1 BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Sirosis hati (SH) merupakan suatu keadaan patologis yang menggambarkan stadium akhir dari proses fibrosis hepatik yang berlangsung progresif ditandai dengan perubahan struktur hati menjadi bentuk nodulus abnormal. Gambaran ini terjadi akibat adanya nekrosis hepatoselular (Saskara dan Suryadharma, 2012). Sirosis hati merupakan suatu penyakit hati kronis dengan adanya pembentukan jaringan ikat disertai nodul. Biasanya ditandai dengan adanya proses peradangan dan nekrosis sel hati yang luas. Distorsi hati akan menimbulkan perubahan sirkulasi mikro dan makro menjadi tidak teratur akibat penambahan jaringan ikat dan nodul tersebut (Tarigan, 2004).
Penyakit hati kronis dan sirosis dalam lima tahun terakhir menurut laporan statistika vital nasional yang dipublikasi oleh pusat kontrol dan pencegahan penyakit (Center for Disease Control and Prevention), menjadi penyebab kematian ke-12 di AS (Kochanek et al, 2013). Sirosis hati mengakibatkan terjadinya 35.000 kematian setiap tahunnya di AS (Riley et al, 2009). Berdasarkan AASL (American Association for the Study of Liver Diseases) sirosis hati menjadi penyebab kematian ke delapan (Runyon, 2013). Penyakit hati dengan sirosis menjadi penyebab satu dari sepuluh kematian di Cina dan Korea. Menurut laporan World Health Organization (WHO), pada tahun 2006 diperkirakan 800.000 orang
meninggal dunia karena sirosis hati (Guang-jun et al, 2013). Jumlah ini meliputi sekitar 3% dari seluruh populasi manusia di dunia dan setiap tahunnya bertambah 3-4 juta orang. Sirosis hati banyak ditemukan pada pasien laki-laki dibandingkan pasien perempuan dengan perbandingan 2-4 : 1 dengan umur rata-rata terbanyak antara golongan umur 55-59 (Guang-jun et al, 2013; Tarigan, 2004).
2
Medan dalam kurun waktu 4 tahun dari 199.914 pasien yang dirawat di bagian penyakit dalam, didapatkan 1.128 pasien penyakit hati (5%). Pada pengamatan secara klinis dijumpai 819 pasien sirosis hati (72,7%) (Tarigan, 2004).
Sirosis hati dapat mengakibatkan kelainan dengan manifestasi klinik antara lain : ikterus, hipertensi portal, varises esofagheal, sindrom hepatorenal, ensefa-lopati hepatik, kegagalan hati, asites serta spontaneous bacterial peritonitis (Guang-jun et al, 2013). Asites adalah salah satu komplikasi utama pada SH dengan hipertensi portal. Dalam 10 tahun terakhir dari diagnosis sirosis, lebih dari 50% akan mengembang menjadi asites (Biecker E, 2011). Asites juga dapat menjadi sumber infeksi karena cairan asites ini berisikan cairan plasma yang mengandung protein sebagai media yang baik untuk pertumbuhan bakteri patogen. Asites juga merupakan faktor predisposisi terjadinya komplikasi berbahaya seperti SBP (Spontaneous Bacterial Peritonitis), bakteri yang sering ditemukan diantaranya bakteri gram negatif enteric-bacilli (E. Coli dan Klepsiella spp) dan bakteri gram positif cocci (Streptococci) (Caruntu dan Benea, 2006).
Dari suatu kasus bakteri patogen yang sering muncul dalam rongga peritoneum adalah Escherichia coli (37%), Klepsiella pneumoniae (17%), Pneumococci (12%), Streptococcus viridans (9%), Miscellaneous gram-negative (10%), Miscellaneous gram-positive (14%) (Koulaouzidis et al, 2009). Hal ini dapat
meningkatkan resiko terjadinya SBP (Spontaneus bakterial peritonitis) (Biecker E, 2011).
Spontaneous bacterial peritonitis (SBP) merupakan suatu infeksi dari cairan asites yang terjadi secara spontan. Semua pasien komplikasi sirosis dengan asites akan beresiko berkembang menjadi SBP (Biecker E, 2011; Cheong et al, 2009). Menurut PPHI (Perhimpunan Peneliti Hati Indonesia) menetapkan bahwa diagnosis SBP ditegakkan bila jumlah sel polimorfonuklear (PMN) ≥ 250 sel/mm³ yang dapat disertai dengan kultur positif monomikrobial (Badawy AA et al, 2013; Runyon, 2013). Sehingga terapi SBP memerlukan antibiotika yang empiris sejak awal (Pleguezuelo et al, 2013).
3
generasi ketiga berperan dalam menurunkan kemampuan dari bakteri SBP. Beberapa keuntungannya adalah relatif aman, dapat ditoleransi dengan baik, aktivitas spektrum yang luas, efektivitas lebih besar gram negatif dibandingkan gram positif dengan berbagai penelitian yang menyatakannya terhadap resolusi SBP (Koulaouzidis A et al, 2009). Beberapa antibiotika golongan sefalosporin generasi ketiga adalah cefoperazone, cefotaxime, ceftazidime, ceftizoxime, ceftriaxone, cefixime, cefpodoxime, cefdinir, ceftibuten (Sweetman, 2009).
Antibiotika golongan sefalosporin generasi ketiga yang sering dipakai dalam terapi SBP adalah cefotaxime dan ceftriaxone. Sejak tahun 1985 hingga sekarang cefotaxime merupakan drug of choice dan antibiotika empiris sebagai terapi SBP. Pada hasil uji coba secara acak menunjukkan bahwa cefotaxime, golongan sefalosporin generasi ketiga mencapai penyembuhan dalam beberapa kasus SBP 85% pasien, dibandingkan dengan 56% pasien yang menerima ampisillin. Tingkat mortalitas berkurang dari 90% menjadi 20-40% (Badawy AA et al, 2013; Lata et al, 2009). Dalam pemberiannya cefotaxime diberikan tunggal dengan dosis
sebesar 2 g secara intravena setiap 8 jam selama 5 hari akan menghasilkan hitung neutrofil cairan asites yang normal dan biakan cairan negatif pada lebih dari 85% pasien (Harry et al, 2009). Berdasarkan studi Cefotaxime 5 days vs 10 days for SBP, penelitian dilakukan secara prospektif pada 100 penderita SBP, 53 penderita
mendapatkan cefotaxime 3x2 g IV 5 hari dan 47 penderita mendapatkan cefotaxime 3x2 g IV 10 hari. Studi ini menunjukkan bahwa penggunaan cefotaxime 5 hari sama efektifnya dengan penggunaan 10 hari. Hal ini dapat menurunkan angka kesakitan dan kematian pasien serta jauh lebih ekonomis (Runyon, 2013).
