaksi ARV dengan Obat Lain Selama ART ...45

II.8 Tingkat Penilaian Keparahan Toksisitas dari data Laboratorium dan Data Klinik ...47

II.9 Definisi Kegagalan Terapi Menurut WHO 2013...50

II.10 Terapi Infeksi Opportunistik pada HIV/AIDS ...55

V.1 Distribusi Jenis Kelamin ...65

V.2 Distribusi Usia ...65

V.3 Status Pembayaran Biaya Pengobatan Pasien ...65

V.4 Faktor Resiko Penyakit HIV/AIDS ...65

V.5 Distribusi Tingkat Infeksi pada HIV/AIDS ...65

V.6 Profil Penyakit Penyerta pada HIV/AIDS ...67

V.7 Tabel Jenis ARV pada HIV/AIDS ...67

V.8 Jenis ARV yang digunakan pada HIV/AIDS ...67

V.9 Pola Terapi Kombinasi pada HIV/AIDS ...68

V.10 Switch dosis dan Jenis pada HIV/AIDS ...68

V.11 Terapi Farmakologis lain pada HIV/AIDS ...69

V.12 Potensial Efek Samping pada HIV/AIDS ...71

V.13 Potensial Interaksi pada HIV/AIDS...72

V.14 Lama Terapi pada HIV/AIDS ...73

(14)

xvi

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

2.1 Jumlah kasus HIV dan AIDS yang dilaporkan tahun 1987 sampai dengan

September 2014 ... 7

2.2 Struktur partikel virion HIV ... 10

2.3 Point potensial pada siklus HIV/AIDS ... 11

2.4 Patogenesis HIV/AIDS ... 12

2.5FDA-approved antiretroviral medications as of March 2015 for use in the United States ... 21

2.6 Struktur Kimia Maraviroc ... 21

2.7 Struktur Kimia Enfuvirtide ... 22

2.8 Struktur Kimia Abacavir ... 24

2.9 Struktur Kimia Didanosin ... 24

2.10 Struktur Kimia Emtricitabine ... 25

2.11 Struktur Kimia Lamivudin ... 26

2.12 Struktur Kimia Stavudin ... 27

2.13 Struktur Kimia Tenofovir ... 28

2.14Struktur Kimia Zalcitabine ... 29

2.15Struktur Kimia Zidovudine ... 30

2.16Struktur Kimia Delavirdine ... 32

2.17Struktur Kimia Efavirenz ... 32

2.18Struktur Kimia Nevirapine ... 33

2.19Struktur Kimia Atazanavir ... 35

2.20Struktur Kimia Fosamprenavir ... 35

2.21Struktur Kimia Indinavir ... 36

2.22Struktur Kimia Nelfinavir ... 37

2.23Struktur Kimia Ritonavir... 38

2.24Struktur Kimia Saquinavir ... 38

2.25Struktur kimia Dolutegravir ... 39

2.26Struktur Kimia Lopinavir ... 41

2.27Struktur Kimia Ritonavir... 41

(15)

xvii

(16)

xviii

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran Halaman

1 Daftar Riwayat Hidup ... 95

2 Surat Pernyataan... 96

3 Nota Dinas ... 97

4 Surat Keterangan Kelayakan Etik ... 98

(17)

xix

DAFTAR SINGKATAN

3TC Lamivudin

ABC Abacavir

AIDS Acquired Immune Deficiency Syndrome (Kumpulan Gejala Penyakit Akibat Penurunan Daya Tahan Tubuh Yang Didapat) ALT Alanine Aminotransferase (= SGPT)

