• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I PENDAHULUAN - Stres Kerja pada Karyawan PT. X yang Mengalami Decline Stage

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "BAB I PENDAHULUAN - Stres Kerja pada Karyawan PT. X yang Mengalami Decline Stage"

Copied!
13
0
0

Teks penuh

(1)

BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Berawal dari pendeteksian oleh sebuah perusahaan minyak, sebuah desa di

Aceh diincar oleh 2 perusahaan minyak dan gas bumi besar di Indonesia. Perusahaan

tersebut adalah Mobil Oil dan Pertamina, yang keduanya kemudian melakukan

pengeboran dan pencarian kedua sumber daya alam yakni gas dan minyak alam

secara lepas pantai. Pada tanggal 24 Oktober 1971, di sebuah desa bernama Desa X,

Kecamatan Syamtalira, Aceh Utara, gas alam akhirnya ditemukan. Di bawah desa X

diperkirakan terkandung cadangan gas alam mencapai 17,1 trilyun kaki kubik. Hari

itu merupakan hari ke-73 sejak uji eksplorasi yang dipimpin Bob Graves, pimpinan

eksplorasi Mobil Oil di Aceh dimulai. Selanjutnya Mobil Oil dan Pertamina

bersama-sama membangun sebuah unit operasi berupa pabrik dan kapal-kapal, kemudian

mulai membangun perumahan dan jalanan, merekrut karyawan dan melakukan

penjualan gas secara impor maupun ekspor yang kemudian bernaung dibawah sebuah

perusahaan bernama PT. X sejak tahun 1973 (Sugiyono, 1997).

PT. X adalah sebuah perusahaan yang bergerak dibidang pengolahan gas bumi

yang terdapat disekitar daerah Aceh. Perusahaan ini bersifat BUMN. Tidak hanya

(2)

Korea dan Jepang dan menjalin kerjasama dengan banyak perusahaan baik dalam

negeri maupun luar negeri (Sugiono, 1997). PT.X kini telah berusia 38 tahun

semenjak pengolahan pertama dilakukan. Selama 39 tahun perusahaan ini telah

memberikan banyak kontribusi bagi perkembangan ekonomi dan sosial di Aceh.

Pembangunan fasilitas umum seperti jalan raya, pembangunan rumah, pengadaan

pendidikan juga tidak luput dari tujuan perusahaan sendiri. Hal tersebut juga

dirasakan para karyawan, tidak hanya berupa gaji yang besar, namun tunjangan hidup

yang bersifat sangat penting seperti biaya kesehatan, biaya pendidikan anak, tempat

tinggal, hingga sembako juga sudah dipenuhi oleh PT. X. Hal ini diungkapkan oleh

salah seorang karyawan yang telah bekerja selama kurang lebih 20 tahun :

“Di sini hidup itu kayak surga, all free. Kamu mau apa? Sekolah? Yaudah

sekolah la nak. Sakit? Berobat la nak. Parah kali rupanya sakit sampe harus dibawa ke luar negeri, jangan khawatir ada tanggungan perusahaan. Mau apa juga ada disini. Sehingga kadang hal-hal kekgini la ya dek yang buat kami ini loyal sama perusahaan. Dimana lagi la coba mau kita cari perusahaan kayak gini, udahla gaji bapak bagus, keluarga sampe mertua pun dijamin. Saya masuk kesini itu memang surga lah dek. Sampe gatau harus gimana lagi saya bersyukur untuk semua kemudahan yang dikasih…” (Komunikasi Personal, 14 Maret 2013)

Selain itu, selama ini PT. X juga menyediakan kebutuhan skills bagi para

karyawan, seperti pengadaan training di dalam perusahaan sendiri maupun

mengirimkan karyawan keluar daerah untuk belajar lebih banyak dan berperan aktif

dalam pengembangan perusahaan seperti berikut :

(3)

apa ke Jakarta atau bandung untuk ikut course seminggu. Kadang ada yang keluar negeri dek dan semuanya ditanggung perusahaan, kita bawa diri aja

asal siap nerima pelatihan dan pelajaran.” (Komunikasi Personal, 14 Maret

2013)

Namun dalam pengolahan gas yang sudah berjalan selama 39 tahun, tentunya

sumber daya alam yang tidak terbaharui seperti gas yang diolah juga memiliki batas

penggunaan maksimum. Hal ini tentu saja berpengaruh pada perusahaan yang

mengolah sumber daya tersebut. Sebuah perusahaan akan hidup, jaya dan mengalami

penurunan. Bahkan menurut Robbins (1990) semua organisasi memiliki siklus yang

dinyatakannya sebagai suatu pola yang telah baku dan konsisten, serta memiliki

urutan tertentu. Sehingga transisi atau perubahan dari satu tahapan ke tahapan lain

dapat diramalkan.

