• Tidak ada hasil yang ditemukan

STUDI PENGGUNAAN ANTIBIOTIKA GOLONGAN AMINOGLIKOSIDA PADA PASIEN INFEKSI SALURAN KEMIH (Penelitian Dilakukan di Instalasi Rawat Inap RSU Dr. Saiful Anwar Malang)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "STUDI PENGGUNAAN ANTIBIOTIKA GOLONGAN AMINOGLIKOSIDA PADA PASIEN INFEKSI SALURAN KEMIH (Penelitian Dilakukan di Instalasi Rawat Inap RSU Dr. Saiful Anwar Malang)"

Copied!
29
0
0

Teks penuh

(1)

i

SKRIPSI

SAIHUN ALIF ALFIAN

STUDI PENGGUNAAN ANTIBIOTIKA

GOLONGAN AMINOGLIKOSIDA PADA

PASIEN INFEKSI SALURAN KEMIH

(Penelitian Dilakukan di Instalasi Rawat Inap RSU Dr. Saiful Anwar

Malang)

PROGRAM STUDI FARMASI

FAKULTAS ILMU KESEHATAN

(2)
(3)
(4)

iv

KATA PENGANTAR

Bismillahirrohmanirrohim

Assalamu’alaikum Warohmatullahi Wabarokatuh

Puji syukur tercurahkan kepada ALLAH SWT, tuhan semesta alam karena berkat rahmad dan ridhonya, penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul STUDI PENGGUNAAN ANTIBIOTIKA GOLONGAN AMINOGLIKOSIDA PADA PASIEN INFEKSI SALURAN KEMIH (Penelitian Dilakukan di Instalasi Rawat Inap RSU Dr. Saiful Anwar Malang)

Skripsi ini diajukan untuk memenuhi syarat untuk mencapai gelar Sarjana Farmasi pada Program Studi Farmasi Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Malang. Dalam penyusunan skripsi ini penulis tidak terlepas dari peranan pembimbing dan bantuan dari seluruh pihak. Oleh karena itu, dengan segala kerendahan hati, penulis ingin mengucapkan banyak terima kasih kepada: 1. ALLAH SWT, tuhan semesta alam yang memberikan rahmat, nikmat dan

hidayah-Nya kepada umatnya, Rosulullah SAW, yang sudah menuntun kita menuju jalan yang lurus.

2. Ibu Tri Lestari H. M.Kep.Sp.Mat. selaku Dekan Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Malang yang telah memberikan kesempatan penulis belajar di Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Malang.

3. Dr. dr. Basuki Bambang Purnomo, Sp.U selaku Direktur RSU Dr. Saiful Anwar Malang yang telah memberikan kesempatan kepada saya untuk melakukan penelitian di RSU Dr. Saiful Anwar Malang.

4. Prof. Dr. dr. M. Istiadjid ES, Sp.S., Sp.BS., M.Hum. selaku Ketua Komisi Etik Penelitian Kesehatan yang telah memberikan izin dan kelayakan etik sehingga penulis bisa melakukan penelitian di RSU Dr. Saiful Anwar Malang.

(5)

v

membantu dalam memperlancar jalannya penelitian di RSU Dr. Saiful Anwar Malang.

6. Sri Erna Utami, SKM., M.Kes. (MARS) selaku Kepala Bidang Rekam Medik dan Evaluasi Pelaporan, dan Drs. Murtono selaku Kepala Sie Rekam Medik RSU Dr. Saiful Anwar Malang yang telah memberikan kepercayaan kepada saya dalam melaksanakan penelitian di ruang Rekam Medik RSU Dr. Saiful Anwar Malang.

7. Dra. Arofa Idha, Apt., selaku Kepala Instalasi Farmasi RSU Dr. Saiful Anwar Malang.

8. Dr. Besut Daryanto, Sp.U selaku Kepala SMF Bedah Urologi di RSU Dr. Saiful Anwar Malang.

9. Staf pengawai RMK RSSA Malang yang banyak membantu dalam proses pengambilan data skripsi.

10. Ibu Dra. Uswatun Chasanah,Apt.M.Kes, selaku Ketua Program Studi Farmasi Universitas Muhammadiyah Malang yang telah memberi motivasi dan kesempatan penulis belajar di Program Studi Farmasi Universitas Muhammadiyah Malang.

11. Bapak Drs. Didik Hasmono, Apt.,MS selaku Dosen Pembimbing I, disela kesibukan bapak masih bisa meluangkan waktu untuk membimbing dan memberi pengarahan dan dorongan moril sampai terselesaikannya skripsi ini. 12. Ibu Hidajah Rachmawati, S.Si., Apt., Sp.FRS., selaku Dosen Pembimbing II

yang dengan tulus dan ikhlas penuh kesabaran, membimbing, mengarahkan dan memberikan kemudahan sarana dan prasarana sehingga skripsi ini dapat terselesaikan dengan baik.

13. Ibu Dra. Lilik Yusetyani, Apt.,Sp.FRS., selaku Dosen Penguji I yang telah banyak memberikan saran dan masukan demi kesempurnaan skripsi ini. 14. Ibu Nailis Syifa’, S.Farm.,Apt.,MSc., selaku Dosen Penguji II yang telah

banyak memberikan saran dan motivasi demi kesempurnaan skripsi ini. 15. Bunda Hidajah Rachmawati, S.Si.,Apt.,Sp.FRS., selaku Dosen Pembimbing

(6)

vi

16. Ibu Arina Swastika Maulita, S.Farm., Apt., selaku Dosen Farmasi Universitas Muhammadiyah Malang yang telah susah payah membantu jalannya ujian skripsi sehingga kami dapat melaksanakan ujian skripsi dengan baik.

17. Ibu Annisa Farida Muti, S.Farm.,M.Sc., selaku Dosen yang telah banyak memberikan saran dan motivasi demi kesempurnaan skripsi ini.

18. Untuk semua dosen farmasi Universitas Muhamadiyah Malang yang sudah memberikan waktunya untuk mengajarkan ilmu-ilmu yang sangat berguna. 19. Laboran Mbk Susi, Mbk Nila, Mbk Sri, Mas Ferdy, yang sudah mau

membantu dalam proses praktikum di Laboratorium.

20. Pak Lukman, Bu Yuli, Pak Agus, selaku tata usaha Program Studi Farmasi Fakultas Ilmu kesehatan Universitas Muhammadiyah Malang.

21. Orang Tuaku tercinta Bapak Ishaka, Ibu Siti Arbayah yang tiada hentinya memotivasi dalam segala hal, dengan sabar mendoakan untuk kebaikan dan kesuksesan anaknya. Terima kasih banyak atas didikan dan kerja keras untuk membuat anaknya bahagia serta mendapatkan ilmu yang bemanfaat.

22. Buat paman Setya Mulya Abdul Halim SH, yang dari awal memperkenalkan malang sehingga saya bisa mengenal malang sebagai kota yang indah untuk menuntut ilmu.