4
Berdasarkan data di atas, maka penelitian ini dilakukan untuk mengetahui pola penggunaan obat cefotaxime pada pasien SBP (Spontaneus Bakterial Peritonitis), sehingga dapat mencapai efek terapetik yang maksimal. Penelitian ini
dilakukan di RSUD Dr. Saiful Anwar yang merupakan rumah sakit umum pemerintah, terakreditasi dan RSUD rujukan di kawasan Malang raya.
1.2 Rumusan Masalah
Bagaimana profil penggunaan obat cefotaxime pada pasien SBP (Spontaneus Bakterial Peritonitis) di RSU Dr. Saiful Anwar Malang?
1.3 Tujuan Penelitian 1.3.1 Tujuan Umum
Mengetahui Profil Penggunaan obat cefotaxime pada pasien SBP (Spontaneus Bakterial Peritonitis) untuk mendapatkan profil pengobatan yang rasional
1.3.2 Tujuan Khusus
1. Mengetahui pola penggunaan obat cefotaxime pada pasien SBP (Spontaneus Bakterial Peritonitis) di RSU Dr. Saiful Anwar
2. Mengkaji hubungan terapi cefotaxime terkait dosis yang diberikan, rute pemberian, frekuensi pemberian, interval pemberian, dan lama pemberian yang dikaitkan dengan data klinik di RSU Dr. Saiful Anwar Malang.
1.4 Manfaat Penelitian 1.4.1 Bagi Peneliti
1. Mengetahui penatalaksanaan terapi farmakologi pada pasien SBP (Spontaneus Bakterial Peritonitis) sehingga farmasis dapat memberikan asuhan kefarmasian dan bekerjasama dengan profesi kesehatan lain.
5
digunakan sebagai acuan untuk melakukan penelitian lanjutan dengan variabel yang berbeda.
1.4.2 Bagi Rumah Sakit
1. Sebagai bahan pertimbangan dalam menentukan kebijakan baik bagi klinisi maupun farmasis terutama pada pelayanan farmasi klinik
i
SKRIPSI
ESTI WIDYAN RINI
STUDI PENGGUNAAN CEFOTAXIME
PADA PASIEN SIROSIS HATI DENGAN SBP
(
Spontaneous Bacterial Peritonitis
)
(Penelitian Di Rumah Sakit Umum Dr. Saiful Anwar Malang)
PROGRAM STUDI FARMASI
FAKULTAS ILMU KESEHATAN
iv
KATA PENGANTAR
Bismillahirrohmanirrohim
Assalamu’alaikum warohmatullahi wabarokatuh
Puji syukur tercurahkan kepada ALLAh SWT, Tuhan semesta alam karena berkat rahmad dan ridhonya, penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul STUDI PENGGUNAAN CEFOTAXIME PADA PASIEN SIROSIS HATI DENGAN SBP (Spontaneous Bacterial Peritonitis) (Penelitian di Rumah Sakit Umum Dr. Saiful Anwar Malang).
Skripsi ini diajukan untuk memenuhi syarat untuk mencapai gelar Sarjana Farmasi pada Program Studi Farmasi Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Malang. Dalam penyusunan skripsi ini penulis tidak terlepas dari peranan pembimbing dan bantuan dari seluruh pihak. Oleh karena itu, dengan segala kerendahan hati, penulis ingin mengucapkan banyak terima kasih kepada:
1. ALLAH SWT, Tuhan semesta alam yang memberikan rahmat, nikmat dan hidayahNYA kepada umatnya, Rosulullah SAW, yang sudah menuntun kita menuju jalan yang lurus.
2. Bapak Yoyok Bekti Prasetyo, M.Kep.,Sp.Kom selaku Dekan Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Malang yang telah memberikan kesempatan penulis belajar di Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Malang.
3. dr. Budi Rahayu MPH selaku Direktur RSU Dr. Saiful Anwar Malang beserta jajarannya yang telah memberikan kesempatan pada penulis untuk melakukan penelitian di RSU Dr. Saiful Anwar Malang.
4. Ibu Nailis Syifa’, S.Farm., M.Sc.,Apt selaku Ketua Program Studi Farmasi Universitas Muhammadiyah Malang yang telah memberi motivasi dan kesempatan penulis belajar di Program Studi Farmasi Universitas Muhammadiyah Malang.
v
6. Bapak Drs. Didik Hasmono.,M.S.,Apt. dan ibu Dra. Lilik Yusetyani., Apt.,Sp.FRS selaku Dosen Pembimbing I dan II, disela kesibukan Bapak dan Ibu masih bisa meluangkan waktu untuk membimbing dan memberi pengarahan dan dorongan moril sampai terselesaikannya skripsi ini.
7. Ibu Hidajah Rachmawati,S.Si, Apt.,Sp.FRS dan Ibu Nailis Syifa’, S.Farm., M.Sc.,Apt. selaku Dosen Penguji I dan II, yang telah banyak memberikan saran dan masukan demi kesempurnaan skripsi ini.
8. Bapak Ahmad Shobrun Jamil, S.Si.,M.P. selaku Dosen wali. Terima kasih banyak atas arahan, nasehat, motivasi dan bimbingannya selama ini.
9. Untuk semua Dosen Farmasi Universitas Muhamadiyah Malang yang sudah memberikan waktunya untuk mengajarkan ilmu-ilmu yang sangat berguna (Terutama Bapak Achmad Inoni, Ibu Arina Swastika), dan kepada Ibu Sendy selaku Dosen penanggung jawab skripsi yang telah susah payah membantu jalanya ujian skripsi sehingga kami dapat melaksanakan ujian skripsi dengan baik.