Lippitt dan Schmidt (1967) berpendapat bahwa semua organisasi atau

perusahaan pada dasarnya memiliki siklus yang sama seperti manusia dan tumbuhan.

Organisasi akan tumbuh dan produktif di kala muda dan kemudian akan terus

bertambah tua, beberapa organisasi atau perusahaan dapat bertahan beberapa dekade,

bahkan bisa berabad-abad. Genap di usianya yang ke 40, diperkirakan perusahaan ini

akan berhenti memproduksi gas alam. Hal ini dikarenakan gas alam merupakan

sumber daya alam yang tidak dapat diperbaharui, sehingga memiliki batas maksimum

penggunaan. Hal ini sesuai dengan apa yang disampaikan oleh salah seorang

karyawan divisi HRD (Human Resources Development) :

(4)

diperkirakan dari awal. Jadi pas dibangun memang sudah diramalkan dengan gas seberapa banyak, kapan kira-kira gas ini habis. Artinya udah dikira-kira kapan X ini habis.” (Komunikasi personal, 3 April 2013)

Mendekati periode yang ditentukan, tentu terjadi banyak perubahan dan

penurunan yang tidak hanya mengurangi jumlah kargo (kapal penjualan gas) namun

juga mengurangi jumlah karyawan, seperti yang terkutip pada komunikasi personal

dengan salah seorang staf HRD berikut :

“Jauh dek, dulu karyawan ada sekitar seribu orang, itu belum outsourcing. Kalo mau ditambah outsourcing, mmm… ada sekitar empat ribuan karyawan yang dinaungi PT. X. Ini 2013 om dapat data hanya sekitar tiga ratusan karyawan, dengan tujuh ratusan orang outsourcing. Kalo ibarat perempuan, ini udah diet ketat dek. Udah kurus tinggal bahan-bahan utama aja yang

tersisa” (Komunikasi Personal, 4 April 2013)

Sementara itu, karyawan lainnya menceritakan tentang perubahan fasilitas

yang mengalami perubahan. Fasilitas lengkap yang mencakup segala aspek

kebutuhan tersebut kini perlahan-lahan mulai ditiadakan, seperti berikut :

“Jaman saya muda ya, ya walau tidak semuda anak, tapi empat puluh tahunan mungkin itu sekitar tahun 2000, fasilitas disini semuanya ada. Mulai dari rumah sakit semua ditanggung tanpa pengecualian, terus juga sekolah, semua biaya mulai dari biaya operasional, gaji guru hingga bimbingan UN anak semuanya kita tanggung. Kemudian ada klub, klub tenis, renang, pencinta alam, klub bilyard, bioskop, semua rutin dilakukan, juga didanai perusahaan. Pesawat itukan sampe hari ini anak dapat jatah setaun 24 kali penerbangan, semuanya free. Sekarang sebagian masih ada, itu kayak pesawat dan rumah sakit. Tapi kan sekolah udah kita serahkan ke pemerintah, maka adik-adik kamu sekarang sudah anak sekolah negeri, apa apa kebutuhan sekolah tidak jadi urusan kita lagi, hanya kita terus usaha membantu sebagai orang tua yang mampu. Eeem, selain itu kayak bandara sudah kita hibahkan ke pemerintah daerah, makanya pesawat kita tidak isinya orang X semua lagi, udah boleh orang luar masuk dan pesawat diganti dengan Lion sekarang. Apalagi ya nak? …..Oh klub kan sudah banyak tidak ada lagi, bioskop tidak ada ya? Sudah banyak pengurangan kalo anak juga

(5)

Selain itu, pada kunjungan peneliti ke lapangan, ternyata data yang didapat

dengan jelas menunjukkan adanya penurunan pada empat tahun terakhir. Penurunan

ini dilihat dari jumlah karyawan dan kargo yang terus mengalami penurunan terhitung

hingga 15 Maret 2013, sesuai dengan data lapangan yang dipaparkan oleh seorang

staf HRD berikut:

Tabel 1. Jumlah Karyawan dan Kargo PT. X

Hal ini diperkuat dengan penjelasan staf yang bersangkutan mengenai paparan

Tabel 1 diatas mengenai pengurangan jumlah kargo dan karyawan :