23. Saudariku (Dj dan Feni) terima kasih buat motivasi dan doanya. Sehingga Alfian dapat menyelasikan skripsi tepat waktu.

24. Sahabat seperjuanganku Jasmi Harjo, Eka Sastra Pranata, Norma Yulina H, Hermawan Susanto, Yugo Gandhigora, Anna Tressia, Silvia Puspitasari, Damas Gigih, Dimas Purwo Nugroho, Finuril, Nurshauma Apriani, Bayu Prasaja, dan Buhari Adi Putra atas kebersamaan, bantuan, motivasi, semangat serta kerja samanya sehingga sekripsi ini dapat terwujud.

25. Sahabat-sahabatku Jasmi Harjo, Bayu Prasaja, Eka Sastra Pranata dan Imam Arif Cahyadin dengan keceriaan dan semangat kalian selama ini sebagai sahabat yang membantu dan mendukung saat senang maupun susah.

(7)

vii

27. Sahabat terdekatku Feni Anggriani terima kasih atas keceriaan dan kebersamaannya, keluh kesah dan riang gembira kita jalani bersama.

28. Untuk semua pihak yang belum disebutkan namanya, penulis mohon maaf dan terima kasih yang sebesar-besarnya. Semua keberhasilan ini tak luput dari bantuan, doa yang telah anda semua berikan.

Jasa dari semua pihak yang telah membantu dalam penelitian ini, penulis tidak mampu membalas dengan apapun. Semoga amal baik semua pihak mendapat imbalan dari Allah SWT. Penulis menyadari bahwa skripsi ini jauh dari kesempurnaan, oleh karena itu penulis mengharapkan saran dan kritik yang membangun dari pembaca demi kebaikan skripsi ini. Semoga penulisan ini dapat berguna bagi penelitian berikutnya, amiin yaa rabbal alamin.

Wassalamu’alaikum warohmatullohi wabarokatuh

Malang, 09 Agustus 2012 Penulis

(8)

viii

RINGKASAN

STUDI PENGGUNAAN ANTIBIOTIKA GOLONGAN

AMINOGLIKOSIDA PADA PASIEN

INFEKSI SALURAN KEMIH

(Penelitian Dilakukan di Instalasi Rawat Inap RSU Dr. Saiful Anwar Malang)

Infeksi saluran kemih (ISK) adalah infeksi akibat berkembangbiaknya mikroorganisme di dalam saluran kemih, yang dalam keadaan normal urine tidak mengandung bakteri, virus atau mikroorganisme lain. Infeksi saluran kemih pada umumnya disebabkan oleh infeksi bakteri dan sampai dengan 60% wanita selama hidupnya akan mengalami setidaknya satu kali terkena infeksi saluran kemih. Untuk menegakkan diagnosis ISK harus ditemukan bakteriuria melalui biakan atau kultur dengan jumlah yang signifikan. Jumlah bakteri dikatakan signifikan jika lebih besar dari105 bakteri/ml urin pada pasien dengan simptom ISK. Patogen penginfeksi yang paling sering adalah Echerichia coli sekitar 85% dan diikuti 15% disebabkan oleh gram-positif antara lain Staphylococcus saprophyticus,

Enterococcus spp., dan gram-negatif yakni Pseudomonas aeruginosa, Klebsiella

pneumoniae, Proteus spp dan Enterobacter spp.

Antibiotika yang dipilih untuk pengobatan ISK harus memiliki sifat-sifat sebagai berikut: dapat diabsorpsi dengan baik, ditoleransi oleh pasien, dapat mencapai kadar yang tinggi dalam urin, serta memiliki spektrum terbatas untuk mikroba yang diketahui atau dicurigai. Aminoglikosida adalah antibiotika yang aktivitas sangat baik pada aerob gram negatif basili, gram positif kokus, dan beberapa strain mikobakteri. Aktivitas bakterisidal yang cepat dan kemampuan untuk berinteraksi secara sinergis dengan antibiotika lain (misalnya, β-laktam). Aminoglikosida dapat digunakan dalam pengobatan ISK yang disebabkan oleh organisme gram negatif seperti E coli dan Pseudomonas aeruginosa dan sering digunakan sebagai terapi tunggal karena aminoglikosida sangat baik penetrasinya dalam urin dan ginjal.

(9)

ix

Kerangka konseptual pada penelitian ini yaitu dengan melakukan rekapitulasi infeksi saluran kemih pada Rekam Medik Kesehatan (RMK). Mengetahui penyebab infeksi saluran kemih yaitu berbagai mikroorganisme, seperti bakteri, virus, dan jamur. Mikroorganisme tersebut yaitu E. coli, Proteus mirabilis, Klebsiella spp, Serratia, Stapylococus spp, Enterobacteriaseae,

Pseudomonas aeroginosa, Sedangkan virus yaitu megalovirus, adenovirus, dan

jamur Candida albican. Masing-masing mikroorganisme tersebut, dapat diketahui berdasarkan hasil pemeriksaan mikrobiologi. Sedangkan untuk mengetahui infeksi pada pasien dapat dilihat dari data klinik, data laboratorium dan pemeriksan mikrobiologi, sehingga dapat mempermudahkan untuk menyesuaikan terapi yang akan diberikan pada pasien.

Metode penelitian ini merupakan penelitian observasional karena peneliti tidak memberikan perlakuan terhadap sampel penelitian. Rancangan penelitian ini bersifat deskriptif yaitu berupa studi retrospektif (penelitian yang dilakukan dengan meninjau kebelakang). Kriteria inklusi pada penelitian ini yaitu pasien dengan diagnosis infeksi saluran kemih dengan atau tanpa penyakit penyerta selain penyakit infeksi dan mendapatkan terapi antibiotika golongan aminoglikosida di instalasi rawat inap RSU Dr. Saiful Anwar Malang dengan Rekam Medik Kesehatan (RMK) yang lengkap atau mendukung dengan rentang waktu 1 Januari sampai 31 Desember 2011.