ARV Obat Antiretroviral

ART Terapi Antiretroviral

ASI Air Susu Ibu

ATV Atazanavir

AZT Zidovudine yang sering disingkat pula sebagai ZDV

AUC Area Under Curve

BB CCR5

Berat Badan C Chemokin

CD4 Limfosit-T

CDC Center for Disease Control and Prevention

CYP450 CXCR4

Cytokrom P450

Chemokine Co-Receptor 4

d4T Stavudine

ddC Zalcitabine

ddI Didanosine

DLV Delavirdine

DM Diabetes Melitus

DMK Dokumen Medik Kesehatan

DNA Deoxyribo Nucleic Acid

Ds Double strand

DUS Drug Utilization Study

EFV Efavirenz

ENF (T-20) Enfuvirtide EIs Entry Inhibitor

(18)

xx

FDC Fixed-Dose Combination (Kombinasi Beberapa Obat Dalam Satu Pil)

FPV/r Fos-amprenavir + Ritonavir

FTC Emtricitabine

GI Gastrointestinal (Saluran Cerna)

Gp Glikoprotein

HAART Highly Active Antiretroviral Therapy (Terapi ARV)

HBV Hepatitis B Virus

HCV Hepatitis C Virus

HIV Human Immunodeficiency Virus = Virus Penyebab AIDS

HLA Human Leukocyte Antigen

IDU Injecting Drug User (Pengguna NAPZA Suntik)

IDV Indinavir

IMS Infeksi Menular(Secara) Seksual IPT Isoniazid Preventive Treatment

IRIS Immune reconstitution inflamatory syndrome (Sindrom Pulih Imun)

IV Intravena

LPV Lopinavir

LSL Lelaki Seks dengan Lelaki

LSM Lembaga swadaya masyarakat

MTCT mother-to-child transmission (of HIV); penularan HIV dari ibu ke anak

NAPZA narkotik, alkohol, psikotropik dan zat adiktif lain

NFV Nelfinavir

NNRTI Non-Nucleoside Reverse Transcriptase Inhibitor

NRTI Nucleoside Analogue Reverse Transcriptase Inhibitor

NVP Nevirapine

ODHA orang dengan HIV dan AIDS

PCR polymerase chain reaction (reaksi rantai polimerasi) PI Protease inhibitor

(19)

xxi

PPIA Pencegahan Penularan Ibu ke Anak

RL Ringer’s Lactate Solution

RMK Rekam Medik Kesehatan

RTV-PI ritonavir-boosted protease inhibitor (PI yang diperkuat dengan ritonavir)

SGOT Serum Glutamic Oxaloacetic Transaminase (=AST) SGPT Serum Glutamic Pyruvate Transaminase (=ALT)

SQV Saquinavir

SSP STD

Sistem Saraf Pusat

Sexually Transmited Disease

TB Tuberkulosis

TDF tenofovir disoproxil fumarate

TLC Total Lymphocyte Count (jumlah limfosit total) UNAIDS Joint United Nations Programme on HIV/ AIDS

WHO World Health Organization

(20)

90

DAFTAR PUSTAKA

Aberg, J.A., Lacy,C.F, Amstrong, L.L, Goldman, M .P, and Lance, L.L., 2009, Drug Information Handbook, 17th edition, Lexi-Comp for the American

Acosta EP., et all. 2000. Pharmacodynamics of HIV type 1 protease inhibitors. Clinical Infectious Diseases. P 151-159

Anderson, P.L., Fletcher, C., Kakuda, T., 2008. Human Immunodeficiency Virus Infection: In:Dipiro,J.T., Talbert, L., Yee, G.C., Matzke, G.R., Wells, B.G., Posey, L., (Eds) Pharmacotherapy a Patophysiological Approach, Ed7th, St.Louis: Mc Grae Hill Companies, Inc, p.2065-2082

Anonim, 2011. Nama Obat ARV. http://spiritia.or.id/cst/bacacst.php?artno=8001. Diakses pada tanggan 25 November 2015

Anonim, 2013. HIV Virus Structure Anatomy Picture Reference. http://healthfavo.com/hiv-virus-structure-anatomy-picture-reference.html. Diakses tanggal 13 Januari 2016