“Sempat agak stabil di 2011 dan 2012, tapi kenapa karyawan tetap berkurang? Satu ya karena pensiun. Kedua ya karena kita sudah perkirakan, tahun ke depannya lagi akan terjadi pengurangan kargo yang cukup signifikan, dan memang berkurang sekitar 11 kargo kan? Nah pengurangan karyawan juga tidak jauh terjadi dalam jumlah yang sama, kali ini memang lebih banyak pensiunnya. Karena juga kita tetap butuh karyawan yang mencukupi, kargo boleh sedikit, tapi kan pabrik masih cukup luas untuk

diurus” (Komunikasi Personal, 15 Maret 2013)

Merujuk pada teori Organization Life Cycle menurut Robbins (1990),

(6)

karakteristik seperti penurunan terhadap produk, mencari berbagai jalan untuk tetap

memegang pasar dan mencari kesempatan baru. Fase decline adalah fase dimana

terjadinya penurunan terus menerus dalam seluruh kegiatan di dalam sebuah

organisasi (Robbins dan Barnwell, 2002). Kini hal ini juga dapat dilihat dari Tabel 1,

bahwa tidak hanya produksi yakni berupa kargo yang menurun, namun jumlah

karyawan juga ikut menurun disesuaikan dengan kebutuhan perusahaan.

Decline stage pada PT. X terjadi dalam kurun waktu yang sudah cukup lama.

Penelitian ini diadakan tepat 1 tahun sebelum PT. X akan ditutup sesuai dengan

rencana awal yakni pada Desember 2014. Namun sebelumnya, PT. X juga sudah

mengambil langkah misalnya pemutusan hubungan kerja (PHK) secara besar-besaran

di tahun 2000. Prediksi mengenai akhir dari nasib PT. X sendiri sudah berubah

beberapa kali. Awalnya tahun 2010 diprediksi sebagai akhir dari decline stage yang

sudah dialami selama 10 tahun mulai dari tahun 2000, nemun kemudian bergeser

pada tahun 2012 dan akhirnya 2014. Keadaan di dalam perusahaan sendiri sangat

fluktuatif dan tidak stabil. Selama masa penurunan terjadi, baik karyawan maupun

perusahaan mengusahakan kepastian dan kesepakatan terbaik yang bisa dicapai

sebagai solusi. Namun selama itupula, keadaan perusahaan terus berubah dan

perubahan didalam organisasi atau PT. X terus terjadi.

Banyak perubahan yang terjadi selama PT. X memasuki masa decline stage.

Perubahan sistem, lingkungan kerja dan iklim organisasi dapat memicu terjadinya

(7)

secara rutin akan menjadi kebiasaan dalam diri manusia, sehingga perubahan dalam

dunia pekerjaan juga dapat mengubah hidup seseorang. Perubahan ini kemudian

disebut dengan life change events. Life change events merupakan salah satu stresor

kerja yang cukup signifikan pada seorang karyawan (Rice, 1987). Hal ini diperkuat

dengan adanya keluhan dari karyawan PT. X mengenai perubahan suasana yang

diakuinya sebagai salah satu tekanan yang tidak menyenangkan:

Salah satu karyawan yang bekerja di dalam divisi operation yakni

pengelolaan pabrik menyatakan adanya perubahan situasi dan ketidakpastian masa

depan yang terkutip pada wawancara berikut :

“Sepinya deek ya ampun, kalo dulu ya di kantor itu rame, sekarang sepi.

Pulang ke rumah pun jalanan sepi. Semakin hari rasanya semakin sepi dan kadang membuat ga bersemangat ke kantor. Selain itu kita kan ga seperti PT. X yang dulu. Sekarang mau habis kan? Gatau juga om, apakah nanti akan tetap dipekerjakan atau tidak Yah kalo ditanya sanggup, om masih sanggup kerja, tapi apakah setelah ini akan dipake lagi kan gatau. Pasrah aja sama Allah..” (Komunikasi Personal, 14 Maret 2013)

Tekanan yang dihadapi oleh karyawan tidak hanya mengenai perubahan

lingkungan kerja, namun mencakup hal lainnya yang berkaitan dengan keluarga dan

masa depan, yang mana stres kerja mempengharuhi interaksi pekerja dengan keluarga

(Colligan & Higgins, 2005). Hal ini diungkapkan oleh salah seorang karyawan :

“Mikirin anak masih kecil, walau udah tau 2014 abis dan tetap diberi pesangon, saya gabisa bohong kalo kecemasan itu ada. Resah dan gundah itu

suka muncul aja sendiri” (Komunikasi personal, 26 April 2013)

Kegundahan yang dirasakan ini kemudian dapat menyebabkan stres pada

(8)

sebuah kondisi yang muncul akibat interaksi antara individu dengan pekerjaan

mereka, dimana terdapat ketidakpastian dan ketidaksesuaian karakteristik dan

perubahan – perubahan yang terjadi di dalam perusahaan atau organisasi . Selain itu

stress kerja juga dinyatakan sebagai suatu kondisi yang dinamis saat

seorang individu dihadapkan pada peluang, tuntutan, atau sumber daya yang terkait

dengan apa yang dihasratkan oleh individu yang hasilnya dipandang penting namun

tidak pasti dalam pekerjaannya (Schuller, 2002).