Dari 208 pasien, data yang memenuhi kriteria inklusi sebanyak 19 pasien infeksi saluran kemih, yaitu 47,4% laki-laki dan 56,2% perempuan. Umur < 1 tahun 5,3%, 13 - 18 tahun 5,3%, 24 - 44 tahun 21,1%, 45 - 60 tahun 31,6%, 60 - 78 tahun 36,8%. Terapi antibiotika yang paling banyak adalah antibiotika tunggal 50,7%, yaitu antibiotika golongan aminoglikosida 36,4% dengan jenis amikasin 21,2% dan gentamisin 15,2%. Antibiotika yang terbanyak kedua adalah kombinasi dua antibiotika 35,8%, yaitu antibiotika golongan aminoglikosida + sefalosporin generasi III 20,0% dengan jenis gentamisin + ceftriaxon 12,0%. Kombinasi dua antibiotika kedua yaitu aminoglikosida + kuinolon 16,0% dengan jenis amikasin + ciprofloksasin dan gentamisin + ciprofloksasin masing-masing 8,05%. Antibiotika terbanyak ketiga adalah kombinasi tiga antibiotika 11,9% yaitu aminoglikosida + sefalosporin generasi III + metronidazol 37,5% dengan jenis gentamisin + ceftriaxon + metronidazol 25,0%. Antibiotika terbanyak keempat adalah kombinasi empat antibiotika yaitu aminoglikosida + sefalosporin generasi III + metronidazol, dengan jenis gentamisin + ceftriakson + ofloksasin + metronidazol 1,5%. Menurut beberapa literatur penggunaan dosis, rute pemberian, interval pemberian, serta lama pemberian antibiotika golongan aminoglikosida yang diberikan pada pasien infeksi saluran kemih di Instalasi Rawat Inap RSU Dr. Saiful Anwar sudah sesuai.

(10)

x

ABSTRACT

UTILIZATION STUDY OF AMINOGLYCOSIDES

ANTIBIOTIC ON URINARY TRACT INFECTION PATIENT

(Research on Hospitalize Patient in Public Hospital Dr. Saiful

Anwar Malang)

Background : Urinary tract infection (UTI) is an infection caused by the proliferation of microorganisms in the urinary tract. The selection of appropriate antibiotic therapy in patients with UTI was influented on the success full of the therapy. The common therapy of UTI used of aminoglycosides, penicillin, trimethoprim-sulfamethoxazole, cephalosporins, fluroquinolon, fosfomisin, nitrofurantoin, and carbapenem. Aminoglycosides are often used as monotherapy because aminoglycosides are very good penetration in the urine and kidneys. And can be used as combination therapy with other antibiotics such as β-lactam for the treatment of severe UTI.

Objectives : To know the pattern of the use of aminoglycosides class of antibiotic, including the dose conformity, route, interval, long administration aminoglycosides class of antibiotics, other antibiotics in single, combination form or replacement antibiotic based on guideline for UTI treatment.

Method : This study is an observational study and the file collected retrospectivly on UTI patients 1 January until 31 December 2011 period.

Results and Conclusions : This study showed there were 34 patient (50,7%) who recieved single antibiotic, aminoglycosides 12 patient (36,4%) who recieved amikacin 21,2% and gentamicin 15,2%. There were 24 patient (15,8%) who received combination of two antibiotics, 3 patient (12,0%) who received gentamicin + ceftriaxon. There were 8 patient (11,9%) who received combination of three antibiotics, 2 patient (12,5%) who received gentamicin + ceftriaxon + metronidazole. And there were 1 patient (1,5%) who received combination of four antibiotics. The dose, the route of administration, interval of administration, and long administration antibiotics were found appropriately.

(11)

xi

ABSTRAK

STUDI PENGGUNAAN ANTIBIOTIKA GOLONGAN

AMINOGLIKOSIDA PADA PASIEN

INFEKSI SALURAN KEMIH

(Penelitian Dilakukan di Instalasi Rawat Inap RSU Dr. Saiful Anwar Malang)

Latar Belakang : Infeksi saluran kemih (ISK) adalah infeksi akibat berkembangbiaknya mikroorganisme di dalam saluran kemih. Pemilihan terapi antibiotika yang tepat pada pasien ISK sangat berpengaruh pada keberhasilan terapi yang dilakukan. Terapi antibiotika pada pasien ISK yang biasa digunakan meliputi aminoglikosida, penisilin, trimetoprim-sulfametoksazol, sefalosporin, fluroquinolon, fosfomisin, nitrofurantoin, dan carbapenem. Aminoglikosida sering digunakan sebagai terapi tunggal karena aminoglikosida sangat baik penetrasi dalam urin dan ginjal. Dan dapat digunakan sebagai terapi kombinasi dengan antibiotika lain seperti β laktam untuk terapi ISK berat.

Tujuan : Mengetahui pola penggunaan antibiotika golongan aminoglikosida termasuk kesesuaian dosis, rute, interval, lama pemberian antibiotika golongan aminoglikosida, antibiotika lain dalam bentuk tunggal, kombinasi maupun antibiotika pengganti berdasarkan pedoman terapi ISK.

Metode Penelitian : Penelitian ini bersifat deskriptif yaitu berupa studi retrospektif pada pasien ISK periode 1 Januari sampai dengan 31 Desember 2011.

Hasil dan Kesimpulan : Penggunaan antibiotika pada pasien ISK di instalasi rawat inap RSU Dr. Saiful Anwar Malang adalah 34 pasien (50,7%) yang menerima antibiotika tunggal, yaitu aminoglikosida 12 pasien (36,4%) dengan jenis amikasin 21,2% dan gentamisin 15,2%. Kombinasi dua antibiotika 24 pasien (15,8%), yaitu gentamisin + ceftriakson 3 pasien (12,0%). Kombinasi tiga antibiotika 8 pasien (11,9%), yaitu gentamisin + ceftriaxon + metronidazol 2 pasien (12,5%). Dan kombinasi empat antibiotika 1 pasien (1,5%). Penggunaan dosis, rute pemberian, interval pemberian, serta lama pemberian antibiotika sudah sesuai.

(12)

xii DAFTAR ISI

Halaman

JUDUL ... i

LEMBAR PENGESAHAN ... ii

LEMBAR PENGUJIAN ... iii

KATA PENGANTAR ... iv

RINGKASAN ... viii

ABSTRACT ... x

ABSTRAK ... xi

DAFTAR ISI ... xii

DAFTAR TABEL ... xv

DAFTAR GAMBAR ... xviii

DAFTAR LAMPIRAN ... xxi

DAFTAR SINGKATAN ... xxii

BAB I PENDAHULUAN ... 1

1.1. Latar Belakang ... 1

1.2. Rumusan Masalah ... 4

1.3. Tujuan Penelitian... 4

1.4. Manfaat Penelitian... 4

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ... 4

2. 1. Tinjauan Tentang Infeksi Saluran Kemih ... 5

2.1.1. Definisi Infeksi Slauran Kemih ... 5

2.1.2. Epidemiologi Infeksi Saluran Kemih ... 5

2.1.3. Etiologi Infeksi Saluran kemih ... 7

2.1.3.1. Infeksi Saluran Kemih Komunitas ... 8

2.1.3.2. Infeksi Saluran Kemih Nosokomial ... 8

2.1.4. Patofisiologi Infeksi Saluran Kemih ... 9

2.1.5. Patogenesis Infeksi Saluran Kemih ... 10

2.1.6. Predisposisi Infeksi Saluran Kemih ... 10

2.1.7. Gejala Klinis Infeksi Saluran Kemih ... 11

2.1.8. Infeksi Saluran Kemih Uncomplicated ... 12

(13)