10. Untuk semua staf tata usaha Program Studi Farmasi Fakultas Ilmu kesehatan Universitas Muhammadiyah Malang, yang telah banyak membantu untuk kebutuhan administrasi kelengkapan skripsi.
11. Orang Tua tercinta, Bapak Sunari dan Ibu Wijyanti, yang tiada hentinya memotivasi dalam segala hal, dengan sabar mendoakan untuk kebaikan dan kesuksesan anak-anaknya. Terima kasih banyak atas didikan dan kerja keras untuk membuat anak-anaknya bahagia serta mendapatkan ilmu yang bermanfaat.
12. Orang Tua Angkat tersayang Ibu Fauziah, Alm. Ibu Gin, Ibu Yulyang tiada hentinya memotivasi dalam segala hal, Terima kasih banyak atas bantuannya moril dan materiil untuk memberikan yang terbaik, kebahagiaan serta mendapatkan ilmu yang bemanfaat.
13. Saudara Nafis Widyanto, Yatik, Yanik, Bagus, Elica terima kasih buat motivasi dan doanya sehingga skripsi ini dapat selesai tepat waktu.
vi
terwujud.Sahabat sidang Vety dan Dita senang sedih kita rasakan bersama semua takkan terlupakan.
15. Bebebs dan nduk tersayang Anna dan Mifta, dengan keceriaan dan semangat kalian selama ini sebagai sahabat yang membantu dan mendukung saat senang maupun susah.
16. Sahabat-sahabat tersayang, Raisa, Uyunk, Laila, Luluk, Luluk Arifah, Wawan, Rasyid, Oji, Rengki, Randi, Rendi, Dana, Ubed terima kasih atas keceriaan, semangat, masukan, motivasi, nasehat dan perhatiannya selama ini.
17. Bapak kos, Ibu kos, Anak-anak kos (Syina, Riris, Anggun, mbak Titin) terima kasih atas perhatian, do’a serta dukungannya sehingga dapat menyelesaikan skripsi ini.
18. Teman-teman Farmasi UMM 2010, terima kasih atas kebersamaan dan kenangan indah dan buruk selama ini, terima kasih atas pelajaran hidup yang diberikan dan bagaikan perjalanan penuh arti.
19. Untuk semua pihak yang belum disebutkan namanya, penulis mohon maaf dan terima kasih yang sebesar-besarnya. Semua keberhasilan ini tak luput dari bantuan, doa yang telah kalian semua berikan.
Jasa dari semua pihak yang telah membantu dalam penelitian ini, penulis tidak mampu membalas dengan apapun. Semoga amal baik semua pihak mendapat imbalan dari Allah SWT. Penulis menyadari bahwa skripsi ini jauh dari kesempurnaan, oleh karena itu penulis mengharapkan saran dan kritik yang membangun dari pembaca demi kebaikan skripsi ini. Semoga penulisan ini dapat berguna bagi penelitian berikutnya, amiin.
Wassalamu’alaikum warohmatullohi wabarokatuh
Malang, 31 Mei 2014 Penyusun
vii
RINGKASAN
STUDI PENGGUNAAN CEFOTAXIME PADA PASIEN
SIROSIS HATI DENGAN SBP (
Spontaneous Bacterial Peritonitis
)
(Penelitian di Rumah Sakit UmumDr. Saiful Anwar Malang)
Sirosis hati merupakan suatu keadaan patologis yang menggambarkan stadium akhir dari proses fibrosis hepatik yang berlangsung progresif ditandai dengan perubahan struktur hati menjadi bentuk nodulus abnormal. Berdasarkan AASL (American Association for the Study of Liver Diseases) tahun 2013 sirosis hati menjadi penyebab kematian ke delapandan mengakibatkan 35.000 kematian di Amerika Serikat.
Sirosis hati dapat menimbulkan kelainan dengan manifestasi klinik antara lain ikterus, hipertensi portal, varises esofagheal, sindrom hepatorenal, ensefalopati hepatik, kegagalan hati, asites serta spontaneous bacterial peritonitis. Asites adalah salah satu komplikasi utama pada sirosis hati dengan hipertensi portal. Asites juga dapat menjadi sumber infeksi karena cairan asites ini berisikan cairan plasma yang mengandung protein sebagai media yang baik untuk pertumbuhan bakteri patogen. Asites merupakan faktor predisposisi terjadinya komplikasi berbahaya seperti SBP (Spontaneous Bacterial Peritonitis).Semua pasien komplikasi sirosis dengan asites akan beresiko 85% berkembang menjadi SBP.
Sejak tahun 1985 hingga sekarang cefotaxime merupakan drug of choice dan antibiotika empiris sebagai terapi SBP. Beberapa keuntungannya adalah relatif aman, dapat ditoleransi dengan baik, aktivitas spektrum yang luas, efektivitas lebih besar gram negatif dibandingkan gram positif dengan berbagai penelitian yang menyatakan peningkatan kesembuhan SBP. Bakteri yang sering ditemukan diantaranya bakteri gram negatif enteric-bacilli (E. Coli dan Klepsiella spp) dan bakteri gram positif cocci (Streptococci). Beberapa faktor resiko yang lain antara lain Alkoholik, merokok, konsumsi jamu-jamuan. Diagnosis SBP ditunjang dengan adanya pemeriksaan sitologi cairan asites, USG abdomen, data klinik dan data laboratorium. Pemeriksaan tersebut juga bertujuan untuk mempermudah pemberian terapi yang disesuaikan dengan kondisi pasien.
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pola penggunaan cefotaxime pada pasien sirosis hati dengan SBP (Spontaneous Bacterial Peritonitis) di RSU Dr. Saiful Anwar, serta mengkaji hubungan terapi cefotaximeterkait dosis yang diberikan, rute pemberian, frekuensi pemberian, interval pemberian, dan lama pemberian yang dikaitkan dengan data klinik di RSU Dr. Saiful Anwar Malang.
viii
ix
ABSTRACT
STUDY OF CEFOTAXIME UTILIZATION
IN LIVER CIRRHOTIC PATIENTS WITH SBP
(
Spontaneous Bacterial Peritonitis)
(Research at Hospital of Dr. Saiful Anwar Malang)
Background: Liver cirrhotic is pathological conditions which describes of the end stage of diffuse fibrotic process. Clinical manifestation of liver cirrhotic such as ascites, can be source of infection develops into SBP ((Spontaneous Bacterial Peritonitis). Cefotaxime is empirical antibiotic recognized in many countries to pursuing growth of pathogenic bacteria causing SBP.