Anonim, 2015. ISO Indonesia. Volume 50. Jakarta. Penerbit PT ISFI

Anonim, 2015. MIMS Indonesia Petunjuk Konsultasi. Edisi 14. Jakarta. Penerbit UMB Medica Asia Pte Ltd

Anonim, 2015. Antiretroviral Regiment.

http://www.hivwebstudy.org/cases/antiretroviral-therapy/antiretroviral-regimens. Diakses pada tanggal 13 Januari 2016

A to Z drug fact, 2009. Fact and Comparison

Baratawidjaya, K. G., Rengganis, I., 2010. Imunologi Dasar. Edisi ke-9. Jakarta : Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia. P. 499-513

Carcelero, E., Tustet, M., Martin, M., Lazzari, E.D., Codina, C., Miro, J., Gatell, JM., 2011. “Evaluation of antiretroviral-related errors and interventions by the clinical pharmacist in hospitalized HIV-infected patients”. HIV Medicine. Britist HIV Association.12, 494-499

(21)

91 CDC, 2015. HIV Transmission.

http://www.cdc.gov/hiv/basics/transmission.html. Diakses pada tanggal 1 November 2015.

Cohen, M.S. et al., 2011. “Prevention of HIV-1 Infection with Early Antiretroviral Therapy”. Journal of Medicine., vol.365 no.6, p493-505

Drug Bank, 2015. Lamivudin. http://www.drugbank.ca/drugs/DB00709. Diakses pada tanggal 12 Desember 2015

Drug Bank, 2015. Tenofovir. http://www.drugbank.ca/drugs/DB00300. Diakses pada tanggal 25 November 2015

Ellenhorn, M.J., S. Schonwald, G. Ordog, J. Wasserberger. Ellenhorn's Medical Toxicology: Diagnosis and Treatment of Human Poisoning. 2nd ed. Baltimore, MD: Williams and Wilkins, 1997., p. 261

Fauci, A.S, and Lane H.C., 2008, Human Immunodeficiency Disease : AIDS and Related Disorder. In:Kasper, D.L., and Fauci, A.S., Harrison’s Infectious Disease Ed.17th. New York;Mc Grow Hill Companies, Inc, p.792-873 Fauci, A.S, and Lane H.C., 2009,HIV Infection and AIDS. In:Fauci, A.S.,

Braunwauld, E., Kasper, D.L., Hauser, S.L., Longo, D.L., Jameson, J.L., Loscalzo, J., Harrison’s Manual of Medicine, Ed.17th. New York;Mc Grow Hill Companies, Inc, p.600-622

Fauci, A.S, and Lane H.C., 2012, Human Immunodeficiency Disease : AIDS and Related Disorder. In:Kasper, D.L., Fauci, A.S., Longo, D.L., Braunwauld, E., hauser, S.L., Jameson, J.L., (Eds), Harrison’s Principle of Internal Medicine, Ed.18th. New York;Mc Grow Hill Companies, Inc, p.3146-3224 FDA, 2015. Orange Book: Approved Drug Products with Therapeutic

Equivalence Evaluations.

http://www.accessdata.fda.gov/scripts/cder/ob/docs/queryai.cfm. Diakses pada tanggal 10 Desember 2015

FDA, 2015. Antiretroviral drugs used in the treatment of HIV infection. http://www.fda.gov/ForPatients/Illness/HIVAIDS/Treatment/ucm118915.ht m. Diakses pada tanggal 25 Desember 2015

(22)

92

Hardman, J.G., L.E. Limbird, P.B., A.G. Gilman. Goodman and Gilman's The Pharmacological Basis of Therapeutics. 10th ed. New York, NY:

McGraw-Hill, 2001., p. 1357

Hoffmann, C., Rockstroh, J.K., Kamps, B.S. 2006. HIV Medicine 2007. 16th ed, Paris, Cagliari, Wuppertal : Flying Publisher

Hoffman, C., Rockstroh, J.K., 2012. HIV 2012/2013. Hamburg : Medizin Fokus Verlag

JAC, 2015. HIV entry inhibitors: mechanisms of action and resistance pathways. http://jac.oxfordjournals.org/content/57/4/619.full. Diakses pada

tanggal 12 Desember 2015

Katz, M.H., Zolopa, A.R., Hollander, H. HIV infection. In: Wilson WR, editor. Current Diagnosis and Treatment in Infectious Diseases. New York:

McGraw-Hill; 2001.p.1317-48.