xiii

2.1.10.Terapi Infeksi Saluran Kemih ... 13

2.2. Tinjauan Tentang Antibiotika Aminoglikosida... 16

2.2.1. Mekanisme Kerja Aminoglikosida ... 19

2.2.2. Spektrum Anbiotika Aminoglikosida ... 19

2.2.3. Mekanisme Resistensi Bakteri Terhadap Aminoglikosida ... 20

2.2.4. Farmakokinetika Antibiotika Aminoglikosida ... 20

2.2.5. Administrasi Aminoglikosida... 21

2.2.6. Interaksi Aminoglikosida. ... 21

2.2.7. Efek Samping Antibiotika Aminoglikosida ... 22

BAB III KERANGKA KONSEPTUAL ... 24

3. 1. Uraian Kerangka Konseptual ... 24

3. 2. Skema Kerangka Konseptual Pada Infeksi Saluran Kemih ... 25

3. 3. Skema Kerangka Operasional Pada Infeksi Saluran Kemih ... 26

BAB IV METODE PENELITIAN ... 27

4. 1. Rancangan Penelitian ... 27

4. 2. Bahan Penelitian ... 27

4. 3. Kriteria Inklusi ... 27

4. 4. Kriteria Eksklusi ... 27

4. 5. Populasi ... 27

4. 6. Sampel ... 28

4. 7. Instrumen penelitian ... 28

4. 8. Lokasi dan Waktu Penelitian... 28

4. 9. Definisi Operasional ... 28

4.9.1. Pasien ... 28

4.9.2. Jenis Antibiotika ... 28

4.9.3. DosisPemberian ... 28

4.9.4. Rute Pemberian ... 28

4.9.5. Interval Penggunaan Antibiotika ... 28

4.9.6. Lama Pengobatan ... 28

4.9.7. DMK Lengkap... 28

(14)

xiv

4.9.9. Data Laboratorium ... 29

4. 10.Prosedur Pengumpulan Data ... 29

4. 11.Analisa Data ... 29

BAB V HASIL PENELITIAN... 30

5.1. Jumlah Sampel Penelitian ... 30

5.2. Data Demografi pasien ... 30

5.2.1. Distribusi Berdasarkan Jenis Kelamin ... 30

5.2.2. Distribusi Berdasarkan Umur ... 31

5.3. Klasifikasi Infeksi Saluran Kemih ... 32

5.4. ISK Tanpa Penyakit Penyerta & Dengan Penyakit Penyerta ... 32

5.5. Faktor Resiko Infeksi Saluran Kemih ... 32

5.6. Identifikasi Mikrobiologi ... 33

5.7. Terapi Antibiotika yang Diterima Pasien ISK ... 36

5.7.1. Distribusi Terapi Antibiotika Tunggal pada Pasien ISK ... 37

5.7.2. Distribusi Terapi Kombinasi Dua Antibiotika pada Pasien ISK... 39

5.7.3. Distribusi Terapi Kombinasi Tiga Antibiotika yang pada ISK ... 43

5.7.4. Distribusi Terapi Kombinasi Empat Antibiotika pada ISK ... 44

5.8. Lama Perawatan Pasien di Rumah Sakit ... 45

5.9. Keadaan Klinik Pasien ISK Saat Keluar Rumash Sakit ... 45

5.10. Status Pasien pada Saat Keluar Rumah Sakit ... 45

BAB VI PEMBAHASAN ... 46

BAB VII KESIMPULAN ... 56

7.1. Kesimpulan... 56

7.2. Saran ... 56

(15)

xv

DAFTAR TABEL

Halaman 2.1. Bakteri Penyebab Infeksi Saluran Kemih ... 9 2.2. Terapi antibiotika pilihan pada beberapa mikroorganisme penyebab

Infeksi Saluran Kemih Complicated ... 14 2.3. Terapi antibiotika pilihan pada beberapa mikroorganisme penyebab

UTI Uncomplicated ... 14

2.4. Regimen terapi antibiotika pilihan pada beberapa mikroorganisme pyelonefritis tanpa konplikasi pada wanita... 14 2.5. Regimen terapi antibiotika pilihan pada beberapa mikroorganisme

penyebab ISK komplikasi pada wanita dan pria... 15 2.6. Prevalensi resistensi antibiotika terhadap isolasi gram negatif basil

dari urin ... 15 2.7. Prevalensi resistensi antibiotika terhadap isolasi gram positif cocci

dari urin ... 16 2.8. Daftar Jenis Antibiotika Golongan Aminoglikosida ... 17 5.1. Distribusi berdasarkan jenis kelamin pasien ISK di Instalasi Rawat

Inap RSU Dr. Saiful Anwar Malang Periode 1 Januari sampai dengan 31 Desember 2012... 30 5.2. Distribusi Berdasarkan Umur dan Usia Pasien ISK Rawat Inap di

RSU Dr. Saiful Anwar Malang Periode 1 Januari 2011 sampai dengan 31 Desember 2011... 31 5.3. Distribusi Jumlah Pemeriksaan Mikrobiologi Pasien Rawat Inap ISK

di RSU Dr. Saiful Anwar Malang periode 01 Januari 2011 sampai dengan 31 Desember 2011... 33 5.4. Distribusi Jenis Pemeriksaan Mikroorganisme pada Pasien Infeksi

Saluran Kemih Rawat Inap di RSU Dr. Saiful Anwar Malang Periode 01 Januari 2011 sampai dengan 31 Desember 2011 ... 33 5.5. Distribusi Golongan Mikroorganisme dan Jenis Mikroorganisme

(16)

xvi

5.6. Distribusi Jenis Mikroorganisme pada Pasien Infeksi Saluran Kemih Rawat Inap di RSU Dr. Saiful Anwar Malang Periode 01 Januari 2011 sampai dengan 31 Desember 2011 ... 35 5.7. Distribusi Jenis Mikroorganisme Pemeriksaan Urine pada Pasien

Infeksi Saluran Kemih Rawat Inap di RSU Dr. Saiful Anwar Malang Periode 01 Januari 2011 sampai dengan 31 Desember 2011 ... 35 5.8. Komposisi Terapi Antibiotika yang Diterima Pasien Infeksi Saluran

Kemih Rawat Inap di RSU Dr. Saiful Anwar Malang periode 01 Januari 2011 sampai dengan 31 Desember 2011 ... 36 5.9. Jumlah dan Persentase Masing-Masing Jenis Antibiotika Tunggal

yang Diterima Pasien ISK Rawat Inap di Rumah Sakit Umum Dr. Saiful Anwar Malang Periode 1 Januari 2011 sampai dengan 31 Desember 2011 ... 37 5.10. Jumlah dan Persentase Jenis Antibiotika Tunggal Golongan