Objectives: The study aims to find out the used of pattern in cefotaxime in liver cirrhotic patients with SBP patients and assessing relations in cefotaxime related to the dose, route, frequency, duration and timing of administration based on clinical data at the Hospital of Dr. Saiful Anwar Malang.
Methods: The study is a retrospective observational with consecutive sampling method in liver cirrhotic patients with SBP from January 2011 to December 2013. Result & Conclusion: This study showed there were 31 patients (70%) received cefotaxime. 33 patients (76%) received cefotaxime single dose. 7 patients (41%) received combination antibiotic between cefotaxime and highest dose of ciprofloxacin. 15 patients (35%) used cefotaxime 2g every 8 hours. The used of cefotaxime dose, route, interval, and duration of administration that given to liver cirrhotic patients with SBP hospitalized at the Hospital of Dr. Syaiful Anwar were according to guideline.
x
ABSTRAK
STUDI PENGGUNAAN CEFOTAXIME PADA PASIEN
SIROSIS HATI DENGAN SBP
(
Spontaneous Bacterial Peritonitis
)
(Penelitian di Rumah Sakit UmumDr. Saiful Anwar Malang)
Latar Belakang:Sirosis hati merupakan suatu keadaan patologis yang menggambarkan stadium akhir dari proses fibrosis hepatik. Manifestasi klinik sirosis hati adalah asites yang dapat menjadi sumber infeksi terjadinya komplikasi berbahaya lainnya seperti SBP (Spontaneous Bacterial Peritonitis). Cefotaxime merupakan antibiotika yang empiris diakui diberbagai negara dalam menghambat pertumbuhan bakteri patogen penyebab SBP.
Tujuan:Mengetahui pola penggunaan cefotaxime pada pasien sirosis hati dengan SBP di RSU Dr. Saiful Anwar Malang dan mengkaji hubungan cefotaxime terkait dosis, rute, frekuensi, interval, dan lama pemberian yang dikaitkan dengan data klinik di RSU Dr. Saiful Anwar Malang.
Metode:Penelitian ini bersifat observational yaitu berupa studi retrospektif dengan metode consecutive sampling pada pasien sirosis hati dengan SBP periode 1 Januari 2011 sampai 31 Desember 2013.
Hasil & Kesimpulan:Penggunanan cefotaxime tunggal sebanyak 33 pasien (76%). Kombinasi dua antibiotika cefotaxime kombinasi ciprofloksasin paling tinggi sebanyak 7 pasien (41%). Dosis dan rute penggunaan cefotaxime adalah 2 g secara intravena setiap 8 jam sebanyak 15 pasien (35%). Penggunaan dosis, rute, interval, serta lama pemberian cefotaxime yang diberikan pada pasien sirosis hati dengan SBP di instalasi rawat inap RSU Dr. Saiful Anwar sudah sesuai menurut beberapa literatur yang ada.
xi
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL ... i
LEMBAR PENGESAHAN ... ii
DAFTAR ISI ... iii
DAFTAR TABEL ... vi
DAFTAR GAMBAR ... vii
DAFTAR LAMPIRAN ... viii
DAFTAR SINGKATAN ... ix
BAB I PENDAHULUAN ... 1
1.1 Latar Belakang ... 1
1.2 Rumusan Masalah ... 4
1.3 Tujuan Penelitian ... 4
1.3.1 Tujuan Umum ... 4
1.3.2 Tujuan Khusus... 4
1.4 Manfaat Penelitian ... 4
1.4.1 Bagi Peneliti ... 4
1.4.2 Bagi Rumah Sakit... 5
BAB II TINJAUAN PUSTAKA ... 6
2.1 Hati ... 6
2.1.1 Anatomi dan Struktur Hati ... 6
2.1.2 Sirkulasi hati ... 8
2.1.3 Fungsi hati ... 9
2.1.4 Tinjauan Tentang Penyakit Hati ... 12
2.2 Sirosis hati ... 12
2.2.1 Definisi ... 12
2.2.2 Epidemiologi ... 13
2.2.3 Etiologi ... 13
2.2.4 Klasifikasi... 14
2.2.5 Patofisiologi ... 15
xii
2.2.7 Manifestasi klinik dan Laboratorium ... 19
2.2.7.1 Data Klinik ... 19
2.2.7.2 Data Laboratorium ... 19
2.3 SBP (Spontaneous Bacterial Peritonitis) ... 21
2.3.1 Definisi ... 21
2.3.2 Epidemiologi ... 21
2.3.3 Etiologi ... 21
2.3.4 Patofisiologi ... 22
2.3.5 Diagnosa Klinis ... 26
2.3.6 Penatalaksanaan Terapi pada SBP ... 27
2.3.7 Terapi Antibiotika SBP ... 28
2.3.7.1 Antibiotika Penisillin ... 29
2.3.7.2 Antibiotika Sefalosporin ... 29
2.3.7.3 Antibiotika Kuinolon ... 31
2.3.7.4 Antibiotika Beta-Laktam ... 31
2.4 Tinjauan Tentang Cefotaxime ... 32
2.4.1 Mekanisme Kerja ... 32
2.4.2 Sifat Farmakodinamik dan Farmakokinetik ... 32
2.4.3 Penggunaan Teraupetik Cefotaxime pada SBP ... 33
BAB III KERANGKA KONSEPTUAL ... 37
BAB IV METODE PENELITIAN ... 39
4.1 Rancangan Penelitian ... 39
4.2 Populasi dan Sampel ... 39
4.2.1 Populasi ... 39
4.2.2 Sampel ... 39
4.2.3 Kriteria Data Inklusi ... 39
4.2.4 Kriteria Data Eksklusi ... 39
4.3 Bahan Penelitian ... 40
4.4 Instrumen Penelitian ... 40
4.5 Tempat dan Waktu Penelitian ... 40
4.6 Definisi Operasional ... 40
xiii
4.8 Analisa Data ... 42
BAB V HASIL PENELITIAN ... 43
5.1 Jumlah Sampel Penelitian ... 43
5.2 Data Demografi Pasien ... 44
5.2.1 Jenis Kelamin ... 44
5.2.2 Usia Pasien ... 44
5.2.3 Status Pasien ... 44
5.3 Faktor Resiko ... 45
5.3.1 Manifestasi Klinik SBP ... 45
5.4 Komplikasi Penyerta pada Pasien SBP ... 46
5.5 Identifikasi Sitologi Cairan Asites ... 47
5.6 Profil Penggunaan Terapi SBP ... 47
5.6.1 Profil Penggunaan Antibiotika ... 47
5.6.2 Profil Penggunaan Antibiotika Tunggal ... 47
5.6.3 Profil Penggunaan Antibiotika Tunggal yang Diganti ... 48
5.6.4 Profil Penggunaan Antibiotika Kombinasi 2 ... 49
5.6.5 Profil Penggunaan Terapi Penyerta Pasien SBP ... 50
5.7 Lama Rawat Inap Pasien SBP... 50
5.8 Kondisi Keluar Rumah Sakir (KRS)... 51