Katzung, B.G., 2010. Farmakologi Dasar dan Klinik. 10th ed. Jakarta : EGC, 2010 p. 823-838

KEMENKES RI, 2011., Tatalaksna Klinis Infeksi HIV dan Terapi ARV pada orang dewasa. Kementrian Kesehatan Republik Indonesia

KEMENKES RI, 2014., Situasi dan Analisis HIV AIDS. Kementrian Kesehatan Republik Indonesia

Kumar, V., Abbas, A.K and Aster, J.C., 2015. Acquired Immuno Deficiency Syndrome (AIDS). Robbins and Cotran Pathologic Basic of Disease. Philadephia: Elsevier, p.243

McEvoy, G.K. 2005. American Hospital Formulary Service- Drug Information 2005. Bethesda, MD: American Society of Health-System Pharmacists, Inc. 2005 (Plus Supplements)., p. 618

McEvoy, G.K. 2003. American Hospital Formulary Service - Drug Information 2003. Bethesda, MD: American Society of Health-System Pharmacists, Inc. 2003 (Plus Supplements)., p. 646

Nasronudin, 2007. Konseling, Dukungan, Perawatan dan Pengobatan ODHA. Universitas Airlangga. Surabaya. 2007

(23)

93

NIAID, 2009. Quick Fact About HIV Transmission.

http://www.niaid.nih.gov/topics/HIVAIDS/Understanding/Pages/riskFactors .aspx . Diakses pada 1 November 2015

NIAID, 2013. Types of HIV/AIDS Antiretroviral Drugs.

http://www.niaid.nih.gov/topics/HIVAIDS/Understanding/Treatment/pages/ arvdrugclasses.aspx. Diakses pada tanggal 1 November 2015

NIH, 2015. The HIV Life Cycle. https://aidsinfo.nih.gov/education-materials/fact-sheets/19/73/the-hiv-life-cycle. Diakses tanggal 3 Januari 2016

NIH, 2015. Compound of ARV drug. https://pubchem.ncbi.nlm.nih.gov/. Diakses pada tanggal 1 November 2015

PCNE, 2009. PCNE Classification for Drug Related Problem. Pharmaceutical Care Network Europe

PubChem, 2015. Antiretroviral. https://pubchem.ncbi.nlm.nih.gov/. Diakses pada tanggan 10 Desember 2015

Rathbun, R Cris., Liedke Michelle D., 2011., Antiretroviral Drug Interactions: Overview of Interactions Involving New and Investigational Agents and the Role of Therapeutic Drug Monitoring for Management. Pharmaceutic., Vol 3, page 745-781

Safrin, S., 2012. Antiretroviral Agents. Dalam: B.G, Katzung, S.B. Master & A.J. Trevor, Penyunt. Basic and Clinical Pharmacology. New York: McGraw-Hill

Sundquist, W.I and Kräusslich, H.G., 2012. HIV-1 Assembly, Budding, and Maturation. Cold Spring Harb Perspect Med. 2012 Jul; 2(7): a006924. Stellbrink, H.J., Schewe, C.K., Hoffmann C, Wolf E. 2008. Is there a harmless

level of plasma viremia in untreated HIV infection CD4+ T cells in the

long-term follow-up of elite controllers and controls. Abstract 351, 14th

Suharto., 2010: Masa lalu, masa kini dan masa depan infeksi AIDS. HIV-AIDS from Basic to Clinical Management. Surabaya : Rumah Sakit Penyakit Infeksi Universitas Airlangga. p 2-3