Aminoglikosida yang Diterima Pasien Infeksi Saluran Kemih Rawat Inap di RSU Dr. Saiful Anwar Malang periode 01 Januari 2011 sampai dengan 31 Desember 2011 ... 38 5.11. Jumlah dan Persentase Golongan Kombinasi Dua Antibiotika yang

Diterima Pasien Infeksi Saluran Kemih Rawat Inap Berdasarkan Penyakit Penyerta di RSU Dr. Saiful Anwar Malang periode 1 Januari 2011 sampai dengan 31 Desember 2011 ... 39 5.12. Jenis Kombinasi Dua Antibiotika Masing-masing Golongan

Aminoglikosida dan Sefalosporin Generasi III yang Diterima Pasien Infeksi Saluran Kemih Rawat Inap Berdasarkan Penyakit Penyerta di RSU Dr. Saiful Anwar Malang periode 1 Januari 2011 sampai dengan 31 Desember 2011... 41 5.13. Jenis Kombinasi Dua Antibiotika Masing-masing Golongan

(17)

xvii

5.14. Jumlah dan Persentase Golongan Kombinasi Tiga Antibiotika yang Diterima Pasien Infeksi Saluran Kemih Rawat Inap Berdasarkan Penyakit Penyerta di RSU Dr. Saiful Anwar Malang periode 01 Januari 2011 sampai dengan 31 Desember 2011 ... 43 5.15. Persentase Jenis Kombinasi Tiga Antibiotika Aminoglikosida +

Sefalosporin Generasi III + Metronidazol yang Diterima Pasien Infeksi Saluran Kemih Rawat Inap Berdasarkan Penyakit Penyerta di RSU Dr. Saiful Anwar Malang periode 01 Januari 2011 sampai dengan 31 Desember 2011... 44 5.16. Persentase Golongan Kombinasi Tiga Antibiotika yang

(18)

xviii

DAFTAR GAMBAR

Halaman 2.1. Rumus Struktur Aminoglikosida... 18 3.1. Skema Kerangka Konseptual ... 25 3.2. Skema Kerangka Operasional ... 26 5.1. Distribusi Berdasarkan Jenis Kelamin Pasien ISK di Instalasi Rawat

Inap RSU Dr. Saiful Anwar Malang Periode 01 Januari 2011 sampai dengan 31 Desember 2011... 30 5.2. Distribusi Berdasarkan Umur dan Usia Pasien ISK Rawat Inap di

RSU Dr. Saiful Anwar Malang Periode 1 Januari 2011 sampai dengan 31 Desember 2011... 31 5.3. Klasifikasi Infeksi Saluran Kemih pada Pasien Rawat Inap di RSU

Dr. Saiful Anwar Malang Periode 01 Januari 2011 sampai dengan 31 Desember 2011 ... 32 5.4. Distribusi ISK Tanpat Penyakit Penyerta dan dengan Penyakit

Penyerta Pada Pasien Rawat Inap di RSU Dr. Saiful Anwar Malang Periode 01 Januari 2011 sampai dengan 31 Desember 2011. ... 32 5.5. Distribusi Faktor Resiko ISK Pada Pasien Rawat Inap di RSU

Dr.Saiful Anwar Malang Periode 01 Januari 2011 sampai dengan 31 Desember 2011 ... 32 5.6. Distribusi Jumlah Pemeriksaan Mikrobiologi Pasien ISK di Instalasi

Rawat Inap RSU Dr. Saiful Anwar Malang Periode 01 Januari 2011 sampai dengan 31 Desember 2011 ... 33 5.7. Distribusi Jenis Pemeriksaan Mikroorganisme pada Pasien Infeksi

Saluran Kemih Rawat Inap di RSU Dr. Saiful Anwar Malang Periode 01 Januari 2011 sampai dengan 31 Desember 2011 ... 34 5.8. Distribusi Jenis Mikroorganisme pada Pasien Infeksi Saluran Kemih

Rawat Inap di RSU Dr. Saiful Anwar Malang Periode 01 Januari 2011 sampai dengan 31 Desember 2011 ... 35 5.9. Distribusi Jenis Mikroorganisme Pemeriksaan Urine pada Pasien

(19)

xix

5.10. Komposisi Terapi Antibiotika yang Diterima Pasien Infeksi Saluran Kemih Rawat Inap di RSU Dr. Saiful Anwar Malang periode 01 Januari 2011 sampai dengan 31 Desember 2011 ... 36 5.11. Jenis Antibiotika Tunggal Golongan Aminoglikosida yang Diterima

Pasien Infeksi Saluran Kemih Rawat Inap di RSU Dr. Saiful Anwar Malang periode 01 Januari 2011 sampai dengan 31 Desember 2011 .... 37 5.12. Jenis Antibiotika Tunggal Golongan Aminoglikosida yang Diterima

Pasien Infeksi Saluran Kemih Rawat Inap di RSU Dr. Saiful Anwar Malang periode 01 Januari 2011 sampai dengan 31 Desember 2011. ... 38 5.13. Golongan Kombinasi Dua Antibiotika yang Diterima Pasien Infeksi

Saluran Kemih Rawat Inap Berdasarkan Penyakit Penyerta di RSU Dr. Saiful Anwar Malang periode 1 Januari 2011 sampai dengan 31 Desember 2011 ... 40 5.14. Jenis Kombinasi Dua Antibiotika masing-masing Golongan

Aminoglikosida dan Sefalosporin Generasi III yang Diterima Pasien Infeksi Saluran Kemih Rawat Inap Berdasarkan Penyakit Penyerta di RSU Dr. Saiful Anwar Malang periode 1 Januari 2011 sampai dengan 31 Desember 2011... 41 5.15. Jenis Kombinasi Dua Antibiotika Masing-masing Golongan

Aminoglikosida dan Kuinolon yang Diterima Pasien Infeksi Saluran Kemih Rawat Inap Berdasarkan Penyakit Penyerta di RSU Dr. Saiful Anwar Malang periode 1 Januari 2011 sampai dengan 31 Desember 2011 ... 42 5.16. Persentase Golongan Kombinasi Tiga Antibiotika yang Diterima

Pasien Infeksi Saluran Kemih Rawat Inap Berdasarkan Penyakit Penyerta di RSU Dr. Saiful Anwar Malang periode 01 Januari 2011 sampai dengan 31 Desember 2011 ... 43 5.17. Persentase Jenis Kombinasi Tiga Antibiotika Aminoglikosida +

(20)

xx

5.18. Lama Perawatan pada Pasien Infeksi Saluran Kemih Rawat Inap di RSU Dr. Saiful Anwar Malang periode 01 Januari 2011 sampai dengan 31 Desember 2011... 45 5.19. Keadaan Keluar Rumah Sakit Pasien Infeksi Saluran Kemih Rawat

Inap di Rumah Sakit Umum Dr. Saiful Anwar Malang Periode 01 Januari 2011 sampai dengan 31 Desember 2012 ... 45 5.20. Status Pasien ISK pada Saat Keluar Rumah Sakit di Instalasi Rawat