5.9 Profil Pasien SBP dengan Kondisi KRS Meninggal... 51
BAB VI PEMBAHASAN ... 54
BAB VII KESIMPULAN DAN SARAN ... 71
7.1 Kesimpulan ... 71
7.2 Saran ... 71
xiv
DAFTAR TABEL
Tabel Halaman
II.1 Etiologi Sirosis Hati ... 14
II.2 Sumber: Data Rekam Medik RSU dr. Soedarso Pontianak, Januari 2008- Desember 2010…...18
II.3 Profil Mikroorganisme yang Terisolasi pada Pasien SBP .... ...22
II.4 Terapi Antibiotika untuk SBP ... ...28
II.5 Klasifikasi Sefalosporin dan Spektrum aktivitasnya ... 30
V.1 Jenis Kelamin Pasien SBP ... 44
V.2 Usia Pasien SBP ... 44
V.3 Status Pasien SBP ... 44
V.4 Faktor Resiko Pasien SBP ... 45
V.5 Manifestasi Klinik Pasien SBP ... 45
V.6 Komplikasi Penyerta Pasien SBP ... 46
V.7 Pemeriksaan Sitologi Cairan Asites Pasien SBP... 47
V.8 Profil Penggunaan Antibiotika Pasien SBP ... 47
V.9 Profil Penggunaan Antibiotika Tunggal ... 47
V.10 Profil Penggunaan Antibiotika Tunggal yang Diganti ... 48
V.11 Profil Penggunaan Kombinasi Dua Antibiotika Pasien SBP ... 49
V.12 Profil Penggunaan Terapi Penyerta Pasien SBP. ... 50
V.13 Lama Rawat Inap Pasien SBP ... 50
V.14 Kondisi Keluar Rumah Sakit Pasien SBP ... 51
xv
DAFTAR GAMBAR
Gambar Halaman
2.1 Anatomi Hati ... 6
2.2 Struktur Hati Manusia Normal ... 7
2.3 Anatomi Susunan Vena Porta ... 9
2.4 Patogenesis Sirosis hati ... 16
2.5 Pasien Asites ... 23
2.6 Skema Pembentukan Cairan Peritoneum ... 24
2.7 Patofisiologi SBP ... 25
2.8 Struktur Kimia Cefotaxime ... 32
3.1 Kerangka Konseptual ... 37
3.2 Kerangka Operasional ... 38
xvi
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran Halaman
1. Daftar Riwayat Hidup……… ... 81
2. Surat Pernyataan………... 82
3. Surat Penghadapan Penelitian ... 83
4. Keterangan Kelayakan Etik... 84
5. Daftar Nilai Normal Data Klinik dan Data Laboratorium ... 85
xvii
DAFTAR SINGKATAN
AASLD : American Association for the Study of Liver Diseases ALF : American Liver Foundation
ALT : Alanin aminotransferase
APTT : Activated partial thromboplastin time AST : Asparte aminotransferase
CNNA : Culture Negative Neutrocitic Ascites DEPKES : Departemen Kesehatan
DNA : Deoxyribonucleic Acid
EASL : European Association for the Study of Liver FDA : Food and Drug Administration
GCS : Glasgow Coma Scale
GD2PP : Gula Darah 2 Jam Post Prandial GDP : Gula Darah puasa
GDS : Gula Darah Sewaktu
GGT : Gamma-glutamyl transpeptidase
Hb : Hemoglobin
HBCAg : Hepatitis B Core Antigen HBV : Hepatitis B Virus
Hct : Hematokrit
HDL : High Density Lipid LDH : Lactate dehidrogenase LDL : Low Density Lipid LED : Laju Endap Darah
MNNB : Monomicrobial Non Neutrocytic Bacterascites PMN : Polimorfonuklear
PPHI : Perhimpunan Peneliti Hati Indonesia PT : Masa protrombin
RBC : Red Blood Cell
xviii SAAG : Serum-ascites albumin gradient SBP : Spontaneous Bacterial Peritonitis
SGOT : Serum Glutamic Oxaloacetic Transaminase SGPT : Serum Glutamic Pyruvic Transaminase SH : Sirosis Hati
Spp : Spesies
WBC : White Blood Cell
xix
DAFTAR PUSTAKA
Angeloni, S., Leboffe, C., Parente, A., Venditti, M., Giordano, A., Merli, M., and Riggio, O., 2008. Efficacy of current guidelines for the treatment of Sponta-neous bacterial peritonitis in the clinical practice. World Journal of Gas-troenterology. Vol 14, Number 17
American Liver Foundation, 2012. AFL journal of hepatology
Anadon, M.N., Arroyo, V., 2007. Schiff’s Diseases of the Liver. 10th edition; 555
Badawy, A.A., Zaher, T.I.,Sharaf, S. M., Emara, M.H., Shaheen, N.E., Aly, T.F., 2013. Effect of alternative antibiotics in treatment of Cefotaxime Resistant Spontaneous bacterial peritonitis. World Journal of Gastroenterology. Vol 19, issue 8
Biecker, E. 2011. Diagnosis and Ascites in liver cirrhosis. World Journal of Gastroenterology. Vol 17, Issue 10
Campillo, B., Richardet, J., Kheo, T., Dupeyron, C., 2002. Nosocomial Spontaneous Bacterial Peritonitis and Bacteremia in Cirrhotic Patients: Impact of Isolate Type on Prognosis and Characteristics of Infection. Clinical Infection Disease. Vol 35, Issue 1, pp 1-10
Caruntu, F.A., Benea, L. 2006. Spontaneous Bacterial Peritonitis: Pathogenesis, Diagnosis, Treatment. J Gastrointest Liver Dis. Vol 15, No 1, pp 51-56
Chen, T., Lo, G., Lai, K., Lin, W., 2005. Single Daily Amicasin versus Cefotaxime in the Short-couse Treatment of Spontaneous Bacterial Peritonitis in Cirrhotic. World Journal Gastroenterology. Vol 11, No. 43, pp 6823-6827
Cheong, H.S., Kang,C., Lee, J.A., Moon, S.Y., Joung, M.K., Chung, D.R., Koh, K.C., Lee, N.Y., Song, J.H., Peck, K.R. 2009. Clinical significance and out-come of nosocomial acquisition of Spontaneous bacterial peritonitis in patient with liver cirrhosis: Outcome of Nosocomial SBP. Clinical Infec-tious Disease. Vol 48, pp 1230-1236
DEPKES., 2007. Pharmaceutical Care untuk Penyakit Hati. Jakarta: Ditjen Bina Kefarmasian dan Alat Kesehatan Departemen Kesehatan RI
DEPKES., 2010. Pharmaceutical Care untuk Penyakit Hati. Jakarta: Ditjen Bina Kefarmasian dan Alat Kesehatan Departemen Kesehatan RI
xx
Desta, A. F., 2013. Studi Penggunaan Antibiotika Golongan Quinolon pada Pasien Stroke Hemorrage dengan Infeksi. Malang: Skripsi FIKES-Universitas Muhammadiyah Malang.