Sweetman, S.C., 2009. Martindale 36 The Complete Drug Reference. London: The Pharmaceutical Press

(24)

94

Thomson, 2005. Micromedex. Drug Information for the Health Care Professional. 25th ed. Volume 1. Plus Updates. Content Reviewed by the

United States Pharmacopeial Convention, Inc. Greenwood Village, CO. 2005., p. 1269

UNAIDS, 2013. UNAIDS Report on the Global AIDS Epidemic 2013. United Nations Programme on HIV/AIDS

WHO, 2013. Consolidated Guidelines on The Use of Antiretroviral Drugs for Treating and Preventing HIV Infection . World Health Organization WHO, 2014. Consolidated Guidelines on HIV Preventin, Diagnosis, Treatment

and Care for Key Population. World Health Organization

WHO, 2015. HIV/AIDS. http://www.who.int/topics/hiv_aids/en/. Diakses pada tanggal 25 September 2015.

WHO, 2015. Global Health Obervatory data. http://www.who.int/gho/hiv/en/ Diakses pada tanggal 25 September 2015

YANFAR, 2006. Pedoman Pelayanan Kefarmasian untuk Orang dengan HIV/AIDS (ODHA). Direktorat Bina Farmasi Komunitas dan Klinik Ditjen

Bina Kefarmasian dan Alat Kesehatan Departemen Kesehatan RI

Yoveline, A., Wahyuningsing, R., Kumalawati, Y., Sungkar, S. 2008. Peran Rapid

Oral HIV Test dalam Diagnosis Infeksi HIV. Maj Kedokt Indon, Vol : 58

(12) 2008. Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia

(25)

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Berdasarkan data dari WHO dan UNAIDS tahun 2015, secara global 36,9 juta orang telah terinfeksi HIV (Human Immunodeficiency Virus) pada akhir tahun 2014. Sebanyak 2,1 juta adalah dari kalangan remaja (usia 10-19 tahun) dari negara dengan penghasilan rendah sampai sedang. Sub Sahara menjadi daerah dengan penderita HIV tertinggi yaitu 25,8 juta penderita kalangan dewasa dan anak-anak. Pada tahun yang sama, sekitar 2 juta orang baru terinfeksi HIV, dan sekitar 1,2 juta orang meninggal karena AIDS (Acquired Immunodeficiency Syndrome). Jangkauan pengujian terhadap HIV sangat terbatas sehingga hanya sekitar 51% pasien HIV yang mengetahui bahwa mereka terinfeksi. Sejak ditemukannya HIV/AIDS pertamakali di Indonesia tepatnya di Bali pada tahun 1987, perkembangan penyakit inicenderung mengalami peningkatan jumlah, hingga saat ini HIV/AIDS sudah menyebar di 386 kabupaten/kota di seluruh Indonesia. Pada tahun 2012 sampai akhir 2014 kasus HIV/AIDS mulai mengalami penurunan perlahan. Jumlah kumulatif pasien dengan HIV dari 1 April 1987- 30 September 2014 adalah 150.296 jiwa, AIDS 55.799 jiwa, dan kematian sejumlah 9.796 jiwa. Menurut jenis pekerjaan, penderita AIDS terbanyak di Indonesia berasal dari ibu rumah tangga, diikuti wiraswasta dan tenaga non profesional. Berdasarkan kelompok beresiko, kasus AIDS di Indonesia paling banyak terdapat pada kelompok heteroseksual (61,5%), diikuti Injecting Drug User (IDU) sebanyak 15,2%, dan homoseksual (2,4%). Faktor resiko tak diketahui sekitar 17,1%. Kasus AIDS yang dilaporkan sejak 1987 sampai September 2014 terbanyak adalah di provinsi Papua yaitu sejumlah 10.184 kasus, diikuti Jawa Timur, DKI Jakarta, Bali, Jawa Barat, Jawa Tengah, Papua Selatan, Sulawesi Selatan, Kalimantan Barat, dan Sumatera Utara (KEMENKES RI, 2014; WHO, 2015; UNAIDS, 2013).