(21)

xxi

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

1. Daftar Riwayat Hidup ... 60

2. Surat Penyataan ... 61

3. Surat Penghadapan Penelitian ... 62

4. Keterangan Kelayakan Etik... 63

5. Daftar Nilai Normal Data Klinik dan Data Laboratorium ... 64

6. Rekam Medik Kesehatan... 67

(22)

xxii

DAFTAR SINGKATAN

Alb : Albumin

APTT : Activated Partial Thromboplastin Time ASI : Air Susu Ibu

AUC : Area under of curve BAK : Buang Air Kecil

BPH : Benign Prostatic Hyperplasia BE ecf : Base Excess in Extracellular Fluid CKD : Chronic Kidney Disease

Cr : Creatinin

CRP : C-Reactive Protein

Cth : Cochlear Theae / Sendok Teh CVA : Cerebrovascular Accident DM : Diabetes Mellitus

Dr : Dokter

GCS : Glasgow Coma Scale

GDA : Gula Darah Acak / Gula Darah Sesaat GDP : Gula Darah Puasa

GD2PP : Gula Darah 2 Jam Post Prandial

Hb : Hemoglobin

Hct : Hematokrit

HT : Hipertensi

im : Intramuscular

ISK : Infeksi Saluran Kemih

iv : Intravena

Chol. HDL : Cholesterol-High Density Lipoprotein Chol. LDL : Cholesterol-Low Density Lipoprotein Chol.T : Cholesterol Total

KRS : Keluar Rumah Sakit

KU : Kondisi Umum

(23)

xxiii LPD : Lembar Pengumpul Data

MCH : Mean Corpuscular Hemoglobin

MCHC : Mean Corpuscular Hemoglobin Concentration MCV : Mean Corpuscular Volume

mEq : Milliequivalents MPV : Mean Platelet Volume MRS : Masuk Rumah Sakit

N : Nadi

PCT : Procalcitonin

PDW : Platelet Distribution Width PLT : Platelet

po : Per Oral

PPT : Plasma Protein Time RBC : Red Blood Cell

RDW : Red Distribution Width RMK : Rekam Medik Kesehatan RR : Respiration Rate

RSSA : Rumah Sakit Saiful Anwar

RSU : Rumah Sakit Umum

SGOT : Serum Glutamic-Oxaloacetic Transaminase SGPT : Serum Glutamic-Piruvic Transaminase SMX : Sulfamethoxazole

TD : Tekanan Darah

TG : Trigliserida TMP : Trimethoprim

(24)

xxiv

DAFTAR PUSTAKA

Anonim, 2011. Pembesaran Prostat Jinak: Gejala, Diagnosis dan Penanganan. http://majalahkesehatan.com/pembesaran-prostat-jinak-gejala-diagnosis-dan-penanganan/, Diakses pada tanggal 1 Agustus 2012 Beaur, Larry A,. 2008. The Aminoglycosides Antibiotic. Applied Clinical

Pharmacokinetics Ed. 2st. New York : McGraw Hill Medical

Behrooozi, Eva., Rahbar, Mohamad., Yousefi, Jalil Vand., 2010. A survey on epidemiology of urinary tract infections and resistance pattern of uropathogens in an Iranian1000-bed tertiary care hospital. Department of Microbiology, Iranian Reference Health Laboratory, Tehran Iran.

Boel, Trelia, 2009. Infeksi Saluran Kemih dan Kelamin. Sumatra Utara: Fakultas Kedokteran USU

Chamber, Henry F. 2006. Aminoglycosides. In: Brunton, L.L., Goodman and Gilman's The Pharmacological Basis Of Therapeutics. Ed. 11th, New York: McGraw-Hill Co.,

Cayono, Suharjo B. 2007. Terapi Antibiotika Empiris Pada SepsisvBerdasarkan Organ Terinfeksi, Dexa Media Jurnal Kedokteran dan Farmasi, Vol 20, No. 2 April-Juni 2007, hal 88-9

Coyle, E.A., and Prince, R.A., 2008. Urinary Tract Infections and Prostatitis. In : Dipiro, J.T., Talbert, R.L., Yee, G.C., Matzke, G.R., Wells, B.G., and Posey, L.M., Pharmacotherapy A Pathophysiologid Approach, 7th Edition, New York: McGraw-Hill Co., pp. 1899-910

Djuanda, Adhi, dkk. 2007. MIMS Indonesia Petunjuk Konsultasi, Edisi. 7. Jakarta: CMP Medica

Fauci, A.S., 2008. Urinary Tract Infections, Pyelonephritis, and Prostatitis In: Kasper, D.L., Longo, D.L., Braunwald, E., Hauser, S.L., Jameson, J.L., Loscalzo, J., Harrison’s Principles of Internal Medicinbe, 17 th., U.S. of Amerika: The McGraw-Hill Companies, pp.282.

Fish D.N., 2009. Urinary Tract Infections. In : Koda-kimble, M.A., Young, L.Y., Alldredge, B.K., Corelli, R.L. Guglielmo, B.J., Kradjan, W.A., Williams, B.R. Applied Therapeutics: The Clinical Use Of Drugs, Ed, 9th. Philadelphia,, pp. 64p02-18.

Formularium RSU Dr. Soetomo, 2008.

(25)

xxv

Istiantoro, Yati H., and Gan, Vincent H.S., 2008. Aminoglikosid. Farmakologi dan Terapi. Edisi 5. Jakarta: Departemen Farmakologi dan Terapeutik Fakultas Kedokteran UI.

Manibuy, Fransiscus Jefri. 2010. Urosepsis dengan Shock Septik. Jakarta: Departemen Anestesiologi dan Perawatan Intensif FKUI/RSUPN Cipto Mangunkusumo.

McEvoy, G.K., and Snow, E.K., 2011. AHFS Drug Information Essentials. Maryland: American Society of Health-System Pharmacist.

Niccole, L., Anderson, P.A.M., Conly J., Mainprize T.C., Meuser, J.,Nickel, J.C., Senikas, V.M., Zhanel, G.G., 2006. Uncomplicated urinary tract infection in women, Current practice and the effect of antibiotic resistance on empiric treatment.

Potoksi, Brian A. 2008. Urinary Track Infection. In: Chisholm-Burns, M.A., Wells, B.G., Schwinghammer, T.L., Malone, P.M., Kolesar, J.M., Rotschafer, J.C., Dipiro, J.T., Pharmakotherapy Principles and Practice. New York: McGraw-Hill pp.1151

Porter, Robert S., and Kaplan, Justin L., 2009. Aminoglikosides. The Merck Manual. USA: Merck and Co. Inc

Radigan, Elizabeth A., Gilchrist, Neil A., Miller, Melissa A., 2009. Management of Aminoglycosides in the Intensive Care Unit.