Dipiro, J.T., Talbert, L.L., Yee, G.C., Wells, B.G., Posey, L.M., 2008. Pharmacotherapy: A Pathophysiology Approach. 7 th Edition. United States of America: The McGraw-Hill comp, Inc
Dipiro, J.T., Talbert, L.L., Yee, G.C., Wells, B.G., Posey, L.M., 2005. Pharmacotherapy: A Pathophysiology Approach. 7 th Edition. United States of America: The McGraw-Hill comp, Inc
European Association for the Study of the Liver, 2010. EASL clinical practice guidelines on the management of ascites, spontaneous bacterial peritonitis, and hepatorenal syndrom in cirrhosis. EASL journal of hepatology. Vol 53, pp 397-417.
Fajrunni’mah, R., 2011. Pengaruh Pemberian Jus Noni Terhadap Selisih Jum-lah Total Leukosit, JumJum-lah Neutrofil, dan Kadar Alkalifosfatase pada Tikus Wistar Sebelum dan Sesudah diberi Paparan Asap Rokok. Semarang: Tesis-Program pascasarjana Megister Ilmu Biomedik Universitas Diponegoro
Fatmawati, D.C., 2009. Konsep Terapi Antibiotika Dalam Optimalisasi Terapi Penyakit Infeksi. Medicinus. Vol 3, No 2
Fernandez, J., Navasa, M., Garcia-Pagan, J.C., G-Abraldes, J., Jimenez, W., Bosch, J., Arroyo V., 2004. Effect of intravenous albumin on systemic and hepatic hemodynamics and vasoactive neurohormonal systems in patients with cirrhosis and spontaneous bacterial peritonitis. Journal of Hepatology. Vol 41, Issue 3, pp 384-390
Garcia-Tsao, G., 2005. Bacterial infections in cirrhosis: treatment and prophylaxis. Journal of Hepatology. Vol 42, Issue 1, pp S85-S92
Gayatri, A.A.A.Y., Suryadharma, I., Purwadi, N., Wibawa, IDN. 2007. The relationship between a Model of End Stage Liver Disease Score (MELD Score) and The Occurrence of Spontaneous bacterial peritonitis in liver cirrhotic Patients. Acta Med Indones-Indones J Intern Med. Vol 39, No 2.
Gayatri, A.A.A.Y., Wibawa, I.D.N., 2006. Peritonitis Bacterial Spontan pada Sirosis Hati dan Hubungannya dengan Beberapa Faktor Resiko. J Penyakit Dalam. Vol 7, No 2
xxi
Gips, C.H., Wilson, J.H.P., 1993. Sirosis hati karena alkoholik. Dalam: Diagnosis dan Terapi Penyakit Hati dan Empedu. ; alih bahasa, Effendi Ilyas. Jakarta: Hipokrates
Godong, Brigitta., 2013. Patofisiologi dan Diagnosis Asites pada Anak. J Indo Med Assoc. Vol 63, No 1.
Goodman., Gilman., 2006. The Pharmacologycal basis of Theraupetic. 11 th Ed. New York: Medical Publishing Division. Chapter 44
Guang-jun, S., Bo, F., Hui-ying, R., Lai, W., 2013. Etiologycal features of cirrhosis inpatients in Beijing, China. Chinese Medical Journal. Vol 126, No 13. pp 2430- 2434
Guevara, M., Terra, C., Nazar, A., 2012. Albumin for bacterial infections other than spontaneous bacterial peritonitis in cirrhosis. A randomized, controlled study. Hepatology. Vol 57, pp 759-765
Hardi, J., 2010. Analisis Tingkat Kepuasan Pasien Umum dan Pasien Jamkesmas terhadap Mutu Pelayanan Rawat Inap Di RSUD Pasaman Barat. Padang: Tesis FF-Universitas Andalas
Hasan, I., Indra, T.A., 2008. Peran Albumin dalam Penatalaksanaan Sirosis Hati. Scientific Journal of Pharmaceutical Development and Medical Application (MEDICINUS). Vol 21, No 2
Heidelbaugh, J.J., Sherbondy, M., 2006. Cirrhosis and Chronic Liver Failure: Part II. Complications and Treatment. American Family Physician. Vol 74, No 5, pp 767-781.