Human Immunodeficiency Virus (HIV) adalah retrovirus yang menginfeksi dan menyerang sel limfosit CD4. Virus ini mampu berkembang biak dengan cepat hingga membunuh sel CD4 dan akhirnya dapat menurunkan sistem kekebalan tubuh, serta melemahkan kemampuan tubuh dalam melawan infeksi dan penyakit. Perkembangan virus ini ditandai dengan penurunan jumlah CD4 (hingga <350/µl),

(26)

2

peningkatan dekstruksi jaringan, dan peningkatan viral load (>100.000/ µl). Tahap perkembangan selanjutnya dari HIV ini adalah Acquired Immunodeficiency Syndrome (AIDS), yaitu kumpulan syndrom yang fatal karena terjadi kerusakan yang progresif pada sistem kekebalan tubuh sehingga menyebabkan manusia sangat rentan terjangkit beberapa penyakit tertentu. AIDS dapat terjadi 10-15 tahun setelah pasien terinfeksi HIV. HIV dapat menular melalui hubungan seksual tanpa pemakaian pelindung seksual (anal atau vaginal), transfusi darah yang terkontaminasi, berbagi jarum terkontaminasi, dan antara ibu dan bayinya selama kehamilan, melahirkan dan menyusui. HIV mempunyai 4 stadium klinis dalam perkembangannya menjadi AIDS, yaitu stadium 1 (window period) dengan gejala normal, tidak terdapat tanda-tanda khusus tetapi virus tetap berkembang (3minggu sampai 3 bulan setelah terinfeksi); stadium II (HIV+gejala) yaitu penderita menunjukkan gejala-gejala terkait infeksi HIV tetapi masih dapat beraktifitas normal seperti berat badan berkurang (kurang dari 10%) tanpa diketahui penyebabnya, infeksi saluran pernafasan (sinusitis, tonsilitis, faringitis, otitis media), dll; stadium III (HIV+muncul gejala dan dalam masa 1 bulan terakhir terbaring kurang dari 50%) gejalanya adalah berat badan berkurang (kurang dari 10%) tanpa diketahui penyebabnya, diare terus menerus lebih dari 1 bulan, demam terus menerus lebih dari 1 bulan, kandidiasis oral, tuberkulosis paru, infeksi bakteri yang berat (pneumonia, emfisema, meningitis, infeksi tulang dan sendi), anemia, neutropenia, trombositopenia, stomatitis nekrotikans ulseratif akut, ginggivitis atau periodentitis; dan stadium IV (terbaring di tempat tidur lebih dari 50% dalam masa 1 bulan terakhir) kondisi kekebalan tubuh sangat lemah dengan bermacam-macam penyakit seperti sindrom wasting HIV, pneumositis pneumonia, pneumonia bakteri yang berulang, infeksi herpes simplek kronis, candidiasis esophagus, tuberkulosis ekstrapulmonary, kapoci sarkoma, infeksi cytomegalovirus, toksoplasmosis sistem syaraf pusat, dll (KEMENKES RI, 2011; WHO, 2013; CDC, 2015).

(27)

3

antiretroviral namun pemberian ARV tidak untuk menyembuhkan infeksi melainkan untuk mengendalikan replikasi virus dan memperkuat sistem imun. Karena dalam perjalannya menjadi AID terdapat banyak infeksi pembawa atau infeksi oppotunistik (IO), maka juga diberikan terapi untuk mengatasi IO nya, contohnya adalah IO Pneumocystis pneumonia (PCP) diterapi dengan kotrimoxazol 950mg tiga kali sehari, toksoplasmosis serebral diterapi dengan sulfadiazine (sehari 3x 2-3tab 500mg) + pirimetamin (sehari 2x 2tab 25mg bid), kandidiasis diterapi dengan flukonazol sehari 2x 100-200mg, tuberculosis (TB) diterapi dengan OAT (WHO, 2015; KEMENKES RI, 2011; Hoffman and Rockstroh, 2012).