Banyak faktor di dalam organisasi yang dapat menyebabkan stres (Frew,

1987). Selain oleh desain struktur dan organisasi, ketidakpastian lingkungan juga

mempengaruhi tingkat stres kerja para karyawan di dalam sebuah organisasi.

Ketidakpastian yang dialami oleh karyawan berhubungan dengan pemutusan

hubungan pekerjaan, waktu pemberian pesangon dan nasib karyawan jika ternyata

PT. X akan dijadikan sebuah lahan bisnis baru. Perubahan dan siklus bisnis

menciptakan ketidakpastian ekonomi misalnya, ketika kelangsungan karyawanan

terancam maka seseorang mulai khawatir ekonomi akan memburuk (Cavanaugh,

2000). Hal ini yang terjadi pada karyawan yang masih secara aktif memberikan

kontribusinya kepada PT. X yang diperkirakan akan tutup di tahun 2014 dan saat ini

berada dalam masa penurunan. Hingga saat akhir penurunan inipun karyawan merasa

nasibnya masih belum jelas, apakah decline stage ini akan berakhir dengan manis

ataukah akan ada lahan bisnis baru yang sedang dipersiapkan untuk kedepannya dan

(9)

hasrat yang dirasa penting bagi karyawan ini kemudian berpotensi memunculkan

stres kerja pada karyawan dalam menghadapi decline stage.

Rollinson (2005) memaparkan beberapa tanda dari stres seperti adanya

kecemasan, depresi yang ditandai dengan beberapa gejala seperti gangguan tidur,

kehilangan nafsu makan, penurunan hasrat seksual, cepat merasa lelah, kehilangan

konsentrasi, kesulitan mengambil keputusan, menjauhkan diri dari lingkungan hingga

merasa terjebak dan tidak tertolong. Seperti yang dinyatakan oleh beberapa karyawan

berikut:

“Kalau memikirkan nasib kedepan yang belum jelas, apalagi anak masih

kecil, jangan bayangin dikantor dek. Nanti meledak mesin semuanya

gara-gara gak konsentrasi” (Komunikasi personal,19 Juni 2013)

“Saya agak susah tidur kalo udah kebayang masalah perusahaan. Bukan masalah takut ga dibayar, tapi apa yang sebaiknya saya lakukan? Tetap

bekerja atau coba mulai cari tempat baru”(Komunikasi Personal, 14 Maret

2013)

“Paling kesal kalo kawan udah payah connect. Kita perlu cepat, dia lelep lelep lama gak ngerti-ngerti kalo udah dikasitau. Banyak kali bengongnya apalagi kalo dah mulai ada bunyi-bunyi phk. Maka kadang kalo belom pasti gausah ada suara suara lah, kita ini jantungan nanti kerjapun gak tenang, yang ada palak-palak sendiri. Panas kantor gara-gara isu” (Komunikasi personal, 19 Juni 2013)

Keluhan dan gejala yang dirasakan karyawan tidak hanya berpengaruh pada

dirinya sendiri, namun juga pada lingkunganya. Stres ini bisa disebabkan oleh

tingginya tuntutan pekerjaan, kebosanan, rasa keharusan untuk bekerja serta tanggung

(10)

kecilnya kesempatan seseorang untuk memiliki skill dan pengetahuan baru, hubungan

interpersonal yang kurang baik, merasa diperlakukan tidak adil dan adanya

kecemasan akan kehilangan pekerjaan (Quick dalam Sarafino, 2011).

Dari fenomena yang terjadi pada karyawan PT. X di tengah-tengah decline

stage ini, peneliti menemukan beberapa kondisi yang dapat dikategorikan sebagai

stres kerja yang membutuhkan tindak lanjut dari perusahaan. Namun dibutuhkan data

yang akurat untuk menggambarkan bagaimana stres kerja yang sebenarnya saat ini

sedang terjadi pada karyawan PT. X dalam menghadapi decline stage perusahaannya.

Oleh sebab itu, peneliti ingin melakukan penelitian mengenai gambaran stres kerja

yang dialami karyawan PT. X dalam menghadapi decline stage yang terjadi di PT. X.