Heo, J., Seo, Y.S., Yim, H.J., Hahn, T., Park, S.H., Ahn, S.H., Park, J.Y., Park, J.Y., Kim, M.Y., Park, S.K., Cho, M., Um, S.H., Han, K.H., Kim, H.S., Baik, S.K., Kim, B.I., Cho, S.H., 2009. Clinical Features and Prognosis of Spontaneous Bacterial Peritonitis in Korean Patients with Liver Cirrhosis: A Multicenter Retrospective Study. Gut and Liver. Vol 3, No 3, pp 197-204
Horinek, E., Fish, D., 2009. Spontaneous bacterial peritonitis. AACN Advanced Critical Care. Vol 20, No 2, pp 121-125.
Hsu, S., Huang, H., 2013. Management of ascites in patient with liver cirrhosis: Recent evidence and controversies. Journal of the Chinese Medical Association. Vol 76, pp 123-130.
xxii
Katzung G, Bertram., 2007. Basic & Clinical Pharmacology 10th Edition. New York: Lange Medical Publications. Electronic version
Keshav, S., 2004. The Gastrointestinal System at a Glance. Massachussets: Blackwell Science Ltd.
Khumiyah, K., 2011. Pola Penggunaan Diuretik pada Pasien Asites. Surabaya: Skripsi FF-Universitas Airlangga
Kochanek, K.D., Xu, J., Minino, A.M., 2012. Deaths: Preliminary Data for 2010. National Vital Statistics Report. Vol 60, No. 4
Kochanek, K.D., Xu, J., Minino, A.M., 2013. Deaths: Preliminary Data for 2011. National Vital Statistics Report. Vol 60, No. 2
Kochanek, K.D., Xu, J., Murphy, S.L., Minino, A.M., 2010. Deaths: Preliminary Data for 2008. National Vital Statistics Report. Vol 59, No. 2
Kochanek, K.D., Xu, J., Murphy, S.L., Minino, A.M., 2011. Deaths: Preliminary Data for 2009. National Vital Statistics Report. Vol 59, No. 4
Kochanek, K.D., Xu, J., Murphy, S.L., Tejada-Vera, Betzaida., 2009. Deaths: Preliminary Data for 2007. National Vital Statistics Report. Vol 58, No. 1
Koda-Kimble., Anne, M., Young., Yee, L., Alldredge., Brian, K., Corelli., Robin L., Guglielmo, Joseph, B., Kradjan, Wayne, A., Williams, Bradley, R. 2009. Applied Therapeutics: The Clinical Use Of Drugs, 9th edition. Lippincott Williams & Wilkins, USA. Electronic version.
Koulaouzidis, A., Bhat, S., Saeed, A.A. 2009. Spontaneous bacterial peritonitis. World Journal of Gastroenterology. Vol 15, pp 1042-1049
Lata, J., Stiburek, O., Kopacova, Marcela. 2009. Spontaneous bacterial peritonitis: A severe complication of liver cirrhosis. World Journal of Gastroenterology. Vol 15, No 44, pp 5505-5510.
Lestari, W., A, Almahdy., Zubir, N., Darwin, D., 2009. Studi Penggunaan Antibiotika Berdasarkan Sistem ATC/DDD dan Kriteria Gyysens di Bangsal Penyakit Dalam RSUP Dr. M. Djamil. Padang: FF-Universitas Andalas
xxiii
Lippa,V.R., Nguyen, T., 2006. Liver Disease. In : SJ. The Pathophysiologi of Disease : An Introducing to Clinical Medicine 5 th ed. New York : McGraw-Hill. pp 388-429
Llovet, J.M., Moitinho, E., Sala, M., Bataller, R., Rodriguez-iglesias, P., Castells, A., Fernandez, J., Planas, R., Navasa, M., Bruix, J., Rodes, J., 2000. Prevalence and prognostic value of hepatocellular carcinoma in cirrhotic patients presenting with spontaneous bacterial peritonitis. Journal of Hepatology. Vol 33, Issue 3, pp 423-429
McEvoy, G.K., 2008. AHFS Drug Information Book 1. United States of America: American Society of Health System Pharmacist
Moore, C.M., Thiel, D.H.V., 2013. Cirrhotic ascites review: Pathophysiology, diagnosis and management. World Journal of Hepatology. Vol. 5, pp 251-263
Mycek, M.J., Harvey, R.A., Champe, P.C., 2001. Farmakologi Ulasan Bergambar. Edisi 2. Jakarta: Widya Medika
National Plasma Product Expert Advisory Group, 2009. Guidlines for the Usage of Human Albumin Solution (HAS). http: // www.nsd.scot.nhs.uk (Diakses tanggal 29 Oktober 2013).
North-Lewis, Penny. 2008. Drug and the Liver 1 st Edition. London. Pharmaceutical Press
Nugraheni, E.S., Macam Penyakit Hepar dan Pemeriksaannya. Surabaya: Dosen FK- Universitas Wijaya Kusuma
Nurdjanah, S., 2009. Sirosis Hepatis. Dalam: Sudoyo AW, Setiyohadi B, Alvi I, Simadibrata MK, Setiati S (eds). Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam, 5 th ed Jakarta: Departemen Ilmu Penyakit Dalam FK-Indonesia, pp 668-673
Olson, J.C., Wendon, J.A., Kramer, D.J., Arroyo, V., Jalan, R., Garcia-Tsao, G., Kamath, P.S., 2011. Intensive Care of the Patient with Cirrhosis. AASLD Journal of Hepatology. Vol 54, No 5
Pagana, K.D., Pagana, T.J., 2002. Clinical of Diagnositic and Laboratory Test 2
nd
. New York: Mosby Inc
Parsi, M.A., Atreja, A., Zein, N.N., 2004. Spontaneous bacterial peritonitis: Recent data on incidence and treatment. Cleveland Clinic Journal of Medicine. Vol 71, No 7
xxiv
Pleguezuelo, M., Benitez, J.M., Jurado, J., Montero, J.L., Mata, M.D.L., 2013. Diagnosis and management of bacterial infections in decompensated cirrhosis. World Journal of Hepatology. Vol 27, No 5(1): pp 16-25
PPHI. 2001. Diagnosis dan terapi peritonitis bakteri spontan pada sirosis hati. Konsensus Perhimpunan Peneliti Hati Indonesia
Regina, V., Arnelis, Edward, Z. 2013. Hubungan Kadar Limfosit Total dengan Prognosis Penyakit pada Penderita Sirosis Hati di Bagian Penyakit Dalam RSUP Dr. M. Djamil Padang Tahun 2011. Vol 2, No 2
Ribeiro, T.C.R., Chebli, J.M.F., Kondo, M., Gaburri, P.D., Chebli, L.A., Feldner, C.A., 2008. Spontaneous bacterial peritonitis: How to deal with this life-threatening ciirhosis complication. Therapeutics and Clinical Risk Management. Vol 4, No 5, pp 919-925
Riggio, O. And Angeloni, S. 2009. Ascitic fluid analysis ror diagnosis and monitoring of Spontaneous bacterial peritonitis. World Journal of Gastroenterology. Vol 15, No 31, pp 3845-3850.