Berdasarkan cara obat melawan virus, National Institute of Allergy and Infectious Disease (NIAID) membagi type obat ARV menjadi enam kelompok, yaitu 1) Entri Inhibitor contohnya maraviroc; 2) Fusion Inhibitors contonya enfuvirtide; 3) Reverse Transcriptase (RT) Inhibitors yang dibagi menjadi dua yaitu 3a) Nucleoside/nucleotide RT Inhibitors (NRTIs) contoh obat yang sering digunakan adalah lamivudin (3TC), zidovudin (AZT), emtricitabine (FTC), stavudin (d4T), abacavir (ABC), Tenofovir Disoproxil Fumarate/ Tenofovir (TDF) dan didanosin (ddI); dan 3b) Non-nucleoside RT Inhibitors (NNRTIs) contoh obatnya adalah efavirenz (EFV) dan nevirapine (NVP); 4) Integrase Inhibitors

contohnya dolutegravir; 5) Protease Inhibitors contohnya lopinavir (LPV), ritonavir (RTV) dan saquinavir (SQV; 6) Multi-class Combination Products

(28)

4

AZT sehari 2x250-300mg atau TDF sehari 1x300mg tergantung dari apa yang digunakan pada lini pertama. PI yang digunakan di Indonesia adalah lopinavir/ritonavir (LPV/r) tablet 200mg/50mg digunakan sehari 2x400mg/100mg. Untuk obat lain diluar kategori lini pertama dan kedua belum tersedia di Indonesia. Penggantian obat dilakukan bila terjadi efek samping, toksisitas obat, dan kegagalan terapi. Kegagalan terapi mungkin disebabkan karena terjadinya resistensi obat, interaksi obat, pemilihan ARV yang kurang tepat, waktu pemberian ARV yang kurang tepat, serta ketidakpatuhan pasien (KEMENKES RI, 2014; NIAID, 2013).

Penggunaan dari terapi kombinasi ARV dapat penurunan angka morbiditas dan mortalitas. Namun dalam penerapannya, pemilihan obat-obatan antiretroviral masih menjadi pertimbangan karena faktor resistensi, toksisitas, dan efek samping obat. Antiretroviral juga berpotensi berinteraksi dengan obat lain yang digunakan pada pengobatan HIV yang memicu kemungkinan terjadinya DRP (Drug Related Problem) sehingga modifikasi dosis atau penggantian obat dilakukan untuk mengurangi efek samping yang tidak diinginkan dan untuk mempertahankan konsentrasi terapeutik (Rathbun dan Liedtke, 2011).

(29)

5

pemberian lebih awal terapi ARV dibandingkan dengan pemberian ARV yang ditunda pada pasien yang terinfeksi HIV-1 dengan jumlah CD4 antara 350 dan 550 cell/mm3 dan mereka yang mempunyai hubungan seksual yang stabil dengan pasangan yang tidak terinfeksi. Hasilnya pada pemberian lebih awal dari terapi antiretroviral dapat mengurangi penularan virus HIV-1 (Cohen, M.S., et al, 2011). Berdasarkan uraian diatas, maka penelitian ini dilakukan untuk mengetahui pola penggunaan obat antiretroviral pada pasien HIV/AIDS sebagai terapi utama pada kasus HIV/AIDS. Penelitian ini dilakukan di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) dr. Saiful Anwar Malang.

1.2 Rumusan Masalah

Bagaimana pola penggunaan ARV pada pasien HIV dan AIDS di RSUD dr. Saiful Anwar Malang.