Saepudin, Sulistiawan, R.Y., dan Hanifah, S., 2007. Perbandingan Penggunaan Antibiotika Pada Pengobatan Pasien Infeksi Saluran Kemih Yang Menjalani Rawat Inap di Salah Satu RSUD di Yogyakarta Tahun 2004 dan 2006. Yogyakarta: Universtitas Islam Indonesia, hal 57-63.

Samirah., Darwati., Windarwati., 2006 Pola dan sensitivitas kuman di penderita infeksi saluran kemih. Indonesian Journal of Clinical Pathology and Medical Laboratory. 12(3), pp. 110-3.

Soejono, Czeresna Heriawan, 2004. Infeksi Saluran Kemih pada Pediatri. Jakarta FKUI

Soewanto, Yogiantoro, M., Pranawa, Mahoni, C,I., Mardiana, N., Thaha, M., Adiyawardana, dan Widodo, 2008. Nefrologi Infeksi Saluran Kemih., Pedoman Diagnosis dan Terapi. Surabaya: RSU Dr. Soetomo, Hal 251-7

Stamm, W. E, 2010. Urinary Tract Infections, Pyelonephritis and Prostatitis. In: Kasper, D.L. and Fauci, A.S. Harrison’s Infectious Deseases. New York: McGraw-Hill Co. Pp 272-81

(26)

1 BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Infeksi saluran kemih (ISK) adalah infeksi akibat berkembangbiaknya mikroorganisme di dalam saluran kemih, yang dalam keadaan normal urine tidak mengandung bakteri, virus atau mikroorganisme lain. Dengan demikian urine di dalam sistem saluran kemih biasanya steril. Infeksi saluran kemih pada umumnya disebabkan oleh infeksi bakteri, sampai dengan 60% wanita akan mengalami setidaknya satu kali terkena infeksi selama hidupnya (Samirah, 2006).

Untuk menegakkan diagnosis ISK harus ditemukan bakteriuria (bakteri di dalam urin) melalui biakan atau kultur dengan jumlah yang signifikan. Tingkat signifikansi jumlah bakteri didalam urin lebih besar dari 105 bakteri/ml urin. Jumlah bakteri dikatakan signifikan jika lebih besar dari105 bakteri/ml urin pada paien dengan simptom ISK. Agen penginfeksi yang paling sering adalah Echerichia coli sekitar 85% dan diikuti 15% disebabkan oleh gram-positif antara

lain Staphylococcus saprophyticus, Enterococcus spp., dan gram-negatif antara lain Pseudomonas aeruginosa, Klebsiella pneumoniae, Proteus spp., and

Enterobacter spp (Potoski, 2008).

Infeksi saluran kemih sering terjadi baik dalam masyarakat dan lingkungan rumah sakit dan merupakan infeksi bakteri yang paling umum pada manusia. ISK mencakup spektrum klinis mulai dari infeksi asimtomatik sampai pielonefritis akut dengan sepsis. Sekitar 7 juta kasus sistitis akut dan 250.000 kasus pielonefritis akut terjadi setiap tahun di Amerika Serikat, sehingga mengakibatkan lebih dari 100.000 masuk rumah sakit (Fish, 2009).

(27)

2

prevalensi 30 kali lebih besar dari pada laki-laki dengan kelompok usia yang sama (Potoski, 2008).

Infeksi saluran kemih (ISK) merupakan penyebab pertama infeksi nosokomial rumah sakit, yaitu sebesar 40%, diikuti dengan pneumonia nosokomial. Sekitar 80-90% ISK nosokomial terjadi berhubungan dengan pemasangan kateter. Kuman patogen utama pada ISK dengan komplikasi adalah:

Escherichia coli (40%), Klebsiella spp (10%-17%), Enterobacter spp (5-10%),

Proteus mirabilis (5%-10%), Pseudomonas aeruginosa (2-10%) dan

Enterococcus sp (1%-20%). Angka mortalitas akibat urosepsis sekitar 12,7%.

Kebanyakan ISK kumunitas disebabkan oleh basil gram negatif aerobik dari saluran usus. Bakteri penyebabnya adalah Escherichia coli (75%-90%),

Staphylococcus (5%-20%), Enterobacteriaceae (Proteus, Mirabilis, Klebsiella)

dan Enterococcus faecalis juga merupakan penyebab ISK. Infeksi saluran kemih tanpa komplikasi pada umumnua hampir selalu disebabkan hanya oleh organisme tunggal (Cayono, 2007 ).

Mikroorganisme dapat mencapai saluran kemih oleh hematogen atau penyebaran limfatik, tetapi ada beberapa bukti klinis dan eksperimental yang menunjukkan bahwa mikroorganisme naik melalui uretra dan disebut sebagai jalur yang paling umum penyebab ISK, terutama organisme enterik (yaitu

Escherichia coli dan Enterobacteriaceae lain). Hal ini memberikan penjelasan

bahwa frekuensi ISK pada wanita lebih besar dibandingkan pada pria dan dapat meningkatkan resiko infeksi kandung kemih atau kateterisasi. Terdapat 1-2% kasus penggunaan kateter ke dalam kandung kemih pada pasien rawat jalan yang menyebabkan infeksi saluran kemih. Kasus penggunaan kateter hampir 100% dengan sistem terbuka yang merupakan penyebab ISK terjadi dalam waktu 3-4 hari. Penggunaan kateter dengan sistem tertutup dapat menunda terjadinya infeksi, namun akhirnya ISK akan terjadi dalam waktu 4 minggu (Grabe et al, 2008).

(28)

3

resiko ISK kateter termasuk jenis kelamin perempuan, kateterisasi berkepanjangan, penyakit yang mendasarinya parah, pemutusan dari tabung kateter dan drainase, jenis lain perawatan kateter yang salah, dan kurangnya terapi antimikroba sistemik (Fauci, at al. 2008).

Antibiotika yang dipilih untuk pengobatan ISK harus memiliki sifat-sifat sebagai berikut: dapat diabsorpsi dengan baik, ditoleransi oleh pasien, dapat mencapai kadar yang tinggi dalam urin, serta memiliki spektrum terbatas untuk mikroba yang diketahui atau dicurigai. Antibiotik yang biasa digunakan pada pasien infeksi saluran kemih dan aktif membunuh mikroorganisme meliputi penisilin, trimetoprim-sulfametoksazol, sefalosporin, fluroquinolon, fosfomisin, nitrofurantoin, aminoglikosida dan carbapenem. Di dalam pemilihan antibiotika untuk pengobatan ISK juga sangat penting untuk mempertimbangkan peningkatan resistensi E.coli dan patogen lain terhadap beberapa antibiotika. Pemilihan antibiotika harus disesuaikan dengan pola resistensi lokal, disamping juga memperhatikan riwayat antibiotika yang digunakan pasien (Saipudin et al, 2006).