B. MASALAH PENELITIAN

Pada keadaan perusahaan yang terus menurun dan perubahan yang terjadi,

bagaimana gambaran stres kerja karyawan PT. X dalam menghadapi decline stage di

(11)

C. TUJUAN PENELITIAN

Penelitian ini dilakukan untuk melihat secara konkrit, yakni stres kerja dilihat

secara umum, dilihat melalui simtom dan faktor demografis mengenai gambaran stres

kerja karyawan PT. X dalam menghadapi decline stage di perusahaannya.

D. MANFAAT PENELITIAN

1. Manfaat Teoritis

Data hasil penelitian lapangan yang masih baru dapat dijadikan

landasan penelitian lanjutan untuk penelitian berikutnya

2. Manfaat Praktis

- Hasil penelitian dapat dipergunakan oleh PT. X untuk mendapatkan

data yang akurat mengenai tingkat stres kerja pada karyawan saat

perusahaannya mengalami decline stage.

- Sebagai salah satu bahan pertimbangan untuk melakukan program

selanjutnya (assessment) terkait dengan stres kerja yang dialami

(12)

E. SISTEMATIKA PENULISAN

Proposal ini terdiri dari beberapa bab dengan sistematika penulisan yang

digunakan sebagai berikut :

BAB I mengenai pendahuluan. Pada bab ini berisi penjelasan mengenai latar

belakang, permasalahan penelitian, manfaat penelitian, tujuan penelitian dan

sistematika penulisan.

BAB II mengenai landasan teori. Pada bagian ini dibahas beberapa teori yang

relevan dan digunakan sebagai acuan dalam penjelasan data penelitian. Teori yang

digunakan adalah mengenai stres kerja dan teori decline stage terkait dengan kondisi

perusahaan.

BAB III mengenai metodologi penelitian. Pada bagian ini berisi uraian

mengenai identifikasi variabel, definisi operasional mengenai stres kerja, subjek

penelitian serta metode yang akan digunakan untuk mengukur gambaran stres kerja

karyawan PT. X dalam menghadapi decline stage di perusahaannya.

BAB IV mengenai analisa dan interpretasi data. Pada bab ini dijelaskan

pengolahan dan pengorganisasian data penelitian, serta membahas data-data

penelitian dengan teori yang relevan dengan stres kerja yang dialami karyawan pada

(13)

BAB V mengenai kesimpulan dan saran. Bagian ini berisi kesimpulan dari

penjelasan teori dan data lapangan yang ditemukan oleh peneliti terkait dengan

gambaran stres kerja yang dialami oleh karyawan PT. X dalam menghadapi decline

stage di perusahaannya. Kemudian bab ini juga membahas hal-hal baru yang

ditemukan dan saran yang dapat diberikan oleh peneliti berdasarkan hasil penelitian

Gambar

Tabel 1. Jumlah Karyawan dan Kargo PT. X

Referensi

Dokumen terkait

Kasus filariasis di Kota Pekalongan mulai ditemukan sejak tahun 2002 dan pada tahun 2004 mulai dil- akukan Survei Darah Jari (SDJ sebagai langkah awal dalam upaya

(1) Apabila dalam jangka waktu eksplorasi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 23 ayat (1) tidak ditemukan cadangan energi Panas Bumi yang dapat diproduksikan secara komersial, maka

Dalam rangka penyusunan skripsi guna memenuhi syarat menyelesaikan studi program S1 di Fakultas Ekonomi Jurusan Akuntansi Universitas Muhammadiyah Yogyakarta,

Pengujian dengan citra sintetis dan citra asli telah membuktikan bahwa metode hybrid GA-ACO memiliki hasil segmentasi citra yang lebih baik dibandingkan dengan algoritma awal

Upaya bioremediasi lahan basah yang tercemar oleh limbah industri (polutan organik, sedimen  pH tinggi atau rendah pada jalur aliran maupun kolam pengendapan) juga dapat

Melalui teori tentang psikologi yang membahas tentang kesehatan mental pada kaum difabel di GKST Shalom Kele’i, pengajaran dan bahan ajar katekisasi akan bisa disesuaikan

Yang dimaksud dengan jenis penilaian adalah berbagai tagihan yang harus dikerjakan oleh murid setelah melakukan kegiatan pembelajaran. Oleh karena itu jenis penilaian

Tatalaksana pada serangan ringan ini juga melalui beberapa tahapan, antara lain: cek respon setelah nebulasi (nebulsi 3x, respons buruk), berikan oksigen saat atau diluar