1.3 Tujuan Penelitian

1.3.1 Tujuan Umum

Tujuan umum penelitian ini adalah untuk mempelajari pola penggunaan antiretroviral pada penderita HIV-AIDS di RSUD dr. Saiful Anwar Malang. 1.3.2 Tujuan Khusus

1. Mempelajari pola terapi kombinasi ARV meliputi jenis, dosis, dan rute pemberian dikaitkan dengan data laboratorium dan data klinik

1.4 Manfaat Penelitian

1.4.1 Manfaat Bagi Peneliti

- Memahami gambaran pola penggunaan Antiretroviral pada pasien HIV/AIDS.

- Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi sumber informasi serta dapat digunakan sebagai acuan untuk melakukan penelitian selanjutnya.

1.4.2 Manfaat Bagi Rumah Sakit

Referensi

Dokumen terkait

Meskipun penatalaksanaan diabetes mellitus sangat kompleks, penderita yang mampu melakukan perawatan dirinya dengan optimal akan dapat mengendalikan glukosa darahnya, bertolak

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI... PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN

[r]

Pendekatan laba operasi bersih ( net operating income ) memandang penggunaan hutang yang semakin besar sebagai peningkatan risiko perusahaan karena itu tingkat keuntungan yang

Responsibilitas (X 3 ) menggambarkan adanya kepedulian pemerintah atau pihak rumah sakit dalam memberikan pengobatan gratis terhadap masyarakat yang kurang mampu, kenyamanan

[r]

[r]

[r]

[r]

ﻪﻨﻳﺰﻫ ﺶﻳاﺰﻓا ﻪﻛ ﺖﺳا نآ زا ﻲﻛﺎﺣ هﺪﻣآ ﺖﺳد ﻪﺑ ﺞﻳﺎﺘﻧ ،ﺖـﻟود ﻲﺘـﺷاﺪﻬﺑ و ﻲـﺷزﻮﻣآ يﺎﻫ هراﻮﻤﻫ ﺮﺛﺆﻣ هدﻮـﺑ رادرﻮﺧﺮﺑ يﺮﺘﻬﺑ ﻲﻧاﺮﻤﻜﺣ ﺖﻴﻌﺿو زا ﻪﻛ ﻲﻳﺎﻫرﻮﺸﻛ رد ﺎﻣا ؛ﺖﺳا هدﻮﺒﻧ ،ﺪـﻧا ﻪﻨﻳﺰﻫ ﺶﻳاﺰﻓا ﻦﻳا

ﻚـﻤﻛ ﺎـﻳآ ﻪﻛ ﺖﺳا ﻪﻴﺿﺮﻓ ﻦﻳا ﻲﺳرﺮﺑ ﻞﻴﻠﺤﺗ ﻦﻳا زا فﺪﻫ يﺎـﻫ و ﻲﺟرﺎﺧ ﻚﻳ رﺎﭘ ﻲﻟﺎـﻣ يﺎﻫرازﺎﺑ ﻪﺑ ﻲﺳﺮﺘﺳد ،ﻪﻌﺳﻮﺗ لﺎﺣ رد يﺎﻫرﻮﺸﻛ رد يرﺎﺠﺗ ﻲﮕﭼ ﻦﻴﺑ ﻟا ؟ﺖﺳا هداد ﺶﻳاﺰﻓا ار ﻲﻠﻠﻤ ﻦـﻳا نﻮـﻣزآ ياﺮـﺑ

Laju dekomposisi maksimum dari proses pirolisis sekam padi terjadi pada temperatur antara 590-626 K untuk ketiga variasi temperatur dinding. Semakin besar temperatur dinding

Berdasarkan penelitian yang dilakukan Winarti (2010), perlakuan terbaik untuk ekstraksi zat warna merah bunga rosella adalah perbandingan jenis pelarut