Aminoglikosida adalah antibiotika yang sangat baik aktivitas terhadap aerob gram negatif basil, gram positif kokus, dan beberapa strain mikobakteri. Aktivitas bakterisidal yang cepat dan kemampuan untuk berinteraksi secara sinergis dengan antibiotika lain (misalnya, β-laktam). Aminoglikosida pada umumnya telah resistensi terhadap Burkholderia cepacia dan Stenotrophomonas maltophilia (Radigan, 2009)

Aminoglikosida dapat digunakan dalam pengobatan infeksi saluran kemih pada pasien sakit kritis, sering dikombinasi dengan antimikroba lain seperi β -laktam, fluoroquinolones, dan sulfametoksazol. Dalam sebuah penelitian didapatkan mikroorganisme yang terisolasi 10% atau lebih pada pasien ISK adalah Escherichia coli, Candida albicans, Enterococcus spp, dan Pseudomonas aeruginosa. Aminoglikosida dapat digunakan dalam pengobatan ISK yang

disebabkan oleh organisme gram negatif seperti E coli dan Pseudomonas aeruginosa dan sering digunakan sebagai terapi tunggal karena aminoglikosida

(29)

4

Terkait dengan banyaknya permasalahan dalam fenomena pola mikroorganisme yang dapat berubah dari waktu ke waktu dan resistensinya terhadap penggunaan antibiotika terutama antibiotika golongan aminoglikosida pada kasus Infeksi Saluran Kemih. Maka hal inilah yang mendorong peneliti untuk meneliti bagaimana pola terapi antibiotika golongan aminoglikosida pada Infeksi Saluran Kemih di RSU Dr. Saiful Anwar Malang.

1.2. Rumusan Masalah

Bagaimana pola penggunaan antibiotika golongan aminoglikosida pada pasien Infeksi Saluran Kemih di Rumah Sakit Umum Dr. Saiful Anwar Malang ? 1.3. Tujuan Penelitian

1. Mengetahui pola penggunaan antibiotika pada pasien dengan kasus infeksi saluran kemih di RSU Dr. Saiful Anwar Malang, yang meliputi dosis yang diberikan, rute pemberian dan lama pemberian serta waktu pemberian.

2. Mengkaji hubungan terapi antibiotika golongan aminoglikosida dengan dosis yang diberikan, rute pemberian, lama pemberian dan waktu pemberian yang dikaitkan dengan data klinik dan data laboratorium yang diperoleh di RSU Dr. Saiful Anwar Malang.

1.4. Manfaat Penelitian

1. Sebagai bahan pertimbangan bagi pihak-pihak yang terkait dalam menentukan kebijakan tentang penggunaan antibiotika golongan aminoglikosida pada kasus ISK.

2. Melalui penelitian ini, hasilnya dapat menjadi sumber informasi kepada para praktisi kesehatan dan masyarakat umum mengenai penggunaan antibiotika golongan aminoglikosida pada kasus ISK.

3. Bermanfaat bagi farmasis agar bisa aktif untuk berkontribusi dalam asuhan kefarmasian (Pharmaceutical Care) terkait dengan kepatuhan pasien dalam menggunakan antibiotika golongan aminoglikosida pada kasus ISK.

Referensi

Dokumen terkait

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI... PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN

[r]

Pendekatan laba operasi bersih ( net operating income ) memandang penggunaan hutang yang semakin besar sebagai peningkatan risiko perusahaan karena itu tingkat keuntungan yang

Responsibilitas (X 3 ) menggambarkan adanya kepedulian pemerintah atau pihak rumah sakit dalam memberikan pengobatan gratis terhadap masyarakat yang kurang mampu, kenyamanan

First, to identify and analyze a list of input variables or parameter in boiling process which suppose to have an effect to the maximum yield of sugar.. The

[r]

HP ﺮﺘﻠﻴﻓ زا هدﺎﻔﺘﺳا ﺎﺑ يﺎﻫﺮﻴﻐﺘﻣ ﺮﻳﺎﺳ و ﺪﻴﻟﻮﺗ ﺮﻴﻐﺘﻣ ﺰﻴﻧ ﺮﻴﺛﺄﺗ ﻪـﺧﺮﭼ ﺮـﺑ راﺬـﮔ يﺎـﻫ يرﺎﺠﺗ ، ﻲﻳادزﺪﻧور ﺺﺧﺎﺷ زا هدﺎﻔﺘﺳا ﺎﺑ و و ﻪﺒـﺳﺎﺤﻣ ﺎﻫﺮﻴﻐﺘﻣ يراودا صاﻮﺧ ،يرﺎﻣآ يﺎﻫ ﻴﻠﺤﺗ رد ﻪﻛ ﺪﺷ ﻞ

[r]

[r]

ﻪﻨﻳﺰﻫ ﺶﻳاﺰﻓا ﻪﻛ ﺖﺳا نآ زا ﻲﻛﺎﺣ هﺪﻣآ ﺖﺳد ﻪﺑ ﺞﻳﺎﺘﻧ ،ﺖـﻟود ﻲﺘـﺷاﺪﻬﺑ و ﻲـﺷزﻮﻣآ يﺎﻫ هراﻮﻤﻫ ﺮﺛﺆﻣ هدﻮـﺑ رادرﻮﺧﺮﺑ يﺮﺘﻬﺑ ﻲﻧاﺮﻤﻜﺣ ﺖﻴﻌﺿو زا ﻪﻛ ﻲﻳﺎﻫرﻮﺸﻛ رد ﺎﻣا ؛ﺖﺳا هدﻮﺒﻧ ،ﺪـﻧا ﻪﻨﻳﺰﻫ ﺶﻳاﺰﻓا ﻦﻳا

ﻚـﻤﻛ ﺎـﻳآ ﻪﻛ ﺖﺳا ﻪﻴﺿﺮﻓ ﻦﻳا ﻲﺳرﺮﺑ ﻞﻴﻠﺤﺗ ﻦﻳا زا فﺪﻫ يﺎـﻫ و ﻲﺟرﺎﺧ ﻚﻳ رﺎﭘ ﻲﻟﺎـﻣ يﺎﻫرازﺎﺑ ﻪﺑ ﻲﺳﺮﺘﺳد ،ﻪﻌﺳﻮﺗ لﺎﺣ رد يﺎﻫرﻮﺸﻛ رد يرﺎﺠﺗ ﻲﮕﭼ ﻦﻴﺑ ﻟا ؟ﺖﺳا هداد ﺶﻳاﺰﻓا ار ﻲﻠﻠﻤ ﻦـﻳا نﻮـﻣزآ ياﺮـﺑ

Meskipun penatalaksanaan diabetes mellitus sangat kompleks, penderita yang mampu melakukan perawatan dirinya dengan optimal akan dapat mengendalikan glukosa darahnya, bertolak

American Diabetes Association (2016) menyatakan bahwa diabetes mellitus adalah penyakit kronik yang kompleks yang memerlukan pengobatan terus menerus dengan menurunkan