Riley,T.R., Taheri, M., Screibman, I.R., 2009. Does weight history affect fibrosis in the setting of chronic liver disease?. J Gastrointestin Liver Disease. Vol 18, No 3, pp 299-302
Rimola MD, A., Salmeron, J.M., Clemente, G., Rodringo, L., Obrador, A., Miranda, M.L., Guarner, C., Planas, R., Sola, R., Vargas, V., Fernando, C., Marco, F., Navasa, M., Banares, R., Arroyo, V., Rodes, J., 2005. Two different dosages of cefotaxime in the treatment of spontaneous bacterial peritonitis in cirrhosis: Results of a prospective, rendomized, multicenter study. Official Journal of the American Association for the Study of Liver Disease. Vol 17, Issue 2, pp 251-257
Riordan, S.M., Williams, R., 2006. The Intestinal flora and bacterial infection in cirrhosis. Journal of Hepatology. Vol 45, No. 5, pp 744-757
Runyon, B.A. 2013. Management of Adult Patient with Ascites Due to Cirrhosis: Update 2012. American Association for the Study of Liver Diseases. Vol 57, No 4, pp 1651-1654
Runyon, B.A., 2010. Sleisenger and Fordtian’s Gastrointestinal and Liver Diseases. 9th edition; pp 1529
xxv
Saskar, S., Sengupta, M., Saha, P., SenGupta, M., 2014. In-vitro activity of Cefotaxime in the Era of Antimicrobial Resistance. International Journal of Scientific and Research Publications. Vol 4, Issue 3
Saskara, P.M.A., Suryadharma, I., 2012. Laporan Kasus: Sirosis Hepatis. Bagian/SMF Ilmu Penyakit Dalam. Denpasar: FK-Universitas Udayana/Rumah Sakit Umum Pusat Sanglah
Setiawan, P.B., 2007. Recent advances in The Management of hai Failure in Liver Cirrhosis Patient. Dalam: Soebagijo, A., Tjokropawiro, A., Sutjahjo, A., Nasronudin, Irwanadi, C., Soeroso, J., Pranoto, A., Naskah Lengkap Pendidikan Kedokteran Berkelanjutan XXII Ilmu Penyakit Dalam
Sherlock, S., 1990. Penyakit hati dan sistem saluran empedu (Diseases of the Liver and Billiary System). Jakarta: Penerbit widya medika
Shier, D., Butler, J., Lewis, R., 2000. Hole’s inssentials of Human Anatomy and Physiology. USA: McGraw-Hill.pp 425-426
Somali, S., 2006. Gambaran Laboratorium Cairan Asites pada Penderita Sirosis Hati: Kajian Khusus Peritonitis Bakteri Spontan. Jakarta: Tesis FK-Universitas Indonesia
Starr, S.P., dan Raines, D., 2011. Cirrhosis: Diagnosis, Management, and Prevention. American Family Physician. Vol 84, No 12
Sudoyo, A.W., Setiyohadi, B., Alwi,I., 2006. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam. Jakarta: FKUI
Sweetman, S., 2009. Martindale 36 : The Complete Drug reference. Britain: Pharmaceautical Press, electronic version.
Tambunan, A., Mulyadi, Y., Kahtan, M.I., 2012. Karakteristik pasien sirosis hati di RSUD Dr. Soedarso Pontianak Periode Januari 2008-Desember 2010.
Taneja, S.K., Dhiman, R.K., 2011. Prevention and Management of Bacterial Infections in Cirrhosis. International Journal Hepatology. Vol 2011
Tarigan, P., 2004. Sirosis Hati. Dalam: H.M. Sjaifoellah noer, Sarwono Waspadji, A. Muin Rachman, LA Lesmana, Djoko Widodo, Harry Isbagio, Idrus Alwi, Unggul Budi Husodo. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam. Jakarta: Departemen Ilmu Penyakit Dalam FK-Indonesia, pp 271- 286
Taskiran, B., Colakoglu, O., Sozmen, B., Unsal, B., Aslan, S., Buyrac, Z., 2004. Comparison of cefotaxime and ofloxacin intreatment of spontaneous bacterial peritonitis. Turk J Gastroenterol. Vol 15, No 1, pp 34-38
xxvi
W.A., William, B.R., Applied Theraupetic the Clinical Use Of Drugs, 9th Edition. Lippincott Williams dan Wilkins
Tatro, D.S., 2003. A to Z Drug Facts and Comparison. electronic version
Terg, R., Cobas, S., Fassio, E., Landeira, G., Rios, B., Vasen, W., Abecasis, R., Rios, H., Guevara, M., 2000. Oral ciprofloxacin after a short course of intravenous ciprofloxacin in the treatment of spontaneous bacterial peritonitis: result of a multicenter, randomized study. Journal Of Hepatology. Vol. 33, No. 4, pp 564-569
Tsao,P dan McGill, J., 2003. Medical Physiologi 2 nd ed.William dan Wilkins Turnidge,J., 2014. Combination Drug. In: A.A Vink (Ed.). Fundamentals of
Antimicrobial Pharmacokinetics and Pharmacodinamic. New York: Springer science+business Media, pp
Wiest, R., Krag, A., Gerbes, A., 2012. Spontaneous Bacterial Peritonitis: Recent Guidelines and Beyond. Gut Recent Advances in Clinical Practice. Vol 61, pp 297-310
William, A., Petri, Jr., 2006. The Pharmachological Basis of Therapeutics. In: Goodman and Gilman. 11th edition, New York: McGraw-Hill